A. Uraian Materi
Evaporal
Plpa tekanan tinggi
Kompresor
Receiver
Kondensor
Pengaturan temperatur udara di dalam kabin kendaraan dilakukan dengan dua cara
yaitu,
Sirkulasi udara dilakukan oleh blower, sirkulasi udara pada kendaraan yang
menggunakan AC dapat dibagi menjadi 2 yaitu, sirkulasi udara dari luar ke dalam kabin dan
sirkulasi udara dalam kabin. Baik udara yang diambil dari luar atau dalam kabin untuk
dilewatkan ke evaporator atau heater akan terlebih dahulu dilewatkan filter udara untuk
menjamin udara yang disirkulasikan bersih dan tidak mengotori evaporator dan komponen
lain yang dilewati.
Pada siang hari cuaca yang panas beban AC lebih besar dari pada pada cuaca
mendung. Radiasi panas sinar matahari menerpa kendaraan sehingga kendaraan menjadi
panas, apalagi kendaraan banyak bagian kaca yang mudah tertembus sinas matahari maka
beban matahari semakin besar. Panas juga berasal dari panas mesin dan knalpot, untuk
mencegah panas mesin dan knalpot masuk ke dalam ruang penumpang maka dipasang
isolator panas pada bagian penyekat ruang mesin dengan ruang penumpang, dan pada
lantai kendaraan yang dekat dengan saluran knalpot. Semakin banyak jumlah penumpang
semakin besar panas yang dikeluarkan oleh penumpang, sehingga beban AC juga semakin
tinggi.
c. Komponen Utama Sistem AC
Komponen tekanan rendah sistem AC terdiri dari evaporator dan saluran tekanan
rendah.
Saat sistem AC di-On-kan, maka tenaga putar poros engkol diteruskan untuk
memutar poros kompresor AC. Refrigeran di dalam kompresor dalam bentuk uap ditekan
oleh kompresor sehingga tekanan naik sampai 15 kg/cm2, selanjutnya refrigeran mengalir
Kompresor model ini memiliki dua buah piston yang dihubungkan ke poros
engkol menggunakan batang piston. Saat poros engkol berputar maka piston akan
bergerak naik-turun. Gerakan turun digunakan untuk menghisap refrigeran dari
evaporator masuk ke dalam silinder kompresor. Gerakan naik digunakan untuk
menekan refrigeran sehingga tekanan naik, melalui katup keluar refrigeran mengalir ke
kondensor. Kelebihan kontruksi ini sangat sederhana, kelemahan pada stabilitas aliran
yang rendah.
Valve con
Valve stopper
Discharge valve
Suction vi
Valve plate
Piston
Shaft sea
Cranksha
Down-stroke
Wobble
Low Pressure Piston P ate
R"
Vapou
rorcs
Intake/Discharge
Pada umumnya, tekanan pada saluran tekan lebih besar dari ruang di bawah
piston. Tekanan di bawah piston dapat lebih besar atau sama dengan tekanan pada
saluran tekan kompresor. Pada langkah kerja kompresor yang maksimum, tekanan
di bawah piston sama dengan tekanan pada bagian hisap. Sedangkan pada langkah
kerja kompresor yang minimum, tekanan di bawah piston lebih besar dari pada
tekanan pada bagian hisap.
f
A/C Demand Wobble Plate
(Reduced or
Pivot
Maximum Minimum Angle)
Displacement
Contra
Va \ e
Wobble Plate
(Maximum Angle)
Kompresor model swash plate menggunakan piston yang bekerja pada kedua
sisinya, jadi kompresor 5 piston sama dengan memiliki 10 piston, kompresor 6 piston
sama dengan memiliki 12 piston. Saat poros kompresor berputar, maka swash plate
juga berputar, gerak putar swash plate menyebabkan piston gerak bolak balik. Sisi
depan piston melakukan proses tekan, maka sisi piston lagi melakukan proses hisap.
Kelebihan model ini adalah stabilitas sirkulas sangat baik karena mempunyai piston
yang banyak dan konstruksi sederhana.
5) Model scroll
Kompresor model scroll memiliki komponen utama scrol yang diletakkan pada
silinder, pada dinding silinder terdapat saluran masuk, disisi tutup silinder terdapat
saluran keluar. Kontruksi scroll berbentuk spiral seperti spiral obat nyamuk bakar. Saat
scroll diputar maka referigeran yang terjebak pada ujung spiral akan ditekan, karena
saat diputar volume semakin kecil. Model scroll termasuk kompresor gerak putar,
berbeda dengan model piston, woble plate dan swash plate yang menggunakan gerak
bolak-balik piston.
Fed Co
C utch Front
Pressure Plate
Discharge-
Valve
Clutch
Rotor Pulley
Discharge Fixed
Pressure Movab e Scroll
Area Scroll
6) Model vane
Saat rotor berputar maka terdapat salah satu sisi vane yang berhubungan dengan
saluran masuk volumenya semakin membesar, sehingga refrigeran terhisap masuk ke
c. Kondensor
d. Receiver
Receiver berfungsi sebagai filter yaitu menyaring kotoran pada cairan refrigeran
hasil kondensasi, memisahkan refrigeran bentuk uap dan bentuk cair dan menyerap uap air
yang terkandung pada refigerat (fungsi dryer) karena pada receiver terdapat zeolite yang
Pada receiver terdapat saliran masuk dan saluran keluar. Saluran masuk
dihubungkan ke kondensor sedangkan saluran keluar dihubungkan ke katup ekpansi.
Pada receiver juga terdapat kaca pandang (sight glass) untuk melihat sirkulasi refrigeran
dan menentukan jumlah refrigeran. Jumlah refrigeran cukup baik bila kaca terlihat
bening, saat AC di hidupkan akan terlihat gelembung beberapa saat kemudian akan
terlihat bening lagi. Pada beberapa jenis receiver dilengkapi dengan fussible plug yang
berguna untuk melindungi komponen-komponen pada sistem AC dari kerusakan.
Karena pemikiran perlindungan terhadap lingkungan, maka pada AC dengan sistem
R134a fussible plug tidak lagi digunakan, namun diganti dengan pressure relief valve
yang dipasang pada kompresor.
Katup ekspansi merupakan katup pembatas tekanan rendah dengan tekanan tinggi.
Katup ekpansi merupakan saluran yang sangat kecil, sehingga saat refrigeran melewati
katup ekpansi maka refrigeran dalam bentuk cair mengembang dengan cepat sehingga
berubah menjadi bentuk butiran-butiran yang sangat kecil.
1) Katup ekspasi model orifice tube
Model katup ekspansi ini merupakan yang paling sederhana, dimana sebuah
pipa kecil di pasang di saluran. Pipa kecil tersebut membatasi antara bagian tekanan
tinggi dengan bagian tekanan rendah, dimana refrigeran cair berubah bentuk menjadi
uap pada sisi tekanan rendah yang menuju evaporator.
Evaporator
Fine Mesh
Fine Mesh Filter Outlet
Filter Inlet
O Rings
Ruangan di atas membran, pipa kapiler dan tabung kontrol diisi dengan
cairan khusus yang sensitif terhadap perubahan temperatur. Tabung kontrol dan
pipa kapiler ini ditempelkan dengan pipa keluar evaporator untuk mendeteksi
temperature saluran keluar evaporator.
Bila temperatur evaporator rendah, cairan menyusut, sehingga tekanan
cairan di atas membran tidak mampu melawan tekanan pegas. Katup jarum
bergerak mempersempit saluran masuk ke evaporator, penguapan refigeran
menjadi kecil. Sebaliknya pada saat temperatur evaporator naik, cairan memuai
sehingga tekanan cairan di atas membran akan naik pula, sampai melebihi tekanan
pegas, katup terdorong ke bawah, saluran terbuka lebih lebar, suplai refrigeran ke
evaporator menjadi bertambah, penyerapan panas di evaporator juga bertambah.
Suhu evaporator turun kembali, demikian seterusnya.
Refrigerant inlet
Pipa evaporator
LON
PrMftlMN
iqud
Bentuk dan konstruksi evaporator tidak berbeda dari kondensor, tetapi fungsi
kedua-duanya berlainan. Pada kondensor panas, refrigeran harus dikeluarkan agar terjadi
perubahan bentuk refrigeran dari gas ke cair. Prinsip ini berlaku sebaliknya pada
evaporator, refrigeran cair pada kondensor harus diubah kembali menjadi gas dalam
evaporator. Dengan demikian evaporator harus menyerap panas. Agar penyerapan panas
ini dapat berlangsung dengan sempurna, pipa-pipa evaporator juga diperluas
permukaannya dengan memberi kisi-kisi (elemen) dan kipas listrik (blower), ini dilakukan
supaya udara dingin juga dapat dihembus ke dalam ruangan.
Suhu pipa evaporator dapat diatur dengan menggunakan saklar thermoststik akan
memutus kopling magnet sehingga kompresor tidak dapat bekerja. Cara lain untuk
mengendalikan pembekuan pada evaporator adalah dengan memasang katup by pass gas
panas. Katup tersebut dipasang pada pipa pengeluaran evaporator. Gas panas dari katup
by pass tersebut menjadi tersebut menjadi satu dengan refrigeran kemudian masuk dalam
kompresor. Dengan adanya gas tersebut suhu evaporator naik sehingga pembekuan dapat
dicegah.
Selain dengan katup by pass, suhu evaporator dapat dikontrol dengan katup
pengatur tekanan. Tekanan dalam evaporator mempengaruhi suhu evaporator. Jika
tekanan evaporator naik, maka katup akan membuka dan tekanan yang lebih akan keluar
ke saluran masuk kompresor, sebaliknya jika tekanan turun, katup akan menutup. Ada 3
macam model evaporator yaitu:
g. Hose / Selang AC
R12 R134a
Rubber
Reinforcement
Ruboep
Nitrile
Rubber
Reinforcement
Rubber Nylon
Nitnie
Hingga tahun 1995 sudah dicapai hingga penggunaan refrigeran R12 sudah kurang
dari 50% pada industri otomotif saat itu, bahkan pada tahun 1997 dilaporkan tidak lebih dari
15% produksi otomotif yang masih menggunakan refrigeran R12 tersebut pada sistem AC
nya.Targetnya adalah tahun 2000 lalu semua produksi otomotif tidak lagi diperbolehkan
menggunakan Refrigeran R12 pada produksi barunya.
Untuk konsekuensi di atas, dibuatlah refrigeran pengganti R12 tadi, yaitu R134a
dengan tetap memiliki sifat yang sama dengan R12 antara lain:
1. Merupakan senyawa kimia utama yang stabil untuk membawa panas dan tidak
mudah terbakar.
2. Memiliki karakteristik tidak berbau, tidak berwarna dan tidak bersifat korosif juga
tidak beracun.
R12 R134a
i. Pelumas AC
Pelumas AC atau oli AC dibuat khusus untuk sistem AC. Fungsi pelumas ini untuk
mencegah komponen yang bergesekan dari keausan. Komponen yang bergesekan yaitu
pada kompresor AC, keausan kompresor dapat menyebabkan kinerja kompresor turun
sehingga kinerja AC juga menurun. Pelumas AC pada sistem AC bercampur dengan
refrigeran, sehingga bila pelumas berlebihan maka akan menurunkan kualitas pendinginan.
Berikut beberapa jenis pelumas AC:
3. Pengisian Refrigeran
Sebelum pengisian refrigeran, terlebih dahulu sistem AC divakum untuk menghilangkan/
menghisap uap air yang beredar dalam sistem. Udara yang mengandung uap air akan
mempercepat proses pembekuan refrigeran di dalam sistem akibatnya saluran-saluran akan
tersumbat es.
Pekerjaan ini harus dilakukan pada setiap pengisian sistem yang sudah kosong/habis,
atau sistem yang baru pertama kali diisi. Lamanya melakukan vakum sistem yaitu 15 menit.
Kran tekanan tinggi dan rendah dibuka, sehingga udara dan uap air dapat dikeluarkan dari
dalam sistem oleh pompa vakum.
Sebagai contoh lihat tabel di bawah ini yang menggambarkan titik uap air di dalam
kevakuman. Dengan memperhatikan tabel di bawah, apakah yang terjadi bila dalam sistem AC
terdapat uap air, sedangkan pada saluran hisap kompresor saja temperatur refrigeran sudah
-200C.
Besarnya vakum Titik uap air
mm Hg 0
C
723.9 32
741,2 21
753.4 10
755.9 1
758.4 - 12
Pengisian refrigeran dapat dilakukan dengan dua metode, yaitu dengan mengisi pada
saluran tekanan tinggi atau pada tekanan rendah. Penjelasan secara rinci dari kedua metode
tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah dan link video berikut
https: //www. youtube.com/watch?v=lglPJuBXV eE
Metode: Metode:
a. Untuk pekerja yang belum begitu a. Pengisian dilakukan pada saluran
berpengalaman, lebih baik mengisi hisap kompresor
refrigeran pada tekanan tinggi, b. Kran tabung refrigeran dibuka, kran
karena selama pengisian kompresor saluran tekanan tinggi ditutup
tidak bekerja menekan refrigeran c. Kran tekanan rendah manometer
berbentuk cair (engine mati). dibuka sedikit/pelan-pelan saja agar
b. Tekanan refrigeran pada tabung harus refrigeran yang masuk berupa gas,
dinaikkan dengan cara memanaskan sesuai dengan keadaan refrigeran
refrigeran dalam alat pengisian yang masuk pada saluran hisap
khusus (charging station) kompresor pada waktu sistem bekerja
c. Kran tekanan rendah ditutup, dan normal.
tekanan tinggi dibuka d. Tabung refrigeran tidak boleh dibalik
d. Tabung refrigeran dibalik, agar yang karena tabung yang terbalik
masuk ke dalam sistem adalah menyebabkan refrigeran masuk
refrigeran cair. berbentuk cair akibatnya kompresor
e. Dengan cara ini katup dan bagian lain lebih cepat rusak.
kompresor tidak bekerja berat karena e. Karena tekanan saluran hisap
cairan itu tidak akan kembali ke kompresor cukup rendah, maka
ruangan kompresor tapi terus pengisian pada saluran hisap ini lebih
mengalir ke kondensor. mudah dilakukan, tapi keamanan pada
kompresor kurang terjamin_
Sistem yang terisi penuh pada putaran mesin di atas 2000 rpm tidak akan terlihat
gelembung - gelembung refrigeran pada gelas kontrol. Gelembung - gelembung refrigeran,
yang terlihat pada gelas kontrol menunjukkan pengisian yang kurang dan bila dilihat
tekanannya dengan manometer maka akan terlihat tekanannya belum tercapai.
Pada sistem AC dengan refrigeran R134a pada sight glass/kaca kontrol akan
cenderung terlihat berwarna putih susu sehingga diagnosis dengan menggunakan sight
glass tidak digunakan pada sistem ini. Namun pada sistem AC yang menggunakan R12
hasil pemeriksaaan pada sight glass dapat digunakan sebagai data tambahan untuk
mendiagnosis sistem. Kemungkinan yang dapat terlihat pada sight glass adalah sebagai
berikut.
Gambar 37. (a) Jernih (b) Berbusa/Banyak Gelembung (c) Bergaris-garis (d) Keruh
Jika oli atau garis-garis muncul pada sight glass maka dapat dimungkinkan
dalam sistem kehabisan refrigeran.
4) Sight glass keruh
b. Melihat tekanan
Tekanan refrigeran dalam sistem dapat dilihat dengan manometer. Bila tekanan pada
saluran tekanan rendah sudah menunjukkan 1,5 - 2 bar (21 - 29 psi), dan saluran tekanan
tinggi 14,5 - 15 bar (200 - 213 psi), hal ini menunjukkan sistem sudah terisi penuh. Cara ini,
dapat dilakukan bila kita sudah memastikan sistem AC bekerja normal.
Graduated
Cylinder
Tabung Freon
Vacuum
Pengukur berat
Pump
1) Sistem AC normal
Saat putaran mesin dikondisikan pada putaran > 2000 rpm. Sistem AC yang bekerja
normal pada saluran hisap kompresor refrigeran harus berupa gas dengan tekanan
1,5 - 2 bar (21 - 29 psi). Pada saluran tekan kompresor refrigeran masih berbentuk
gas dengan tekanan 14,5 - 15 bar (200 - 213 psi).
Tekanan yang kurang pada saluran tekan dan saluran hisap kompresor
menunjukkan refrigeran yang beredar dalam sistem volumenya sudah
berkurang. Kekurangan refrigeran yang sudah diisi penuh disebabkan
kebocoran pada sistem, akibatnya sistem AC bekerja tidak efisien (AC kurang
b. Tes temperatur
Tabel perbandingan temperatur udara luar dan temperatur udara dalam saluran
evaporator di bawah ini, dapat dijadikan pedoman untuk tes temperatur.
Bila temperatur udara pada saluran evaporator : 4 - 6°C hal ini berarti pada waktu
kopling magnet menghubung adalah : 6°C dan waktu melepas 4°C.
Persentase kelembaban udara relatif yang lebih besar dapat diturunkan oleh sistem
AC, karena udara yang basah/lembab akan dikeringkan oleh evaporator. Hal ini
terlihat adanya tetesan air (kondensasi) di sekitar pipa - pipa evaporator. Dengan
Higrometer kita dapat mengukur kelembaban udara dalam ruangan AC,
kelembaban udara yang ideal adalah 45 -50% dengan temperatur ruangan 20
-22°C.
a) Kondisi normal
Pemeriksaan sistem AC secara sederhana dapat dilakukan dengan mengukur
suhu selang AC, dan menginterprestasikan hasilnya. Pada kondisi normal maka
selang tekanan rendah temperaturnya dingin, dan pada selang tekanan tinggi
lebih panas.
Bila receiver tersumbat maka temperatur selang tekanan tinggi setelah receiver
menjadi hangat, bahkan bila tersumbat berlebihan maka selang menjadi dingin.
Pengetesan kebocoran pada sistem AC dapat dilakukan dengan cara yang paling
sederhana yaitu dengan menggunakan busa sabun pada bagian sambungan-
sambungan pada saluran refrigeran sistem AC.
5
N Magnetic
Dual pressure clutch
Brower / switch
Ignition GAUGE motor P relay
switch ♦use Blower
resistor
_x. Battery f A/C
Engine ECUI'tt'.al
col oM
amplifier
Bloweri
switch I
ldle-up
Ke Magnetic signal Magnetic
clutch relay Ke ECU ^2^"" clutch
main relay
TT- Thermistor
TEMP.
6) Water temperatur sensor (tidak ada pada gambar) akan bekerja mematikan
magnetic clutch relay apabila suhu mesin di atas 180 oC.
7) Lock sensor pada kompresor (tidak ada pada gambar) akan menginformasikan
putaran kompresor ke amplifier, jika putaran kompresor tidak sama dengan
putaran mesin maka magnetic clutch akan OFF.
8) Saat magnetic clutch bekerja, amplifier akan mengirimkan sinyal ke engine ECU
agar VSV bekerja sehingga putaran mesin akan naik.
Pengaturan kecepatan blower pada jenis sistem ini biasanya menggunakan tipe
koil, dimana setiap koil memiliki tahanan masing-masing. Selektor kecepatan motor
blower akan memposisikan jalur arus listrik dari baterai yang menuju motor blower.
Dimana semakin tinggi mode kecepatan motor blower maka koil atau tahanan yang
dilewati arus listrik menuju motor blower akan semakin sedikit atau rendah.
Sistem AC pada mobil saat ini sudah semakin canggih dengan adanya mode
auto climate. Sistem ini akan melakukan pengaturan secara otomatis untuk menjaga
kondisi suhu di dalam kabin kendaraan stabil sesuai yang dikehendaki oleh pengendara.
Pada sistem AC manual suhu di dalam kabin akan berubah jika sumber panas baik dari
sinar matahari, penumpang dan sumber panas lain intensitasnya berubah. Namun pada
sistem AC dengan pengaturan otomatis, sistem ini akan mempertahankan suhu di dalam
kabin sesuai dengan pengaturan yang telah dilakukan oleh pengendara/penumpang.
Pada sistem ini, suhu dipertahankan dengan melakukan beberapa pengaturan secara
otomatis diantaranya yaitu:
4) Mengaktifkan heater
Gambar 55. Sensor dan Aktuator pada AC Mobil dengan Auto Climate Control
Penjelasan lebih rinci mengenai sensor dan aktuator pada sistem AC mobil dengan
auto climate control sebagai berikut:
1) In car temperature sensor (sensor suhu dalam kabin)
Pada beberapa kendaraan dengan sistem AC otomatis juga dilengkapi dengan air
quality system sensor. Sensor ini berfungsi untuk mengetahui kualitas udara luar
sehingga ketika kualitas udara luar tidak baik maka sirkulasi udara hanya akan
dilakukan dari dalam kabin.
Sensor ini berfungsi untuk mendeteksi intensitas sinar matahari sehingga apabila
intensitas cahaya matahari meningkat maka kecepatan motor blower akan
dipercepat. Posisi dari sensor ini biasanya diletakkan pada dashboard dekat kaca
depan kendaraan.
Gambar 63. Aliran Udara Saat Pengaturan Maksimum Panas (kiri) dan Dingin
(kanan)
Air mix door digerakkan oleh sebuah elektrik motor. Motor ini sebagai aktuator untuk
mengatur temperatur dengan menggerakkan air mix door mendekati (menjadi lebih
dingin) atau menjauhi heater (lebih hangat). Selain itu pada motor juga terdapat
9) Heater Control
Keran heater (heater tap) digunakan untuk mengalirkan atau menghentikan aliran
cairan pendingin mesin ke heater. Keran heater ini biasanya digerakkan dengan
vakum yang diambil dari intake manifold. Keran akan ditutup penuh apabila
pengaturan suhu AC dingin, sehingga cairan pendingin engine tidak dapat mengalir
ke heater. Ketika mode pada AC diatur pada mode hangat, maka kran heater akan
dibuka dan cairan pendingin mesin dapat mengalir ke heater.
Gambar 66. Single (kiri) dan Dual Stage Aktuator Vakum Heater Tap
Pengaturan kerja dari aktuator vakum didasarkan dari pengaturan melalui mode
vakum kontrol oleh pengendara atau penumpang kendaraan. Kerja dari mode
vakum kontrol prinsipnya yaitu ketika selektor pada mode direction control yang ada
diputar maka sebenarnya itu adalah mengatur arah aliran vakum yang diambil dari
intake manifold.
Nude
Direction
Control Mode
vacuum
Cuntro
vacuum
Actuators
Pengoperasian dari AC dengan sistem auto climate dapat dilakukan secara manual
maupun otomatis. Untuk mengaktifkan mode AC otomatis dapat dilakukan dengan
Komponen pengaman ini berperan untuk memutuskan arus listrik yang menuju
kopling magnet apabila terjadi kondisi dimana tekanan refrigeran terlalu rendah
dan terlalu tinggi. Dimana kedua kondisi tersebut dapat berpotensi untuk
menimbulkan kerusakan pada sistem AC.
d) Pressure Transducer
Keuntungan menggunakan pressure transducer dari pada hanya menggunakan
pressure switch biasa adalah transducer akan selalu memonitor tekanan dan
mengirimkan sinyal ke ECM. Sedangkan pressure switch biasa hanya aktif saat
tekanan terlalu tinggi atau terlalu rendah. Apabila tekanan terlalu tinggi atau
rendah maka ECM akan mematikan kopling magnet.
Komponen ini berfungsi untuk mengaktifkan kipas elektrik untuk kondensor dan
mengaktifkan mode high speed pada tekanan refrigeran yang telah ditentukan.
f) PCM/ECM/BCM
tinggi.
starting.
(7)Jabatan
Modul PPG Dalam mengaktifkan kipas pendingin
Kegiatan Belajar mesin pada temperatur pendingin mesin 53
Sistem AC Mobil
yang ditentukan.
(8) mematikan kompresor AC saat temperatur cairan pendingin mesin terlalu
tinggi.
(9) mematikan kompresor AC saat throttle terbuka lebar.
Melalui pengaturan yang dilakukan oleh di atas maka PCM,ECM atau BCM,
maka sistem AC dapat terhindar dari kerusakan yang parah, meningkatkan
efisiensi dan memperpanjang umur pemakaian komponen karena komponen-
komponen penting pada AC dicegah untuk bekerja di atas kemampuan yang
telah ditentukan. Berikut rangkaian kelistrikan dari PCM dengan sensor, sehingga
sistem dapat bekerja dengan aman.
Untuk mengetahui kerusakan yang terjadi pada sistem AC salah satunya yaitu dapat
melihat hasil pembacaan pressure gauge. Beberapa macam kemungkinan penyebab
kerusakan dari hasil pembacaan pressure gauge ditampilkan pada tabel di bawah.
Kemungkinan Penyebab
Kemungkinan Penyebab
Keterangan:
Tekanan pada saluran tekanan
rendah dan saluran tekanan tinggi
memiliki tekanan yang hampir sama
Hasil Pembacaan Pressure Gauge Kemungkinan Penyebab
Sistem AC yang tidak normal sering menimbulkan suara berisik. Suara ini dapat
disebabkan oleh beberapa hal seperti yang dijelaskan pada tabel di bawah.
Penyebab Solusi
Bunyi pada kompresor bisa jadi sebenarnya bukan karena adanya kerusakan pada
kompresor, namun disebabkan karena penyebab lainnya, diantaranya adalah sebagai
berikut:
1) Kuantitas refrigeran yang tidak sesuai (30-35% terlalu banyak atau 70-75% kurang)
2) Katup ekspansi macet dalam kondisi menutup atau tersumbat penuh.
3) Katup regulator kompresor tidak bekerja (untuk variabel displacement kompresor)
4) Adanya penyumbatan pada sistem refrigerasi.
5) Filter penuh dengan uap air.
Dalam kondisi tertentu, jamur dan bakteri (biasanya ada di udara) dapat terbentuk di
permukaan evaporator, menyebabkan bau yang tidak menyenangkan di dalam
kendaraan. Solusi untuk maslaah ini adalah sebagai berikut:
1) Gunakan produk antibakteri untuk menghilangkan bau dari evaporator.
Mazda Motor Corporation Technical Service Training. (tth). Air Conditioning Operation &
Diagnosis. Mazda Motor Corporation Technical Service Training.
Mike Stubblefield & John H Haynes. (2000). The Haynes Automotive Heating & Air Conditioning
Systems Manual. Newbury Park: Haynes Publications, Inc.
Suzuki. (1997). Dasar Air Conditioner. Jakarta: Suzuki.
Steven Daly. (2006). Automotive Air Conditioning and Climate Control Systems. Butterworth:
Butterworth-Heinemann publications.
PT Astra Daihatsu Motor. (2001). Training Manual Intermediate 2. Jakarta: PT Astra Daihatsu
Motor.
PT. Toyota Astra Motor. (1993). Automatic Air Conditioning Systems. Jakarta: PT. Toyota Astra
Motor.