Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN

PRAKTIK KERJA LAPANGAN (PKL)


DI PT. MANUNGGAL PERKASA
KELEMBAGAAN K3, KEAHLIAN K3, SMK3 DAN KESEHATAN
KERJA

PEMBINAAN CALON AHLI K3 UMUM

ANGKATAN 91
KELOMPOK 3

1. ABIVA ALODIA RAFI YUNIZA


2. GARRY VANDONA
3. JHOSUA KELVINNO
4. RIZKI DIAH ARDIYANI
5. SUSI AFRI YANTI TAMBA
6. RAMA DAYANTI

PENYELENGGARA
PT. AJISAKA NUSA ILMU
2023

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya, sehingga kami dapat
menyelesaikan Laporan Praktek Kerja Lapangan tentang Pengawasan Kelembagaan K3,
Keahlian K3, SMK3, dan Kesehatan Kerja. Kami menyampaikan terima kasih kepada semua
pihak khususnya PT. Ajisaka Nusa Ilmu yang telah banyak berjasa sehingga penyusunan
laporan Praktek Kerja Lapangan ini dapat terselesaikan.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan
kalimat maupun tata bahasa. Oleh karena itu kami menerima segala saran dan kritik dari
pembaca agar agar dapat memperbaiki laporan ini.
Akhir kata kami berharap laporan Pengawasan Kelembagaan K3, Keahlian K3,
SMK3, dan Kesehatan Kerja dapat memberikan manfaat bagi pembaca.

Penyusun,

Kelompok 3 Batch 91
PT. Ajisaka Nusa Ilmu

2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keselamatan kerja telah menjadi perhatian di kalangan pemerintah dan bisnis
sejak lama. Faktor keselamatan kerja menjadi penting karena sangat terkait dengan
kinerja karyawan dan perusahaan. Semakin tersedianya fasilitas keselamatan kerja
semakin sedikit terjadinya kecelakaan kerja. Maka dari itu sangat penting bagi sebuah
perusahaan untuk menyediakan fasilitas kesehatan dan keselamatan kerja. Secara
umum keselamatan kerja dapat dikatakan sebagai ilmu dan penerapannya yang
berkaitan dengan mesin, pesawat, alat kerja, bahan dan proses pengolahannya,
landasan tempat kerja dan lingkungan kerja serta cara melakukan pekerjaan guna
menjamin keselamatan tenaga kerja dan aset perusahaan agar terhindar dari
kecelakaan dan kerugian lainnya. Keselamatan kerja juga meliputi penyediaan APD,
perawatan mesin dan pengaturan jam kerja yang manusiawi.
Pada dasarnya setiap tenaga kerja maupun perusahan tidak ada yang
menghendaki terjadinya kecelakaan kerja, peenyakit akibat kerja dan pencemaran
lingkungan. Suatu kemungkinan bahaya besar berupa kecelakaan, kebakaran,
peledekan dan penyakit akibat kerja yang di akibatkan oleh kesalahan dalam
penggunaan perlatan, pemahaman, dan kemampuan serta keterampilan tenaga kerja
yang kurang memandai. Upaya perlindungan tenaga kerja bertujuan agar tenaga kerja,
oranglain di tempat kerja dan sumber produksinya selalu dalam keadaan sehat,
selamat, aman dan sejahtera hingga tercapainya suatu tingkat produktivitas yang tinggi
dengan tetap mengutamakan upaya keselamatan dan keselamatan kerja.
Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) secara umum di Indonesia masih sering
terabaikan. Hal ini ditunjukkan dengan masih tingginya angka kecelakaan kerja.
Kondisi keselamatan dan kesehatan kerja (K3) perusahaan di Indonesia secara umum
diperkirakan termasuk rendah, padahal tenaga kerja adalah faktor penting bagi
kegiatan perusahaan, karena perusahaan tidak mungkin bisa lepas dari yang namanya
tenaga kerja. Kondisi tersebut mencerminkan kesiapan daya saing perusahaan
Indonesia didunia internasional masih sangat rendah. Indonesia akan sulit menangani
pasar global karena mengalami ketidak efesienan pemanfaatan tenaga kerja. Padahal
kemajuan perusahaan sangat ditentukan peranan mutu tenaga kerjanya. Karena itu di
3
samping perhatian perusahaan pemerintah juga perlu memfasilitasi dengan peraturan
atau aturan keselamatan dan kesehatan kerja.
Maka perlu diadakannya Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(SMK3) di perusahaan yang mempunyai resiko bahaya tinggi. Berdasarkan PP nomor
50 tahun 2012, Sistem Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja adalah bagian
dari sistem manajemen perusahaan secara keseluruhan dalam rangka pengendalian
risiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja, guna terciptanya tempat kerja yang aman,
efisien, dan produktif. Salah satu rangkaian pada pemeriksaan aspek K3 adalah
mengenai Kelembagaan, Keahlian K3, Penerapan SMK3 dan Kesehatan Kerja.
Pemeriksaan ke lapangan yang berfokus pada Kelembagaan, Keahlian K3, Penerapan
SMK3 dan Kesehatan Kerja perlu dilakukan karena berkaitan erat dengan tingkat
kepedulian sebuah perusahaan terhadap K3 area kerja dan mengetahui bentuk
Kelembagaan dan Keahlian K3, SMK3 dan Kesehatan Kerja di tempat kerja yang
melibatkan segala pihak sehingga dapat mencegah dan mengurangi kecelakaan dan
penyakit akibat kerja dan terciptanya tempat kerja yang aman, efisien, dan produktif.
Laporan kunjungan praktik kerja lapangan (PKL) ini merupakan salah satu
persyaratan untuk mendapatkan sertifikat AK3 Umum yang diadakan oleh PT. Ajisaka
Nusa Ilmu yang bekerja sama dengan Dinas Tenaga Kerja Republik Indonesia. Maka
pada tanggal 23 November 2023, dilakukan Laporan kunjungan praktik kerja lapangan
melalui daring/online di PT. Manunggal Perkasa yang berlokasi di daerah Cilacap,
Jawa Tengah yang didirikan pada tahun 1995 dengan luas wilayah 7,2 hektar dan
jumlah pekerja sebanyak 269 orang.
PT. Manunggal Perkasa merupakan salah satu tempat kerja yang memiliki
potensi sumber-sumber bahaya yang dapat menyebabkan kecelakaan kerja dan
penyakit akibat kerja. Kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja harus diminimalisir
agar tidak menyebabkan kerugian dan cidera baik ringan, berat bahkan kematian, atau
terhentinya proses kerja dan kerusakan peralatan.
B. Maksud dan Tujuan
Maksud dan tujuan pelakasanaan ini adalah:

1. Sebagai syarat memperoleh Sertifikat Ahli K3 Umum


2. Untuk mempraktekkan implementasi teori K3 yang dipelajari selama
pembinaan di tempat kerja.

4
3. Melakukan identifikasi, analisa dan membuat rekomendasi pelaksanaan
penerapan Kelembagaan K3, Keahlian K3, SMK3 dan K3 Kesehatan Kerja.
4. Untuk mendapatkan gambaran nyata dan pemahaman jelas mengenai
implementasi K3 di tempat kerja, khususnya di bidang Kelembagaan K3,
Keahlian K3, SMK 3 dan K3 Kesehatan Kerja.
5. Untuk mempersiapkan peserta mengenal bagian kerja yang berhubungan
dengan Kelembagaan, Keahlian K3, dan SMK3 dan K3 Kesehatan Kerja.
C. Ruang Lingkup
Ruang lingkup penulisan laporan ini meliputi, antara lain:
1. Kelembagaan dan Keahlian K3
- P2K3 (pengesahaan, ketua, sekretaris, program kerja, laporan per 3 bulan, dan
rapat bulanan) dan PJK3 yang melakukan riksa uji (SKP dan tenaga ahli)
- Ahli K3 Umum
2. Kesehatan Kerja.
3. Penerapan SMK3
- Kebijakan K3, Perencanaan K3, Pelaksanaan rencana K3, Pemantuan dan
evaluais K3 dan Peninjauan dan Peningkatan Kinerja SMK3
- Audit eksternal dan audit internal SMK3
- Penghargaan K3 (zero accident award, sertifikat SMK3)
D. Dasar Hukum
1. Dasar Hukum K3 Secara Umum
- UUD 1945 Pasal 27 ayat (2) Tiap-tiap warga negara berhak atas
pekerjaan dan Penghidupan yang layak bagi Manusia
- UU No. 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja
- Peraturan Pemerintah RI No. 50 Tahun 2012 Tentang Penerapan Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
2. Kelembagaan dan Keahlian K3:
- Undang – Undang No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja pasal 10
ayat (1) & (2)
- Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. Per. 04/Men/1987 tentang Panitia
Pembinaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3) serta Tata Cara
Penunjukan Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja (AK3).

5
- Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. Per. 04/Men/1995 tentang
Perusahaan Jasa Keselamatan dan Kesehatan Kerja (PJK3).
- Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. Per.02/Men/1992 tentang Tata Cara
Penunjukan Kewajiban Dan Wewenang Ahli Keselamatan dan
Kesehatan Kerja. Permenakertrans No. Per.08/Men/VII/2010 tentang
alat pelindung diri (APD)
- Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI Nomor 239 tahun
2003 tentang Pedoman Pelaksaaan Sertifikasi Kompetensi Calon Ahli
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Umum
- Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI Nomor 02
Tahun 2011 tentang Peningkatan Pembinaan dan Pengawasan terhadap
Perusahaan Jasa Keselamatan dan Kesehatan Kerja (PJK3)
- Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI Nomor 03
Tahun 2011 tentang Pelaksaaan Penunjukan Ahli Keselamatan Kerja
sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 1 tahun 1970
yang selanjutnya disebut Ahli K3
- Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan
Nomor 48 Tahun 2011 tentang Bidang Jasa Pembinaan Keselamatan dan
Kesehatan Kerja
3. Penerapan SMK3:
- Undang-undang No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.
- Undang-undang No.13 Tahun 2012 tentang Ketenagakerjaan Pasal 87.
- PP No.50 Tahun 2012 tentang Penerapan SMK3
- Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 26 Tahun 2014 tentang
Penyelenggaraan Penilaian Penerapan SMK3.
4. Kesehatan Kerja
- Permenakertrans dan Koperasi Nomor Per-01/Men/1976 tentang
Kewajiban Latihan Hygiene Perusahaan, Kesehatan dan Keselamatan
Kerja bagi Dokter Perusahaan.
- Permenakertrans dan Koperasi Nomor Per-01/Men/1979 tentang
Kewajiban Latihan Hygiene Perusahaan, Kesehatan dan Keselamatan
Kerja bagi Paramedis Perusahaan.

6
- Permenakertrans Per-02/MEN/1980 Tentang Pemeriksaan Kesehatan
Tenaga Kerja dalam Penyelenggaraan Keselamatan Kerja.
- Permenakertrans No. 3 Tahun 1982 tentang Pelayanan Kesehatan Kerja.
- Peraturan Menteri Perburuhan No. 5 tahun 2018 tentang K3 Lingkungan
Kerja.
- Permenakertrans RI No. Per-01/Men/1981 Tentang Kewajiban Melapor
Penyakit Akibat Kerja.
- Permenakertrans RI No. Per-03/MEN/1985 Tentang Keselamatan dan
Kesehatan Kerja Pemakaian Asbes
- Permenaker RI No. Per-03/MEN/1986 Tentang Syarat-syarat
Keselamatan dan Kesehatan Kerja di tempat yang mengelola Pestisida
- Permenakertrans No. 15 Tahun 2008 tentang Pertolongan Pertama pada
Kecelakaan (P3K) di Tempat Kerja.
- Keputusan Dirjen Binwasker No Kep. 22/DJPPK/V/2008 Tentang
Petunjuk Teknis Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Kerja.
- Keputusan Dirjen Binwasker No. 84 Tahun 2012 tentang Tata Cara
Penyusunan Dokumen Pengendalian Potensi Bahaya Besar dan
Menengah.
- Keputusan Dirjen Binwasker No. Kep.53/DJPPK/VIII/2009 tentang
Pedoman Pelatihan dan Pemberian Lisensi Petugas P3K di Tempat
Kerja.
- Surat Edaran Menakertrans No. SE.01/MEN/1979 tentang Pengadaan
Kantin dan Ruang Tempat Makan.
- Permenakertrans RI No. Per-11/MEN/2005 Tentang Pencegahan dan
Penanggulangan penyalahgunaan dan peredaran Gelap Narkotika,
Psikotropika, dan Zat Adiktif lainnya ditempat kerja.

7
BAB II

KONDISI PT. MANUNGGAL PERKASA

A. Tinjauan Umum PT. Manunggal Perkasa


PT. Manunggal Perkasa Inti Persada Merupakan salah satu perusahaaN tepung
di Indonesia yang merupakan penghasil produk tepung terigu. Perusahaan ini di
dirikan di atas tanah seluas 62ha yang berlokasi di JL. Laut Jawa, Pelabuhan Tanjung
Intan, Kelurahan Tambak Raja, Kecamatan Cilacap Selatan, Kabupaten Cilacap, Jawa
Tengah. PT. Manunggal Perkasa Inti Persada Mulai memproduksinya di tahun
Februari 1997 dan sejak bulan April 1997 perusahaan Mempunyai produksi secara
komersial.
B. Sejarah PT. Manunggal Perkasa
PT. Manunggal Perkasa didirikan pada tahun 1995 dan diresmikan pada tanggal
17 April 1997 oleh presiden kedua Indonesia, Bapak Soeharto. dan sebagai general
manager dipegang oleh bapak Bob Rusli The Tjip. Pada bulan Febuari 1997, fasilitas
penggilingan tepung Manunggal Perkasa mulai beroperasi. Cilacap, Jawa Tengah
dipilih sebagai lokasi strategis untuk didirikannya fasilitas penggilingan tepung karena
beberapa pertimbangan, salah satunya adalah belum adanya fasilitas penggilingan
tepung di bagian bawah Pulau Jawa. Pelabuhan Tanjung Intan Cilacap merupakan
pelabuhan alami yang posisinya terlindungi oleh Pulau Nusakambangan, sehingga
tingkat pendangkalan tidak terlalu tinggi serta lebih aman dari arus ombak samudra
selatan, dengan demikian dapat menyediakan akses pelabuhan yang berkelanjutan di
sepanjang tahun.
Perusahaan ini bertekad untuk terus mengembangkan diri dalam pemenuhan
kebutuhan konsumen berupa kebutuhan tepung terigu. Dalam rangka memenuhi
kebutuhan konsumen, PT. Manunggal Perkasa Inti Persada terus berusaha
meningkatkan kualitas produksinya dengan tidak meninggalkan perhatian terhadap
kualitas produknya. Untuk mempertahankan kualitas dari hasil produk, pihak
perusahaan membentuk tim yang bertugas di laboratorium khusus memeriksa tingkat
mutu dengan pengendalian mutu pada bahan baku dari jenis jenis gandum, proses
produksi sampai pada hasil produksi perusahaan. Dengan menjaga kualitas hasil
produksi akan membantu perusahaan dalam memasarkan produknya karena pihak

8
konsumen merasa puas dengan produk tersebut sehingga konsumen tidak akan
meninggalkan dalam mengkonsumsi tepung terigu hasil produk PT. Manunggal
Perkasa Inti Persada Cilacap. Dalam perkembangan industri ini, pada akhir tahun 1998
kapasitas produksinya mencapai 1000 ton/hari atau 30.000 ton/bulan Dan saat itu telah
disiapkan untuk meningkatkan kapasitas produksinya menjadi 2000 ton/hari atau
60.000 ton/bulan.
C. Visi Perusahaan
Visi PT. Manunggal Perkasa adalah menjadi pabrik tepung terigu yang berperan
serta dalam penigkatan kesejahteraan masyarakat indonesia dengan menghasilkan
produk yang bermutu, dan bergizi tinggi dengan harga yang terjangkau.
D. Misi Perusahaan
Misi nya adalah:
1. selalu mengutamakan keuasan pelanggan dengan menghasilkan produk yang
bermutu dengan harga yang bersaing.
2. meningkatkan keejahteraan karyawan sebagai wujud penghargaan perusahaan atas
kerja sama dan kinerja yang optimal.
3. meningkatkan kepedulian sosial terhadap lingkungan masyarakat dan sekitarnya.
E. Maksud dan tujuan perusahaan
PT. Manunggal Perkasa merupakan salah satu perusahaan tepung di Indonesia
penghasil produk tepung terigu. Tujuan pendirian PT Manunggal Perkasa ini adalah
untuk memenuhi kebutuhan tepung terigu di dalam negeri sehingga dapat mengurangi
impor tepung terigu di masa yang akan datang.
F. Profil Perusahaan
PT Manunggal Perkasa adalah Perusahan yang bergerak di bidang Industri Tepung
Terigu (Flour Mills) yang berada di daerah Cilacap, Jawa Tengah. Perusahaan yang
menghasilkan variasi Tepung berkualitas terpercaya dengan berbagai pilihan.
G. Peraturan
Dalam Kebijakan Mutu dan Keamanan Pangan PT. Manunggal Perkasa yaitu
“Mengutamakan kepuasan pelanggan yang dipersyaratkan dengan mengupayakan
peningkatan secara berkesinmbungan.”
PT. Manunggal Perkasa mempunyai peran penting dalam memenuhi kebutuhan
gizi masyarakat dengan mempersembahkan tepung terigu berkualitas tinggi, berstandar
SNI, dan jaminan halal melalui sertifikasi. Produk tepung yang diproduksi juga
bervariasi, seperti Kantil, Aster, Melati, Bakung, Raflesia, Dahlia, dan Soka.
beberapa sertifikat yang sudah di miliki:

9
• ISO ISO 22000:2005 (Food Safety Management System)

• ISO 9001:2015 (Quality Management System)

• Sertifikat Produk Penggunaan Tanda SNI (SPPT SNI), wajib SNI

• Sertifikat Produk Halal dan Sertifikat Sistem Jaminan Halal

H. Hasil Observasi
Dari hasil observasi pada PT. Manunggal Perkasa diperoleh temuan sebagai berikut ini:
1. Temuan Positif
a. Kelembagaan dan keahlian K3
a) Sudah terbentuk badan P2K3
b) Terdapat sekretaris P2K3 yaitu Ahli K3 yang memiliki sertifikat
b. Penerapan SMK 3
a) Terdapat sekretaris P2K3 yaitu Ahli K3 yang memiliki sertifikat
b) Penerapan ISO 9001 dan ISO 22000
c) Telah memiliki dokumen HIRA DC sebagai dokumen Identifikasi bahaya,
penilaian dan pengendalian resiko
c. Kesehatan Kerja
a) Adanya rambu/poster
b) Tersedia APD (alat pelindung diri)
c) Tersedia kantin di area perusahaan untuk seluruh pekerja (menggunakan
catering)
d) Perusahaann memiliki kotak P3K sebanyak 22 kotak
e) Perusahaan memiliki dokter keluarga
2. Temuan Negatif
a. Kelembagaan dan keahlian K3
a) Tidak ada ahli K3 kimia
b) Belum ada bagan jelas P2K3
b. Peneraparan SMK3
a) Belum ada stiker pembeda sampah organik dan anorganik
b) Belum ada seterfikat SMK3
c. Kesehatan kerja
a) Perusahaan tidak memiliki paremedis
b) Kurangnya petugas P3K
c) Kotak P3K tidak sesuai standar
i

10
BAB III
ANALISA
Berdasarkan hasil observasi pada saat Praktik Kerja Lapangan di PT. Manunggal Perkasa pada tanggal 23 november 2023 Analisis
Temuan K3 Kelembagaan, Keahlian K3, SMK3 dan Kesehatan Kerja di dapatkan hasil analisa temuan positif dan negatif sebagai berikut ini:
A. TEMUAN POSITIF
NO FOTO LOKASI ANALISA REKOMENDASI DASAR HUKUM
1 Seterfikat food sefty Ruang Perusahaan telah menerapkan Selalu melakuan penilaian (re- PP N0 50 Tahun
produksi ISO 9001 dan ISO 22000 assement) 3 tahun sekali 2012 tentang
penerapan SMK3

2 Rambu-rambu evakuasi PT Perusahaan telah memasang Jalur evakuasi harus Permenakertans No


Manunggal rambu petunjuk arah jalur mengarahkan keluar atau jauh 18 2008 pasal 8
Perkasa evakuasi apabila terjadi bencana dari gedung tinggi perusahaan Tentang Pertolongan
Ruang P3K gempa dll pertama pada tempat
kerja

11
NO FOTO LOKASI ANALISA REKOMENDASI DASAR HUKUM
3 Struktur P2K3 PT Melaksanakan, merencanakan Diharapkan untuk menjaga dan 1.UU no 01 Tahun
Manunggal dan pemantauan program K3 meningkatkan kebijakan 1970
Perkasa
manajemen K3 dan pedoman 2.Permenaker Per-
kerja diperusahaan 04/MEN/1987
3.UU N0.13 tahun
2003

4 Ahli K3 PT Memilki Ahli K3, Membantu Memonitor , menganalisa, 1.UU No 01 Tahun


Manunggal dan mengawasi pelaksanaan mengevaluasi , dan 1970
Perkasa
peraturan perundang-undangan Meningkatkan program K3 2. Permenaker
Ruang P3K
K3. diperusahaan No.02/Men/1992
Sebagai sekretaris pada P2K3

12
NO FOTO LOKASI ANALISA REKOMENDASI DASAR HUKUM
5 Dokumen Hira Dc Ruang Sebagai dokumen identifikassi Pertahankan dan update berkala PP N0 50 Tahun
kantor bahaya, penilian dan 2012 tentang
administrasi
pengendalian resiko penerapan SMK3
perusahaan

13
B. TEMUAN NEGATIF
NO FOTO LOKASI ANALISA REKOMENDASI DASAR HUKUM
1 PT Jika terjadi keadaan darurat Melakukan rekrutmen petugas 1.UU no 01 Tahun
Manunggal
Tidak ada Paramedis yang dapat mengancam nyawa, paramedis perusahaan yang 1970
Perkasa
maka tidak dapat dilakukan kompeten dan memiliki 2.Permenakertrans
dengan segera pertolongan sertifikat Hiperkes. No 1 Tahun 1979
pertama bantuan hidup dasar pasal1

2 Di luar Rasio jumlah petugas P3K Menambah jumlah petugas P3K 1.UU No 01 Tahun
Jumlah Petugas P3K hanya 1 gedung ditempat kerja tidak sebanding yang sudah memiliki lisensi. 1970
produksi dengan jumlah pekerja, yaitu Dengan pertimbangan jumlah 2.Permenakertrans
269 pekerja dengan 1 petugas pekerja 269 pekerja dan resiko No
P3K bahaya tinggi, maka perusahaan .PER.15/MEN/VIII/2
harus menambah 2 petugas P3K 3.UU No.3 Tahun
dengan total 3 petugas P3K. 1969

14
NO FOTO LOKASI ANALISA REKOMENDASI DASAR HUKUM
3 Kotak P3K Kotak P3K di Tidak ada pemilhan jenis kotak Menyesuaikan isi kotak P3K 1. UU No 01 Tahun
-Ruang HSE sesuai dengan syarat kotak P3K 1970
P3K. Dan Jumlah dari isi kotak
-Ruang P3K baik jenis maupun isi kotak 2. Permenakertrans
-Pos Satpam P3K kurang dari ketentuan, dan P3K. No
-Workshop .PER.15/MEN/VIII/2
di isi alat yang tidak sesuai
Mekanik 3. UU No.3 Tahun
-Checker standart kotak P3K seperti kapas 1969
Warehouse
wajah.
-Ruang
Limbah B3

4 Kotak P3K Penempatan Posisi kotak P3K masih Menyediakan tas P3K yang 1. UU No 01 Tahun
kotak P3K menempel di dinding. Apabila sudah memenuhi standart dan 1970
tidak terjadi keadaan darurat di luar ketentuan sehingga 2. Permenaker No
memenuhi ruangan dapat menghambat memudahkan petugas untuk .PER.15/MEN/VIII/2
standart pertolongan. segera melakukan pertolongan 3. UU No.3 Tahun
1969

15
NO FOTO LOKASI ANALISA REKOMENDASI DASAR HUKUM
5 Belum ada setirfikat SMK3 Ruang Tidak memiliki setirfikat SMK3 Segera memenuhi setiap PP no 50 2012
sesuai PP 50 tahun 2012 administrasi karena belum memenuhi persyaratan yang diperlukan Lampiran 1
perusahaan standard dan masih ada
kelengkapan yang belum
terlengkapi

16
BAB IV
Kesimpulan
PT.Manunggal Perkasa didirikan pada tahun 1995 dan diresmikan pada tanggal
17 April 1997 oleh presiden kedua Indonesia, Bapak Soeharto. Pada bulan Febuari
1997, fasilitas penggilingan tepung Manunggal Perkasa mulai beroperasi. Untuk
mempertahankan kualitas dari hasil produk, pihak perusahaan membentuk tim yang
bertugas di laboratorium khusus memeriksa tingkat mutu dengan pengendalian mutu
pada bahan baku dari jenis jenis gandum, proses produksi sampai pada hasil produksi
perusahaan. Dalam perkembangan industri ini, pada akhir tahun 1998 kapasitas
produksinya mencapai 1000 ton/hari atau 30.000 ton/bulan Dan saat itu telah
disiapkan untuk meningkatkan kapasitas produksinya menjadi 2000 ton/hari atau
60.000 ton/bulan.
SARAN
• Melakukan rekrutmen petugas paramedis perusahaan yang kompeten dan memiliki
sertifikat Hiperkes.
• Menambah jumlah petugas P3K yang sudah memiliki lisensi. Dengan pertimbangan
jumlah pekerja 269 pekerja dan resiko bahaya tinggi, maka perusahaan harus
menambah 2 petugas P3K dengan total 3 petugas P3K.
• Menyediakan tas P3K yang sudah memenuhi standart dan ketentuan sehingga
memudahkan petugas untuk segera melakukan pertolongan.
• Menyesuaikan isi kotak P3K sesuai dengan syarat kotak P3K baik jenis maupun isi
kotak P3K

iii

17

Anda mungkin juga menyukai