Anda di halaman 1dari 36

TUGAS CHASIS DAN SPT

MODUL MEMELIHARA/SERVIS
POROS PENGGERAK RODA

Oleh:
NAMA : ADIT PRIYADI
NIM : 17530299023

PPG DALAM JABATAN


UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2017

i
Kompetensi Dasar :

3.6. Menerapkan cara perawatan poros roda

4.6. Merawat berkala poros roda

ii
Pengantar

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh


Alhamdulillahirobbil’alamin, segala puji dan syukur kami panjatkan
kepada Alloh Ta’ala atas Rahmat dan KaruniaNya, kami dapat menyelesaikan
penyusunan Modul Memelihara/Servis Poros Penggerak Roda ini.
Modul ini disusun dengan tujuan untuk dapat membantu siswa dalam
meningkatkan kemampuan dan keterampilan mereka dalam bidang chasis dan
sistem pemindah tenaga serta ilmu pengetahuan pada umumnya.
Di era sekarang yang penuh persaingan ini, baik persaingan lokal, nasional
maupun global, bekal kemampuan dan keterampilan dalam berbagai bidang akan
sangat membantu bagi para siswa dalam menghadapinya. Namun bekal ilmu
pengetahuan dan teknologi saja tentunya tidaklah cukup, karena dalam era global
sekarang ini sistem kerja tidak hanya mengandalkan individu, tetapi juga jaringan
kerja sama denga pihak-pihak lain. Oleh karena itu, kemampuan berkomunikasi
pun sangat dibutuhkan.
Bagi setiap siswa harus mampu menemukan paling tidak satu kemampuan
dari berbagai jenis kecerdasan yang ada. Usaha ini akan menumbuhkan semangat
siswa dalam mengungkap bakat dan upaya meningkatkan daya cipta. Di dalam
Modul ini siswa akan di bimbing dan dilatih untuk memiliki satu keterampilan
yakni mampu merawat berkala poros penggerak roda.
Demikian pengantar dari kami, kami ucapkan banyak terima kasih kepada
pihak-pihak yang telah membantu terselesaikannya penyusunan modul ini.
Semoga modul ini bermanfaat bagi peserta didik khususnya dan kemajuan
pendidikan di tanah air pada umumnya.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Yogyakarta, Oktober 2017

Adit Priyadi, S.Pd.

iii
Daftar Isi

Halaman Cover................................................................................................... i
Kompetensi Dasar ............................................................................................ ii
Halaman Pengantar .......................................................................................... iii
Halaman Daftar Isi ........................................................................................... iv
Kegiatan Belajar I : Menerapkan Cara Perawatan Poros
Penggerak Roda ............................................................. 1
A. Tujuan Kegiatan Belajar I ............................................................... 1
B. Uraian Materi I................................................................................ 1
1. Pengertian Poros Penggerak Roda ............................................ 1
2. Jenis-jenis Poros Penggerak Roda............................................. 4
a. Axle Shaft Rigid .................................................................... 4
b. Axle Shaft Independent ......................................................... 9
C. Rangkuman I ................................................................................... 15
D. Tugas I............................................................................................. 15
E. Tes Formatif I.................................................................................. 16
F. Kunci Jawaban Tes Formatif I ........................................................ 16
G. Lembar Kerja I ................................................................................ 19
Kegiatan Belajar II : Pemeriksaan, Servis dan Perbaikan
Poros Penggerak Roda (Axle Shaft) .......................... 21
A. Tujuan Kegiatan Belajar II.............................................................. 21
B. Uraian Materi II............................................................................... 21
1. Pemeriksaan Poros Penggerak Roda (Axle Shaft) .................... 22
C. Rangkuman II.................................................................................. 28
D. Tugas II ........................................................................................... 28
E. Tes Formatif II ................................................................................ 28
F. Kunci Jawaban Tes Formatif II....................................................... 28
G. Lembar Kerja II............................................................................... 31
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 33

iv
Kegiatan Belajar I : MENERAPKAN CARA PERAWATAN
POROS PENGGERAK RODA

A. Tujuan Kegiatan Belajar I


1. Siswa dapat memahami jenis-jenis poros penggerak roda
2. Siswa dapat memahami prinsip kerja poros penggerak roda
3. Siswa dapat memahami konstruksi unit poros penggerak roda
4. Siswa dapat memelihara unit poros penggerak roda dan komponen-
komponennya dengan benar

B. Uraian Materi I
1. Pengertian Poros Penggerak Roda (Axle Shaft)
Sebelum menguraikan mengenai poros penggerak roda (axle shaft),
terlebih dahulu perlu diketahui mengenai sistem penggerak kendaraan yang
umum digunakan pada mobil.
Kendaraan dapat berjalan/bergerak karena ada sistem yang
memindahkan tenaga/momen/putaran dari mesin ke roda-roda. Kendaraan
ditinjau dari sistem pemindah tenaganya dikelompokkan menjadi
beberapa tipe/jenis, yaitu :
a. Front Engine Rear Drive (FR)
Kendaraan dengan mesin di depan dan menggerakkan roda
belakang dinamakan tipe Front Engine Rear Drive (FR). Komponen-
komponen sistem pemindah tenaga meliputi : kopling (clutch),
transmisi (transmission), drive shaft/ propeller shaft, differential, rear
axle dan roda (wheel).

Gambar 1. Sistem pemindah tenaga pada kendaraan tipe FR

1
2

b. Front Engine Front Drive (FF)


Kendaraan dengan mesin di depan dan menggerakkan roda
depan dinamakan tipe Front Engine Front Drive (FF). Komponen-
komponen sistem pemindah tenaga meliputi: kopling (clutch),
transmisi (transmission), differential, front axle dan roda (wheel).

Gambar 2. Sistem pemindah tenaga pada kendaraan tipe FF

c. Rear Engine Rear Drive (RR)


Kendaraan dengan mesin di belakang dan menggerakkan roda
belakang dinamakan tipe Rear Engine Rear Drive (RR). Pemindah
tenaga kendaraan tipe ini sama dengan tipe Front Engine Front Drive
(FF). Komponen-komponen sistem pemindah tenaga meliputi : kopling
(clutch), transmisi (transmissions), differential, rear axle dan roda
(wheel).

Gambar 3. Sistem pemindah tenaga pada kendaraan tipe RR


3

d. Four Wheel Drive (FWD)


Kendaraan dengan mesin menggerakkan roda depan dan
roda belakang dinamakan tipe Four Wheel Drive atau All Wheel
Drive (FWD atau 4WD atau AWD). Komponen-komponen sistem
pemindah tenaga meliputi : kopling(clutch), transmisi (transmission),
transfer, dan terbagi menjadi dua. Pertama ke front drive shaft (front
propeller shaft), front differential, front axle dan roda depan (front
wheel), sedangkan yang kedua ke rear drive shaft, rear differential,
rear axle dan roda belakang (rear wheel).

Gambar 4. Sistem pemindah tenaga pada kendaraan tipe 4WD

Pengertian Poros Penggerak Roda / Axle Shaft


Axle shaft atau poros penggerak roda adalah merupakan poros
pemutar roda-roda penggerak yang berfungsi meneruskan tenaga gerak
dari differential ke roda-roda.

Gambar 5. Konstruksi Poros Penggerak Roda


4

Axle shaft pada kendaraan dibedakan menjadi dua yakni front axle
shaft (poros penggerak roda depan) dan rear axle shaft (poros penggerak
roda belakang). Pada kendaraan Front Engine Front Drive (FF) , front axle
shaft sebagai penggerak (driving axle shaft), sedangkan pada kendaraan
tipe Front Engine Rear Drive (FR), rear axle shaft sebagai penggerak
(driving axle shaft). Sedangkan pada kendaraan Four Wheel Drive (4WD)
atau AWD, front axle shaft maupun rear axle shaft sebagai sama-sama
sebagai penggerak (driving axle shaft).

2. Jenis-jenis Poros Penggerak Roda (Axle Shaft)


Axle shaft diklasifikasikan menjadi:
a. Axle shaft Rigid
Type rigid banyak digunakan pada kendaraan berskala menengah ke
atas dengan muatan yang besar, juga pada kendaraan yang dirancang
untuk medan-medan berat karena mampu menahan beban yang berat.

Gambar 6. Rigid Axle Shaft

1) Fungsi Axle Shaft pada tipe Rigid


a) Penerus Putaran ke roda
b) Pendukung beban roda
5

2) Menurut letak dudukannya, axle shaft rigid dibedakan menjadi 2


macam yaitu :
a) Front axle yang berfungsi sebagai penerus putaran ke roda juga
sebagai tempat knuckle agar roda bisa dibelok-belokan.

Gambar 7. Font Axle tipe rigid


Komponen-komponennya :
1. Front axle housing
2. Front axle inner shaft
3. Front axle outer shaft
4. Tappered roller bearing

b) Rear axle yang berfungsi sebagai penerus putaran dari side gear
ke roda.

Komponen-
komponennya :
1. Axle shaft
2. Gasket
3. Axle shim
4. Axle retainer plate
5. Axle flange

Gambar 8. Rear Axle tipe rigid


6

3) Berdasarkan sistem penopangnya axle shaft tipe rigid


diklasifikasikan menjadi 3 yaitu:
a) Semi floating type (setengah bebas memikul)
Tipe semi floating banyak dipakai pada kendaraan ringan.
Hampir seluruh beban kendaraan dipikul oleh axle shaft,
demikian juga gaya lateral (lateral force) pada saat
kendaraan membelok. Bantalan dipasangkan diantara axle
housing dan axle shaft, sedangkan roda dipasangkan langsung
pada axle shaft

Gambar 9. Axle shaft tipe Half floating

Jenis ini biasa digunakan pada kendaraan jenis sedan, station


wagon dan jeep. Keuntungan tipe ini adalah dari segi konstruksi
yang sederhana dan biaya yang murah. Adapun kerugiannya
yaitu: Axle shaft menjadi bengkok akibat berat kendaraan
langsung dipikul oleh poros, dan jika patah, roda tidak ada yang
menahan.

b) Three-quarter Floating type (¾ bebas memikul)


Pada tipe three-quarter floating, hanya dipasangkan sebuah
bantalan di antara axle housing dan wheel hub. Roda
dipasangkan langsung pada poros roda. Bantalan dipasang
antara axle housing dengan wheel hub dan axle shaft,secara
7

tidak langsung axle shaft ikut memikul beban kendaraan. Jenis


ini biasa digunakan pada truck ringan.

Gambar 10. Axle shaft tipe ¾ floating

Keuntungan dari tipe ¾ floating adalah Berat kendaraan tidak


semuanya diteruskan ke axle shaft, sehingga axle shaft tidak
bengkok. Adapun kerugian dari tipe ini adalah akibat adanya
gaya ke samping tetap menimbulkan kebengkokan.

c) Full floating type (bebas memikul)


Pada type ini wheel hub terpasang kokoh pada axle
housing melalui dua buah bantalan dan axle shaft hanya
berfungsi untuk menggerakkan roda. Type ini banyak digunakan
pada kendaraan berat.

Gambar 11. Axle shaft tipe full floating


8

Keuntungan tipe Full floating yaitu berat kendaraan seluruhnya


dipikul oleh axle housing, sehingga axle shaft tidak menjadi
bengkok, Gaya ke samping juga tidak diteruskan ke axle shaft,
dan Faktor keamanan lebih baik, serta sanggup memikul beban
berat. Adapun kerugiannya terletak pada biayanya yang mahal.

Nama tipe poros tersebut mencerminkan kebebasan poros


untuk tidak menyangga beban kendaraan. Full floating berarti
sepenuhnya poros tidak menyangga beban, three-quarter floating
berati ¾ beban kendaraan tidak ditumpu oleh poros (poros
menyangga ¼ beban) sedangkan semi floating berarti poros hanya
menumpu ½ beban.

Cara kerja Axle shaft tipe Rigid:

Gambar 12. Cara kerja poros penggerak roda tipe rigid


Axle rigid disamping sebagai penerus putaran ke roda, seolah-olah
merupakan lengan panjang seperti poros mati, sehingga pada saat
kendaraan berjalan kedudukan body kendaraan seolah-olah mengikuti
gerakan posisi axle.
Keuntungan axle shaft type rigid:
1. Konstruksi lebih kuat
2. Cocok untuk kendaraan skala medium ke atas
3. Sanggup menahan beban berat
4. Moment yang dihasilkan besar.
9

Kerugian:
1. Suspensi kendaraan keras
2. Pada saat kendaraan berjalan di medan yang berat body kendaraan
tidak stabil
3. Sudut beloknya kecil.

b. Axle Shaft Independent


Tipe Axle shaft independent ini digunakan pada kendaraan
Front engine Front Drive (FF), karena pada tipe kendaraan FF, poros
penggerak harus memiliki 2 persyaratan, yaitu: harus mempunyai
mekanisme yang menyerap perubahan panjang dari poros penggerak
yang mengiringi gerakan roda naik dan turun; harus dapat memelihara
operasi sudut yang sama ketika roda depan dikemudikan dan harus
memutar roda saat membentuk kecepatan karena roda depan digunakan
secara bersamaan untuk pengemudian dan pemindahan tenaga.
Komponen/sistem yang digunakan untuk memenuhi persyaratan
tersebut adalah universal joint tipe constant velocity joint (CV Joint).

Gambar 13. Konstruksi axle shaft independent

Constant velocity joint adalah tipe universal joint yang


memungkinkan untuk digunakan pada kendaraan FF, dimana poros
10

mampu meneruskan tenaga sambil terjadi perubahan-perubahan sudut.


Ada dua jenis CV joint, yaitu :
a) Birfield joint

Gambar 14. Konstruksi Birfield Joint


Konstruksi birfield joint adalah seperti gambar di atas. Inner race
dipasang ke dalam outer race yang berbentuk mangkuk dengan
menahan enam bola baja oleh suatu rangka.Tipe ini banyak
digunakan karena konstruksinya yang sederhana dan kapasitas
pemindahannya cukup besar.

b) Tripod joint

Gambar 15. Konstruksi Tripod Joint


Sebuah tripod dengan tiga buah trunnion shaft pada plane yang
sama. Tiga buah roller dipasangakan pada trunnion ini dan ke
masing-masing roller dipasangkan tiga tulip dengan celah paralel.
Konstruksi ini juga sederhana dan umumnya dapat bergerak dalam
arah axial.
11

1) Prinsip Kerja CV Joint


Lekukan khusus dibuat pada dudukan bola baja yang pada masing-
masing arah memotong titik O dari titik pusat garis penggerak dan
poros penggerak yang selalu dihubungkan pada pusat garis P dari
masing-masing bola baja. Hasilnya putaran poros penggerak adalah
selalu identik dengan poros yang digerakkan.

Gambar 16. Prinsip Kerja CV Joint

2) Panjang Poros Penggerak


Panjang poros penggerak kiri dan kanan dapat sama maupun
berbeda tergantung lokasi mesin dan transaxle. Apabila poros
penggerak panjangnya tidak sama, maka akan mudah terjadi getaran
yang menimbulkan bunyi dan kurang nyaman. Hal itu diatasi
dengan beberapa metode yang antara lain dengan penggunaan
dynamic damper type, hollow shaft type dan intermidiate shaft.
(a) Dynamic damper type

Gambar 17. Konstruksi Poros Penggerak dengan dynamic damper


Tipe poros penggerak ini mempunyai dynamic damper
yang dipasangkan pada bagian tengah poros yang panjang.
12

Dynamic damper dipasangkan pada poros penggerak melalui


bantalan karet. Saat poros penggerak bergetar atau terpuntir
maka damper yang diberikan cenderung untuk berputar pada
kecepatan konstan, sehingga bantalan karet menyerap getaran
dan puntiran.

(b) Hollow shaft type

Gambar 18. Poros Penggerak Depan Hollow Shaft Type

(c) Intermediate shaft type


Poros penggerak tipe ini digunakan pada kendaraan yang
perbedaan jarak dua poros penggeraknya besar.

Gambar 19. Poros Penggerak Depan dengan Intermediate shaft


13

Kendaraan yang perbedaan jarak dua poros


penggeraknya besar, sistem kemudinya menjadi tidak stabil dan
mudah memuntir. Pada saat akselerasi, bagian depan kendaraan
akan terangkat dan sudut joint poros menjadi besar, sehingga
momen yang ditimbulkan menyebabkan roda tidak stabil dan
sulit untuk dikendalikan.

Gambar 20. Poros Penggerak Depan tanpa Intermediate shaft


Salah satu usaha untuk membuat roda stabil akibat
perbedaan panjang poros, maka dipasangkan intermediate shaft
sehingga poros penggerak kiri dan kanan menjadi sama panjang.
Dengan metode ini sudut joint 1 dan 2 akan sama, sehingga
momen yang disebabkan aksi dari roda depan diimbangi dan
kendaraan menjadi stabil dan berjalan lurus.

Gambar 21. Poros Penggerak Depan dengan Intermediate shaft


14

3) Cara kerja Axle Shaft Independent dengan CV Joint

(1) Pada saat jalan lurus dan rata tenaga putar dari differential
diteruskan oleh axle shaft melalui inner race housing - steel ball
- intermediate axle shaft - steel ball - outer race housing -
roda. Pada saat itu steel ball diam sehingga CV joint tidak
membentuk sudut.

(2) Sedangkan pada saat belok atau jalan tidak rata tenaga putar dari
differential diteruskan oleh inner race housing - steel ball -
intermediate axle shaft - steel ball - outer race housing -
roda, dimana pada saat itu disamping sebagai penerus putaran
dari intermediate shaft steel ball juga bergerak pada inner race,
sehingga CV joint mampu membuat sudut yang memungkinkan
kedudukan kendaraan menjadi stabil.
15

Keuntungan dan kerugian axle shaft independent:


Keuntungan :
1. Konstruksinya ringan.
2. Mampu membuat sudut belok lebih besar
3. Perawatan mudah.
4. Body kendaraan lebih stabil bila dibandingkan axle rigid.

Kerugian :
1. Tidak mampu menahan beban besar
2. Pada bagian inner housing maupun outer housing mudah aus.
3. Harganya lebih mahal.
4. Memerlukan perawatan rutin

C. Rangkuman I
1. Axle shaft (drive shaft) atau poros penggerak roda adalah poros yang
berfungsi untuk memutarkan roda-roda penggerak dan atau digunakan
untuk membantu menumpu sebagian beban kendaraan.
2. Ada dua tipe axle shaft yaitu poros memikul dan poros mengambang
(floating shaft type).
3. Poros memikul terdiri dari tiga jenis yaitu semi floating, three quarter
floating dan full floating.
4. Pada kendaraan FF pada poros penggerak roda dipasang universal joint
tipe constant velocity joint karena poros penggerak roda depan harus
memenuhi persyaratan mampu menyesuaikan/menyerap perubahan
panjang dari poros penggerak akibat roda bergerak naik dan turun serta
selama roda-roda digunakan untuk pengemudian.

D. Tugas I
1. Lakukan pengamatan axle shaft depan yang digunakan pada kendaraan FF,
buat gambar sederhana dan jelaskan cara kerjanya!
16

E. Tes Formatif I
1. Gambarkan unit axle shaft tipe full floating dan sebutkan nama-nama
komponennya!
2. Jelaskan persyaratan khusus yang harus dimiliki oleh poros penggerak roda
depan!
3. Gambarkan konstruksi poros penggerak depan dengan intermediate shaft!
Beri penjelasan alasan dipergunakannya intermediate shaft!
4. Gambarkan dan berikan penjelasan konstruksi CV-Joint tipe Birfield!
5. Pemeriksaan apa saja yang dilakukan pada unit poros penggerak roda tipe
floating shaft type!

F. Kunci Jawaban Tes Formatif I


1. Gambar unit axle shaft dan nama-nama komponennya adalah sebagai
berikut :

2. Poros penggerak roda depan harus memenuhi persyaratan mampu


menyesuaikan/ menyerap perubahan panjang dari poros penggerak akibat
roda bergerak naik dan turun serta dapat berputar dengan stabil jika ada
perubahan sudut saat mengikuti arah roda membelok selama roda-roda
digunakan untuk pengemudian. Untuk memenuhipersyaratan tersebut
dipasang universal joint tipe constant velocity joint.
17

3. Gambar poros penggerak roda dengan intermediate shaft adalah sebagai


berikut :

Kendaraan yang perbedaan jarak dua poros penggeraknya besar, sistem


kemudinya menjadi tidak stabil dan mudah memuntir. Pada saat akselerasi,
bagian depan kendaraan akan terangkat dan sudut joint poros menjadi
besar, sehingga momen yang ditimbulkan menyebabkan roda tidak stabil
dan sulit untuk dikendalikan.

Salah satu usaha untuk membuat roda stabil akibat perbedaan panjang
poros, maka dipasangkan intermediate shaft sehingga poros penggerk kiri
dan kanan menjadi sama panjang. Dengan metode ini sudut joint 1 dan 2
akan sama, sehingga momen yang disebabkan aksi dari roda depan
diimbangi dan kendaraan menjadi stabil dan berjalan lurus.
18

4. Gambar konstruksi CV-Joint tipe Birfield adalah sebagai berikut :

Inner race dipasang ke dalam outer race yang berbentuk mangkuk dengan
menahan enam bola baja oleh suatu rangka.Tipe ini banyak digunakan
karena konstruksinya yang sederhana dan kapasitas pemindahannya cukup
besar.
Lekukan khusus dibuat pada dudukan bola baja yang pada masing-masing
arah memotong titik O dari titik pusat garis penggerak dan poros
penggerak yang selalu dihubungkan pada pusat garis P dari masing-masing
bola baja. Hasilnya putaran poros penggerak adalah selalu identik dengan
poros yang digerakkan.

5. Pemeriksaan yang dilakukan pada unit axle shaft tipe floating shaft type
adalah pemeriksaan alur-alur poros yang berkaitan dengan side gear,
keausan velocity joint, keausan/ kekocakan bearing hub roda, kebengkokan
axle shaft dan pada penutup-penutup debu (boot).
19

G. Lembar Kerja I
1. Alat dan Bahan
a) 1 unit front axle shaft tipe melayang (floating type shaft)
b) 1 unit rear axle shaft tipe melayang (floating type shaft)
c) 3 unit rear axle shaft tipe memikul (semi floating, three quarter floating
and full floating)
d) Peralatan tangan, kunci pas/ring (sesuai kebutuhan)
e) Lap / majun

2. Keselamatan Kerja
a. Gunakan peralatan tangan sesuai dengan fungsinya
b. Ikutilah instruksi dari guru ataupun langkah kerja yang tertulis pada
lembar kerja
c. Mintalah ijin kepada guru anda bila akan melakukan pekerjaan yang
tidak tertulis pada lembar kerja
d) Bila perlu mintalah buku manual mesin sesuai dengan obyek yang
digunakan.
e) Jangan memukul poros, ulir atau bagian lainnya dengan palu besi
secara langsung

3. Langkah Kerja
a) Persiapkan alat dan bahan praktik secara cermat, efektif dan seefisien
mungkin.
b) Perhatikan instruksi praktik yang disampaikan oleh guru.
c) Lakukanlah observasi terhadap bagian-bagian axle shaft.
d) Buatlah catatan-catatan penting kegiatan praktik secara ringkas.
e) Setelah selesai, kembalikan alat dan bahan yang telah digunakan ke
tempat semula.
f) Bersihkan Alat dan tempat kerja
20

4. Tugas
a) Buatlah laporan praktik secara ringkas dan jelas
b) Buatlah rangkuman pengetahuan baru yang anda peroleh setelah
mempelajari materi pada kegiatan belajar 1
Kegiatan Belajar II : PEMERIKSAAN, SERVIS DAN
PERBAIKAN POROS PENGGERAK RODA (AXLE SHAFT)

A. Tujuan Kegiatan Belajar II


1. Siswa dapat melakukan pemeriksaan berbagai jenis poros penggerak roda.
2. Siswa dapat melakukan servis dan perbaikan pada poros penggerak roda.
3. Siswa dapat melepas dan memasang kembali komponen-komponen poros
penggerak roda yang mengalami kerusakan.

B. Uraian Materi II
1. Pemeriksaan Poros Penggerak Roda (axle shaft)
Pemeriksaan dilakukan untuk mencegah kerusakan atau untuk
memastikan penyebab kerusakan. Pemeriksaan pencegahan dilaksanakan
secara berkala dan rutin untuk memeriksa kondisi komponen dan kerjanya.
Sedangkan untuk memastikan penyebab, biasanya terdapat gejala awal
sehingga harus betul-betul cermat dan perlu analisa kasus dan perlu
pemeriksaan komponen dengan urutan yang tepat dan benar.

Gambar 1. Poros Penggerak Depan dengan Intermediate shaft

22
23

Secara umum perawatan atau servis axle shaft jarang atau sedikit
dilakukan karena sederhana dan sedikitnya komponen dari axle shaft.
Pemeriksaan pada axle shaft antara lain :
- Pemeriksaan secara visual terhadap kondisi axle shaft,
- Pemeriksaan pelumasan joint (boot dan grease) pada velocity joint tipe,
- Pemeriksaan kelurusan/kebengkokan dan keseimbangan poros,
- Pemeriksaan kekocakan/keausan joint,
- Pemeriksaan keausan/kekocakan alur-alur poros terhadap alur hub roda
maupun alur side gear serta
- Pemeriksaan keausan atau kerusakan bantalan.

Pemeriksaan-pemeriksaan pada axle shaft


Seperti telah disampaikan di atas bahwa secara umum perawatan
atau servis axle shaft ini jarang dilakukan karena sederhana dan sedikitnya
komponen dari axle shaft. Berikut ini beberapa pemeriksaan yang perlu
dilakukan pada axle shaft, yaitu:
a. Pemeriksaan bantalan
Dilakukan dengan langkah sebagai berikut :
1) Melepas kaliper dan piringan rem
2) Periksa kebebasan bantalan dalam arah axial dengan dial indikator.
Kebebasan maksimum adalah 0.05 mm.

Gambar 2. Pemeriksaan kebebasan bantalan


24

3) Setelah dipastikan bantalan masih baik, pasang kembali kaliper dan


piringan rem.

Jika kebebasan terlalu besar ganti bantalan dengan yang baik, dengan
melakukan pembongkaran. Pembongkaran dan pemeriksaan-
pemeriksaannya adalah sebagai berikut :
1) Lepaskan cotter pin, penutup pengunci mur dan mur pengunci
bantalan.

Gambar 3. Melepas mur pengunci bantalan


2) Mengeluarkan minyak pelumas roda gigi differential
3) Melepaskan hubungan tie rod end dengan steering knuckle, dengan
menggunakan tracker ball joint.

Gambar 4. Melepas tie rod end

4) Melepas steering knuckle dari lower arm, dengan melepas baut


pemegangnya.
25

Gambar 5. Melepas steering knuckle dari lower arm


5) Melepas poros penggerak depan, dengan memukulnya dengan palu
plastik dan memegangnya dengan tangan.

Gambar 6. Melepas poros penggerak

Setelah unit poros penggerak terlepas lakukan pemeriksaan sebagai


berikut :
a) Periksa dan perhatikan bahwa harus tidak ada kebebasan dalam
outboard joint
b) Periksa dan perhatikan bahwa inboard joint meluncur dengan
lembut dalam arah axial
c) Periksa dan perhatikan bahwa kebebasan arah radial dari inboard
joint tidak terlalu besar.

Gambar 7. Memeriksa poros penggerak


26

d) Periksa kerusakan boot.


e) Pemeriksaan panjang standar (spec. lihat manual book)

Gambar 8. Memeriksa poros penggerak

Untuk penggantian bantalan dapat dilakukan dengan melepas dan


membongkar axle hub dengan langkah sebagai berikut :
a) Melepas kaliper dan melepas piringan rem (disc brake)
b) Melepas mur/baut pengikat steering knuckle ke shock absorber
c) Melepas unit axle hub
d) Membongkar unit axle hub
e) Mengganti bantalan
f) Merakit unit axle hub
g) Memasang axle hub depan
27

Gambar 9. Konstruksi Detail Axle Hub

b. Pemeriksaan kelengkungan/kebengkokan dan keolengan poros


roda
1) Periksa alur poros roda dari kemungkinan aus, retak atau puntiran.
2) Periksa poros roda pada bagian dudukan penahan dalam dan
bantalan dari kemungkinan keausan.
3) Dengan menggunakan dial indikator periksa poros roda belakang
dari kebengkokkan dan keolengan pada flensnya.
4) Kebengkokkan/kelengkungan poros maksimum 1,5 mm
Keolengan flens maksimum 0,1 mm.

Gambar 10. Pemeriksaan kebengkokan poros roda

Keterangan: Pada poros roda dan komponennya bila terdapat kerusakan


tidak dapat diperbaiki oleh karena itu harus kita ganti kecuali pada
kebengkokkan masih dapat diperbaiki.
28

C. Rangkuman II
1. Secara umum perawatan atau servis axle shaft jarang atau sedikit dilakukan
karena sederhana dan sedikitnya komponen dari axle shaft.
2. Komponen-komponen yang diperiksa dan diganti bila rusak adalah
bearing, oli seal dan poros.
3. Pemeriksaan poros penggerak roda meliputi alur poros yang berkaitan
dengan side gear, kebengkokan poros, keolengan pada poros, keausan pada
dudukan bantalan maupun penahan bantalan dalam.

D. Tugas II
1. Pelajari uraian materi pada lembar kegiatan II tentang perbaikan poros
penggerak roda.
2. Lakukan pengamatan pada kendaraan/mobil yang roda depan sebagai
penggerak roda dengan intermediate shaft.
3. Gambarkan secara sederhana dan jelaskan cara kerjanya.

E. Tes Formatif II
1. Jelaskan prosedur pemeliharaan atau pemeriksaan poros penggerak roda!

F. Kunci Jawaban Tes Formatif 2


1. Pemeriksaan secara visual terhadap kondisi axle shaft, pemeriksaan
pelumasan joint (boot dan grease) pada velocity joint tipe, pemeriksaan
kelurusan/ kebengkokan dan keseimbangan poros, pemeriksaan kekocakan/
keausan joint, keausan/ kekocakan alur-alur poros terhadap alur hub roda
maupun alur side gear serta keausan atau kerusakan bantalan.
Pemeriksaan bantalan dilakukan dengan langkah sebagai berikut:
1) Melepas kaliper dan piringan rem
2) Periksa kebebasan bantalan dalam arah axial dengan dial indikator.
Kebebasan maksimum adalah 0.05 mm.
29

3) Setelah dipastikan bantalan masih baik, pasang kembali kaliper dan


piringan rem.
Jika kebebasan terlalu besar ganti bantalan dengan yang baik, dengan
melakukan pembongkaran. Pembongkaran dan pemeriksaan-
pemeriksaannya adalah sebagai berikut :
1) Lepaskan cotter pin, penutup pengunci mur dan mur pengunci bantalan.

2) Mengeluarkan minyak pelumas roda gigi differential


3) Melepaskan hubungan tie rod end dengan steering knuckle, dengan
menggunakan tracker ball joint.

4) Melepas steering knuckle dari lower arm, dengan melepas baut


pemegangnya.
30

5) Melepas poros penggerak depan, dengan memukulnya dengan palu


plastik dan memegangnya dengan tangan.

Setelah unit poros penggerak terlepas lakukan pemeriksaan sebagai


berikut :
a) Periksa dan perhatikan bahwa harus tidak ada kebebasan dalam
outboard joint
b) Periksa dan perhatikan bahwa inboard joint meluncur dengan
lembut dalam arah axial
c) Periksa dan perhatikan bahwa kebebasan arah radial dari inboard
joint tidak terlalu besar.

d) Periksa kerusakan boot.


e) Pemeriksaan panjang standar (spec. lihat manual book)

Untuk penggantian bantalan dapat dilakukan dengan melepas dan


membongkar axle hub dengan langkah sebagai berikut :
a) Melepas kaliper dan melepas piringan rem (disc brake)
b) Melepas mur/baut pengikat steering knuckle ke shock absorber
c) Melepas unit axle hub
d) Membongkar unit axle hub
e) Mengganti bantalan
f) Merakit unit axle hub
g) Memasang axle hub depan
31

G. Lembar Kerja II
1. Alat dan Bahan
a) 1 unit mobil dengan suspensi independent.
b) Peralatan: dongkrak, kunci pas/ring (sesuai kebutuhan), SST (sesuai
kebutuhan).
c) Alat ukur (jangka sorong, dial indikator).
d) Gemuk, lap/marjun, pasir serbuk gergaji.
2. Keselamatan Kerja
a) Gunakan peralatan servis yang sesuai dengan fungsinya
b) Ikutilah instruksi dari guru ataupun langkah kerja yang tertulis pada
lembar kerja
c) Mintalah ijin kepada guru anda bila akan melakukan pekerjaan yang
tidak tertulis pada lembar kerja
d) Perhatikan bagian-bagian yang rawan terhadap benturan keras.
e) Jaga lantai dari genangan oli.
3. Langkah Kerja
a. Persiapkan alat dan bahan.
b. Perhatikan petunjuk instruktur/guru.
c. Lakukan pembongkaran unit poros penggerak roda secara cermat.
d. Lakukan pemeriksaan dengan teliti komponen-komponen poros
penggerak roda.
e. Buat catatan penting kegiatan praktek secara ringkas.
f. Diskusikan mengenai seluruh kondisi komponen, kemungkinan
penyebab kerusakan, kemungkinan perbaikkannya, kemungkinan yang
terjadi bila kerusakan tidak diperbaiki.
g. Lakukan pemasangan kembali komponen-komponen yang telah
diperbaiki atau diganti dengan baik dan benar.
h. Diskusikan mengenai apa yang telah didapat tentang CV joint.
i. Setelah selesai kegiatan dan tempat kerja, kembalikan peralatan dan
bahan keposisi semula.
32

4. Tugas
a. Buatlah laporan pratikum secara ringkas dan jelas? Lengkapi dengan
analisa dan kesimpulan!
b. Buatlah rangkuman tentang pengetahuan yang baru setelah mengetahui
kegiatan ini?
33

DAFTAR PUSTAKA

Anonim (tt). Step 2 Materi Pelajaran Chassis Group, Jakarta: Penerbit PT.
Toyota-Astra Motor.

Anonim (2003). N-Step Step 2 Chasis Training Materials Text, Jakarta: Penerbit
PT. NISSAN.

Anda mungkin juga menyukai