Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM

UJI BAHAN KONSTRUKSI BETON

BAB III
PENGUJIAN BETON

3.1 TATA CARA PERENCANAAN CAMPURAN BETON (MIX DESIGN)

(SNI 03-2834-1993)

3.1.1 Tujuan Percobaan


Untuk mendapatkan proporsi campuran beton yang dapat menghasilkan mutu
beton yang sesuai dengan rencana.

3.1.2 Teori Dasar


Beton merupakan campuran antara semen portland atau semen hidraulik,
agregat halus, agregat kasar dan air dengan atau tanpa bahan tambah membentuk
massa yang padat. Beton normal adalah beton yang mempunyai berat isi 2200 –
2500 kg/m3.
Untuk menentukan kekuatan serta daya tahan dari suatu beton sangat
dipengaruhi oleh banyak faktor, diantaranya :
a. Jenis agregat yang diinginkan,
b. Perbandingan nilai campuran antara semen, agregat, dan air,
c. Kadar lumpur dari agregat, dan lain sebagainya.
Berdasarkan hal tersebut, diketahui bahwa sifat dari suatu beton adalah mudah
dibentuk sesuai keinginan dan juga beton dikenal kuat untuk menerima daya tekan
dan lemah untuk menerima gaya tarik, sehingga untuk menentukan kuat tekan dari
suatu beton dapat dilakukan dengan cara pengujian yaitu:
a. Pengujian dengan cara hammer test;
b. Kuat tekan hancur beton dengan mesin.
Proporsi campuran beton harus menghasilkan beton yang memenuhi
persyaratan beton normal sesuai SNI 03-2843-1993, yaitu :

SIFA SALSABILA SAHEMPA / F11120045


LAPORAN PRAKTIKUM
UJI BAHAN KONSTRUKSI BETON

a) Kekentalan yang memungkinkan pengerjaan beton (penuangan, pemadatan, dan


peralatan) serta dengan mudah mengisi bekisting dan menutup permukaan secara
merata atau serba sama (homogen).
b) Keawetan,
c) Kekuatan tekan,
d) Ekonomis,
e) Beton yang dibuat harus menggunakan bahan agregat normal tanpa bahan
tambah.

3.1.3 Pemilihan Proporsi Campuran Beton


Berdasarkan SNI 03-2843-1993, pemilihan proporsi campuran beton
dilaksanakan menurut ketentuan sebagai berikut :
a. Rencana campuran beton ditentukan berdasarkan campuran hubungan antara kuat
tekan dan faktor air semen;
b. Untuk beton dengan nilai f’c lebih besar dari 20 MPa, proporsi serta pelaksanaan
produksinya harus didasarkan pada penakaran berat;
c. Untuk beton dengan nilai f’c hingga 20 MPa dilaksanakan produksinya boleh
menggunakan penakaran volume. Penakaran volume ini harus didasarkan pada
perencanaan proporsi campuran dalam berat yang dikonversikan ke dalam
volume melalui berat isi dari masing-masing bahan.
d. Air yang digunakan harus bersih dari kotoran organik.
e. Semen yang digunakan harus memenuhi SNI 15-2049-1994 tentang Semen
Portland.
f. Agregat harus memenuhi SNI 03-1750-1990 tentang mutu Mutu dan Cara Uji
Agregat Beton.

3.1.4 Bahan yang Digunakan


a. Jenis semen yang digunakan adalah tipe PCC Tipe I merek Tonasa
b. Agregat Halus
Gradasi agregat = Spesifikasi Uk. Sedang (Zona 2)
Berat jenis SSD = 2,623
Penyerapan air (Da) = 0,847 %

SIFA SALSABILA SAHEMPA / F11120045


LAPORAN PRAKTIKUM
UJI BAHAN KONSTRUKSI BETON

Kadar air agregat (Ca) = 4,263 %


Berat isi lepas = 1,481 gram/cm3
Kotoran organik = Standar warna No. 2
Kadar lumpur = 2,168 %
c. Agregat Kasar
Gradasi agregat = Spesifikasi Uk. Maks 20 mm
Berat jenis SSD = 2,708
Kadar air agregat (Ck) = 0,908 %
Berat isi lepas = 1,452 gram/cm3
Penyerapan air (Dk) = 1,230 %
Keausan agregat = 18,13 %

3.1.5 Perhitungan Rencana Campuran


Daftar isian perencanaan sesuai SK – SNI – T – 15 – 1991 – 03.
1. Kuat tekan yang disyaratkan (f’c) = 35 MPa (ditetapkan)
“Kuat tekan beton yang disyaratkan (f’c) adalah kuat tekan yang ditetapkan
oleh perencana struktur (berdasarkan benda uji berbentuk silinder diameter 150
mm, tinggi 300 mm).”
2. Deviasi standar = 7 MPa (lihat Tabel 2.1)
“Deviasi standar adalah standar penyimpangan dari peraturan”
Dipilihnya deviasi standar = 7 MPa (dengan pengendalian mutu pekerjaan
jelek) karena spesifikasi ukuran maksimum agregat kasar cukup besar yaitu 20
mm, tingkat pengawasan pengerjaan campuran beton ini rendah dan disaat
proses pemadatannya bisa saja terjadi kelalaian manusia yang dapat
mengakibatkan pemadatan tidak merata maksimal.
Tabel 3.1.1 Nilai Deviasi Standar
Tingkat Pengendalian Mutu
Margin (MPa)
Pekerjaan / Standar Deviasi (MPa)
Memuaskan 2,8 4,59
Sangat Baik 3,5 5,74
Baik 4,2 6,89

SIFA SALSABILA SAHEMPA / F11120045


LAPORAN PRAKTIKUM
UJI BAHAN KONSTRUKSI BETON

Cukup 5,6 9,18


Jelek 7,0 11,98
Tanpa Kendali 8,4 113,78
(Sumber : SNI T-15-1990-03)
3. Nilai tambah / nilai margin = 1,64 x 7
(k =1,64 ; Maks. 5% kegagalan) = 11,48 MPa ≈ 11,5 MPa
“Nilai tambah / nilai margin adalah tingkat selisih antara kuat tekan beton
rata-rata yang ditargetkan dengan kuat tekan beton yang disyaratkan.”
4. Kuat tekan rata-rata yang ditargetkan = 35 + 11,5MPa
(f’c + M) = 46,5 MPa
5. Jenis semen = PCC Tipe I merek Tonasa
6. Jenis agregat :
- Agregat kasar = Batu pecah
- Agregat halus = Pasir alami
7. Faktor air semen batas = 0,41 (Tabel 2.2 dan Gambar 2.1)
“Faktor air semen bebas adalah angka perbandingan antara berat air bebas
dan berat semen dalam beton.”
Dari Tabel 3.2 diketahui untuk agregat kasar batu pecah (kerikil) dan semen tipe
I dengan bentuk benda uji adalah silinder, maka kekuatan tekan umur 28 hari
yang diharapkan dangan faktor air semen 0,41 adalah 370 kg/m² (=37
N/mm²).Harga ini dipakai untuk membuat kurva yang harus diikuti menurut
gambar-2 dalam usaha untuk mencari faktor air semen untuk beton yang
dirancang dengan cara sebagai berikut :
a. Dari Tabel 3.1.2, didapat prakiraan kuat tekan benda uji berbentuk silinder
adalah : 37 MPa.
b. Lihat Grafik 3.1.1 untuk benda uji silinder
c. Tarik garis tegak lurus ke atas melalui faktor air semen 0,5 sampai memotong
ordinat kuat tekan beton pada poin (a) di atas, sehingga di dapat koordinat (fas ,
f’cr) = (0.5 , 37)
d. Tarik garis lengkung melalui koordinat tersebut membentuk kurva yang
proposional terhadap kurva lengkung dibawah dan diatasnya.

SIFA SALSABILA SAHEMPA / F11120045


LAPORAN PRAKTIKUM
UJI BAHAN KONSTRUKSI BETON

e. Tarik garis mendatar melalui kuat tekan fcr (43,50 MPa) sampai memotong kurva
baru yang ditentukan pada poin (d) diatas.
f. Tarik garis lurus kebawah dari perpotongan tersebut untuk
mendapatkan harga faktor air semen yang diperlukan, yaitu : 0,41
Tabel 3.1.2 Perkiraan Kekuatan Tekan (Mpa) Beton dengan Faktor Air-Semen
= 0,5 dan Agregat Kasar yang Dipakai di Indonesia.

(Sumber : SNI 03-2834-1993)

0.41

SIFA SALSABILA SAHEMPA / F11120045


LAPORAN PRAKTIKUM
UJI BAHAN KONSTRUKSI BETON

Gambar 3.1.1 Grafik hubungan antara kuat tekan dan faktor air semen (Grafik
1, SNI 03-2834-1993)
8. Faktor air semen maksimum = 0,60 (Tabel 3.1.3)
Dipilihnya faktor air maksimun = 0,60. Karena pembetonan yang dipilih adalah
pembetonan kolom bangunan yang dimana pada tahap awal tidak terlindungi
dari hujan dan terik matahari langsung.
Tabel 3.1.3 Persyaratan Jumlah Semen Minimum dan Faktor Air Semen
Maksimum untuk Berbagai Macam Pembetonan dalam Lingkungan Khusus.

(Sumber : SNI 03-2834-1993)


9. Slump = 100 mm (Ditetapkan)
“Slump adalah salah satu ukuran kekentalan adukan beton dinyatakan dalam
mm ditentukan dengan alat Kerucut Abram.”
10. Ukuran agregat maksimum = 20 mm (Ditetapkan)
11. Kadar air bebas
Karena agregat yang digunakan adalah agregat campuran (agregat halus tak
pecah dan agregat kasar dipecah), maka digunakan rumus berikut :
2 1
Wh + Wk
dengan : 3 3
2 1
195 + 225
=3 3 = 205 kg/m3
Dimana : Wh adalah perkiraan jumlah air untuk agregat halus (Tabel 3.1.4)
Wk adalah perkiraan jumlah air untuk agregat kasar (Tabel 3.1.4)

SIFA SALSABILA SAHEMPA / F11120045


LAPORAN PRAKTIKUM
UJI BAHAN KONSTRUKSI BETON

Tabel 3.1.4 Perkiraan Kadar Air Bebas (kg/m3) yang Dibutuhkan untuk
Beberapa Tingkat Kemudahan Pekerjaan Adukan Beton.

(Sumber : SNI 03-2834-1993)


205
12. Jumlah semen =
0 , 41
= 500 kg/m3
13. Jumlah semen maksimum = 500 kg/m3
14. Jumlah semen minimum = 325 kg/m3
15. Faktor air semen yang disesuaikan = 0,41 kg/m3
16. Susunan besar butiran agregat halus = Spesifikasi ukuran sedang (Gambar
3.1.2)

Gambar 3.1.2. Grafik batas gradasi pasir (Sedang) No.2 (Grafik 2, SNI 03-
2834-1993)

SIFA SALSABILA SAHEMPA / F11120045


LAPORAN PRAKTIKUM
UJI BAHAN KONSTRUKSI BETON

17. Susunan agregat kasar/gabungan = 20 mm (Gambar 3.1.3 dan Gambar


3.1.4)

Gambar 3.1.3 Grafik batas gradasi kerikil ukuran maksimum 20 mm (Grafik 8,


SNI 03-2834-1993)

Gambar 3.1.4 Grafik batas gradasi agregat gabungan ukuran maksimum 20 mm


(Grafik 11, SNI 03-2834-1993)

SIFA SALSABILA SAHEMPA / F11120045


LAPORAN PRAKTIKUM
UJI BAHAN KONSTRUKSI BETON

18. Persen agregat halus (Gambar 2.5) = Nilai yang dipakai dapat diambil
antar kedua nilai ini (biasanya nilai rata-rata). Dalam hal ini diambil nilai
38%.

42
34

0,41

Gambar 3.1.5 Grafik persen pasir terhadap kadar total agregat yang
dianjurkan untuk butir maksimum 20 mm (Grafik 14, SNI 03-2834-1993)
19. Bj relatif = (% Pasir x BJ. SSD Pasir) + (% kerikil x BJ. SSD Kerikil) = (38%
x 2,623)+ (62% x 2,708) = 2,7

SIFA SALSABILA SAHEMPA / F11120045


LAPORAN PRAKTIKUM
UJI BAHAN KONSTRUKSI BETON

20. Berat isi beton = 2412 kg/m3 (Gambar 2.6)

2412

205

Gambar 3.1.6 Grafik perkiraan berat isi beton basah yang telah selesai
dipadatkan (Grafik 16, SNI 03-2834-1993)
21. Kadar agregat gabungan
= Berat isi beton – jumlah semen – kadar air bebas
= 2412 – 500 – 205 = 1707 kg/m3
22. Kadar agregat halus = 38% x 1707
= 648,66 kg/m3
23. Kadar agregat kasar = 1707 – 648,66
= 1058,34 kg/m3
24. Proporsi campuran agregat kondisi SSD untuk tiap m3 :
Semen (A) = 500 kg/m3
Air (B) = 205 kg/m3
Pasir (C) = 648,66 kg/m3
Kerikil (D) = 1058,34 kg/m3
25. Koreksi proporsi campuran agregat kondisi sampel tiap m³
Semen = 500 kg/m³
Air = B - ((Ca-Da)x(C/100)) - ((Ck-Dk)x(D/100))
= 205 - ((4.263 - 0.847)x(648.66/100)) - ((0,908 - 1,230)x
(1058,34/100)

SIFA SALSABILA SAHEMPA / F11120045


LAPORAN PRAKTIKUM
UJI BAHAN KONSTRUKSI BETON

= 176,60 kg/m³
Pasir = C + ((Ca-Da)x(C/100))
= 648,66 + ((4,263 – 0.847) x (648,66/100))
= 673,23 kg/m³
Kerikil = D + ((Ck-Dk)x(D/100))
= 1058,34 + ((0,908 – 1,230) x (1058,34/100)
= 1062,17 kg/m³
Kontrol berat isi beton = 500 + 176,60 + 673,23 + 1062,17
2420 kg/m³ = 2420 kg/m³
26. Volume benda uji yang dibutuhkan
Kubus = 0,15 x 0,15 x 0,15 = 0,00318 m3 x 6 buah cetakan = 0,0203 m3
1
Silinder = x 3,14 x 0,152 x 0,3 = 0,0053 m3 x 6 buah cetakan= 0,032 m3
4
Balok = 0,15 x 0,15 x 0,6 = 0,0135 m3
Volume Total benda uji = V.Kubus + V.Silinder + V.Balok
= 0,0203 + 0,032 + 0,0135 = 0,0656 m3

SIFA SALSABILA SAHEMPA / F11120045


LAPORAN PRAKTIKUM
UJI BAHAN KONSTRUKSI BETON

3.1.6 Kesimpulan
Dari hasil perhitungan perancangan campuran beton untuk target strength (f’c) 35
MPa diperoleh komposisi bahan tiap m3 beton adalah :
Semen (A) = 500 kg/m3
Air (B) = 176,60 kg/m3
Kerikil (C) = 1058,34 kg/m3
Pasir (D) = 673,23 kg/m3

SIFA SALSABILA SAHEMPA / F11120045

Anda mungkin juga menyukai