Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIK SISTEM AC

Disusun oleh :

Siti Soleha Indasah (18504241017)

Khoirul Anwar (18504241018)

Aditya Indra Listyawan (18504241019)

Kelas : A

Dosen Pengampu :

Drs. Sukaswanto, M. Pd.

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIF

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

TAHUN 2020
1. JUDUL PRAKTIK
Pengenalan sistem AC

2. KOMPETENSI/TUJUAN
Mengidentifikasi sistem AC beserta dengan komponen-komponennya

Sub Kompetensi
Setelah mengikuti praktik pengenalan sistemm AC ini, mahasiswa dapat :
a. Menjelaskan fungsi sistem AC
b. Mengidentifikasi komponen-komponen utama sistem AC beserta dengan
fungsinya masing-masing
c. Menjelaskan cara kerja sistem AC

3. DASAR TEORI

Prinsip pendinginan pada sistem Air Conditioner (AC) adalah terjadinya


perubahan bentuk zat pendingin (Refrigerant) dari bentuk cair, uap air dan gas.
Perubahan ini terjadi karena sistem AC menggunakan beberapa komponen yang
memungkinkan terjadinya perubahan tekanan dan temperatur.
Terjadi perubahan bentuk dari cair menjadi gas oleh alkohol yang ditempelkan
pada kulit. Keadaan ini kulit akan terasa dingin dikarenakan alkohol menyerap panas
dari udara sekitar sehingga terjadi perubahan bentuk alkoholdari cair menjadi gas.

Proses Pendinginan (Refrigerasi)


Proses ini akan membuat keadaan di mana temperatur bahan
pendingin (refrigerant) akan lebih rendah dari suhu sekitarnya sehingga dapat
melepaskan tenaga panas dari udara di sekitarnya. Umumnya, alat
pendingin (refrigerator) mengoperasikan refrigerant untuk menghisap panas uadara
disekelilingnya.
Bahan pendingin (Refrigerant) akan menyalurkan panas dari sisi temperatur
rendah ke sisi temperatur tinggi. Bahan pendingin akan berubah dari cair ke gas pada
tempat bertemperatur rendah dan dari gas ke cair di tempat bertemperatur tinggi.
Bahan pendingin ini harus dipadatkan secara mudah di bawah tekanan yang rendah.

Mengenal bahan pendingin (refrigrant).


Ada berbagai macam cairan bahan pendingin (refrigrant). Di bawah ini akan
ditampilkan 2 macam bahan pendingin, yaitu yang jenis R-134a dan R-12.
Keuntungan:
a. Tidak ada CI
b. Menstabilkan struktur molekul.
c. Struktur thermodynamika serupa dengan R-12.
d. Tidak dapat terbakar dan tidak beracun.
Kerugian:
a. Pendinginan menurun pada saat suhu kondensasi sama dengan R-12.
b. Masalah penggunaan bahan karet dan plastik.
c. Tidak – tercampur dengan compressor oil (Mineral oil).

Fungsi Air Conditioner (AC) pada mobil


Pada dasarnya mobil sebagai kendaraan selain dituntut untuk memberikan
keamanan juga memberikan kenyamanan bagi penumpangnya. Salah satu bentuk
kenyamanan yang ada pada mobil adalah terciptanya kondisi ruangan mobil dengan
udara yang bersih dan sejuk. Untuk mewujudkan itu maka pada mobil ditambahkan
sistem Air Conditioner (AC).
Fungsi sistem Air Conditioner (AC) pada mobil :
a. Memberikan udara sejuk ke dalam ruangan mobil
b. Menyaring udara kotor sebelum dimasukkan ke ruang mobil
c. Mencegah kondensasi pada kaca mobil pada saat udara lembab karena hujan

4. DATA PRAKTIK
Nama dan gambar komponen sistem AC :
a. Kompresor

Kondisi : kompresor bekerja dengan baik


b. Kondensor

Kondisi : kondensor bekerja dengan baik


c. Receiver dryer

Kondisi : receiver dryer dalam kondisi baik


d. Expansion Valve

Kondisi : expansion valve dalam kondisi baik


e. Evaporator

Kondisi : evaporator bekerja dengan baik


f. Cooling Fan

Kondisi : kipas berputar dengan baik


g. Blower

Kondisi : blower bekerja dengan baik


h. Kontrol panel

Kondisi : kontrol panel dapat bekerja dengan baik


i. Refrigerant

Kondisi : refrigerant dalam jumlah kurang, menyebabkan udara tidak dingin


5. Analisis dan Pembahasan
a. Kompresor

Kompresor merupakan unit tenaga dalam sistem AC. Kompresor akan


memompa gas refrigerant dibawah tekanan dan panas yang tinggi pada sisi
tekanan tinggi dari sistem dan menghisap gas bertekanan rendah pada sisi intake
(sisi tekanan rendah).
Ada 3 kerja yang dilakukan oleh kompresor yaitu :
1) Fungsi penghisap : proses ini membuat cairan refrigerant dari evaporator
dikondensasi dalam temperatur yang rendah ketika tekanan refrigerant
dinaikkan.
2) Fungsi penekanan : proses ini membuat gas refrigerant dapat ditekan
sehingga membuat temperatur dan tekanannya tinggi lalu disalurkan ke
kondensor, dan dikabutkan pada temperatur yang tinggi.
3) Fungsi pemompaan: proses ini dapat dioperasikan secara kontinyu dengan
mensirkulasikan refrigerant berdasarkan hisapan dan kompresi.
b. Kondensor

Kondensor di dalam sistem air conditioner merupakan alat yang digunakan


untuk merubah gas refrigrant bertekanan tinggi menjadi cairan. Alat tersebut
melakukan cara ini dengan menghilangkan panas dari refrigerant ke temperature
atmosfir. Kondensor terdiri dari coil dan fin yang berfungsi mendinginkan
refrigerant ketika udara tertiup diantaranya. Kondensor ditempatkan didepan
radiator yang pendinginanya dijamin oleh kipas. Untuk refrigrant jenis R-134a
menggunakan kondensor jenis parallel flow untuk memperbaiki efek pendinginan
udara. Dengan cara itu maka efek pendinginan udara dapat diperbaiki sekitar 15%
sampai 20%.
c. Receiver Dryer

Receiver drier merupakan tabung penyimpan refrigerant cair, dan ia juga


berisikan fiber dan desiccant (bahan pengering) untuk menyaring benda-benda
asing dan uap air dari sirkulasi refrigerant. Receiver-drier menerima cairan
refrigerant bertekanan tinggi dari kondensor dan disalurkan ke katup ekspansi
(katup ekspansi). Receiver drier terdiri dari main body filter, desiccant, pipe, dan
side glass . Cairan refrigerant dialirkan ke dalam pipa untuk disalurkan ke katup
ekspansi melalui outlet pipe yang ditempatkan pada bagian bawah main body
setelah tersaringnya uap air dan benda asing oleh filter dan desiccant.
Filter / Reciever drie mempunyau 3 fungsi , yaitu :
1) Menyimpan refrigrant
2) Menyaring benda-benda asing dan uap air dengan desiccant dan filter agar
tidak bersirkulasi pada sistem AC.
3) Memisahkan gelembung gas dengan cairan refrigrant sebelum dimasukkan
ke katup ekspansi
d. Expansion Valve

Tekanan zat pendingin yang berbentuk cair dari kondensor, saringan harus
diturunkan supaya zat pendingin menguap, dengan demikian penyerapan panas
dan perubahan bentuk zat pendingin dari cair menjadi gas akan berlangsung
dengan sempurna sebelum keluar evaporator. Untuk itulah pada saluran masuk
evaporator dipasang katub ekspansi. Bekerjanya katup ekspansi diatur sedemikian
rupa agar membuka dan menutupnya katup sesuai dengan temperatur evaporator
atau tekanan di dalam sistem.
Fungsi expansion valve adalah untuk mengubah wujud freon cair agar
condong ke bentuk gas melalui proses spraying. Kita ibaratkan parfum spray,
meski suhu tabung parfum normal (tidak dingin) namun ketika kita semprotkan
parfum tersebut akan terasa sejuk.
Ini karena zat cair yang awalnya berada didalam selang bertekanan tinggi
keluar ke ruang bertekanan rendah dengan kecepatan yang tinggi, sehingga
suhunya terasa lebih dingin. Pada freon, proses spraying ini dipakai agar suhu
freon semakin dingin sebelum freon dimasukan ke evaporator.

Expansion valve, bekerja dengan memberikan dua ruang yang memiliki


volume berbeda dan disekat menggunakan saluran kecil. Sehingga akan terdapat
perbedaan tekanan pada ruang tersebut. Ketika freon cair keluar dari saluran kecil
tersebut ke ruang dengan volume lebih besar maka molekul freon akan lebih
renggang. Sehingga tekanan lebih rendah dan wujudnya seperti gas.
e. Evaporator
Zat pendingin cair dari receiver drier dan kondensor harus dirubah kembali
menjadi gas dalam evaporator, dengan demikian evaporator harus menyerap
panas, agar penyerapan panas ini dapat berlangsung dengan sempurna, pipa–pipa
evaporator juga diperluas permukaannya dengan memberi kisi–kisi (elemen) dan
kipas listrik (blower), supaya udara dingin juga dapat dihembus ke dalam ruangan.
Rumah evaporator bagian bawah dibuat saluran/pipa untuk keluarnya air yang
mengumpul disekitar evaporator akibat udara yang lembab. Air ini juga akan
membersihkan kotoran–kotoran yang menempel pada kisi–kisi evaporator, karena
kotoran itu akan turun bersama air.
Fungsi evaporator adalah untuk mendinginkan udara yang akan diventilasikan
kedalam kabin. Prinsip kerja evaporator juga sama seperti kondensor, dimana
freon bersuhu dingin akan disalurkan kedalam core yang juga terdapat sirip-sirip
konduktor.
Suhu dingin tersebut akan mengalir rata ke semua permukaan sirip karena
bersifat konduktor, sehingga ketika ada udara dihembuskan melewati sirip
evaporator, suhu udara tersebut akan berkurang.
Disini terjadi proses perpindahan panas dari udara bebas ke dalam freon.
Sehingga udara yang telah berhembus melewati sirip evaporator memiliki suhu
dingin, namun suhu freon setelah keluar dari evaporator lebih meningkat daripada
sebelumnya.
f. Cooling Fan
Fungsi cooling fan ternyata bukan hanya sebagai pendingin radiatior, tetapi
cooling fan juga berfungsi mendinginkan kondensor yang terletak didepan
radiator mobil. Sehingga ketika kita menyalakan AC pasti kipas pendingin akan
berputar meski suhu mesin masih dingin. Cooling fan bekerja dengan membuat
hembusan udara melewati kondensor sehingga suhu freon didalam kondensor bisa
berkurang.
g. Blower
Kegunaannya adalah meniupkan udara ke ruangan dalam penumpang dan
mengirimkannya melalui evaporator. Biasanya putaran motor blower terdiri lebih
dari satu tingkat kecepatan ( 2 – 3 tingkat kecepatan ). Kalau cooling fan itu
menghembuskan udara pada kondensor, maka blower berfungsi untuk
menghembuskan udara melewati evaporator. Blower ini yang menjadi ventilator
dari sistem ventilasi mobil. Ketika kita nyalakan blower, maka motor blower akan
berputar dan udara akan berhembus dari bagian luar melewati evaporator dan
keluar melalui kisi-kisi AC.
h. Kontrol Panel
Kontrol panel pada sistem AC berfungsi untuk mengontrol suhu dan
mengontrol aliran udara yang akan masuk ke dalam ruang mobil dengan cara
menekan tombol dan menggeser tuas yang mengatur aliran udara.
i. Refrigerant
Komponen berikutnya adalah freon selaku refrigerant. Freon merupakan gas
khusus yang memiliki suhu normal dingin. Dibandingkan gas yang lain, suhu
freon sebelum didinginkan saja bisa hampir 0 derajat Celsius.
Selain itu freon juga memiliki ketahanan terhadap radiasi panas yang cukup
baik, hal ini dikarenakan proses sirkulasi AC mobil akan melewati bagian mesin.
Sementara mesin, kita tahu sebagai sumber panas pada mobil.
Ada banyak jenis freon yang digunakan pada sistem AC, antara lain R12, R22,
dan yang paling marak digunakan sekarang adalah R134a, freon jenis ini memiliki
sifat yang lebih ramah lingkungan. Karena tidak dapat merusak ozon meski bisa
menimbulkan pemanasan global.
Berikut ini beberapa tanda yang biasa terjadi apabila sebuah unit pendingin,
khususnya AC mengalami kekurangan gas refrigerant ( freon ).
1) AC kurang dingin atau bahkan tidak dingin sama sekali
Jika suatu ketika AC Anda mendadak kurang dingin atau bahkan tidak
dingin, bisa jadi hal ini disebabkan karena tekanan freon pada AC
Anda kurang. Karena, refrigerant atau sering kita sebut freon
merupakan bahan yang digunakan untuk proses pendiginan pada
sebuah unit AC. Tekanan freon yang dibutuhkan juga sudah memiliki
takarannya sendiri, biasanya bergantung dengan besarnya ukuran
( PK ) mesin kompresor atau jenis freon yang digunakan. Seperti
contoh, jenis freon R-32 memiliki tekanan yang lebih tinggi jika
dibanding dengan refrigerant jenis R-22. Contoh lagi, misalnya ada
dua unit AC yang satu ( A ) menggunakan freon R-22 dan yang
satunya lagi ( B ) menggunakan jenis freon R-32. Jika pada AC ( A )
membutuhkan tekanan freon R-22 80 PSI, belum tentu dengan AC
( B ) akan bisa dingin maksimal jika sama kita isi dengan tekanan
freon R-32 sebanyak 80 PSI. Untuk diketahui, Pound Per Square Inch (
PSI ) adalah satuan yang biasa digunakan dalam mengukur tekanan gas
freon pada unit pendingin. Dari keterangan di atas bisa kita simpulkan
jika tekanan freon pada AC berkurang, tentu AC tersebut menjadi
kurang atau tidak dingin. Karena, sekali lagi setiap AC memiliki
standar tekanan freon yang dibutuhkan, agar AC tersebut bisa bekerja
dengan maksimal.
2) Muncul bunga es di bagian pipa instalasi
Ciri-ciri AC kurang freon yang kedua, dan dapat kita kenali dengan
mudah, yakni adanya bunga es di bagian pipa instalasi. Biasanya ini
terjadi pada pipa bertekanan rendah ( pipa kecil ), namun ada kalanya
terjadi di kedua pipa instalasi. Artinya, baik di pipa kecil ( discharge
pressure ) maupun pipa besar ( suction pressure ). Normalnya untuk
sistem AC Split yang menggunakan jenis freon R-22 membutuhkan
tekanan freon antara 65 – 80 PSI. Jika kurang dari itu maka akan
muncul bunga es, biasanya ini terjadi pada tekanan antara 20 – 45 PSI.
Selain di pipa instalasi, bunga es juga akan muncul di bagian
evaporator indoor. Namun ini tidak bisa menjadi patokan jika tekanan
freon kurang. Pasalnya, kipas fan yang bermasalah sehingga berputar
sangat lambat juga bisa mengakibatkan bunga es di bagian evaporator.
Oleh sebab itu, tetap lakukan pemeriksaan secara menyeluruh untuk
memastikan apakah AC tersebut kurang freon atau ada masalah yang
lainnya.
3) Unit outdoor tidak mengeluarkan suhu panas
Umumnya pada AC yang normal akan mengeluarkan suhu panas di
bagian unit outdoor. Ini terjadi akibat dari proses pendinginan, atau
perubahan kalor dari tekanan rendah ( low pressure ) menjadi tekanan
tinggi ( high pressure ). Jika ini terjadi sebaliknya, yakni tidak ada
hawa panas sama sekali yang keluar dari unit outdoor, ada
kemungkinan tidak ada atau kurang tekanan freon pada AC tersebut.
Sehingga proses pendinginan tidak terjadi. Bahkan, jika dibiarkan ini
dapat merusak mesin kompresor. Pasalnya, oli pelumas menjadi naik
dan bersirkulasi ke pipa instalasi. Masalah yang timbul akibat ini
biasanya suhu kompresor menjadi naik, dan mengakibatkan over heat.
Oleh karena itu, masalah AC kurang freon tidak bisa dianggap remeh
dan tentunya perlu tindakan yang lebih serius. Hal ini tidak lain untuk
mengantisipasi atau mencegah segala kemungkinan kerusakan yang
lebih parah lagi.
Cara Kerja Sistem AC

Untuk menghasilkan pendinginan ada 4 langkah operasi pendinginan, dan refrigerant


disirkulasikan berulang kali dengan perubahan-perubahan sebagai berikut (cair –uap /
gas - cair):
a. Kompresi
Refrigerant ditekan dalam kompresor sampai kondisinya menjadi cair dengan
temperatur yang tinggi. Gas refrigerant dalam evaporator dihisap oleh
kompresor akan membuat tekanannya tetap rendah didalam evaporator, dan
untuk membuat cairan refrigerant menjadi gas secara dinamis pada temperatur
yang rendah (0oC). Maka tekanan gas refrigerant ditekan dalam silinder, dan
berubah menjadi tinggi, sehingga temperatur dan tekanan refrigerant akan
mudah menjadi cair walaupun proses pendinginan dalam temperatur yang
lebih tinggi.
b. Kondensasi.
Refrigerant diubah dari gas menjadi cair dan didinginkan dari temperatur yang
tinggi di dalam kondensor. Refrigerant yang bertemperatur dan bertekanan
tinggi itu dipancarkan dalam kondensor menjadi cairan dan disalurkan ke
receiver drier. Hal itu juga dinamakan proses kondensasi panas. Panas yang
tinggi dari refrigerant itu dapat dikeluarkan oleh kondensor sehingga
refrigerant menjadi dingin dan dapat melakukan proses penyerapan panas di
ruangan dalam kendaraan.
c. Ekspansi.
Tekanan cairan refrigerant diturunkan oleh katup ekspansi. Hal itu disebut
proses ekspansi, dimana gas bertekanan itu dikabutkan dengan mudah dalam
evaporator sehingga refrigerant menjadi gas, dan expansion valve ini mengatur
aliran cairan refrigerant sambil menurunkan tekanannya.
Cairan refrigerant yang dikabutkan ini dalam evaporator diatur oleh tingkat
pendinginan yang harus dilakukan dibawah temperatur pengabutan. Untuk itu,
penting untuk mengontrol jumlah refrigerant yang dibutuhkan dengan
melakukan pengecekan yang benar.
d. Evaporasi.
Refrigerant dirubah dari cairan ke gas dalam evaporator. Cairan refrigerant
dikabutkan oleh hisapannya sendiri dimana saat proses evaporasi panas latent
dibutuhkan dari udara disekitar evaporator. Udara melepaskan panas untuk
didinginkan, dan dialirkan ke dalam ruang dalam kendaraan oleh kipas
pendingin sambil menurunkan temperatur ruangan itu. Cairan refrigerant itu
disalurkan dari expansion valve di dalam evaporator kemudian sekaligus
menjadi uap refrigerant, dan perubahan itu terjadi berulang kali dari kondisi
cair ke gas. Tekanan dan temperatur dalam perubahan itu selalu berkaitan, jika
tekanan di-set maka temperatur juga akan diatur. Untuk pengabutan yang
dilakukan saat temperatur lebih rendah dari perubahan itu (Cair -> Gas) dalam
kondisi seperti diatas, tekanan dalam evaporator juga harus dibuat tetap
rendah. Karena itu, gas dari refrigerant yang dikabutkan haruslah dikurangi
secara terus menerus keluar evaporator oleh hisapan kompresor.

6. KESIMPULAN
Setelah melakukan pratik pengenalan sistem ac ini mahasiswa dapat
menjelaskan bagaimana fungsi dari sistem AC yaitu, mendinginkan udara, menyaring
udara dan menjaga kelembaban udara pada kabin. Selain itu, mahasiswa dapat
mengidentifikasi komponen-komponen pada sistem AC beserta fungsinya.
Komponen-komponen tersebut terdiri dari : kompresor, kondensor, receiver dryer,
expansion valve, evaporator, cooling fan, blower, kontrol panel dan refrigerant. Setiap
komponen memiliki cara kerja masing-masing sesuai dengan fungsi dari komponen
tersebut. Dari hasil praktik ini, kondisi sistem AC pada mobil yang digunakan praktik
berkerja dengan normal akan tetapi udara dalam kabin tidak terasa dingin karena
jumlah refrigerant yang kurang.
DAFTAR PUSTAKA

Muchta, Amrie. (2018, Oktober 1). Auto Expose: 12 Komponen Sistem AC Mobil dan

Fungsinya. Diakses pada 4 Februari 2020 melalui https://www.autoexpose.org


/2018/01/komponen-sistem-ac-mobil.html

Juan. (2018). Teknik-Otomotif.com: Komponen-komponen Sistem AC beserta Fungsinya.

Diakses pada 4 Februari 2020 melalui https://www.teknik-otomotif.com/2017/04/


komponen-komponen-sistem-ac-beserta.html

E-dukasi.net (2008). Pustekkom Depdiknas: Sistem Air Conditioner (AC). Diakses pada 4

Februari 2020 melalui https://m-edukasi.kemdikbud.go.id/medukasi/produk-files/


kontenonline/online2008/sistemac/kompetensi.html

Duta Jaya Technic. HVACR: Mengenal Ciri-ciri AC Kurang Freon yang Harus Diketahui.

Diakses pada 4 Februari 2020 melalui https://dutaserviceac.com/ciri-ciri-ac-kurang-


freon/

Anda mungkin juga menyukai