Anda di halaman 1dari 33

SEMINAR MAGANG MBKM 2

METODE PENGUJIAN BETON MUTU Fc'30 Mpa DI BATCHING


PLANT PT. KAPUAS MUSI MADELYN

DISUSUN OLEH :
Dilesa Puja Susanti NIM 062040111955
Nuraini Safitri NIM 062040112013

Dosen Pembimbing : Drs. Suhadi, S.T., MT NIP 195909191986031005


PENDAHULUAN
Beton banyak dipakai secara luas sebagai bahan
bangunan. Bahan tersebut diperoleh dengan cara
mencampurkan semen Portland, air dan agregat
(kadangkadang ditambah bahan campuran beton
yang bervariasi mulai dari bahan kimia tambahan,
serat sampai bahan buangan non-kimia) pada
perbandingan terentu dan campuran tersebut
apabila dituangkan dalam cetakan kemudian
dibiarkan akan mengeras seperti batuan
(Tjokrodimulyo., 1996).
Waktu dan Lokasi Penelitian

1. Waktu Estimasi waktu penelitian yang digunakan


penelitian mulai dari tahap pengumpulan data,
melakukan penelitian sampai Menyusun hasil
laporan penelitian berkisar dari bulan September
2023 s/d Desember 2023
2. Lokasi Penelitian ini dilakukan disalah satu Batching
Plant swasta yang ada di kota Palembang yaitu PT.
Kapuas Musi Madelyn yang berlokasi di Jalan
Soekarno Hatta Kota Palembang.
Desian Penelitian
Pemeriksaan yang dilaksanakan di laboratorium PT.Kapuas Musi Madelyn
ini meliputi :
1. Abrasi (SK-SNI M 02-1990-F)(SNI 03-2417-1991)
2. Specific Gravity (SNI.03-1964-1990)
3. Kadar Lumpur Agregat (03-4142-1996)(ASMT C.117-95)
4. Atterberg Limit (SNI.03-1967-1990)
5. Analysis Saringan (PB.0105-76)
Variabel Penelitian

Berikut ini adalah beberapa pengujian yang kami


lakukan di laboratorium
PT.Kapuas Musi Madelyn :
1. Design Mix Formula (DMF)
2. Job Mix Formula (JMF)
3. Pembuatan Benda Uji
4. Pengujian Kuat Tekan
Prosedur Peletihan
1. Pengujian Agregat Kasar
Agregat Kasar (Coarse Aggregate) biasa juga disebut kerikil sebagai hasil desintegrasi alami dari
batuan atau berupa batu pecah yang diperoleh dari industri pemecah batu dengan butirannya
berukuran antara 4,76 mm – 150 mm. Pengujian-pengujian tersebut adalah sebagai berikut :

a. Analisa Saringan Agregat Kasar


b. Berat Jenis Agregat Kasar
c. Berat Isi Agregat Kasar
d. Kadar Air Agregat Kasar
e. Kadar Lumpur Agregat Kasar
f. Material Lebih Halus Dari Saringan No.200 (0,075 mm)
g. Sifat Kekekalan Agregat Kasar
h. Keausan Agregat Kasar dengan Los Angeles

Agregat Kasar
a. Analisa Saringan Agregat Kasar
Persentase Kumulatif
Saringan Berat Pan+Contoh Berat Tertahan Spesifikasi ASTM C33
Tertahan Tertahan Lolos
76,0 mm 3 inci 0 0 0 0 100
63,0 mm 2 1/2 inci 0 0 0 0 100
50,0 mm 2 inci 0 0 0 0 100
37,5 mm 1 1/2 inci 0 0 0 0 100
25,0 mm 1 inci 0 0 0 0 100
19,0 mm 3/4 inci 0 0 0 0 100 100 - 100
12,5 mm 1/2 inci 540,00 220 8,80 8,80 91,20 90 - 100
9,50 mm 3/8 inci 1510,00 1190 47,60 56,40 43,60 40 - 70
4,75 mm No. 4 1347,50 1027,5 41,10 97,50 2,50 0 - 15
2,36 mm No. 8 382,50 62,5 2,50 100,00 0 0 -5
1,18 mm No. 16 0 0 100 100 0
0,60 mm No. 30 0 0 100 100 0
0,30 mm No. 50 0 0 100 100 0
0,15 mm No. 100 0 0 100 100 0
0,075 mm No. 200 0 0 100 100 0
Pan 0
Total 2500 98
Modulus Kehalusan (Fm) : 6,54 No. 7
b. Berat Jenis Agregat Kasar
Pengujian Notasi I II Satuan
Berat benda uji kering oven A 2500,1 2504,58 gram
Berat benda uji jenuh kering permukaan di udara B 2540,11 2540,18 gram
Berat benda uji dalam air C 1556,45 1552,82 gram
Perhitungan Notasi I II Rata-rata
‫ܣ‬
Berat Jenis Curah Kering (Sd) 2,54 2,54 2,54
ሺ‫ ܤ‬െ‫ܥ‬ሻ
‫ܤ‬
Berat Jenis Curah Jenuh Kering Permukaan (Ss) 2,58 2,57 2,58
ሺ‫ ܤ‬െ‫ܥ‬ሻ
‫ܣ‬
Berat Jenis Semu (Sa) 2,65 2,63 2,64
ሺ‫ ܣ‬െ‫ܥ‬ሻ
ሺ஻ି ஺ሻ
Penyerapan Air (Sw) x100 1,60 1,42 1,51

Tabel 4.4 Pengujian II Berat Isi Agregat
Kasar

c. Berat Isi Agregat Kasar


Tabel 4.3 Pengujian I Berat Isi Agregat Kasar
Kondisi Pengujian
Pengujian I
Padat Gembur
Volume wadah 10103,3 cm³ 10103,3 cm³
Berat wadah 2870 Gr 2870 Gr
Berat wadah + Benda uji 18880 Gr 18000 Gr
Berat wadah + Air 13240 Gr 13240 Gr
Berat benda uji (C-B) 16010 Gr 15130 Gr
Berat isi agregat (D/A) 1,58 Gr/cm³ 1,5 Gr/cm³
Berat isi air 1,026 Gr/cm³ 1,026 Gr/cm³
Spesifik grafiti 2,544 - 2,459 -
Rongga udara 39,31 % 40,67 %
Tabel 4.4 Pengujian II Berat Isi Agregat Kasar
Kondisi Pengujian
Pengujian II
Padat Gembur
Volume wadah 10103,3 cm³ 10103,3 cm³
Berat wadah 2870 Gr 2870 Gr
Berat wadah + Benda uji 18875 Gr 18050 Gr
Berat wadah + Air 13240 Gr 13240 Gr
Berat benda uji (C-B) 16005 Gr 15180 Gr
Berat isi agregat (D/A) 1,58 Gr/cm³ 1,5 Gr/cm³
Berat isi air 1,026 Gr/cm³ 1,026 Gr/cm³
Spesifik grafiti 2,543 - 2,464 -
Rongga udara 39,32 % 40,59 %
d. Kadar Air Agregat Kasar
Nomor Cawan H.6 H.1
Berat Cawan + Contoh Basah (gram) (W1) 7125,00 7670,12
Berat Cawan + Contoh Kering (gram) (W2) 6860,88 7385,06
Berat Air (gram) (W1-W2) 264,12 285,06
Berat Cawan (gram) (W3) 310,05 309,54
Berat Kering (gram) (W2-W3) 6550,83 7075,52
ሺܹ ܹͳ െܹ ʹ ሻ
Kadar Air (ω) šͳͲͲ % 4,03 4,03
ሺܹ ʹ െܹ ͵ ሻ
Kadar Air Rata-Rata (ω) % 4,03

Berdasarkan hasil pengujian di atas diperoleh kadar air agregat kasar sebesar
4,03 %, memenuhi syarat standar kadar air agregar kasar yaitu < 5 %
berdasarkan SNI 03-1971-1990.
e. Kadar Lumpur Agregat Kasar
Nomor Contoh l ll
Berat Split + Wadah (W2) gram 3875 3875
Berat Wadah Kosong (W1) gram 875 875
Berat Split sebelum dicuci (W2-W1) gram 3000 3000
Berat split kering oven (BK) gram 2963 2965
Kadar Lumpur (W2-W1-BK)/BK x 100% % 1,249 1,180
Kadar lumpur rata-rata % 1,214

Berdasarkan hasil perhitungan diatas diperoleh kadar lumpur agregat kasar


sebesar 1,21 %. Pengujian ini dilakukan untuk menentukan persentase kadar
lumpur yang tergandung dalam agregat kasar tang bertujuan untuk
memenuhi apakah agregat tersebut baik atau tidak untuk digunakan dalam
campuran beton
f. Material Lebih Halus Dari Saringan No.200 (0,075 mm)
g. Sifat Kekekalan Agregat Kasar

Persentase
Persentase Berat Contoh Persentase
Berat Contoh Total Berat Berat
Gradasi Contoh Uji Tertahan Setelah
No. Saringan Uji Awal Contoh Awal Contoh yang
Uji Awal Saringan Pengujian
Hilang
gram gram gram gram % %
63,50 - 50,00 .
63,5 - 37,50 . . . . .
50,00 - 37,50 .
37,50 - 25,00 .
37,50 - 19,00 . . . . .
25,00 - 19,00 .
19,00 - 12,50 1068,12
71,31 2147,14 1,31 1,31 0,94
12,50 - 9,50 19,00 - 9,50 1079,02
9,50 - 4,75 28,69 863,76 864,76 1,19 1,19 0,34
Total 100 3010,9 1,28
h. Keausan Agregat Kasar dengan Los Angeles
Gradasi Pengujian Gradasi B
Ukuran Saringan
Berat sampel 1 Berat Sampel 2
Lolos (mm) Tertahan (mm) Lolos (inch) tertahan (inch)
76,2 63,5 3" 2 1/2"
63,5 50,8 2 1/2" 2"
50,8 37,5 2" 1 1/2"
38,1 25,4 1 1/2" 1"
25,4 19,1 1" 3/4"
19,1 12,5 3/4" 1/2" 2500,17 2505,02
12,5 9,5 1/2" 3/8" 2503,73 2500,14
9,5 6,35 3/8" 1/4"
6,35 4,75 1/4" No. 4
4,75 2,36 No. 4 No. 8

Berat Awal Sampel a 5003,9 5005,16


b 4410,85 4409,95
Berat sampel tertahan saringan No. 12
a-b 593,05 595,21
Keausan ሺܽ െܾ ሻ 11,85 11,89
š ͳͲͲ
ܽ
Keausan rata-rata 11,87
2. Pengujian Agregat Halus
Analisa saringan agregat adalah penentuan presentase berat butiran agregat yang lolos dari satu set
saringan kemudian angka-angka presentase digambarkan pada grafik pembagian butir. Pengujian-
pengujian tersebut adalah sebagai berikut :

a. Analisa Saringan Agregat Halus


b. Berat Jenis dan Penyerapan Agregat Halus
c. Berat Isi Agregat Halus
d. Kadar Air Agregat Halus
e. Kadar Lumpur Agregat Halus

Agregat Halus
a. Analisa Saringan Agregat Halus

No. Ukuran Saringan Individual Berat Tertahan Tertahan Persen Lolos


Spesifikasi
Berat Persen Individual
(ASTM) (mm) (gr) (gr) (%) (%) Berat Atas Berat Bawah
2" 50,8 - - - 100
1 1/2" 37,5 - - - 100
1" 25,0 - - - 100
3/8" 9,5 12,9 12,9 0,62 99,38
No. 4 4,75 240,4 253,3 12,15 87,85
No. 10 2,0 826,5 1079,8 51,79 48,21
No. 40 0,425 932,0 2011,8 96,49 3,51
No. 200 0,075 33,4 2045,2 98,09 1,91
Jumlah 259,14 -
b. Berat Jenis dan Penyerapan Agregat Halus
Sampel No. 1 2
Rata-Rata
No Picnometer A B
A Berat Sampel (ssd) gr 500 500
B Berat Picnometer + air (25ᵒ C) gr 645,2 645,3
C Berat of Picnometer + air + sampel gr 956,7 956,6
D Berat Sampel Kering Oven gr 492,4 491,9
‫ܦ‬
1 Bulk of Specific Gravity gr/cc 2,612 2,607 2,609
‫ ܣ‬൅ ‫ ܤ‬െ‫ܥ‬
‫ܣ‬
2 SSD of Specific Gravity gr/cc 2,653 2,650 2,651
‫ ܣ‬൅ ‫ ܤ‬െ‫ܥ‬
‫ܦ‬
3 Apparent of Specific Gravity gr/cc 2,722 2,724 2,723
‫ ܤ‬െ‫ ܦ‬െ‫ܥ‬
‫ ܣ‬െ‫ͲͲͳ š ܦ‬
4 Absorption % 1,543 1,647 1,595
‫ܦ‬

Berdasarkan hasil perhitungan didapat berat jenis kering sebesar 2,609 gr dan berat jenis SSD
sebesar 2,651 Nilai-nilai teesebut memenuhi standar berat jenis agregat halus yaitu sebesar
2,5-2,7 berdasarkan SNI 03-1970-1990. Hasil perhitungan penyerapan sebesar 1,5 % memenuhi
syarat standar penyerapan agregat halus yaitu <3% berdasarkan SNI 03-1970-1990.
c. Berat Isi Agregat Halus
Lepas / Gembur l ll Padat l ll
A Berat tempat + benda uji kg 26.562 26.544 A Berat tempat + benda uji kg 27.385 27.458
B Berat tempat kg 5.79 5.79 B Berat tempat kg 5.790 5.790
C Berat benda uji kg 20.862 20.756 C Berat benda uji kg 21.595 21.668
D isi tempat kg 14.080 14.080 D isi tempat kg 14.080 14.080
E Berat isi benda uji kg/liter 1.482 1.474 E Berat isi benda uji kg/liter 1.534 1.539
F Berat isi benda uji rata-rata kg/liter 1.478 F Berat isi benda uji rata-rata kg/liter 1.536

Berdasarkan pengelolahan data dari hasil pemeriksaan diperoleh nilai rata-rata bobot gembur dan padat
agregat halus masing-masing adalah sebesar 1,47 gr/cm³ dan 1,53 gr/cm³. Nilai tersebut telah memenuhi
syarat standar bobot isi gembur dan padar agregat kasar yaitu > 1,2 gr/cm³ berdasarkan SNI 03-4804-
1998. Dalam pengujian ini kita dapat mengetahui pengisian agregat pada wadah silinder tanpa adanya
pemadatan atau diisi langsung.
d. Kadar Air Agregat Halus
A B
No Pemeriksaan Satuan
Agg Halus Agg Halus
1 Berat Wadah + Sampel Basah gr 121,6 116,5
2 Berat Wadah + Sampel Kering gr 119,6 113,4
3 Berat Wadah gr 80,2 81,1
4 Berat Air gr 2,00 3,10
5 Berat Sampel Kering gr 39,40 32,30
6 Persen Kadar Air % 5,08 9,60
7 Rata-Rata 7,34

Berdasarkan hasil pengujian di atas diperoleh kadar air agregat halus sebesar 7,34 %. Tujuan
pengujian kadar air agregat untuk menentukan kadar air yang didukung oleh agregat kasar sehingga
dapat diperhitungkan dalam perancangan campuran.
e. Kadar Lumpur Agregat Halus
Benda UjiBenda Uji
No Pemeriksaan Satuan
I II
1 Tinggi Sampel Dalam Tabung Ukur ml 50 50
2 Tinggi Air Dalam Tabung Ukur ml 200 200
3 Tinggi Kadar Lumpur y1 cm 0,20 0,22
y2 cm 0,19 0,20
y3 cm 0,18 0,18
y4 cm 0,16 0,17
4 Persen Kadar Lumpur % 3,65 3,85
5 Rata-Rata % 3,75

Berdasarkan hasil perhitungan diatas didapat kadar lumpur agregat halus sebesar 3,75 % memenuhi
syarat standar kadar lumpur agregat halus yaitu < 5 % berdasarkan SNI 03-4141-1996.
Pengujian ini dilakukan untuk menentukan presentase kadar lumpur yang terkandung dalam
agregat halus yang bertujuan untuk menentukan apakah agregat tersebut baik atau tidak untuk
digunakan dalam campuran beton.
2. Pembersihan Material
3. Pembersihan Material
1. Analisa Saringan

4. Pengujian SSD
5. Pengujian Berat Jenis
6. Alat Abrasi Los Angeles
3. JOB MIX FORMULA (JMF)
Job Mix Formula (JMF) adalah sebuah proses
merancang, menentukan dan memilih bahan yang sesuai
dan menetapkan proporsi relatif dengan tujuan
menciptakan beton dengan kekuatan tertentu, daya
tahan tertentu dan juga biaya seekonomis mungkin.

Seperti yang di jelaskan sebelumnya bahwa JMF


dibutuhkan dalam sebuah proses sertifikasi kelayakan
pekerjaan beton tertentu, hal ini di pengaruhi dengan
kualitas beton, daya tahan dan harga yang ditetapkan
untuk menciptakan campuran tersebut.
Dari hasil tabel diatas dapat disimpulkan bahwa
komposisi campuran beton dengan 1 m³ yang
direncanakan adalah sebagai berikut :
1. Semen = 410 kg/m³
2. Air = 150 ltr/m³
3. Agregat Halus = 772 kg/m³
4. Agregat Kasar = 1141 kg/m³
5. Slump = 10±2 cm

Dan buat campuran beton dengan bahan zat adiktiv,


komposisi campuran agregat nya sama saja dengan beton
normal tapi yang membedakan adalah ada tambahan
campuran zat aditifnya sebanyak 1,23 ltr/m³.
4. Proses Produksi Beton Ready Mix
Pada PT. Kapuas Musi Madelyn alur pembuatan beton ready mix melalui
beberapa tahapan proses, yaitu :
1. Penyediaan atau pengadaan material campuran beton ready mix.
2. Penimbangan campuran material.
3. Penyaluran material campuran beton ready mix ke dalam mixer.
4. Proses pengadukan atau pencampuran semua material campuran beton
ready mix.

Produksi Beton Ready Mix


5. Pengendalian Mutu Beton Ready Mix

Pendendalian mutu beton ready mix menggunakan zat additive dengan


dosis 0,3 – 0,4 % dari pemakaian semen per kubik untuk jarak tempuh 1
- 2 jam perjalanan dari batching plant sampai ke lokasi proyek. Jika
terjadi long set slump maka dilakukan penambahan zat additive 1 % dari
pemakaian semen.

Zat additive Sikament-NN


6. Slump Test
Pengujian ini umumnya dilakukan sewaktu campuran beton selesai diproduksi. Sebelum diantar
kepada pemesan, dan setelah beton sampai ke pemesan. Test dilakukan untuk melihat apakah ada
nilai viskositas dari beton standar. Penurunan viskositas bisa terjadi karena campuran air yang
terlalu banyak atau terlalu sedikit. Kisaran slump yang biasa digunakan sekitar 8 cm – 12 cm.

Pengujian Slump Test


7. Kendala yang terjadi Ketika Slump Test
Apabila terjadi kegagalan slump (tidak memenuhi kisaran slump yang disyaratkan, keruntuhan
benda uji termasuk keruntuhan geser), maka pengujian didapat di ulang maksimal 3 kali, Syarat
variasi pengukuran yang memenuhi syarat 3 pengukuran minimum 2 memenuhi syarat dengan
selisih pengukuran tidak lebih dari 21 mm. Jika masih terjadi reject karena slump test tidak
memenuhi syarat maka beton ready mix akan di kembalikan kepada pihak batching plant
dengan ketentuan dari pihak PU atau Konsultan apakah beton akan dikembalikan ke batching
plant sampai mencapai nilai slump yang memenuhi syarat.

8. Kendala yang terjadi Ketika Slump Test


a. Cuaca
b. Jarak Tempuh
9. Pengujian Kuat Tekan Beton

Kuat tekan beton merupakan suatu


kekuatan beton untuk menerima gaya
tekan persatuan luas. Kuat tekan beton
dapat diindentifikasikan mutu sebuah
struktur. Semakin tinggi kekuatan dari
struktur yang diberi, semakin tinggi
mutu beton yang dapat dihasilkan.
Pengujian Kuat Tekan

1. Alat uji kuat tekan

2. Sampel Pengujian

3. Hasil Pengujian
a. Beton Normal
Umur Beton Luas Bidang Tekanan Beban Maksimum Kuat Tekan Kuat Tekan Rata-rata
(Hari) (cm²) (kN) (Mpa) (Mpa)
176,625 151 28,50
7 27,74
176,625 143 26,99
176,625 202 38,12
14 36,23
176,625 182 34,35
176,625 239 45,10
28 45,39
176,625 242 45,67
b. Beton dengan Campuran Zat Adiktiv Sikament-NN
Umur Beton Luas Bidang Tekanan Beban Maksimum Kuat Tekan Kuat Tekan Rata-rata
(Hari) (cm²) (kN) (Mpa) (Mpa)
176,625 171 32,27
7A 32,27
176,625 171 32,27
176,625 213 40,20
14A 42,84
176,625 241 45,48
176,625 203 38,31
28A 48,79
176,625 314 59,26
Rata-rata Hasil Kuat Tekan

• Beton Normal :
Beton Fc’30 Mpa umur 7 hari : 27,74 Mpa
Beton Fc’30 Mpa umur 14 hari : 36,23 Mpa
Beton Fc’30 Mpa umur 28 hari : 45,39 Mpa

• Kuat Tekan Beton Campuran Zat Adiktiv Sikamnet-NN :


Beton Fc’30 Mpa umur 7 hari : 32,27 Mpa
Beton Fc’30 Mpa umur 14 hari : 42,84 Mpa
Beton Fc’30 Mpa umur 28 hari : 48,79 Mpa

Peningkatan Kuat Tekan Beton terjadi pada seluruh benda uji pada
umur 7,14,28 hari. Penambahan Zat adiktiv Sikament-NN menunjukkan peningkatan
kuat tekan, penambahan zat adiktiv Sikament-NN pada beton memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap kuat tekan beton.
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai