Anda di halaman 1dari 8

TUGAS 1

OLEH :

NAMA : ENDAH DHITA PRATIWI

NIM : 03012622024004

FAKULTAS : TEKNIK

PROGRAM STUDI : TEKNIK KIMIA

BKU : S2 TEKNOLOGI LINGKUNGAN

MATA KULIAH : FENOMENA PERPINDAHAN LANJUT

DOSEN MATA KULIAH : ELDA MELWITA, S. T., M. T., PH. D.

UNIVERSITAS SRIWIJAYA
TAHUN AJARAN 2020
1. CONTOH PERPINDAHAN PANAS 1 ( MEMANASKAN AIR )

1. Konveksi merupakan suatu perpindahan kalor atau panas yang disertai dengan perpindahan
zat perantara. Pada saat memasak air, maka air yang di bagian bawah akan lebih cepat panas
dibandingkan dengan air bagian atas, air dengan temperatur yang lebih tinggi akan naik ke
atas dan digantikan dengan air yang masih memilki temperatur lebih rendah, hal ini terjadi
karena perubahan masa jenis air yang akan terus terjadi hingga keseluruhan air mempunyai
suhu yang sama.

2. Konduksi ialah suatu perpindahan kalor atau panas yang melalui zat perantara tanpa disertai
dengan perpindahan zat perantara tersebut. Pada saat memasak air menggunakan panci yang
berbahan logam, maka ujung panci yang kita pegang lama kelamaan pasti akan ikut panas
dikarenakan bagian lainnya yang terkena api kompor.

3. Radiasi merupakan perpindahan kalor atau uap panas tanpa ada zat perantara. Pada saat
memasak air di kompor, dan kita berada di dekat nyala api tersebut, maka kita pasti akan
merasakan hangat. Ataupun, saat telapak tangan memegang tangkai panci yang sedang
digunakan untuk memasak air, maka bagian tangan yang lain seperti pergelangan tangan,
pasti juga merasakan hangat, karena radiasi dari nyala api tersebut.
2. CONTOH PERPINDAHAN PANAS 2 ( AC )

Konveksi adalah perpindahan panas melalui aliran yang zat perantaranya ikut berpindah. Jika
partikel berpindah dan mengakibatkan kalor merambat, terjadilah konveksi. Konveksi terjadi
pada zat cair dan gas (udara/angin). Contoh aplikasi perpindahan panas secara konveksi pada Air
Conditioner. Dimana, yang pada intinya, udara sejuk dan dingin yang dihasilkan oleh AC
memiliki berat molekul yang lebih besar bila dibandingkan dengan berat molekul udara
lingkungan biasa atau sekitar, sehingga udara panas dari lingkungan bergerak naik ke atas dan
digantikan dengan udara dingin dari AC.

Gambar 1. Air Conditioner

Sejalan dengan kebutuhan dan perkembangannya, variasi aplikasi refrigerasi dan air conditioning
terus bertambah. Angkutan untuk produk-produk dan industry makanan dan minuman serta
pertanian dan peternakan-perikanan juga mendorong meningkatnya perkembangan perdagangan
dalam industri refrigerasi air conditioning. Di bidang industri, refrigerasi mampu membantu
meningkatkan efisiensi sistem, dan juga mampu menjadi solusi bagi proses-proses industri yang
membutuhkan temperatur rendah. Demikian pula air conditioning, menjadi solusi bagi proses-
proses industri yang membutuhkan pengaturan kondisi udara tertentu.
Prinsip Kerja Air Conditioner

Secara garis besar prinsip kerja AC adalah penyerapan panas oleh evaporator, pemompaan panas
oleh kompresor, pelepasan panas oleh kondensor serta proses ekspansi. Proses-proses ini
berkaitan erat dengan temperatur didih dan temperatur kondensasi refrigerant. Refrigerant adalah
zat yang mudah berubah bentuk (menjadi uap atau cair) sehingga cocok jika digunakan sebagai
media pemindah panas dalam mesin pendingin. Temperatur didih dan temperature kondensasi
berkaitan dengan tekanan. Titik didih dan titik embun dapat digeser naik atau main dengan
mengatur besarnya tekanan yang diberikan. Hal ini berpengaruh besar terhadap proses
perpindahan panas yang terjadi pada AC.

Gambar 2. Prinsip kerja AC

Cara kerja AC dapat dilihat pada gambar 2.1. Pada mulanya terjadi perpindahan panas dari
dalam ruangan ke luar ruangan. Kompresor (4) yang berfungsi mengalirkan zat pendingin
(refrigerant) ke dalam pipa tembaga yang berbentuk kumparan (1). Udara dititipkan oleh kipas
udara (blower atau fan) disela-sela kumparan tadi, sehingga panas yang ada dalam udara diserap
oleh pipa refrigerant dan kemudian mengembun. Udara yang melalui kumparan dan telah diserap
panasnya, masuk ke dalam ruangan dalam keadaan sejuk/dingin (3). Selanjutnya udara dalam
ruang dihisap dan selanjutnya proses penyerapan panas diulang kembali.
Gambar 3. Cara Kerja AC

Komponen-Komponen Air Conditioner

1. Kompressor AC

Merupakan power unit dari system AC. Ketika AC dijalankan, compressor AC mengubah fluida
kerja / refrigent berupa gas dari yang bertekanan rendah menjadi gas yang bertekanan tinggi. Gas
bertekanan tinggi kemudian diteruskan menuju kondensor. Selain itu, compressor juga
mempunyai tugas lain, yaitu menaikkan temperature. Untuk melihat bagaimana hal ini dapat
terjadi, maka dapat dilihat pada proses kerja berikut ini:

 Refrigerant yang telah lewat evaporator menyerap panas dari udara. Ketika keluar dari
evaporator, refrigerant ini mempunyaikandungan panas yang tinggi, meskipun
temperature dan tekanan masih rendah,
 Refrigerant yang mengandung panas ini kemudian dialirkan masuk ke dalam kompressor.
Dalam kompresor ini refrigerant akandikompresi sehingga suhu dan tekanannya akan
bertambah. Kompresi ini berlangsung ters-menerus sampai refrigerant mencapai suhu dan
tekanan tertentu.

2. Kondensor AC

Kondensor adalah sebuah alat yang digunakan untuk mengubah gas yang bertekanan tinggi
berubah menjadi cairan yang bertekanan tinggi yang kemudian dialirkan ke orifice tube.
Kondensor merupakan bagian yang “panas” dari AC. Kondensor biasa disebut heat exchange
yang biasa memindahkan panas ke udara atau intermediate fluid (semacam air larutan yang
mengandung ethylene glycol. Secara singkat cara kerja kondensor adalah uap cairan pendingin
menyerahkan panasnya kepada air pendingin atau udara pendingin di dalam kondensor sehingga
mengembun dan menjadi cair. jadi karena air pendingin atau udara pendingin menyerap panas
dari cairan pendingin. maka isi akan menjadi panas pada waktu keluar dari kondensor. Kalor
yang dikeluarkan di dalam kondensor adalah jumlah kalor yang diperoleh dari udara yang
mengalir melalui evaporator dan energi yang diberikan oleh kompresor kepada fluida kerja. Uap
cairan pendingin menjadi cair sempurna di dalam kondensor, kemudian dialirkan ke dalam pipa
evaporator melalui katup ekspansi atau katup pengembang.

3. Katup Ekspansi

Katup ekspansi merupakan komponen penting dalam system AC. Katup ini dirancang untuk
mengontrol aliran cairan pendingin melalui katup orifice yang merubah wujud cairan menjadi
uap ketika zat pendingin meninggalkan katup pemuaian dan memasuki evaporator/ pendingin.
Refrigerant yang keluar dari kondensor memiliki tekanan dan temperature tinggi. Sedangkan
refrigerant yang masuk ke dalam evaporator harus memiliki tekanan dan temperatur rendah.
Oleh karena itu diperlukan alat ekspansi untuk menurunkan temperatur dan tekanan refrigerant
dari kondensor agar sesuai dengan kondisi yang diperlukan pada evaporator. Perubahan tekanan
dari sisi masuk ke sisi keluar alat ekspansi bisa sedemikian ekstrim sehingga perubahan
temperaturnya dapat dirasakan oleh tangan.

4. Evaporator

Refrigent menyerap panas dalam ruangan melalui kumparan pendingin dan kipas evaporator
meniupkan udara dingin ke dalam ruangan. Refrigent dalam evaporator mulai berubah kembali
menjadi uap bertekanan rendah, tapi masih mengandung sedikit cairan. Campuran refrigent
kemudian masuk ke pengering/akumulator. Prinsip kerja evaporator:

 Refrigerant yang masuk ke evaporator merupakan campuran antara cair (75%) dan uap
(25%).
 Udara (75°F) yang dilewatkan melalui koil evaporator akan memanaskan refrigerant
samapai suhu 40°F, sehingga refrigerant akan mendidih dan berubah daric air ke uap
pada temperatur 40°F.
 Kandungan uap menjadi 50% disekitar setengah panjang koil (titik 2). Temperature
refrigerant tetap 40°F karena panas yang diserap dari udara adalah panas later (panas
yang digunakan untuk mengubah bentuk daric air ke uap, nukan untuk menaikkan
temperature).
 Di titik 3, refrigerant telah merubah menjadi uap seluruhnya.
 Pada titik 3 ini, refrigerant berada dalam kondisi uap jenuh. Penambahan panas akan
mengubahnya menjadi uap panas lanjut, sehingga temperature refrigerant akan berubah
menjadi sekitar 50°F.
 Semua panas yang digunakan untuk mengubah refrigerant dari cair menjadi uap dan yang
digunakan untuk menaikkan temperatur uap jenuh menjadi uap panas lanjut diambil dari
udara. Akibatnya, udara yang meninggalkan koil evaporator menjadi dingin (55°F)
 Pada temperature 55°F, udara mungkin sudah mencapai titik embun. Oleh karena itu,
pada koil evaporator terbentuk titik-titik air yang berasal dari pengembunan uap air di
udara. Jumlah uap air yang terkandung dalam udara ruangan akan berkurang. Proses
pengurangan uap air ini, dinamakan dehumidifrying, digunakan untuk mengontrol
kelembaban udara ruangan.
Gambar 4. Skema Kerja Evaporator

Anda mungkin juga menyukai