Anda di halaman 1dari 31

LAPORAN PRAKTIKUM

UJI BAHAN KONSTRUKSI BETON

B.1. PERENCANAAN CAMPURAN BETON


(SNI 03-2834-1993)
1. Tujuan Percobaan

Untuk mendapatkan proporsi campuran beton yang dapat menghasilkan mutu


beton yang sesuai dengan rencana.

2. Dasar teori

Beton merupakan pencampuran dari bahan-bahan agregat halus yaitu pasir,batu,


batu pecah dengan ukuran gradasi tertentu dengan menambahkan bahan perekat dan air
secukupnya untuk membantu mempercepat reaksi selama proses pengerasan dan
perawatan beton merupakan fungsi utama dalam pembentukan beton.

Untuk menentukan kekuatan serta daya tahan dari suatu beton sangat dipengaruhi
oleh banyaknya faktor :
 Jenis agregat yang diinginkan,
 Perbandingan nilai campuran semen, agregat, dan air,
 Kandungan lumpur dari agregat,
 Dan faktor lainya.

Dari sini diketahui bahwa sifat dari suatu beton adalah mudah dibentuk sesuai
keinginan dan juga beton dikenal kuat untuk menerima daya tekan dan lemah untuk
menerima gaya tarik. Sehingga untuk menentukan kuat tekan dari suatu beton dapat
dilakukan dengan cara pengujian yaitu :
1) Pengujian dengan cara mammer test;
2) Kuat tekan hancur beton dengan mesin.

Proporsi campuran beton harus menghasilkan beton harus memenuhi persyaratan:


Kekuatan (Strength), Pengerjaaan (Workabilitas), Keawetan (Durabilitas) dan
Ekonomis. Atau campuran beton yang memungkinkan pengerjaan beton (penuangan,
pemadatan dan peralatan) dengan mudah mengisi acuan dan menutup permukaan secara
merata atau serba sama (homogen).

Kelompok
UBK-20182-S1.E-02
B.1 - 1
LAPORAN PRAKTIKUM
UJI BAHAN KONSTRUKSI BETON

Adapun persyaratan material untuk beton, yaitu:

1) Semen
 Berat jenis semen sekitar 3,059
 Kehalusan semen :
- % tertahan saringan No. 100 = 0%
- % tertahan saringan No. 200 = maksimum 20 %
 Semen portland tipe 1 atau Semen portland komposit (PCC)

2) Air
 Untuk pembuatan dan perawatan beton, air tidak boleh mengandung
minyak,asam-asaman, garam dan bahan-bahan organik yang dapat merusak
beton dalam hal ini digunakan dalam air yang bersih,

3) Agregat halus
 Agregat halus adalah material yang berukuran 4,75 mm atau lolos saringan
No.4.
 Agregat dapat berupa pasir atau hasil stone crusher yang terdiri dari butiran
tajam, keras dan tertahan;
 Kadar lumpur (lolos saringan ukuran 0,075 mm (No.200) maks. 3 %.
 Agregat halus tidak boleh banyak mengandung bahan organik dengan syarat
warna tingkat 1 dan 2;

4) Agregat kasar
 Agregat kasar adalah material yang berukuran 4,75 mm - 40 mm.
 Agregat kasar harus memiliki butiran kasar, tidak berpori atau bersifat kuat;
 Keausan (abrasi) agregat dengan mesin Los Angelas untuk 500 kali putaran
harus ≤ 40% (beton non struktural) dan ≤ 25% (beton struktural).
 Kadar lumpur kurang dari 1%;
 Besar butiran maksimum disesuaikan dengan kebutuhan pekerjaan dan syarat-
syarat sebagai berikut:
 1/5 jarak terkecil antara bidang samping dari cetakan,
 1/3 dari tebal plat,

Kelompok
UBK-20182-S1.E-02
B.1 - 2
LAPORAN PRAKTIKUM
UJI BAHAN KONSTRUKSI BETON

 3/4 dari jarak bersih antara batang tulangan.

3. Pemilihan Proporsi Campuran Beton


Pemilihan proporsi campuran beton harus dilaksanakan menurut ketentuan
sebagai berikut:
1) Rencana campuran beton ditentukan berdasarkan campuran hubungan antara kuat
tekan dan faktor air semen;
2) Untuk beton dengan nilai fc’ ≥ 20 MPa, proporsi serta pelaksanaan produksinya
harus didasarkan penakaran berat;
3) Untuk beton dengan nilai fc’ < 20 MPa, dapat dilaksanakan penakaran volume,
dengan ketentuan didasarkan pada perencanaan proporsi campuran dalam berat
yang dikonversikan kedalam volume melalui berat isi dari masing-masing bahan.

4. Bahan Yang Digunakan

a. Semen Portland (PC) :


Jenis. : Portland Composite Cement – PCC (SNI 15-7064-2004),
Merk : Tonasa,
Berat Jenis : 3,10
Berat isi semen : 1,250 gr/cm3
Kehalusan semen : Tertahan saringan: #100 (0%) & #200 (8,4% ≤ 22%)

b. Air :
Air bersih (sumur dalam) di Laboratorium Fakultas Teknik Untad, memenuhi
syarat sebagai air campuran beton (SNI 03-6817-2002).

c. Agregat Halus (Pasir)

Uraian Hasil Pengujian Persyaratan Mutu Ket.

 Jenis material : Pasir Alami, Ex. S. Palu (Tinggede) √


 Analisa Saringan : Zona 2 Zona 1, 2, 3, dan 4 √
 Gradasi butir : Menerus menerus √
 Kadar Lumpur : 1,162% max. 3 % √
 Kotoran Organik : No. 1 max. No. 3 √
 Kadar Air : 1,320% -- √
 Berat Isi lepas : 1,448 min. 1,2 kg/Ltr √

Kelompok
UBK-20182-S1.E-02
B.1 - 3
LAPORAN PRAKTIKUM
UJI BAHAN KONSTRUKSI BETON

 Berat Jenis (SSD) : 2,603 min. 2,3 gram/cc √


 Penyerapan air : 1,092% max. 2 % √

d. Agregat Kasar (Batu Pecah)

Uraian Hasil Pengujian Persyaratan Mutu Ket.

 Jenis material : Batu Pecah D20, Ex. SC. Buluri √


 Analisa Saringan : Uk. Max. 20 mm max. 10, 20, dan 40 √
 Gradasi butir : Menerus menerus √
 Kadar Lumpur : 0,489% max. 1 % √
 Keausan Agregat : 19,080% max. 27% (> fc’25) √
 Kadar Air : 0,523% -- √
 Berat Isi lepas : 1,335 min. 1,2 kg/Ltr √
 Berat Jenis (SSD) : 2,713 min. 2,3 gram/cc √
 Penyerapan air : 0,943% max. 2 % √

Catatan:
1. Data pengujian dan hasil analisis data, terlampir.
2. Dengan memperhatikan data hasil pengujian material untuk campuran beton di
atas (sesuai kondisi sampel), disimpulkan bahwa seluruh material memenuhi
persyaratan mutu untuk digunakan sebagai campuran beton.

Kelompok
UBK-20182-S1.E-02
B.1 - 4
LAPORAN PRAKTIKUM
UJI BAHAN KONSTRUKSI BETON

5. Perhitungan Rencana Campuran

Daftar isian perencanaan sesuai SNI 03-2834-2000.

1. Kuat tekan yang disyaratkan (fc’) = 27,5 MPa (ditetapkan/target)


“Kuat tekan beton yang disyaratkan (fc’) adalah kuat tekan yang ditetapkan oleh
perencana struktur (berdasarkan benda uji berbentuk silinder diameter 150 mm,
tinggi 300 mm).”

2. Deviasi standar (S) = 4,2 MPa


“Deviasi Standar adalah standar penyimpangan dari peraturan”
Nilai Deviasi Standar (Rencana)
Tingkat Pengendalian Standar
Nilai Margin (MPa)
Mutu Pekerjaan Deviasi (MPa)
Memuaskan 2,8 4,59
Sangat Baik 3,5 5,74
Baik 4,2 6,89
Cukup 5,6 9,18
Jelek 7,0 11,48
Tanpa Kendali 8,4 13,78

3. Nilai tambah / Nilai Margin (M) = k x S


(k =1,64 ; Maks.5% kegagalan)
= 1,64 x 4,2
= 6,89 MPa
“Nilai tambah / Nilai Margin adalah tingkat selisih antara kuat tekan beton rata-
rata yang ditargetkan dengan kuat tekan beton yang disyaratkan.”

4. Kuat tekan rata-rata yang ditargetkan (f’cr) = (fc’ + M)


= 27.5 + 6,89
= 34,39 MPa
“Kuat tekan rata-rata yang ditargetkan adalah kuat tekan rata-rata yang
diharapkan dapat dicapai yang lebih besar dari fc’.”

5. Jenis semen = PCC Merk Tonasa

6. Jenis agregat :
- Agregat kasar = Batu pecah (Ex. Sungai Loli)
- Agregat halus = Pasir alami (Ex. Sungai Palu)

7. Faktor air semen bebas = 0,54 (Tabel 2 & grafik 1,2)


“Faktor Air Semen Bebas adalah angka perbandingan antara berat air bebas dan
berat semen dalam beton.”
Lampirkan: Grafik 1 & 2 (terplot)

Kelompok
UBK-20182-S1.E-02
B.1 - 5
LAPORAN PRAKTIKUM
UJI BAHAN KONSTRUKSI BETON

8. Faktor air semen maksimum = 0,600 (Tabel 4)

9. Slump = 100 mm (Ditetapkan)


“Slump adalah salah satu ukuran kekentalan adukan beton dinyatakan dalam mm
ditentukan dengan Alat Kerucut Abram.”

Kelompok
UBK-20182-S1.E-02
B.1 - 6
LAPORAN PRAKTIKUM
UJI BAHAN KONSTRUKSI BETON

10. Ukuran agregat maksimum = 20 mm (ditetapkan)

11. Kadar air bebas = 2 h  1 k (Tabel 3)


3 3
2
= 195  1 225
3 3
= 205 kg/m3
“Kadar Air Bebas adalah jumlah air yang dicampurkan ke dalam beton untuk
mencapai konsistensi tertentu, tidak termasuk air yang diserap oleh agregat.”

205
𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝐴𝑖𝑟 𝐵𝑒𝑏𝑎𝑠
12. Jumlah semen = = 0,54
𝐹𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝐴𝑖𝑟 𝑆𝑒𝑚𝑒𝑛
= 380 kg/m3
“Jumlah Semen adalah perbandingan antara Kadar Air Bebas dengan Faktor Air
Semen Bebas.”

13. Jumlah semen maksimum = --

Kelompok
UBK-20182-S1.E-02
B.1 - 7
LAPORAN PRAKTIKUM
UJI BAHAN KONSTRUKSI BETON

14. Jumlah semen minimum = 325 kg/m3 (Tabel 4,5,6)

15. Faktor air semen yang disesuaikan = 0,54 kg/m3


“Faktor Air Semen yang disesuaikan adalah faktor air semen terkecil.”

16. Susunan besar butiran agregat halus = Zona 2 (Grafik 3,4,5,6)

17. Susunan agregat kasar/gabungan = 20 mm (grafik 8 & 11)


(Tabel 7, grafik7,8,9,10,11,12)

18. Persen agregat halus (grafik 13,14,15) = 34%

19. Bj relatif = (% Pasir x BJ. SSDPasir) + (% kerikil x BJ. SSD Kerikil)


= (34% x 2,629)+ (66% x 2.591)
= 2,626
“BJ. SSD adalah perbandingan antara berat agregat kering permukaan jenuh dan
berat air suling yang berat isinya sama dengan isi agregat dalam keadaan jenuh
pada suhu tertentu.”
“BJ. Relatif Agregat adalah jumlah dari % pasir dikali BJ. SSD pasir dan % Kerikil
dikali BJ. SSD kerikil.”

20. Berat isi beton = 2410 kg/m3(grafik 16)


“Berat Isi Beton adalah berat beton segar per satuan volume (Isi).”

21. Kadar agregat gabungan


= Berat isi beton – kadar air semen – Kadar air bebas
= 2410 – (394 + 205)
= 1825 kg/m3

22. Kadar agregat halus = 34% x 1811


= 621 kg/m3

23. Kadar agregat kasar = 1825 - 621


= 1204 kg/m3

24. Proporsi campuran agregat kondisi SSD untuk tiap m3 :


Semen (A) = 380 kg/m3
Air (B) = 205 kg/m3
Kerikil (C) = 1204 kg/m3
Pasir (D) = 621 kg/m3

25.Koreksi Proporsi Campuran agregat Kondisi Sampel. Tiap m³


Semen = 380 kg/m³
Air = B - (Ca – Da) x (D/100) – (Ck – Dk) x (C/100)
= 205 - (1,478 – 1,176) x (621/100) – (2,585 – 1,736) x (1204/100)

Kelompok
UBK-20182-S1.E-02
B.1 - 8
LAPORAN PRAKTIKUM
UJI BAHAN KONSTRUKSI BETON

= 193 kg/m³
Pasir = D + (Ca – Da) x (D/100)
= 621 + (1,478 – 1,176) x (621/100) = 623 kg/m³
Kerikil = C + (Ck – Dk) x (C/100)
= 1204 + (2,585 – 1,736) x (1204/100) = 1214 kg/m³
Berat isi beton = 380 + 205+ 621+ 1204 = 2410 kg/m³

26. Proporsi berat campuran per 1 zak PC atau 50 kg PC (agregat kondisi sampel)
50 𝐾𝑔 𝑃𝐶
Semen = Proporsi campuran semen/m3 x 𝑃𝑟𝑜𝑝𝑜𝑟𝑠𝑖 𝐶𝑎𝑚𝑝𝑢𝑟𝑎𝑛 𝑠𝑒𝑚𝑒𝑛/𝑚3
= 380 x 50
380
= 50 kg
50 𝐾𝑔 𝑃𝐶
Air = Proporsi campuran Air/m3 x 𝑃𝑟𝑜𝑝𝑜𝑟𝑠𝑖 𝐶𝑎𝑚𝑝𝑢𝑟𝑎𝑛 𝑠𝑒𝑚𝑒𝑛/𝑚3
= 193 x 50
380
= 25,382 kg
50 𝐾𝑔 𝑃𝐶
Pasir = Proporsi campuran Pasir/m3 x 𝑃𝑟𝑜𝑝𝑜𝑟𝑠𝑖 𝐶𝑎𝑚𝑝𝑢𝑟𝑎𝑛 𝑠𝑒𝑚𝑒𝑛/𝑚3
= 623 x 50
380
= 81,975 kg
50 𝐾𝑔 𝑃𝐶
Kerikil = Proporsi campuran Kerikil/m3 x 𝑃𝑟𝑜𝑝𝑜𝑟𝑠𝑖 𝐶𝑎𝑚𝑝𝑢𝑟𝑎𝑛 𝑠𝑒𝑚𝑒𝑛/𝑚3
= 1214 x 50
394
= 159,766 kg

27. Proporsi volume campuran per 1 zak PC (agregat kondisi sampel)


𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑆𝑒𝑚𝑒𝑛 50
Semen = 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝐼𝑠𝑖 𝑆𝑒𝑚𝑒𝑛 =
1,25
= 40 dm3

𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝐴𝑖𝑟 25,382


Air = 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝐼𝑠𝑖 𝐴𝑖𝑟 =
1,00
= 25,382 Liter

𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑃𝑎𝑠𝑖𝑟
Pasir = 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝐼𝑠𝑖 𝐿𝑒𝑝𝑎𝑠 𝑃𝑎𝑠𝑖𝑟 = 81,975
1,540
3
= 53,219 dm

𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝐾𝑒𝑟𝑖𝑘𝑖𝑙 159,766


Kerikil =𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝐼𝑠𝑖 𝐿𝑒𝑝𝑎𝑠 𝐾𝑒𝑟𝑖𝑘𝑖𝑙 =
1,392
= 114,744 dm3

Kelompok
UBK-20182-S1.E-02
B.1 - 9
LAPORAN PRAKTIKUM
UJI BAHAN KONSTRUKSI BETON

Untuk setiap 1 zak semen ditetapkan:


 Air sebanyak 2 ember(diperkirakan capasitas daya angkat buruh per ember).
 Pasir sebanyak 2 tong
 Kerikil sebanyak 3 tong

Air = 27,288 Liter


Kapasitas air untuk 1 ember = 27,288/2 = 13,614 Liter/ember
Volume pasir per tong = 67341/2 = 33671cm³/tong
Volume kerikil per tong = 91313/3= 34179 cm³/tong

Perhitungan tinggi muka air dalam ember:


Kapasitas dalam 1 ember dengan ukuran :
 Volume air (V) = 13614cm³
 Diameter alas bawah (d1) = 20 cm
 Diameter alas atas (d2) = 28 cm
 Tinggi ember = 40 cm

Maka, untuk mengetahui tinggi air, digunakan rumus volume kerucut yang memiliki 2
alas yaitu:

30 cm

d1 = ? cm

38 cm

t1

20 cm

SKETSA
Gambar B-01.1 EMBER
:Sketsa Ember (Analisis Tinggi Air)

Kelompok
UBK-20182-S1.E-02
B.1 - 10
LAPORAN PRAKTIKUM
UJI BAHAN KONSTRUKSI BETON

Perhitungan tinggi muka air dalam ember:

Volume ember:
1
V ember = .t . { [Luas penaMPang atas + Luas penaMPang bawah] +
3

√[𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑝𝑒𝑛𝑎𝑚𝑝𝑎𝑛𝑔 𝑎𝑡𝑎𝑠 . 𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑝𝑒𝑛𝑎𝑚𝑝𝑎𝑛𝑔 𝑏𝑎𝑤𝑎ℎ]}


= 1/3 . 40 . {[(1/4 (3,14).(28)2)+(1/4.(3,14).(20)2)]+
√[(1/4 .(3,14).(28)2) . (1/4.(3,14).(20)2)]}
= 13,333. { (929,44) + √(615,440 𝑥 314,00)}
= 13,333. {1369,040}
= 18253,410 cm³ = 18,253 dm3 = 18,253 liter
Agar dapat mengetahui nilai dari tinggi atau diameter, digunakan perbandingan
segitiga sebagai berikut :
4 cm 4 : 40 = x : t1
40. x =4 . t1
x 40 𝑥
=t1
40 cm 4
t1
t1 = 10 x

Dari hasil perbandingan, dapat diketahui luasnya;


A1 = ¼. . D22
= ¼ . (3,14) . (20)2
A2 = ¼ . . D12
= ¼ . (3,14) . (20+2x)2
Untuk mencari tinggi air (t1) dengan volume air sebesar 13614 cm3 maka, dapat
diperoleh nilai x adalah:
Vair = 1/3. t1. (A1 + A2 + √A1 . A2)
= 1/3 . 10. ((1/4. (3,14).(20)2 + (1/4. (3,14).(20+2x)2) +
√(/4). D22. (/4)(20+2x)2)
= 3,333x. (314 + (1/4. (3,14).(400 + 80x + 4x2)) +
√(/4). D22.(20 + 2x)2)
= 3,333x . (314 + (314 + 62,8x + 3,14x2) + ((/4). 20. (20 + 2x))
= 3,333x .( 314 + (314 + 62,8x + 3,14x2) + (314 + 31,4x))
= 3,333x . (942 + 94,2 x + 3,14x2)
13614 = 3139,686x + 313,969x2 + 10,466 x3  x = 3,202 cm
Dari hasil percobaan sebelumnya, dapat diperoleh nilai:
t1 = 10 x = 10 . 3,202 = 32,020 cm

Kelompok
UBK-20182-S1.E-02
B.1 - 11
LAPORAN PRAKTIKUM
UJI BAHAN KONSTRUKSI BETON

Sehingga :

30 cm

38 cm

30,240 cm

20 cm

Gambar B-01.2 : Sketsa Ember(Hasil Perhitungan Tinggi Air)


SKETSA EMBER
Kontrol keseluruhan:
Vair = 1/3 x t1 x (A + A1 + √A x A1)
= 1/3. 10x . ((1/4. (3,14)(20)2 + (1/4. (3,14)(20+2x)2) +
√(/4)2. D22. (/4)(20+2x)2
= 1/3.10(3,202).((1/4.(3,14)(20)2+(1/4(3,14)(20+2(3,202))2)
+ √(/4).202.(/4).(20+2(3,202))2)
= 10,345. (314 + 576,257 + 425,376)
13614 = 13614 ..............OK

Perhitungan Tong untuk Pasir


untuk pasir dilakukan sebanyak 2x pengangkutan, maka:
67341
Pasir =
2
= 33671 cm3
Perhitungan tinggi tong dengan panjang = 35 cm dan Lebar = 40 cm
V = Panjang x Lebar x Tinggi
33671 = 35 x 40 x t
33671 = 1400t
t = 24,051 cm≤ 25 cm
Jadi, ukuran tong pasir = 35 cm x 40 cm x 24,051 cm

Kelompok
UBK-20182-S1.E-02
B.1 - 12
LAPORAN PRAKTIKUM
UJI BAHAN KONSTRUKSI BETON

24,051 cm

40 cm
35 cm 24,26

Gambar B-01.3 :Sketsa Tong Untuk Pasir

Perhitungan Tong untuk Kerikil


Untuk kerikil dilakukan sebanyak 3x pengangkutan, maka:
102538
Pasir =
3
= 34179 cm3
Perhitungan tinggi tong dengan panjang = 35 cm dan Lebar = 40 cm
V = Panjang x Lebar x Tinggi
30437,7 = 35 x 40 x t
30437,7 = 1400t
t = 24,414 cm≤ 25 cm
Jadi, ukuran tong pasir = 35 cm x 40 cm x 24,414 cm

24,414 cm

40 cm
35 cm 24,26

Gambar B-01.4 :Sketsa Tong Untuk Kerikil

6. Kesimpulan
Dari hasil perhitungan perencanaan campuran beton diperoleh volume di
lapangan sebagai berikut :
Semen = Langsung 1 zak (50 kg) dimasukan kedalam mixer.
Air = 13614 Liter/ember, 2 kali dimasukan kedalam campuran.
Pasir =33671cm³/tong, 2 kali dimasukan ke dalam campuran.
Kerikil =34179cm³/tong, 3 kali dimasukan ke dalam mixer

Kelompok
UBK-20182-S1.E-02
B.1 - 13
LAPORAN PRAKTIKUM
UJI BAHAN KONSTRUKSI BETON

UNIVERSITAS TADULAKO
FAKULTAS TEKNIK - JURUSAN TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM STRUKTUR DAN BAHAN BANGUNAN
Kampus Bumi Tadulako Tondo Palu ~ Telp. (0451) 422611 - 422355 Psw. 170

PROYEK : Prak tik um Uji Bahan DIKERJAKAN: Klp.UBK-20182-S1.E-02


PEKERJAAN : Pengujian Mix Desain DIHITUNG :
LOKASI : Lab.Struk tur & Bahan Bangunan untad DIPERIKSA :
SAMPEL : Campuran Beton C-27.5 TANGGAL :

PERANCANGAN CAMPURAN BETON

TBL/GRAFIK
No. ITEM NILAI
HITUNGAN
1 Kuat tekan yang disyaratkan Ditetapkan 27.5 MPa Umur 28 hari
(Benda uji silinder / kubus) Bagian yg tidak memenuhi syarat = 5 %
2 Deviasi Standar Diketahui 4.20 MPa (tdk ada data) 4.20 MPa
3 Nilai tambah (Margin) (k = 1,64) 4.20 x 1.64 = 6.89 MPa
4 Kekuatan rata-rata yg ditargetkan 1 + 3 27.50 + 6.89 = 34.39 MPa
5 Jenis Semen Portland Ditetapkan Semen : PCC - Tonasa
6 Jenis Agregat : ~ kasar Ditetapkan Batu pecah : Ex. Buluri - SC.
~ halus Ditetapkan Pasir alami : Ex. S. Palu (Tinggede)
7 Faktor air semen bebas Tbl. 2, Grafik 1, 0.54
Ambil nilai terkecil = 0.54
8 Faktor air semen maksimum Ditetapkan 0.600
9 Slump Ditetapkan = 100 ± 10 mm
10 Ukuran agregat maksimum Ditetapkan = 20 mm
11 Kebutuhan air bebas Tabel 3 (195x ⅔) + (225 x ⅓) = 205 liter
12 Kebutuhan semen 11 : 8 205 : 0.54 = 380 kg
13 Kebutuhan semen maksimum Ditetapkan -- kg
14 Kebutuhan semen minimum Ditetapkan 325 kg
15 Faktor air semen yg disesuaikan 325 < 380 : 205 = 0.539
16 Gradasi agregat halus Grafik 3 s/d 6 Daerah gradasi susunan butir, zona : = 2
17 Gradasi agregat kasar/gabungan Grafik 7 s/d 9 --
18 Persen agregat halus Grafik 13 s/d 15 ( 34% s/d 46%) = 34%
19 Berat jenis agregat relatif (SSD) Diketahui (2,629x 34%) + (2,591 x 66%) = 2.626
20 Berat isi beton Grafik 16 = 2,410 kg/m³
21 Kadar agregat gabungan 20 - 12 - 11 2,410 - 380 - 205 = 1,825 kg
22 Kadar agregat halus 18 x 21 34% x 1,825 = 621 kg
23 Kadar agregat kasar 21 - 22 1,825 - 621 = 1,204 kg
24 Proporsi Campuran Semen Air Agr. Halus Agr. Kasar Total
Agregat kondisi jenuh kering permukaan (SSD) (kg) (kg) (kg) (kg) (kg)
v Tiap m³ 380 205 621 1,204 2,410
25 Proporsi Campuran (Terkoreksi) Semen Air Agr. Halus Agr. Kasar Total
o
Agregat kondisi sampel & Suhu pencamp 30 C (kg) (kg) (kg) (kg) (kg)
v Tiap m³ 380 193 623 1,214 2,410

Kelompok
UBK-20182-S1.E-02
B.1 - 14
LAPORAN PRAKTIKUM
UJI BAHAN KONSTRUKSI BETON

Data Sifat Fisik Agregat :


No. Sifat Agregat Pasir Kerikil

PS  PSSD 1 A  MC 
1 Berat Jenis SSD BJSSD 2.695 2.591
2 Penyerapan Air (%) A 1.176 1.736
3 Kadar Air (%) MC (%) 1.478 2.585
4 Berat Isi Lepas (gr/cm3)  (gr/cm³) 1.540 1.392

Proporsi Perbandingan Berat Campuran: Agregat Kondisi SSD


Agregat Agregat
No. Uraian Semen Air Total
Halus Kasar
1 Untuk 1 m3 (kg) 380 205 621 1204 2410
2 Untuk 1 zak PC (kg) 50 26.974 81.711 158.421 317.105
3 Rasio 1 0.539 1.634 3.168 6.342

Proporsi Perbandingan Berat Campuran: Agregat Kondisi Sampel


Agregat Agregat
No. Uraian Semen Air Total
Halus Kasar
1 Untuk 1 m3 (kg) 380 193 623 1,214 2,410
2 Untuk 1 zak PC (kg) 50 25.382 81.957 159.766 317.105
3 Rasio 1 0.508 1.639 3.195 6.342

Penakaran volume untuk 1 zak PCC @ 50 kg (Agregat kondisi sampel):

Berat Volume Takaran/Wadah


No. Unsur Campuran Keterangan
kg dm3 Ukuran Jumlah
Jenis PCC - Merk
1 Semen PCC 50.000 40.000 @50 kg/zak 1 Tonasa
12.69 Ember cap. ± 18 liter
2 Air Bersih 25.382 25.382 2
Ltr/ember (diberi tanda)

Pasir ex. S. Palu


3 Agregat Halus 81.957 53.219 35 x 40 x 23,8 cm 3 2 (Zona 2)

Batu pecah Ex. SC.


4 Agregat Kasar 159.766 114.774 35 x 40 x 25,0 cm 3 3 Buluri Palu, D20

Proporsi campuran untuk pembuatan Benda Uji: Agregat Kondisi Sampel


Vol. BU Jmlh BU Semen Air Agr. Halus Agr. Kasar Total
No. Jenis Benda Uji
(m³) (bh) (kg) (kg) (kg) (kg) (kg)
1 BU. Silinder Ф150 x 300 (mm³) 0.00530 10 20.140 10.224 33.012 64.354 127.730
2 BU Kubus 15 x 15 x 15 (cm³) 0.00338 10 12.844 6.520 21.053 41.041 81.458
3 BU Balok 15 x 15 x 60 (cm³) 0.01350 2 10.260 5.208 16.818 32.784 65.070
Jumlah Campuran 43.244 21.952 70.883 138.178 274.258
Jumlah Campuran (Plus Safety) 10% 47.568 24.148 77.972 151.996 301.684

Kelompok
UBK-20182-S1.E-02
B.1 - 15
LAPORAN PRAKTIKUM
UJI BAHAN KONSTRUKSI BETON

Kelompok
UBK-20182-S1.E-02
B.1 - 16
LAPORAN PRAKTIKUM
UJI BAHAN KONSTRUKSI BETON

Kelompok
UBK-20182-S1.E-02
B.1 - 17
LAPORAN PRAKTIKUM
UJI BAHAN KONSTRUKSI BETON

Kelompok
UBK-20182-S1.E-02
B.1 - 18
LAPORAN PRAKTIKUM
UJI BAHAN KONSTRUKSI BETON

34,39

0,54

Kelompok
UBK-20182-S1.E-02
B.1 - 19
LAPORAN PRAKTIKUM
UJI BAHAN KONSTRUKSI BETON

Kelompok
UBK-20182-S1.E-02
B.1 - 20
LAPORAN PRAKTIKUM
UJI BAHAN KONSTRUKSI BETON

Kelompok
UBK-20182-S1.E-02
B.1 - 21
LAPORAN PRAKTIKUM
UJI BAHAN KONSTRUKSI BETON

Kelompok
UBK-20182-S1.E-02
B.1 - 22
LAPORAN PRAKTIKUM
UJI BAHAN KONSTRUKSI BETON

Kelompok
UBK-20182-S1.E-02
B.1 - 23
LAPORAN PRAKTIKUM
UJI BAHAN KONSTRUKSI BETON

Kelompok
UBK-20182-S1.E-02
B.1 - 24
LAPORAN PRAKTIKUM
UJI BAHAN KONSTRUKSI BETON

Kelompok
UBK-20182-S1.E-02
B.1 - 25
LAPORAN PRAKTIKUM
UJI BAHAN KONSTRUKSI BETON

Kelompok
UBK-20182-S1.E-02
B.1 - 26
LAPORAN PRAKTIKUM
UJI BAHAN KONSTRUKSI BETON

Kelompok
UBK-20182-S1.E-02
B.1 - 27
LAPORAN PRAKTIKUM
UJI BAHAN KONSTRUKSI BETON

Kelompok
UBK-20182-S1.E-02
B.1 - 28
LAPORAN PRAKTIKUM
UJI BAHAN KONSTRUKSI BETON

Kelompok
UBK-20182-S1.E-02
B.1 - 29
LAPORAN PRAKTIKUM
UJI BAHAN KONSTRUKSI BETON

Gambar 4. Metode Gundukan Mini

Kelompok
UBK-20182-S1.E-02
B.1 - 30
LAPORAN PRAKTIKUM
UJI BAHAN KONSTRUKSI BETON

Kelompok
UBK-20182-S1.E-02
B.1 - 31

Anda mungkin juga menyukai