PENDAHULUAN
1.3 TUJUAN
Adapun tujuan pembuatan laporan ini yaitu :
1. Mahasiswa mamou merancang beton mutu 23 MPa.
2. Mahasiswa mampu melakukan uji tekan terhadap sampel beton yang telah
dibuat berdasarkan hasil rancangan.
𝑠 = √ ∑ (𝑥𝑖 − 𝑥̅ )2
𝑖−𝐼
…………..
𝑛−1
Dengan :
𝑠 = deviasi standar
𝑥1 = kuat tekan beton yang didapat dari masing masing benda uji
𝑥̅ = kuat tekan beton rata rat menurut rumus
𝑛
𝑥̅ = ∑ 𝑥1
𝑖−𝐼
……………….
𝑛
Dengan :
n adalah jumlah nilai hasil uji, yang harus diambil minimum 30 buah (satu
hasil uji adalah nilai uji rata-rata dari 2 buah benda uji).
Dua hasil uji yang akan digunakan untuk menghitung standar deviasi harus
sebagai berikut :
1. Mewakili bahan-bahan prosedur pengawasan mutu, dan kondisi
produksi yang serupa dengan pekerjaan yang diusulkan.
2. Mewakili kuat tekan beton yang di syaratkan f’c yang nilainya dalam
batas 7 MPa dari nilai fcr yang ditentukan.
3. Paling sedikit terdiri dari 30 hasil uji yang berurutan atau dua keompok
hasil uji diambil dalam produksi selama jangka waktu tidak kurang dari
45 hari.
4. Bila suatu produksi beton tidak mempunyai dua hasil uji yang
memenuhi, tetapi hanya ada sebanyak 15 sampai 29 benda hasil uji
yang berurutan, maka nilai deviasi standar adalah perkalian deviasi
standar yang dihitung dari data hasil uji tersebut dengan faktor pengali
dari tabel 2.1
Tabel 2.1.1 Faktor pengali untuk deviasi standar bila data hasil uji yang
tersedia kurang dari 30
fcr = f’c + M
Dengan
fcr : Kuat tekan rata-rata yang ditargetkan
f’c : Kuat tekan yang disyaratkan
M : Nilai tambah
Karena perencanaan campuran beton ini tidak memiliki catatan hasil uji
sebelumnya, dan diketahui f’c = 25 MPa serta nilai tambah (M) = 12 MPa,
sehingga kuat tekan rata-rata yang ditargetkan adalah sebesar :
fcr = f’c + M
= 25 + 12
= 37 MPa
Jadi, didapatkan kuat tekan rata-rata yang ditargetkan sebesar 37 MPa.
4. Jenis Semen
Semen Portlanda dimabi menjadi lima type, yaitu :
Type I : Semen untuk penggunaan umum, yang tidak memerlukan
persyaratan khusus.
Type II : Semen untuk beton tahan sulfat dan mempunyai panas hidrasi
sedang.
Type III : Semen untuk beton yang memerlukan kekuatan awal tinggi
(cepat mengeras).
Type IV : Semen untuk beton yang memer;lukan panas hidrasi rendah.
Type V : Semen untuk beton yang memerlukan ketahanan terhadap sulfat
yang tinggi.
Dalam Perencanaan campuran beton ini semen yang digunakan adalah
semen Portland type I merk Tiga Roda.
5. Jenis Agregat
Jenis agregat dibedakan menjadi dua yaitu agregat halus dan
agregat kasar. Dalam perencanaan campuran beton ini jenis agregat halus
yang digunakan adalah Pasir Barito yang termasuk dalam agregat alami
sedangkan unutk agregat kasar yang digunakan adalah Batu Katunun
yang termasuk dalam batu pecah.
6. Faktor Air Semen (FAS)
37
Tabel 2.1.2 Perkiraan kuat tekan (MPa) beton dengan faktor air semen
Grafik 2.1.1. Hubungan antara kuat tekan dan faktor air semen (benda uji
berbentuk silinder diameter 150 mm, tinggi 300 mm)
8. Slump
Nilai slump beton digunakan untuk memeriksa kekentalan suatu
adukan beton. Nilai slump dapat ditentukan sebelumnya, namun apabila
tidak ditentukan nilai slump dapat diperoleh menggunakan tabel berikut :
Tabel 2.1.6 Ukuran nilai slump yang dianjurkan untuk berbagai macam
konstruksi
Tabel 2.1.7 Perkiraan kadar air bebas (Kg/m3) yang dibutuhkan untuk
beberapa tingkat kemudahan pengerjaan adukan beton.
Keterangan : Apabila agregat halus dan agregat kasar yang digunakan dari
jenis yang berbeda (alami dan pecahan), maka jumlah air
yang diperkirakan diperbaiki dengan rumus berikut
W = 0,67Wh + 0,33Wk
Dengan :
W = Kadar air bebas yang dibutuhkan (Kg/m3)
Wh = Kadar air bebas yang dibutuhkan menurut jenis agregat halusnya
Wk = Kadar air bebas yang dibutuhkan menurut agregat kasarnya
W = 0,67Wh + 0,33Wk
= (0,67 x 195) + (0,33 x 225)
= 204,9 kg/m3
Jadi, didapatkan kadar air bebas sebesar 204,9 kg/m3.
11. Jumlah Semen
Jumlah semen/kadar semen dihitung dengan membagi kadar air
bebas dengan faktor air semen. Sehingga dalam perencanaan campuran
beton ini didapatkan kadar semen sebesar :
Grafik 2.1.2 Persen pasir terhadap total agregat yang dianjurkan untuk
ukuran butir maksimum 20 mm
2460
2.72
Sehingga dari drafik didapatkan untuk kadar air bebas sebesar 189,9 kg/m3
dan berat jenis agregat gabungan sebesar 2,722 didapatkan berat isi beton
dalam keadaan basah sebesar 2460 kg/m3.
20. Kadar Agregat Gabungan
Kadar agregat gabungan adalah berat isi beton dikurangi jumlah kadar
semen dan kadar air. Dalam perencanaan campuran beton ini digunakan
kadar semen sebesar 102,45 kg/m3 dan kadar air bebas sebesar 204,9
kg/m3. Sehingga didapatkan kadar agregat gabungan sebesar :
Kadar Agregat Gabungan = Berat Isi Beton – ( Kadar Semen + Kadar Air)
= 2460 – (409,4 + 204,9)
= 2255,4 kg/m3
Untuk pasir memiliki kadar air 1,1% dan penyerapan 0,26% ini
berarti pasir mempunyai nilai kadar air > nilai penyerapan, karena itu air
campuran harus dikurangi sebesar :
Pasir = (1,1 – 0,26) . 902,16/100 = 7,578 kg