Anda di halaman 1dari 19

BAB II

IDENTIFIKASI UNIT KOPLING

A. FUNGSI KOPLING

Fungsi kopling adalah untuk memutus dan menghubungkan aliran daya/gerak/momen dari mesin ke
sistem pemindah tenaga (transmisi)

Gambar 1. Fungsi Kopling

B. SYARAT KOPLING :
 Harus dapat memutus dan menghubungkan putaran mesin ke transmisi dengan lembut
 Harus dapat memindahkan tenaga mesin dengan tanpa slip
 Harus dapat memutuskan hubungan dengan sempurna dan cepat
C. JENIS KOPLING

 Ditinjau dari jumlah piringan / plat yang digunakan kopling dibedakan menjadi :
1. Kopling plat tunggal : unit kopling dengan jumlah piringan koplingnya hanya satu.
2. Kopling plat ganda atau banyak : unit kopling dengan jumlah piringan lebih dari satu.
 Ditinjau dari lingkungan / media kerja dibedakan menjadi :
1. Kopling Jenis Kering
Kopling kering adalah kolping yang saat bekerja tidak terkena minyak pelumas. Kopling jenis
ini mempunyai satu plat kopling. Digunakan untuk kendaraan roda empat.

Gambar 6. Kopling jenis kering

2. Kopling Jenis Basah

7
Kopling basah adalah kopling yang saat bekerjanya terkena /terendam minyak pelumas.
Kopling plat ganda (kopling basah) banyak digunakan pada kendaraan ringan seperti sepeda
motor dan dalam kerjanya tercelup di dalam oli mesin.

Gambar 7. Kopling jenis basah

Konstruksi kopling gesek plat ganda menggunakan dua jenis plat, yaitu plat gesek dan plat
kopling. Plat gesek tanpa lapisan kanvas, seluruhnya dari logam, sedangkan plat kopling pada
bagian yang bersentuhan dengan plat gesek dilapisi dengan kanvas pada kedua sisinya.

 Ditinjau dari pegas penekannya kopling dibedakan menjadi :


1. Kopling pegas spiral atau coil spring : unit kopling dengan pegas penekannya berbentuk
spiral.
2. Kopling pegas diaphragma : unit kopling dengan pegas penekannya berbentuk diaphragma.
 Ditinjau dari mekanisme penggeraknya :
1. Kopling mekanik / manual : unit kopling dimana mekanisme penggeraknya menggunakan
kabel, batang
2. Kopling hidrolik : unit kopling dimana mekanisme penggeraknya menggunakan mekanisme
fluida hidrolik
 Ditinjau dari cara menempelnya :
1. Kopling dengan menggunakan gigi
Kopling jenis ini banyak digunakan untuk hubungan gigi transmisi jenis Syncronmesh

Gambar 2. Kopling menggunakan gigi (kopling dog)

8
2. Kopling gesek
Kopling gesek (Friction Clutch) adalah proses pemindahan tenaga melalui gesekan antara
bagian penggerak dengan yang akan digerakkan. Konsep kopling ini banyak digunakan pada
sistem pemindah tenaga kendaraan

Gambar 3. Kopling gesek

D. PRINSIP KERJA KOPLING

Pada saat drive disc dan driven disc bersinggungan, maka drive disc memutar driven disc yang
berhubungan dengan input transmisi. Sebagai hasilnya torsi/gaya putar dari mesin ditransfer melalui
kopling ke komponen pemindah daya yang lainnya hingga ke roda penggerak.

Gambar 5. Prinsip kopling

9
E. KOMPONEN-KOMPONEN KOPLING
 Komponen utama unit kopling
1. Plat kopling (clutch disc)
Fungsi :
untuk meneruskan tenaga mesin dari fly wheel dan plat penekan ke input shaft transmisi.
Komponen plat kopling :
A. Clutch hub
Berfungsi sebagai tempat perkaitan
unit plat kopling dengan input shaft
transmisi yang memungkinkan unit
plat kopling dapat bergerak sedikit
maju dan mundur.
B. Disc plate
Berfungsi sebagai rangka utama dari
unit plat kopling untuk menahan
beban kerja.
C. Torsion dumper
Berfungsi untuk meredam hentakan
atau puntiran saat kopling mulai
menghubungkan atau meneruskan
putaran dan pada saat akselerasi
maupun deselerasi
D. Kampas kopling / facing
Berfungsi untuk memperbesar
gesekan, sehingga effisiensi
pemindahan tenaga dan daya mesin
optimal.
E. Cushion plate
Berfungsi untuk dudukan facing atau kampas kopling serta memperhalus kerja
kopling.
F. Paku keling / rivet
Berfungsi untuk menyatukan kampas kopling dan cushion plate serta menyatukan
cushion plate dan disc plate.

2. Rumah kopling / tutup kopling Berfungsi untuk dudukan komponen-komponen


(clutch cover) unit kopling, sebagai tumpuan tuas penekan serta
untuk memungkinkan terjadinya pemutusan dan
penghubungan tenaga mesin dengan akurat dan
cepat.

3. Plat penekan (pressure plate) Berfungsi untuk menekan plat kopling terhadap fly
wheel dengan adanya tekanan pegas penekan.

10
4. Pegas penekan (pressure
spring) :
Berfungsi untuk memberikan
gaya tekan kepada plat
penekan

Pegas penekan tipe spiral Pegas penekan tipe diafragma

5.Tuas penekan (release lever)


Berfungsi untuk meneruskan gaya pedal
kopling yang melalui bantalan pembebas
untuk menekan pegas penekan.
6. Bantalan pembebas (release bearing /
clutch release atau throwout bearing)
Berfungsi untuk meneruskan gaya dorong
dari release fork ke tuas pembebas / pegas
diaphragm pada saat pedal kopling ditekan.
7. Garpu pembebas (release fork)
Berfungsi untuk meneruskan gaya dorong /
tarik dari pedal kopling untuk menekan
bantalan pembebas.
F. CARA KERJA KOPLING

 Saat pedal ditekan

Release fork menekan release bearing, release bearing menekan release lever sehingga
mengangkat pressure plat melalui pivot pin melawan tekanan pressure spring dan menyebabkan plat
kopling terbebas (tidak terjepit antara fly wheel dan pressure plate) dan putaran mesin tidak dapat
diteruskan ke input shaft transmisi

 Saat pedal dilepas

Release fork tidak menekan release bearing, release bearing tidak menekan release
lever sehingga pressure spring menekan pressure plat lalu nenekan clutch disc ke fly wheel sehingga
putaran mesin dapat diteruskan ke input shaft transmisi.

G. MEKANISME PENGGERAK KOPLING

Mekanisme penggerak kopling terdiri dari 2 macam :

1. Mekanisme Penggerak Kopling Mekanis

Pengoperasian unit kopling sistem mekanik menggunakan kabel baja yang menghubungkan pedal
kopling dengan tuas pembebas kopling. Saat pedal kopling diinjak, menarik kabel kopling yang
diteruskan dengan menggerakan tuas pembebas ke arah maju menekan pegas kopling, sehingga plat
kopling bebas tidak terjepit oleh plat tekan.

11
Gambar 12. Mekanisme penggerak kopling mekanis

2. Mekanisme penggerak Kopling Hidrolis

Pengoperasian kopling sistem hidrolis ini memanfaatkan tekanan hidrolis minyak. Pedal kopling
berfungsi untuk menekan minyak yang ada pada master silinder dan disalurkan kesilinder kopling.
Tekanan minyak mendorong tuas pembebas dan bantalan tekan menekan pegas diafragma. Proses ini
menyebabkan kopling memutuskan hubungan mesin dengan sistem pemindah tenaga.

Gambar 13. Mekanisme penggerak kopling hidrolis

Master Silinder

Master silinder pada mekanisme penggerak kopling hidrolis berfungsi untuk mengubah gerak mekanis
dari pedal kopling menjadi tekanan minyak hidrolis

Gambar 14. Master silinder kopling

12
Cara kerja master silinder :

Pada saat handel kopling diinjak, tenaga dipindahkan ke push rod dan mendorong
unit plunyer bergerak ke arah kiri. Gerakan ini melawan pegas pengembali plunger (return spring) dan
menekan minyak hidrolis keluar dari master silinder melalui ujung sebelah kiri, masuk ke pipa
penghubung menuju ke silinder kopling.

Sistem pengoperasian kopling untuk kendaraan berat seperti bus, truk, atau alat berat lainnya, sering
dilengkapi dengan booster. Booster adalah unit perlengkapan yang digunakan untuk meringankan
tenaga saat pengoperasian kopling. Booster memanfaatkan kevakuman pada mesin saat langkah hisap.

Gambar 15. Booster pada kopling

13
BAB III
PERAWATAN UNIT KOPLING

A. PENYETELAN KOPLING

Pemeliharaan (maintenance) bertujuan untuk menjaga kinerja suatu komponen kendaraan tetap baik,
dan mencegah atau menghindari kerusakan komponen. Proses perawatan unit kopling tidak terlalu
sulit, yaitu melakukan penyetelan dan mengidentifikasi beberapa gejala yang menunjukkan bahwa unit
kopling dan komponennya mengalami permasalahan.

1. Proses perawatan dan penyetelan sistem mekanis kopling

Proses penyetelan kopling yang perlu dilakukan adalah menyetel kebebasan pedal kopling, yaitu saat
pedal tidak diinjak sampai mulai menekan. Fungsi kebebasan kopling agar saat pedal kopling dilepas,
unit pengoperasian kopling khususnya bantalan tekan tidak menyentuh unit kopling yang berputar
bersama mesin.

Gambar 16. Perawatan kopling mekanis

Perawatan dan penyetelan yang perlu dilakukan terhadap unit kopling sistem mekanik adalah memberi
pelumasan dan melakukan penyetelan.

2. Proses perawatan dan penyetelan mekanisme kopling sistem Hidrolis

Proses penyetelan kopling dengan pengoperasian sistem hidrolis, adalah sebagai berikut:

 Siapkan alat dan perlengkapan yang diperlukan


 Lakukan penyetel kebebasan pedal kopling, seperti terlihat pada gambar

14
 Ukur kebebasan yang ada, sebelum distel.
 Hasilnya bandingkan dengan data pada buku service manual
 Bila sama, tidak perlu dilakukan penyetelan.
 Bila beda, lakukan penyetelan pada push rod master silinder

B. GEJALA KERUSAKAN KOPLING

Gejala-gejala berikut ini menandakan bahwa terjadi kesalahan pada rangkaian kopling/kopling set
(clutch assembly) :

Gejala-gejala Penyebab Perawatan Perbaikan

Gerak bebas pedal kopling Stel kebebasan


berlebihan pedal kopling

1. Kopling Slip Terdapat oli pada


Bongkar & bersihkan
permukaandisc

Permukaan disc Bongkar & bersihkan /


bergelombang ganti

Pegas kopling lemah Bongkar & ganti

Kabel kopling berkarat Lepas beri oli Lepas & ganti

Kanvas kopling habis Perbaiki/ganti

Permukaan disc mengkilat Bongkar & bersihkan /


ganti

2. Kopling Terdapat oli pada plat Bongkar & bersihkan /


Bergetar kopling ganti

Dreg lager menggeser Bongkar & ganti

Pegas kopling lemah Bongkar & ganti

Kelingan kanvas lepas Bongkar & ganti

Kontak permukaan disc


Bongkar & ganti
rusak

Dudukan mesin atau


Periksa atau ganti
transmisi rusak

C. PERAWATAN PADA KOPLING

1. Pemeriksaan dan Perbaikan Kopling

15
Periksa Permukaan kampas dari keretakan , keras akibat
panas dan kotor dengan oli atau gemuk.ganti dumper
spring apakah ada gerak mainnya.

Ukuran standar Batas

350 2.0 0.2

380 2.2 0.2

2. Pemeriksaan Preasure Plate


Dengan menggunakan mistar baja dan fuller gauge ukur
kerataan
Standar Batas

> atau 0.05 0.20

3. Pemeriksaan yang menunjukan keausan


Apabila di bubut masih jelas kelihatan bubut kembali
presure plate
Apabila keausannya masih kelihatan juga, gantilah presure
plate
Kedalaman yang menunjukan keausan

Batas : 1.5 mm

4. Periksa secara visual permukaan gesekan plat tekanan


kalau – kalau ada keausan berlebihan dan retakan karena
panas
Apabila ada keausan berlebihan atau retakan akibat panas
terlalu dalam pelat tekanan harus di ganti

5. Tutup kopling ( cluth cover )


Secara visual periksa tutup kopling kalau – kalau ada
berlebihan keausan , retakan dan kerusakan lainnya.
Tutup kopling harus di ganti jika di temukan salah satu
dari kondisi – kondisi berikut

6. Abrasi, goresan, retakan dan bengkok pada muka gesekan


ke cakram, paku keling yang longgar dan keausan cincin.
- Gerinda goresan yang kecil, atau ganti komponen jika di
temukan goresan yang berlebihan.

16
7. Ketinggian Jari Pegas Diafragma
a. Tempatkan spacer yang sesuai di bawah plat tekanan
Ketebalan spacer : 7.8 mm

b. Menekan terus plat penekan dan pegas diafragma ada 2


cara :
o Gunakan kunci penekan untuk menekan ke bawah
komponen dari atas.
o Kencangkan fixiing bolts.
c. Mengukur ketinggian spring finger “A” dari tempatnya
ke ujung pegas.
Ketinggian spring Finger : 30,5 – 32,5 mm

8. Beri grease jenis serba guna

9. Shift Fork
a. Secara visual periksa permukaan shift fork yang
bersinggungan dengan shift block kalau – kalau ada
keausan dan kerusakan yang berlebihan.
b. Singkirkan tonjolan atau abrasi pada shift block
dengan batu minyak oil stone )
c. Beri grease jenis serba guna pada daerah apply
grease

10. Plat Kopling ( driven plate)


a. Secara visual periksa pegas torsi 1 kalau – kalau ada
yang kenddor patah lemah.
Apabiloa salah satu dari kondisi – kondisi berikut di
temukan plat kopling harus di ganti.

11. Secara visual periksa permukaan – permukaan facing 2


kalau – kalau ada keretakan dan hangus yang
berlebihan. Secara visual periksa permukaan –
permukaan facing kalau ada oli atau gemuk. Apabila
salah satu dari kondisi-kondisi ini di temukan facing
harus di bersihkan atau di ganti.

12. Periksa bahwa plat gerak bergerak dengan lancar pada


gerigi poros gigi transmisi puncak.
Tonjolan – tonjolan kecil di atas gerigi poros gigi dapat di
hilangkan dengan batu minyak.

13. Warpage Plat Kopling

17
a. Masukan cluth pilot alinger ke dalam hub bergerigi dari
plat kopling.
Clutch pilot alinger harus di tahan pada posisi
horizontal sempurna.

b. Pasang dial indicator pada keliling luar dari plat gerak


c. Secara perlahan –lahan putar plat gerak
Bacalah dial indicator pada saat anda memutar plat
kopling

Apabila nilai ukur terukur melebihi batas yang telah


ditetapkan plat kopling dan facing harus di ganti.
Warpage plat gerak
Standar : 0.7 mm
Limit : 1.0 mm

14. Keausan gerigi hub plat gerak


a. Bersihkan hub bergerigi plat kopling
b. Pasang plat kopling ke gerigi poros gigi atas transmisi
top
c. Pasang surface gauge ke keliling luar plat kopling.
d. Secara perlahan – lahan putar plat kopling berlawanan
arah jarum jam
Ukurlah gerak bebas rotasi gerigi pada waktu anda
memutar plat kopling

Apabila nilai ukur melebihi batas yang telah di


tentukan plat kopling harus ganti.

Keausan gerigi hub bergerigi dari plat gerak

Standar : 0,5 mm

Limit : 1.0 mm

15. Kedalaman kepala paku keling


Gunalkanlah jangka sorong untuk pengukur kedalaman
atau tepi lurus dengan penggaris baja untuk mengukur
kedalaman kepala paku keling 1 dari permukaan facing 2
Pastikan untuk mengukur kedalaman kepala paku keling
pada kedua sisi plat kopling
Apabila nilai terukur kurang dari batas yang telah
ditetapkan, facing harus di ganti.
Kedalaman kepala paku keling
Standar
Flywhell side : 1.35 – 1.95
Plate side : 1.65 – 2.25
Limit : 0.2

18
RANGKUMAN MATERI

A. Letak Sistem Kopling


Kopling (clutch) terletak di antara motor dan transmisi, dan berfungsi
untuk menghubungkan dan memutuskan putaran motor ke transmisi.
Rangkaian pemindahan tenaga berawal dari sumber tenaga (Engine)
kesistem pemindah tenaga, yaitu masuk ke unit kopling (Clutch)
diteruskan ke transmisi (Gear Box) ke propeller shaft dan ke roda
melalui differensial (Final Drive).

B. Syarat kopling :
 Harus dapat memutus dan menghubungkan putaran mesin ke transmisi dengan lembut
 Harus dapat memindahkan tenaga mesin dengan tanpa slip
 Harus dapat memutuskan hubungan dengan sempurna dan cepat
C. Jenis-jenis kopling :
 Ditinjau dari jumlah piringan / plat yang digunakan kopling dibedakan menjadi :
1. Kopling plat tunggal : unit kopling dengan jumlah piringan koplingnya hanya satu.
2. Kopling plat ganda atau banyak : unit kopling dengan jumlah piringan lebih dari satu.
 Ditinjau dari lingkungan / media kerja dibedakan menjadi :
1. Kopling basah adalah unit kopling dengan bidang gesek (piringan atau disc) terendam cairan / minyak.
2. Kopling kering adalah unit kopling dengan bidang gesek (piringan atau disc) tidak terendam cairan / minyak (dan
bahkan tidak boleh ada cairan / minyak).
 Ditinjau dari pegas penekannya kopling dibedakan menjadi :
1. Kopling pegas spiral atau coil spring : unit kopling dengan pegas penekannya berbentuk spiral.
2. Kopling pegas diaphragma : unit kopling dengan pegas penekannya berbentuk diaphragma.
 Ditinjau dari mekanisme penggeraknya :
1. Kopling mekanik / manual : unit kopling dimana mekanisme penggeraknya menggunakan kabel, batang
2. Kopling hidrolik : unit kopling dimana mekanisme penggeraknya menggunakan mekanisme fluida hidrolik

D. Konstruksi Sistem Kopling

19
 Komponen pengoperasian kopling sistem mekanik :
1. Pedal kopling berfungsi untuk menyalurkan tenaga
pengemudi melalui injakan kaki dalam upaya
mengendalikan kerja kopling.
2. Kabel kopling berfungsi untuk memindahkan gerakan
tenaga injakan kaki pengemudi pada pedal kopling ke
tuas pembebas kopling.
3. Batang ulir pada ujung kabel kopling yang berhubungan
dengan tuas pembebas berfungsi untuk mengatur gerak
bebas tuas pembebas.
4. Pegas pengendali pedal kopling berfungsi untuk
mengembalikan posisi pedal kopling setelah
dipergunakan untuk mengoperasikan kopling.
 Komponen pengoperasian kopling sistem hidrolis adalah sebagai berikut :
1. Master silinder Fungsi :
untuk merubah gerak mekanis dari pedal kopling
menjadi tekanan minyak hidrolis.
Komponen :
A. Push rod
B. Piston
C. Conecting rod
D. Compression spring
E. Reservoir tank
F. Conical spring
G. Inlet valve

2. Pipa hidrolis berfungsi untuk menyalurkan tekanan hidrolis yang dihasilkan dari master silinder kopling.
3. Release silinder Fungsi :
merubah tekanan hidrolis dari master silinder menjadi
gerak mekanis yang disalurkan ke push rod dan
diteruskan ke tuas pembebas kopling.
Komponen :
A. Conical spring
B. Cylinder body
C. Piston
D. Cylinder cup
E. Push rod

4. Boster kopling Fungsi :


untuk meringankan tenaga injakan pedal kopling.
Komponen ini hanya dipergunakan pada kedndaraan
berat.

 Komponen utama unit kopling


8. Plat kopling (clutch disc)
Fungsi :

20
untuk meneruskan tenaga mesin dari fly wheel dan plat penekan ke input shaft transmisi.
Komponen plat kopling :
G. Clutch hub
Berfungsi sebagai tempat perkaitan unit
plat kopling dengan input shaft transmisi
yang memungkinkan unit plat kopling dapat
bergerak sedikit maju dan mundur.
H. Disc plate
Berfungsi sebagai rangka utama dari unit
plat kopling untuk menahan beban kerja.
I. Torsion dumper
Berfungsi untuk meredam hentakan atau
puntiran saat kopling mulai
menghubungkan atau meneruskan putaran
dan pada saat akselerasi maupun
deselerasi
J. Kampas kopling / facing
Berfungsi untuk memperbesar gesekan,
sehingga effisiensi pemindahan tenaga
dan daya mesin optimal.
K. Cushion plate
Berfungsi untuk dudukan facing atau
kampas kopling serta memperhalus kerja
kopling.
L. Paku keling / rivet
Berfungsi untuk menyatukan kampas kopling dan
cushion plate serta menyatukan cushion plate dan
disc plate.

9. Rumah kopling / tutup kopling (clutch Berfungsi untuk dudukan komponen-komponen unit kopling,
cover) sebagai tumpuan tuas penekan serta untuk memungkinkan
terjadinya pemutusan dan penghubungan tenaga mesin
dengan akurat dan cepat.

10. Plat penekan (pressure plate) Berfungsi untuk menekan plat kopling terhadap fly wheel
dengan adanya tekanan pegas penekan.

11. Pegas penekan (pressure spring) :


Berfungsi untuk memberikan gaya
tekan kepada plat penekan

Pegas penekan tipe spiral Pegas penekan tipe diafragma

12. Tuas penekan (release lever)


Berfungsi untuk meneruskan gaya pedal kopling yang
melalui bantalan pembebas untuk menekan pegas
penekan.
13. Bantalan pembebas (release bearing / clutch
release atau throwout bearing)
Berfungsi untuk meneruskan gaya dorong dari release
fork ke tuas pembebas / pegas diaphragm pada saat
pedal kopling ditekan.
14. Garpu pembebas (release fork)
Berfungsi untuk meneruskan gaya dorong / tarik dari
pedal kopling untuk menekan bantalan pembebas.

21
E. Mekanisme Penggerak Kopling
1 Mekanisme kopling mekanik
 Linkage mechanism (mekanik batang)
Mekanisme batang mempunyai keuntungan elastisitas bahan lebih kecil
sehingga kuat dan spontanitas kerja lebih baik. Kelemahan / kekurangan
sistem ini adalah karena media penerusnya adalah batang, maka untuk
penempatannya menjadi lebih sulit dan perlu ruang gerak yang lebih besar.

 Cable mechanism (mekanik kabel)


Menggunakan media sebuah kabel baja untuk meneruskan gerakan pedal
ke garpu pembebas. Keuntungan dari mekanisme ini adalah konstruksinya
sederhana dan karena sifat kabel yang fleksible maka penempatannya juga
fleksible dan tidak memerlukan ruang gerak yang besar. Mekanisme ini
mempunyai kerugian gesek yang besar antara kabel dan selongsongnya,
apalagi jika banyak belokan/ tekukan. Elastisitas bahan kabel menyebabkan
mekanisme ini tidak bekerja dengan spontan dan kurang kuat untuk beban
berat.

2 Hidrolic mechanism (mekanisme hidrolik)


Komponen sistem hidrolik lebih banyak dibandingkan sistem mekanik, tetapi
mempunyai keuntungan yang mampu mengatasi kekurangan sistem
penggerak mekanik yaitu : kehilangan tenaga karena gesekan lebih kecil
sehingga penekanan pedal kopling lebih ringan, penekanan pedal kopling
jauh lebih ringan, pemindahan tenaga lebih cepat dan lebih baik,
penempatan fleksibel karena fluida dialirkan melalui fleksible hose.
Kekurangan dari sistem hidrolik adalah konstruksinya rumit dan dapat
terjadi kegagalan fungsi jika terdapat udara di dalam sistem. Pengoperasian
kopling sistem hidrolis ini memanfaatkan tekanan hidrolis minyak.

Pedal kopling dalam berfungsi untuk menekan minyak pada master silinder dan selanjutnya disalurkan ke silinder
kopling. Tekanan minyak mendorong tuas pembebas dan bantalan tekan menekan pegas diafragma. Proses ini
menyebabkan kopling memutuskan hubungan antara mesin dengan sistem pemindah tenaga.

22
Pilihlah jawaban yang paling tepat pada soal dibawah ini

1. Urutan kerja clutch cover tipe coil spring saat pedal ditekan adalah :
A. release fork --> release bearing --> release lever --> pressure plate --> cluth disc
B. release fork --> pressure spring --> pressure plate --> release bearing --> clutch disc
C. release fork --> release bearing --> pressure spring --> pressure plate --> clutch disc
D. release fork --> presure plate --> release bearing --> pressure spring --> clutch disc
E. release bearing --> release fork --> pressure plate -->pressure spring --> clutch disc
2. Urutan kerja clutch cover tipe diapragma spring saat pedal ditekan adalah :
A. release fork --> release bearing --> diapragma spring --> pressure plate -->
clutch disc
B. release fork --> diapragma spring --> release bearing -->pressure plate -->
clutch disc
C. release fork --> pressure plat --> diapragma spring --> release bearing -->
clutch disc
D. release fork --> diapragma spring --> pressure plate --> release bearing -->
clutch disc
E. pressure plate --> release bearing --> diapragma spring --> release fork -->
clutch disc
3. Clutch hub berfungsi untuk …..
A. media gesek roda gila
B. meredam getaran saat kopling terhubung dengan roda gila
C. bagian yang berkaitan dengan poros input transmisi
D. tempat menampung kotoran dan debu pada plat kopling
E. tempat untuk mengukur ketebalan kanvas kopling
4. Kegunaan dari kebebasan garpu pembebas adalah …..
A. agar bantalan tekan tidak berhubungan dengan pegas diafragma pada saat pedal kopling bebas
B. agar posisi piston master silinder kembali sampai batas ring penahan saat pedal bebas
C. agar pegas diagfragma tidak patah / bengkok
D. agar kanvas tidak cepat aus
E. semua salah
5. Pada kendaraan matic, spin, mio, vario dan sejenisnya menggunakan jenis kopling …..
A. sentrifugal C. plat tunggal E. otomatis
B. fluida D. tidak memiliki kopling
6. Komponen kopling yang berfungsi untuk menekan plat kopling adalah ..…
A. bantalan pembebas D. silinder pembebas
B. pegas diagfragma E. pressure plate

23
C. garpu pembebas
7. Jarak kebebasan release fork merupakan …..
A. Jarak mulai dari release cylinder sampai release bearing menekan clutch disc
B. jarak mulai dari push-rod release cylinder bergerak sampai release bearing menyentuh diaphragm spring atau
pressure lever
C. jarak mulai dari release fork bergerak sampai menyentuh dan menekan release bearing serta menghimpit clutch
disc
D. jarak mulai dari release fork bergeser menyentuh diaphragm spring dan menekan clutch disc
E. jarak mulai dari release fork menekan pressure plate
8. Berdasarkan kondisi kerja kopling, jenis kopling dimana bagian dalamnya terendam
oleh oli yang terdapat dalam crank case merupakan jenis kopling …..
A. dry clutch C. wet clutch E. otomatic
B. centrifugal D. Reduction

9. Plat kopling harus memenuhi pesyaratan sebagai berikut, kecuali …..


A. tahan terhadap panas
B. dapat menyerap panas dan membersihkan diri
C. tahan terhadap gesekan
D. dapat mencengkeram dengan baik
E. dapat meredam dengan lembut
10. Gambar di bawah ini komponen yang berfungsi untuk mengeluarkan udara dari sistem
hidrolis ditunjukkan pada nomor …..
A. 1
B. 2
C. 3
D. 4
E. 5

11. Komponen yang ditunjukkan pada nomor 2, 3, 4 dan 6 adalah …..


A. master cylinder, release cylinder, push rod, release lever

B. master cylinder, release cylinder, pressure plate, release lever

C. master cylinder, release cylinder, release lever, pressure plate

D. master cylinder, release cylinder, release lever, clutch disc

E. master cylinder, release cylinder, pressure plate, clutch disc

12. Bagian dari plat kopling yang berfungsi sebagai tempat perkaitan unit plat kopling
dengan input shaft transmisi yang memungkinkan unit plat kopling dapat bergerak sedikit maju dan mundur adalah …..
A. torsion damper C. clutch hub E. facing
B. cushion plate D. rivet
13. Bagian dari plat kopling yang berfungsi untuk memperbesar gesekan sehingga effisiensi
pemindahan tenaga dan daya mesin optimal adalah …..
A. torsion damper C. clutch hub E. facing
B. cushion plate D. rivet
14. Komponen kopling yang berfungsi untuk merubah energi hidrolis menjadi mekanis
adalah…
A. Bantalan pembebas C. Garpu pembebas
B. Silinder pembebas E. Pegas diagfragma

24
C. Pressure plate
15. Salah satu bagian dari sistem hidrolis yang merupakan suatu pompa pembangkit
tekanan yang di operasionalkan dengan tenaga mekanik injakan kaki adalah …..
A. clucth pedal C. release cylinder E. release fork
B. release bearing D. master cylinder

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. (1987). Dasar-dasar Automative. Jakarta: PT. Toyota–Astra Motor. Anonim. (1995).
Materi Pelajaran Chassis Groups Step 2. Jakarta: PT. Toyota –Astra Motor.

Didik Widiyono, dkk. 2014.Modul Otomotif Teknik Kendaraan Ringan. Jepara : Tim Sebelas

25

Anda mungkin juga menyukai