Oleh :
TRI PUTRI WULANDARI HARIS
C1022110376
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan laporan
praktek ini. Penulis menyadari laporan praktek ini masih sangat jauh dari kesempurnaan
dalam penyusunan maupun pengkajian baik isi maupun bentuk penulisannya, karena
keterbatasan pengetahuan yang penulis miliki. Oleh karena itu penulis mengharapkan saran
dan kritik demi kesempurnaan laporan praktek ini.
Tujuan penulisan laporan ini untuk mengetahui dan mempelajari tentang
pemeliharaan tingkat I Water Cooled Chiller di MATSC (Makassar Air Traffic Center) di
dalam Mata kuliah Teknik Pendingin. Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan
terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu hingga selesainya penulisan laporan
ini.
Penulis menyadari bahwa dalam menulis laporan ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun diharapkan dapat membuat laporan ini
menjadi lebih baik serta bermanfaat bagi penulis dan pembaca.
Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan rahmat dan karunianya kepada kita
semua, dan akhirnya mudah-mudahan laporan ini, walaupun sederhana dapat bermanfaat bagi
kami khususnya dan bagi para pembaca maupun pendengar pada umumnya.
Amiin ya robbal ‘alamin.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................2
DAFTAR ISI..............................................................................................................................3
BAB I.........................................................................................................................................4
PENDAHULUAN......................................................................................................................4
1. Latar Belakang................................................................................................................4
2. Rumusan Masalah...........................................................................................................5
3. Tujuan.............................................................................................................................6
BAB II........................................................................................................................................7
PEMBAHASAN........................................................................................................................7
4. Coling Tower..................................................................................................................7
5. Pemeliharaan...................................................................................................................9
6. Pemeliharaan Chiller.................................................................................................13
6.1. Merawat & memperbaiki mesin Air Conditioner Sentral sesuai ketentuan..........14
BAB III.....................................................................................................................................18
PENUTUP................................................................................................................................18
A. Kesimpulan...................................................................................................................18
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
2. Rumusan Masalah
PEMBAHASAN
4. Coling Tower
Mesin pendingin yang paling banyak digunakan adalah sistem kompresi uap. Secara
garis besar komponen sistem pendingin siklus kompresi uap terdiri dari:
1) Kompresor, berfungsi untuk mengkompresi refrijeran dari fasa uap tekanan rendah
evaporator hingga ke tekanan tinggi kondensor.
2) Kondensor, berfungsi untuk mengkondensasi uap refrijeran kalor lanjut yang keluar
dari kompresor.
3) Katup ekspansi, berfungsi untuk mencekik (throttling) refrijeran bertekanan tinggi
yang keluar dari konsensor dimana setelah melewati katup ekspansi ini tekanan
refrijeran turun sehingga fasa refrijeran setelah keluar dari katup ekspansi ini adalah
berupa fasa cair + uap.
4) Evaporator, berfungsi untuk menguapkan refrijeran dari fasa cair + uap menjadi fasa
uap.
5. Pemeliharaan
2) Pemeliharaan perbaikan
Pemeliharaan kali ini bertjuan untuk mengembalikan peralatan yang
mengalami gangguan/ kerusakan. Dalam pelaksanaan pemeliaraannya
terbabagi menjadi beberapa kegiatan, yaitu;
Analisis kerusakan peralatan
6. Pemeliharaan Chiller
Semua proses perawatan dan perbaikan dilaksanakan sinkron mekanisme & SOP
yang ditentukan, Selalu bersifat koordinatif dengan pimpinan supaya
menghasilkan pekerjaan seefisien mungkin, jadwal perawatan, jadwal alat-alat dan
inspeksi spesifikasi alat disiapkan agar efektif sinkron kebutuhan. Kelengkapan
bahan yang akan digunakan : bahan cairan pembersih, lap pembersih ; bila perlu
kompresor udara,diperiksa & diurutkan sinkron prosedur perawatan. Perkakas
bongkar pasang & alat ukur yg dibutuhkan diperiksa agar bisa bekerja
menggunakan baik & kondusif
6.1. Merawat & memperbaiki mesin Air Conditioner Sentral sesuai ketentuan
Sebelum dilakukan pembongkar mesin terlebih dahulu dilakukan pengeluaran
refrijeran.
Bagian dalam mesin dibersihkan dengan metode vakum bagian pada sinkron
prosedur yg Ditentukan
Katub ekspansi atau pipa kapiler perluasan dibersihkan dengan kompresor
uadara.
Desican dibersihkan, direkondisi dan dimasang pulang sinkron prosedur yg
dipengaruhi
Nosel pengkabut refrijerran dibersihkan dan dipasang pulang tanpa
Mengganggu indera sesuai ketentuan
Alat ukur, indera kontrol, alat pengaman listrik & asesori lainnya diperiksa,
kerusakan diperbaiki dan dipasang kembali sesuai ketentuan
Peralatan rusak yg tidak mungkin diperbaiki diganti dengan indera baru serta
dipasang kembali tanpa adanya kerusakan alat
PENUTUP
A. Kesimpulan
Perawatan chiller meliputi pembersihan sirip-sirip kondensor, penggantian
filter dryer, penambahan freon dan pengukuran arus listrik. Setelah dilakukan
perawatan dilakukan pengamatan parameter data operasi chiller yang meliputi
temperature output, persen arus, tekanan hisap (suction), tekanan oli, tekanan output
(discharge). Pengamatan parameter data operasi menunjukkan bahwa chiller
beroperasi dalam batasan operasi dan mengahasilkan output temperatur pendingin 39
- 51 oF atau sama dengan 3,89 - 10,56 oC. Besaran temperatur tersebut mencukupi
kebutuhan pendinginan sistem tata udara instalasi pengolahan limbah radioaktif.
Mesin pendingin berfungsi baik untuk sistem tata udara instalasi pengolahan limbah
radioaktif dengan melakukan perawatan berkala.
Pemeliharaan yang baik dan benar sangat diperlukan untuk menjaga performa
chiller tersebut agar dapat beroperasi dengan optimal dalam memenuhi kebutuhan
suhu udara dingin yang baik sehingga tidak terjadi gangguan pada chiller.