Anda di halaman 1dari 31

KARYA ILMIAH

REFRIGERANT

Disusun Oleh :

Yoki Mailza Putra


190102048

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH RIAU


FAKULTAS TEKNIK MESIN
PRODI TEKNIK MESIN
2022/2023
KATA PENGATAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan
hidayah-Nya, penulis bisa menyelesaikan karya ilmiah yang berjudul ”Sistem Refrigerant’’

Tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen selaku pembimbing mata
kuliah Sitem Refrigerasi dan pengondisian Udara yang telah membantu penulis dalam
mengerjakan karya ilmiah ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada teman-teman
yang telah berkontribusi dalam pembuatan karya ilmiah ini.

Karya ilmiah ini memberikan panduan dalam kuliah Sitem Refrigerasi dan
pengondisian Udara. Bagi Mahasiswa-siswi untuk memahami dan menggunakan kuliah
Sitem Refrigerasi dan mesin Pendingin yang baik dan benar.

Penulis menyadari ada kekurangan pada karya ilmiah ini. Oleh sebab itu, saran dan
kritik senantiasa diharapkan demi perbaikan karya penulis. Penulis juga berharap semoga
karya ilmiah ini mampu memberikan pengetahuan tentang pentingnya kuliah Sitem
Refrigerasi

Pekanbaru, 26 November 2022

Yoki Mailza Putra


DAFTAR ISI

Halaman judul......................................................................................................................i

Kata Pengantar.....................................................................................................................ii

Daftar Isi..............................................................................................................................ii

BAB II PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.........................................................................................................1

B. Rumusan Masalah....................................................................................................1

C. Tujuan......................................................................................................................2

D. Manfaaat..................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Refrigerant.............................................................................................3

B. Peralatan Pokok dan jenis Refrigerasi.....................................................................7

C. Siklus Refrugerasi....................................................................................................13

D. Pemilihan Refrigera.................................................................................................18

BAB III PENUTUP.............................................................................................................20

A. Kesimpulan..............................................................................................................20

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sistem refrigerasi telah memainkan peranan yang sangat penting saat ini. Hal
ini terlihat dari semakin banyaknya penggunaan sistem ini baik di industri maupun
rumah tangga. Sebagai contoh adalah pada pemrosesan maupun pengawetan
makanan, penyerapan kalor dari bahan-bahan kimia, pengkondisian udara dan
sebagainya.

Sistem refrigerasi sangat menunjang peningkatan kualitas hidup manusia.


Kemajuan dalam bidang refrigerasi akhir-akhir ini adalah akibat dari perkembangan
sistem kontrol yang menunjang kinerja dari sistem refrigerasi.

Apalikasi dari sistem refrigerasi tidak terbatas, tetapi yang paling banyak
digunakan adalah untuk pengawetan makanan dan pendingin suhu, misalnya lemasi es
gambar 1 freezer, cold strorage, air conditioner/AC Window, AC split dan AC mobil.
Dengan perkembangan teknologi saat ini, refrigeran (bahan pendingin) yang di
pasarkan dituntut untuk ramah lingkungan, disamping aspek teknis lainnya yang
diperlukan. Apapun refrigeran yang dipakai, semua memiliki kelebihan dan
kekurangan masing-masing oleh karena itu, diperlukan kebijakan dalam memilih
refrigerant yang paling aman berdasarkan kepentingan saat ini dan masa yang akan
datang.

Pada sistem refrigerasi terdapat beberapa komponen utama yaitu kompresor


untuk menaikkan tekanan refrigeran, kondenser untuk membuang panas dari
refrigeran, alat ekspansi untuk menurunkan tekanan refrigeran, dan evaporator untuk
menyerap panas dari luar kedalam refrigeran.

Pada makalah ini akan dibahas lebih dalam mengenai sistem refrigerasi, baik
itu siklus – siklus pada refrigerasi, macam – macam refrigerant yang digunakan dalam
proses refrigerasi, dll.

B. Rumusan Masalah
a. Pengertian Refrigerant?
b. Mesin pendingin dan jenisnya?
c. Teori – teori tentang mesin pendingin?
d. Perkembangan teknologi refrigerasi saat ini.?
e. Apa permasalahannya pada mesin pendingin ?
f. Bagaimana perawatan mesin pendingin?

C. Tujuan
a. Sebagai syarat untuk memenuhi tugas mata kuliah Termodinamika II
b. Memahami prinsip kerja dari berbagai jenis siklus refrigerasi
c. Memahami konsep dasar perubahan bentuk energi di siklus–siklus refrigerasi
d. Mampu mengidentifikasi, menguraikan, dan menganalisa persoalan keseimbangan
energi yang terjadi pada siklus–siklus refrigerasi
e. Mengetahui jenis–jenis dari refrigeran serta memilih refrigeran yang sesuai

D. Manfaat
a. Mahasiswa dapat memahami prinsip kerja dari berbagai jenis siklus refrigerasi
b. Mahasiswa dapat memahami konsep dasar perubahan bentuk energi di siklus
refrigerasi
c. Mahasiswa mampu mengidentifikasi, menguraikan, dan menganalisa persoalan
keseimbangan energi yang terjadi pada siklus refrigerasi
d. Mahasiswa dapat mengetahui jenis – jenis dari refrigeran serta dapat memilih
refrigeran yang sesuai
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN REFRIGERASI

Refrigeran merupakan bahan pendingin atau fluida yang digunakan untuk


menyerap panas melalui perubahan fase dari cair ke gas (evaporasi) dan membuang
panas melalui perubahan fase dari gas ke cair (kondensasi), sehingga refrigeran dapat
dikatakan sebagai pemindah panas dalam sistem pendingin. Adapun pengertian
lainnya adalah Refrigerasi atau pendinginan merupakan proses pengambilan atau
pengeluaran kalor dari suatu materi atau ruangan dan mempertahankan keadaannya
sedemikian rupa sehingga temperaturnya lebih rendah dari pada lingkungan
sekitarnya. Pada prinsipnya refrigerasi adalah terapan dari mata kuliah Perpindahan
Panas dan Thermodinamika, dimana kalor akan mengalir atau berpindah dari suatu
keadaan yang mempunyai temperatur tinggi ke suatu keadaan yang bertemperatur
rendah.
Sedangkan pengkondisian udara atau penyegaran udara adalah merupakan satu
dari teknik-teknik refrigerasi. Penyegaran udara itu sendiri adalah suatu proses
pendinginan udara sehingga dapat dicapai temperatur dan kelembaban yang sesuai
dengan yang dipersyaratkan terhadap kondisi udara dari suatu ruangan tertentu serta
mengatur aliran udara dan kebersihan udaranya.
Untuk mencapai tujuan dari penyegaran udara tersebut, dibutuhkan suatu
fluida kerja yang disebut refrigeran. Dimana refrigeran akan dialirkan melalui sistem.
Dalam sistem tersebut, refrigeran mengalami beberapa proses atau perubahan fase
(cair dan uap), yaitu refrigeran yang mula-mula pada keadaan awal (cair), setelah
melalui beberapa proses akan kembali ke keadaan awalnya.
B. PERALATAN - PERALATAN POKOK REFRIGERASI
Operasi refrigerasi butuh suatu mesin yang disebut dengan refrigerator. Refrigerator
merupakan kumpulan serangkaian peralatan, seperti:
1. Kompresor
Kompressor adalah alat yang digunakan untuk menghisap uap refrigerant dan
mengkompresinya sehingga tekanan uap refrigerant naik sampai ke tekanan yang
diperlukan untuk pengembunan (kondensasi) uap regrigerant di dalam kondensor.
Kompressor ini digerakkan oleh sumber tenaga dari mesin penggerak, seperti:
 Motor listrik
 Motor bakar
 Diesel
 Mesin uap
 Turbin gas

Pada kompressor, berlaku persamaan neraca energi;

W kompressor = H1 – H2

Karena kompressi, fluida kerja (uap refrigerant) terkompressi menjadi naik


entalpinya (H2 > H J, sehingga dapat dikatakan energi dari sumber digunakan
untuk menaikkan entalpi fluida kerja.

- W kompressor = ΔH

2. Kondensor

Kondensor merupakan alat penukar panas yang berguna untuk mendinginkan


uap refrigerant dari kompressor agar dapat mengembun menjadi cairan. Pada saat
pengembunan ini, refrigerant mengeluarkan sejumlah kalori (panas
pengembunan) yang mana panas ini diterima oleh media pendingin di dalam
kondensor.

3. Akumulator

Merupakan alat yang berguna untuk mengumpulkan cairan refrigerant yang


berasal dari kondensor. Dengan adanya alat ini akan memudahkan pengaturan
stock dari total refrigerant.

4. Mesin Ekspansi atau Katup Ekspansi

Mesin atau katup ekspansi ini berfungsi untuk menurunkan tekanan dari cairan
refrigerant sebelum masuk ke evaporator, sehingga akan memudahkan refrigerant
menguap di evaporator dan menyerap kalori (panas) dari media yang didinginkan.

5. Evaporator
Juga merupakan alat penukar panas. Refrigerant cair dengan tekanan
rendah setelah proses ekspansi, diuapkan dalam alat ini. Untuk penguapan
refrigerant cair ini tentunya diperlukan sejumlah kalori, yang mana diambil dari
media yang akan didinginkan oleh sistem refrigerasi. Misalnya pada mesin Air
Conditioning (AC), media yang didinginkan adalah udara di dalam ruangan
(kamar). Begitu pula pada kulkas, media yang didinginkan adalah ruangan dalam
kulkas dan segala sesuatu yang berada dalam kulkas. Uap refrigerant yang
terbentuk di evaporator langsung dihisap oleh kompressor, demikian seterusnya
mengulangi langkah pertama tadi sehingga membentuk suatu siklus, yang disebut
dengan siklus refrigerasi.

C. SIKLUS REFRIGERASI

Siklus refrigerasi adalah siklus kerja yang mentransfer kalor dari media
bertemperatur rendah ke media bertemperatur tinggi dengan menggunakan kerja dari
luar sistem. Secara prinsip merupakan kebalikan dari siklus mesin kalor (heat engine).
Dilihat dari tujuannya maka alat dengan siklus refrigerasi dibagi menjadi dua yaitu
refrigerator yang berfungsi untuk mendinginkan media dan heat pump yang
berfungsi untuk memanaskan media. Ilustrasi tentang refrigerator dan heat pump
dapat dilihat pada gambar di bawah.
Prinsip terjadinya suatu pendinginan di dalam sistem refrigerasi adalah
penyerapan kalor oleh suatu zat pendingin yang dinamakan refrigeran. Karena kalor
yang berada disekeliling refrigeran diserap, akibatnya refrigeran akan menguap,
sehingga temperatur di sekitar refrigeran akan bertambah dingin. Hal ini dapat terjadi
mengingat penguapan memerlukan kalor.

Di dalam suatu alat pendingin (misal lemari es) kalor diserap di “evaporator”
dan dibuang ke “kondensor”. Uap refrigeran yang berasal dari evaporator yang
bertekanan dan bertemperatur rendah masuk ke kompresor melalui saluran hisap. Di
kompresor, uap refrigerant tersebut dimampatkan, sehingga ketika ke luar dari
kompresor, uap refrigeran akan bertekanan dan bersuhu tinggi, jauh lebih tinggi
dibanding temperatur udara sekitar. Kemudian uap menunjuk ke kondensor melalui
saluran tekan. Di kondensor, uap tersebut akan melepaskan kalor, sehingga akan
berubah fasa dari uap menjadi cair (terkondensasi) dan selanjutnya cairan tersebut
terkumpul di penampungan cairan refrigeran. Cairan refrigeran yang bertekanan
tinggi mengalir dari penampung refrigeran ke katup ekspansi. Keluar dari katup
ekspansi tekanan menjadi sangat berkurang dan akibatnya cairan refrigeran bersuhu
sangat rendah. Pada saat itulah cairan tersebut mulai menguap yaitu di evaporator,
dengan menyerap kalor dari sekitarnya hingga cairan refrigeran habis menguap.
Akibatnya evaporator menjadi dingin. Bagian inilah yang dimanfaatkan untuk
mengawetkan bahan makanan atau untuk mendinginkan ruangan. Kemudian uap
refrigeran akan dihisap oleh kompresor dan demikian seterusnya proses-proses
tersebut berulang kembali.

Siklus refrigerasi dapat diklasifikasikan sebagai berikut,

1. Siklus kompresi uap (vapor compression refrigeration cycle) dimana refrigeran


mengalami proses penguapan dan kondensasi, dan dikompresi dalam fasa uap.

2. Siklus gas (gas refrigeration cycle), dimana refrigeran tetap dalam kondisi gas.

3. Siklus bertingkat (cascade refrigeration cycle), dimana merupakan gabungan lebih


dari satu siklus refrigerasi.

4. Siklus absorpsi (absorption refrigeration cylce), dimana refrigeran dilarutkan


dalam sebuah cairan sebelum dikompresi.
5. Siklus termoelektrik (thermoelectric refrigeration cycle), dimana proses refrigerasi
dihasilkan dari mengalirkan arus listrik melalui 2 buah material yang berbeda.

Kinerja suatu refrigerator dan heat pump dinilai dari besarnya koefisien kinerja
(coefficient of performance COP) yang didefinisikan sebagai berikut,

output tujuan efek pendinginan Q L


COP R = = =
kerja yang dibutuhkan input kerja W net,in
output tujuan efek pemanasan Q H
COPHP= = =
kerja yang dibutuhkan input kerja W net,in

Harga COPR dan COPHP umumnya lebih besar dari satu dimana COP HP = COPR + 1
untuk suatu rentang tekanan kerja yang sama.

a) Siklus Refrigerasi Kompresi Uap

Gambar di bawah menunjukkan siklus refrigerasi kompresi uap ideal secara


skematis. Di sini refrigeran dalam kondisi uap jenuh masuk ke kompresor dan keluar
sebagai uap panas lanjut. Refrigeran kemudian masuk ke kondenser untuk melepas
kalor sehingga terjadi kondensasi sampai ke kondisi cairan jenuh. Keluar kondenser
refrigeran masuk ke katup ekspansi untuk menjalani proses pencekikan (throttling)
sehingga mengalami penurunan tekanan dan berubah menjadi campuran jenuh. Proses
terakhir ini bisa juga diganti dengan sebuah turbin isentropis untuk menaikkan
kapasitas pendinginan dan menurunkan kerja input (dengan kompensasi kompleksnya
sistem). Selanjutnya refrigeran masuk ke evaporator untuk menyerap kalor sehingga
terjadi proses evaporasi dan siap untuk dilakukan langkah kompresi berikutnya.

Siklus refrigerasi kompresi uap ideal dapat digambarkan dalam diagram T-s
seperti gambar di atas-kanan. Proses-proses yang terjadi adalah,

1-2 : Kompresi isentropis dalam kompresor

2-3 : Pembuangan kalor secara isobaris dalam kondenser

3-4 : Throttling dalam katup ekspansi atau tabung kapiler


4-1 : Penyerapan kalor secara isobaris dalam evaporator

Persamaan energi untuk komponen-komponen refrigerator bisa dituliskan sebagai


berikut:

q−w=h e−hi

dimana diasumsikan perubahan energi kinetik dan potensial bisa diabaikanDari notasi-
notasi pada gambar di atas maka COPs dapat dituliskan sebagai berikut:

qL h1 −h 4
COP R= =
w net,in h2 −h1
q h −h
COPHP= H = 2 3
w net,in h2 −h1

h1 =hg @p h3 =h f @p
1 3
di mana dan .

Contoh Soal

Refrigerator menggunakan refrigeran R-12 dan beroperasi dengan siklus kompresi


uap ideal antara 0,14 dan 0,8 MPa. Apabila laju massa refrigeran 0,05kg/s, tentukan (a)
laju kalor dari ruangan yang didinginkan dan kerja kompresor, (b) laju kalor yang
dibuang ke lingkungan, (c) COP

Solusi

Dari tabel Refrigeran-12 (Tabel A-11A13)

Kondisi 1 (uap jenuh) :

p1 =0 ,14 MPa→
{h1 =h g @ 0, 14 MPa=177 , 87 kJ/kg
s1 =s g@0 , 14 MPa=0 , 7102 kJ/kg

Kondisi 2 (uap panas lanjut) :

p 2=0,8 MPa
s2 =s1 }
→h2 =208 ,65 kJ/kg
Kondisi 3 (cairan jenuh) :

p3 =0,8 MPa →h3 =h f @0,8 MPa =67 , 3 kJ/kg

Kondisi 4 (campuran jenuh) :

h 4 ≃h3 =67 , 3 kJ/kg

(a) Laju kalor yang diserap dari media yang didinginkan:

Q̇ L=ṁ(h1 −h 4 )
¿ 0 , 05×(117 , 87−67 ,3 )=5 , 53 kW

Kerja kompresor:

Ẇ in = ṁ(h 2−h1 )
¿ 0 , 05×(208 ,65−177 , 87 )=1 ,54 kW

(b) Kalor yang dibuang ke lingkungan:

Q̇H =ṁ( h2−h3 )


¿ 0 , 05×(208 ,65−67 , 3)=7 , 07 kW

(c) Coefficient of Performance:

qL 5 ,53
COP R= = =3 , 59
w net,in 1, 53

b) Siklus Refrigerasi Kompresi Uap Aktual

Pada kenyataannya refrigerator atau heat pump akan bekerja dengan suatu proses
yang menyimpang dari siklus idealnya akibat ireversibilitas dalam tiap komponennya.
Ireversibilitas ini pada umumnya disebabkan oleh gesekan fluida dan perpindahan
kalor dari atau ke lingkungan sekitar. Siklus refrigerasi kompresi uap aktual dapat
digambarkan secara skematis seperti gambar di bawah.
Hal-hal yang terjadi dalam siklus aktual:

1. Refrigeran sudah dalam kondisi uap panas lanjut sebelum masuk ke kompresor.

2. Akibat cukup panjangnya pipa penghubung kompresor-evaporator akan


mengakibatkan rugi tekanan. Rugi tekanan yang disertai peningkatan volume
spesifik dari refrigeran membutuhkan power input yang lebih besar.

3. Dalam proses kompresi ada rugi gesekan dan perpindahan kalor yang akan
meningkatkan entropi (1-2) atau menurunkan entropi (1-2') dari refrigeran
tergantung kepada arah perpindahan kalornya. Proses (1-2') lebih disukai karena
volume spesifiknya turun sehingga power input bisa lebih kecil. Hal ini bisa
dilakukan apabila dilakukan pendinginan dalam langkah kompresi.

4. Di dalam kondenser akan terjadi juga rugi tekanan.

5. Refrigeran dalam kondisi cairan terkompresi ketika masuk dalam katup ekspansi.

Contoh Soal

Dalam sebuah refrigerator aktual, R-12 masuk ke kompresor sebagai uap panas
lanjut pada 0,14MPa, 20C, laju massa 0,05kg/s, dan keluar pada 0,8MPa, 50C.
Refrigeran didinginkan dalam kondenser sampai 26C, 0,72MPa dan di-throttling
sampai 0,15MPa. Dengan mengabaikan rugi kalor dan rugi tekanan dalam pipa-pipa
sambungan tentukan (a) laju kalor dari media yang didinginkan dan kerja kompresor,
(b) efisiensi adaibatik kompresor, (c) COP.

Solusi
Dari Tabel refrigeran

Kondisi 1 (uap panas lanjut) :

p 1=0 ,14 MPa


T 1 =−20 ° C }
→h1 =179 , 01 kJ/kg

Kondisi 2 (uap panas lanjut) :

p 2=0,8 MPa
T 2=50 ° C }
→h2 =213 , 45 kJ/kg

Kondisi 3 (cairan terkompresi)

p 3 =0 ,72 MPa
T 3 =26 ° C }
→h3 =hf @ 26 ° C =60 , 68 kJ/kg

Kondisi 4 (campuran jenuh) :

h 4 ≃h3 =60 , 58 kJ/kg

(a) Laju kalor yang diserap dari media yang didinginkan:

Q̇ L=ṁ(h1 −h 4 )
¿ 0 , 05×(179,01 - 60,68)= 5,92 kW

Kerja kompresor:

Ẇ in = ṁ(h 2−h1 )
¿ 0 , 05×(213,45 - 179,01)= 1,72 kW

(b) Efisiensi adiabatis:

h2 s −h1
ηC =
h2 −h1
di sini

p2 s =0,8 MPa
s 2 s=s 1=0 . 7147 kJ/ (kg . K )}→h2 s =210 , 08 kJ/kg

Sehingga,

210,08 - 179,01
ηC = =90 ,2 %
213,45 - 179,01

(c) Coefficient of Performance:

qL 5 ,82
COP R = = =3 , 44
w net,in 1 ,72

c) Inovasi Siklus Refrigerasi Kompresi Uap

Dalam aplikasi sistem refrigerasi di industri, gedung bertingkat dan lain-lain,


sistem dengan siklus sederhana seperti dijelaskan sebelumnya tidak mencukupi.
Untuk itulah diperlukan modifikasi supaya memenuhi kriteria penggunaan.

istem Cascade

Di industri sering dibutuhkan kondisi refrigerasi dengan temperatur yang


cukup rendah dan sekaligus dalam rentang temperatur yang lebar. Rentang temperatur
yang lebar berarti bahwa sistem refrigerasi harus bisa beroperasi dalam beda tekanan
yang besar dimana hal ini hanya bisa dipenuhi apabila tingkat refrigerasi dibuat lebih
dari satu. Di sini prinsipnya adalah menggabungkan dua buah siklus kompresi uap di
mana kondenser dari siklus dengan tekanan kerja lebih rendah akan membuang panas
ke evaporator dari siklus dengan tekanan kerja lebih tinggi dalam sebuah alat penukar
kalor (heat exchanger). Secara skematis dapat digambarkan sebagai berikut.
Dalam heat exchanger antara siklus bawah dan siklus atas terjadi hubungan:

ṁ A (h5 −h 8 )=ṁB (h2 −h3 )


ṁ A h2 −h3
=
ṁB h5 −h8

Juga,

Q̇ L ṁB (h1 −h 4 )
COPR,cascade = =
Ẇ net,in ṁ A ( h6 −h 5 )+ ṁB ( h2 −h1 )

Dalam sistem cascade maka jenis refrigeran untuk siklus tekanan tinggi (A) dan siklus
tekanan rendah (B) tidak perlu sama sehingga pemilihan refrigeran akan bisa lebih
fleksibel karena bisa disesuaikan dengan batas bawah dan atasnya.

Contoh Soal

Sistem refrigerasi cascade 2 tingkat beroperasi antara 0,8 dan 0,14 MPa. Setiap
tingkat beroperasi dengan siklus kompresi uap ideal dengan R-12 sebagai fluida kerja.
Kalor dibuang dari siklus tekanan rendah ke tekanan tinggi dilewatkan alat penukar kalor
adiabatik dimana masing-masing fluida kerja bertekanan 0,32MPa. Apabila laju fluida
kerja pada siklus tekanan tinggi adalah 0,05 kg/s, tentukan (a) laju fluida kerja pada
siklus tekanan rendah, (b) laju kalor dari media yang didinginkan dan kerja kompresor,
(c) COP

Solusi

Misal siklus tekanan tinggi diberi indeks A, siklus tekanan rendah dengan indeks B

(a) Dari keseimbangan energi di alat penukar kalor

ṁ A (h5 −h 8 )=ṁB (h2 −h3 )

Dari Tabel R-12 didapatkan:

h5 =hg @0,32MPa =188 ,00 kJ/kg ; h8 =67 ,3 kJ/kg


h3 =h f @0,32MPa=37 ,08 kJ/kg ; h 2=191 ,97 kJ/kg;

sehingga

h5 −h8 188 ,0−67 , 3


ṁ B = ṁ A =0 , 05 =0 , 039 kg/s
h2 −h3 191, 97−37 , 08

(b) Laju kalor yang diserap dari media yang akan didinginkan:

Q̇ L=ṁB (h1 −h 4 )

Dari Tabel R-12 diketahui:

h1 =hg @0,14MPa =177 ,87 kJ/kg ; h6 =204 ,18 kJ/kg

sehingga

Q̇ L=5 , 49 kW

Kerja kompresor:

Ẇ in =Ẇ comp A + Ẇ comp B


¿ ṁ A (h6 −h 5 )+ ṁB (h2 −h1 )= 1,36 kW
(c) Coefficient of Performance

Q̇ L
COP R= =4 , 04
Ẇ in

Sistem Banyak Tingkat (Multistage System)

Pada prinsipnya adalah tidak berbeda dengan sistem cascade. Perbedaannya


adalah digantinya heat exchanger dengan mixing chamber dan flash chamber di mana
di sini akan terjadi pencampuran refrigeran yang melewati siklus tekanan atas dan
siklus tekanan bawah. Secara skematis sistem banyak tingkat dapat digambarkan seperti
gambar dibawah.

Disini yang perlu diperhatikan adalah dalam tiap proses akan mempunyai jumlah laju
yang berbeda walaupun dalam satu siklus yang sama.

Sistem Multi Purpose Dengan Kompresor Tunggal

Seperti dalam sebuah lemari es di rumah tinggal, beberapa jenis refrigerator


membutuhkan beberapa ruang dengan temperatur yang berbeda. Untuk sistem seperti ini
maka penggunaan beberapa katup ekspansi adalah solusinya, dimana pada proses
throttling pertama akan didapatkan temperatur moderat (misal bagian refrigerator  5C)
dan pada throttling selanjutnya akan didapatkan temperatur yang lebih rendah (bagian
freezer  -10C). Gambar di bawah menunjukkan prinsip kerja secara skematis.
Pencairan Gas (Liquefaction of Gases)

Di lapangan sering dibutuhkan kondisi dengan temperatur yang sangat rendah (di
bawah -100C), seperti pada proses pemisahan gas oksigen dan nitrogen dari udara,
pembuatan hidrogen cair untuk bahan bakar mesin roket, riset tentang superkonduksi dan
lain-lain.

Pada sebuah proses pencairan gas, gas harus didinginkan sampai pada temperatur di
bawah temperatur kritisnya. Misal temperatur kritis untuk helium, hidrogen, dan nitrogen
adalah masing-masing –268, -240, dan -147C. Salah satu metode refrigerasi yang
memungkinkan untuk mendapatkan temperatur sangat rendah ini adalah metode Linde-
Hampson seperti pada gambar di bawah.
Di sini gas baru yang akan dicairkan (1) dicampur dengan gas yang tidak berhasil
dicairkan pada tahap sebelumnya (9) sehingga temperaturnya turun sampai titik (2) dan
kemudian bersama-sama masuk ke kompresor bertingkat. Pengkompresian dilakukan
bertingkat sampai titik (3) dengan dilengkapi intercooling. Gas tekanan tinggi kemudian
didinginkan sampai titik (4) dalam after-cooler dengan menggunakan media pendingin
dan didinginkan lebih lanjut sampai titik (5) dalam alat penukar kalor regenerative dengan
membuang kalornya ke gas yang tidak berhasil dicairkan pada tahap sebelumnya dan
akhirnya di-throttled ke titik (6) sehingga berubah menjadi campuran jenuh. Uap
dipisahkan dari gas yang telah berubah menjadi cair untuk kemudian dilewatkan melalui
alat penukar kalor regenerative untuk menjalani tahap berikutnya.

d) Siklus Refrigerasi Gas

Dalam pembahasan mengenai siklus Carnot diketahui bahwa apabila arah siklus
dibalik akan didapatkan siklus Carnot terbalik (reversed Carnot cycle) yang
merupakan sebuah refrigerator ideal. Hal ini menimbulkan ide bahwa siklus mesin
kalor (heat engine) dan siklus refrigerator sebenarnya adalah mempunyai prinsip kerja
sama hanya arahnya saja yang berlawanan (perhatikan bahwa siklus refrigerasi yang
dibahas di atas adalah sangat mirip dengan siklus Rankine dengan arah terbalik). Oleh
karena itu maka apabila siklus Brayton dibalik arahnya akan didapatkan apa yang
disebut siklus refrigerasi gas (reversed Brayton cycle).

Disini akan berlaku bahwa,


qL qL
COP R = =
w net,in wcomp−w turb

dimana,

q L=h1 −h4 ; w turb =h3 −h 4 ; w comp=h 2−h 1

Siklus refrigerasi gas ini akan mempunyai COP yang lebih rendah dibandingkan
dengan siklus kompresi uap. Tetapi karena konstruksi yang sederhana dan komponen
yang ringan maka siklus ini banyak dipakai di pesawat terbang dan dapat
dikombinasikan dengan proses regenerasi.

e) Siklus Refrigerasi Absorpsi

Peningkatan COP dari mesin refrigerasi dapat dilakukan dengan menurunkan kerja
yang dibutuhkan oleh kompresor. Dibanding dengan sebuah kompresor, pompa dapat
melakukan proses kompresi fluida cair dengan kerja input yang jauh lebih kecil untuk
laju massa yang sama. Oleh karena itu dalam sistem refrigerasi absorpsi, refrigeran

akan dilarutkan dalam fluida cair sebagai media transport sehingga refrigeran dapat
dikompresi dengan kerja yang lebih kecil. Refrigeran yang sering dipakai adalah
amoniak dengan media transport berupa air. Refrigeran lain yang juga dipakai adalah
air dengan media transport berupa lithium bromide atau lithium chloride. Keunggulan
sistem ini lebih terasa apabila ada sumber panas dengan temperatur 100200C yang
murah seperti misalnya energi surya, geotermal dan lain-lain. Skema sistem
refrigerasi absorpsi bisa dilihat pada gambar di atas.

Amoniak murni keluar dari evaporator dan masuk ke absorber. Di dalam absorber,
amoniak larut dalam air sehingga terbentuk larutan air-amoniak. Karena pelarutan
amoniak akan berlangsung dengan lebih baik pada temperatur yang lebih rendah maka
larutan dalam absorber didinginkan dengan cooling water. Larutan air-amoniak
kemudian masuk ke pompa untuk mengalami proses kompresi dan masuk ke
regenerator untuk menerima panas. Pemanasan larutan air-amoniak lebih lanjut
dilakukan dalam generator dengan sumber panas, misalnya dari energi surya, sehingga
terjadi proses penguapan larutan. Larutan yang menguap kemudian masuk ke rectifier
untuk dilakukan pemisahan amoniak dan air. Amoniak murni masuk ke kondenser dan
melanjutkan siklus refrigerasi, sedangkan air kembali masuk generator untuk dipakai
kembali sebagai media transport. Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa prinsip sistem
absorpsi adalah sama dengan dengan sistem kompresi uap, hanya berbeda pada bagian
dalam garis putus-putus.

f) Sistem Refrigerasi Termoelektrik

Telah diketahui dari apa yang disebut efek Seebeck bahwa dua buah logam
yang berbeda apabila ujung-ujungnya dihubungkan kemudian dipanaskan salah satu
ujungnya maka akan timbul arus listrik dalam rangkaian logam tersebut.

Efek Seebeck ini kemudian bisa dimanfaatkan untuk sebuah generator


listrik yang biasa disebut sebagai thermoelectric power generator. Seperti pada
bagian sebelumnya bahwa siklus daya dan siklus refrigerasi adalah mempunyai
prinsip kerja yang sama hanya dengan arah yang berlawanan, maka siklus daya
termoelektrik ini bisa juga dipakai untuk siklus refrigerasi. Siklus refrigerasi
termoelektrik akan memanfaatkan efek Peltier dimana apabila dialirkan arus
listrik dalam rangkaian yang terbuat dari dua buah logam yang berbeda, maka
pada ujung yang satu terjadi penyerapan kalor dan pada ujung yang satunya terjadi
pembuangan kalor. Prinsip kerja dan susunan sistem secara skematis dapat dilihat
di gambar di bawah.

P ada aplikasinya refrigerasi termoelektrik akan menggunakan semikonduktor


sebagai media untuk menyerap dan membuang kalor. Walaupun sistem ini
mempunyai kelemahan yaitu rendahnya efisiensi, tetapi karena ringan, sederhana, dan
tidak berisik maka dipandang sebagai teknologi refrigerasi masa depan.

g) Sistem Heat Pump

Karena heat pump biasanya dipakai di daerah dengan iklim yang dingin maka
persoalan dari manakah panas dapat diambil menjadi persoalan. Sumber panas yang
sering dipakai dalam sebuah heat pump adalah:

1) Udara atmosfer (paling umum). Sumber panas ini paling praktis tetapi ada
problem frosting pada koil evaporator sehingga akan menurunkan laju
perpindahan kalor.

2) Air tanah. Pada kedalaman tertentu air tanah mempunyai temperatur berkisar
518C sehingga didapatkan heat pump dengan COP tinggi, tidak ada frosting
tetapi konstruksi rumit.

3) Tanah

Untuk tujuan pemanasan suatu media, pemanasan dengan proses pembakaran


dari sumber energi primer (bahan bakar) secara ekonomis lebih menguntungkan
dibandingkan dengan heat pump. Oleh karena itu jarang ditemui sebuah heat pump
yang bekerja sendiri. Tetapi karena prinsip kerja yang sama antara refrigerator dan
heat pump maka sekarang ini banyak diproduksi sistem refrigerasi yang bekerja
secara dual yaitu sebagai pendingin dalam musim panas dan sebagai pemanas dalam
musim dingin. Di sini pada prinsipnya koil (heat exchanger) di dalam dan di luar
ruangan akan berubah fungsinya sebagai evaporator dan kondenser sesuai dengan
mode kerjanya dengan bantuan katup pembalik arah. Prinsip kerja sistem dual dapat
dilihat pada gambar di bawah.

D. PEMILIHAN REFRIGERAN

Jenis refrigeran adalah sangat banyak dimana pemilihan refrigeran secara tidak
tepat akan bisa membuat kerja refrigerator menjadi tidak optimal. Refrigeran ada dua
macam yaitu refrigeran primer dan sekunder. Adapun pengertian refrigeran primer
adalah refrigeran yang digunakan dalam sistem kompresi uap. Dan refrigeran sekunder
adalah cairan-cairan yang digunakan untuk membawa energi kalor bersuhu rendah dari
satu lokasi ke tempat lain. Nama lain dari refrigersai sekunder adalah cairan anti beku
atau brines (larutan garam).

Tabel Penggunaan Refrigeran

REFRIGERA KOMPRESOR KETERANGAN PENGGUNAAN


N
R11 Sentrifugal Pendinginan air sentrifugal
R12 Torak putar Penyegar udara, refrigerasi, dan
Sentrifugal pendinginan
Pendinginan air sentrifugal ukuran
besar
R13 Torak putar Refrigerasi temperatur sangat rendah
R21 - Pendingin kabin alat pengangkat
R22 - Penyegar udara, refrigerasi pada
umumnya, pendinginan beberapa unit
refrigerasi, unit temperatur rendah
Sentrifugal
Pendingin air sentrifugal temperatur
rendah ukuran besar
R113 Sentrifugal Pendingin air sentrifugal ukuran kecil
R114 Torak putar Pendingin kabin alat pengangkat
sentrifugal Pendingin air sentrifugal
R500 Torak putar Refrigerasi pada umumnya dan
pendinginan,
Sentrifugal misal penyegar udara
Pendingin air sentrifugal temperatur
rendah
R502 Torak putar Lemari pamer, unit temperatur rendah,
refrigerasi dan pendinginan pada
umumnya
R717 Torak Unit pembuat es, ruang dingin,
pendinginan larutan garam, peti es,
pendinginan pabrik (prose) kimia
Sentrifugal
Ring es, pendingin larutan garam,
pendingin pabrik (proses) kimia

Dibawah ini ada beberapa jenis refrigeran yang biasa dipergunakan, antara lain :

1. Udara

Refrigeran ini sangat murah, tidak beracun dan tidak mudah terbakar.
Koefisien prestasi rendah. Biasanya digunakan pada pesawat terbang.

2. Carbon Dioksida (CO2)


Senyawa ini tidak berwarna, tidak berbau dan lebih berat dari udara. Titik
didihnya -78,5˚C, berat jenisnya 1,56 dan hanya dapat beroperasi pada tekanan
tinggi sehingga pemakaiannya terbatas dan biasanya dipakai pada proses
refrigerasi dengan tekanan per ton yang besar.

3. Methil Clorida (CH3Cl)

Berupa cairan tidak berwarna dan tidak berbau merangsang. Titik didihnya –
23,7 0F.

4. Freon atau Cloro Fluoro Carbon (CFC)

Freon merupakan refrigeran yang paling banyak digunakan dalam sistem


pendingin. Bahan dasarnya ethane dan methane yang berisi fluor dan chlor dalam
komposisinya. Karena mengandung unsur chlor refrigeran jenis ini mempunyai
dampak penipisan ozon dimana akan berpengaruh negatif terhadap kehidupan
makhluk hidup di bumi. Selain itu, juga berdampak negatif terhadap iklim, yaitu
meningkatkan suhu rata-rata dan perubahan iklim global serta pencemaran udara.

Spesifikasi freon yang biasa digunakan dalam pendinginan

Nama Rumus Kimia Titik Didih (˚C)


Freon – 11 CCl3F 23,8
Freon – 12 CCl3F2 - 29,8
Freon – 13 CClF3 - 81,4
Freon – 21 CHCL2F 8,9
Freon – 22 CHClF2 - 40,8

5. Uap Air

Refrigeran ini paling murah dan paling aman. Pemakaiannya terbatas untuk
pendingin suhu tinggi karena mempunyai titik beku yang tinggi, yaitu 0˚C.
pemakaian utamanya untuk comfort air cionditioning dan water cooling.

6. Hidrocarbon

Dipakai pada industri karena harganya murah. Jenisnya butana, iso butana,
propana, propylana, etana dan etylana. Semuanya mudah terbakar dan meledak.
Berikut ini macam-macam nama kimia dari hidrokarbon :

Ketentuan penomoran+ Nama kimia Rumus kimia


50 Metana CH4
170 Etana C2H6
290 Propana C3H8

7. Amonia (NH3)

Amonia ini digunakan secara luas pada mesin refrigerasi industri atau
refrigerasi kapasitas besar. Titik didihnya kurang lebih - 33˚C. zat ini mempunyai
karakteristik bau meskipun pada konsentrasi kecil di udara. Tidak dapat terbakar,
tetapi meledak jika bereaksi dengan udara dengan prosentase 13,28 %. Oleh
karena itu efek korosi amonia, tembaga atau campuran tembaga tidak boleh
digunakan pada mesin dengan refrigeran amonia.

8. Azetropes

Merupakan campuran dari beberapa refrigeran yang mempunyai sifat berbeda.


Jenis yang banyak dipakai :

 Correne-7

Yang terdiri dari campuran 73,8 % freon-12 dan 26,2% genetron 100.

 Refrigeran-502

Merupakan campuran dari 98,8 % freon-12 dan 51,2 % freon-115

9. Larutan Garam (brine)

Larutan garam (brine) juga digunakan untuk refrigeran misalnya untuk


pendinginan lokasi lapangan es (ice skating rinks).

10. Sulfur Dioksida (SO2)

Berupa gas atau cairan yang tidak berwarna, sangat beracun dan berbau
merangsang. Senyawa ini tidak mudah terbakar dan tidak mudah meledak.
Dengan titik didih – 10,1˚C.
11. Hydro Fluoro Carbon (HFC)

HFC merupakan refrigeran baru sebagai alternatif untuk menggantikan posisi


freon. Hal ini disebabkan karena refrigeran freon mengandung zat chlor (Cl) yang
dapat merusak lapisan ozon. Sedangkan HFC terdiri dari atom-atom hidrogen,
fluorine dan karbon tanpa adanya zat chlor (Cl).

Macam-macam HFC dan pemakaiannya :

 HFC 125 (CHF2CF3)

Sebagai pengganti freon–115 / R115 untuk pendingin air.

 HFC 134a (CH3CH2F)

Merupakan alternatif pengganti freon-12 / R-12. tidak mudah meledak dan


tingkat kandungan racun rendah, digunakan untuk pengkondisian udara,
lemari es dan pendingin air.

 HFC 152a (CH3CHF2)

Sebagai pengganti freon-12 / R-12 digunakan untuk penyegaran udara,


pendingin air.

Karakteristik Refrigeran

`Karena refrigeran merupakan bahan yang penting dalam proses refrigerasi,


agar dapat menyerap panas (evaporasi) dan mengeluarkan panas (kondensasi) dengan
baik. Karakteristik thermodinamikanya antara lain meliputi temperatur penguapan
serta temperatur pengembunan dan tekanan pengembunan.

Persyaratan refrigeran untuk unit refrigerasi adalah sebagai berikut :

 Tekanan penguapan harus tinggi

 Tekanan pengembunan yang tidak terlalu tinggi

 Kalor laten penguapan harus tinggi

 Volume spesifik (refrigeran) yang cukup kecil

 Koefisisen prestasinya harus tinggi


 Konduktifitas thermal yang tinggi

 Viskositas yang rendah dalam fase cair maupun fase gas

 Konstanta dielektrika dari refriegerasi yang kecil, tahanan listrik yang besar,
serta tidak menyebabkan korosi pada material

 Refrigerasi tidak boleh beracun dan berbau merangsang

 Refrigerasi tidak boleh mudah terbakar dan meledak

 Refrigerasi harus mudah didieteksi, jika terjadi kebocoran

 Harganya tidak mahal dan mudah diperoleh

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemilihan refrigeran:

1. Temperatur media yang akan didinginkan.

Disini perlu perbedaan temperatur yang cukup antara media dan refrigeran (yang
optimal 510C). Misal, untuk mendinginkan media pada temperatur -10C maka
temperatur refrigeran adalah sekitar -20C.

Hal lain yang perlu diperhatikan adalah tekanan minimum (tekanan dalam
evaporator) dalam sistem harus sedikit lebih besar dari tekanan atmosfer untuk
mencegah masuknya udara masuk dalam sistem perpipaan. Dengan kata lain
refrigeran harus mempunyai tekanan jenuh sedikit lebih besar dari 1 atm pada -
20C (dalam contoh di atas).

2. Temperatur media dimana panas dibuang

Temperatur ini akan menentukan temperatur minimum refrigeran. Misal, untuk


refrigerator rumah tangga maka refrigeran tidak boleh dibawah 40C (kondisi
Indonesia). Juga tekanan jenuh dari refrigeran di kondenser harus dibawah tekanan
kritisnya.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN

1. Setiap refrigeran mempunyai sifat dan karakter yang berbeda-beda, dan juga
mempunyai kelebihan dan kekurangan

2. Titik didih refrigeran sangat mempengaruhi dalam penyerapan kalor pada suatu
ruangan. Apabila titik didih refrigeran tinggi maka kalor ruangan akan sulit
diserap oleh refrigeran dan titik didih refrigeran yang rendah maka kalor ruangan
dapat diserap oleh refrigeran.

3. Kemampuan penyerapan kalor pada ruangan semakin besar apabila titik didih
suatu fluida refrigeran semakin rendah.

4. Dalam memilih refrigeran haruslah selektif mungkin agar tidak terjadi dampak
yang merugikan pada lingkungan sekitar.

5. Freon atau HFC mempunyai sifat yang dapat merusak lapisan ozon, oleh karena
itu diciptakanlah HFC yang lebih ramah lingkungan dan tidak merusak lapisan
ozon.
DAFTAR PUSTAKA

http://eblg.blogspot.com/2013/03/pengertian-refrigerant.html

http://margomulyoserviceac.blogspot.com/2013/03/macam-macam-

refrigerant-freon-pada-ac.html

http://edukasi.kompasiana.com/2010/12/04/cara-kerja-sistem-refrigerasi-

323911.html

Anda mungkin juga menyukai