5.1 Geoteknik
Geoteknik merupakan salah satu dari banyak alat dalam perencanaan atau
design tambang. Berdasarkan Keputusan Menteri ESDM Republik Indonesia
Nomor 1827 K/30/MEM/2018 tentang Pedoman Pelaksanaan Kaidah Teknik
Pertambangan yang Baik, geoteknik tambang adalah pengelolaan teknis
pertambangan yang meliputi penyelidikan, pengujian contoh, dan pengolahan data
geoteknik serta penerapan rekomendasi geometri dan dimensi bukaan tambang,
serta pemantauan kestabilan bukaan lereng. Data geoteknik harus digunakan
secara benar dengan kewaspadaan dan asumsi-asumsi serta batasan-batasan yang
ada untuk dapat mencapai hasil seperti yang diinginkan. Sebelum menentukan
metode penambangan, baik secara open pit maupun underground mining, perlu
dilakukan analisis secara geoteknik. Faktor yang mempengaruhi keputusan
geoteknik ialah adanya ketidakselarasan struktur geologi, seperti pola-pola dari
patahan, rekahan, dan bidang perlapisan yang mendominasi perilaku batuan dalam
tambang terbuka karena terdapat gaya penahan yang kecil untuk mencegah
terjadinya luncuran dan adanya gaya tekan ke atas dari permukaan air yang
terdapat dari rekahan (tekanan air pori).
Mewujudkan Produksi Tambang yang Berkelanjutan dengan Menjaga
Kestabilan Lereng Ilmu Geoteknik sangat penting dalam dunia pertambangan
karena aktivitas penggalian pada tambang terbuka mineral dan batubara akan
selalu menghadapi permasalahan kestabilan lereng. Lereng-lereng tersebut dapat
berupa lereng tambang, lereng timbunan, serta lereng-lereng daerah infrastruktur
lainnya. Lereng-lereng yang ada harus dianalisis kestabilannya, baik pa da tahap
perancangan, penambangan, maupun pasca tambang, untuk mencegah bahaya
longsoran di waktu-waktu yang akan datang karena menyangkut keselamatan
kerja, keamanan peralatan dan benda-benda lainnya, serta keberlangsungan
produksi.
Aktivitas penambangan mineral dan batubara di ruang terbuka yang berupa
penggalian dan penimbuan akan selalu menghadapi permasalahan kestabilan
lereng. Lereng tersebut adalah lereng tambang aktif, lereng timbunan
bijih/batubara (stockpile), lereng timbunan tanah penutup, dan lereng bangunan
infrastruktur seperti lereng jalan, lereng disekitar bangunan, dan lereng
bendungan. Lereng-lereng tersebut perlu dianalisis kestabilannya, baik pada tahap
perancangan, tahapan penambangan, maupun tahap pascatambang untuk
mencegah bahaya longsoran diwaktu-waktu yang akan datang karena hal ini
menyangkut keselamatan kerja, keamanan peralatan dan benda-benda lainnya
serta keberlangsungan produksi.
5.1.1.1 Jenis
Jenis data yang didapatkan berupa data lapangan dan data uji
laboratorium, data ini didapatkan dengan cara melakukan pemetaan dan
pengeboran pada bahan galian batubara dilokasi pertambangan atau
dilapangan yang berada di daerah kecamatan Laung Tuhup, kabupaten
Murung Raya, provinsi Kalimantan Tengah dengan menggunakan metode
tambang terbuka serta melakukan uji laboratorium dengan berbagai
macam uji lab sesuai peruntukannya.
5.1.1.2 Jumlah
Dari hasil pengambilan data dilapangan didapatkan 3 jumlah data
yang akan dipakai :
1. Data geologi batubara
2. Hasil pengujian laboratorium
3. Data struktur ( Dip dan Dip Direction )
5.1.1.3 Sebaran
Tabel 5.1 Data Collar
Hole_id X Y Z Depth
BOR1 253335.178 9972493.758 90 17
BOR2 253722.545 9972760.673 80 28
BOR3 254110.859 9973035.382 82.303 49
BOR4 253924.443 9973004.314 85 30.5
BOR5 253712.251 9972615.702 93.617 56.3
BOR6 253554.29 9972562.233 85 33
BOR7 253728.882 9972967.953 85 9
BOR8 253962.498 9973161.758 75 7.2
BOR9 254159.328 9973339.938 95 32.4
BOR10 253366.322 9972289.279 85 40
BOR11 254150.638 9973525.338 95 10
BOR12 254314.784 9973583.388 105 35
BOR13 254406.194 9973873.565 105 13
BOR14 254127.236 9973167.897 75 28.29
BOR15 253883.752 9972857.553 85 42.2
BOR16 253535.235 9972376.949 85 52
BOR17 254329.739 9973430.557 110.741 60.2
BOR18 253558.355 9972689.305 80 14
BOR19 254521.539 9973708.461 85 27.5
BOR20 254295.179 9973219.797 77.73 47.2
BOR21 254518.995 9973526.058 108.139 72
BOR22 254305.222 9973706.645 100 14
Sudut
SudutGeser
Geser Kohesi
Kohesi Berat
BeratJenis
Jenis
Material
Material 2 2
UCS
UCS(Mpa)
(Mpa)
Dalam
Dalam(º)
(º) (kN/m
(kN/m2)) (kN/m
(kN/m2))
Soil
Soil 38.349
38.349 62.316
62.316 20
20 0.092
0.092
Sandstone
Sandstone 32.33
32.33 78
78 23.34
23.34 1.13
1.13
Claystone
Claystone 40.34
40.34 98
98 18.93
18.93 0.83
0.83
Coal
Coal 35
35 93
93 13.5
13.5 1.86
1.86
Sandstone
Sandstone 32.33
32.33 78
78 23.34
23.34 5.32
5.32
Coal
Coal 35
35 93
93 13.5
13.5 4.35
4.35
Claystone
Claystone 40.34
40.34 98
98 18.93
18.93 0.55
0.55
Tabel 5.3 Data Struktur Lokasi 1
Dip
Dip Dip
DipDirection
Direction Dip
Dip Dip
DipDirection
Direction Dip
Dip Dip
DipDirection
Direction Dip
Dip Dip
DipDirection
Direction
56
56 18
18 65
65 220
220 48
48 355
355 63
63 34
34
66
66 23
23 73
73 21
21 46
46 77
77 52
52 265
265
55
55 20
20 75
75 15
15 52
52 77 66
66 45
45
63
63 354
354 62
62 77 64
64 33
33 55
55 44
44
52
52 265
265 67
67 18
18 46
46 73
73 76
76 77
71
71 49
49 74
74 266
266 52
52 35
35 66
66 38
38
73
73 35
35 66
66 10
10 42
42 73
73 59
59 50
50
74
74 46
46 74
74 21
21 63
63 34
34 50
50 40
40
71
71 345
345 71
71 37
37 59
59 355
355 41
41 285
285
79
79 77
77 47
47 317
317 43
43 320
320 60
60 345
345
58
58 67
67 49
49 265
265 56
56 66 59
59 30
30
66
66 99 51
51 267
267 56
56 257
257 64
64 55
69
69 235
235 27
27 22
22 52
52 55
55 57
57 322
322
54
54 77 70
70 355
355 39
39 30
30 62
62 333
333
66
66 354
354 61
61 29
29 67
67 348
348 59
59 329
329
66
66 18
18 51
51 351
351 53
53 352
352 74
74 90
90
61
61 30
30 63
63 88 60
60 25
25 76
76 86
86
65
65 99 63
63 344
344 67
67 348
348 73
73 15
15
75
75 288
288 50
50 92
92 37
37 355
355 72
72 280
280
46
46 41
41 60
60 273
273 68
68 265
265 56
56 14
14
Dip
Dip Dip
DipDirection
Direction Dip
Dip Dip
DipDirection
Direction Dip
Dip Dip
DipDirection
Direction Dip
Dip Dip
DipDirection
Direction
60
60 268
268 54
54 345
345 25
25 165
165 15
15 222
222
72
72 346
346 47
47 269
269 22 180
180 14
14 106
106
69
69 344
344 49
49 35
35 66 118
118 18
18 255
255
56
56 66 69
69 22
22 88 175
175 17
17 75
75
53
53 21
21 76
76 40
40 99 184
184 10
10 42
42
60
60 342
342 71
71 265
265 25
25 197
197 72
72 345
345
62
62 265
265 44
44 349
349 55 204
204 75
75 271
271
55
55 267
267 57
57 32
32 15
15 216
216 40
40 75
75
40
40 350
350 62
62 40
40 15
15 42
42 55 32
32
53
53 49
49 65
65 29
29 20
20 22
22 99 93
93
63
63 35
35 59
59 18
18 15
15 216
216 66 125
125
62
62 352
352 40
40 268
268 25
25 22
22 55 245
245
44
44 351
351 70
70 54
54 27
27 216
216 41
41 175
175
55
55 270
270 65
65 267
267 17
17 216
216 56
56 339
339
59
59 355
355 50
50 255
255 39
39 120
120
43
43 353
353 20
20 21
21 75
75 282
282
49
49 245
245 35
35 11
11 57
57 340
340
63
63 45
45 60
60 14
14 20
20 45
45
38
38 77
77 18
18 15
15 78
78 339
339
65
65 344
344 20
20 16
16 40
40 279
279
Tabel 5.4 Data Struktur Lokasi 2
Dip
Dip Dip
DipDirection
Direction Dip
Dip Dip
DipDirection
Direction Dip
Dip Dip
DipDirection
Direction Dip
Dip Dip
DipDirection
Direction
76
76 21
21 85
85 223
223 68
68 358
358 83
83 37
37
86
86 26
26 93
93 24
24 66
66 80
80 72
72 268
268
75
75 23
23 95
95 18
18 72
72 10
10 86
86 48
48
83
83 357
357 82
82 10
10 84
84 36
36 75
75 47
47
72
72 268
268 87
87 21
21 66
66 76
76 96
96 10
10
91
91 52
52 94
94 269
269 72
72 38
38 86
86 41
41
93
93 38
38 86
86 13
13 62
62 76
76 79
79 53
53
94
94 49
49 94
94 24
24 83
83 37
37 70
70 43
43
91
91 348
348 91
91 40
40 79
79 358
358 61
61 288
288
99
99 80
80 67
67 320
320 63
63 323
323 80
80 348
348
78
78 70
70 69
69 268
268 76
76 99 79
79 33
33
86
86 12
12 71
71 270
270 76
76 260
260 84
84 88
89
89 238
238 47
47 25
25 72
72 58
58 77
77 325
325
74
74 10
10 90
90 358
358 59
59 33
33 82
82 336
336
86
86 357
357 81
81 32
32 87
87 351
351 79
79 332
332
86
86 21
21 71
71 354
354 73
73 355
355 94
94 93
93
81
81 33
33 83
83 11
11 80
80 28
28 96
96 89
89
85
85 12
12 83
83 347
347 87
87 351
351 93
93 18
18
95
95 291
291 70
70 95
95 57
57 358
358 92
92 283
283
66
66 44
44 80
80 276
276 88
88 268
268 76
76 17
17
Dip
Dip Dip
DipDirection
Direction Dip
Dip Dip
DipDirection
Direction Dip
Dip Dip
DipDirection
Direction Dip
Dip Dip
DipDirection
Direction
80
80 271
271 74
74 348
348 45
45 168
168 35
35 225
225
92
92 349
349 67
67 272
272 22
22 183
183 34
34 109
109
89
89 347
347 69
69 38
38 26
26 121
121 38
38 258
258
76
76 99 89
89 25
25 28
28 178
178 37
37 78
78
73
73 24
24 96
96 43
43 29
29 187
187 30
30 45
45
80
80 345
345 91
91 268
268 45
45 200
200 92
92 348
348
82
82 268
268 64
64 352
352 25
25 207
207 95
95 274
274
75
75 270
270 77
77 35
35 35
35 219
219 60
60 78
78
60
60 353
353 82
82 43
43 35
35 45
45 25
25 35
35
73
73 52
52 85
85 32
32 40
40 25
25 29
29 96
96
83
83 38
38 79
79 21
21 35
35 219
219 26
26 128
128
82
82 355
355 60
60 271
271 45
45 25
25 25
25 248
248
64
64 354
354 90
90 57
57 47
47 219
219 61
61 178
178
75
75 273
273 85
85 270
270 37
37 219
219 76
76 342
342
79
79 358
358 70
70 258
258 59
59 123
123
63
63 356
356 40
40 24
24 95
95 285
285
69
69 248
248 55
55 14
14 77
77 343
343
83
83 48
48 80
80 17
17 40
40 48
48
58
58 80
80 38
38 18
18 98
98 342
342
85
85 347
347 40
40 19
19 60
60 282
282
5.2.1.1 Jenis
Jenis data yang didapatkan berupa data curah hujan perhari dan
perbulan yang ada di daerah kecamatan Laung Tuhup, kabupaten Murung
Raya, provinsi Kalimantan Tengah. Data yang digunakan dalam
perhitungan adalah data curah hujan 10 tahun yang diperoleh dari BPS
Kabupaten Murung Raya.
5.2.1.2 Jumlah
Dari hasil pengambilan data dari BPS kabupaten Murung Raya
diperoleh data curah hujan perhari dan perbulan selama 10 tahun
5.2.1.3 Sebaran Data
Tabel 5.8 Data Curah Hujan Per Bulan
Curah
CurahHujan,
Hujan,Sifat
SifatHujan,dan
Hujan,danHari
HariHujan
HujandidiKabupaten
KabupatenMurung
MurungRaya
Raya
Bulan
Bulan Curah
CurahHujan
Hujan(mm/bulan)
(mm/bulan)
2019
2019 2018
2018 2017
2017 2016
2016 2015
2015 2014
2014 2013
2013 2012
2012 2011
2011 2010
2010
Januari
Januari 432
432 147
147 268
268 245
245 433
433 231
231 279
279 245
245 231
231 433
433
Februari
Februari 359
359 392
392 8080 484
484 338
338 280
280 600
600 484
484 280
280 338
338
Maret
Maret 385
385 420
420 208
208 321
321 249
249 185
185 270
270 321
321 185
185 249
249
April
April 286
286 455
455 242
242 521
521 296
296 338
338 357
357 521
521 338
338 296
296
Mei
Mei 198
198 516
516 380
380 394
394 168
168 263
263 354
354 394
394 263
263 168
168
Juni
Juni 146
146 129
129 142
142 115
115 202
202 293
293 8989 115
115 293
293 202
202
Juli
Juli 160
160 128
128 492
492 121
121 5252 9292 355
355 121
121 9292 5252
Agustus
Agustus 170
170 5050 392
392 153
153 158
158 126
126 8787 153
153 126
126 158
158
September
September 2626 6161 5555 236
236 66 3333 144
144 236
236 3333 66
Oktober
Oktober 272
272 266
266 178
178 341
341 45
45 88
88 140
140 341
341 88
88 45
45
November
November 9696 416
416 631
631 352
352 565
565 295
295 207
207 352
352 295
295 565
565
Desember
Desember 404
404 305
305 353
353 207
207 546
546 441
441 263
263 207
207 441
441 546
546
Maksimum
Maksimum 432
432 516
516 631
631 521
521 565
565 441
441 600
600 521
521 441
441 565
565
Minimum
Minimum 2626 5050 5555 115
115 66 3333 8787 115
115 3333 66
Rata-rata
Rata-rata 244.5
244.5 273.75
273.75 285.0833333
285.0833333 290.8333333
290.8333333 254.8333333
254.8333333 222.0833333
222.0833333 262.0833333
262.0833333 290.8333333
290.8333333 222.0833333
222.0833333 254.8333333
254.8333333
5.2.2.1 Hidrologi
Siklus hidrologi yaitu perjalanan air dari permukaan laut ke
atmosfer kemudian ke permukaan tanah dan kembali lagi ke laut yang
tidak pernah habis, air akan tertahan (sementara) di sungai, danau/waduk,
dalam tanah sehingga dapat dimanfaatkan oleh manusia atau makhluk lain.
Pemanasan air samudera oleh sinar matahari merupakan kunci proses
siklus hidrologi tersebut dapat berjalan secara kontinu. Air berevaporasi,
kemudian jatuh sebagai presipitasi dalam bentuk hujan, salju, hujan batu,
hujan es dan salju (sleet), hujan gerimis atau kabut. Siklus hidrologi secara
alamiah dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
Keterangan :
Rh = Resiko Hidrologi (%).
Tr = Periode Ulang Hujan (tahun).
n = Umur Tambang (tahun).
Perhitungan Curah hujan rencana, Periode ulang dan Resiko
Hidrologi dapat dilihat pada Lampiran
4. Intensitas Curah Hujan
Intensitas curah hujan adalah jumlah hujan per satuan waktu,
yang dinyatakan dalam mm/jam. Intensitas curah hujan diperoleh
dari perhitungan dengan menggunakan rumus Mononobe.
Penentuan intensitas curah hujan dimaksudkan untuk
mendapatkan kurva durasi yang nantinya dapat dipakai sebagai
dasar perhitungan debit air limpasan hujan daerah penelitian.
Nilai dari intensitas curah hujan selanjutnya akan digunakan
dalam perhitungan debit air yang masuk ke dalam bukaan
tambang. Perhitungannya dapat dilakuka n dengan persamaan
berikut :
Keterangan :
I = Intensitas curah hujan (mm/jam).
T = Lama waktu hujan atau waktu konstan (jam).
R24 = Curah hujan maksimum (mm).
Setelah didapatkan nilai curah hujan berdasarkan perhitungan
diatas maka didapat diklasifikasikan menjadi beberapa kelas
berdasarkan nilai intensitas curah hujan.
5.2.2.2 Hidrogeologi
Berdasarkan peta geologi dan hidrogeologi daerah penyelidikan
merupakan wilayah dengan kandungan air tanah yang cukup besar. Hal ini
dikarenakan daerah tersebut mempunyai lapisan batuan yang berporositas
tinggi. Akuifer adalah lapisan batuan/tanah yang permeabel yang dapat
menyimpan dan meloloskan air dalam jumlah yang berarti (memadahi).
Air tanah ditemukan pada formasi geologi permiabel yang dikenal sebagai
akuifer yang memungkinkan jumlah air berkapasitas besar bergerak
melaluinya pada kondisi lapangan yang biasa.
Keterangan :
H = head total pompa (m).
hs = head statis pompa (m).
hp = beda head tekanan pada kedua permukaan air (m).
hf = head untuk mengatasi berbagai hambatan pada pompa dan
pipa (m), meliputi head gesekan pipa, serta head belokan dan lain-
lain.
2
v
2 g = head kecepatan (m).
Perhitungan berbagai julang pada pemompaan :
a. Head statis (hs)
h s =h 2−h 1
Keterangan :
h1 = elevasi sisi isap (m)
h2 = elevasi sisi keluar (m)
b. Head tekanan (hp)
h s =hp 2−hp1
Keterangan :
hp1 = julang tekanan pada sisi isap
hp2 = julang tekanan pada sisi keluaran
c. Head gesekan (hf1)
Lv 2
h f 1 =λ ( )
2 Dg
Keterangan :
λ= koefisien gesek (tanpa satuan)
v= kecepatan aliran dalam pipa (m/detik)
L= panjang pipa (m)
D= diameter pipa (m)
g= kecepatan gravitasi bumi (m/detik2)
d. Angka koefisien gesekan λ dicari dengan menggunakan
persamaan :
0,0005
λ=0,020+
D
Keterangan :
k = koefisien kekasaran pipa
D = Diameter dalam pipa