BAB IV
PEMBAHASAN
C
AIV= ×100%
A−B .................................. (4.1)
Keterangan :
Benda I 2590 gr
Benda II 2607 gr
Benda I 1994 gr
Benda II 1994 gr
Benda I 33 gr
Benda II 32 gr
33
AIV= ×100%
Benda I 2590−1994 = 5,53 %
28
32
AIV = ×100%
Benda II 2607−1994 = 5,22 %
5 ,53+5 , 22
AIV rata-rata= =5 , 375 %
2
Catatan : agregat dengan ukuran lebih besar dari 14,0 mm kurang cocok
dilakukan Impact Test.
4.1.2 Kesimpulan
0 - 10 = Sangat kuat
10 - 20 = Kuat
20 - 30 = Untuk lapisan permukaan jalan
30 - 35 = Kurang baik untuk lapisan permukaan jalan
Maksimum 30
Dapat dipakai untuk pondasi Makadam basah atau kering. Konstruksi
penyiraman [surface dressing]. Penetrasi Makadam. Lapis aspal beton
dan beton semen.
Maksimum 35
Dapat dipakai untuk Bitumen Bound Makadam.
Maksimum 45
Dapat dipakai untuk pondasi jalan beton semen.
Maksimum 50
Dapat dipakai untuk lapis pondasi bawah.
Hasil pengujian ketahanan agregat dengan alat tumbuk didapat besar nilai
tumbuk agregat adalah 11,05% . Nilai ini tergolong sangat kuat menurut
standarisasi BSI.
4.2. Titik Lembek Aspal (Softening Point with Ring and Ball Test)
4.2.1 Perhitungan
Tabel 4.2 suhu pada saat setiap bola menyentuh pelat dasar
I 60,5 49,34
II 60 39,54
4.2.2 Kesimpulan
Titik lembek aspal adalah besarnya suhu dimana suatu aspal secara khusus
mencapai derajat kelembekan (mulai meleleh) di bawah kondisi spesifik dari
test.Untuk aspal keras, besarnya titik lembek dihitung berdasarkan Test Ring dan
Ball (Ring and Ball Aparatus). Spesifikasi Bina Marga (1983) tentang titik lembek
untuk aspal keras Grade 60/70 (Ring and Ball Test) seperti yang dipakai dalam
pengujian ini adalah (49 – 54)°C. Titik lembek yang diperoleh pada pengujian ini
adalah 40,5 °C, jadi memenuhi standar dan aspal dapat dipakai pada campuran
atau sebagai bahan lapisan perkerasan.
1 Nilai toleransi 2 4 6 8
31
V1 = W2 – W1
V1 = Isi / volume botol (cm3)
W1 = Berat botol + corong (gram)
W2 = Berat botol + corong + air (gram)
W 3−W 1
γs= ............................... ( 2.a )
V1
γ s = Berat isi pasir (g/cm3)
V1 = Volume / isi botol (cm3)
W1 = Berat botol + corong (gram)
W3 = Berat botol + corong + pasir (gram)
Untuk menentukan berat pasir dalam corong saja :
WC = W4 - W5 ......................................... ( 2.b )
WC = Berat pasir dalam corong (gram)
W4 = Berat botol + corong + pasir secukupnya (gram)
W5 = Berat botol + corong + sisa pasir (gram)
33
C)
A)
B)
D)
W 8−W 9
γw= ........................................ (4.b)
Ve
γw
γd= x 100 % .......................... (4.c)
100+wc
4.4.2 Kesimpulan
4.5.2 Kesimpulan
Dari hasil praktikum CBR lapangan dengan DCP, kita dapat mengetahui
nilai CBR lapangan melalui grafik hubungan kumulatif tumbukan dan kumulatif
penetrasi.