REFRIGERANT
Disusun Oleh :
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan
hidayah-Nya, penulis bisa menyelesaikan karya ilmiah yang berjudul ”Sistem Refrigerant’’
Tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen selaku pembimbing mata
kuliah Sitem Refrigerasi dan pengondisian Udara yang telah membantu penulis dalam
mengerjakan karya ilmiah ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada teman-teman
yang telah berkontribusi dalam pembuatan karya ilmiah ini.
Karya ilmiah ini memberikan panduan dalam kuliah Sitem Refrigerasi dan
pengondisian Udara. Bagi Mahasiswa-siswi untuk memahami dan menggunakan kuliah
Sitem Refrigerasi dan mesin Pendingin yang baik dan benar.
Penulis menyadari ada kekurangan pada karya ilmiah ini. Oleh sebab itu, saran dan
kritik senantiasa diharapkan demi perbaikan karya penulis. Penulis juga berharap semoga
karya ilmiah ini mampu memberikan pengetahuan tentang pentingnya kuliah Sitem
Refrigerasi
Halaman judul......................................................................................................................i
Kata Pengantar.....................................................................................................................ii
Daftar Isi..............................................................................................................................ii
BAB II PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah....................................................................................................1
C. Tujuan......................................................................................................................2
D. Manfaaat..................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Refrigerant.............................................................................................3
C. Siklus Refrugerasi....................................................................................................13
D. Pemilihan Refrigera.................................................................................................18
A. Kesimpulan..............................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sistem refrigerasi telah memainkan peranan yang sangat penting saat ini. Hal
ini terlihat dari semakin banyaknya penggunaan sistem ini baik di industri maupun
rumah tangga. Sebagai contoh adalah pada pemrosesan maupun pengawetan
makanan, penyerapan kalor dari bahan-bahan kimia, pengkondisian udara dan
sebagainya.
Apalikasi dari sistem refrigerasi tidak terbatas, tetapi yang paling banyak
digunakan adalah untuk pengawetan makanan dan pendingin suhu, misalnya lemasi es
gambar 1 freezer, cold strorage, air conditioner/AC Window, AC split dan AC mobil.
Dengan perkembangan teknologi saat ini, refrigeran (bahan pendingin) yang di
pasarkan dituntut untuk ramah lingkungan, disamping aspek teknis lainnya yang
diperlukan. Apapun refrigeran yang dipakai, semua memiliki kelebihan dan
kekurangan masing-masing oleh karena itu, diperlukan kebijakan dalam memilih
refrigerant yang paling aman berdasarkan kepentingan saat ini dan masa yang akan
datang.
Pada makalah ini akan dibahas lebih dalam mengenai sistem refrigerasi, baik
itu siklus – siklus pada refrigerasi, macam – macam refrigerant yang digunakan dalam
proses refrigerasi, dll.
B. Rumusan Masalah
a. Pengertian Refrigerant?
b. Mesin pendingin dan jenisnya?
c. Teori – teori tentang mesin pendingin?
d. Perkembangan teknologi refrigerasi saat ini.?
e. Apa permasalahannya pada mesin pendingin ?
f. Bagaimana perawatan mesin pendingin?
C. Tujuan
a. Sebagai syarat untuk memenuhi tugas mata kuliah Termodinamika II
b. Memahami prinsip kerja dari berbagai jenis siklus refrigerasi
c. Memahami konsep dasar perubahan bentuk energi di siklus–siklus refrigerasi
d. Mampu mengidentifikasi, menguraikan, dan menganalisa persoalan keseimbangan
energi yang terjadi pada siklus–siklus refrigerasi
e. Mengetahui jenis–jenis dari refrigeran serta memilih refrigeran yang sesuai
D. Manfaat
a. Mahasiswa dapat memahami prinsip kerja dari berbagai jenis siklus refrigerasi
b. Mahasiswa dapat memahami konsep dasar perubahan bentuk energi di siklus
refrigerasi
c. Mahasiswa mampu mengidentifikasi, menguraikan, dan menganalisa persoalan
keseimbangan energi yang terjadi pada siklus refrigerasi
d. Mahasiswa dapat mengetahui jenis – jenis dari refrigeran serta dapat memilih
refrigeran yang sesuai
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN REFRIGERASI
W kompressor = H1 – H2
- W kompressor = ΔH
2. Kondensor
3. Akumulator
Mesin atau katup ekspansi ini berfungsi untuk menurunkan tekanan dari cairan
refrigerant sebelum masuk ke evaporator, sehingga akan memudahkan refrigerant
menguap di evaporator dan menyerap kalori (panas) dari media yang didinginkan.
5. Evaporator
Juga merupakan alat penukar panas. Refrigerant cair dengan tekanan
rendah setelah proses ekspansi, diuapkan dalam alat ini. Untuk penguapan
refrigerant cair ini tentunya diperlukan sejumlah kalori, yang mana diambil dari
media yang akan didinginkan oleh sistem refrigerasi. Misalnya pada mesin Air
Conditioning (AC), media yang didinginkan adalah udara di dalam ruangan
(kamar). Begitu pula pada kulkas, media yang didinginkan adalah ruangan dalam
kulkas dan segala sesuatu yang berada dalam kulkas. Uap refrigerant yang
terbentuk di evaporator langsung dihisap oleh kompressor, demikian seterusnya
mengulangi langkah pertama tadi sehingga membentuk suatu siklus, yang disebut
dengan siklus refrigerasi.
C. SIKLUS REFRIGERASI
Siklus refrigerasi adalah siklus kerja yang mentransfer kalor dari media
bertemperatur rendah ke media bertemperatur tinggi dengan menggunakan kerja dari
luar sistem. Secara prinsip merupakan kebalikan dari siklus mesin kalor (heat engine).
Dilihat dari tujuannya maka alat dengan siklus refrigerasi dibagi menjadi dua yaitu
refrigerator yang berfungsi untuk mendinginkan media dan heat pump yang
berfungsi untuk memanaskan media. Ilustrasi tentang refrigerator dan heat pump
dapat dilihat pada gambar di bawah.
Prinsip terjadinya suatu pendinginan di dalam sistem refrigerasi adalah
penyerapan kalor oleh suatu zat pendingin yang dinamakan refrigeran. Karena kalor
yang berada disekeliling refrigeran diserap, akibatnya refrigeran akan menguap,
sehingga temperatur di sekitar refrigeran akan bertambah dingin. Hal ini dapat terjadi
mengingat penguapan memerlukan kalor.
Di dalam suatu alat pendingin (misal lemari es) kalor diserap di “evaporator”
dan dibuang ke “kondensor”. Uap refrigeran yang berasal dari evaporator yang
bertekanan dan bertemperatur rendah masuk ke kompresor melalui saluran hisap. Di
kompresor, uap refrigerant tersebut dimampatkan, sehingga ketika ke luar dari
kompresor, uap refrigeran akan bertekanan dan bersuhu tinggi, jauh lebih tinggi
dibanding temperatur udara sekitar. Kemudian uap menunjuk ke kondensor melalui
saluran tekan. Di kondensor, uap tersebut akan melepaskan kalor, sehingga akan
berubah fasa dari uap menjadi cair (terkondensasi) dan selanjutnya cairan tersebut
terkumpul di penampungan cairan refrigeran. Cairan refrigeran yang bertekanan
tinggi mengalir dari penampung refrigeran ke katup ekspansi. Keluar dari katup
ekspansi tekanan menjadi sangat berkurang dan akibatnya cairan refrigeran bersuhu
sangat rendah. Pada saat itulah cairan tersebut mulai menguap yaitu di evaporator,
dengan menyerap kalor dari sekitarnya hingga cairan refrigeran habis menguap.
Akibatnya evaporator menjadi dingin. Bagian inilah yang dimanfaatkan untuk
mengawetkan bahan makanan atau untuk mendinginkan ruangan. Kemudian uap
refrigeran akan dihisap oleh kompresor dan demikian seterusnya proses-proses
tersebut berulang kembali.
2. Siklus gas (gas refrigeration cycle), dimana refrigeran tetap dalam kondisi gas.
Kinerja suatu refrigerator dan heat pump dinilai dari besarnya koefisien kinerja
(coefficient of performance COP) yang didefinisikan sebagai berikut,
Harga COPR dan COPHP umumnya lebih besar dari satu dimana COP HP = COPR + 1
untuk suatu rentang tekanan kerja yang sama.
Siklus refrigerasi kompresi uap ideal dapat digambarkan dalam diagram T-s
seperti gambar di atas-kanan. Proses-proses yang terjadi adalah,
q−w=h e−hi
dimana diasumsikan perubahan energi kinetik dan potensial bisa diabaikanDari notasi-
notasi pada gambar di atas maka COPs dapat dituliskan sebagai berikut:
qL h1 −h 4
COP R= =
w net,in h2 −h1
q h −h
COPHP= H = 2 3
w net,in h2 −h1
h1 =hg @p h3 =h f @p
1 3
di mana dan .
Contoh Soal
Solusi
p1 =0 ,14 MPa→
{h1 =h g @ 0, 14 MPa=177 , 87 kJ/kg
s1 =s g@0 , 14 MPa=0 , 7102 kJ/kg
p 2=0,8 MPa
s2 =s1 }
→h2 =208 ,65 kJ/kg
Kondisi 3 (cairan jenuh) :
Q̇ L=ṁ(h1 −h 4 )
¿ 0 , 05×(117 , 87−67 ,3 )=5 , 53 kW
Kerja kompresor:
Ẇ in = ṁ(h 2−h1 )
¿ 0 , 05×(208 ,65−177 , 87 )=1 ,54 kW
qL 5 ,53
COP R= = =3 , 59
w net,in 1, 53
Pada kenyataannya refrigerator atau heat pump akan bekerja dengan suatu proses
yang menyimpang dari siklus idealnya akibat ireversibilitas dalam tiap komponennya.
Ireversibilitas ini pada umumnya disebabkan oleh gesekan fluida dan perpindahan
kalor dari atau ke lingkungan sekitar. Siklus refrigerasi kompresi uap aktual dapat
digambarkan secara skematis seperti gambar di bawah.
Hal-hal yang terjadi dalam siklus aktual:
1. Refrigeran sudah dalam kondisi uap panas lanjut sebelum masuk ke kompresor.
3. Dalam proses kompresi ada rugi gesekan dan perpindahan kalor yang akan
meningkatkan entropi (1-2) atau menurunkan entropi (1-2') dari refrigeran
tergantung kepada arah perpindahan kalornya. Proses (1-2') lebih disukai karena
volume spesifiknya turun sehingga power input bisa lebih kecil. Hal ini bisa
dilakukan apabila dilakukan pendinginan dalam langkah kompresi.
5. Refrigeran dalam kondisi cairan terkompresi ketika masuk dalam katup ekspansi.
Contoh Soal
Dalam sebuah refrigerator aktual, R-12 masuk ke kompresor sebagai uap panas
lanjut pada 0,14MPa, 20C, laju massa 0,05kg/s, dan keluar pada 0,8MPa, 50C.
Refrigeran didinginkan dalam kondenser sampai 26C, 0,72MPa dan di-throttling
sampai 0,15MPa. Dengan mengabaikan rugi kalor dan rugi tekanan dalam pipa-pipa
sambungan tentukan (a) laju kalor dari media yang didinginkan dan kerja kompresor,
(b) efisiensi adaibatik kompresor, (c) COP.
Solusi
Dari Tabel refrigeran
p 2=0,8 MPa
T 2=50 ° C }
→h2 =213 , 45 kJ/kg
p 3 =0 ,72 MPa
T 3 =26 ° C }
→h3 =hf @ 26 ° C =60 , 68 kJ/kg
Q̇ L=ṁ(h1 −h 4 )
¿ 0 , 05×(179,01 - 60,68)= 5,92 kW
Kerja kompresor:
Ẇ in = ṁ(h 2−h1 )
¿ 0 , 05×(213,45 - 179,01)= 1,72 kW
h2 s −h1
ηC =
h2 −h1
di sini
p2 s =0,8 MPa
s 2 s=s 1=0 . 7147 kJ/ (kg . K )}→h2 s =210 , 08 kJ/kg
Sehingga,
210,08 - 179,01
ηC = =90 ,2 %
213,45 - 179,01
qL 5 ,82
COP R = = =3 , 44
w net,in 1 ,72
istem Cascade
Juga,
Q̇ L ṁB (h1 −h 4 )
COPR,cascade = =
Ẇ net,in ṁ A ( h6 −h 5 )+ ṁB ( h2 −h1 )
Dalam sistem cascade maka jenis refrigeran untuk siklus tekanan tinggi (A) dan siklus
tekanan rendah (B) tidak perlu sama sehingga pemilihan refrigeran akan bisa lebih
fleksibel karena bisa disesuaikan dengan batas bawah dan atasnya.
Contoh Soal
Sistem refrigerasi cascade 2 tingkat beroperasi antara 0,8 dan 0,14 MPa. Setiap
tingkat beroperasi dengan siklus kompresi uap ideal dengan R-12 sebagai fluida kerja.
Kalor dibuang dari siklus tekanan rendah ke tekanan tinggi dilewatkan alat penukar kalor
adiabatik dimana masing-masing fluida kerja bertekanan 0,32MPa. Apabila laju fluida
kerja pada siklus tekanan tinggi adalah 0,05 kg/s, tentukan (a) laju fluida kerja pada
siklus tekanan rendah, (b) laju kalor dari media yang didinginkan dan kerja kompresor,
(c) COP
Solusi
Misal siklus tekanan tinggi diberi indeks A, siklus tekanan rendah dengan indeks B
sehingga
(b) Laju kalor yang diserap dari media yang akan didinginkan:
Q̇ L=ṁB (h1 −h 4 )
sehingga
Q̇ L=5 , 49 kW
Kerja kompresor:
Q̇ L
COP R= =4 , 04
Ẇ in
Disini yang perlu diperhatikan adalah dalam tiap proses akan mempunyai jumlah laju
yang berbeda walaupun dalam satu siklus yang sama.
Di lapangan sering dibutuhkan kondisi dengan temperatur yang sangat rendah (di
bawah -100C), seperti pada proses pemisahan gas oksigen dan nitrogen dari udara,
pembuatan hidrogen cair untuk bahan bakar mesin roket, riset tentang superkonduksi dan
lain-lain.
Pada sebuah proses pencairan gas, gas harus didinginkan sampai pada temperatur di
bawah temperatur kritisnya. Misal temperatur kritis untuk helium, hidrogen, dan nitrogen
adalah masing-masing –268, -240, dan -147C. Salah satu metode refrigerasi yang
memungkinkan untuk mendapatkan temperatur sangat rendah ini adalah metode Linde-
Hampson seperti pada gambar di bawah.
Di sini gas baru yang akan dicairkan (1) dicampur dengan gas yang tidak berhasil
dicairkan pada tahap sebelumnya (9) sehingga temperaturnya turun sampai titik (2) dan
kemudian bersama-sama masuk ke kompresor bertingkat. Pengkompresian dilakukan
bertingkat sampai titik (3) dengan dilengkapi intercooling. Gas tekanan tinggi kemudian
didinginkan sampai titik (4) dalam after-cooler dengan menggunakan media pendingin
dan didinginkan lebih lanjut sampai titik (5) dalam alat penukar kalor regenerative dengan
membuang kalornya ke gas yang tidak berhasil dicairkan pada tahap sebelumnya dan
akhirnya di-throttled ke titik (6) sehingga berubah menjadi campuran jenuh. Uap
dipisahkan dari gas yang telah berubah menjadi cair untuk kemudian dilewatkan melalui
alat penukar kalor regenerative untuk menjalani tahap berikutnya.
Dalam pembahasan mengenai siklus Carnot diketahui bahwa apabila arah siklus
dibalik akan didapatkan siklus Carnot terbalik (reversed Carnot cycle) yang
merupakan sebuah refrigerator ideal. Hal ini menimbulkan ide bahwa siklus mesin
kalor (heat engine) dan siklus refrigerator sebenarnya adalah mempunyai prinsip kerja
sama hanya arahnya saja yang berlawanan (perhatikan bahwa siklus refrigerasi yang
dibahas di atas adalah sangat mirip dengan siklus Rankine dengan arah terbalik). Oleh
karena itu maka apabila siklus Brayton dibalik arahnya akan didapatkan apa yang
disebut siklus refrigerasi gas (reversed Brayton cycle).
dimana,
Siklus refrigerasi gas ini akan mempunyai COP yang lebih rendah dibandingkan
dengan siklus kompresi uap. Tetapi karena konstruksi yang sederhana dan komponen
yang ringan maka siklus ini banyak dipakai di pesawat terbang dan dapat
dikombinasikan dengan proses regenerasi.
Peningkatan COP dari mesin refrigerasi dapat dilakukan dengan menurunkan kerja
yang dibutuhkan oleh kompresor. Dibanding dengan sebuah kompresor, pompa dapat
melakukan proses kompresi fluida cair dengan kerja input yang jauh lebih kecil untuk
laju massa yang sama. Oleh karena itu dalam sistem refrigerasi absorpsi, refrigeran
akan dilarutkan dalam fluida cair sebagai media transport sehingga refrigeran dapat
dikompresi dengan kerja yang lebih kecil. Refrigeran yang sering dipakai adalah
amoniak dengan media transport berupa air. Refrigeran lain yang juga dipakai adalah
air dengan media transport berupa lithium bromide atau lithium chloride. Keunggulan
sistem ini lebih terasa apabila ada sumber panas dengan temperatur 100200C yang
murah seperti misalnya energi surya, geotermal dan lain-lain. Skema sistem
refrigerasi absorpsi bisa dilihat pada gambar di atas.
Amoniak murni keluar dari evaporator dan masuk ke absorber. Di dalam absorber,
amoniak larut dalam air sehingga terbentuk larutan air-amoniak. Karena pelarutan
amoniak akan berlangsung dengan lebih baik pada temperatur yang lebih rendah maka
larutan dalam absorber didinginkan dengan cooling water. Larutan air-amoniak
kemudian masuk ke pompa untuk mengalami proses kompresi dan masuk ke
regenerator untuk menerima panas. Pemanasan larutan air-amoniak lebih lanjut
dilakukan dalam generator dengan sumber panas, misalnya dari energi surya, sehingga
terjadi proses penguapan larutan. Larutan yang menguap kemudian masuk ke rectifier
untuk dilakukan pemisahan amoniak dan air. Amoniak murni masuk ke kondenser dan
melanjutkan siklus refrigerasi, sedangkan air kembali masuk generator untuk dipakai
kembali sebagai media transport. Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa prinsip sistem
absorpsi adalah sama dengan dengan sistem kompresi uap, hanya berbeda pada bagian
dalam garis putus-putus.
Telah diketahui dari apa yang disebut efek Seebeck bahwa dua buah logam
yang berbeda apabila ujung-ujungnya dihubungkan kemudian dipanaskan salah satu
ujungnya maka akan timbul arus listrik dalam rangkaian logam tersebut.
Karena heat pump biasanya dipakai di daerah dengan iklim yang dingin maka
persoalan dari manakah panas dapat diambil menjadi persoalan. Sumber panas yang
sering dipakai dalam sebuah heat pump adalah:
1) Udara atmosfer (paling umum). Sumber panas ini paling praktis tetapi ada
problem frosting pada koil evaporator sehingga akan menurunkan laju
perpindahan kalor.
2) Air tanah. Pada kedalaman tertentu air tanah mempunyai temperatur berkisar
518C sehingga didapatkan heat pump dengan COP tinggi, tidak ada frosting
tetapi konstruksi rumit.
3) Tanah
D. PEMILIHAN REFRIGERAN
Jenis refrigeran adalah sangat banyak dimana pemilihan refrigeran secara tidak
tepat akan bisa membuat kerja refrigerator menjadi tidak optimal. Refrigeran ada dua
macam yaitu refrigeran primer dan sekunder. Adapun pengertian refrigeran primer
adalah refrigeran yang digunakan dalam sistem kompresi uap. Dan refrigeran sekunder
adalah cairan-cairan yang digunakan untuk membawa energi kalor bersuhu rendah dari
satu lokasi ke tempat lain. Nama lain dari refrigersai sekunder adalah cairan anti beku
atau brines (larutan garam).
Dibawah ini ada beberapa jenis refrigeran yang biasa dipergunakan, antara lain :
1. Udara
Refrigeran ini sangat murah, tidak beracun dan tidak mudah terbakar.
Koefisien prestasi rendah. Biasanya digunakan pada pesawat terbang.
Berupa cairan tidak berwarna dan tidak berbau merangsang. Titik didihnya –
23,7 0F.
5. Uap Air
Refrigeran ini paling murah dan paling aman. Pemakaiannya terbatas untuk
pendingin suhu tinggi karena mempunyai titik beku yang tinggi, yaitu 0˚C.
pemakaian utamanya untuk comfort air cionditioning dan water cooling.
6. Hidrocarbon
Dipakai pada industri karena harganya murah. Jenisnya butana, iso butana,
propana, propylana, etana dan etylana. Semuanya mudah terbakar dan meledak.
Berikut ini macam-macam nama kimia dari hidrokarbon :
7. Amonia (NH3)
Amonia ini digunakan secara luas pada mesin refrigerasi industri atau
refrigerasi kapasitas besar. Titik didihnya kurang lebih - 33˚C. zat ini mempunyai
karakteristik bau meskipun pada konsentrasi kecil di udara. Tidak dapat terbakar,
tetapi meledak jika bereaksi dengan udara dengan prosentase 13,28 %. Oleh
karena itu efek korosi amonia, tembaga atau campuran tembaga tidak boleh
digunakan pada mesin dengan refrigeran amonia.
8. Azetropes
Correne-7
Yang terdiri dari campuran 73,8 % freon-12 dan 26,2% genetron 100.
Refrigeran-502
Berupa gas atau cairan yang tidak berwarna, sangat beracun dan berbau
merangsang. Senyawa ini tidak mudah terbakar dan tidak mudah meledak.
Dengan titik didih – 10,1˚C.
11. Hydro Fluoro Carbon (HFC)
Karakteristik Refrigeran
Konstanta dielektrika dari refriegerasi yang kecil, tahanan listrik yang besar,
serta tidak menyebabkan korosi pada material
Disini perlu perbedaan temperatur yang cukup antara media dan refrigeran (yang
optimal 510C). Misal, untuk mendinginkan media pada temperatur -10C maka
temperatur refrigeran adalah sekitar -20C.
Hal lain yang perlu diperhatikan adalah tekanan minimum (tekanan dalam
evaporator) dalam sistem harus sedikit lebih besar dari tekanan atmosfer untuk
mencegah masuknya udara masuk dalam sistem perpipaan. Dengan kata lain
refrigeran harus mempunyai tekanan jenuh sedikit lebih besar dari 1 atm pada -
20C (dalam contoh di atas).
1. Setiap refrigeran mempunyai sifat dan karakter yang berbeda-beda, dan juga
mempunyai kelebihan dan kekurangan
2. Titik didih refrigeran sangat mempengaruhi dalam penyerapan kalor pada suatu
ruangan. Apabila titik didih refrigeran tinggi maka kalor ruangan akan sulit
diserap oleh refrigeran dan titik didih refrigeran yang rendah maka kalor ruangan
dapat diserap oleh refrigeran.
3. Kemampuan penyerapan kalor pada ruangan semakin besar apabila titik didih
suatu fluida refrigeran semakin rendah.
4. Dalam memilih refrigeran haruslah selektif mungkin agar tidak terjadi dampak
yang merugikan pada lingkungan sekitar.
5. Freon atau HFC mempunyai sifat yang dapat merusak lapisan ozon, oleh karena
itu diciptakanlah HFC yang lebih ramah lingkungan dan tidak merusak lapisan
ozon.
DAFTAR PUSTAKA
http://eblg.blogspot.com/2013/03/pengertian-refrigerant.html
http://margomulyoserviceac.blogspot.com/2013/03/macam-macam-
refrigerant-freon-pada-ac.html
http://edukasi.kompasiana.com/2010/12/04/cara-kerja-sistem-refrigerasi-
323911.html