Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH STRUKTUR BETON

MIX DESIGN BETON

Oleh :

Nama : Tri Putri Wulandari Haris


NIT. : C1022110376
Course : TBU X Alpha

TEKNOLOGI BANDAR UDARA


POLITEKNIK PENERBANGAN MAKASSAR
TAHUN AJARAN 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat-Nya dan karunia-Nya
kami dapat menyelesaikan makalah singkat tepat pada waktunya. Adapun judul dari makalah
ini adalah “Mix Design Beton”.
Pada kesempatan kali ini, kami mengucapkan banyak terima kasih kepada dosen mata
kuliah Konstruksi Perkerasan yang telah membimbing kami untuk menyelesaikan makalah
singkat ini. Selain itu, kami juga ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang
telah membantu dalam menyelesaikan makalah singkat ini.
Penulis menyadari bahwa dalam menulis makalah singkat ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun diharapkan dapat membuat
makalah singkat ini menjadi lebih baik serta bermanfaat bagi penulis dan pembaca.

Penulis

Makassar, 25 November 2022


1. Pengertian Mix Design Beton

Mix Design dalam beton adalah pekerjaan merancang dan memilih material
bermutu tinggi untuk kepentingan produksi beton serta menentukan dalam mutu dan
kekuatan beton itu sendiri.
Pekerjaan mix design tentu bukan pekerjaan sederhana dituntut untuk cermat
dalam memilih material yang akan digunakan sebagai beton cor nantinya, atas dasar
kondisi dilapangan khususnya kondisi eksposur dan lain-lain. Satu lagi, juga harus
menentukan cost of material se efisien mungkin.

Diantara pekerjaan mix design yang sering ditemui yaitu di tempat pembuatan beton
ready mix atau batching plant.
Tentunya saat membuat beton untuk bangunan pasti sudah tidak asing lagi
dengan istilah desain hybrid beton. Dalam pelaksanaan seorang batcher wajib
mempertimbangkan kuantitas atau proporsi setiap material agar beton mencapai
kualitas yang diinginkan. Indikator kualitas spesifik didasarkan pada kualitas,
intensitas, kemudahan kerja, dan nilai ekonomi yang dihasilkan.

Campuran beton Berikut ini adalah bahan yang digunakan dalam desain batch beton:

 Cement
Semen merupakan bahan inti beton dan berfungsi sebagai pengikat pada
beton.
 Air digunakan untuk mengubah semen menjadi semen atau cairan pucat.
 Kerikil Ini adalah agregat kasar dan akan digabungkan dengan bahan lain
melalui semen.
 Pasir bertindak sebagai agregat halus, dan itu mengisi lubang dalam di agregat
kasar bersama dengan bubur semen.

2. Standarisasi Tahapan Pembuatan


Dalam proses pembuatan mix desain beton, penyusunan adukan beton tidak
hanya memperhatikan kinerja beton dalam satu situasi, tetapi juga mendesain beton
untuk dua kondisi yaitu fase plastis dan fase perkerasan.
Tahap plastik mengacu pada keadaan di mana bahan beton pertama kali
dicampur untuk membuat tekstur lembut, mengalir dan mudah berubah bentuk seperti
adonan.
Pada saat yang sama, fase pengerasan jalan terjadi saat beton mulai mengering
dan mengeras. Pada tahapan plastis, standar beton harus memenuhi kemampuan
proses, kohesi dan memiliki waktu pengaturan yang lama. Pada tahap pengerasan,
sifat yang dihasilkan harus memiliki kekuatan dan daya tahan yang mapan.
Inilah sebabnya mengapa pekerjaan menentukan rasio dan proporsi campuran
beton sangat rumit dan membutuhkan banyak pengalaman. Pengalaman yang luas
akan sangat berguna untuk mempertimbangkan dan memodifikasi campuran sesuai
dengan kondisi lingkungan agar beton akhir memenuhi spesifikasi yang diperlukan.
Ketentuan khusus yang harus dipenuhi
 Kekuatan Tekan
Ini adalah salah satu standar yang harus dimiliki beton. Kuat tekan yaitu
besarnya beban per satuan luas yang ditentukan sesuai kebutuhan sebelum
campuran beton disiapkan.
 Workability
Ini menandakan bahwa pekerjaan dapat dilakukan dari tahap awal hingga
tahap penyelesaian.
 Durability
Ketahanan beton menunjukkan seberapa tahan beton tersebut dalam
menghadapi kondisi ingkungan yang tidak menentu. Kekuatan tersebut
tergantung pada perbandingan antara air dan semen.

3. Jenis Mix Design Beton


Dalam mebuat formulasi adonan beton terdpat tiga jenis mix design beton, antara lain:

 Nominal Mixes
Campuran nominal yaitu metode pembuatan campuran beton sesuai dengan
rasio yang telah ditentukan tanpa analisis pencampuran. Di sini, teknisi
lapangan hanya perlu mengikuti parameter yang telah direkomendasikan oleh
formulator beton tanpa perlu modifikasi. Keunggulan dari desain campuran
beton ini adalah penggunaannya yang sangat mudah, namun kekurangan dari
jenis ini adalah hanya dapat digunakan pada kondisi normal.

 Campuran standar
Karena campuran nominal hanya dapat digunakan dalam kondisi normal, jenis
desain campuran beton lainnya diperlukan dalam berbagai kondisi. Sebab
ketika parameter yang ditentukan dalam kondisi normal digunakan, akan
menghasilkan hasil yang beragam yang tidak sesuai untuk kondisi yang
berbeda. Oleh karena itu, banyak spesifikasi yang telah dijelaskan dengan
pertimbangan berbagai kondisi. Perhatikan bahwa penerapan campuran
spesifikasi ini disebut campuran standar.

 Designed Mixes
Mix Design beton di sini, tugas perancang campuran beton adalah menentukan
kinerja dan mutu beton, dan pabrikan akan menentukan proporsi campuran
beton. Cara ini cukup untuk mendapatkan rasio campuran yang paling sesuai
dan menghasilkan beton dengan nilai ekonomis yang lebih tinggi.

4. Persyaratan Mix Design


Salah satu persyaratan mendasar dalam memilih serta menentukan jumlah material
campuran diantaranya:
 Menentukan kuat tekan minimum yang didapat dari hasil pertimbangan
structural
 Menentukan kebutuhan peralatan yang memudahkan dalam proses pekerjaan
untuk keperluan pemadatan disesuaikan dengan peralatan pemadatan yang
tersedia
 Menentukan faktor air-semen (fas) maksimum dan/atau kandungan semen
maksimum untuk memberikan ketahanan yang cukup sesuai dengan kondisi-
kondisi lokasi pengerjaan
 Menentukan kandungan semen maksimum untuk menghindari penyusutan,
keretakan akibat siklus temperature dalam massa beton

5. Mix Design Beton (Metode Doe)


Metode rancangan campuran beton dengan cara DOE ini di Indonesia dikenal
sebagai standar perencanaan oleh Departemen Pekerjaan Umum dan dimuat dalam
Standar SNI 03-2834-2000, "Tata cara pembuatan rencana campuran beton normal".
Metode SNI 03-2834-2000 merujuk ke metode Doe (Department of Environment) ,
dalam prosedur rancangan campurannya mengadopsi beberapa asumsi sebagai berikut
(Alkhaly, 2016) : Metode ini berlaku untuk semen Ordinary Portland Cement (tipe I),
Rapid Hardening Portland Cement (tipe II),High Early Strength Cement (tipe III) dan
Sulphate Resisting Portland Cement (tipe V).
Metode ini membedakan antara agregat pecah (batu pecah) dan tidak pecah
(agregat alami/kerikil) yang akan mempengaruhi jumlah pengguna air.
Memperhitungkan gradasi dari agregat halus berdsarkan zona dan menganggap
gradasi dari agregat halus akan mempengaruhi tingkat kemampuan kerja dari
campuran beton. Rasio optimum dari volume curah agregat kasar per kubik beton
tergantung dari ukuran maksimum nominal dari agregat kasar dan gradasi agregat
halus. Kadar air dalam campuran beton hanya dipengaruhi oleh tingkat kemudahan
kerja yang diperlukan, dinyatakan uji slump. Ukuran maksimum nominal dari agregat
kasar, dianggap tidak mempengaruhi proporsi campuran. Metode mengadopsi
campuran beton dengan rasio air semen (fas) 0,5.
6. Perhitungan Rancangan Campuran Beton Metode DOE

1) Target kekuatan beton rata-rata yang hendak dicapai f’c = 27,5 MPa= 275
Kg/Cm2

2) Deviasi standar

 Volume Pekerjaan : Sedang


 Mutu Pekerjaan: Baik
 Sr: 55 Kg/Cm2

3) Nilai tambah / Margin (M)


Syarat Sr > 40 maka,
M = 2,64 x Sr-40= 2,64 x 55 – 40= 105,2 Kg/Cm2

4) Perhitungan kuat tekan rata-rata yang direncanakan :Fcr = f’c + M= 275


Kg/Cm2 + 105,2 Kg/Cm2= 380,2 Kg/Cm2

5) Jenis Semen= Type I PCC

6) Jenis agregat halus= Pasir

7) Jenis agregat kasar= Batu pecah

8) Faktor air semen W/C

 Jenis semen: Type I PCC


 Jenis agregat kasar: Batu pecah

Campuran beton ( mix design ) untuk pekerjaan bendungan dengan data sebagai
berikut :
1) Kuat tekan yang direncanakan : 275 Kg/Cm
2) Jenis bahan :
Agregat halus : Pasir
Agregat kasar : Batu Pecah
Jenis semen :Type I PCC3.
3) Ukuran maks agregat : 20 mm
4) Berat jenis pasir SSD (JPK) : 2,565.
5) Berat jenis agregat kasar : 2,67
6) Penyerapan pasir : 3,50 %
7) Penyerapan agregat kasar : 2,50%
8) Berat volume pasir : 1400 Kg/m3
9) Berat volume batu pecah : 1600 Kg/m3
10) Persentase gabungan
Pasir : 35 %
Agregat kasar : 65 %
11) Keausan agregat kasar : 21,2 %
12) Kadar organik pasir : No.1

Diminta membuat rancangan campuran beton diatas dengan metode DOE


(SNI )

Perhitungan Rancangan Campuran Beton Metode DOE


1. Target kekuatan beton rata-rata yang hendak dicapai
f’c = 27,5 MPa
= 275 Kg/Cm

2. Deviasi standar
 Volume Pekerjaan : Sedang
 Mutu Pekerjaan : Baik
 Sr : 55 Kg/Cm

3. Nilai tambah / Margin (M)


Syarat Sr > 40 maka,
M = 2,64 x Sr-40
= 2,64 x 55 – 40
=105,2 Kg/Cm2

4. Perhitungan kuat tekan rata-rata yang direncanakan :


Fcr = f’c + M
= 275 Kg/Cm2+ 105,2 Kg/Cm2
= 380,2 Kg/Cm2

5. Jenis Semen = Type I PCC


6. Jenis agregat halus = Pasir
7. Jenis agregat kasar = Batu pecah
8. Faktor air semen W/C
 Jenis semen : Type I PCC
 Jenis agregat kasar : Batu pecah
 Jenis benda uji : Silinder

 Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa beton pada


faktor air 0,5dan jenis agregat kasar batu pecah dengan kuat tekan
pada umur 28 hari ialah37 N/mm2 atau 370 Kg/Cm2 untuk silinder..
 Kuat tekan silinder =370 Kg/Cm2
 Kuat tekan rata-rata =380,2 Kg/Cm2
 W/C Silinder =0,49 ( Dari grafik )

9. Faktor air semen maksimum = 0,577 (Air tawar)


10. Slump = 30-60 mm
11. Ukuran maksimum agregat = 20 mm
12. Kadar air bebas =210 Kg/m3

13. Kadar semen ( C )


 W/C = 0,49 < 0,57 Maks
C = Kadar air bebas / Faktor air semen
C = W / 0,49
= 210 Kg/m3/ 0,49
= 428,5 Kg/m3
≈ 430 Kg/m3
14. Kadar semen maksimum = -
15. Kadar semen minimum =275 Kg/m3

16. Faktor air semen yang disesuaikan =


17. Susunan besar butir pasir = Zone 2
18. Persentasi bahan <4,8 mm = 35 % ( persen agregat halus )
19. Berat Jenis Gabungan JPK
= (% Agregat halus x BJ gregat halus) +(% Agregat kasar x BJ Agregat kasar)
= ( 35% x 2,56 )+( 65% x 2,67)
= 0,90 + 1,74
= 2,64

20. Berat Jenis Beton Basah =2360 Kg/m3


(pada grafik dari nilai berat jenis agregatgabungan = 2,64 dengan nilai kadar
air bebas = 210 Kg/m3)
21. Kadar agregat gabungan = Berat jenis beton basah - kadar air Bebas - kadar
semen
= 2360 Kg/m3- 210 Kg/m3 - 430 Kg/m3
=1720 Kg/m3

22. Kadar agregat halus


= Persentase bahan <4,8 mm x Kadar agregat gabungan
= 35 % x 1720 Kg/m3
= 602 Kg/m3
≈ 605 Kg/m3

23. Kadar agregat kasar


= Kadar agregat gabungan - Kadar Agregat halus
= 1720 Kg/m3- 605 Kg/m3
=1115 Kg/m3
A. Kebutuhan bahan campuran beton secara teoritis ( per m3 beton ) hasil
rancang campuran beton secara teoritis / kondisi SSD ( sebelum dikoreksi).
Semen = 430 Kg/m3
Air = 210 Kg/m3
Kadar agregat halus = 605 Kg/m3
Kadar agregat kasar = 1115 Kg/m3

Total = 2360 Kg/m3

B. Kebutuhan bahan campuran beton jika digunakan 15 buah benda uji


berupasilinder ( Ø 15 cm, tinggi 30 cm )
Silinder = ¼ πd2t
= ¼ x 3,14 x (0,15 m)2 x 0,30 m
= 0,0053 m3

Volume = V.Silinder x Banyaknya benda uji x Faktor koreksi


= 0,0053 m3 x 15 x 1,2
= 0,0954 m3

Anda mungkin juga menyukai