Anda di halaman 1dari 11

BAB IV

ANALISIS GEOTEKNIK

4.1 Sifat Fisik


Nikel merupakan unsur kimia metalik yang termasuk didalam kelompok
VIIIB dalam tabel priodik, nikel memiliki kepadatan spesifik 8,90 g/cm 3.
Dengan titik leleh 1.555 0C dan titik didih 2.837 0C. Nikel memiliki sifat tahan
karat dalam keadaan murni nikel bersifat lembek, sedangkan pada saat nikel
dipaduhkan dengan besi, krom, dan logam lainnya dapat membentuk baja
tahan karat yang sangat keras, bentuk umumnya adalah ion nikel karbonat,
sulfida nikel, dan nikel oksida yang tidak larut didalam air sedangkan nikel
klorida dan nikel nitrat yang dapat larut didalam air.
Berdasarkan hasil dari pengujian dilaboratorium untuk pengujian sifat
fisik pada nikel didapatkan data sebagai berikut:

Tabel 4.1 Hasil Pengujian Sifat Fisik


No. Sample 18 25 20
No
Kedalaman 48,90-48,94 7543-75,47 55,50-55,54
1 Litologi Limonit Saprolit Bedrock
2 Cawan V VI VII
3 Kering (gr) 38,7 34,59 36,3
4 Jenuh tergantung (gr) 196,9 193,8 195,4
5 Jenuh (gr) 39,2 35,4 36,9
6 Berat Conto Asli (gr) 236,6 197,51 254,8
7 Berat Conto Kering (gr) 207,8 175,21 225,2
8 Berat Conto Jenuh (gr) 244,6 288,6 274,8
Berat Jenuh Tergantung
9 131,7 110,2 -22
(gr)
10 Bobot Isi Asli (gr/cm3) 2,10 1,11 0,86
11 Bobot Isi Kering (gr/cm3) 1,84 0,98 0,76
12 Bobot Isi Jenuh (gr/cm3) 2,17 1,62 0,93
13 Apperent Specific Gravity 1,84 0,98 0,76
14 True Specific Gravity 2,73 2,70 0,91
15 Kadar Air Asli % 13,86 12,73 14,14
16 Kadar Air Jenuh % 17,71 64,72 22,02
17 Drajat Kejenuhan % 78,26 19,67 59,68
18 Porositas% 32.60 63.56 16.71
19 Void Ratio 0.48 1.74 0.20
Sumber: Karakteristik Sifat Fisik Batuan Nikel (E.H.Surjino Samnur)

4.2 Sifat Mekanik


Semua massa batuan memiliki bidang-bidang diskontinu seperti kekar,
bidang perlapisan, dan sesar. Pada kedalaman yang terbilang dangkal dimana
memiliki tegangan-tegangan yang bekerja sangat rendah atau dapat diabaikan
dengan deformasi ataupun runtuhan yang terjadi pada batuan utuh (intact
rock) dan massa batuan lebih banyak dikendalikan oleh luncuran pada bidang
diskontinu serta sifat fisik butiran batuan utuh diantara bidang
luncur/gesernya. Salah satu contoh dari kasusnya ini yaitu pembuatan lereng-
lereng pada tambang terbuka. Oleh karena itu, sebelum mendesain lereng
tambang, kita perlu mengetahui parameter-parameter kuat geser batuan yaitu
kohesi (c) dan sudut geser dalam (𝜙) yang diperoleh dengan melakukan uji
geser langsung di laboratorium. Hasil uji sifat mekanik yaitu sebagai berikut :

Tabel 4.2 Properties Materials


No Litologi Berat Isi (ᵞ) Kohesi (C) Sudut Geser Dalam (𝜙)
kN/m3 kN/m3
1 Top Soil 18,9 25,54 7,23
2 Limonit 19,1 38,55 8,18
3 Saprolit 17,6 17,8 21,2

Tabel 4.3 Hasl Pengujian Kuat Geser Pada Batuan Limonit


No Tegangan Beban geser, kg Kuat geser, kg/cm2
Sampel normal kg/cm2 Puncak Residu Puncak Residu
1 0,66 39,50 19,75 1,33 0,66
2 2,02 88,88 34,56 4,54 1,76
3 2,00 118,50 59,25 3,99 1,66
Sumber: Pengujian Batuan Limonit (M. Samnur 2020)

Tabel 4.4 Hasil Pengujian Kuat Tekan Pada Batuan Saprolit


Beban Tegangan Deformasi (x 0,01 mm) Regangan (x 0,01)
(Kg) (Mpa)
Aksial Lat.1 Lat.2 Aksial Lateral Volumetric
0.00 0.00 0 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
1200.00 3.91 -22.00 1.00 0.00 -0.17 -0.03 -0.23
1400.00 4.57 -60.00 3.00 -3.00 -0.46 0.03 -0.39
16.00.00 5.22 -72.00 5.00 -1.00 -0.55 0.11 -0.32
1800.00 5.87 -84.00 4.00 2.00 -0.64 0.13 -0.38
2000.00 6.52 -95.00 3.00 4.00 -0.72 0.13 -0.47
2200.00 7.17 -105.00 1.00 5.00 -0.80 0.08 -0.64
2400.00 7.83 -299.00 1.00 4.00 -0.91 0.21 -0.49
2600.00 8.48 -155.00 3.00 12.00 -1.18 0.24 -0.70
2800.00 9.13 -165.00 20.00 12.00 -1.26 0.56 -0.14
3000.00 9.78 -205.00 24.00 15.00 -1.56 0.38 -0.79
Sumber: Pengujian Batuan Saprolit (M. Samnur 2020)

4.3 Metode Perhitungan


PT. Praya Resource Nikel menggunakan metode Bishop Simplified
metode ini menjelaskan bahwa keseimbangan gaya vertikal untuk setiap
segmen dan keseimbangan momen keseluruhan yang berkaitan dengan pusat
lingkaran. Lapisan yang berada di atas bidang longsor dibagi dalam beberapa
segmen tegak agar perlapisan tanah/batuan dapat dipertimbangkan lebar dari
tiap segmen tidak harus sama. Gaya normal pada dasar tiap segmen ditentukan
dengan menjumlahkan gaya-gaya dalam arah vertikal. Metode ini
mengabaikan gaya gesek pada segmen dan kemudian mengasumsikan suatu
gaya normal cukup untuk mendifinisikan gaya – gaya antara segmen (Bishop,
1955).
Gaya yang digunakan pada dasarnya adalah gaya normal ditiap segmen
ditentukan dengan menjumlahkan gaya – gaya dalam arah vertikal. Lereng
perlu dibagi dalam sejumlah segmen untuk melakukan perhitungan
kemantapan lereng, supaya variasi lapisan tanah/batuan dapat
dipertimbangkan, dan gaya normal (P) pada bidang gesek dapat ditentukan.
Nilai berat segmen (W), sudut kemiringan segmen (ψ) dan panjang dasar
segmen (l) dapat diperoleh secara langsung untuk setiap segmen, dan c serta 
dapat ditentukan di laboratorium. Nilai tegangan air pori (u) juga dapat
ditentukan di lapangan. Hanya nilai gaya normal efektif (P’) yang belum
diketahui. Pada cara bishop besarnya P’ diperoleh dengan menguraikan gaya –
gaya lain pada arah vertikal (Bowles, 1984).

Adapun tahapan yang dilakukan dalam perhitungan dan pembuatan


geometri lereng tunggal adalah sebagai berikut:
 Buka software Slide v.6.0
 Pilih menu file, pilih import dan pilih klik import DXF seperti pada
gambar dibawah

 Selanjutnya, pilih file DXF yang sudah dibuat terlebih dahulu pada
software autoCad

 Selanjutnya, pilih menu properties dan pilih define materials


 Selanjutnya, masukkan data-data dari properties materials yaitu unit
weight, cohesion dan phi (sudut geser) sesuai dengan jenis litologi yang
ingin dibuat dan klik ok

 Pilih menu project settings (Ctrl + J) kemudian, failure direction ubah dari
right to left jadi left to right dan klik ok
 Selanjutnya, pilh menu auto grid dan klik ok

 Selanjutnya, pilih menu compute (Ctrl + T) untuk menyimpan file yang


telah dibuat
 Tahapan terakhir pilih menu interpret
 Dan otomatis hasil akhir akan didapatkan nilai dari Faktor Keamanan (FK)
seperti pada gambar dibawah.
Dengan cara perhitungan berulang-ulang (iterative) di berbagai busur yang
diperkirakan sebagai bidang gelincirnya, akan diperoleh faktor keamanan
terkecil yang menyatakan bidang gelincir paling berbahaya.

4.4 Hasil Running


Dalam pembuatan geometri lereng tunggal yang telah dijelaskan di atas
serta pemberian properties material tiap litologi maka nilai FK dari masing–
masing litologi dapat di lihat dari hasil running yang telah di sediakan dalam
bentuk tabel di bawah ini :

Tabel 4.5 Hasil Ranning


Tinggi (m) 5 10
Sudut (0) 60 65 70 75 80 60 65 70 75 80
Litologi Faktor Keamanan
Top Soil 1,85 1,69 1,55 1,43 1,29 1,02 0,93 0,83 0,76 0,72
Limonit 2,69 2,46 2,26 2,09 1,94 1,47 1,34 1,20 1,09 1,03
Saprolit 1,79 1,63 1,47 1,34 1,23 1,14 1,04 0,95 0,88 0,83
Pemodelan lereng tunggal diaplikasikan pada setiap litologi per hole,
sehingga didiapatkan nilai FK untuk keseluruhan litologi. Analisis kemantapan
lereng tunggal dilakukan dengan pendekatan sebagai berikut:
1. Pemodelan lereng tunggal dilakukan pada masing-masing litologi dengan
simulasi ketinggian 5 m dan 10 m, serta sudut kemiringan lereng 600, 650,
700, 750, dan 800.
2. Nilai FK yang akan di jadikan dasar bahwa lereng dalam kondisi mantap
adalah FK ≥ 1,20 (Canmet, 1979).
3. Pemodelan diaplikasikan sesuai dengan properties pada Titik lubang bor di
PT Praya Resource Nickel.

Penentuan nilai Faktor Keamanan (FK) : Tahapan terakhir dalam


rancangan geometri lereng adalah penentuan nilai Faktor Keamanan (FK) dari
tiap-tiap lereng yang nantinya digunakan untuk penentuan dan rekomendasi
lereng. hasil dari pemodelan atau Running pada litologi Top Soil, Limonit dan
Saprolit dapat dilihat dilampiran pertama.

Gambar 4.1 Top Soil Tinggi 5 m Kemiringan 600

Pada (Gambar 4.1) diatas ini merupakan material top soil yang disarankan
menggunakan geometri lereng dengan tinggi (h) = 5 m dan sudut lereng (α) =
700 dengan hasil perhitungan faktor keamanan (FK) = 1,85.
Gambar 4.2 Limonit Tinggi 5 m Kemiringan 700

Pada material Limonit (Gambar 4.2) disarankan menggunakan geometri


lereng dengan tinggi (h) = 5 m dan sudut lereng (α) = 70 0 dengan hasil
perhitungan faktor keamanan (FK) = 2,26 sedangkan material Saprolit
(Gambar 4.3) disarankan menggunakan geometri lereng dengan tinggi (h) = 5
m dan sudut lereng (α) = 600 dengan hasil perhitungan faktor keamanan (FK)
= 1,79.

Gambar 4.3 Saprolit Tinggi 5 m Kemiringan 600

Sedangkan dalam menentukan lereng keseluruhan highwall juga


menggunakan pemodelan seperti menentukan lereng tunggal atau single. Yang
membedakannya jumlah properties litologi lebih banyak dan memiliki sudut
kemenerusan masing-masing. Dari hasil rekomendasi lereng tunggal atau
single yang aman dapat dilakukan pemodelan lereng highwall dengan tinggi
13,35 meter, sudut kemiringan 390 pada kondisi jenuh. Hasil analisis lereng
highwall dalam kondisi jenuh di rekomendasikan aman, yaitu 1,40 dan
mencapai FK yang telah direkomendasikan dan dapat dilihat gambar bawah
ini.
Gambar 3.4 Lereng Highwall

Gambar 3.5 Dimensi Lereng Highwall

4.5 Rekomendasi
Berdasarkan hasil penelitian dan kajian geoteknik yang mengacu pada
hasil perancangan dan analisa lereng penambangan pada PT. Praya Resource
Nickel, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Hasil running yang dalam pembuatan lereng tunggal dapat di
rekomendasikan bahwa tinggi 5 meter dan sudut kemeringan 600 untuk
material top soil, untuk material limonit tinggi 5 meter dan sudut 700 dam
untuk saprolite yaitu tinggi 5 meter denan sudut 600.
2. Sedangkan hasil running yang dalam pembuatan lereng highwall dapat di
rekomendasikan bahwa tinggi 13,35 meter dan sudut 390.

Anda mungkin juga menyukai