Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH SISTEM REFRIGERASI

Di Susun Oleh :
M. Husain Ramadan

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PANCASAKTI TEGAL
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya, hidayah, dan
inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan salah satu tugas mata kuliah
Teknologi Refrigerasi yaitu membuat makalah tentang Refrigerasi.

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan
terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
makalah ini. Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.
A. PENGERTIAN REPRIGERASI

Refrigerasi adalah produksi atau pengusahaan dan pemeliharaan tingkat suhu dari suatu
bahan atau ruangan pada tingkat  yang lebih rendah dari pada suhu lingkungan atau atmosfir
sekitarnya dengan cara penarikan atau penyerapan panas dari bahan atau ruangan tersebut.
Refrigrasi dapat dikatakan juga sebagai sebagai proses pemindahan panas dari suatu bahan
atau ruangan ke bahan atau ruangan lainnya (Ilyas, 1993), sedangkan menurut Hartanto
(1985) pendinginan atau refrigerasi adalah suatu proses penyerapan panas pada suatu benda
dimana proses ini terjadi karena proses penguapan bahan pendingin (refrigeran), dan menurut
Arismunandar dan Saito (2005) refrigerasi adalah usaha untuk mempertahankan suhu rendah
yaitu suatu proses mendinginkan udara sehingga dapat mencapai temperatur dan kelembaban
yang sesuai dengan kondisi yang dipersyaratkan terhadap kondisi udara dari suatu ruangan
tertentu, faktor suhu dan temperatur sangat berperan dalam memelihara dan mempertahankan
nilai kesegaran ikan.
Refrigrasi memanfaatkan sifat-sifat panas (thermal) dari bahan refrigerant selagi bahan itu
berubah keadaan dari bentuk cairan menjadi bentuk gas atau uap da sebaliknya dari gas
kembali menjadi cairan (Ilyas, 1993).

B. FUNGSI REFRIGERASI

Pengkondisian udara pada ruangan dalam bangunan atau rumah, sehingga temperatur di
dalam bangunan atau rumah lebih dingin dibanding di luar rumah.
Pengolahan / Transportasi / Penyediaan bahan-bahan makan atau minuman menjadi legis
terhadap aktivitas mikro organisme.
Pembuatan batu es dan dehidrasi gas dalam skala besar.
Pemurnian minyak pelumas pada industri minyak bumi.
Melangsungkan reaksi-reaksi kimia pada temperatur rendah.
Pemisahan terhadap komponen-komponen hidrokarbon yang mudah menguap.
Pencairan gas untuk mendapatkan gas murni (O2 Dan N2).

C. JENIS – JENIS REFRIGERASI

Berbagai jenis sistem refrigerasi yang bekerja berdasarkan berbagai proses dan siklus
dapat ditemui dalam praktek.

Secara umum ada dua siklus dari sistem refrigerasi yaitu sistem refrigerasi siklus tertutup dan
sistem refrigerasi siklus terbuka.
Namun demikian sistem refrigerasi siklus tertutup dapat dikelompokkan berdasarkan jenis
siklusnya diantaranya:
Sistem refrigerasi siklus thermodinamika
Sistem refrigerasi siklus thermo-elektrik
Sistem refrigerasi siklus thermo-magnetik
Yang termasuk mesin refrigerasi siklus thermodinamika antara lain;
1. Mesin refrigerasi siklus kompresi uap
2. Mesin refrigerasi siklus absorpsi
3. Mesin refrigerasi siklus jet uap
4. Mesin refrigerasi siklus udara
5. Mesin refrigerasi tabung vorteks

Pada modul ini hanya akan dibahas sistem refrigerasi siklus thermodinamik khususnya mesin
refrigerasi siklus kompresi uap.

D. KOMPONEN - KOMPONEN

1. Kompresor (Compressor)
Kompresor adalah komponen utama yang berperan sangat penting dalam sistem pendingin,
komponen ini bisa di katakan jantungnya sistem refrigerasi. Cara kerja komponen tersebut
ialah menghisap dan menekan freon (refrigerant) didalam sistem / mengsirkulasikan
refrigerant didalam sistem.

Menurut jenis kompressor terbagi menjadi 3 bagian :

1. Kompresor Hermetic.
2. Kompresor Semi Hermetic.
3. Kompresor Open type.

Namun menurut cara kerjanya kompresor terbagi menjadi 5 bagian :


1. Kompresor Sentrifugal.
2. Kompresor Screw
3. Kompresor Scrol
4. Kompresor Rotari (Rotary)
5. Kompresor Torak (Reciprocating)

2. Kondensor (Condenser)
Kondensor termasuk kompenen utama sistem refrigerasi yang tidak kalah pentingnya dengan
kompresor, karena komponen-komponen tersebut saling berhubungan, saling mendukung,
saling mempengaruhi. Cara kerja dari komponen ini ialah membuang panas yang
memungkinkan terjadinya pengembunan.

3. Pipa kapiler
Pipa kapiler adalah suatu pipa pada sistem refrigerasi yang mempunyai diameter paling kecil
jika dibandingkan dengan pipa – pipa yang lainya. Pipa kapiler ini biasanya berukuran
diameter 0,8 – 2,0 mm dengan panjang kurang lebih 1 meter. Cara kerja pipa kapiler
merendahkan temperature dan tekanan refrigerant didalam sistem.
4. Evaporator
Evaporator adalah kebalikan dari condenser, kalau condenser berfungsi sebagai pembuang
panas dari freon yg dipompa oleh compressor dan membuang panasnya dengan sebuah fan
motor, sebagai penampung dingin dari freon yg sudah berubah wujud menjadi cair setelah
melewati pipa kapiler.

Didalam evaporator yg hampa udara, freon akan menguap dan menyerap panas pada pipa-
pipa yg berada pada evaporator sehingga pipa-pipa di evaporator menjadi dingin, dan
membuang dinginnya dengan hembusan sebuah fan motor dengan daun kipas yang berbentuk
blower.

E. SISTEMATIKA
Sistematika/prinsip kerja untuk menghasilkan proses pendinginan. Dan refrigerant
disirkulasikan berulang kali dengan perubahan-perubahan yang mendukung dapat
mengahasilkan proses pendinginan. Empat perubahan pada refrigerant itu yaitu kompresi,
kondensasi, ekspansi dan evaporasi ( cair, uap, gas dan kembali cair).

1. Kompresi
Pada proses kompresi, refrigerant ditekan dalam kompresor sampai kondisinya menjadi cair
dengan temperatur yang tinggi. Gas refrigerant dalam evaporator yang dihisap oleh
kompresor akan membuat tekanannya tetap rendah didalam evaporator, dan untuk membuat
cairan refrigerant menjadi gas secara dinamis pada temperatur yang rendah (0oC). Maka
tekanan gas refrigerant ditekan dalam silinder, dan berubah menjadi tinggi, sehingga
temperatur dan tekanan naik dan refrigerant akan mudah menjadi cair walaupun proses
pendinginan dalam temperatur yang lebih tinggi. Dan gas refrigerant yang dikompresikan
disalurkan ke komponen selanjutnya yaitu di dinginkan di kondensor.

2. Kondensasi
Pada proses kondensasi, refrigerant dirubah dari gas menjadi cair dan didinginkan dari
temperatur yang tinggi di dalam kondensor menjadi temperatur lebih rendah. Refrigerant
yang bertemperatur dan bertekanan tinggi itu dipancarkan dalam kondensor menjadi cairan
dan disalurkan ke receiver dryer untuk disaring. Hal itu juga dinamakan proses kondensasi
panas. Panas yang tinggi dari refrigerant itu dapat dikeluarkan oleh kondensor sehingga
refrigerant menjadi dingin.

3. Ekspansi
Pada proses ekspansi, tekanan cairan refrigerant diturunkan oleh katup ekspansi. Hal itu
disebut proses ekspansi, dimana gas bertekanan itu dikabutkan dengan mudah dalam
evaporator sehingga refrigerant menjadi gas, dan expansion valve ini mengatur aliran cairan
refrigerant sambil menurunkan tekanannya. Cairan refrigerant yang dikabutkan ini dalam
evaporator diatur oleh tingkat pendinginan yang harus dilakukan dibawah temperatur
pengabutan. Untuk itu, penting untuk mengontrol jumlah refrigerant yang dibutuhkan dengan
melakukan pengecekan yang benar.

4. Evaporasi
Pada proses evaporasi, refrigerant dirubah dari cairan ke gas dalam evaporator. Cairan
refrigerant dikabutkan oleh hisapannya sendiri dimana saat proses evaporasi panas latent
dibutuhkan dari udara disekitar evaporator. Udara melepaskan panas untuk didinginkan, dan
dialirkan ke dalam ruang dalam kendaraan oleh kipas pendingin sambil menurunkan
temperatur ruangan itu. Cairan refrigerant itu disalurkan dari expansion valve di dalam
evaporator kemudian sekaligus menjadi uap refrigerant, dan perubahan itu terjadi berulang
kali dari kondisi cair ke gas. Tekanan dan temperatur dalam perubahan itu selalu berkaitan,
jika tekanan di-set maka temperatur juga akan diatur. Untuk pengabutan yang dilakukan saat
temperatur lebih rendah dari perubahan itu (Cair -> Gas) dalam kondisi seperti diatas,
tekanan dalam evaporator juga harus dibuat tetap rendah. Karena itu, gas dari refrigerant
yang dikabutkan haruslah dikurangi secara terus menerus keluar evaporator oleh hisapan
kompresor.

F. GAMBAR KERJA
 
Penjelasan Siklus Refrigerasi:
 A-B : Un-useful superheat (kenaikan temperatur yg menambah beban kompresor)
Sebisa mungkin dihindari kontak langsung antara pipa dan udara sekitarnya dgn cara
menginsulasi pipa suction.
 B-C : proses kompresi (gas refrigerant bertekanan dan temperatur rendah dinaikkan
tekanannya sehingga temperaturnya lebih tinggi dari media pendingin di kondenser.
Pada proses kompresi ini refrigerant mengalami superheat yg sangat tinggi.
 C-D : Proses de-superheating (temperatur refrigerant mengalami pemurunan, tetapi
tdk mengalami perubahan wujud, refrigerant masih dalam bentuk gas)
 D-E : Proses kondensasi (terjadi perubahan wujud refrigerant dari gas menjadi cair
tanpa merubah temperaturnya.
 E-F : Proses sub-cooling di kondenser ( refrigerant yg sudah dalam bentuk cair masih
membuang kalor ke udara sekitar sehingga mengalami penurunan temperatur). Sangat
berguna untuk memastikan refrigerant dalam keadaan cair sempurna.
 F-G : Proses sub-cooling di pipa liquid (Refrigerant cair masih mengalami penurunan
temperatur karena temperaturnya masih diatas temperatur udara sekitar). Pipa liquid
line tdk diinsulasi, agar terjadi perpindahan kalor ke udara, tujuannya untuk
menambah kapasitas refrigerasi. (Note: dalam beberapa kasus ..pipa liquid harus
diinsulasi…nanti dijelaskan dalam pembahasan khusus)
 G-H : Proses ekspansi/penurunan tekanan (Refrigerant dalam bentuk cair diturunkan
tekanannya sehingga temperatur saturasinya berada dibawah temperatur ruangan yg
didinginkan, tujuannya agar refrigerant cair mudah menguap di evaporator dgn cara
menyerap kalor dari udara yg dilewatkan ke evaporator) Terjadi perubahan wujud
refrigerant dari cair menjadi bubble gas sekitar 23% karena penurunan tekanan ini.
Jadi refrigerant yg keluar dari katup ekspansi / masuk ke Evaporator dalam bentuk
campuran sekitar 77% cairan dan 23% bubble gas.
 H-I : Proses evaporasi (refrigerant yg bertemperatur rendah menyerap kalor dari udara
yg dilewatkan ke evaporator. Terjadi perubahan wujud refrigerant dari cair menjadi
gas. Terjadi juga penurunan temperatur udara keluar dari evaporator karena kalor dari
udara diserap oleh refrigerant)
 I-A : Proses superheat di evaporator: Gas refrigerant bertemperatur rendah masih
menyerap kalor dari udara karena temperaturnya yg masih dibawah temperatur udara.
Temperatur refrigerant mengalami kenaikan). Superheat ini bergua untuk memastikan
refrigerant dalam bentuk gas sempurna sebelum masuk ke Kompresor.

Anda mungkin juga menyukai