PEMERIKSAAN (B-11)
RANCANGAN CAMPURAN BETON NORMAL
( SNI 03–7656-2012 )
( ACI 211.1-91 )
27
Laboratorium Bahan Tgl Edisi : Agustus 30, 2019
Prodi Teknik Sipil Universitas Mercu Buana
1.2.10. Kadar air bebas adalah jumlah air yang dicampur ke dalam beton untuk
mencapai konsistensi tertentu, tidak termasuk air yang diserap oleh
agregat.
1.2.11. Faktor air semen adalah angka perbandingan antara berat air bebas
dan berat semen dalam beton.
1.2.12. Slump adalah salah satu ukuran kekentalan adukan beton dinyatakan
dalam mm ditentukan dengan alat kerucut abram (SNI 03-1972-1990
tentang Metode Pengujian Slump Beton Semen Portland).
1.2.13. Semen portland tipe I adalah semen Portland untuk penggunaan umum
tanpa persyaratan khusus.
1.2.14. Semen portland tipe II adalah semen Portland yang dalam
penggunaannya memerlukan ketahan terhadap sulfat dan kalor hidrasi
sedang.
1.2.15. Semen portland tipe III adalah semen Portland yang dalam
penggunaannya memerlukan kekuatan tinggi pada tahap permulaan
setelah pengikatan terjadi.
1.2.16. Semen portland tipe IV adalah semen Portland yang dalam
penggunaannya memerlukan ketahan yang tinggi terhadap sulfat.
1.2.17. Bahan tambah adalah bahan yang ditambahkan pada campuran bahan
pembuatan beton untuk tujuan tertentu.
2.1. METODE
Beberapa metode “Mix Design” :
a. Maximum Density Method
b. Finenes Modulus Method
c. ACI (American Concrete Institute) Method
d. Grading Curve Method (Road Note No. 4)
e. High Strength Concrete Mix Design
f. Current British Method
3.1. REFERENSI
a. SNI 03–2847–2013, Persyaratan Beton Struktural untuk Bangunan Gedung
b. American Concrete Institute (ACI) – 2002, Standard Practice for Selecting
Proportions for Normal, Heavyweight, and Mass Concrete
c. BPSDM PUSKIM Diklat Perkerasan Kaku – 2017, Rancangan Campuran Beton
d. SNI-03-1750-1990, Mutu dan Cara Uji Agregat Beton
e. American Concrete Institute (ACI) – 1995, Design of Normal Concrete Mixes,
Building Code Requirements for Reinforced Concrete
f. Development of the Environment (DOE) 1975, Design of Normal Concrete
Mixes, Building Research Establisment
28
Laboratorium Bahan Tgl Edisi : Agustus 30, 2019
Prodi Teknik Sipil Universitas Mercu Buana
4.1. PERSYARATAN
4.1.1. Umum
Persyaratan umum yang harus dipenuhi sebagai berikut :
Beton harus dirancang sedemikian hingga menghasilkan kekuatan tekan
rata-rata (fcr’) yang diharapkan dan diperhitungan standar deviasinya
dalam tabel 1 berikut:
Tabel 1. Kekuatan tekan rata-rata apabila tersedia data untuk
menetapkan standar deviasi benda uji
Apabila beton yang dirancang tidak memiliki catatatn hasil uji kekuatan
lapangan yang digunakan unutk perhitungan deviasi standar (S s), maka
kekuatan rata-rata fcr’ dapat ditetapkan berdasarkan tabel 2 dibawah ini:
Tabel 2. Kekuatan tekan rata-rata apabila tidak tersedia data untuk
menetapkan standar deviasi benda uji
Kekuatan tekan diisyaratkan, MPa Kekuatan tekan rata-rata, MPa
fc’<21 fc’= fc’+7.0
21<fc’<35 fc’= fc’+8.3
fc’>35 fc’= 1.10fc’+5.0
29
Laboratorium Bahan Tgl Edisi : Agustus 30, 2019
Prodi Teknik Sipil Universitas Mercu Buana
4.1.3. Bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam perencanaan harus mengikuti
persyaratan berikut :
1. Bila pada bagian pekerjaan konstruksi yang berbeda akan digunakan
bahan yang berbeda, maka setiap proporsi campuran yang akan
digunakan harus direncanakan secara terpisah;
2. Bahan untuk campuran coba harus mewakili bahan yang akan
digunakan dalam pekerjaan yang diusulkan.
(a) Air memenuhi ketentuan yang berlaku.
(b) Semen memenuhi standar SNI-15-2049-1994 tentang semen
portland.
(c) Agregat harus memenuhi standar SNI-03-1750-1990 tentang
mutu dan cara uji agregat beton.
(d) Silinder untuk uji kekuatan harus dicetak dan dirawat secara
standar sesuai dengan SNI 03-4810-1998 dan diuji sesuai
dengan SNI 03-1974-1990. Silinder harus berukuran 100 kali
200 mm atau 150 kali 300 mm.
30
Laboratorium Bahan Tgl Edisi : Agustus 30, 2019
Prodi Teknik Sipil Universitas Mercu Buana
31
Laboratorium Bahan Tgl Edisi : Agustus 30, 2019
Prodi Teknik Sipil Universitas Mercu Buana
32
Laboratorium Bahan Tgl Edisi : Agustus 30, 2019
Prodi Teknik Sipil Universitas Mercu Buana
33
Laboratorium Bahan Tgl Edisi : Agustus 30, 2019
Prodi Teknik Sipil Universitas Mercu Buana
(b) Metode ini membedakan antara agregat pecah (batu pecah) dan tidak
pecah (agregat alami/kerikil) yang akan mempengaruhi jumlah
pengguna air.
(c) Memperhitungkan gradasi dari agregat halus berdsarkan zona dan
menganggap gradasi dari agregat halus akan mempengaruhi tingkat
kemampuan kerja dari campuran beton.
(d) Rasio optimum dari volume curah agregat kasar per kubik beton
tergantung dari ukuran maksimum nominal dari agregat kasar dan
gradasi agregat halus.
(e) Kadar air dalam campuran beton hanya dipengaruhi oleh tingkat
kemudahan kerja yang diperlukan, dinyatakan uji slump.
(f) Ukuran maksimum nominal dari agregat kasar, dianggap tidak
mempengaruhi proporsi campuran.
(g) Metode mengadopsi campuran beton dengan rasio air semen (fas) 0,5.
Prosedur perancangan campuran beton menurut metoda SNI 03-2834-
2000, ditunjukkan pada gambar 1.
34
Laboratorium Bahan Tgl Edisi : Agustus 30, 2019
Prodi Teknik Sipil Universitas Mercu Buana
35
Laboratorium Bahan Tgl Edisi : Agustus 30, 2019
Prodi Teknik Sipil Universitas Mercu Buana
36
Laboratorium Bahan Tgl Edisi : Agustus 30, 2019
Prodi Teknik Sipil Universitas Mercu Buana
37
Laboratorium Bahan Tgl Edisi : Agustus 30, 2019
Prodi Teknik Sipil Universitas Mercu Buana
10. Menghitung volume pasta yang terdiri dari semen, air dan udara
V = K/G
Keterangan: V adalah volume material
K adalah kadar material
G adalah berat jenis material
11. Menentukan volume agregat kasar kering
Tabel 8. Volume agregat kasar kering /m3 berdasarkan ukuran
maksimum agregat dan modulus halus butir
38
Laboratorium Bahan Tgl Edisi : Agustus 30, 2019
Prodi Teknik Sipil Universitas Mercu Buana
15. Karena pada metode ini, diperkirakan material dalam kondisi kering
permukaan jenuh, sehingga apabila dilapangan ditemukan kondisi
material dalam keadaan basah diperlukan perhitungan tambahan
sebagai bentuk komposisi terkoreksi.
(a) Jumlah air yang diperhitungkan diawal dikurangi dengan
(%kadar air - %penyerapan)
(b) Jumlah agregat yang diperhitungkan diawal dikali dengan
(%kadar air)
16. Melakukan trial batch, hal ini untuk mengukur komposisi yang
diperoleh terhadap nilai slump yang telah ditentukan sehingga
apabila nilai slump tidak sesuai dengan yang direncakan maka dapat
diperhitungkan kembali sebagai penambahan air terukur.
Dimana setiap 1 inci atau setara 2,54 cm penurunan ditambahkan air
sebanyak 10 lbs atau setara 0,454 kg, yang kemudian pertambahan ini
dapat mempengaruhi proporsi pada material yang lain.
6.1. LAPORAN
Laporan diberikan dalam bentuk file excel lengkap dengan nilai-nilai yang
digunakan dalam perhitungan.
6.2. PERHITUNGAN
Contoh perhitungan seperti yang terlampir pada lampiran D.
6.3. NOTASI
fc’ = Kuat tekan beton yang disyaratkan, MPa
fcr = Kuat tekan beton rata-rata yang ditargetkan
s = deviasi standar, MPa
M = margin
K = tetapan statistik yang tergantung pada banyaknya bagian yang cacat
S = kondisi jenuh permukaan kering
39