BAB III
PENGUJIAN BETON
(SNI 03-2834-1993)
e. Tarik garis mendatar melalui kuat tekan fcr (43,50 MPa) sampai memotong kurva
baru yang ditentukan pada poin (d) diatas.
f. Tarik garis lurus kebawah dari perpotongan tersebut untuk
mendapatkan harga faktor air semen yang diperlukan, yaitu : 0,41
Tabel 3.1.2 Perkiraan Kekuatan Tekan (Mpa) Beton dengan Faktor Air-Semen
= 0,5 dan Agregat Kasar yang Dipakai di Indonesia.
0.41
Gambar 3.1.1 Grafik hubungan antara kuat tekan dan faktor air semen (Grafik
1, SNI 03-2834-1993)
8. Faktor air semen maksimum = 0,60 (Tabel 3.1.3)
Dipilihnya faktor air maksimun = 0,60. Karena pembetonan yang dipilih adalah
pembetonan kolom bangunan yang dimana pada tahap awal tidak terlindungi
dari hujan dan terik matahari langsung.
Tabel 3.1.3 Persyaratan Jumlah Semen Minimum dan Faktor Air Semen
Maksimum untuk Berbagai Macam Pembetonan dalam Lingkungan Khusus.
Tabel 3.1.4 Perkiraan Kadar Air Bebas (kg/m3) yang Dibutuhkan untuk
Beberapa Tingkat Kemudahan Pekerjaan Adukan Beton.
Gambar 3.1.2. Grafik batas gradasi pasir (Sedang) No.2 (Grafik 2, SNI 03-
2834-1993)
18. Persen agregat halus (Gambar 2.5) = Nilai yang dipakai dapat diambil
antar kedua nilai ini (biasanya nilai rata-rata). Dalam hal ini diambil nilai
38%.
42
34
0,41
Gambar 3.1.5 Grafik persen pasir terhadap kadar total agregat yang
dianjurkan untuk butir maksimum 20 mm (Grafik 14, SNI 03-2834-1993)
19. Bj relatif = (% Pasir x BJ. SSD Pasir) + (% kerikil x BJ. SSD Kerikil) = (38%
x 2,623)+ (62% x 2,708) = 2,7
2412
205
Gambar 3.1.6 Grafik perkiraan berat isi beton basah yang telah selesai
dipadatkan (Grafik 16, SNI 03-2834-1993)
21. Kadar agregat gabungan
= Berat isi beton – jumlah semen – kadar air bebas
= 2412 – 500 – 205 = 1707 kg/m3
22. Kadar agregat halus = 38% x 1707
= 648,66 kg/m3
23. Kadar agregat kasar = 1707 – 648,66
= 1058,34 kg/m3
24. Proporsi campuran agregat kondisi SSD untuk tiap m3 :
Semen (A) = 500 kg/m3
Air (B) = 205 kg/m3
Pasir (C) = 648,66 kg/m3
Kerikil (D) = 1058,34 kg/m3
25. Koreksi proporsi campuran agregat kondisi sampel tiap m³
Semen = 500 kg/m³
Air = B - ((Ca-Da)x(C/100)) - ((Ck-Dk)x(D/100))
= 205 - ((4.263 - 0.847)x(648.66/100)) - ((0,908 - 1,230)x
(1058,34/100)
= 176,60 kg/m³
Pasir = C + ((Ca-Da)x(C/100))
= 648,66 + ((4,263 – 0.847) x (648,66/100))
= 673,23 kg/m³
Kerikil = D + ((Ck-Dk)x(D/100))
= 1058,34 + ((0,908 – 1,230) x (1058,34/100)
= 1062,17 kg/m³
Kontrol berat isi beton = 500 + 176,60 + 673,23 + 1062,17
2420 kg/m³ = 2420 kg/m³
26. Volume benda uji yang dibutuhkan
Kubus = 0,15 x 0,15 x 0,15 = 0,00318 m3 x 6 buah cetakan = 0,0203 m3
1
Silinder = x 3,14 x 0,152 x 0,3 = 0,0053 m3 x 6 buah cetakan= 0,032 m3
4
Balok = 0,15 x 0,15 x 0,6 = 0,0135 m3
Volume Total benda uji = V.Kubus + V.Silinder + V.Balok
= 0,0203 + 0,032 + 0,0135 = 0,0656 m3
3.1.6 Kesimpulan
Dari hasil perhitungan perancangan campuran beton untuk target strength (f’c) 35
MPa diperoleh komposisi bahan tiap m3 beton adalah :
Semen (A) = 500 kg/m3
Air (B) = 176,60 kg/m3
Kerikil (C) = 1058,34 kg/m3
Pasir (D) = 673,23 kg/m3