Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sistem refrigerasi telah memainkan peranan yang sangat penting saat ini. Hal ini
terlihat dari semakin banyaknya penggunaan sistem ini baik di industri maupun rumah
tangga. Sebagai contoh adalah pada pemrosesan maupun pengawetan makanan,
penyerapan kalor dari bahan-bahan kimia, pengkondisian udara dan sebagainya.
Sistem refrigerasi sangat menunjang peningkatan kualitas hidup manusia.
Kemajuan dalam bidang refrigerasi akhir-akhir ini adalah akibat dari perkembangan
sistem kontrol yang menunjang kinerja dari sistem refrigerasi.
Apalikasi dari sistem refrigerasi tidak terbatas, tetapi yang paling banyak
digunakan adalah untuk pengawetan makanan dan pendingin suhu, misalnya lemasi es
gambar 1 freezer, cold strorage, air conditioner/AC Window, AC split dan AC mobil.
Dengan perkembangan teknologi saat ini, refrigeran (bahan pendingin) yang di pasarkan
dituntut untuk ramah lingkungan, disamping aspek teknis lainnya yang diperlukan.
Apapun refrigeran yang dipakai, semua memiliki kelebihan dan kekurangan masingmasing oleh karena itu, diperlukan kebijakan dalam memilih refrigerant yang paling
aman berdasarkan kepentingan saat ini dan masa yang akan datang.
Pada sistem refrigerasi terdapat beberapa komponen utama yaitu kompresor untuk
menaikkan tekanan refrigeran, kondenser untuk membuang panas dari refrigeran, alat
ekspansi untuk menurunkan tekanan refrigeran, dan evaporator untuk menyerap panas
dari luar kedalam refrigeran.
Pada makalah ini akan dibahas lebih dalam mengenai sistem refrigerasi, baik itu
siklus siklus pada refrigerasi, macam macam refrigerant yang digunakan dalam
proses refrigerasi, dll.

1.2 Tujuan
a. Sebagai syarat untuk memenuhi tugas mata kuliah Termodinamika II
b. Memahami prinsip kerja dari berbagai jenis siklus refrigerasi
c. Memahami konsep dasar perubahan bentuk energi di siklus siklus refrigerasi
d. Mampu mengidentifikasi, menguraikan, dan menganalisa persoalan keseimbangan
energi yang terjadi pada siklus siklus refrigerasi
e. Mengetahui jenis jenis dari refrigeran serta memilih refrigeran yang sesuai
1.3 Rumusan Masalah
a. Apakah yang dimaksud dengan Refrigerasi ?
b. Apakah yang dimaksud dengan siklus Refrigerasi ?
c. Apa sajakah macam macam dari siklus Refrigerasi ?
d. Apa sajakah yang termasuk kedalam refrigeran ?
e. Bagaimanakah menentukan refrigeran yang tepat dan sesuai ?
1.4 Manfaat
a. Mahasiswa dapat memahami prinsip kerja dari berbagai jenis siklus refrigerasi
b. Mahasiswa dapat memahami konsep dasar perubahan bentuk energi di siklus
refrigerasi
c. Mahasiswa mampu mengidentifikasi, menguraikan, dan menganalisa persoalan
keseimbangan energi yang terjadi pada siklus refrigerasi
d. Mahasiswa dapat mengetahui jenis jenis dari refrigeran serta dapat memilih
refrigeran yang sesuai

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN REFRIGERASI


Refrigeran merupakan bahan pendingin atau fluida yang digunakan untuk
menyerap panas melalui perubahan fase dari cair ke gas (evaporasi) dan membuang panas
melalui perubahan fase dari gas ke cair (kondensasi), sehingga refrigeran dapat dikatakan
sebagai pemindah panas dalam sistem pendingin. Adapun pengertian lainnya adalah
Refrigerasi atau pendinginan merupakan proses pengambilan atau pengeluaran kalor dari
suatu materi atau ruangan dan mempertahankan keadaannya sedemikian rupa sehingga
temperaturnya lebih rendah dari pada lingkungan sekitarnya. Pada prinsipnya refrigerasi
adalah terapan dari mata kuliah Perpindahan Panas dan Thermodinamika, dimana kalor
akan mengalir atau berpindah dari suatu keadaan yang mempunyai temperatur tinggi ke
suatu keadaan yang bertemperatur rendah.
Sedangkan pengkondisian udara atau penyegaran udara adalah merupakan satu
dari teknik-teknik refrigerasi. Penyegaran udara itu sendiri adalah suatu proses
pendinginan udara sehingga dapat dicapai temperatur dan kelembaban yang sesuai
dengan yang dipersyaratkan terhadap kondisi udara dari suatu ruangan tertentu serta
mengatur aliran udara dan kebersihan udaranya.
Untuk mencapai tujuan dari penyegaran udara tersebut, dibutuhkan suatu fluida
kerja yang disebut refrigeran. Dimana refrigeran akan dialirkan melalui sistem. Dalam
sistem tersebut, refrigeran mengalami beberapa proses atau perubahan fase (cair dan
uap), yaitu refrigeran yang mula-mula pada keadaan awal (cair), setelah melalui beberapa
proses akan kembali ke keadaan awalnya.

2.2 PERALATAN - PERALATAN POKOK REFRIGERASI


Operasi refrigerasi butuh suatu mesin yang disebut dengan refrigerator. Refrigerator
merupakan kumpulan serangkaian peralatan, seperti:
1. Kompressor.
2. Kondensor.
3 Akumulator.
4. Mesin ekspansi / katup ekspansi.
5. Evaporator.

2.2.1 Kompresor
Kompressor adalah alat yang digunakan untuk menghisap uap refrigerant dan
mengkompresinya sehingga tekanan uap refrigerant naik sampai ke tekanan yang
diperlukan untuk pengembunan (kondensasi) uap regrigerant di dalam kondensor.

Kompressor ini digerakkan oleh sumber tenaga dari mesin penggerak, seperti:
Motor listrik
Motor bakar
Diesel
Mesin uap
Turbin gas
Pada kompressor, berlaku persamaan neraca energi;
W kompressor = H1 H2

Karena kompressi, fluida kerja (uap refrigerant) terkompressi menjadi naik


entalpinya (H2 > H J, sehingga dapat dikatakan energi dari sumber digunakan untuk
menaikkan entalpi fluida kerja.
- W kompressor = H

2.2.2 Kondensor
Kondensor merupakan alat penukar panas yang berguna untuk mendinginkan uap
refrigerant dari kompressor agar dapat mengembun menjadi cairan. Pada saat
pengembunan ini, refrigerant mengeluarkan sejumlah kalori (panas pengembunan)
yang mana panas ini diterima oleh media pendingin di dalam kondensor.

2.2.3 Akumulator

Merupakan alat yang berguna untuk mengumpulkan cairan refrigerant yang


berasal dari kondensor. Dengan adanya alat ini akan memudahkan pengaturan stock
dari total refrigerant.

2.2.4 Mesin Ekspansi atau Katup Ekspansi


Mesin atau katup ekspansi ini berfungsi untuk menurunkan tekanan dari cairan
refrigerant sebelum masuk ke evaporator, sehingga akan memudahkan refrigerant
menguap di evaporator dan menyerap kalori (panas) dari media yang didinginkan.

2.2.5 Evaporator
Juga merupakan alat penukar panas. Refrigerant cair dengan tekanan rendah
setelah proses ekspansi, diuapkan dalam alat ini. Untuk penguapan refrigerant cair ini
tentunya diperlukan sejumlah kalori, yang mana diambil dari media yang akan
didinginkan oleh sistem refrigerasi. Misalnya pada mesin Air Conditioning (AC),
media yang didinginkan adalah udara di dalam ruangan (kamar). Begitu pula pada
kulkas, media yang didinginkan adalah ruangan dalam kulkas dan segala sesuatu
yang berada dalam kulkas. Uap refrigerant yang terbentuk di evaporator langsung
dihisap oleh kompressor, demikian seterusnya mengulangi langkah pertama tadi
sehingga membentuk suatu siklus, yang disebut dengan siklus refrigerasi.
2.3 SIKLUS REFRIGERASI
Siklus refrigerasi adalah siklus kerja yang mentransfer kalor dari media
bertemperatur rendah ke media bertemperatur tinggi dengan menggunakan kerja dari luar
sistem. Secara prinsip merupakan kebalikan dari siklus mesin kalor (heat engine). Dilihat
dari tujuannya maka alat dengan siklus refrigerasi dibagi menjadi dua yaitu refrigerator
yang berfungsi untuk mendinginkan media dan heat pump yang berfungsi untuk
memanaskan media. Ilustrasi tentang refrigerator dan heat pump dapat dilihat pada
gambar di bawah.

Prinsip terjadinya suatu pendinginan di dalam sistem refrigerasi adalah


penyerapan kalor oleh suatu zat pendingin yang dinamakan refrigeran. Karena kalor yang
berada disekeliling refrigeran diserap, akibatnya refrigeran akan menguap, sehingga
temperatur di sekitar refrigeran akan bertambah dingin. Hal ini dapat terjadi mengingat
penguapan memerlukan kalor.
Di dalam suatu alat pendingin (misal lemari es) kalor diserap di evaporator dan
dibuang ke kondensor. Uap refrigeran yang berasal dari evaporator yang bertekanan
dan bertemperatur rendah masuk ke kompresor melalui saluran hisap. Di kompresor, uap
refrigerant tersebut dimampatkan, sehingga ketika ke luar dari kompresor, uap refrigeran
akan bertekanan dan bersuhu tinggi, jauh lebih tinggi dibanding temperatur udara sekitar.
Kemudian uap menunjuk ke kondensor melalui saluran tekan. Di kondensor, uap tersebut
akan melepaskan kalor, sehingga akan berubah fasa dari uap menjadi cair (terkondensasi)
dan selanjutnya cairan tersebut terkumpul di penampungan cairan refrigeran. Cairan
refrigeran yang bertekanan tinggi mengalir dari penampung refrigeran ke katup ekspansi.
Keluar dari katup ekspansi tekanan menjadi sangat berkurang dan akibatnya cairan
refrigeran bersuhu sangat rendah. Pada saat itulah cairan tersebut mulai menguap yaitu di
evaporator, dengan menyerap kalor dari sekitarnya hingga cairan refrigeran habis
menguap. Akibatnya evaporator menjadi dingin. Bagian inilah yang dimanfaatkan untuk
mengawetkan bahan makanan atau untuk mendinginkan ruangan. Kemudian uap

refrigeran akan dihisap oleh kompresor dan demikian seterusnya proses-proses tersebut
berulang kembali.
Siklus refrigerasi dapat diklasifikasikan sebagai berikut,
1. Siklus kompresi uap (vapor compression refrigeration cycle) dimana refrigeran
mengalami proses penguapan dan kondensasi, dan dikompresi dalam fasa uap.
2. Siklus gas (gas refrigeration cycle), dimana refrigeran tetap dalam kondisi gas.
3. Siklus bertingkat (cascade refrigeration cycle), dimana merupakan gabungan lebih
dari satu siklus refrigerasi.
4. Siklus absorpsi (absorption refrigeration cylce), dimana refrigeran dilarutkan dalam
sebuah cairan sebelum dikompresi.
5. Siklus termoelektrik (thermoelectric refrigeration cycle), dimana proses refrigerasi
dihasilkan dari mengalirkan arus listrik melalui 2 buah material yang berbeda.

2.3.5 Siklus Refrigerasi Absorpsi


Karena sistem refrigerasi yang palingcsering ditemukan adalah yangcmenggunakan
kompresor, metode-metode refrigerasi lain menjadi jarang dikenal. Namun, di antara banyak tipe
yang kurang dikenal, mungkin sekali ada yang praktis dan layak dipakai, sekaligus ekonomis.
Salah satunya adalah system refrigerasi absorpsi yang dikembangkan oleh Ferdinand Carr dari
Perancis, yang kemudian mendapat paten di Amerika Serikat pada tahun 1860. Pada tahun-tahun
pertama abad ke-20, refrigerasi absorpsi mendapat perhatian yang cukup luas dari masyarakat,
sampai pada tahun 1915, ketika kompresor ammonia tenaga listrik diperkenalkan dan diterima
dengan baik. Pada perkembangan selanjutnya, perkembangan system kompresi menjadi fokus
penelitian, dan sistem absorpsi secara praktis mulai ditinggalkan, kecuali untuk penggunaan
rumah tangga sampai akhir 1930. Setelah itu, sebuah perusahaan telah membuat sistem

pendinginan absorpsi dengan kapasitas 5 sampai 20 ton.Perusahaan lain menjual unit 3 ton dan 5
ton yang terus dikembangkan sejak Perang Dunia II sampai 25 ton. Pihak lain ada yang
melakukan perubahan desaindan membangung sistem dengan kapasitas sampai 3600 ton.
Siklus refrigerasi absorpsi adalah proses refrigerasi yang memanfaatkan dua jenis fluida
dan sejumlah kecil masukan kalor,bukan masukan listrik seperti di system refrigerasi kompresi
uap yang lebih sering dikenal. Baik siklus refrigerasi kompresi uap maupun siklus refrigerasi
absorpsi melakukan proses penyerapan lingkungan melalui penguapan refrigeran pada
temperatur rendah dan pelepasan kalor pada kondensasi refrigeran pada tekanan yang lebih
tinggi. Pada kedua jenis siklus,terdapat perbedaan pada cara menciptakan perbedaan tekanan dan
mendorong terjadinya sirkulasi refrigeran. Pada siklus kompresi uap, digunakan kompresor
mekanis tenaga listrik untuk menekan refrigeran sehingga bertekanan tinggi. Pada siklus
absorpsi, fluida sekunder penyerap refrigeran, atau yang disebut absorban, digunakan
untuk mendorong sirkulasi refrigeran. Absorpsi uap refrigeran oleh cairan absorban secara
teoretis didasar kanpada Hukum Raoult, yang mengatakan bahwa pada temperatur tertentu,
perbandingan tekanan parsial dari komponen yang mudah berubah fasa (cair-gas) dalam suatu
larutan terhadap tekanan uap dari komponen tersebut pada kondisi murni, pada temperatur yang
sama identik dengan fraksi mol pada larutan. Fraksi mol larutan sama dengan jumlah mol
komponen di bagi dengan jumlah total mol yang ada.
Hukum Raoult hanya dapat diaplikasikan pada larutan ideal yang gaya-gaya
intermolekuler antara partikel di dalam larutannya sama. Karena didunia ini tidak ada larutan
ideal, muncul deviasi dari Hukum Raoult, positif atau negatif. Deviasi positif terjadi ketika
tekanan yang ditinjau lebih besar dari hasil perhitungan, dan sebaliknya, deviasi negative terjadi
ketika tekanan yang ditinjauh lebih kecil dari hasil perhitungan.
Kombinasi yang diinginkan untuk refrigerasi absorpsi yang efektif adalah yang memiliki
deviasi negatif yang besar, sehingga hanya dibutuhkan sedikit absorban untuk mensirkulasikan
sistem. Semakin sedikit absorban yang digunakan, semakin kecil jumlah masukan kalor yang
dibutuhkan, yang berarti peningkatan efisiensi sistem.
Mesin refrigerasi absorpsi sudah tersedia secara komersial sekarang dalam dua tipe dasar.
Yang paling banyak digunakan adalah sistem amonia-air,dengan amonia (NH3) sebagai
refrigerant dan air (H2O) sebagai absorban. Tipe inibiasanya digunakan untuk aplikasi dibawah
0C. Tipe yang lain adalah air-lithium bromida dan air-lithium klorida,dengan air sebagai
refrigeran. Tipe yang terakhir ini biasa digunakan untuk aplikasi di atas 0C (titik beku air).

SIKLUS REFRIGERASI ABSORPSI


Pada dasarnya, sistem refrigerasi absorpsi tidak jauh berbeda dengan sistem kompresi
uap. Perbedaan yang paling besar hanya ada pada kompresor yang telah digantikan dengan

mekanisme
absorpsi
yang
kompleks,
yang
terdiri
dari
absorber ,
pompa,
generator , regenerator/heat exchanger , katup, dan sebuah rectifier/separator (Gambar 1). Pada
sistem NH3-H2O, setelah tekanan NH3 ditingkatkan oleh gabungan komponen-komponen
tersebut (hanya ini fungsi darikomponen-komponen itu), NH3 kemudian didinginkan dan
dikondensasikan didalam kondenser dengan melepas kalor ke sekitar. Kemudian, amonia
melewati katup ekspansi sehingga tekanannya turun ke tekanan evaporasi, dan menyerap kalor
dari tempat yang ingin didinginkan ketika terjadi proses penguapan di evaporator. Tidak ada hal
yang baru di bagian ini. Keunikan system refrigerasi absorpsi ada di bagian ini.

Gambar 1. Refrigrasi absorpsi 1 tahap ( Single Effect )


Setelah uap amonia keluar dari evaporator dan masuk ke absorber,tempat terjadinya
reaksi dan pelarutan untuk membentuk NH3. H2O. Ini adalah reaksi eksotermik, sehingga terjadi
pelepasan kalor pada proses ini. Jumlah NH3 yang dapat larut di dalam H2O berbanding terbalik
dengan temperaturnya. Maka, pendinginan absorber penting untuk menjaga temperaturnya
serendah mungkin,sehingga memaksimalkan jumlah NH3 yang larut di dalam air. Larutan NH3.
H2O,yang kaya dengan NH3, kemudian dipompakan ke generator. Kalor kemudian dimasukkan
ke dalam larutandari sumber panas untuk menguapkan sebagian larutan. Uap yang dihasilkan
yang kaya akan NH3, kemudian melewati rectifier/separator, yang memisahkan uap NH3 dengan
H2O. Air yang dipisahkan dikembalikan ke generator. Uap NH3 murni yang bertekanan tinggi
kemudian melanjutkan perjalanannya dalam siklus. Sedangkan larutan panas NH3. H2O dalam

regenerator
yang
kandungan
NH3-nya
lemah,
kemudian
dilewatkan
ke
regenerator/heatexchanger untuk memindahkan kalor ke larutan kaya NH3 yang datang dari
absorber. Larutan yang miskin NH3 tadi diteruskan ke absorber untuk kembali dilarutkan dengan
uap NH3 murni yang keluar dari evaporator.
Yang perlu dicatat adalah keberadaan cooling water . Ini beda dengan chilled water ,
yakni air yang berputar pada siklus tata udara yang didinginkan oleh evaporator. Cooling
water adalah air yang berasal dari cooling tower . Fungsinya adalah untuk (1) menyerap kalor
kondensasi saat uap NH3 melewati kondensator dan (2) menyerap kalor yang dikeluarkan pada
proses absorpsi eksotermik antara uap NH3 dan air yang terjadi absorber. Perlu diingat bahwa
semakin dingin absorber, semakin banyak uap NH3 yang dapat larut kedalam air.
SIKLUS ABSORPSI DUA-TAHAP (DOUBLE-EFFECT)
Penambahan regenerator pada system absorpsi satu tahap belum cukup untuk menjadikan
koefisien performa (COP) melewati batas ambang satu. Contoh: jumlah kalor yang dibutuhkan
untuk memanaskan satu kilogram refrigeranpasti lebih dari jumlah kalor yang diserap ketika satu
kilogram refrigeran itu diuapkan di evaporator.
Pada perkembangan berikut dari refrigerasi absorpsi, untuk meningkatkan koefisien performa
tersebut, ditemukansiklus refrigerasi absorpi dua-tahap
(double-effect absorption refrigerationcycle)

Gambar 2. Refrigrasi absorpsi 2 arah ( double effect )


(Gambar 2).Dengan refrigeran air dan absorbanlithium bromida, dua generator digunakan. Satu,
pada temperatur dan tekanan tinggi, yang dipanaskan oleh sumber panas eksternal; dua, pada
temperatur dan tekanan rendah, yang dipanaskan oleh kalor hasil kondensasi uap yang dihasilkan
dari generator pertama. Kondensat dari kedua generator masuk ke dalam evaporator. Siklus ini

10

bekerja dengan tekanan yang sangat rendah di evaporator untuk menjaga temperatur penguapan
air tetap rendah.
ABSORPSI VS. KOMPRESI
Di sini akan dipaparkan kesimpulan dari keuntungan-keuntungan menggunakan sistem absorpsi
dibanding sistem kompresi.
1.Hanya refrigeran dan absorban yang bergerak, sehingga operasi siklus tenang dan tahan lama.
Motor pompa, mesin, atau turbin yang digunakan lebih kecil dibanding yang digunakan pada
sistem kompresi untuk kapasitas yang sama.
2. Sistem absorpsi biasanya didesain untuk menggunakan uap, baik pada temperatur tinggi,
maupun temperatur rendah. Buangan dari komponen yanglain dapat kembali digunakan.
Tidak dibutuhkan daya listrik, meskipun biasanya pompa yang digunakan didorong oleh motor.
3. Unit refrigerasi absorpsi dapat dioperasikan pada tekanan dan temperatur evaporator yang
lebih kecil, dengan penurunan yang kecil. Pada sistem kompresi, penurunan tekanan evaporator
mengakibatkan penurunan kapasitas sistem secara signifikan.
4. Pada beban refrigerasi yang lebih kecil,unit absorspi memiliki efisiensi yang sama besarnya
dengan kapasitas penuh. Pengendalian variasi beban dilakukan dengan pengaturan jumlah
refrigeran dan absorban yang disirkulasikan di dalam sistem.
5. Jika refrigeran tidak sepenuhnya diuapkan di evaporator, tidak terjadi efek yang buruk selain
membuat system sedikit tidak stabil secara temporer.Namun, pada sistem kompresor, hal itu
dapat membahayakan kompresor dan membutuhkan pengukuran preventifyang mendalam.
6. Unit absorpsi dapat dibuat dengan kapasitas lebih besar dari 1000 ton nilai kapasitas
terbesar dari unit kompresor. Dengan pengecualian untuk aplikasi rumah tangga, secara umum
sistem absorpsi butuh ruang lebih besar. Namun, unit dapat diletakkan di luar ruangan dan
disusun vertikal sehingga membutuhkan area tanah yang lebih kecil dan tidak perlupenutup.
7. Persyaratan ruang dan kontrol otomatik lebih ringan pada sistem absorpsi pada desain
temperatur evaporator yang semakin rendah.

Peningkatan COP dari mesin refrigerasi dapat dilakukan dengan menurunkan kerja
yang dibutuhkan oleh kompresor. Dibanding dengan sebuah kompresor, pompa dapat
melakukan proses kompresi fluida cair dengan kerja input yang jauh lebih kecil untuk laju
massa yang sama. Oleh karena itu dalam sistem refrigerasi absorpsi, refrigeran akan
dilarutkan dalam fluida cair sebagai media transport sehingga refrigeran dapat dikompresi

11

dengan kerja yang lebih kecil. Refrigeran yang sering dipakai adalah amoniak dengan
media transport berupa air. Refrigeran lain yang juga dipakai adalah air dengan media
transport berupa lithium bromide atau lithium chloride. Keunggulan sistem ini lebih terasa
apabila ada sumber panas dengan temperatur 100200C yang murah seperti misalnya
energi surya, geotermal dan lain-lain. Skema sistem refrigerasi absorpsi bisa dilihat pada
gambar di atas.
Amoniak murni keluar dari evaporator dan masuk ke absorber. Di dalam absorber,
amoniak larut dalam air sehingga terbentuk larutan air-amoniak. Karena pelarutan amoniak
akan berlangsung dengan lebih baik pada temperatur yang lebih rendah maka larutan
dalam absorber didinginkan dengan cooling water. Larutan air-amoniak kemudian masuk
ke pompa untuk mengalami proses kompresi dan masuk ke regenerator untuk menerima
panas. Pemanasan larutan air-amoniak lebih lanjut dilakukan dalam generator dengan
sumber panas, misalnya dari energi surya, sehingga terjadi proses penguapan larutan.
Larutan yang menguap kemudian masuk ke rectifier untuk dilakukan pemisahan amoniak
dan air. Amoniak murni masuk ke kondenser dan melanjutkan siklus refrigerasi, sedangkan
air kembali masuk generator untuk dipakai kembali sebagai media transport. Dari gambar

12

di atas dapat dilihat bahwa prinsip sistem absorpsi adalah sama dengan dengan sistem
kompresi uap, hanya berbeda pada bagian dalam garis putus-putus.

2PEMILIHAN REFRIGERAN
Jenis refrigeran adalah sangat banyak dimana pemilihan refrigeran secara tidak
tepat akan bisa membuat kerja refrigerator menjadi tidak optimal. Refrigeran ada dua
macam yaitu refrigeran primer dan sekunder. Adapun pengertian refrigeran primer adalah
refrigeran yang digunakan dalam sistem kompresi uap. Dan refrigeran sekunder adalah
cairan-cairan yang digunakan untuk membawa energi kalor bersuhu rendah dari satu lokasi
ke tempat lain. Nama lain dari refrigersai sekunder adalah cairan anti beku atau brines
(larutan garam).
Tabel Penggunaan Refrigeran
REFRIGERA

KOMPRESOR

KETERANGAN PENGGUNAAN

N
R11
R12

Sentrifugal
Torak putar

Pendinginan air sentrifugal


Penyegar udara, refrigerasi, dan

Sentrifugal

pendinginan
Pendinginan air sentrifugal ukuran

R13
R21
R22

Torak putar
-

besar
Refrigerasi temperatur sangat rendah
Pendingin kabin alat pengangkat
Penyegar udara, refrigerasi pada
umumnya, pendinginan beberapa unit
refrigerasi, unit temperatur rendah

Sentrifugal

Pendingin air sentrifugal temperatur

R113
R114

Sentrifugal
Torak putar

rendah ukuran besar


Pendingin air sentrifugal ukuran kecil
Pendingin kabin alat pengangkat

R500

sentrifugal
Torak putar

Pendingin air sentrifugal


Refrigerasi pada umumnya dan
pendinginan,

13

Sentrifugal

misal penyegar udara


Pendingin air sentrifugal temperatur

R502

Torak putar

rendah
Lemari pamer, unit temperatur rendah,
refrigerasi dan pendinginan pada

R717

Torak

umumnya
Unit pembuat es, ruang dingin,
pendinginan larutan garam, peti es,
pendinginan pabrik (prose) kimia

Sentrifugal

Ring es, pendingin larutan garam,


pendingin pabrik (proses) kimia

Dibawah ini ada beberapa jenis refrigeran yang biasa dipergunakan, antara lain :
1. Udara
Refrigeran ini sangat murah, tidak beracun dan tidak mudah terbakar. Koefisien
prestasi rendah. Biasanya digunakan pada pesawat terbang.
2. Carbon Dioksida (CO2)
Senyawa ini tidak berwarna, tidak berbau dan lebih berat dari udara. Titik
didihnya -78,5C, berat jenisnya 1,56 dan hanya dapat beroperasi pada tekanan tinggi
sehingga pemakaiannya terbatas dan biasanya dipakai pada proses refrigerasi dengan
tekanan per ton yang besar.
3. Methil Clorida (CH3Cl)
Berupa cairan tidak berwarna dan tidak berbau merangsang. Titik didihnya 23,7
0

F.

4. Freon atau Cloro Fluoro Carbon (CFC)


Freon merupakan refrigeran yang paling banyak digunakan dalam sistem
pendingin. Bahan dasarnya ethane dan methane yang berisi fluor dan chlor dalam
komposisinya. Karena mengandung unsur chlor refrigeran jenis ini mempunyai
dampak penipisan ozon dimana akan berpengaruh negatif terhadap kehidupan

14

makhluk hidup di bumi. Selain itu, juga berdampak negatif terhadap iklim, yaitu
meningkatkan suhu rata-rata dan perubahan iklim global serta pencemaran udara.
Spesifikasi freon yang biasa digunakan dalam pendinginan
Nama

Rumus Kimia

Titik Didih (C)

Freon 11
Freon 12
Freon 13
Freon 21
Freon 22

CCl3F
CCl3F2
CClF3
CHCL2F
CHClF2

23,8
- 29,8
- 81,4
8,9
- 40,8

5. Uap Air
Refrigeran ini paling murah dan paling aman. Pemakaiannya terbatas untuk
pendingin suhu tinggi karena mempunyai titik beku yang tinggi, yaitu 0C.
pemakaian utamanya untuk comfort air cionditioning dan water cooling.
6. Hidrocarbon
Dipakai pada industri karena harganya murah. Jenisnya butana, iso butana,
propana, propylana, etana dan etylana. Semuanya mudah terbakar dan meledak.
Berikut ini macam-macam nama kimia dari hidrokarbon :
Ketentuan penomoran+ Nama
50
170
290

kimia
Metana
Etana
Propana

Rumus
kimia
CH4
C2H6
C3H8

7. Amonia (NH3)
Amonia ini digunakan secara luas pada mesin refrigerasi industri atau refrigerasi
kapasitas besar. Titik didihnya kurang lebih - 33C. zat ini mempunyai karakteristik
bau meskipun pada konsentrasi kecil di udara. Tidak dapat terbakar, tetapi meledak
jika bereaksi dengan udara dengan prosentase 13,28 %. Oleh karena itu efek korosi

15

amonia, tembaga atau campuran tembaga tidak boleh digunakan pada mesin dengan
refrigeran amonia.

8. Azetropes
Merupakan campuran dari beberapa refrigeran yang mempunyai sifat berbeda.
Jenis yang banyak dipakai :

Correne-7
Yang terdiri dari campuran 73,8 % freon-12 dan 26,2% genetron 100.

Refrigeran-502
Merupakan campuran dari 98,8 % freon-12 dan 51,2 % freon-115
9. Larutan Garam (brine)
Larutan garam (brine) juga digunakan untuk refrigeran misalnya untuk
pendinginan lokasi lapangan es (ice skating rinks).
10. Sulfur Dioksida (SO2)
Berupa gas atau cairan yang tidak berwarna, sangat beracun dan berbau
merangsang. Senyawa ini tidak mudah terbakar dan tidak mudah meledak. Dengan
titik didih 10,1C.
11. Hydro Fluoro Carbon (HFC)
HFC merupakan refrigeran baru sebagai alternatif untuk menggantikan posisi
freon. Hal ini disebabkan karena refrigeran freon mengandung zat chlor (Cl) yang
dapat merusak lapisan ozon. Sedangkan HFC terdiri dari atom-atom hidrogen,
fluorine dan karbon tanpa adanya zat chlor (Cl).
Macam-macam HFC dan pemakaiannya :
HFC 125 (CHF2CF3)
Sebagai pengganti freon115 / R115 untuk pendingin air.
HFC 134a (CH3CH2F)

16

Merupakan alternatif pengganti freon-12 / R-12. tidak mudah meledak dan tingkat
kandungan racun rendah, digunakan untuk pengkondisian udara, lemari es dan
pendingin air.
HFC 152a (CH3CHF2)
Sebagai pengganti freon-12 / R-12 digunakan untuk penyegaran udara, pendingin
air.

Karakteristik Refrigeran
Karena refrigeran merupakan bahan yang penting dalam proses refrigerasi, agar
dapat menyerap panas (evaporasi) dan mengeluarkan panas (kondensasi) dengan baik.
Karakteristik thermodinamikanya antara lain meliputi temperatur penguapan serta
temperatur pengembunan dan tekanan pengembunan.
Persyaratan refrigeran untuk unit refrigerasi adalah sebagai berikut :
Tekanan penguapan harus tinggi
Tekanan pengembunan yang tidak terlalu tinggi
Kalor laten penguapan harus tinggi
Volume spesifik (refrigeran) yang cukup kecil
Koefisisen prestasinya harus tinggi
Konduktifitas thermal yang tinggi
Viskositas yang rendah dalam fase cair maupun fase gas
Konstanta dielektrika dari refriegerasi yang kecil, tahanan listrik yang besar, serta
tidak menyebabkan korosi pada material
Refrigerasi tidak boleh beracun dan berbau merangsang
Refrigerasi tidak boleh mudah terbakar dan meledak
Refrigerasi harus mudah didieteksi, jika terjadi kebocoran
Harganya tidak mahal dan mudah diperoleh

17

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemilihan refrigeran:


1. Temperatur media yang akan didinginkan.
Disini perlu perbedaan temperatur yang cukup antara media dan refrigeran (yang
optimal 510C). Misal, untuk mendinginkan media pada temperatur -10C maka
temperatur refrigeran adalah sekitar -20C.
Hal lain yang perlu diperhatikan adalah tekanan minimum (tekanan dalam evaporator)
dalam sistem harus sedikit lebih besar dari tekanan atmosfer untuk mencegah
masuknya udara masuk dalam sistem perpipaan. Dengan kata lain refrigeran harus
mempunyai tekanan jenuh sedikit lebih besar dari 1 atm pada -20C (dalam contoh di
atas).
2. Temperatur media dimana panas dibuang
Temperatur ini akan menentukan temperatur minimum refrigeran. Misal, untuk
refrigerator rumah tangga maka refrigeran tidak boleh dibawah 40C (kondisi
Indonesia). Juga tekanan jenuh dari refrigeran di kondenser harus dibawah tekanan
kritisnya.

Dari semua uraian diatas, dapat diambil beberapa kesimpulan :


1. Setiap refrigeran mempunyai sifat dan karakter yang berbeda-beda, dan juga
mempunyai kelebihan dan kekurangan
2. Titik didih refrigeran sangat mempengaruhi dalam penyerapan kalor pada suatu
ruangan. Apabila titik didih refrigeran tinggi maka kalor ruangan akan sulit diserap
oleh refrigeran dan titik didih refrigeran yang rendah maka kalor ruangan dapat
diserap oleh refrigeran.
3. Kemampuan penyerapan kalor pada ruangan semakin besar apabila titik didih suatu
fluida refrigeran semakin rendah.
4. Dalam memilih refrigeran haruslah selektif mungkin agar tidak terjadi dampak yang
merugikan pada lingkungan sekitar.

18

5. Freon atau HFC mempunyai sifat yang dapat merusak lapisan ozon, oleh karena itu
diciptakanlah HFC yang lebih ramah lingkungan dan tidak merusak lapisan ozon.

19

Anda mungkin juga menyukai