Anda di halaman 1dari 12

Bahan Semen Pasir Kerikil

Berat isi (kg/l) 1,124 1,311 1,257


Berat jenis - 5 1,79

Kadar air (%) - 16,18 3,8

Penyerapan
- 3,75 4,5
(%)

1. Kuat tekan karakteristik yang disyaratkan (σ'k)


Kuat tekan karakterisik yang disyaratkantelah ditetapkan sebesar 25 MPa untuk umur 28 hari
dengan bagian tidak memenuhi syarat 5% , k= 275 kg/cm2 = 27,5 MPa.

2. Standar Deviasi dan Nilai Tambah (Margin)


Standar deviasi telah ditetapkan sebesar 6 MPa. Untuk mencari kekuatan rata-rata yang
ditargetkan, haruslah menghitung nilai tambah (margin). Bersadarkan buku SK SNI T-03-2834-
2000 ayat 4.3.2.1 butir 2, nilai tambah dihitung menurut rumus:
M = 1,64 x Sr
Keterangan :
M = nilai tambah
k = tetapan statistik yang nilainya tergantung pada persentase hasil uji yang lebih rendah
dari σ'k. Dalam hal ini diambil nilai k = 1,64

3. Kuat rata-rata yang ditargetkan


Berdasarkan SK SNI T-03-2834-2000 ayat 4.3.2.1 butir 2

σ'br = σ'b +M

= 27,5 MPa + 12 MPa

= 39,5MPa
4. Jenis Semen
Jenis semen yang dipakai pada pratikum adalah Semen Bosawa

5. Jenis agregat halus


Agregat halus yang digunakan yaitu pasir alami, digolongkan pada jenis agregat halus alami.

6. Jenis agregat kasar


Agregat kasar yang digunakan yaitu krikil pecah, digolongkan pada jenis agregat kasar

7. Faktor air semen


Faktor air semen yang diperlukan untuk mencapai kuat tekan rata-rata yang ditargetlan
didasarkan pada hubungan kuat tekan dan faktor air semen yang diperoleh dari penelitian lapangan
sesuai dengan bahan dan kondisi pekerjaan yang diusulkan.
Menghitung faktor air semen hitung, dipergunakan tabel 4.2. dimana berdasarkan jenis semen
yaitu Semen Gresik Type 1, jenis agregat kasarnya yaitu batu pecah dan bentuk benda uji kubus,
maka didapatlah kekuatan tekan beton dengan faktor air semen 0,5 pada umur 28 hari sebesar 45
(N/mm).

Tabel 4.2 Faktor Air Semen

(Sumber: Tabel 2 Perkiraan Kekuatan Tekan Beton dengan Faktor Air Semen 0,5 dan Jenis Semen
dan Jenis Agregat Kasar yang biasa dipakai di Indonesia SK SNI 03-2834-2000)
Setelah mendapatkan kekuatan tekan beton, kemudian hubungkan nilai kekuatan dengan nilai
0,5 dan bentuk garis lengkung bantu pada titik pertemuan kedua nilai. Setelah itu, tarik garis pada
nilai kuat tekan rata-rata target yang telah dihitung sebesar 39,5 MPa sehingga bertemu pada garis
bantu lengkung tersebut. Nilai faktor air semen hitungnya didapat dengan menarik garis vertikal
ke bawah. Sehingga hasil nilai faktor air semen hitungnya didapat sebesar 0,54

Gambar 4.1 Grafik Menghitung Nilai Faktor Air Semen Hitung

SNI 03-2834-2000

45

39,5
0,54

Jadi, faktor air semen hitung = 0,54

8. Faktor air semen maksimum dilihat dari tabel dibawah ini :


Tabel 4.3 Persyaratan Jumlah Semen Minimum dan Faktor Air Semen Maksimum untuk
Berbagai Macam Pembetonan dalam Lingkungan Khusus

Jumlah Semen Nilai Faktor


Lokasi Minimum Per Air Semen
m3 Beton (kg) Maksimum

Beton di dalam ruang bangunan:


a. Keadaan keliling non-
275 0,60
korosif
b. Keadaan keliling korosif
325 0,52
disebabkan oleh kondensasi
atau uap korosif
Beton diluar ruangan bangunan:
a. Tidak terlindung dari hujan
325 0,60
dan terik matahari langsung
b. Terlindung dari hujan dan
275 0,60
terik matahari langsung
Beton yang masuk kedalam tanah:
a. Mengalami keadaan basah
325 0,55
dan kering berganti-ganti
b. Mendapat pengaruh sulfat
Lihat tabel 5
dan alkali dari tanah
Beton yang continueberhubungan:
Lihat table 5
a. Air tawar
b. Air laut

Jadi, faktor air semen maksimum yang digunakan= 0,60

9. Tinggi Slump
Tinggi slump ditentukan antara 60 mm – 180 mm

10. Ukuran Agregat Maksimum


Berdasarkan hasil percobaan dari sieve analysis, butiran agregat kasar maksimum yang
tertahan pada ayakan adalah pada nomot ayakan 25,40 mm, dengan ukuran agregat maksimum
menjadi d 40 mm.

11. Kadar air bebas


Kadar air bebas dapat ditentukan dengan melihat tabel dibawah ini.

Tabel 4.4 Perkiraan Kadar Air Bebas (kg/m3) yang Dibutuhkan Untuk Beberapa Tingkat
Kemudahan Pengerjaan Adukan Beton

SLUMP (mm) 0-10 10-20 30-60 60-180


UKURAN BESAR BUTIR
JENIS AGREGAT
AGREGAT MAKSIMUM
Batu tak dipecahkan 150 180 205 225
10
Batu pecah 180 205 230 250
Batu tak dipecahkan 135 160 180 195
20
Batu pecah 170 190 210 225
Batu tak dipecahkan 115 140 160 175
30 / 40
Batu pecah 155 175 190 205
Perkiraan jumlah air agregat halus (Wh) = 175 kg/m3

Perkiraan jumlah air agregat kasar (Wk) = 205 kg/m3

Kadar air bebas (W) = 2/3 Wh + 1/3Wk

= 2/3.175 + 1/3. 205

= 185 kg/m3

12. Kadar Semen


Kadar semen diperoleh dari hasil bagi kadar air bebas dengan nilai faktor air semen bebas.
Nilai faktor air semen yang digunakan adalah nilai faktor air semen terkecil karena nilai faktor air
semen maksimum (0,6) lebih besar dari faktor air semen hitung (0,54), maka yang dipakai adalah
nilai faktor air semen hitung (0,54).

𝑘𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑎𝑖𝑟 𝑏𝑒𝑏𝑎𝑠


Kadar semen =
𝑓.𝑎.𝑠

185
=0,54 = 342,59 ≈ 342,6 kg/m3

13. Kadar Semen Minimum


Beton akan di luar ruang bangunan yang terlindung dari hujan dan terik matahari langsung.
Khusus dengan nilai faktor air semen maksimum 0,6 maka didapatkan jumlah semen minimum
per m3beton (kg) adalah 275 kg/m3sesuai dengan (SK SNI 03 -2834 – 2000 ayat 4.2.3.2 pada tabel
4)

14. Susunan Agregat Halus


Setelah melakukan percobaan untuk mencari susunan butiran agregat halus dan
menghubungkan antara jumlah butir yang lolos ayakan dengan syarat gradasi agregat halus, maka
didapat susunan butir agragat halus berada pada zona 2.
15. Persen agregat halus
Menentukan persentase agregat halus dapat menggunakan grafik di bawah ini dengan
mempertimbangkan ukuran agregat maksimum sebesar 40mm, nilai slump sebesar 60 -180 mm,
f.a.s sebesar 0,54, dan zona agregat halus yang masuk ke zona 2, maka persentase agregat halus
dapat dihitung dengan menarik garis vertikal f.a.s 0,54 ke bawah atas dan bawah zona 2, lalu tarik
garis horizontal ke kiri sehingga diperoleh :

Batas atas = 41%


Batas bawah = 33%

𝑏𝑎+𝑏𝑏 41+33
Sehingga persentase agregat halus = = = 37%
2 2

Persen agregat kasar = 100% - 37% = 63%


Persen agregat halus didapat dari melihat grafik dibawah ini:

Gambar 4.2 Grafik Persen Pasir Terhadap Kadar Total Agregat yang Dianjurkan Untuk
Ukuran

Butir Maksimum 40 mm

41

33

0.54

16. Berat jenis agregat gabungan = (% agregat halus x BJ agregat halus ) + (% agregat kasar x
BJ agregat kasar)
= (37% x 5) + (63% x 1,79)

= 1,85 + 1,1277

= 2,9777 = 2,98 gram/cm3

= 2980 kg / m3

=
2,980 t/m3 ≈ 2,98 t/m3

17. Berat jenis beton


Menghitung berat jenis beton dapat menggunakan grafik di bawah ini dengan
mempertimbangkan nilai kadar air bebas yang didapat yaitu 185 kg/m3 dan berat jenis gabungan
sebesar 2,98 t/m3

Berat jenis beton dapat dilihat dari grafik berikut:

205
205

2170

185 2,3

Kadar air bebas (kg/m3)

Gambar 4.3 Perkiraan Berat Isi Beton Basah yang Telah Selesai Dipadatkan
Jadi, berat jenis beton = 2650 kg/m3
 Kadar agregat gabungan = BJ beton – kadar air bebas – kadar semen
= 2650 – 185 – 342,6
= 2122,40 kg/m3
 Kadar agregat halus = % agregat halus x kadar agregat gabungan
= 37% x 2122,40
= 785,288 kg/m3
 Kadar agregat kasar = kadar agregat gabungan- kadar agregat halus
= 2122,40 – 785,288
= 1337,11 kg/m3

Tabel 4.5 Perencanaan Campuran Beton

No. Uraian Keterangan


Kuat tekan beton yang direncanakan pada umur 28 hari
1. 27,5 MPa
dengan bagian tak memenuhi syarat 5%
2. Batas margin 12 MPa
3. Kuat rata-rata yang ditargetkan 39,5 MPa
4. Jenis semen Semen Bosawa
5. Jenis agregat halus Pasir Alami
6. Jenis agregat kasar Batu pecah
7. Faktor air semen hitung 0,54
8. Faktor air semen maksimum 0,60
9. Slump 60 mm – 180 mm
10. Ukuran agregat maksimum 40 mm
11. Kadar air bebas 185 kg/m3
12. Kadar semen 342,6 kg/m3
13. Kadar semen minimum 275 kg/m3
14. Faktor air semen yang disesuaikan -
15. Susunan butir agregat halus Zona 2
16. Persen agregat halus 37%
17. Berat jenis agregat gabungan 2980 kg/m3
18. Berat jenis beton 2650 kg/m3
19. Kadar agregat gabungan 2122,40 kg/m3
20. Kadar agregat halus 785,288 kg/m3
21. Kadar agregat kasar 1337,11 kg/m3
4.2 Rancangan Campuran Beton
4.2.1 Kondisi SSD
Tabel 4.6 Kondisi SSD

Campuran Berat Air (kg) Semen (kg) Pasir (kg) Kerikil (kg)
Per m3 beton 185 342,6 785,288 1337,11
Perbandingan Berat
1 : 2,29 : 3,9
Semen : Pasir : Kerikil

Campuran Volume Air (lt) Semen (lt) Pasir (lt) Kerikil (lt)
Per m3 beton 185 304,8 599 1063,73
Perbandingan Berat
1 : 1,97 : 3,49
Semen : Pasir : Kerikil

4.2.2 Kondisi Lapangan


Kadar Air Pasir = 16,18 %
+12,43 % (kelebihan air 12,43 %)
Penyerapan Pasir = 3,75 %

Kadar Air Kerikil = 3,8 %


-0,7 % (kekurangan air 0,7 %)
Penyerapan Kerikil = 4,5 %

Air = 185 – (12,43% x 785,288) – (-0,7% x 1337,11) = 96,749 kg


Semen = 342,6 kg
Pasir = 785,288 + (12,43% x 785,288) = 882,899 kg
Kerikil = 1337,11 + (-0,7% x 1337,11) = 1327,75 kg

Tabel 4.7 Kondisi di Lapangan

Campuran Berat Air (kg) Semen (kg) Pasir (kg) Kerikil (kg)
Per m3 beton 96,749 342,6 882,899 1327,75
Perbandingan Berat
1 : 2,58 : 3,88
Semen : Pasir : Kerikil

Campuran Volume Air (lt) Semen (lt) Pasir (lt) Kerikil (lt)
Per m3 beton 96,749 304,8 673,45 1056,28
Perbandingan Berat
1 : : 2,21 : 3,47
Semen : Pasir : Kerikil

4.3 Campuran Kondisi Lapangan (10 kubus dan 1 balok)


Kebutuhan material pembuat benda uji :

Volume 10 benda uji kubus = 10 x [(0,15x 0,15 x 0,15) + (20% x 0,15x 0,15 x 0,15)]

= 10 x (0,003375 + 0,000675)

= 0,0405 m3

Volume 1 benda uji balok = 1 x [(0,15 x 0,15 x 0,60) + (20% x (0,15 x 0,15 x 0,60)]

= 0,0135 + 0,0027

= 0,0162m3
Volume benda uji = (0,0405 +0,0162)

= 0,0567 m3

Proporsi campuran untuk benda uji 10 kubus dan 1 balok :

Air = 0,0567x 96,749 = 5,49 kg

Semen = 0,0567x 342,6 = 19,43 kg

Pasir = 0,0567x 882,899 = 50,06 kg

Kerikil = 0,0567x 1327,75 = 75,28 kg

Anda mungkin juga menyukai