Anda di halaman 1dari 37

MAKALAH

SISTEM PROPELLER SHAFT DAN DIFFERENTIAL

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Chasis dan Pemindah Daya
Oleh:
Kelompok 3

Ikhsan Firmansyah (5202418008)


Eko Prasetyo (5202418010)
Deni Bagus Prasetya (5202418011)
Rizal Alvindo (5202418019)

PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIF


JURUSAN TEKNIK MESIN
FAKULATAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang sudah
memberikan karunia-Nya pada penulis dalam melaksanakan tugas makalah
kewirausahaan ini. Sehingga akhirnya tersusunlah makalah Chasis dan Pemindah
Daya yang berjudul Sistem Propeller Shaft Dan Differential. Hal ini kami lakukan
untuk memenuhi tugas mata kuliah chasis dan pemindah daya.
Dengan selesainya makalah ini, maka tidak lupa kami ucapkan terima kasih
kepada semua orang yang sudah membantu penulis, dan terima kasih juga untuk para
pihak yang sudah terlibat langsung, khususnya kami ucapkan kepada:
1. Masugino, M.Pd. selaku dosen pertama mata kuliah chasis dan pemindah
daya.
2. Adhetya Kurniawan, S. Pd., M. Pd., selaku dosen kedua mata kuliah kuliah
chasis dan pemindah daya.
3. Orang tua penulis atas doa dan dukungannya sehingga tugas makalah kuliah
chasis dan pemindah daya. dapat terselesaikan dengan lancar.
4. Seluruh teman-teman yang sudah memberi dukungan sehingga makalah
kuliah chasis dan pemindah daya. ini dapat terselesaikan.
Kami mohon saran dan kritiknya apabila terdapat banyak kekurangan pada
penulisan makalah kuliah chasis dan pemindah daya. yang sudah penulis buat.
Semoga makalah ini memberi banyak kegunaan pada semua pihak. Terima kasih.

Semarang, 20 April 2020

Penulis,

I
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................. I


DAFTAR ISI .......................................................................................................... II
BAB I ....................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................................... 1
C. Tujuan ......................................................................................................... 1
D. Manfaat ....................................................................................................... 2
BAB II ..................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN ...................................................................................................... 3
A. PROPELLER SHAFT ................................................................................ 3
1. Dasar Teori Propeller Shaft ................................................................. 3
2. Prinsip Kerja Propeller Shaft ............................................................... 8
3. Pemeliharaan Propeller Shaft .............................................................10
B. DIFFERENTIAL ........................................................................................16
1. Dasar Teori Differential .......................................................................16
2. Prinsip Kerja Differential ....................................................................19
3. Pemeliharaan Differential ...................................................................23
BAB III ...................................................................................................................32
PENUTUP ..............................................................................................................32
A. Kesimpulan.................................................................................................32
B. Saran ...........................................................................................................33
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................34

II
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang makin pesat dewasa
ini menimbulkan dampak pada dunia pendidikan, karena makin besar tantangan
yang harus dihadapi. Oleh karena itu, untuk menghasilkan sumber daya manusia
yang handal untuk dapat menjawab tantangan agar dapat mengantisipasi
perkembangan ilmu pengetahuan yang sedang berkembang saat ini, maka
diperlukan adanya upaya peningkatan dan penyempurnaan dibidang teknologi.
Untuk memperjelas pembelajaran baik teori maupun praktik otomotif,
maka cara yang tepat adalah dengan mengetahui terlebih dahulu komponen dan
cara kerja dari properller dhaft dan diferensial. Pembelajaran sistem diferensial
sangat diperlukan oleh mahasiswa terutama teknik mesin otomotif, dengan tujuan
agar mahasiswa dapat mengetahui proses pemindahan tenaga putar dari propeller
shaft ke roda-roda belakang, baik pada saat bergerak lurus maupun pada saat
kendaraan membelok ke kiri maupun ke kanan.

B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang sudah dipaparkan sebelumnya, maka kami dapat
merumuskan beberapa masalah yaitu:
1. Bagaimana konstruksi dan bagian-bagian propeller shaft dan diferensial ?
2. Bagaimana cara kerja propeller shaft dan diferensial ?
3. Bagaimana perawatan propeller shaft dan diferensial?

C. Tujuan
1. Mengetahui mekanisme kerja dan konstruksi propeller shaft dan diferensial.
2. Mengetahui fungsi masing-masing komponen propeller shaft dan diferensial.
3. Mengetahui cara melakukan perawatan propeller shaft dan diferensial.

1
D. Manfaat
1. Memberi wacana tentang cara kerja masing-masing komponen sistem d
propeller shaft dan diferensial.
2. Makalah ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan yang lebih di bidang
otomotif terutama sistem propeller shaft dan diferensial.
3. Bermanfaat bagi pembaca sebagai informasi tentang perawatan sistem
propeller shaft dan diferensial.

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. PROPELLER SHAFT
1. Dasar Teori Propeller Shaft
Poros propeller (propeller shaft) atau juga sering kita menyebutnya
poros kopel merupakan salah satu bagian dari sistem pemindahaan tenaga
dan poros propeller ini terdapat pada tipe kendaraan FR (Front Wheel Rear
Drive) dan 4WD (Four Wheel Drive) dimana jarak diantara mesin dengan
roda penggerak berjauhan sehingga memerlukan komponen tambahan agar
dapat meneruskan tenaga putar dari mesin ke roda belakang. Poros propeller
terletak diantara transmisi dan difrential (gardan). Untuk lebih jelasnya
tentang letak poros propeller perhatikan gambar dibawah ini:

Fungsi poros propeller yaitu untuk meneruskan atau memindahkan


tenaga putar dari transmisi menuju ke differential. Konstruksi poros propeller
dibuat sedemikian rupa agar saat memindahkan tenaga putar dari transmisi ke
differential dapat dilakukan dengan lembut tanpa dipengaruhi dari kondisi
permukaan jalan dan banyaknya beban. Untuk lebih jelasnya perhatikan
gambar dibawah ini :

3
Lebih jelasnya, fungsi dari poros propeller antara lain :
a. Untuk dapat meneruskan atau memindahkan tenaga putar dari transmisi
menuju ke differential dengan lembut,
b. Untuk menuruskan tenaga atau memindahkan tenaga putar dari transmisi
menuju ke differential pada saat kendaraan berjalan pada jalan yang tidak
rata (naik turun),
c. Dapat menyesuaikan terhadap perubahan jarak antara transmisi dengan
differential ketika kendaraan berjalan pada jalan yang tidak rata.
Pada umumnya poros propeller,terbuat dari bahan tabung pipa baja yang
memiliki kekuatan tahanan (ketahan) terhadap gaya puntir. Pada poros propeller
juga dilengkapi dengan balance weight (bandul penyeimbang) yang terpasang
pada bagian luar pipa poros propeller dengan tujuan pemasangan dari balance
weight adalah untuk menjaga poros propeller agar tetap seimbang ketika
berputar sehingga tidak terjadi getaran pada poros propeller ketika berputar.
Komponen-komponen poros propeller dan fungsinya :

4
a) Slip yoke
Slip yoke berfungsi untuk menghubungkan poros output transmisi
ke sambugan universal atau universal joint pada bagian depan.
b) Front universal joint
Front universal joint atau sambungan universal depan berfungsi
untuk mengikat slip yoke pada drive shaft atau poros penggerak.
c) Rear universal joint
Real universal joint atau sambungan universal belakang berfungsi
untuk melenturkan sambungan yang menghubungkan antara poros
penggerak (draft shaft) ke yoke.
d) Drive shaft
Drive shaft atau poros penggerak berfungsi untuk meneruskan atau
memindahkan tenaga putar dari front universal joint ke rear universal joint
(sambungan universal pada bagian belakang)
e) Yoke
Yoke berfungsi untuk memegang rear universal joint (sambungan
universal belakang) dan menghubungkan poros propeller ke diferential
belakang.
Tipe-tipe poros propeller :
Pada umumnya poros propeller terdiri dari 2 tipe, yaitu tipe 2 universal joint
dan tipe 3 universal joint.
a. Tipe 2 universal joint
Pada poros propeller tipe 2 universal joint, poros propeller ini
memiliki 2 buah sambungan universal (universal point). perhatikan
gambar dibawah ini :

5
b. Tipe 3 universal joint
Pada poros propeller tipe 3 universal joint, poros prpeller ini memiiki 3 buah

sambungan universar ( universal joint). perhatikan gambar ini :


Universal joint pada poros propeller harus dapat mengatasi segala
kondisi untu menyaluran tenaga putar dari transmisi ke differential jika poros
propeller sedang berputar tanpa mengalami kerusakan atau patah. Sehingga pada
universal joint harus memenuhi beberapa syarat dibawah ini :
a) Harus dapat menghindari dari kemungkinan terjadi kerusakan pada saat
poros propeller bergerak naik turun,
b) Harus dapat berputar halus tanpa adanya suara (berisik),
c) Harus memiliki konstruksi yang sederhana dan tidak mudah rusak.
Jenis-jenis sambunagn uiversal(universal joint) dilihat dari konstruksinya
dapat dibedakan menjadi :
a. Hooke’s joint

6
Pada universal joint jenis hooke’s joint terdapat 2 macam yaitu tipe solid
bearing cup (sambungan universal yang dapat dibongkar) dantipe sheel
bearing cup (sambungan universal yang tidak dapat dibongkar). jenis hooke’s
joint dapat dilihat pada gambar dibawah ini :

b. Slip joint
Panjang dari poros propeller dapat berubah-ubah karena disebabkan
adanya peruabahan jarak atau posisi dari transmisi ke differential. Pada
bagian ujung poros propeller yang terhubung pada output transmisi
dihubungkan dengan alur-alur pemasangan slip joint. Hal ini berjuan agar
panjang dari poros propeller dapat menyesuaikan dengan jarak antara output
transmisi dengan differential.
c. Trunion joint
Pada universal joint jenis trunion joint, sambungan ini merupakan
sambungan dari hooke’s joint dengan slip joint. Didalam bodi terdapat alur
yang berfungsi sebagai temapat masuknya poros propelller dan uung pin
dipasangkan ball. Model ini sudah jarang digunakan, karena dalam
pemindahan tenaga putar dari mesin kurang baik dengan jenis slip joint
sendiri.
d. Flexibel joint
Pada universal point jenis flexibel joint ini terdiri dari karet kopling
yang keras dan terletak diantara buah yoke yang berbentuk kaki tiga.

7
e. Constant velocity joint
Pada universal point jenis constant velociyu joint dapat memindahkan
gaya putar lebih lembut dibandingkan dengan jenis hooke’s joint.
2. Prinsip Kerja Propeller Shaft
Cara kerja poros propeller dipengaruhi oleh komponen-komponen
penting didalamnya diantaranya yaitu :
a. Slip yoke
b. Universal joint
c. Drive shaft (batang poros propeller)
d. Center bearing (untuk poros propeller tipe tertentu)
e. Flange yoke
Kelima komponen tersebut masing-masing memiliki peran yang
penting saat poros propeller berfungsi untuk meneruskan tenaga putar dari
transmisi ke gardan, baik pada saat mobil berjalan dipermukaan jalan yang
rata ataupun bergelombang. Perhatikan cara kerja poros propeller dibaah ini :
1) Saat mobil dipermukaan jalan yang rata

8
Saat mobil berjalan dipermukaan jalan yang rata, hal tentunya tidak
mengakibatkan perubahan sudut yang terjadi diantara transmisi dengan
gardan.oleh karenanya, poros transmisi yang terhubung dengan slip yoke
pada poros propeller akan memutar slip yoke sesuai dengan arahan putaran
yang dihasilkan oleh poros transmisi. Putaran ini juga membuat universal
joint, drive shaft (batang poros propeller) dan flange yoke berputar ke arah
yang sama.
Slip yoke (sliding joint) akan bergeser mundur sedikit ari poros
transmisis sehingga akan menambah jarak yang dibutuhkan oleh poros
propeller, sedangkan universal joint akan memberikan pergeseran sudut putar
pada poros propeller baik poros transmisi melalui slip yoke ataupun pada
poros gardan melalui flange yoke.
Meskipun terjadi perubahan sudut putaran dan panjang poros, namun
poros popeller ini tetap dapat meneruskan tenaga putar dari transmisi ke
gardan dengan lembut dan baik.

2) Saat mobil berjalan dipermukaan jalan yang bergelombang

Saat mobil berjalan diprmukaan jalan yang tidak rata, maka akan
terjadi peruabhan sudut antara transmisi dengan gardan secara berulang-

9
ulang sesuai dengan kondisi jalan yang dilalui. Disini, penggunaan
komponen slip yoke dan universal joint pada poros propeller menjadi sangat
penting.Saat poros gardan lebih tinggi atau lebih rendah daripda posisi
transmisi, maka akan terjadi perubahan sudut dan jarak antara poros
transmisi dengan gardan.
Dengan begitu, seluruh komponen yang ada pada poros propeller ini
akan berputar menjadi satu kesatuan sehingga tenaga putar dari transmisi
apat digunakan untuk memutar poros gardan ke arah putaran yang sama.

3. Pemeliharaan Propeller Shaft


Perawaratan yang dilakukan pada propeller shaft adalah memberikan
pelumasan dengan grease pada universal joint. Pemeriksaan dilakukan untuk
mencegah suatu kerusakan, untuk memastikan penyebab suatu kerusakan.
Pemeriksaan pencegahaan atau perawatan dilaksanakan secara berkala dan
rutin untuk memeriksa atau menjaga kondisi komponen dan kerjanya. Sedang

pemeriksaaan guna memastikan penyebab kerusakan harus dilakukan dengan


betul-betul cermat dan perlu analisa kasus dan perlu pemeriksaan komponen
dengan urutan yang cepat, tepat dan benar. Berikut dicontohkan, diagram
analisa dan urutan pemeriksaan :
a. Bunyi dari propeller shaft

10
Gambar bagan alur diagnosis
Pemeriksaan terhadap bunyi diperlukan pendengaran yang baik,
ketelitian dan kecamatan yang tinggi, karena pada kendaraan akan terdapat
sumber bunyi komplek sehingga kalau tidak cermat sering terkecoh pada
bunyi-bunyi yang lain.

b. Getaran dari propeller shaft

11
Gambar bagan alur diagnosis

Pemeriksaan terhadap getaran dan bunyi pada propeller shaft harus


dilakukan secara teliti dan cermat, dengan mengangkat roda penggerak, dan
menghidupkan mesin pada posisi gigi transmisi masuk. Naikkan putaran
mesin secara bertahap dan amati getaran dan bunyi dari propeller shaft. Jika
ditemukan adanya getaran atau bunyi dari propeller shaft maka lakukan
pemeriksaan baut-baut pengikat dan atau lepaskan unit propeller dan lakukan
pemeriksaan komponen.

Gambar Bagian–bagian poros propeller

12
Pemeriksaan komponen dilakukan dengan melepas unit propeller,
yakni melepas baut pengikat flange yoke ke differential dan melepaskan
center bearing (pada propeller 3 joint). Setelah propeller terlepas lakukan :
1. Kebengkokan poros propeller depan dan belakang. Dengan menggunakan
V-blok dan dial tester indikator ukurlah run-out-poro (kebengkokan).
Run-out-poros max = 0.8 mm.

Gambar Pemeriksaan kebengkokan poros propeller


2. Kerusakan dan kekocokan bantalan spider. Putar spider dan pastikan
bahwah tidak ada hambatan saat berputar. Periksa juga kebebasan aksial
spider bearing oleh putaran yoke ketika tertahan poros dengan kuat.
Kebebasan aksial max 0.05 mm

Gambar Pemeriksaan keausan dan kekocakan bantalan spider


3. Periksa clearance anatar universal joint spider dan needle roller bearing

13
Gambar Pengukuran clearance spider bearing
4. Keausan dan kerusakan center support bearing. Periksalah bahwa bearing
dapat berputar dengan bebas tanpa hambatan dengan
bebas/longgar/goyang/kocak.

Gambar Pemeriksaan keausan center support bearing


5. Periksalah keasuan alur-alur sleeve yoke. Lakukan pengamatan secara
visual terhadap kondisi spline. Lakukan pengujian dengan memasangkan
sleeve yoke ke poros lalu putar bolak-balik sleeve yoke dengan gerakan
maju-mundul(axial). Pastikan tidak terjadi kekocakan yang berlebihan
tetapi bisa bergerak maju mundur dengan lancar.

14
6. Pemeriksaan keausan alur-alur ujung propeller depan terhadap flange
maupun yoke propeller belakang. Menggunkan metode yang sama
dengan diatas, lakukan pengecekan alur-alur ujung propeller depan
terhadap flange aupun yoke propeller belakang.

Gambar Pemeriksaan keausan alur-alur ujung propeller


7. Pemeriksaan karet bushing maupun penutup debu pada center bearing.
Lakukan pengamatn terhadap kondisi karet bushing maupun karet
penutup debu pada center bearing.
8. Pemeriksaan keseimbangan / balance poros propeller.Menggunakan alat
khusus (roller instrument) lakukan pengecekan ketidak seimbangan poros
propeller. Bila ditemukan tidak seimbang (un-balance) maka lakukan
balancing dengan memasang bobot berat tertentu.
Setelah pemeriksaan dan penyebab kesalahan atau kerusakan
ditemukan maka segara lakukan perbaikan atau penggantian dengan
pembongkaran. Pada saat sebelum melakukan pembongkaran poros propeller
sebaiknya diberikan tanda pada bagian-bagian yang berpasangan. Pemasangan
poros propeller setalah dilakukan pembongkaran harus memperhatikan tanda-
tanda yang telah dibuat atau dengan memperhatikan pola pemasangan poros
propeller yang terdapat pada buku manual dari kendaraan tersebut.

15
B. DIFFERENTIAL
1. Dasar Teori Differential
Differential atau gardan adalah sebuah komponen pada mobil yang
berfungsi untuk meneruskan tenaga mesin ke roda. Komponen penerusnya
yaitu dari putaran mesin ke kopling, transmisi, poros propeller dan kemudian
ke differential. Differential meneruskan putaran dari mesin ke poros axle sesuai
dengan beban dari kendaraan dan poros axle kemudian akan memutar roda.
Differential berfungsi sebagai pembeda putaran antara roda kanan dan roda kiri
ketika mobil sedang berbelok. Tujuan dari perbedaan putaran ini dimaksudkan
agar tidak terjadi slip di salah satu rodanya sehingga mobil dapat berbelok
dengan lancar. Ukuran differential menandakan besar kecilnya suatu
kendaraan, semakin besar differential maka akan semakin besar juga
kendaraannya. Pembagi putaran dalam differential dilakukan oleh side gear.
Side gear kanan dan kiri masing masing mempunyai kemampuan yang sama.

Pinion penggerak di dalam differential carrier oleh dua buah bantalan


(bearing), pada bagian ujung-ujung luar pinion penggerak terdapat alur untuk
berkaitan dengan propeller shaft universal join yoke, bagian yang bergigi
berkaitan dengan ring gear. Ring gear diikat dengan baut pada differential case
dan berputar bersama dengan case. Differential case dijamin di dalam
differential carrier dengan bantalan (bearing), poros pinion (pinion shaft)
ditempatkan di bagian tengah case sejajar dengan ring gear dan dipasang
sedemikian rupa sehingga kedua gigi differential pinion yang terpasang pada
ujung-ujung porosnya dapat berputar dengan poros. Bagian dalam differential
case pada kedua ujung terdapat dua buah roda gigi differential side gear yang
berkaitan dengan gigi pinion. Pada bagian dalam side gear terdapat alur
(spline) untuk perkaitan dengan poros-poros roda belakang (rear axle shaft)
untuk memungkinkan roda-roda gigi dapat berputar bersama-sama dengan
porosnya.

16
Gambar Konstruksi Differential
Keterangan:
1. Flens Companion. 5. Roda gigi samping (side gear).
2. Gigi pinion (drive pinion). 6. Rumah poros belakang.
3. Roda gigi ring (ring gear). 7. Poros belakang.
4. Roda gigi pinion (pinon gear). 8. Pembias oli.

a. Bagian-bagian diferensial

Komponen-komponen differential :
- Bearing cup/ tutup bantalan.berfungsi sebegai mengunci bantalan dan
untuk mengunci differential case ke differential carier.

17
- inires bearing adalah suatu komponen yang berfungsi untuk
mengurangi gesekan pada machine atau komponen-komponen yang
bergerak dan saling menekan antara satu dengan lainnya
- Mur penyetel dan pengunci(lock adjusting) untuk menahan increase
bearing dan untuk meyetel differential dan mengatur jarak antara driv
pinion dan ring gear. Lock adjusting berfungsi sebagai pengunci
adjusting agar tidak bergerak.
- Flens penyambung /Plange yoke adalah suatu komponen yang terletak
di penutup differential. Komponen ini mempunyai berfungsi untuk
memindahkan tenaga putar poros propeller ke Drive Pinion shaft.
- oil seal menjaga kebocoran pelumas, memberikan batasan cairan supaya
tidak tercampur, melapisi permukaan yang tidak rata, komponen tidak
cepat rusak
- Side bearing adalah komponen yang berada di antara flens penyambung
dan oil seal yang digunakan untuk memperlembut putaran agar tidak
ada suara berisik pada differential komponen ini mempunyai fungsi
untuk memperlancar/memperlembut putaran.
- Drive pinion biasa dikenal dengan gigi nanas komponen ini berfungsi
untuk meneruskan tenaga putar dari propeller shaft yang selanjutnya
dipindahkan ke ring gear lalu dirubah arah putarannya sebesar 90
derajat.
- Ring gear berfungsi meneruskan daya dari propeller shaft di perkecil
sesuai tenaga yang diteruskan drive pinion ke ring gear untuk merubah
arah perputaran roda sebesar 90 derajat
- Pinion shaft adalah komponen yang terletak antara gigi pinion yang
digunakan untuk mengunci gigi pinion dan side gear agar tidak lepas
pada pemasangan.
- Pinion gear and washer berfungsi membedakan putaran side gear kiri
dan kanan saat kendaraan berbelok dan washer berfungsi sebagai celah
oli.

18
- Side gear berfungsi membedakan putaran roda kanan dan kiri saat
kendaraan membelok, serta menyeimbangkan kedua roda pada RPM
yang sama pada saat mobil tidak membelok sehingga side gear tetap
ikut berputar
- Fungsi dari differential case yaitu untuk merubah arah putaran 900 dari
propeller shaft dan kemudian diteruskan ke poros axle roda belakang.

b. Fungsi roda gigi diferential


Memindahkan tenaga mesin melalui poros propeller diteruskan ke
roda- roda belakang melalui gigi diferensial dan poros as belakang.
Diferensial mempunyai tiga fungsi sebagai berikut:
1. Memperbesar momen:
Mereduksi/mengurangi putaran poros propeller sebanyak yang
diperlukan oleh roda- roda untuk memperbesar momen. Pengurangan
diperoleh dari gigi ring.
2. Merubah arah putaran:
Dengan menggunakan gigi pinion penggerak dan roda gigi (ring
gear) akan merubah arah tenaga 90o lalu memindahkan tenaga tersebut
ke poros as belakang.
3. Membedakan putaran saat membelok:
Fungsi lain dari sebuah differential yaitu sebagai pembeda putaran
roda kanan dan roda kiri ketika mobil berbelok. Putaran roda kanan dan
kiri pada saat berbelok tidaklah sama, putaran sisi dalam sebuah roda
akan lebih lambat dari pada putaran sisi luarnya. Pada saat ini side gear
bekerja untuk membedakan putaran roda sehingga mobil bisa berbelok
dengan lancar.

2. Prinsip Kerja Differential


Prinsip dasar unit roda gigi differential dapat dipahami dengan
menggunakan peralatan yang terdiri dari roda gigi pinion dan dua rack seperti

19
yang diperlihatkan pada gambar (a), Kedua rack dapat menggelincir pada
arah vertikal sejauh berat rack dan tahanan gelincir terangkat bersamaan.
Pinion diletakkan diantara rack dan pinion dihubungkan ke alat penyangga dan
dapat digerakkan oleh alat penyangga. Bila beban W yang sama diletakkan
pada setiap rack kemudian alat penyangga (shackle) ditarik ke atas maka
kedua rack akan terangkat pada jarak yang sama, hal ini akan mencegah agar
pinion tidak berputar. Tetapi bila beban yang lebih besar diletakkan pada rack
sebelah kiri dan shackle ditarik ke atas seperti pada gambar (b) pinion akan
berputar sepanjang gigi rack yang mendapat beban lebih berat disebabkan
adanya perbedaan tahanan yang diberikan pada pinion, sehingga beban yang
lebih kecil terangkat. Jarak rack yang terangkat sebanding dengan jumlah
putaran pinion. Dengan kata lain bahwa rack mendapat tahanan yang lebih
besar tidak bergerak, sementara tahanan yang mendapat beban yang lebih kecil
akan bergerak. Prinsip ini digunakan pada perencanaan roda-roda gigi
diferensial.

a. Cara Kerja Diffeential


Putaran poros engkol dari mesin melalui transmisi oleh propeller
shaft diperkecil sesuai tenaga yang diteruskan drive pinion ke ring gear,

20
sebaliknya momen bertambah dan arah transmisi bergerak tegak lurus
terhadap arah asalnya. Dua buah gigi pinion (differential pinion) dan dua
buah roda gigi sisi (side gear) diletakkan dalam differential case menjadi
satu dengan ring gear, sehingga bila differential case berputar, differential
pinion yang terkait pada differential case melalui diferensial poros pinion
(pinion shaft) ikut berputar menyebabkan roda gigi sisi (side gear) juga
berputar. Side gear dihubungkan ke poros roda belakang dan
memindahkan tenaga putar ke roda-roda. Putaran pada poros menjadi
rendah karena tenaga putar propeller shaft telah direduksi oleh drive
pinion yang berkaitan dengan ring gear yang konstruksi giginya lebih
banyak.

Reduksi kecepatan = putaran propeller shaft per menit


putaran poros roda belakang per menit

b. Prinsip Kerja Differential


Putaran poros engkol dari mesin melalui transmisi oleh propeller
shaft diperkecil sesuai tenaga yang diteruskan drive pinion ke ring gear,
sebaliknya momennya bertambah maka arah transmisi berubah terhadap
arah asalnya.
Di dalam differential case terdapat dua buah roda gigi pinion
(pinion gear) dan dua buah side gear, sehingga bila differential case
berputar, maka poros pinion (pinion shaft) ikut berputar menyebabkan roda
gigi sisi (side gear) juga berputar. Side gear dihubungkan ke poros roda
belakang dan memindahkan tenaga putar ke roda-roda.
Putaran pada poros menjadi rendah karena tenaga putar propeller
shaft telah direduksi oleh drive pinion yang berkaitan dengan ring gear
yang konstruksi giginya lebih banyak.

21
Adapun cara kerja diferensial dapat dibagi menjadi 2 yaitu:
1. Cara kerja diferensial pada saat berjalan lurus
Tekanan gelinding pada kedua roda penggerak hampir sama
pada saat kendaraan bergerak lurus pada jalan datar. Pada kedua side
gear berputar sebanding dengan putaran differential pinion dan semua
komponen berputar dalam satu unit.
Bila tekanan kedua poros roda belakang sama differential pinion
tidak berputar sendiri tetapi berputar bersama ring gear, differential
case dan poros pinion. Dengan demikian differential pinion hanya
berfungsi sebagai penghubung side gear kiri dan kanan, sehingga kedua
side gear berputar dalam satu unit dengan putaran differential pinion
yang menyebabkan kedua poros roda berputar pada kecepatan yang
sama.
2. Cara Kerja Diferensial saat berbelok
Pada saat roda kendaraan belok kanan, jarak tempuh roda kiri
lebih panjang dibandingkan dengan jarak tempuh roda kanan, bila
dibandingkan pada saat kendaraan berjalan lurus.
Pada saat ini side gear bagian kanan tertahan, tiap differential
pinion berputar melalui shaftnya masing-masing dan juga bergerak
mengelilingi axle belakang, akibatnya putaran side gear kiri bertambah
cepat.Sebaliknya pada saat kendaraan berbelok kiri, jarak tempuh roda
kanan lebih jauh dengan jarak tempuh roda kiri bila pada saat
dibandingkan pada saat kendaraan berjalan lurus.
Pada saat belok kiri, side gear kiri tertahan, tiap differential
pinion berputar melalui shaftnya masing-masing serta bergerak
mengelilingi axle belakang, akibatnya putaran side gear kanan
bertambah cepat

22
.
3. Pemeliharaan Differential
a. Diagnosa
Gangguan pada diferensial biasanya ditandai dengan terdengarnya
suara pada bagian belakang kendaraan, akan tetapi harus diperhatikan
bahwa dalam mendiagnosa terkadang suara-suara yang lain sering
mengganggu dalam menentukan analisa yang tepat. Tetapi bila sering
mendengarnya suara yang timbul diakibatkan oleh diferensial maka hal
tersebut akan mempercepat dalam menentukan penyebabnya.
Suara yang timbul akibat kerusakan diferensial dapat terdengar
jelas saat kendaraan berjalan dengan kaca pada kendaraan tertutup semua.
Suara dari diferensial dapat dibedakan dalam beberapa macam gerakan
kendaraan yaitu:
- Bunyi pada saat kendaraan berjalan lurus suara diferensial
mendengung.
- Bunyi pada saat kendaraan berbelok suara diferensial ngoklok.
- Bunyi pada saat kendaraan akselerasi ataupun deakselerasi
mendengung dengan suara keras.
Penyebab semua itu biasanya terjadi akibat komponen-
komponen di bawah ini yang telah mengalami kerusakan atau
keanehan :

23
Ring gear
Ring gear terletak pada differential case, ring gear sendiri diputar
oleh drive pinion. Daya pemindah yang baik adalah bila digerakkan dari
drive pinion dapat dipindahkan ke differential case oleh ring gear tanpa
halangan apapun, tidak timbul hentakan atau suara. Apabila ring gear
mengalami kerusakan, giginya patah atau run outnya besar, maka akan
timbul suara pada ring gear pada saat daya mulai dipindahkan. Run out
ring gear akan menyebabkan terjadinya gesekan yang abnormal pada
perkaitan gigi antar ring gear dengan drive pinion. Gesekan yang tidak
normal akan mengakibatkan keausan, dan keausan ini akan
mengakibatkan jarak kebesaran antara ring gear dengan drive pinion
(back lash) menjadi tidak normal atau tidak sesuai dengan standarnya
sehingga menimbulkan suara saat kendaraan berjalan. Kerusakan ring
gear karena run out besar atau gigi lebih terasa saat kendaraan baru mulai
berjalan atau kendaraan sedang melakukan akselerasi atau deakselerasi
dan saat kendaraan jalan lurus.

Drive pinion
Drive pinion berfungsi untuk meneruskan gaya putar dari propeller
shaft ke ring gear. Perkaitan antara drive pinion dengan ring gear akan
menghasilkan perbandingan gigi dari satu diferensial. Perkaitan gigi
antara drive pinion dengan ring gear mempengaruhi besar kecilnya
permukaan gesek, dimana permukaan gesek menentukan besar kecilnya
luas bidang yang menjadi bidang kerja. Apabila perkaitan tidak baik atau
telah terjadi keausan pada gigi drive pinion, maka ketika kendaraan
sedang berjalan akan timbul suara pada diferensial suara akan lebih terasa
ketika kendaraan berjalan pada jalan yang lurus. Perkaitan antara drive
pinion dengan ring gear tidak boleh terlalu rapat dan tidak boleh terlalu
renggang.

24
Untuk mendapatkan jarak yang tepat, maka perkaitan drive pinion
dengan ring gear harus disetel. Penyetelan back lash drive pinion dengan
ring gear.
a. Penyetelan back lash drive pinion dengan ring gear, menggunakan
feeler gauge:
1) Gerakan drive pinion ke depan ke arah pusat ring gear.
2) Ukur back lash drive pinion dengan ring gear menggunakan feeler
gauge, back lash yang ditetapkan 0,1524 mm atau (0,006’’-0,01’’).
3) Bila back lash terlalu rapat atau renggang maka jaraknya
dikurangi atau ditambahkan shim pada drive pinion untuk
memperkecil gerakan drive pinion ke depan atau ke belakang.
b. Penyetelan back lash drive pinion dengan ring gear menurut
hubungan tapak gigi :
1) Oleskan cat warna pada gigi-gigi ring gear.
2) Gerakan ring gear sehingga drive pinion bersentuhan dengan ring
gear.
3) Periksa hubungan gigi tapak gigi yang terlihat pada ring gear.
4) Hubungan gigi yang baik bila tapak gigi terdapat ditengah-tengah
bidang ring gear.
5) Tapak gigi yang tidak tepat dapat disetel dengan mengatur
kedudukan ring gear dan drive pinion

Gangguan di dalam diferensial dapat meliputi antara lain :


1. Di dalam rumah differential sangat ribut
Hal ini adalah disebabkan alat diferensial kekurangan minyak
pelumas, pada umumnya dalam suasana udara dingin keadaan minyak
pelumas membeku, minyak pelumas semacam ini harus diganti dengan
minyak pelumas bermutu tinggi.
2. Suara ribut ketika motor mulai menarik kendaraan
Ketika motor menarik kendaraan (kendaraan mulai berjalan)

25
terdengar suara yang ribut menggeram, suara itu akan hilang setelah
kendaraan berjalan cepat, suara itu terjadi adalah disebabkan
penyetelan gigi dari poros pinion dan roda gigi ring terlalu rapat,
untuk menghilangkan suara itu keadaan poros pinion harus dijauhkan
dari roda gigi ring atau roda gigi ring dijauhkan dari poros pinion, bila
hal ini masih tetap memberikan suara-suara yang tidak diinginkan
haruslah semua bagian pesawat diferensial dibongkar dan penyetelan
diperbaharui
3. Suara suara selama kendaraan berjalan pada sikap netral
Kendaraan dijalankan dengan kecepatan yang biasa kemudian
dijalankan dalam posisi bak persneling dalam sikap netral akan terdengar
suara-suara, suara itu akan hilang setelah motor menarik kendaraan
kembali, hal ini adalah disebabkan penyetelan gigi-gigi dari poros pinion
dan roda gigi ring terlampau renggang, penyetelan selanjutnya terletak
pada poros pinion dan roda gigi ring masing-masing dirapatkan sedikit
sehingga dapat mencapai dukungan gigi-gigi yang tepat.
4. Suara ketika kendaraan berjalan dalam tikungan
Suara itu adalah disebabkan karena roda gigi samping sudah
aus atau pada porosnya, selain itu terdapat kemungkinan-kemungkinan
cincin-cincin tembaga dari roda gigi samping tidak terpasang atau aus
bila semua dalam keadaan baik maka terdapat kemungkinan gangguan
terdapat pada poros jarak antara roda gigi samping telah aus.

Dua hal yang harus diperhatikan pada waktu atau memperbaiki


diferensial ialah kebersihan dan pemeriksaan bagian-bagian, tanda
penyetel bantalan peti diferensial dan blok bantalan sebelum dilepaskan,
periksa pula kebebasan gigi sebelum melepaskan peti diferensial.
Keluarkan peti diferensial dari dalam pembawa dan tandai, kemudian
simpan plat ganjal baik – baik, periksa kegoyangan flens roda gigi ring
dan pasang roda gigi ring dengan baut – baut pengikat khusus, bila akan

26
melepaskan poros pinion, tandai dan perhatikan jumlah plat ganjal yang
digunakan. Stel pra beban/tanpa beban samping peti diferensial menurut
petunjuk pabrik, periksa kebesaran roda gigi dan pinion. Periksa tapak
gigi dari roda gigi ring, putarkan roda gigi pinion sehingga roda gigi ring
membuat satu putaran penuh. Betulkan tapak gigi yang kurang tepat
dengan jalan menyetel pinion kedalam atau keluar juga menggerakkan
roda gigi ring mendekati atau menjauhi gigi pinon.
Gangguan Kemungkinan kerusakan Cara memperbaiki
a. Pecah (differential - Minyak diferensial Bila minyak diferensial
carrier), bantalan salah jenis atau tidak salah jenis atau tidak
dsb. cukup. cukup maka harus
mengganti.
- Posisi drive pinion Menyetel sesuai petunjuk
dengan ring gear tidak atau bisa juga mengganti.
tepat.
b. bunyi saat kendaraan - Perkaitan drive pinion Mengganti trust washer
lurus (mendengung) dengan ring gear dengan yang lenih tebal
terlalu rapat hingga terbentuk
penampakan yang sesuai.
c. Bunyi saat berbelok. - Backlash antar side gear Mengukur back lash side
dengan differentian gear dengan salah satu
pinion terlalu lebar pinion gear ditahan. Bila
terlalu lebar tambah Shim
dengan tebal yang sama
kiri dan kanan.
Standar back lash : 0,05 –
0,20 mm

27
d. Terjadi suara ketukan - Baut companion Mengencangkan dengan
dan getaran dari bodi flange kendor. momen 2000 kgcm.
diferensial. - Komponen Melakukan pemeriksaan
pendukung drive run out sisi dan run out
pinion sudah aus putaran companion
seperti outer race, flange dengan dial gauge
collapsible spacer,
bearing depan dan
drive pinion sudah
kocak.
e. Bunyi saat akselerasi dan - Terjadi run out yang Menyetel sesuai
deakselarasi berlebihan pada ring spesifikasi.
gear. Menyetel atau mengganti
- Backlash antara ring jika sudah rusak.
gear dengan drive Mengganti bantalan/
pinion terlalu lebar pinion gerak tersebut.

f. Oli keluar diantara - Paking/perpak sudah Ganti yang baru


sambungan rusak atau sobek.
differential carrier
dan axle case.

g. . Gigi berbunyi - Backlash kurang setel Menyetel sesuai


antara pinion spesifikasi.
penggerak dan ring Menyetel atau mengganti
gear. jika sudah rusak.
- Mata gigi rusak atau Mengganti
kontak pinion bantalan/pinion gerak
penggerak dan ring tersebut.

28
- gear kurang baik.
h. Bantalan berbunyi - Bantalan atau pinion Mengganti bantalan.
gerak belakang rusak. Mengganti bantalan
- Bantalan aus/rusak
- atau ada bagian yang
aus.

b. Penyetelan
1. Back lash drive pinion dan ring gear
Tujuannya adalah agar jarak antara ring gear dengan drive pinion
tidak terlalu besar karena akan menimbulkan suara saat kendaraan
berjalan.
- Menggunakan dial indicator, back lash ring gear disetel sampai
masuk dalam spesifikasi yaitu antara 0,13-0,18 mm.
Back lash disetel dengan memutar ke kiri dan ke kanan mur
penyetel dengan jumlah yang sebanding. Sebagai contoh
kendorkan mur sebelah kiri satu lubang dan kencangkan mur
sebelah kanan satu lubang.
- Menggunakan dial indicator, back lash side gear diukur dengan
menahan satu pinion gear ke arah differential case sesuai dengan
spesifikasi yaitu antara 0,05-0,20 mm.
Bila back lash tidak masuk dalam spesifikasi dipilih ketebalan
yang cocok untuk trust washer side gear.
2. run out pada ring gear dan run out pada differential case
Tujuannya adalah agar tidak timbul suara pada waktu mesin
berjalan, misalnya apabila run out ring gear terlalu besar maka akan
menyebabkan gesekan yang tidak normal pada perkaitan gigi antara
ring gear dengan drive pinion.

29
Memeriksa run out differential case
a) Menempatkan outer race bearing pada bearingnya masing-masing,
memeriksa bahwa outer race kiri dan kanan tidak saling tertukar.
b) Memasang differential case pada differential carrier.
c) Bila tidak ada gerak bebas ke kiri pada side bearing, digunakan
washer.

d) Meluruskan tanda pada tutup bearing dan differetial carrier.


e) Memasang dan mengencangkan ke empat baut tutup bearing dalam
beberapa tahap.
f) Menggunakan dial indicator, run out differential case diukur. Run
out
maksimum adalah 0,07 mm.
g) Membuka differential case.

Memeriksa run out ring gear


Menggunakan dial indicator, run out dari ring gear diukur,
run out maksimum 0,10 mm. Bila run out tidak sesuai spesifikasi maka
ring gear diganti
3. Contact gear drive pinion dan ring gear
Tujuannya agar persinggungan antar gigi bersinggungan
dengan benar, karena apabila persinggungan tidak benar atau telah
terjadi keausan pada gigi drive pinion, maka ketika kendaraan berjalan
akan timbul suara pada differensial
Memeriksa persinggungan gigi antara ring gear dengan drive pinion

1) Melapisi tiga atau empat gigi pada tiga posisi yang berlainan di ring
gear dengan warna merah.
2) Menahan companion flange dengan benar dan memutar ring gear
dalam kedua arah.
3) Memeriksa bentuk persinggungan gigi

30
c. Pemeliharaan
Pemeliharaan diferensial yang perlu dilakukan adalah
• Pemberian minyak pelumas yang tepat waktu dan sesuai pada
diferensial. Minyak pelumas yang dipakai juga harus
memperhatikan konstruksi dari gigi- gigi diferensial.
Syarat – syarat minyak pelumas: kekentalan sesuai, memilki
kemampuan memikul beban, tahan panas dan oksidasi
• Pemeriksaan dan penggantian minyak pelumas.
Pengisian minyak pelumas diferensial harus sampai batas permukaan
yang telah ditentukan yaitu apabila minyak pelumas telah keluar dari
lubang pengisian, maka pemeriksaan minyak pelumas diferensial
dilakukan bila kendaraan telah menempuh jarak 1500 km, bila
ternyata permukaan minyak turun/kurang tambahlah sampai batas
pengisian minyak pelumas baru diganti setelah kendaraan berjalan
menempuh jarak 7500 km.

31
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari uraian diatas tentang Sistem propeller shaft dan Diferensial dapat
disimpulkan sebagai berikut:

1. Poros propeller merupakan salah satu bagian dari mekanisme pemindah daya
yang bertugas untuk meneruskan atau memindahkan tenaga putar dari
transmisi menuju ke differential. Konstruksi poros propeller dibuat
sedemikian rupa agar saat memindahkan tenaga putar dari transmisi ke
differential dapat dilakukan dengan lembut tanpa dipengaruhi dari kondisi
permukaan jalan dan banyaknya beban
2. Cara kerja poros propeller dipengaruhi oleh komponen-komponen penting
didalamnya diantaranya yaitu :Slip yoke,Universal joint,Drive shaft (batang
poros propeller),Center bearing (untuk poros propeller tipe tertentu) dan
Flange yoke.
3. Perawaratan yang dilakukan pada propeller shaft adalah memberikan
pelumasan dengan grease pada universal joint. Pemeriksaan dilakukan
untuk mencegah suatu kerusakan, untuk memastikan penyebab suatu
kerusakan. Pemeriksaan pencegahaan atau perawatan dilaksanakan secara
berkala dan rutin untuk memeriksa atau menjaga kondisi komponen dan
kerjanya.
4. Kelima komponen tersebut masing-masing memiliki peran yang penting saat
poros propeller berfungsi untuk meneruskan tenaga putar dari transmisi ke
gardan, baik pada saat mobil berjalan dipermukaan jalan yang rata ataupun
bergelombang
5. Diferensial merupakan salah satu bagian dari mekanisme pemindah daya
yang bertugas untuk memindahkan tenaga putaran dari propeller shaft ke
poros roda belakang (rear axle) dan untuk memungkinkan adanya
perbedaan putaran antara roda kiri dan kanan saat membelok, baik berbelok

32
ke kiri atau kanan.
6. Komponen-komponen utama diferensial pada Toyota Kijang adalah : Roda
gigi pinion (drive pinion), poros pinion (pinion shaft), roda gigi sisi (side
gear), differential (gigi pinion), roda gigi cincin (ring gear) dan differential
carrier, bantalan-bantalan, mur penyetel bantalan, perapat oli (oil seal) dan
poros-poros roda belakang.
7. Gangguan yang sering terjadi pada diferensial biasanya disebabkan oleh
komponen-komponen yang telah mengalami kerusakan antara lain : ring
gear, drive pinion, side gear, pinion gear dan pinion shaft ring gear.
B. Saran
1. Poros Propeller dan Diferensial mempunyai peran yang sangat penting
karena selain untuk meneruskan memperbesar momen juga untuk mengatur
perputaran roda bagian dalam dan luar pada saat membelok, oleh karena itu
bila ada kerusakan harus segera diperbaiki.
2. Pemeliharaan/pemeriksaan/penyetelan penting untuk dilakukan supaya kerja
dari propeller dan differential dapat bekerja dengan baik.
3. Jangan sampai terlambat pemberian/penggantian oli diferensial sebab ini
akan berakibat singgungan gigi yang keras dan akibatnya gigi akan aus dan
posisi drive pinion dan ring gear akan berubah.

33
DAFTAR PUSTAKA

Team Toyota. 1995. New Step 1 Training manual. Jakarta : PT. Toyota Astra Motor.
Team Toyota. 1995. New Step 2 Materi pelajaran Chassis Group. Jakarta : PT.
Toyota Astra Motor.
Toto novianto. 2007. Mekanisme dan Trouble Shooting Sistem Diferensial serta
Perhitungan Penguatan Momen dari Drive Pinion terhadap Axle pada Toyota Kijang
5K. Proyek Akhir. Teknik Mesin D-3. Fakultas Teknik. Universitas Negeri
Semarang.
Jurnal Online Poros Teknik Mesin Volume 5 Nomor 2
https://www.teknik-otomotif.com/2017/04/fungsi-dan-komponen-poros-
propeller.html?m=1

34

Anda mungkin juga menyukai