Anda di halaman 1dari 75

MODUL

AIR CONDITIONER MOBIL

A. Prinsip Dan Siklus Pendinginan AC Mobil

1. Standar Kompetensi

Menjelaskan prinsip pendinginan dan siklus pendinginan

pada AC Mobil.

2. Kompetensi Dasar

a. Menjelaskan prinsip pendinginan yang diterapkan pada

AC mobil.

b. Menjelaskan prinsip kerja AC pada mobil.

c. Menjelaskan siklus pendinginan yang terjadi dalam AC

mobil.

Materi Belajar

1. Prinsip Pendinginanan

Air Conditioner, biasa disingkat AC, secara umum adalah

suatu peralatan (mesin) yang berfungsi untuk mengatur kondisi

udara di dalam ruangan agar orang di dalamnya merasa

nyaman.

8-1
Gambar 8.1. Fungsi AC
Kenyamanan itu diperoleh jika temperatur dan

kelembabannya menyenangkan, sesuai dengan yang kita

inginkan. Jika temperatur udara di dalam ruangan tinggi,

panasnya diambil atau disemprotkan udara yang telah

didinginkan, proses ini disebut pendinginan. Sebaliknya, jika

temperatur dalam ruangan terlalu dingin (di negara dengan

musim dingin) diberikan panas ke dalamnya, proses ini disebut

pemanasan. Jadi air conditioner ruangan terdiri dari pendingin

(cooler) dan pemanas (heater). Di Indonesia, yang mempunyai

iklim tropis, suhu udara biasanya cenderung panas, sehingga air

conditioner atau AC pada umumnya berupa mesin pendingin.

Agar kenyamanan dalam ruangan dapat diperoleh

maksimal, tidak hanya suhunya saja yang di atur, melainkan

termasuk kelembabannya, kemurnian atau kebersihannya dan

tidak kalah pentingnya adalah sirkulasinya. Dengan demikian

peralatan yang diperlukan untuk suatu air conditioner terdiri atas

cooler, heater, moisture controller dan ventilator.

Mesin pendingin dapat diaplikasikan pada ruangan yang

besar (gedung), ruangan sedang (kamar), atau dalam ruangan

yang kecil, misalnya mobil, bahkan ruangan sangat kecil (lemari

pendingin), tentu saja dengan konstruksi dan ukuran yang

8-2
berbeda. Air conditioner untuk mobil pada umumnya terdiri dari

cooler atau heater dengan pembersih embun (moisture remover)

dan pengatur aliran udara.

Teori dasar yang diaplikasikan pada mesin pendingin

dapat dijelaskan dengan uraian dan gambar-gambar berikut.

Pada Gambar 8.2, ketika kita sedang berenang kemudian

beberapa saat tidak masuk ke dalam air, badan terasa dingin

walaupun saat itu hari panas. Kondisi ini disebabkan oleh titik-titik

air di badan menyerap panas dari badan dan menguap.

Gambar 8.2. Badan terasa dingin Gambar 8.3. Tangan

terasa dingin

Pada Gambar 8.3, dengan alasan yang sama, kita merasa

dingin saat mengoleskan alkohol pada lengan, alkohol menyerap

panas dari kulit tangan dan kemudian menguap. Kita dapat

membuat benda menjadi lebih dingin dengan menggunakan

gejala alam ini yaitu cairan ketika menguap menyerap panas.

Gambar 8.4 di bawah ini menjelaskan kepada kita, bahwa

suatu bejana yang dilengkapi dengan kran dan diisi cairan yang

8-3
mudah menguap pada temperatur atmosfir dimasukkan ke dalam

kotak terisolasi. Apabila kran dibuka, cairan dalam tabung

menyerap panas dari udara di dalam kotak akhirnya menjadi gas

dan keluar. Pada saat ini temperatur di dalam kotak menjadi lebih

dingin daripada sebelum kran dibuka.

Gambar 8.4. Prinsip pendinginan udara dalam

ruangan

Proses pendinginan ruangan seperti yang dicontohkan

pada Gambar 4 di atas memang dapat berlangsung, tetapi tidak

dapat kontinyu, karena cairan pendingin (refrigerant) di dalam

tabung akan segera habis. Supaya dapat terjadi proses

pendinginan lagi, tabung harus diisi refrigerant lagi, dan

seterusnya. Hal ini tidak mungkin dilaksanakan karena akan

menghabiskan refrigerant sangat banyak yang harga satuannya

saja juga sudah mahal. Selain itu uap refrigerant yang keluar ke

udara bebas bersifat toxin dan akan mencemari udara.

8-4
Agar proses pendinginan dapat berlangsung terus secara

kontinyu dan tidak menghabiskan banyak refrigerant, dibuatlah

suatu sistem atau mesin pendingin. Dengan sistem ini, refrigerant

dialirkan pada suatu rangkaian tertutup sehingga dapat

melakukan fungsi pendinginan, tetapi refrigerant tersebut tidak

akan habis sepanjang tidak terjadi kebocoran.

2. Prinsip kerja AC Mobil

Sistem penyejuk udara (AC) menyediakan udara dingin ke

dalam ruang penumpang kendaraan (mobil) cukup tinggi akan

menimbulkan kegerahan pada penumpang. Suhu udara yang

menyenangkan secara umum bagi setiap orang berkisar 20 – 28


0
C. dengan kelembaban antara 30 % sampai 70 %. Dengan

demikian, kondisi ruang kabin mobil akan menyenangkan bila

udaranya dingin dan relatif kering.

Penyejuk udara berfungsi untuk mendinginkan udara dan

juga mengurangi uap air di dalam uadara sebelum udara

dialirkan ke dalam ruang kabin penumpang.

a). Panas dan Perpindahan Panas

Dasar kerja sistem penyejuk udara (AC) adalah melepas

panas dari udara. Pada dasarnya semua benda mempunyai

panas yang dapat diepas sehingga benda tersebut menjadi lebih

dingin. Panas selalu berpindah dari benda yang lebih panas ke

8-5
benda yang lebih dingin. Perpindahan ini dapat terjadi melalui

proses konduksi, konveksi, radiasi atau kombinasi ketiganya.

Perpindahan panas pada sistem penyejuk ruang (AC) dapat

berlangsung dari satu sisi ke sisi yang lain di dalam kendaraan.

Sistem ini mempunyai unit penguap (evaporator ) di dalam ruang

penumpang dan unit pengembun (kondensor) yang tepasang

pada bagian depan kendaraan dan pipa-pipa sebagai saluran

untuk mensirkulasikan refrigeran di dalam sistem.

Sistem penyejuk udara berfungsi sebagai alat pemindah

panas. Evaporator lebih dingin dari udara di sekitarnya yang ada

di dalam ruang penumpang sehingga panas akan berpindah dari

udara ke unit evaporator yang terdapat di dalam ruang

penumpang sehingga ruang penumpang menjadi dingin.

Refrigeran di dalam evaporator menyerap panas dan

membawanya ke unit kondensor, dimana panas yang diserap

tadi dipindahkan/dialirkan ke udara bebas yang lebih dingin.

Refrigeran adalah suatu media yang dapat berubah wujud

dari cair ke uap dan sebaiknya dari uap ke cair. Panas dari dalam

ruang penumpang membuat refrigeran cair mendidih di dalam

evaporator sehingga refrigeran cair berubah menjadi uap. Ini

dimungkinkan karena refrigeran mempunyai titik didih yang

sangat rendah dibandingkan dengan titik didih air.

Di dalam kompresor panas dilepas, diserap oleh suhu

udara luar yang lebih dingin, sehingga uap refrigeran kembali

8-6
berubah bentuk menjadi cair. Refrigeran cair ini kembali dialirkan

ke dalam ruang penumpang (evaporator) sehingga diperoleh

suatu siklus yang terus menerus (berkesinambungan).

Di dalam unit penyejuk udara (AC) yang sebenarnya,

perpindahan refrigeran tidak terjadi begitu saja, diperlukan

komponen-komponen pendukung sehingga siklus dapat

berlangsung dengan lancar/stabil, keseluruhan komponen inilah

yang bekerja bersamaan membentuk suatu sistem penyejuk

udara.

b). Tekanan Tinggi dan Tekanan Rendah

Sistem penyejuk udara mempunyai sisi bertekanan tinggi

(high pressure side) dan sisi bertekanan rendah(Low pressure

side).

Dalam gambar 8.5 kedua tekanan ini diperlihatkan oleh

warna merah dan warna biru. Sisi hisap kompresor merupakan

sisi tekanan rendah dalam sistem dan sisi pengosongan

(discharge) kompresor adalah sisi yang bertekanan tinggi. Katup

ekpansi bertekanan tinggi pada sisi saluran masuk dan

bertekanan rendah pada sisi saluran keluar. Ini dimungkinkan

karena aliran refrigeran mengalami hambatan sewaktu melalui

katup.

c). Siklus Pendinginan pada AC Mobil

8-7
Mesin pendingin secara umum termasuk pada mobil,

terdiri dari komponen-komponen utama:

1) kompresor,

2) kondensor,

3) receifer (penerima)

4) dryer (pengering),

5) katup ekspansi

6) evaporator

7) blower.

Komponen-komponen tersebut dihubungkan membentuk suatu

rangkaian yang tertutup dan siklus pendinginan air conditioner

terjadi di dalamnya.

Gambar 8.5. Siklus pendinginan yang terjadi dalam AC mobil

dapat dijelaskankan sebagai berikut.

Gambar 8.5. Siklus Pendinginan pada AC Mobil

8-8
a. Kompresor yang diputar oleh mesin mobil menghisap gas

refrigerant dari evaporator yang bertekanan dan

bertemparatur rendah, selanjutnya dipompa keluar dengan

tekanan dan temperatur tinggi (15 kg/cm 2, 70o C) menuju

kondensor.

b. Gas refrigerant yang bertekanan dan bertemperatur tinggi

masuk kedalam kondensor. Di dalam kondensor ini panas

refrigerant dilepaskan ke udara yang melewatinya di sela-sela

fin, maka terjadilah pengembunan refrigerant yang berbentuk

gas berubah menjadi cair dengan suhu 50 o C dan tekanan 15

kg/cm2.

c. Cairan refrigerant yang bersuhu dan bertekanan tinggi dari

kondensor menuju ke receifer untuk disaring dari kotoran dan

dikeringkan dari uap air, selanjutnya ditampung di dalamnya

dan diteruskan ke evaporator melewati katup ekspansi.

d. Aliran refrigerant cair yang bersuhu dan bertekanan tinggi

tersebut terus menuju ke katup ekspansi. Oleh katup

ekspansi, refrigerant cair ini disemprotkan masuk ke

evaporator dalam bentuk kabut (titik-titik air), akibatnya suhu

dan bertekanannya menurun menjadi 0o C dan 2 kg/cm2.

e. Refrigerant dalam bentuk kabut yang dingin ini mengalir

kedalam evaporator untuk menyerap panas (mendinginkan)

udara yang dihembuskan blower mengalir melalui sela-sela

8-9
fin evaporator menuju ke ruang kabin mobil, sehingga udara

tersebut menjadi dingin, biasanya mencapai suhu 10 o C dan

tekanan 2 kg/cm2.

f. Dengan mengambil panas dari udara, refrigerant berbentuk

kabut tadi berubah lagi menjadi gas dan mengalir/dihisap

kembali ke kompresor untuk dipompa dan dicairkan kembali

di kondenser. Demikian siklus ini berulang kembali terus

menerus selama kompresor (AC) belum dimatikan.

B. Nama, Fungsi dan Cara Kerja Komponen AC Mobil

1. Standar Kompetensi

Menjelaskan fungsi dan cara kerja komponen AC mobil.

2. Kompetensi Dasar

a. M

enunjukkan dan menyebutkan nama-nama komponen

AC mobil.

b. M

enjelaskan fungsi masing-masing komponen AC mobil.

c. M

enjelaskan cara kerja masing-masing komponen AC

mobil.

Materi Belajar

1. Nama dan Fungsi Komponen Utama AC Mobil

AC atau air conditioner, adalah suatu rangkaian peralatan

(mesin) yang berfungsi untuk mendinginkan udara didalam kabin

8 - 10
agar penumpang dapat merasa segar dan nyaman. Nama dan

fungsi komponen dalam rangkaian AC mobil tersebut adalah:

a. Kompresor

Pada dasarnya kompresor adalah pompa (kompresor

untuk mensirkulasikan uap /gas dan pompa mensirkulasikan

cairan).

Kompresor, berfungsi untuk memompa refrigerant agar

dapat bersirkulasi di dalam sistem, menarik/menghisap uap

refrigeran dan memampatkannya sehingga suhunya meningkat

dan mengalirkan uap refrigeran ke kondensor dalam keadaan

bertekanan dan bersuhu tinggi. Gambar 8.6. memperlihatkan

salah satu jenis kompresor yang digunakan pada sistem

penyejuk ruangan pada mobil.

Gambar 8.6. Kompresor

b. Kondensor

8 - 11
Kondensor, Gambar 8.7, berfungsi untuk mengubah refrigrant

yang berbentuk gas menjadi cair dengan jalan menyerap panas

refrigerant oleh udara yang lewat atau dilewatkan di sela-sela

fin kondensor tersebut dengan bantuan kipas. Pengubahan

refrigerant gas menjadi cair ini diperlukan agar refrigerant dapat

mendinginkan udara yang masuk ke dalam kabin dengan cara

menyerap panasnya untuk menguap lagi di dalam evaporator.

Gambar 8.7. Kondensor

c.Receiver/Dryer/Filter

8 - 12
Sesuai dengan namanya receiver/dryer/filter, Gambar 8,

berfungsi untuk menerima dan menampung refrigerant cair

untuk sementara, selanjutnya mengalirkan ke evaporator

melalui katup ekspansi sesuai dengan beban pendinginan yang

dibutuhkan. Selain menampung, juga berfungsi sebagai dryer

untuk mengeringkan uap air atau air yang terperangkap dalam

jaringan AC dan juga untuk menyaring kotoran yang dapat

merugikan bagi siklus refrigeran.

Gambar 8.8. Receiver/Dryer/Filter

d. Katup Ekspansi

8 - 13
Katup ekspansi, Gambar 8.9, berfungsi mengekspansikan

atau mengembangkan refrigrant menjadi bentuk kabut dengan

suhu dan tekanan rendah serta memasukkannya ke dalam

evaporator. Pengkabutan dan penurunan suhu dan tekanan

refrigerant ini diperlukan agar refrigerant mudah menguap

dengan menyerap panas dari udara yang didinginkan, hal ini

berarti juga proses pendinginan berjalan lancar.

Gambar 8.9. Katup Ekspansi

e. Evaporator

8 - 14
Evaporator berarti penguap, sesuai dengan namanya

evaporator, Gambar 12-10, memiliki fungsi yang merupakan

kebalikan dari fungsi condensor yakni berfungsi untuk

mengubah refrigerant cair (kabut) menjadi gas dengan jalan

menyerap panas dari udara yang melalui sirip-sirip pendingin

evaporator sehingga udara tersebut menjadi dingin. Padai

evaporator inilah fungsi utama dari AC, yakni mendinginkan

udara yang masuk ke dalam kabin penumpang.

Gambar 8.10. Evaporator

f. Blower

Blower (Gambar 8.11) biasanya dikonstruksi menjadi satu

dengan evaporator yang kemudian dikenal sebagai unit

pendingin. Blower berfungsi untuk menghembuskan udara yang

akan didinginkan melewati sirip-sirip pendingin pada evaporator

dan kemudian masuk ke ruang kabin penumpang.

8 - 15
Gambar 8.11. Blower

2. Cara Kerja Komponen AC

a. Kompresor

Kompresor dapat dipilahkan menjadi dua bagian, yaitu :

1). Kompresor

2). Kopling magnet (magnetic clutch)

1). Kompresor

Kompresor digerakkan oleh tali kipas dari puli engine

dengan perantaraan kopling magnet. Perputaran

kompresor ini akan menggerakkan piston/vane dan

gerakan piston/vane ini akan menimbulkan tekanan bagi

refrigerant yang berbentuk gas sehingga tekanannya

meningkat yang dengan sendirinya juga akan

meningkatkan temperaturnya.

Jenis kompresor dapat dipilahkan atas tipe reciprocating

(bolak-balik) dan tipe rotary (putar).

Tipe Crank

Tipe Reciprocating

TipeSwash plate

8 - 16
Tipe Rotary TipeThrough vane

Kompresor Tipe Crank

Pada tipe ini, Gambar 8.12, sisi piston yang berfungsi

hanya satu sisi saja, yaitu bagian atas. Oleh sebab itu pada

kepala silinder (valve plate) terdapat dua katup yaitu katup isap

(suction) dan katup penyalur (discharge). Lihat mekanisme

kompresi pada Gambar 8.13.

Gambar 8.12. Kompresor tipe Crank

8 - 17
Gambar 8.13. Mekanisme Kompresi

Pada langkah turun (isap), discharge reed valve tertutup

dan suction reed valve terbuka, refrigerant dari evaporator masuk

ke dalam ruang silinder. Pada langkah naik (tekan), discharge

reed valve terbuka dan suction reed valve tertutup, refrigerant

ditekan keluar dari ruang silinder menuju ke kondensor dengan

tekanan meningkat dari 2,1 kg/cm 2 menjadi 15 kg/cm2 yang

mengubah temperatur dari 0oC menjadi 70oC.

Kompresor Tipe Swash Plate

Terdiri dari sejumlah piston dengan interval 72 o untuk

kompresor 10 silinder dan interval 120 o untuk kompresor 6

silinder. Kedua sisi ujung piston pada tipe ini berfungsi, yaitu

apabila salah satu sisi melakukan langkah kompresi maka sisi

lainnya melakukan langkah isap ( lihat bagan gambar mekanis

kompresi )

8 - 18
Gambar 8.14. Kompresor tipe Swash Plat

Gambar 8.15. Mekanisme kompresi kompresor tipe

Swash Plate.

Kompresor Tipe Through Vane :

Gambar 8.16. Kompresor tipe Through Vane

8 - 19
Tipe through vane ini terdiri atas dua vane yang integral dan

saling tegak lurus. Dan bila rotor berputar vane akan bergeser

pada arah radial sehingga ujung-ujung vane akan selalu

bersinggungan dengan permukaan dalam silinder. (lihat bagan

gambar mekanis kompresi).

a b c

f e d

Gambar 8.17. Siklus kerja kompresor tipe Trough Vane

Gambar 8.17 a :

Awal langkah isap, pada saat ini refrigerant dihisap masuk

melalui lubang isap.

Gambar 8.17 b :

8 - 20
Akhir langkah isap, lubang isap telah tertutup dan ruangan terisi

penuh refrigerant.

Gambar 8.17 c :

Awal langkah kompresi, refrigerant dalam ruangan tersebut mulai

dikompresi untuk menaikkan tekanannya.

Gambar 8.17 d :

Langkah kompresi penuh, menjelang akhir kompresi. Setelah ini

lubang penyaluran akan segera terbuka untuk menyalurkan

refrigerant hasil pemompaan.

Gambar 8.17 e :

Langkah penyaluran/pengosongan, refrigerant dari dalam silinder

disalurkan keluar melalui katup tekan (discharge valve) menuju

ke kondensor.

Gambar 8.17 f :

Penyaluran refrigerant selesai, ruang vane akan memulai dengan

awal langkah isap lagi.

Uraian tersebut di atas merupakan siklus pemompaan

dalam satu ruang. Di dalam kompresor, through vane

membentuk empat ruang yang bekerja secara kontinyu dan

bergantian, sehingga proses diatas akan berjalan terus menerus

secara berkesinam-bungan dengan menhasilkan empat kali

penyaluran setiap putaran kompresor.

8 - 21
Kopling Magnet ( Magnetic Clutch )

Kopling magnet adalah perlengkapan kompresor yang

berfungsi untuk memutus atau menghubungkan kompresor

dengan putaran mesin. Peralatan intinya adalah : Stator, rotor

dan pressure plate. Kerja dari alat ini menggunakan prinsip

elektro magnet.

Cara kerjanya :

(a) (b)

Gambar 8. 18. Kopling Magnet

Puli kompressor selalu berputar oleh perputaran mesin

melalui tali kipas pada saat mesin hidup. Dalam posisi switch AC

off, kompressor tidak akan berputar, dan kompressor hanya akan

berputar apabila switch AC dalam posisi hidup (ON) hal ini

disebabkan oleh arus listrik yang mengalir ke stator coil akan

mengubah stator coil menjadi magnet listrik yang akan menarik

pressure plate dan bidang singgungnya akan bergesekan dan

saling melekat dalam satu unit ( Clutch assembly ) memutar

kompresor.

8 - 22
Konstruksi

Puli terpasang pada poros kompressor dengan bantalan

sehingga menyebabkan puli dapat bergerak dengan bebas.

Sedang stator terikat dengan kompressor housing, pressure

plate terpasang mati pada poros kompressor. ( lihat gambar )

Tipe Kopling Magnet

Tipe F Tipe G Tipe R Tipe P

Gambar 8. 19. Tipe Kopling Magnet

b.Kondensor

Refrigerant yang masuk kedalam kondensor oleh karena

tekanan kompresor masih dalam bentuk gas dengan temperatur

yang cukup tinggi (80oC).

Proses pelepasan panas ini dipermudah dengan adanya aliran

udara baik dari gerakan mobil maupun isapan fan yang

terpasang dibelakang condenser. Makin baik pelepasan panas

yang di hasilkan oleh kondensor, makin baik pula pendinginan

yang akan dilakukan oleh evaporator.

Pada ujung pipa keluar condenser refrigerant sudah

tidak berbentuk gas lagi akan tetapi sudah berubah menjadi

refrigerant cair dengan temperatur 57oC.

8 - 23
c. Gambar 8.20.
Receifer Kondensor
/ Dryer / Filter

Refrigerant dari condenser masuk ke tabung receifer

melalui lubang masuk (inlet port), kemudian melalui dryer,

desiccant dan filter refrigerant cair naik dan keluar melalui lubang

keluar (outlet port) menuju ke expansion valve. Dryer, desiccant

maupun filter berfungsi untuk mencegah kotoran yang dapat

menimbulkan karat maupun pembe-kuan refrigerant terutama

pada expansion valve yang mana akan mengganggu siklus dari

refrigerant.Bagian atas dari receifer/dryer disediakan gelas kaca (

sight glass ) yang berfungsi untuk melihat sirkulasi refrigerant.

Gambar8. 21. Receiver/Dryer/Filter

8 - 24
d. Expansion Valve

Oleh karena fungsi dari expansion valve ini untuk

mengabutkan refrigerant kedalam evaporator, maka lubang

keluar pada alat ini berbentuk lubang kecil ( orifice ) konstan atau

dapat diatur melalui katup (valve) yang pengaturannya

menggunakan perubahan temperatur yang dideteksi oleh sebuah

sensor panas.

Gambar 8.22. Katup Ekspansi

Berdasarkan pengaturan pengabutan ini expansion valve

dibedakan menjadi :

 Expansion valve tekanan konstan

 Expansion valve tipe thermal

Pada Gambar 8. 22 disamping adalah cara kerja expansion valve

tipe thermal.

Pembukaan valve sangat bergantung dari besar

kecilnya tekanan Pf dari Heat sensitizing tube. Bila temperatur

lubang keluar ( out let ) evaporator dimana alat ini ditempelkan

8 - 25
meningkat, maka tekanan Pf > dari tekanan Ps + Pe, maka

refrigerant yang disemprotkan akan lebih banyak. Sebaliknya bila

temperatur lubang keluar ( out let ) evaporator menurun maka

tekanan Pf < Ps + Pe, maka refrigerant yang disemprotkan akan

lebih sedikit.

Ps : tekanan pegas

Pe : tekanan uap didalam evaporator

e.Evaporator

Perubahan zat cair dari refrigerant menjadi gas yang terjadi

pada evaporator akan berakibat terjadi penyerapan panas

pada daerah sekelilingnya, udara yang melewati kisi-kisi

evaporator panasnya akan terserap sehingga dengan

hembusan blower udara yang keluar keruang kabin mobil

akan menjadi dingin.

Gambar 8.23. Evaporator

Ada tiga tipe Evaporator yang terbuat dari aluminium yaitu : plate

fin, serpentine fine dan drawn cup, Gambar 12.24.

8 - 26
(a) (b) (c)

Gambar 12. 24. Tipe Evaporator

(a) Tipe Plate Fin Tipe Serpentine fin Tipe Drawn Cup

C. Peralatan Tambahan Pada AC Mobil

1. Standar Kompetensi

Menyebutkan dan menjelaskan fungsi macam-macam

peralatan tambahan pada AC mobil.

2. Kompetensi Dasar

b. Menyebutkan macam-macam peralatan tambahan pada

rangkaian AC mobil.

c. Menggambarkan letak peralatan tambahan pada

rangkaian AC mobil.

d. Menjelaskan fungsi masing-masing peralatan tambahan

pada AC mobil.

Materi Belajar

Peralatan Tambahan pada AC Mobil.

Peralatan tambahan pada AC mobil bukan merupakan

komponen utama, tetapi harus ada. Dengan peralatan tabahan,

kerja AC mobil akan makin sempurna, dapat mengatur tingkat

8 - 27
pengaturan udara seperti yang dikehendaki dan tidak kalah

pentingnya juga berfungsi sebagai alat keamanan. Peralatan

tambahan yang harus ada pada rangkaian AC mobil disebutkan

dan dijelaskan pada uraian berikut.

1. Pressure Switch

Presure switch

berfungsi untuk

mengontrol tekanan

yang terjadi pada sisi

tekanan tinggi antara

receiver dan katup Gambar 8. 25. Letak pressure switch

ekspansi, bila tekanan

siklus refrigerant terlalu

berlebihan, baik terlalu

tinggi (melebihi 27

kg/cm2) maupun terlalu

rendah (kurang dari 2,1

kg/cm2) secara

otomatis akan memutus

switch ke posisi OFF

sehingga magnetic

clutch memutuskan

8 - 28
hubungan putaran

mesin ke kompresor.

Dengan pressure switch AC dapat terhindar dari tekanan

kerja yang terlalu tinggi maupun terlalu rendah. Tekanan kerja

AC yang tidak normal  terlalu tinggi maupun terlalu rendah,

dapat menyebabkan terjadinya kerusakan komponen AC,

bahkan dapat menyebabkan terjadinya ledakan.

Sesuai dengan fungsi dan tujuannya tersebut, pressure

switch dipasang diantara receifer dan expansion valve, Gambar

8.25.

Pressure switch ada

dua jenis, yaitu tipe dual dan

tipe single. Tipe dual

menggunakan satu switch

untuk dua keadaan tekanan

terlalu tinggi atau terlalu

rendah. Pada tipe single,

dua tekanan yang terlalu

tinggi dan terlalu rendah

tersebut masing-masing

dikendalikan dengan satu

switch.

Gambar 8.26. Pressure Switch tipe Dual

8 - 29
2. Alat Pencegah Pembekuan (Anti Frosting Devices)

Jika terjadi pembekuan dan terbentuk es pada fin

evaporator akan menyebabkan kerja pendinginan udara tidak

efektif. Untuk menghidari berkurangnya efek pendinginan yang

disebabkan pembekuan pada fin evaporator yang terlalu dingin <

0oC, rangkaian AC dilengkapi dengan alat pencegah pembekuan

(anti frosting devices). Peralatan ini ada dua jenis, yaitu tipe

thermistor dan tipe EPR.

Tipe Thermistor

Thermistor dipasang pada fin evaporator, bekerja dengan

mengontrol temperatur fin. Bila temperatur fin menurun < 0oC,

maka magnetic clutch akan mati dan kompresor akan berhenti

berputar.

Tipe EPR (Evaporator Pressure Regulator)

Alat pencegah pembekuan tipe EPR dipasangkan diantara

evaporator dan kompresor, lihat Gambar 12. 27. Dengan tipe

ini, jumlah refrigerant yang mengalir dari evaporator ke

kompresor diatur, dan tekanan di dalam evaporator dijaga tetap

agar tidak kurang dari 1,9 kg/cm2, sehingga menjaga temperatur

fin evaporator tidak turun sampai di bawah 0 oC. Dengan

demikian tidak sampai terjadi pembekuan pada fin evaporator.

8 - 30
Gambar 8. 27. Letak EPR Gambar 8. 28.

Konstruksi EPR

3. Mekanisme Pencegah Mesin Mati (Stabilizer Putaran

Mesin)

Prinsip kerja dari

mekanisme pen-cegah

mesin mati ini adalah ketika

mesin idling dan kompresor

bekerja, RPM mesin

menurun hingga mencapai


Gambar 8. 29. Pencegah mesin mati
batas minimum, akan

8 - 31
menghentikan magnetic

clutch, sehingga kompresor

berhenti bekerja dan RPM

mesin akan normal

kembali. Untuk mendeteksi

putaran mesin,

dipasangkan sirkuit

penghitung pulsa dari

kumparan primer ignition

coil.

4. Peralatan Idle Up

Peralatan idle up digunakan untuk meningkatkan putaran

mesin ketika AC hidup/dihidupkan pada saat putaran mesin idle,

sehingga mesin tidak sampai mati. Kondisi ini sangat diperlukan

ketika jalanan macet sementara AC harus tetap hidup. Tanpa alat

ini kerja mesin akan menjadi sangat berat karena harus

mengangkat beban kompresor sehingga mesin akan mati dan

kenyamanan berkendaraan akan menjadi terganggu.

Peralatan idle up berbeda tergantung pada tipe mesin dan

sistem bahan bakar mesin. Untuk jenis mobil konvensional

(menggunakan karburator) digunakan vacuum switching valve

8 - 32
(VSV) serta sebuah actuator untuk membuka throttle, sehingga

putaran idle mesin meningkat ketika AC bekerja, Gambar 8.30.

Gambar 8.30. Idle Up Mesin


Konvensional
Gambar 8. 31. Idle Up Mesin EFI

Untuk mobil dengan mesin EFI, digunakan VSV yang

dilengkapi diapraghma yang menyebabkan udara akan melalui

surge tank, dan ECU akan menginjeksikan sejumlah tambahan

bahan bakar sesuai dengan udara bypass, sehingga idling mesin

akan meningkat.

5. Sistem Pelindung Tali Penggerak Kompressor

Alat ini digunakan untuk melindungi tali penggerak

kompresor agar tidak putus ketika kompresor mengalami

8 - 33
kemacetan. Bila kompresor mati karena kerusakan, maka alat ini

akan menjadikan magnetic clutch dan VSV idle up off secara

otomatis sehingga tali penggerak kompresor tidak putus, Gambar

12.32 dan 12.33. Selain itu juga menyebabkan indikator lampu

AC akan berkedip untuk memberitahukan adanya kerusakan

yang terjadi pada AC.

Gambar 8.32. Alur kerja sistem pelindungGambar 8.33. Letak dan prinsip kerja
tali penggerak kompresor. pelindung tali penggerak
kompresor.

8 - 34
6. Sistem kontrol kompressor dua tingkat (mode

ekonomi)

AC tipe airmix,

dengan kompresor berputar

pada beban penuh yang

temperaturnya mencapai

batas limit hingga terjadi

pembekuan pada fin

evaporator ( 3oC), hal ini Gambar 8.34. Kontrol kompresor dua


tingkat
akan banyak menyerap

tenaga mesin. Dengan

menggunakan peralatan ini

dan diset pada switch

ekonomi akan menghemat

banyak pemakaian karena

kompresor akan off pada

10oC temperatur fin bukan

3oC seperti pada keadaan

normal.

7. Magnetic Valve

Terletak antara receifer dan expansion valve dan dipakai

pada sistem pendingin tipe dual. Pengontrol temperatur ini

8 - 35
bekerja dengan cara membuka dan menutup magnetic valve

yang secara paralel akan bekerja membuka dan menutup siklus

pendingin.

8 - 36
Gambar 8.36. Magnetic Valve

Gambar 8.35. Letak Magnetic Valve

Letak Komponen Utama dan Perlengkapan Tambahan AC

Mobil.

Letak komponen pada AC mobil sangat bergantung dari

jenis mobilnya, namun demikian perbedaan letak ini tidaklah

mempengaruhi urutan dari komponen tersebut, contoh gambar

dibawah menunjukkan letak masing-masing komponen baik

utama maupun tambahan pada mobil jenis sedan maupun

minibus yang memiliki ruang mesin dibagian depan.

8 - 37
Gambar 8.37. Letak Komponen Utama dan Perlengkapan

Tambahan AC Mobil.

D. Rangkaian Kelistrikan AC Mobil

Standar Kompetensi

Merawat dan memperbaiki rangkaian kelistrikan AC mobil.

Kompetensi Dasar

1. Merawat dan memperbaiki rangkaian kelistrikan komponen

utama AC mobil.

2. Merawat dan memperbaiki rangkaian kelistrikan alat-alat

kontrol AC mobil.

8 - 38
Materi Belajar

Instalasi Listrik

1. Kopling magnet & motor kipas pendingin kondensor

Gambar 8.38. Rangkaian kelistrikan kopling magnet

dan motor kipas pendingin kompresor

8 - 39
Kopling magnet yang berfungsi untuk menghubungkan

dan memutuskan putaran poros kompresor dengan poros mesin,

harus dapat bekerja berdasarkan kontrol temperatur evaporator.

Untuk itu pada evaporator dilengkapi dengan sakelar

kontrol temperatur (Termostat) yang bekerja memutus arus

pengendali pada relai bila evaporator sudah mencapai suhu

tertentu, sehingga kompresor berhenti bekerja.

Motor kipas kondensor biasanya paralel dengan kopling

magnet, bekerjanya juga diatur oleh sakelar kontrol temperatur.

2. Rangkaian pada Evaporator

Instalasi listrik pada evaporator biasanya terbagi atas

komponen-komponen sebagai berikut :

 Motor blower dan pengatur putaran

 Termostat

Motor blower & pengatur putaran

Keterang

an :

O:

Mot

8 - 40
or

mati

L:

Mot

or

put

ara

ren

dah

M:

Mot

or

put

ara

me

diu

H:
Gambar 8. 39. Rangkaian listrik motor blower dan
pengatur putaran Mot

or

put

ara

8 - 41
n

ting

gi

1. Saklar

termostat

( Saklar

kontrol

temperatur)

2. Saklar motor

blower

- Pengatur

putaran

motor blower

evaporator

dilakukan

dengan

memasang

tahanan

seperti

gambar

8 - 42
- Untuk motor

blower yang
Gambar 8.40. Motor blower dan pengatur putaran
besar,

pengatur

putaran

dilengkapi

pada motor

itu sendiri

(seperti pada

motor

penghapus

kaca)

Termostat

1. T

8 - 43
a

2. P

tr

3. S

8 - 44
l

Gambar8. 41. Termostat (pengatur suhu)

8 - 45
Gambar 8.42. Detail Termostat (pengatur suhu)

Bagian pipa kontrol temperatur diisi dengan cairan yang

sensitif terhadap perubahan suhu evaporator dan pipa itu

didempetkan dengan pipa evaporator. Bila temperatur evaporator

naik, tekanan cairan dalam pipa kontrol juga naik sampai kontak

pemutus berhubungan, kompresor bekerja sampai suhu

evaporator turun lagi, tekanan cairan pipa kontrol juga akan turun

demikian seterusnya.

Lamanya kompresor bekerja dapat diatur dengan

memutar selektor temperatur, hal ini berarti, tekanan cairan

dalam pipa kontrol diimbangi dengan tekanan pegas.

8 - 46
Jenis lain dari termostat ini adalah model thermistor yang

biasanya berfungsi bersama unit kontrol sistem AC.

Sistem Kontrol (Pengaman)

Sistem kontrol pada AC mobil dipasang untuk mencegah

kerusakan-kerusakan yang terjadi pada kompresor atau bagian-

bagian lain apabila terjadi kesalahan-kesalahan dalam instalasi

sistem AC mobil.

Sistem kontrol itu berupa sakelar yang bekerja

memutuskan aliran listrik ke kopling magnet, bila tekanan atau

temperatur zat pendingin terlalu tinggi atau terlalu rendah.

Dengan demikian kompresor tidak akan bekerja bila

kesalahan-kesalahan seperti di atas terjadi dalam sistem, maka

kerusakan yang lebih besar akibat kesalahan itu dapat di hindari.

Sistem control tersebut adalah:

1. Pengontrol tekanan tinggi

2. Pengontrol tekanan rendah

3. Pengontrol temperatur

8 - 47
1. Pengontrol Tekanan Tinggi

Gambar 8.43. Pengontrol Tekanan Tinggi

Komponen ini dipasang pada saluran tekanan tinggi atau

pada filter/saringan dalam keadaan normal kontak akan

terhubung, bila tekanan zat pedingin sudah melebihi kira-

kira 23 bar kontak akan terbuka, aliran listrik ke kopling

magnet terputus/tidak bekerja.

8 - 48
2. Pengontrol Tekanan Rendah

Gambar 8.44. Pengontrol Tekanan Rendah

Kontak akan memutuskan hubungan bila tekanan zat

pendingin dalam sistem kurang dari 1,5 bar, karena kebocoran

atau pada waktu pengisian volume yang masih kurang, hal ini

menyebabkan kompresor cepat panas. Pendinginan kompresor

juga dilakukan oleh zat pendingin yang kembali ke saluran hisap,

8 - 49
karena tekanan zat pendingin kecil, maka volume pendingin

kompresor juga hanya sedikit, sementara kompresor terus

bekerja, sehingga dapat terjadi kerusakan kompresor karena

panas.

3. Pengontrol Temperatur

Tekanan dan temperatur akan selalu berkaitan, tekanan

yang tinggi pada zat pendingin akan mengakibatkan

temperaturnya akan tinggi pula, biasanya sebagai ganti

pengontrol tekanan tinggi digunakan pengontrol temperatur, yang

bekerja berdasarkan temperatur, kontak akan memutuskan listrik

ke kopling magnet bila zat pendingin sudah mencapai temperatur

tertentu.

Rangkaian sistem control

1. Relay 3. Pengontrol Tekanan Rendah


2. Pengontrol Tekanan Tinggi 4. Pengontrol Temperatur

Gambar 8.45. Rangkaian kontrol pada AC mobil

8 - 50
Rangkaian Lengkap

Gambar 8.46. Rangkaian Kelistrikan AC mobil lengkap

Komponen sistem kontrol (pengaman) biasanya tidak ke

tiga-tiganya dipasang, sering dipakai hanya 2 atau 1 saja.

Relay mencari massa dengan terminal 50, pada

kumparan fiksasi motor starter dorong sekrup, agar pada saat

motor starter bekerja aliran listrik ke kopling magnet dan kipas

kondensor terputus.

8 - 51
Sakelar mekanis (A) dipasang pada throtel gas atau

dimana saja yang memungkinkan sakelar ini berfungsi untuk

memutuskan aliran listrik ke kopling magnet pada waktu motor

putaran idle, supaya mesin tidak mati pada putaran idle saat

sistem AC hidup.

Ke kopling magnit
Ke 1(-) koil pengapian Sek

eru

pen

yet

el :

Ber

fun

Gambar 8.47. Sekrup penyetel kopling magnet gsi

unt

uk

me

nga

tur

cep

at

ata

8 - 52
lam

bat

nya

kop

ling

ma

gne

me

ngh

ubu

ng

ses

uai

den

gan

put

ara

mot

or

Ada juga pengganti sakelar mekanis ini dipasang sebuah

relay elektronika yang dapat menghubungkan dan memutuskan

aliran listrik ke kopling magnet berdasarkan induksi dari koil

8 - 53
pengapian. Relay secara otomatis akan memutus aliran listrik ke

kopling magnet pada waktu putaran idle.

Kedua cara di atas dipakai bila pada karburator tidak

dilengkapi dengan sistem idle up yang berfungsi untuk

meninggikan putaran idle motor pada saat sistem AC dihidupkan.

Gambar 8.48. Kelistrikan pada katup elektromagnetis idle up

Bila sistem AC dihidupkan katup elektro magnetis akan

terbuka, kevakuman di bawah trotel akan menarik membran ke

atas dan membuka trotel sedikit, sehingga daya motor waktu idle

bertambah.

8 - 54
E. Kerusakan Dan Perbaikan Ac Mobil

Standar Kompetensi

Mengidentifikasi kerusakan dan memperbaiki AC mobil.

Kompetensi Dasar

1. Menyebutkan tanda-tanda bahwa AC mobil dalam

keadaan tidak normal, penyebabnya dan menjelaskan

pemecahannya atau perbaikannya.

2. Mengisi refrigerant ke dalam sistem AC mobil.

3. Mengetes kebocoran pada rangkaian sistem AC mobil.

8 - 55
4. Membongkar, memperbaiki kerusakan atau mengganti

dan memasang kembali komponen AC mobil.

MATERI BELAJAR

1. Kerusakan pada AC Mobil

Ciri-ciri siklus pendingin tidak normal, penyebab dan

pemecahannya.

a. Refrigerant kurang.

Pada kondisi ini, terlihat gejala sebagai berikut :

1). Udara yang keluar dari sistem pendingin tidak

terlalu dingin.

2). Pada kaca pengintai terlihat banyak gelembung.

3). Pemeriksaan dengan manifold gauge

menunjukkan:

Pengukur tekanan rendah : 0,8 kg/cm2 ( 11 psi, 78 kPa

Pengukur tekanan tinggi : 8,0 kg/cm2 ( 114 psi, 882

kPa )

Kemungkinan penyebabnya : terdapat kebocoran

pada siklus pendinginan.

Pemecahannya : Periksa kebocoran dengan

menggunakan detektor kebocoran dan perbaiki.

b. Pengisian refrigerant berlebihan.

Pada kondisi ini, terlihat gejala sebagai berikut :

1). Pendinginan tidak maksimum.

8 - 56
2). Pemeriksaan pada manifold gauge :

Pengukur tekanan rendah : 2.5 kg/cm2 ( 36 psi, 245

kPa )

Pengukur tekanan tinggi : 20 kg/cm2 ( 248 psi, 1.961

kPa )

Kemungkinan penyebabnya :

1). Dalam pengisian refrigerant terlalu berlebihan.

2). Kondenser tidak bekerja dengan baik.

3). Kopling fluida kipas radiator slip.

4). Tali kipas kompresor kendor.

Pemecahannya :

1). Kurangi jumlah refrigerant.

2). Bersihkan kondenser.

3). Periksa kopling fluida kipas radiator, bila rusak

ganti.

4). Stel tali kipas.

c. Terdapat udara didalam siklus.

Pada kondisi ini terlihat gejala sebagai berikut :

1). AC tidak terlalu dingin.

2). Pemeriksaan pada manifold gauge :

Pengukur tekanan rendah : 2.5 kg/cm2 ( 36 psi, 245

kPa )

Pengukur tekanan tinggi : 23 kg/cm2 ( 327 psi,

2.256 kPa )

8 - 57
Kemungkinan penyebabnya :

Ada udara di dalam siklus pendingin.

Pemecahannya :

1). Periksa kotoran oli dan jumlahnya.

2). Bila oli berwarna hitam (kotor), bersihkan dengan

minyak tanah dan semprot dengan kompresor

angin.

3). lakukan penyedotan kevakuman kembali.

4). Ganti receifer.

d. Terdapat uap air didalam siklus.

Pada kondisi ini terlihat gejala sebagai berikut :

1). Kadang dingin kadang tidak

2). Pemeriksaan pada manifold gauge :

Pengukur tekanan rendah : 50 cmHg (1,5 kg/cm2)

Pengukur tekanan tinggi : 7 = 15 kg/cm2

Kemungkinan penyebabnya :

Pada expansion valve terjadi penyumbatan oleh

gumpalan es.

Pemecahannya :

1). Ganti Receifer/Dryer

2). Lakukan pemompaan kevakuman, untuk

membuang uap air.

3). Perhatikan jumlah refrigerant yang sesuai dalam

pengisian.

8 - 58
e. Refrigerant tidak bersirkulasi.

Pada kondisi ini terlihat gejala sebagai berikut :

1). AC tidak dingin

2). Pemeriksaan pada manifold gauge :

3). Pengukur tekanan rendah : 76 cmHg ( sangat

rendah )

Pengukur tekanan tinggi : 6 kg/cm2 ( 85 psi / 588 kPa

Kemungkinan penyebabnya :

Pada expansion valve terjadi penyumbatan.

Pemecahannya :

1). Lepas expansion valve, bersihkan dan tes. Bila

sudah rusak ganti.

2). Ganti Receifer/Dryer.

3). Perhatikan jumlah refrigerant yang sesuai dalam

pengisian.

f. Ekspansion valve tidak bekerja dengan baik.

Pada kondisi ini terlihat gejala sebagai berikut :

1). AC kurang dingin

2). Pemeriksaan pada manifold gauge :

Pengukur tekanan rendah : 2,5 kg/cm2 ( 36 psi / 245

kPa )

Pengukur tekanan tinggi : 19 - 20 kg/cm2 ( 270 –

264 psi / 1.863 – 1.961 kPa )

8 - 59
Kemungkinan penyebabnya :

1). Expansion valve rusak atau pemasangan Heat

sensitizing salah.

2). Penyetelan aliran tidak baik

3). Pada evaporator terlalu banyak refrigerant dalam

bentuk cair.

Pemecahannya :

1). Periksa pemasangan heat sensitizing.

2). Periksa expansion valve, bila rusak ganti.

g. Tidak ada kompresi pada kompresor.

Pada kondisi ini terlihat gejala sebagai berikut :

1). AC tidak dingin

2). Pemeriksaan pada manifold gauge :

Pengukur tekanan rendah : terlalu tinggi

Pengukur tekanan tinggi : terlalu rendah

Kemungkinan penyebabnya :

1) Kompresor rusak.

2). Katup kompresor rusak.

Pemecahannya :

1). Bongkar dan perbaiki kompresor

2). Ganti kompresor dengan type dan kapasitas yang

sama.

8 - 60
2. Mengisi Refrigerant pada

sistem AC Mobil.

a. Mengenal Refrigerant

( zat pendingin )

Refrigerant atau zat

pendingin mempunyai

kemampuan menyerap

panas dalam jumlah

yang besar dan pada


Gambar 8.49. Botol Freon
proses itu disertai R 12

dengan perubahan

wujud yaitu dari cair

menjadi gas. Zat

pendingin yang sering

digunakan pada

sistem AC mobil

adalah R 12 atau juga

dikenal dengan CFC 12

(fluorinated

hydrocarbon).

Kelebihan zat

pendingin ini antara lain

1). mendidih pada –29,8oC dalam tekanan atmosfir.

8 - 61
2). Stabil pada temperatur tinggi maupun rendah.

3). Tidak menimbulkan reaksi terhadap logam.

4). Dapat larut bila dicampur dengan minyak.

5). Kurang bereaksi terhadap karet.

6). Tidak berwarna dan tidak berbau.

Kekurangannya adalah dapat mempengaruhi

penipisan lapisan ozon pada atmosfir bumi yang

menjaga terjadinya radiasi sinar Ultra Violet dari

matahari dan menimbulkan efek rumah kaca.

Refrigerant (Zat

Pendingin) lain

yang sekarang

banyak dijumpai dan

lebih ramah

terhadap ozon serta

memiliki efektifitas

pendinginan lebih

baik adalah HFC

134a atau R 134a.

Refrigerant yang
Gambar 8.50. Botol Freon R 134a
dipakai sebagai

8 - 62
alternatif pengganti

lainnya adalah:

ternary blend yang merupakan campuran dari zat

pendingin yang

berbeda seperti : HCF22, HFC152a dan HCFC124

dan yang sudah sangat kita kenal yaitu gas alam cair (

LPG ) meskipun zat ini sangat mudah terbakar,

sehingga pada beberapa negara tertentu penggunaan

LPG ini tidak diijinkan lagi.

b. Mengenal Pelumas Kompressor.

Pelumas

kompresor diperlu-

kan untuk

melumasi

bantalan-bantalan Gambar 8. 51. Oli Pelumas Kompresor

serta bidang

permukaan yang

saling bergesekan.

Oleh karena

pelumas pada

kompresor ikut

bersirkulasi

dengan

8 - 63
refrigerant, maka

dibutuhkan oli

khusus untuk

kompresor.

Oli kompresor terdiri dari berbagai tingkatan

dan jenis yang diolah sedemikian rupa sehingga

menghindari timbulnya busa dan belerang. Selain itu

oli kompresor sangat bergantung dengan jenis

refrigerant yang digunakan dan secara spesifik dapat

diuraikan :

1). untuk refrigerant R12 : digunakan pelumas mineral.

2). untuk CFC 134a : digunakan PAG (Poly Alkylene

Glycol ) atau pelumas Ester.

Jumlah oli kompresor dalam keadaan kosong maupun

sebagai tambahan karena penggantian komponen

adalah sebagai berikut:

 kosong (pemasangan baru)..... 100 cc

 ganti receifer........................... 20 cc

 ganti condensor ...................... 40 – 50 cc

 ganti evaporator ..................... 40 – 50 cc

c. Cara Mengisi Refrigerant.

Sebelum mengisi refrigerant, sistem rangkaian AC

harus dalam keadaan kosong, tidak ada udara

ataupun uap air yang tersisa didalamnya. Untuk

8 - 64
mengosongkan sistem rangkaian ini lakukanlah

langkah pengosongan dengan menggunakan Pompa

Vakum.

Prosedur pengosongan :

1). Tutup kedua

katup manifold

gauge.

2). Pasang manifold

gauge ke

kompresor

dengan selang Gambar 8. 52. Pengosongan AC

merah ke nipel

tekanan tinggi

dan selang biru

ke nipel

tekanan

rendah serta

selang hijau ke

8 - 65
pompa vakum

(Gambar 52).

3). Bukalah salah satu katup manifold dan hidupkan

pompa vakum.

4). bacalah ukuran pada vakum gauge, hingga

menunjukkan angka +/- 600 mmHg ( 23,62 inHg;

80 kPa )

5). bukalah sisi katup manifold yang lain agar vakum

bekerja dari dua sisi untuk lebih mengefisienkan

kerja pompa vakum.

6). baca kembali ukuran pada vakum gauge dan

pastikan sistem telah bersih dari udara maupun

uap air dengan angka penunjuk berada pada

angka 750 mmHg ( 29,53 in Hg; 99,98 kPa )

7). biarkan pompa vakum tetap hidup kurang lebih

selama 30 menit.

8). tutup kedua katup manifold sebelum mematikan

pompa vakum.

9). tunggu kurang lebih 15 menit dan amati angka

penunjuk meteran. Bila terjadi penurunan maka

berarti dalam sistem rangkaian masih terjadi

kebocoran.

8 - 66
10). Cari kebocoran dengan alat deteksi kebocoran

sampai ditemukan dan perbaiki.

Pengisian Refrigerant.

Sebelum memulai pengisian refrigerant, pastikan

langkah-langkah berikut sudah dilakukan :

1). Rangkaian sistem masih terpasang dengan benar.

2). Selang masih terpasang dengan manifold gauge

warna merah ke nipel tekanan tinggi, warna biru ke

nipel tekanan rendah dan warna hijau ke tangki

refrigerant atau alat pengisi.

3). Refrigerant yang akan digunakan tersedia dengan

cukup.

4). Singkirkan alat-alat yang masih ada di sekitar

mesin untuk menghindari terjadinya kecelakaan.

8 - 67
Langkah pengisian

1). Pemasangan selang

pada tabung

refrigerant.

 Sebelum

memasang

selang, putarlah

handle

berlawanan arah

jarum jam

sampai jarum

katupnya tertarik

penuh.

 Putarlah disc

berlawanan arah

jarum jam,

sampai posisi

habis.

 Hubungan

selang warna

hijau ke tabung

refrigerant.

8 - 68
 Putarlah disch
Gambar 8.53. Pengisian Freon
searah jarum jam

dengan tangan.

 Putarlah handle searah jarum jam untuk

membuat lubang, dan putarlah kembali

berlawanan arah jarum jam agar gas dapat

mengalir ke selang.

 Tekanlah niple no 4 pada manifold gauge

dengan jari tangan sampai udara keluar dari

selang tengah.

 Bila udara sudah keluar (ditandai dengan

keluarnya refrigerant) tutuplah niple no 4

dengan tutup niple.

2). Pemeriksaan Kebocoran awal.

 Bukalah keran katup tekanan tinggi pada

manifold gauge agar gas masuk kedalam

sistem. ( tabung menghadap keatas ).

 Bila pengukur tekanan rendah sudah

menunjukkan 1 kg/cm2 ( 14 psi; 98 kPa ) tutup

keran manifold tekanan tinggi.

 Periksalah kebocoran pada sistem dengan

menggunakan detektor.

8 - 69
3). Pengisian Refrigerant dalam bentuk cair.

 Balikkanlah

tabung

refrigerant

menghadap

kebawah agar isi

refrigerant yang

keluar dalam

bentuk cair.

 Buka katup

tekanan tinggi.

 Periksalah kaca

pengintai sampai

aliran refrigerant

berhenti mengalir

dan tutuplah

keran.

 Amati kedua

pengukur, Gambar 8.54. Pengisian Freon Cair

tekanan tinggi

maupun tekanan

rendah.

Keduanya harus

8 - 70
menunjukkan

tekanan yang

sama.

4). Pengisian Lanjutan.

 Baliklah tabung

refrigerant meng-

hadap keatas

agar isi

refrigerant keluar

dalam bentuk

gas.

 Hidupkan mesin

dan biarkan

beberapa menit

untuk

pemanasan.

 Hidupkan switch

AC, dan amati

pengukur
Gambar 8.55. Pengisian Lanjutan
tekanan manifold

8 - 71
gauge tanda

merah harus

terlihat pada

tekanan tinggi

dan tanda biru

pada tekanan

rendah tetapi

tidak vakum.

 Buka sedikit demi sedikit katup manifold gauge

warna biru. (besar kecilnya pembukaan akan

mempengaruhi jumlah refrigerant yang mengalir

dalam sistem.

 Amati gelas pantau dan bila jumlah gelembung

menjadi semakin sedikit dan lembut

menunjukkan bahwa pengisian sudah cukup.

 Tutup katup manifold gauge, dan baca pengukur

tekanan rendah 1,5 – 2,0 kg/cm2 dan tekanan

tinggi 14,5 – 15 kg/cm2

3. Test Kebocoran pada sistem AC mobil.

Siklus pendingin AC merupakan suatu rangkaian tertutup,

oleh sebab itu kebocoran sekecil apapun akan dapat

mengurangi kinerja dari sistem tersebut. Pengetesan

kebocoran paska pengisian merupakan prosedur yang

8 - 72
sangat lazim dilakukan untuk memberikan pelayanan

yang optimal bagi pelanggan.

Ada beberapa prosedur pemeriksaan kebocoran yaitu:

a. Untuk kebocoran yang cukup besar bisa dilakukan

menggunakan larutan air sabun.

b. Untuk kebocoran yang baru dirasakan kurang dingin

dapat menggunakan alat deteksi kebocoran Halide

torch.

c. Untuk tingkat kebocoran yang lebih kecil lagi dapat

menggunakan detektor listrik.

4. Membongkar, memperbaiki/mengganti kerusakan dan

memasang kembali komponen AC mobil.

Perbaikan AC mobil harus dilakukan dengan urutan

langkah yang benar serta ketelitian yang sungguh-

sungguh. Untuk mempermudah pemahaman, pekerjaan

ini akan disajikan dalam bentuk lembar kerja yang

dilengkapi dengan gambar-gambar penjelas.

Tujuan dari pekerjaan ini adalah untuk perbaikan

dan atau penggantian komponen AC mobil yang

mengalami gangguan atau kerusakan. Seluruh tahapan

latihan pekerjaan ini benar-benar harus dialami oleh

peserta, agar kompetensi dari kegiatan pembelajaran ini

dapat tercapai.

8 - 73
Daftar Pustaka

Anonim, 1993. Materi Pelajaran Engine Group Step 1, Jakarta : PT. Toyota

Astra Motor.

Anonim, 1993. Materi Pelajaran Engine Group Step 2, Jakarta : PT. Toyota

Astra Motor.

Anonim, 1993. New Step 2 Training Manual, Heater & Air Conditioning

system Jakarta : PT. Toyota Astra Motor.

Anonim, tth. Text Book Air Condition. Jakarta: PT. Indomobil Suzuki

International.

Crouse, William H, dan Anglin, Donald L, 1986. Automotive Engines. New

York : Mc Graw Hill.

Juni Handoko, 2008. Merawat dan Memperbaiki AC Mobil. Jakarta: Kawan

Pustaka.

Toboldt, William K, dan Johnson, Larry, 1977. Automotive Encyclopedia.

South Holland : The Goodheart Willcox.


Zul, 1995. Sistem Pengatur Suhu Udara Otomobil, Otoserial 1 – 8. Jakarta:

Tabloit Otomotif No. 18/V, Senin 11 September 1995 sampai dengan

No. 25/V, Senin 30 Oktober 1995.

Anda mungkin juga menyukai