Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PRAKTEK

PEMELIHARAAN TINGKAT I WATER COOLED CHILLER DI


MAKASSAR AIR TRAFFIC SERVICES CENTER (MATSC)

Oleh :
TRI PUTRI WULANDARI HARIS
C1022110376

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI BANDAR UDARA X ALPHA


POLITEKNIK PENERBANGAN MAKASSAR
2022/2023
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan laporan
praktek ini. Penulis menyadari laporan praktek ini masih sangat jauh dari kesempurnaan
dalam penyusunan maupun pengkajian baik isi maupun bentuk penulisannya, karena
keterbatasan pengetahuan yang penulis miliki. Oleh karena itu penulis mengharapkan saran
dan kritik demi kesempurnaan laporan praktek ini.
Tujuan penulisan laporan ini untuk mengetahui dan mempelajari tentang
pemeliharaan tingkat I Water Cooled Chiller di MATSC (Makassar Air Traffic Center) di
dalam Mata kuliah Teknik Pendingin. Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan
terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu hingga selesainya penulisan laporan
ini.
Penulis menyadari bahwa dalam menulis laporan ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun diharapkan dapat membuat laporan ini
menjadi lebih baik serta bermanfaat bagi penulis dan pembaca.
Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan rahmat dan karunianya kepada kita
semua, dan akhirnya mudah-mudahan laporan ini, walaupun sederhana dapat bermanfaat bagi
kami khususnya dan bagi para pembaca maupun pendengar pada umumnya.
Amiin ya robbal ‘alamin.

Makassar, 09 Desember 2022

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................2

DAFTAR ISI..............................................................................................................................3

BAB I.........................................................................................................................................4

PENDAHULUAN......................................................................................................................4

1. Latar Belakang................................................................................................................4

2. Rumusan Masalah...........................................................................................................5

3. Tujuan.............................................................................................................................6

BAB II........................................................................................................................................7

PEMBAHASAN........................................................................................................................7

4. Coling Tower..................................................................................................................7

5. Pemeliharaan...................................................................................................................9

5.1. Definisi pemeliharaan..............................................................................................9

5.2. Tujuan pemeliharaan..............................................................................................10

5.3. Sistem Pemeliharaan menurut SKEP/157/IX/03...................................................10

5.4. Pemeliharaan AC central menurut SKEP/157/IX/03.............................................10

5.5. Pemeliharaan harian...............................................................................................11

5.6. Pemeliharaan bulanan............................................................................................13

6. Pemeliharaan Chiller.................................................................................................13

6.1. Merawat & memperbaiki mesin Air Conditioner Sentral sesuai ketentuan..........14

BAB III.....................................................................................................................................18

PENUTUP................................................................................................................................18

A. Kesimpulan...................................................................................................................18
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Dalam PP No 70 tahun 2001 tentang Kebandar udaraan dijelaskan bahwa


bandar udara merupakan lapangan terbang yang digunakan untuk mendarat dan lepas
landas pesawat udara, naik turun penumpang dan atau bongkar muat barang serta
dilengkapi dengan fasilitas keselamatan penerbangan dan juga sebagai tempat
perpindahan antar moda transportasi, sehingga bandar udara merupakan simpul dari
sistem transportasi udara.
Berdasarkan PP No 77 Tahun 2012 maka terbentuklah Perusahaan Umum
Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia (Perum
LPPNPI) yang merupakan satu-satunya penyelenggara navigasi penerbangan di
Indonesia yang sebelumnya dikelola oleh PT. Angkasa Pura II (Persero), PT. Angkasa
Pura I (Persero) serta Kementrian Perhubungan. Perum LPPNPI atau yang biasa
dikenal AirNav Indonesia memiliki dua kantor cabang utama yaitu Jakarta Air Traffic
Services Center (JATSC) dan Makassar Air Traffic Services Center (MATSC).
Peralatan pendingin suhu ruangan peralatan-peralatan navigasi penerbangan
untuk menjaga semua peralatan tetap beroperasi pada suhu yang optimal agar setiap
peralatan tetap terjaga pada performance yang tinggi dan tetap dalam kondisi prima,
di samping itu suhu ruangan juga dapat meminimalisir terjadinya gangguan untuk
menghindari kerusakan ataupun kegagalan fungsi baik pada peralatan navigasi
penerbangan maupun peralatan vital keselamatan penerbangan yang ada.
Adapun peralatan pendingin ruangan yang digunakan untuk memenuhi
kebutuhan suhu udara dingin di gedung MATSC adalah AC (Air Conditioning) jenis
AC Central. AC Central yang ada di gedung operasional dan perkantoran MATSC
menggunakan 3 buah chiller air cooled sebagai mesin pendingin utama. Chiller yang
digunakan adalah Chiller merk Trane 88130 type RTAC 155 dengan kapasitas
pendingin 180 TR (Ton Refrigrant).
Pemeliharaan yang baik dan benar sangat diperlukan untuk menjaga performa
chiller tersebut agar dapat beroperasi dengan optimal dalam memenuhi kebutuhan
suhu udara dingin yang baik sehingga tidak terjadi gangguan pada chiller.
Sistem mesin pendingin (chiller) berfungsi untuk mendinginkan suhu air baku
hingga 40C sampai dengan 100C. Air baku yang telah dingin tersebut dipompa dan
diumpankan ke cooling coil Air Handling Unit (AHU), condensor Evaporator dan
kolom netralisasi. Air baku menyerap panas dari beban pendinginan sistem tata udara
sehingga mengalami kenaikan temperatur (ΔT) sebesar 50C sampai dengan 100C.
Temperature air baku yang keluar dari beban pendingin berkisar antara 12 0C sampai
dengan 17 0C. Selanjutnya air baku masuk kembali ke sistem Chiller untuk
didinginkan kembali. Satuan pendingin pada chiller adalah Ton Refrigeration (TR), 1
(satu) TR setara dengan 12.000 Btu/jam.
Mesin pendingin (chiller) yang ada pada sistem sarana penunjang fasilitas
proses berjumlah tiga unit mesin pendingin dengan merk Trane. Pada desain operasi
(operasi normal), dioperasikan dua unit mesin pendingin dan mesin pendingin yang
lain pada posisi cadangan (stand by). Setiap unit chiller 88130 tipe RTAC 155 terdiri
dari dua sistem rangkaian refrigerator yang masing-masing berkapasitas 70 TR untuk
sistem 1 dan 100 TR untuk sistem 2.
Perawatan chiller meliputi pembersihan sirip-sirip kondensor, penggantian
filter dryer, penambahan freon dan pengukuran arus listrik. Setelah dilakukan
perawatan dilakukan pengamatan parameter data operasi chiller yang meliputi
temperature output, persen arus, tekanan hisap (suction), tekanan oli, tekanan output
(discharge). Pengamatan parameter data operasi menunjukkan bahwa chiller
beroperasi dalam batasan operasi dan mengahasilkan output temperatur pendingin 39
- 51 oF atau sama dengan 3,89 - 10,56 oC. Besaran temperatur tersebut mencukupi
kebutuhan pendinginan sistem tata udara instalasi pengolahan limbah radioaktif.
Mesin pendingin berfungsi baik untuk sistem tata udara instalasi pengolahan limbah
radioaktif dengan melakukan perawatan berkala.

2. Rumusan Masalah

a. Apa yang dimaksud dengan water coller?


b. Apa yang dimaksud dengan pemeliharaan mingguan ataupun bulanan?
c. Apa yang dimaksud dengan tujuan pemeliharaan?
3. Tujuan
a. Taruna mampu mengetahui apa itu water cooler
b. Taruna mampu mengetahui maksud dari pemeliharaan mingguan ataupun bulanan
c. Taruna mampu mengetahui tujuan pemeliharaan atauapun pemebrsihan tingkat 1
pada Chiller.
BAB II

PEMBAHASAN

4. Coling Tower

Menara pendingin didefinisikan sebagai alat penukar kalor yang fluida


kerjanya adalah air dan udara yang berfungsi mendinginkan air kontak langsung
dengan udara yang mengakibatkan sebagian kecil air menguap. Dalam kebanyakan
menara pendingin yang bekerja pada sistem pendinginan udara menggunakan pompa
sentrifugal untuk menggerakkan air ke atas melintasi menara. Prestasi menara
pendingin biasanya dinyatakan dalam range dan approach.
Range adalah perbedaan suhu antara tingkat suhu air masuk menara pendingin
dengan tingkat suhu air yang keluar menara pendingin atau selisih antara suhu air
panas dan suhu air dingin, sedangkan approach adalah perbedaan antara temperatur
air keluar menara pendingin dengan temperatur bola basah udara yang masuk atau
selisih antara suhu air dingin dan temperatur bola basah (wet bulb) dari udara
atmosfir.

Mesin pendingin yang paling banyak digunakan adalah sistem kompresi uap. Secara
garis besar komponen sistem pendingin siklus kompresi uap terdiri dari:
1) Kompresor, berfungsi untuk mengkompresi refrijeran dari fasa uap tekanan rendah
evaporator hingga ke tekanan tinggi kondensor.
2) Kondensor, berfungsi untuk mengkondensasi uap refrijeran kalor lanjut yang keluar
dari kompresor.
3) Katup ekspansi, berfungsi untuk mencekik (throttling) refrijeran bertekanan tinggi
yang keluar dari konsensor dimana setelah melewati katup ekspansi ini tekanan
refrijeran turun sehingga fasa refrijeran setelah keluar dari katup ekspansi ini adalah
berupa fasa cair + uap.
4) Evaporator, berfungsi untuk menguapkan refrijeran dari fasa cair + uap menjadi fasa
uap.

4.1. Komponen Menara Pendingin


a) Kipas (fan)
Kipas merupakan bagian terpenting dari sebuah menara pendingin karena
berfungsi untuk menarik udara dingin dan mensirkulasikan udara tersebut di
dalam menara untuk mendinginkan air. Jika kipas tidak berfungsi maka kinerja
menara pendingin tidak akan optimal. Kipas digerakkan oleh motor listrik yang
dikopel langsung dengan poros kipas.
b) Kerangka pendukung menara (tower supporter)
Kerangka pendukung menara berfungsi untuk mendukung menara pendingin agar
dapat berdiri kokoh dan tegak. Tower supporter terbuat dari baja.
c) Rumah menara pendingin (casing)
Rumah menara pendingin (casing) harus memiliki ketahanan yang baik terhadap
segala cuaca dan umur pakai (life time) yang lama. Casing terbuat dari seng.
d) Pipa sprinkler
Pipa sprinkler merupakan pipa yang berfungsi untuk mensirkulasikan air secara
merata pada menara pendingin, sehingga perpindahan kalor air dapat menjadi
efektif dan efisien. Pipa sprinkler dilengkapi dengan lubang-lubang kecil untuk
menyalurkan air.
e) Penampung air (water basin)
Water basin berfungsi sebagai pengumpul air sementara yang jatuh dari filling
material sebelum disirkulasikan kembali ke kondensor. Water basin terbuat dari
seng.
f) Lubang udara (inlet louver)
Inlet louver berfungsi sebagai tempat masuknya udara melalui lubang lubang yang
ada. Melalui inlet louver akan terlihat kualitas dan kuantitas air yang akan
didistribusikan. Inlet louver terbuat dari seng.
g) Bahan Pengisi (filling material)
Filling material merupakan bagian dari menara pendingin yang berfungsi untuk
mencampurkan air yang jatuh dengan udara yang bergerak naik. Air masuk yang
mempunyai suhu yang cukup tinggi (300𝐶) akan disemprotkan ke filling material.
Pada filling material inilah air yang mengalir turun ke water basin akan bertukar
kalor dengan udara segar dari atmosfer yang suhunya (280𝐶). Oleh sebab itu,
filling material harus dapat menimbulkan kontak yang baik antara air dan udara
agar terjadi laju perpindahan kalor yang baik. Filling material harus kuat, dan
tahan lapuk.
4.2. Perawatan Coling Tower
Perawatan yang paling sederhana terhadap menara pendingin dilakukan
dengan inspeksi secara visual, dengan interval waktu setiap 1 (satu) tugas gilir (shift)
oleh petugas shift reaktor. Lingkup kegiatannya mencakup : memeriksa getaran kipas
dan memeriksa keadaan distribusi air. Kegiatan ini dilakukan pada saat sistem menara
pendingin beroperasi. Perawatan lainnya adalah inspeksi
Bagian dalam, dengan interval waktu 1 (satu) tahun dengan lingkup kegiatan
sebagai berikut : memeriksa kebersihan sprayfitting, drift eliminator, sarang tawon
dan pemeriksaan kekencangan baut pengikat kipas blower. Kegiatan ini dilakukan
dengan persyaratan reaktor dan sistem pendingin primer pada kondisi tidak
beroperasi.

5. Pemeliharaan

Gambar pemeliharaan bagian chiller

5.1. Definisi pemeliharaan


Untuk pengertian pemeliharaan lebih jelas adalah suatu kombinasi dari berbagai
tindakan yang dilakukan untuk menjaga suatu barang dalam, atau memperbaikinya
sampai suatu kondisi yang bisa diterima (Kurniawan, 2013). Pemeliharaan
(Maintenance) adalah hal yang sangat penting agar mesin selalu dalam kondisi yang
baik dan siap pakai. Pemeliharaan adalah fungsi yang memonitor dan memelihara
fasilitas pabrik, peralatan, dan fasilitas kerja dengan merancang, mengatur,
menangani, dan memeriksa pekerjaan untuk menjamin fungsi dari unit selama waktu
operasi (uptime) dan meminimisasi selang waktu berhenti (downtime) yang
diakibatkan oleh adanya kerusakan maupun perbaikan (Manzini, 2010).

5.2. Tujuan pemeliharaan


Menurut Nachnul dan imron (2013) proses pemeliharaan secara umum bertujuan
untuk memfokuskan dalam langkah pencegahan untuk mengurangi atau bahkan
menghindari kerusakan dari peralatan dengan memastikan tingkat keandalan dan
kesiapan serta meminimalkan biaya Pemeliharaan. Adapun menurut Sudradjat (2011)
secara umum Pemeliharaan bertujuan untuk :
1. Menjamin ketersediaan, keandalan fasilitas (mesin dan peralatan) secara ekonomis
maupun teknis, sehingga dalam penggunaannya dapat dilaksanakan seoptimal
mungkin.
2. Memperpanjang usia kegunaan fasilitas.
3. Menjamin kesiapan operasional seluruh fasilitas yang diperlukan dalam keadaan
darurat.
4. Menjamin keselamatan kerja, keamanan dalam penggunaannya.

5.3. Sistem Pemeliharaan menurut SKEP/157/IX/03


Peraturan ini merupakan peraturan yang telah dibuat dan telah disetuui oleh
Direkur Jendral Perhubungan Udara dan berlaku diseluruh bandar udara yang ada di
Indonesia.
Pada pasal satu dijelaskan bahwa setiap penyelenggara bandar udara wajib
memelihara fasilitas elektronika dan listrik penerbangan dan pelaksanaannya dapat
berkerjasama dengan Balai Elektronika – Direktorat Jenderal Perhubungan Udara
apabila menemui kesulitan. Untuk pemliharaan AC central ini diatur dalam
SKEP/157/IX/03 pasal 4 ayat 6 mengenai fasilitas listrik bandara.
Untuk mencegah alarm hidup pemeliharaan memang sangat diperlukan dan
pemeliharaan AC Chiller di gedung MATSC ini dilakukan secara rutin dalam
pemeliharaan harian dan bulanan.

5.4. Pemeliharaan AC central menurut SKEP/157/IX/03


Ada beberapa kegiatan pemeliharaan yang diatur pada pertaturan ini yang terbagi
menjadi pemeliharaan pencegahan dan pemeliharaan perbaikan.
1) Pemeliharaan pencegahan
Pemeliharaan pencegahan AC central ini bertujuan untuk mempertahankan
performa/ kinerja peralatan. Dalam pelaksanaan pemeliharaan ini tebagi
menjadi beberapa kegiatan yang dibedakan berdasarkan waktu pelasanaan
kegiatanya:
 Pemeliharaa harian
 Pemeliharaan mingguan
 Pemeliharaan bulanan
 Pemeliharaan triwulan\
 Pemeliharaan semesteran
 Pemeliharaan tahunan.

2) Pemeliharaan perbaikan
Pemeliharaan kali ini bertjuan untuk mengembalikan peralatan yang
mengalami gangguan/ kerusakan. Dalam pelaksanaan pemeliaraannya
terbabagi menjadi beberapa kegiatan, yaitu;
 Analisis kerusakan peralatan

 Penyetelan parameter peralatan


 Penggantian dan penyetelan unit/bagian/modul peralatan yang rusak
dengan unit/bagian/modul peralatan cadangan.

5.5. Pemeliharaan harian


Pada peliharaan harian ini, di gedung MATSC dalam pelakanaannya pemeliharaan
kali ini difokuskan untuk melakukan kegiatan pemeliharaan yang sederhana seperti,
1) Melakukan pemeriksaan dan pengukuran suhu air chiller dan AHU (input dan
output)

2) Melakukan pemeriksaan tekanan pada kompresor


3) Melakukan pemeriksaan pada tekanan pada chiller dan AHU

4) Melakukan pemeriksaan pada tiap peralatan yang mengeluarkan nosie atau


getaran, biasanya pada pemerikaan kali ini yang dilakukan adalah pengecekan
alarm yang ada didalam panel chiller.

5) Melakukan pemeriksaan elektrik system


5.6. Pemeliharaan bulanan
Untuk pemeriksaan bulanan di gedung MATSC ini dilakukan hal seperti,
pemeriksaan pipa refrigerant, pemerikaan filter,pemeriksaan oli di dala kompresor
dan pemerikaan panel control seperti pemelihaan harian.
Pada pemeliharaan kali ini juga dilakukannya pembersihan pada chille dan
AHU, walaupun sebenarnya hal tersebut terdengar sederhana namun hal tersebut
mampu membawa dampak yang sangat besar jika pada pemeliharaan suatu alat
melewatkan hal ini. Di gedung JATSC pemeliharaan mengenai pembersihan
komponen chiller dan AHU selalu dilaksanakan di minggu pertama awal bulan.

6. Pemeliharaan Chiller

a) Mempersiapkan perawatan mesin

Gambar chiller telah dibersihkan

Semua proses perawatan dan perbaikan dilaksanakan sinkron mekanisme & SOP
yang ditentukan, Selalu bersifat koordinatif dengan pimpinan supaya
menghasilkan pekerjaan seefisien mungkin, jadwal perawatan, jadwal alat-alat dan
inspeksi spesifikasi alat disiapkan agar efektif sinkron kebutuhan. Kelengkapan
bahan yang akan digunakan : bahan cairan pembersih, lap pembersih ; bila perlu
kompresor udara,diperiksa & diurutkan sinkron prosedur perawatan. Perkakas
bongkar pasang & alat ukur yg dibutuhkan diperiksa agar bisa bekerja
menggunakan baik & kondusif

b) Merawat memperbaiki mesin Air Conditioner Sentral bagian luar


 Perawatan mesin pendingin dilaksanakan sesuai mekanisme SOP yang
dipengaruhi Gambar denah mesin dibaca & didiagnosis menggunakan baik
dan teliti.
 Debu/kotoran luar dibersihkan menggunakan cairan pembersih tanpa
merusak bahan mesin.

 Filter udara, evaporator dan kondensor dengan kompresor udara hisap


dibersihkan sesudah diberi disinfectan & cairan pembersih.
 Deposit yang sulit & inheren pada dinding penukar kalor dibersihkan
dengan cara kimia atau fisis sesuai menggunakan mekanisme yang
dipengaruhi
 Kebocoran pipa diidentifikasi & segera diperbaiki
 Kesalahan kerja alat-alat diidentifikasi & dicari asal kesalahan kerja indera
tersebut.
 Alat ukur, indera kontrol & asesori diperiksa & dilakukan perawatan yg
dibutuhkan.

6.1. Merawat & memperbaiki mesin Air Conditioner Sentral sesuai ketentuan
 Sebelum dilakukan pembongkar mesin terlebih dahulu dilakukan pengeluaran
refrijeran.
 Bagian dalam mesin dibersihkan dengan metode vakum bagian pada sinkron
prosedur yg Ditentukan
 Katub ekspansi atau pipa kapiler perluasan dibersihkan dengan kompresor
uadara.
 Desican dibersihkan, direkondisi dan dimasang pulang sinkron prosedur yg
dipengaruhi
 Nosel pengkabut refrijerran dibersihkan dan dipasang pulang tanpa
Mengganggu indera sesuai ketentuan
 Alat ukur, indera kontrol, alat pengaman listrik & asesori lainnya diperiksa,
kerusakan diperbaiki dan dipasang kembali sesuai ketentuan
 Peralatan rusak yg tidak mungkin diperbaiki diganti dengan indera baru serta
dipasang kembali tanpa adanya kerusakan alat

 Untuk mengganti indera yg rusak sinkron spesifikasinya dilakukan pengadaan


barang.
 Dijaga agar refriferan cair & pelumas tidak masuk kedalam kompresor.
 Kelengkapan pemasangan mesin diperiksa & dilakukan re-instal buat
meyakinkan bahwa bekerja dengan baik. Sistem sudah dapat
 Semua pekerjaan dilaksanakan dengan tidak terdapat kesalahan berarti dan nir
mengulangi pekerjaan.
 Semua pekerjaan dilaksanakan sinkron dengan waktu yang dipengaruhi dalam
kontrak kerja.
7. Hasil Kegiatan

Gambar sebelum kegiatan pemeliharaan tingkat 1 atau pembersihan :

Gambar proses kegiatan berlangsung :


Gambar setelah pemeliharaan :
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Perawatan chiller meliputi pembersihan sirip-sirip kondensor, penggantian
filter dryer, penambahan freon dan pengukuran arus listrik. Setelah dilakukan
perawatan dilakukan pengamatan parameter data operasi chiller yang meliputi
temperature output, persen arus, tekanan hisap (suction), tekanan oli, tekanan output
(discharge). Pengamatan parameter data operasi menunjukkan bahwa chiller
beroperasi dalam batasan operasi dan mengahasilkan output temperatur pendingin 39
- 51 oF atau sama dengan 3,89 - 10,56 oC. Besaran temperatur tersebut mencukupi
kebutuhan pendinginan sistem tata udara instalasi pengolahan limbah radioaktif.
Mesin pendingin berfungsi baik untuk sistem tata udara instalasi pengolahan limbah
radioaktif dengan melakukan perawatan berkala.
Pemeliharaan yang baik dan benar sangat diperlukan untuk menjaga performa
chiller tersebut agar dapat beroperasi dengan optimal dalam memenuhi kebutuhan
suhu udara dingin yang baik sehingga tidak terjadi gangguan pada chiller.

Anda mungkin juga menyukai