Anda di halaman 1dari 32

LAPORAN

PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL)

PT. BINTAN OFFSHORE MARINE CENTRE (BOMC)


MEKANIK, PUBT, K3 LISTRIK, K3 KONSTRUKSI BANGUNAN DAN
PENANGGULANGAN KEBAKARAN

PELATIHAN CALON AHLI K3 UMUM


ANGKATAN 52

1. Debby Aprida
2. Erni Susilawati
3. Yazid Fiksya Pangestu
4. Singgih Wardana

PENYELENGGARA
PT. SARANA INSPIRASI MAJU BERSAUDARA PROFESSIONAL
PROJECT INSTITUTE BATAM
4 Agustus 2023

Page 1 of 32
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.............................................................................................................2
KATA PENGANTAR ..............................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang ................................................................................................2
1.2 Maksud dan Tujuan........................................................................................2
1.3 Ruang Lingkup...............................................................................................3
1.4 Dasar Hukum .................................................................................................3
BAB II GAMBARAN PERUSAHAAN
2.1 Gambaran Umum Perusahaan........................................................................5
2.1.1 Sejarah Singkat ...........................................................................................5
2.1.2 Fasilitas Penunjang .....................................................................................5
2.1.3 Sarana Pokok Perusahaan ...........................................................................5
2.1.4 Prasarana dan Fasilitas ................................................................................6
2.2 Struktur Organisasi Perusahaan .....................................................................6
2.3 Visi dan Misi Perusahaan...............................................................................6
BAB III TEMUAN DAN ANALISA
3.1 Analisa Temuan Positif .................................................................................7
3.2 Analisa Temuan Negatif ................................................................................13
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan ...................................................................................................19
4.2 Saran ..............................................................................................................20
REFERENSI ………………………………………………………………………21
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, sehingga kami
dapat menyelesaikan laporan praktek kerja lapangan pengawasan dibidang mekanik, pesawat
uap dan bejana tekan, keselamatan dan kesehatan kerja listrik, kebakaran, konstruksi bangunan
sebagai salah salah satu persyaratan dalam pelatihan dan pendidikan Ahli Keselamatan dan
Kesehatan Kerja dalam Praktek Kerja Lapangan di PT. BINTAN OFFSHORE MARINE
CENTRE (BOMC). Dalam kunjungan lapangan, ada beberapa hal yang menjadi temuan
positif dan negatif yang dapat menjadi bahan pertimbangan dan perbaikan, mengingat
Keselamatan dan Kesehatan Kerja perlu diutamakan dalam segala kegiatan usaha, baik bagi
tenaga kerja yang berada dalam ruangan kantor maupun diruangan produksi.
Terima kasih kepada Instruktur yang telah mendidik, membimbing selama pendidikan
dan pelatihan Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja serta Manajemen PT. BINTAN
OFFSHORE MARINE CENTRE (BOMC) yang telah memberikan kesempatan dan
kemudahan bagi terlaksananya praktek lapangan ini, tak terkecuali rekan-rekan angkatan ke-
52 yang telah memberikan kontribusi dan saran-saran.
Kami menyadari bahwa laporan ini jauh dari sempurna dan tidak sepenuhnya dapat
dijadikan acuan untuk melakukan upaya-upaya perbaikan secara komprehensif dikarenakan
terbatasnya ruang dan waktu serta pengalaman yang kami miliki, namun kami tetap berusaha
menyajikan laporan ini sebagai bahan pertimbangan. Akhirnya kami dari kelompok II
mengharapkan adanya kritik dan saran guna dapat lebih menyempurnakan laporan kami ini.
Atas perhatian yang telah diberikan, kami ucapkan terima kasih

Batam, 04 Agustus 2023

Kelompok 2
Pelatihan
Calon Ahli K3 Umum
Batch 52 Tahun 2023
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


PT. Bintan Offshore Marine Centre merupakan perusahaan yang bergerak dalam layanan pelabuhan,
logistik, pergudangan, mobilisasi maupun demobilisasi peralatan, penumpukan kapal, dan rig. Berlokasi di
Lot 3 Kawasan Bintan Industrial Estate, Kelurahan Teluk Lobam, Pulau Bintan, Kabupaten Bintan,
Provinsi Kepulauan Riau Indonesia, perusahaan ini terletak di wilayah yang strategis di Pulau Bintan. PT.
Bintan Offshore Marine Centre menyadari pentingnya penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
dalam segala aspek operasionalnya. Perusahaan ini mengakui bahwa potensi bahaya dapat timbul dalam
proses produksi yang melibatkan penggunaan teknologi dan bahan yang memerlukan keahlian khusus.
Sebagai respons terhadap tantangan tersebut, PT. Bintan Offshore Marine Centre telah
mengimplementasikan langkah-langkah konkret untuk menjaga keselamatan, kesehatan kerja, dan
perlindungan lingkungan.
Mereka memberikan pelatihan dan edukasi kepada seluruh pekerja mengenai pentingnya penerapan
K3, penggunaan peralatan dengan aman, dan tindakan pencegahan kecelakaan. Selain itu PT. Bintan
Offshore Marine Centre menjaga kebersihan dan kerapihan lingkungan kerja. Melalui evaluasi dan audit
internal yang rutin, PT. Bintan Offshore Marine Centre terus meningkatkan penerapan K3 dan
perlindungan lingkungan. Mereka mengidentifikasi area-area yang perlu diperbaiki dan melaksanakan
tindakan perbaikan yang sesuai. Dengan komitmen yang kuat terhadap keselamatan, kesehatan kerja, dan
perlindungan lingkungan, PT. Bintan Offshore Marine Centre menjadi contoh perusahaan yang
bertanggung jawab dan berkelanjutan. melalui implementasi yang konsisten dan kesadaran yang tinggi dari
seluruh anggota perusahaan, PT. Bintan Offshore Marine Centre bertujuan untuk menciptakan lingkungan
kerja yang aman, sehat, dan produktif. Mereka memahami bahwa investasi dalam K3 tidak hanya
melindungi pekerja, tetapi juga berdampak positif pada produktivitas, kualitas layanan, dan reputasi
perusahaan

Page 4 of 32
1.2 Maksud dan Tujuan
Kegiatan pelatihan dan pengamatan terhadap bidang mekanik, pesawat uap dan bejana tekan,
keselamatan dan kesehatan kerja listrik, kebakaran, konstruksi bangunan dengan maksud dan tujuan
sebagai berikut:
a) Peserta PKL diharapkan mampu memahami dan menguasai tentang pelaksanaan K3 dibidang
pengawasan mekanik, pesawat uap dan bejana tekan, keselamatan dan kesehatan kerja listrik,
kebakaran, konstruksi bangunan menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku.
b) Peserta PKL sebagai calon Ahli K3 diharapkan dapat menerapkan ilmu pengetahuan yang
diperolehnya selama mengikuti pendidikan dan pelatihan, khususnya tentang Pengawasan K3
mekanik, pesawat uap dan bejana tekan, keselamatan dan kesehatan kerja listrik, kebakaran,
lingkungan kerja, konstruksi bangunan ditempat kerjanya masing-masing berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.

1.3 Ruang Lingkup


Ruang lingkup perusahaan selama kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) untuk calon Ahli
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Umum (AK3U) adalah layanan pelabuhan, logistik, pergudangan,
mobilisasi maupun demobilisasi peralatan, penumpukan kapal maupun rig. Selain itu, perusahaan juga
menyediakan jasa agen pelabuhan, manufaktur dan pabrikasi, keahlian teknik, dukungan administrasi,
fasilitas manajemen keamanan hingga penyediaan dan pembuangan limbah dengan data-data sebagai
berikut:
1. Nama : PT BINTAN OFFSHORE MARINE CENTRE
2. Alamat : Lot 3 Kawasan Bintan Industrial Estate, Kelurahan Teluk Lobam, Pulau
Bintan Regency, Kepulauan Riau
3. Jumlah Karyawan : 239 Orang Karyawan
4. Tim P2K3 : 11 Orang
5. Ahli K3 Umum : 5 Orang (Sertifikasi Kemnaker)
6. Tim Regu Pemadam : 15 Orang ERT Memiliki Sertifikat Kelas D
7. Petugas P3K : 15 Orang ERT Memiliki Sertifikat
Ruang lingkup pengamatan Kelompok II sebagai berikut :
a. K3 Konstruksi bangunan
b. K3 Penanggulangan Kebakaran
c. K3 Mekanik (Pesawat Tenaga Produksi dan Pesawat Angkat Angkut)
d. K3 Pesawat Uap dan Bejana Tekan
e. K3 Kelistrikan

Page 5 of 32
1.4 Dasar Hukum
1. Dasar Hukum Konstruksi Bangunan:
a. Undang- Undang No.13 Tahun 2013 Tentang Ketenagakerjaan.
b. Peraturan Pemerintah No.29 Tahun 2000 Tentang Penyelenggaraan Jasa Konstruksi.
c. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2021 tentang Pelaksanaan
Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 Tentang Bangunan Gedung.
d. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. Per.01/Men/1980 Tentang Keselamatan dan Kesehatan
Kerja Pada Konstruksi Bangunan.
e. Surat keputusan bersama Menaker dan Menteri PU No.174/MEN/1986 dan
No.104/KPTS/1986 tentang K3 Pada Kegiatan Konstruksi.
f. Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan No.KEP-
20/DJPPK/VI/2004 Tentang sertifikasi kompetensi Keselamatan Kesehatan Kerja Bidang
Konstruksi Bangunan.
g. Keputusan Mentri Ketenagakerjaan RI Nomor 46 tahun 2022 tentang Penetapan Standar
Kompetensi Kerja Nasional Indoensia Kategori Konstruksi Golongan Pokok Konstruksi
Khusus Bidang Operasi scafholding .
2. Dasar Hukum Penanggulangan Kebakaran:
a. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan No.4 Tahun1980 tentang Syarat-syarat Pemasangan dan
Pemeliharaan Alat Pemadam Api Ringan.
b. Keputusan Menteri Ketenagakerjaan No.186 Tahun 1999 tentang unit penanggulangan
kebakaran di Tempat Kerja.
c. Instruksi Menteri Ketenagakerjaan No.11 tahun 1997 tentang Pengawasan Khusus K3
Penanggulangan Kebakaran.
3. Dasar Hukum Mekanik (Pesawat Tenaga Produksi dan Pesawat Angkat Angkut):
a. Undang-undang No.1 Tahun 1970 tentang kesehatan kerja.
b. Permen No.38 Tahun 2016 Tentang Peswat Tenaga Produksi.
c. Permen No.08 Tahun 2020 tentang pesawat angkat dan angkut.
d. SKB Dirjen HUBLA Dan Dirjen BINAWAS NO. PP. 72/3/9-99 Dan KEP.507/BW/1999
Tentang Pemeriksaan Dan Pengujian Terhadap Pesawat Angkat Angkut, Pesawat Uap Dan
Bejana Tekan Yang Berada Dikapal Dan Pelabuhan.
e. Permen No.01/Men/1989 tentang kualifikasi dan syarat-syarat operator keran angkat.
f. Permen No. 08 Tahun 2020 Tentang Operator Dan Petugas Angkat Angkut.
4. Dasar Hukum Pesawat Uap dan Bejana Tekan:
a. Permenaker No. 37 Pasal 72 Tahun 2016 Tentang Keselamatan Dan Kesehatan Kerja
Bejana Tekanan Dan Tangki Timbun.

Page 6 of 32
b. Permenaker No.01 Tahun 1988 Tentang Kualifikasi Dan Syarat-syarat Operator Pesawat
Uap.
c. SE No. 06 Tahun 1990 Tentang Perwarnaan Botol Baja/ Tabung Gas Bertekanan.
5. Dasar Hukum Kelistrikan:
a. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan No.36 Tahun 2014 tentang Pemberlakuan Standar
Nasional Indonesia (SNI) No 0225:2011 Mengenai Persyaratan Umum Instalasi Listrik
2011 (PUIL 2011).
b. Peraturan Mentreri Ketenagakerjaan No.33 Tahun 2015 perubahan atas Peraturan Menteri
Ketenagakerjaan No.12 tahun 2015 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Listrik di
Tempat Kerja.
c. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan No.31 Tahun 2015 perubahan atas Peraturan Menteri
Perburuhan No. 2 Tahun 1989 tentang Pengawasaan Instalasi Penyalur Petir.
d. UU NO.30 Tahun 2009 Tentang Ketenaga Listrikan.

Page 7 of 32
BAB II
GAMBARAN PERUSAHAAN

2.1 Gambaran Umum Perusahaan

2.1.1 Sejarah Singkat


PT. Bintan Offshore Marine Centre merupakan perusahaan yang bergerak layanan pelabuhan,
logistik, pergudangan, mobilisasi maupun demobilisasi peralatan, penumpukan kapal maupun rig. Selain
itu, perusahaan juga menyediakan jasa agen pelabuhan, manufaktur dan pabrikasi, keahlian teknik,
dukungan administrasi, fasilitas manajemen keamanan hingga penyediaan dan pembuangan limbah.

2.1.2 Fasilitas Pokok Penunjang


PT Bintan Offshore Marine Centre memiliki fasilitas penunjang Peralatan/ mesin/ pesawat/ instalasi
peralatan :
a. Forklift : 3 unit
b. Dozer : 2 unit
c. Excavator : 4 unit
d. CNC machine : 1 unit
e. Overhead crane : 2 unit
f. Elevation WP Boom lift : 1 unit
g. Pesawat tenaga produksi : 10 unit
h. Penanggulangan kebakaran : 62 unit APAR
i. Fire Hydrant : 7 unit

2.1.3 Sarana Pokok Perusahaan


Sarana Pokok Perusahaan PT Bintan Offshore Marine Centre memiliki sarana pokok perusahaan sebagai
berikut :
1. Kantor Utama
2. Gedung Workshop
3. TPS
4. Yard dan lain-lain

Page 8 of 32
2.1.4 Prasarana dan Fasilitas
PT Bintan Offshore Marine Centre memiliki prasarana dan fasilitas sebagai berikut :
1. Pelayanan Kesehatan kerja
2. Ruang P3K
3. Fasilitas Sanitasi dan Higine
4. Fasilitas toilet : 17 kamar dengan urinary terpisah
Fasilitas kesejahteraan (kantin/ruang makan, tempat ibadah, laktasi rekreasidan lain lain :
1. Ruang makan : 2 tempat
2. 2. Musholla : 1 tempat

2.1 Struktur Organisasi Perusahaan

Gambar 2.1 Struktur Organisasi PT. Bintan Offshore Marine Centre

Page 9 of 32
BAB III
TEMUAN DAN ANALISA

3.1 Analisa Temuan Positif


K3 KONSTRUKSI BANGUNAN
No Foto Lokasi Temuan Analisis Dasar Hukum
Permenaker No. 1 Tahun 1980
Tentang Keselamatan dan
Kesehatan Kerja Pada Konstruksi
Bangunan Mensyaratkan
Penggunaan Perancah (Scaffolding)
Berdasarkan pengamatan yang sesuai dan aman untuk semua
terkait perancah dan tangga pekerja konstruksi
Scaffolding sudah sesuai yang digunakan sudah sesuai Pasal 12:
1. Lapangan Kerja dengan standar yang dengan peraturan/regulasi Perancah yang sesuai dan aman
berlaku yang berlaku, sehingga harus disediakan untuk semua
pekerja bisa bekerja dengan pekerjaan yaang tidak dapat
aman dan selamat dilakukan dengan aman oleh
seseorang yang berdiri diatas
konstruksi yang kuat dan permanen,
kecuali apabila pekerjaan tersebut
dapat dilakukan dengan aman
dengan mempergunakan tangga

Page 10 of 32
Permenaker No. 1 Tahun 1980
Tentang Keselamatan dan
Dengan tersedianya jalur
Kesehatan Kerja Pada Konstruksi
evakuasi di beberapa titik,
Bangunan
Tersedianya jalur jika terjadi bencana
2. Main Office Pasal 5 (1):
evakuasi emudahkan pekerja untuk
Disetiap tempat kerja harus
dapat berkumpul di titik
dilengkapi dengan sarana untuk
kumpul
keperluan keluar masuk dengan
aman

Page 11 of 32
K3 PENANGGULANGAN KEBAKARAN
No Foto Lokasi Temuan Analisis Dasar Hukum
Keputusan Mentri Tenaga Kerja
Republik Indonesia
No.KEP.186/MEN/1999 Tentang
Berdasarakan pengamatan
Unit Penanggulangan Kebakaran.
terkait penanggulangan Pasal 2 Ayat 2 Poin b
“ kewajiban mencegah, mengurangi
kebakaran sudah seusai
Adanya alaram bel pada
dan memadamkan kebakaran di
1 Office Room area office untuk mencegah adanya
tempat kerja sebagaimana dimaksud
korban dengan diberinya
ayat (1) meliputi :
tanda peringatan jika terjadi
b. penyediaan sarana deteksi,
kebakaran.
alaram, memadamkan kebakaran
dan sarana evakuasi
Peraturan Mentri No 02 Tahun 1983
Tentang instalasi kebakaran otomatik

Berdasarakan pengamatan Pasal 11 .


“Setiap lantai gedung dimana secara
terkait penanggulangan
khusus dipasang saluran pembuangan
Terdapat smoke detector kebakaran sudah seusai
2 Office Room udara harus dilindungi
pada area office karena telah terpasang alat
sekurang-kurangnya satu detektor asap
pendeteksi asap jika terjadi
atau sejenisnya yang ditempatkan pada
kebakaran. saluran mendatar
lubang pengisap sedekat mungkin
dengan saluran tegaknya.”

Page 12 of 32
Undang – undang No. 1Tahun 1970
Pasal 3 Ayat 1 (i) :
Berdasarakan pengamatan
“Dengan peraturan perundangan
terkait penanggulangan
ditetapkan sjarat-sjarat keselamatan
kebakaran sudah seusai
kerdja untuk :
karena terdapat emergancy
(i) Memperoleh penerangan
3 Office Room Terdapat emergency lamp lamp yang berguna
pada area office jang tjukup dan sesuai.
menerangi ruangan ketika
SNI 03/6574/2001
istalasi listrik padam, agar
“Pencahayaan darurat harus
tidak menimbulkan resiko
disediakan untuk jangka waktu 1½
bahaya lainnya.
jam dalam kejadian gagalnya
pencahayaan normal.”
Peraturan Mentri Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Nomor
Berdasarakan pengamatan Per.01/MEN/1980 Tentang
terkait penanggulangan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Adanya safety sign jalur kebakaran sudah seusai Pada Kontruksi Bangunan.
4 Office Room evakuasi
karena jalur evakuasi sangat Pasal 5 Ayat 1
berguna sebagai petunjuk “disetiap tempat kerja harus
jalan dalam keadaan darurat dilengkapi dengan sarana untuk
keperluan keluar masuk dengan
aman”

Page 13 of 32
Keputusan Mentri Tenaga Kerja
Republik Indonesia No
KEP.186/MEN/1999 Tentang Unit
Penanggulangan Kebakaran di
Tempat Kerja
Pasal 2 Ayat 1
Berdasarakan pengamatan
“Pengurus atau Perusahaan wajib
terkait penanggulangan
mencegah, mengurangi dan
kebakaran sudah seusai
memadamkan kebakaran, latihan
bahwa apar yang diletakkan
Adanya apar yang penganggulangan kebakaran di
5 Area Lapangan diletakkan di forklift di forklift berguna untuk
tempat kerja.”
mencegah terjadinya resiko
Pasal 2b
kebaran pada forklift,
“Kewajiban mencegah, mengurangi
sehingga api tidak sempat
dan memadamkan kebakaran di
membakar body forklift
tempat kerja
sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) meliputi:
b. penyediaan sarana deteksi, alarm,
memadamkan kebakaran dan sarana
evakuasi;”

Page 14 of 32
Keputusan Mentri Tenaga Kerja
Republik Indonesia No
KEP.186/MEN/1999 Tentang Unit
Penanggulangan Kebakaran di
Tempat Kerja
Pasal 3 Ayat 2
“Pengendalian setiap bentuk energi,
Beradasarkan dari hasil penyediaan sarana deteksi, alarm,
observasi yang tedapat di pemadam kebakaran dan sarana
video bahwa perusahaan evakuasi serta pengendalian
Adanya hydrant yang
menyediakan hydrant yang penyebaran asap, panas dan gas
6 Area Lapangan ditempatkan di
dimana berfungsi dalam sebagaimana dimaksud pada ayat
lingkungan perusahaan
membantu memadamkan api (2) huruf a, huruf b dan huruf c
di sebuah gedung atau dilaksanakan sesuai dengan
bangnan. peraturan perundangan yang
berlaku”
Peraturan Mentri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 48
Tahun 2016 Tentang Standar
Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Perkantiran
Pasal 14 Ayat 5d

Page 15 of 32
Kewaspadaan Bencana Perkantoran
sebagaimana dimaksud dalam Pasal
12 huruf b meliputi:
hydrant halaman; “

Peraturan Mentri Tenaga Kerja dan


Transmigrasi No:
PER.04/MEN/1980 tentang Syarat-
Syarat Pemasangan dan
Beradasarkan dari hasil Pemeliharaan Alat Pemadam Api
observasi yang tedapat di Ringan .
video bahwa terdapat lembar Pasal 11 Ayat 1 a dan b
Adanya safety inspection
7 Area Lapangan ceklist for Apar ceklist inspaction pada apar “setiap alat pemadam api ringan
yang berguna untuk harus diperiksa 2 (dua) kali dalam
mengetahui apakah apar setahun, yaitu:
sudah di cek atau belum. a. pemeriksaan dalam jangka 6
(enam) bulan;
b. pemeriksaan dalam jangka 12
(dua belas) bulan”

Page 16 of 32
Keputusan Mentri Tenaga Kerja
Republik Indonesia No
KEP.186/MEN/1999 Tentang Unit
Penanggulangan Kebakaran di
Tempat Kerja
Pasal 2 Ayat 2 Point A,B,C
Beradasarkan dari hasil
“Kewajiban mencegah, mengurangi
observasi yang tedapat di
dan memadamkan kebakaran di
video bahwa terdapat apar di
tempat kerja
8 Area lapangan Adanya apar di area area kerja scaffholding yang
scafholding sebagaimana dimaksud pada ayat
berguna untuk pencegahan
(1) meliputi:
jika terjadinya kebakaran di
a. Pengendalian setiap bentuk
area kerja.
energi;
b. penyediaan sarana deteksi,
alarm, memadamkan kebakaran
dan sarana evakuasi;
c. pengendalian penyebaran asap,
panas dan gas;

Page 17 of 32
K3 MEKANIK (PESAWAT TENAGA PRODUKSI DAN PESAWAT ANGKAT ANGKUT)
No Foto Lokasi Temuan Analisis Saran/Masukan Dasar Hukum
Permenaker 8 Tahun 2020
Pasal 77
berdasarkan Garpu (fork) pada forklift:
peraturan a. harus dibuat dengan faktor
Adanya permenaker 8 tahun keamanan paling
riksa uji 2020, forklift ini rendah 3 (tiga);
yang Pemeriksaan sudah sesuai dengan b. tidak mengalami defleksi
1 Workshop
dilakukan rutin anjuran untuk melebihi sebesar 1/33 (satu per
P3K pada dilakukan riksa uji tiga puluh tiga) dikali panjang
bagian fork dengan melakukan garpu;
pengecekan NDT c. tidak diluruskan dan/atau
(MPI) dilakukan pengelasan pada
garpu yang mengalami
bengkok atau patah;

Page 18 of 32
Permenaker 8 Tahun 2020
Pasal 152 (1) Operator forklift/
Adanya SIO lifttruck, rack stackers, reach
Porses pengoperasian
(Surat Izin stackers, dan telehandler
Adanya izin dari yang dilakukan harus
2 Lapngan Operasi) sebagaimana dimaksud dalam
disnaker memiliki surat izin
oleh Pasal 151 huruf a diklasifikasikan
operasi dari disnaker
operator sebagai berikut: a. Operator kelas
II; dan b. Operator kelas I.

PERMENAKERTRNOMOR
PER.09/MEN/VII/2010 Pasal
Proses 1 ayat 2 dan 3 2. "Petugas
pengangkatan adalah tenaga kerja yang
Proses lifting yang dilakukan mempunyai kemampuan dan
yang dipandu harus dipandu oleh
memiliki keterampilan khusus
langsung seorang rigger
Sudah mengikuti di bidang pesawat angkat dan
3 Lapangan oleh rigger yang berkompeten
aturan peraturan angkut yang terdiri dari juru
yang sudah dan ber sertifikasi,
ikat (rigger) dan teknisi. 3.
ter dalam hal ini citra
sertifikasi. shipyard sudah “Juru ikat (rigger) adalah

menerapkan hal tenaga kerja yang mempunyai


ini kemampuan dan memiliki
keterampilan khusus dalam
melakukan pengikatan barang
Page 19 of 32
serta membantu kelancaran
pengoperasian peralatan
angkat."

Kemnaker No.38 Tahun 2006


tetang Keselamatan dan
Kesehatan Kerja Pesawat
Tenaga dan Produksi
Adanya
Pasa; 84
pembatas
Lapangan Adanya Transmigrasi tenaga mekanik
dan
notifikasi ketika Sudah mengikuti sebagaimana dimaskud dalam
4 nameplate
pekerja melewati aturan pasal 4 ayat (2) huruf c
mengenai
gesnet merupakan bagian peralatan
informasi
mesn yang berfunsi untuk
genset
memindahkan daya atau
gerakan mekanik dan
penggerak mula ke pesawat
atau msin lainnya
Page 20 of 32
K3 KELISTRIKAN
No Foto Lokasi Temuan Analisis Dasar Hukum
Area Workshop Instalasi kabel Berdasarkan Peraturan Menteri Ketenagakerjaan RI
kelistrikan rapi dan pengamatan terkait No 12 Tahun 2015 Tentang Keselamatan dan
teratur. dengan instalasi Kesehatan Kerja Listrik Di Tempat Kerja
kelistrikan sudah Pasal 2:
sesuai dengan Pengusaha dan / atau pengurus wajib
peraturan agar tenaga melaksanakan K3 listrik di tempat kerja.
kerja maupun orang Pasal 3 (b):
lainnya tidak Pelaksanaan K3 listrik sebagaimana dimaksud
mengalami dalam Pasal 2 bertujuan:
kecelakaan kerja. b. Menciptakan instalasi listrik yang aman, handal
dan memberikan keselamatan bangunan beserta
isinya.

SNI PUIL 2011 Persyaratan Umum Instalasi


Listrik
134.1.1.6 MOD (2.5.3.3) Perlengkapan listrik
harus dipasang dengan rapi dan dengan cara yang
baik dan tepat.

Page 21 of 32
K3 PESAWAT UAP DAN BEJANA TEKAN
No Foto Lokasi Temuan Analisis Dasar Hukum
Area Kerja Pada area kerja Pada tabung oksigen Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Republik
Lapangan lapangan terdapat sudah terpasang pressure Indonesia Nomor 37 Tahun 2016 Tentang
penggunaan gauge dan safety valve Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Bejana
tabung gas sesuai dengan standard Tekanan Dan Tangki Timbun
oksigen yang diberlakukan. Pasal 15 Ayat 1:
(1) Katup penutup pada bejana penyimpanan gas,
campuran gas, dan/atau bejana transport harus
diberi pelindung katup yang aman dan kuat.
Pasal 22 Ayat 1:
(1) Bejana Tekanan, kompresor yang memadat gas
ke dalam bejana dan pesawat pendingin hams
dilengkapi dengan petunjuk tekanan yang dapat
ditempatkan pada kompresor atau mesin pendingin
selama masih berhubungan secara langsung.

Page 22 of 32
K3 PESAWAT UAP DAN BEJANA TEKAN
No Foto Lokasi Temuan Analisis Dasar Hukum
Area Blasting Pada area Pada mesin airblast sudah Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Republik
workshop terdapat ditemukan adanya safety Indonesia Nomor 37 Tahun 2016 Tentang
aktivitas proses valve dan hose reel yang Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Bejana
blasting terpasang dengan baik Tekanan Dan Tangki Timbun
dan sesuai. Pasal 15 Ayat 1:
(1) Katup penutup pada bejana penyimpanan gas,
campuran gas, dan/atau bejana transport harus
diberi pelindung katup yang aman dan kuat.
Area Kerja Pada area kerja Berdasarkan pengamatan Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Republik
Lapangan lapangan terdapat terdapat Compressor Indonesia Nomor 37 Tahun 2016 Tentang
penggunaan yang terawat dan Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Bejana
compressor dilakukan pemeriksaan Tekanan Dan Tangki Timbun
secara berkala oleh Pasal 68 Ayat 1:
pengawas dan sudah (1) Setiap kegiatan perencanaan, pembuatan,
tertempel label Disnaker. pemasangan, pengisian, pengangkutan, pemakaian,
pemeliharaan, perbaikan, modifikasi, dan
penyimpanan Bejana Tekanan dan Tangki Timbun
harus dilakukan pemeriksaan dan/atau pengujian.

Page 23 of 32
3.2 Analisa Temuan Negatif

K3 KONSTRUKSI BANGUNAN
No Foto Lokasi Temuan Analisis Saran/Masukan Dasar Hukum
Kemenaker RI No. 46 Tahun
2022 (Lampiran No 24)
Tidak tersedianya Tentang memasang Simple
tagging pada Diberikan tagging Scaffolding bagian peralatan dan
scaffolding, sehingga untuk memberikan perlengkapan
Tidak adanya
Lapangan tidak mengetahui informasi agar Lampiran 24:
tagging pada
Kerja bahwasannya apakah pemakaian perancah Tagging Scaffolding adalah alat
Scaffolding
perencah tersebut aman dan mencegah penanda yang menyatakan
aman untuk kecelakaan kerja kelayakan Scaffolding, adapun
digunakan atau tidak warna tagging scaffolding ada 3
yaitu merah, kuning, hijau

Page 24 of 32
K3 PENANGGULANGAN KEBAKARAN
No Foto Lokasi Temuan Analisis Saran/Masukan Dasar Hukum
Peraturan Mentri Tenaga
Kerja dan Transmigrasi No:
PER.04/MEN/1980 tentang
Syarat-Syarat Pemasangan
dan Pemeliharaan Alat
Dari hasil tersebut bahwa Pemadam Api Ringan .
saran yang diberikan yaitu Pasal 6 Ayat 1
Berdasarkan observasi sebaiknya setiap apar “etiap alat pemadam api

Tidak diberi yang ada di video terlihat diberikan tagging untuk ringan harus dipasang
tagging pada apar bahwa adanya apar yang mengetahui apakah apar (ditempatkan)
1 Training room dan apar di
letakkan di lantai tidak di beri tagging dan tesebut sudah di inspection menggantung pada dinding
tidak diletakkan di tempat oleh petugas atau belum, dan dengan penguatan sengkang
sebagaimana mestinya. sebaiknya penempatannya atau dengan konstruksi
harus sesuai dengan standar penguat lainnya atau
yang sudah diberikan . ditempatkan dalam lemari
atau peti (box) yang tidak
dikunci.”
Pasal 11 Ayat 1
““setiap alat pemadam api
ringan harus diperiksa 2

Page 25 of 32
(dua) kali dalam setahun,
yaitu:
a. pemeriksaan dalam
jangka 6 (enam) bulan;
b. pemeriksaan dalam
jangka 12 (dua belas)
bulan”

Peraturan Mentri Tenaga


Kerja dan Transmigrasi No:
PER.04/MEN/1980 tentang
Berdasarkan observasi
Syarat-Syarat Pemasangan
yang ada di video terlihat Sebaiknya menggunakan
Sign board apar dan Pemeliharaan Alat
tidak sesuai bahwa adanya tanda apar sign yang sudah
2 Office room Pemadam Api Ringan .
standar yang tidak sesuai dengan diberlakukan pada peraturan
Pasal 4 Ayat 2
standar tanda yang sudah yang ada.
“Pemberian tanda
ada .
pemasangan tersebut ayat
(1) harus sesuai dengan
lampiran I.”

Page 26 of 32
Peraturan Mentri Tenaga
Kerja dan Transmigrasi No:
PER.04/MEN/1980 tentang
Syarat-Syarat Pemasangan
Berdasarkan observasi dan Pemeliharaan Alat
letak apar yang yang ada di video terlihat Pemadam Api Ringan
saran yang diberikan yaitu
tersembunyi dan bahwa adanya apar yang Pasal 4 Ayat 1
sebaiknya tempatkan apar di
tidak sesuai diletakkan di tempat yang Setiap satu atau kelompok
tempat yang udah dijangkau
3 Workshop penempatannya sulit untuk di jangkau dan alat pemadam api ringan
oleh pekerja dan letakkan
dengan tanda ketika ada keadaan darurat harus ditempatkan pada
sign bord sesuai dimana apar
sign bord yang dan signbord tidak seusai posisi
ditempatkan.
ada dengan apar yang yang mudah dilihat dengan
diletakkan. jelas, mudah dicapai dan
diambil serta dilengkapi
dengan
pemberian tanda
pemasangan.

Page 27 of 32
K3 KELISTRIKAN
No Foto Lokasi Temuan Analisis Saran/Masukan Dasar Hukum
Area Adanya extension Berdasarkan Menyediakan tempat Peraturan Menteri Ketenagakerjaan RI
Kerja kabel lighting pengamatan untuk extension kabel No 12 Tahun 2015 Tentang Keselamatan dan
Lapangan yang tidak ditemukan untuk mencegah Kesehatan Kerja Listrik Di Tempat Kerja
diletakkan pada adanya terjadinya kecelakaan Pasal 2:
tempatnya extension kabel kerja ketika Pengusaha dan / atau pengurus wajib
lighting yang dihubungkan ke melaksanakan K3 listrik di tempat kerja.
tidak pada sumber listrik. Pasal 3 (b):
tempatnya Pelaksanaan K3 listrik sebagaimana dimaksud
dapat dalam Pasal 2 bertujuan:
mengakibatkan b. Menciptakan instalasi listrik yang aman, handal
short. dan memberikan keselamatan bangunan beserta
isinya.

SNI PUIL 2011 Persyaratan Umum Instalasi


Listrik
134.1.1.8 MOD (2.5.3.5) Semua peranti listrik
yang dihubungkan pada instalasi harus dipasang
dan ditempatkan secara aman dan, jika perlu,
dilindungi agar tidak menimbulkan bahaya.

Page 28 of 32
K3 KELISTRIKAN
No Foto Lokasi Temuan Analisis Saran/Masukan Dasar Hukum
Area Box panel listrik Instalasi listrik Seharusnya di berikan Peraturan Menteri Ketenagakerjaan RI
Kerja tidak tertutup dan yang tidak pelindung untuk No 12 Tahun 2015 Tentang Keselamatan dan
Lapangan tidak terlindungi aman terhindar dari cuaca Kesehatan Kerja Listrik Di Tempat Kerja
Pasal 2:
Pengusaha dan / atau pengurus wajib
melaksanakan K3 listrik di tempat kerja.
Pasal 3 (b):
Pelaksanaan K3 listrik sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 2 bertujuan:
b. Menciptakan instalasi listrik yang aman, handal
dan memberikan keselamatan bangunan beserta
isinya.

SNI PUIL 2011 Persyaratan Umum Instalasi


Listrik
134.1.1.8 MOD (2.5.3.5) Semua peranti listrik
yang dihubungkan pada instalasi harus dipasang
dan ditempatkan secara aman dan, jika perlu,
dilindungi agar tidak menimbulkan bahaya.

Page 29 of 32
K3 KELISTRIKAN
No Foto Lokasi Temuan Analisis Saran/Masukan Dasar Hukum
Area Kabel listrik Berdasarkan Seharusnya dibuatkan Peraturan Menteri Ketenagakerjaan RI
workshop berserakan di pengamatan jalur kabel untuk No 12 Tahun 2015 Tentang Keselamatan dan
lantai pengelolaan mencegah terjadinya Kesehatan Kerja Listrik Di Tempat Kerja
kabel yang kecelakaan kerja Pasal 2:
tidak rapi dan Pengusaha dan / atau pengurus wajib
teratur yang melaksanakan K3 listrik di tempat kerja.
mengakibatkan Pasal 3 (b):
kecelakaan Pelaksanaan K3 listrik sebagaimana dimaksud
kerja dalam Pasal 2 bertujuan:
b. Menciptakan instalasi listrik yang aman, handal
dan memberikan keselamatan bangunan beserta
isinya.

SNI PUIL 2011 Persyaratan Umum Instalasi


Listrik
PUIL 2011: 134.1.1.6 MOD (2.5.3.3)
Perlengkapan listrik harus dipasang dengan rapi
dan dengan cara yang baik dan tepat.

Page 30 of 32
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

4.2 Saran

Page 31 of 32
REFERENSI

Page 32 of 32

Anda mungkin juga menyukai