Laporan Praktikum
Power Train
Praktikum Pembongkaran Dan Pemasangan Transmisi Honda Grand
1. LATAR BELAKANG
Kendaraan merupakan hal yang jarang ditemui pada zaman dahulu. Tetapi berbeda
dengan era globalisasi sekarang ini. kendaraan banyak ditemui di lingkungan masyarakat luas
bahkan kendaraan kini sudah menjadi barang pokok bagi kehidupan social. Bagaimana tidak,
dengan kendaraan seseorang dapat menempuh perjalnan dengan jark yang tidak mampu ditempuh
dengan berjalan kaki. Melihat banyaknya kepentingan berkehidupan social makan banyak pula
kendaraan yang telah digunakan masyarakat. Meski sudah banyak kendaraan yang digunakan
masyarakat, tepai tidak banyak yang mengetahui tentang kondisi ataupun system kerja didalam
mesin kendaraan tersebut. Suatu kendaraan membutuhkan pengoperasian serta perawatan yang
sesuai dengan SOP (standart operational procedure) yang ada, oleh karena itu penting dalam
mengetahui SOP guna pemakaian dan perawatan pada kendaraan. Kami selaku Mahasiswa
Teknik Mesin Alat Berat yang berperan aktiv dalam masyarakat memiliki tanggung jawab dalam
hal pemahaman mesin, baik dalam pengoperasian, system kerja, hingga dalam hal perbaikan.
Salah satu system dalam kendaraan yang terpenting adalah system transmisi.
Sistem transmisi merupkan salah satu system pada mesin atau kendaraan yang tidak
banyak diketahui para pengguna kendaraan. Dari hal itu kami selaku mahasiswa teknik mesin alat
berat melakukan praktikum pembongkaran system transmisi pada sepeda motor GRAND
sekaligus mengetahui secara langsung system kerja dari tiap komponen transmisi serta dapat
memperhitungkan keausan komponen transmisi tersebut.
2. TUJUAN PRAKTIKUM
Adapun tujuan praktikum yang kami lakukan adalah sebagai berikut :
1. Mahasiswa dapat mengetahui fungsi transmisi,komponen utama,dan cara kerja transmisi
pada Honda Grand.
2. Mahasiswa mampu mengetahui pergitungan dalam pemindahan gigi transmisi Honda
Grand.
3. Mahasiswa dapat mengetaui cara pembongkaran transmisi Honda Grand sesuai dengan
manual Book yang tersedia..
4. Mahasiswa dapat mengetahui cara pemasangan kembali transmisi pada Honda Grand
sesuai dengan manual Book yang tersedia.
1
3.
4. URAIAN MATERI
4.1 Transmisi Manual
Transmisi manual adalah tipe transmisi yang digunakan pada kendaraan bermotor. Sistem
ini
menggunakan clutch yang
dioperasikan
oleh
pengemudi
untuk
mengatur
perpindahan torsi dari mesin menuju transmisi, serta pemindah gigi yang dioperasikan dengan
tangan (pada mobil) atau kaki (pada motor). Gigi percepatan dirangkai di dalam kotak
gigi/gerbox untuk beberapa kecepatan, biasanya berkisar antara 3 sampai 6 gigi percepatan maju
ditambah dengan 1 gigi mundur (R). Gigi percepatan yang digunakan tergantung
kepada kecepatan kendaraan pada kecepatan rendah atau menanjak digunakan gigi percepatan 1
dan seterusnya kalau kecepatan semakin tinggi, demikian pula sebaliknya kalau mengurangi
kecepatan gigi percepatan diturunkan, pengereman dapat dibantu dengan penurunan gigi
percepatan..Transmisi manual lebih mudah perawatannya sehingga lebih banyak digunakan
dibanding transmisi otomatis. Pada umumnya transmisi manual adalah sebagai salah satu
komponen sistem pemindah tenaga yang mempunyai beberapa fungsi diantaranya sebagai
berikut:
Berdasarkan cara pemindahan gigi maka transmisi manual dibedakan menjadi 3 yaitu:
1. Tipe sliding mesh (non constanmesh)
2. Tipe constant mesh.
3. Tipe Sincromesh.
Transmisi Tipe Sliding Mesh
Transmisi slidding mesh adalah tipe transmisi manual yang cara kerja dalam pemindahan
gigi dengan cara menggeser langsung roda gigi input dan outputnya. Transmisi jenis ini jarang
digunakan karena mempunya beberapa kekurangan, antara lain:
o Perpindahan gigi tidak dapat dilakukan secara langsung/memerlukan waktu beberapa saat
untuk berpindah gigi.
o Hanya dapat menggunakan salah satu jenis roda gigi.
o Suara yang kasar saat terjadi perpindahan gigi.
Transmisi Tipe Constan Mesh
Transmisi Constan mesh adalah tipe transmisi manual yang cara kerja dalam pemindahan
giginya memerlukan kopling geser agar terjadi perpindahan tenaga dari poros input ke poros
output. Transmisi jenis constan mesh antara roga gigi input dan outputnya selalu berkaitan. Tetapi
roda gigi output tidak satu poros dengan poros output transmisi. Tenaga akan diteruskan ke poros
output melalui mekanisme kopling geser. Transmisi jenis ini memungkinkan menggunakan roda
gigi lebih dari satu jenis.
Transmisi Syncronmesh
o Transmisi Constan mesh dapat menyamakan antara roda gigi penggerak (input) dan roda
gigi yang digerakkan (output). Kelebihan yang dimiliki transmisi jenis syncronmesh
adalah:
o Pemindahan gigi dapat dilakukan secara langsung tanpa menunggu waktu yang
lama.suara saat terjadi pemindahan gigi halus.
o Memungkinkan menggunakan berbagai jenis roda gigi.
kopling. Diporos tengah terdapat beberapa pegasyang terhubung dengan bantalan gesek. Ketika
poros tengah berputar cukup cepat maka pegas ini akan merenggang dan membuat bantalan gesek
bersentuhan dengan permukaan gesek yang terhubung dengan bagian yang akan diputar.
4.3 Perhitungan Ratio dan Putaran output
Kita dapat mengetahui putaran output dari suatu roda gigi dengan cara membagi gigi persamaan
untuk mengetahui putaran outputnya adalah sebagai berikut:
Ratio=
n 2=
Driven
Drive
n1
Ratio
Dimana:
Drive
Driven
n1
n2
5. PROSEDUR PEMBONGKARAN
PELEPASAN KEPALA SILINDER
1. Membuka Manifold
Gambar 5.1 Oil Pump
Cara membuka:
o Lepaskan baut-baut pemasangan manifold pemasukan dengan kunci..
o Lepaskan tutup lubang penyetel klep dengan kunci .
Fungsi
Cara membuka:
o Memutar poros engkol berlawanan dengan arah jarum jam dan tepatkan tanda "T" pada
rotor magnet dengan tanda penyesuaian di sebelah kiri dari penutup bak mesin.
o Memastikan bahwa tanda "O" pada bubungan sprocket tepat dengan tanda penyesuaian
pada kepala silinder
o Periksalah torak pada titik mati (TMA) pada langkah kompresi dengan menggerakkan
rocker arm.
Fungsi
:-
:-
Cara membuka: melepas kepala silinder dengan menarik kepala silinder keluar ketika semua baut
yang menghubungkan kepala silinder dengan silinder housing sudah dilepas.
Fungsi : komponen ini pada Honda grand berfungsi mnempatkan mekanisme katub, ruang bakar
dan juga sebagai tutup silinder.
PEMBONGKARAN KEPALA SILINDER
4. Membuka baut tutup silinder bagian kanan
Gambar 5.7 Oil Tank
Cara membuka: Fungsi
:-
: berfungsi menggerakkan
: Berfungsi untuk menahan pegas katub agar tidak lepas dan dapat bekerja dengan
baik.
Cara membuka: Melepas katub IN dan OUT yaitu dengan mendorong gagang katub hingga katub
keluar dari tempat dudukan katub.
6
Fungsi
:
o katub IN: berfungsi sebagai jalannya proses hisap pada saat terjadi proses
pembakaran pada motor.
o katub OUT: berfungsi sebagai jalannya asap bahan bakar/peroses
pemuangan pada saat terjadi proses pembakaran pada motor.
PEMBONGKARAN SILINDER
1. Pelepasan silinder block
Cara membuka:
o Lepaskan baut engsel roda pembimbing rantai mesin, cincin, dan roda
pembimbing.
o Lepaskan baut pemasangan dan silinder.
Fungsi
: Fungsi pin dowel pada silinder blok, berfungsi sebagai tempat dudukan bagi
silinder block
3. Pelepasan torak/piston
Cara melepas :
o Lepaskan klip pin torak dengan tang cucut.
o Jangan sampai klip-klip pin torak jatuh ke dalam bak mesin.
o Tekan pin torak keluar dari torak dan lepaskan piston
Fungsi
Cara melepas :
o Melepas dengan manual
o Hati-hati jangan sampai merusak cincin torak selama pelepasannya.
Fungsi
:
PEMBONGKARAN KOPLING/PERALATAN PEMINDAH
GIGI TRANSMISI
Cara membuka: pelepasan tutup bak mesin kanan dengan menggunakan kunci rachet 8.
Fungsi
: sebagai penutup mesin bagian kanan untuk menjaga kondisi mesin dan pelindung
di sekitar luar mesin.
GIGI TRANSMISI
1. Melepas Poros pemindah gigi
Cara membuka:
o Melepaskan baut, lengan stopper dan pegas pengembali.
o Melepaskan poros pemindah gigi sambil menahan ke bawah lengan pemindah gigi
Fungsi: Berfungsi sebagai poros penerus dari operator ke system transmisi untuk memindah gigi
transmisi.
2. Melepas Poros bumbungan pemindah gigi
Cara membuka:
o Dengan menggunakan kunci rachet ukuran 8 untuk membuka baut pengunci poros
bumbungan pemindah gigi
o Melepaskan pin-pin teromol pemindah gigi dan pin-pin pelat stopper
Fungsi: sebagai pengunci lengan stopper ketika poros pemindah gigi bekerja.
PEMBONGKARAN ALTERNATOR/KOPLING STARTER/
PENEGANG RANTAI MESIN
1. Melepaskan Tutup Bak Mesin Kiri
Cara membuka: Cara membuka bak mesin kiri yaitu dengan membuka baut-baut pada bak mesin
kiri dengan bantuan kunci pas ukuran 10
Fungsi: sebagai pelindung mesin bagian kiri dari lingkungan luar/kotoran.
2. Melepaskan stator
Cara membuka:
o Melepaskan baut dan penahan kabel dan melepaskan grommet kabel alternator dari
penutup bak mesin kiri.
o Melepaskan baut-baut pemasangan susunan tempat stator, kemudian melepaskan susunan
tempat stator dari penutup bak mesin kiri.
Fungsi
3. Melepaskan Rotor
Cara membuka: Menahan rotor dengan flywheel holder, kemudian melepaskan mur dan cincin
washer rotor.
Fungsi
4. Melepaskan Pasak
9
Cara membuka: Yaitu dengan menggunakan kunci pas ukuran 12 dan kunci shock
Fungsi: Fungsi dari pasak adalah sebagai
Fungsi: Fungsi daro poros engkol adalah mengubah gerakkan naik turun piston menjadi
putaran/rotasi yang nantinya akan diteruskan ke transmisi.
3. Melepas Transmisi
Cara membuka: Yaitu dengan cara melepas Lepaskan poros utama, poros lawan dan tromol
pemindah gigi sebagai satu rakitan. Kemudian membongkar poros utama, poros lawan dan
tromol pemindah gigi
Fungsi:
o Meneruskan tenaga/putaran mesin dari kopling ke poros propeller
o Mengubah momen yang dihasilkan mesin sesuai dengan kebutuhan (beban mesin dan
kondisi jalan)
o Memungkinkan kendaraan dapat berjalan mundur (reverse) pada kendaraan lebih dari dua
roda.
4. Melepas Tromol Pemindah Gigi
Cara membuka: Melepas klip-klip pin pembimbing. Melepaskan pin-pin pembimbing, kemudian
melepaskan garpu-garpu pemindah.
Fungsi: Tromol pemindah gigi pada transmisi berfungsi sebagai pengunci dan pendorong gear
saat operator penginjak gigi yang dikehendaki.
5. Melepas Kcik Starter
Cara membuka: Cara melepasnya adalah dengan melepas spindle (kick starter) dari mesin kanan.
11
7. PROSEDUR PEMERIKSAAN
PEMERIKSAAN KEPALA SILINDER
1. Poros Bumbungan
Hasil pengukuran
Katub Masuk: 26,50 mm
Katub Buang: 26,38 mm
Batas service
10,10 mm
9,91 mm
Hasil pengukuran
9,93mm
9,96mm
Kesimpulan: Berdasarkan pengukuran yang telah dilakukan didapatkan nilai diameter pada tabel
diatas. Hasil pengukuran diameter rocker arm didapati nilai yang belum memenuhi
standart/masih kurang pada batas service hal ini dapat dikatakan diameter dalam rocker arm
masih belum mengalami keausan. Sedangkan pada diameter poros rocker arm didapatkan hasil
12
diameter yang melebihi nilai service, hal itu dapat disimpulkan bahwa poros rocker arm sudah
harus di ganti.
4. Panjang Pegas katub
Alat ukur: Jangka sorong
Batas service
Dalam : 30,9 mm
Luar : 34,0 mm
Hasil pengukuran
Dalam: 31,28mm
Luar :34,90mm
Kesimpulan: Berdasarkan hasil pengukuran panjang pegas katub didapatkan nilai panjang pada
tabel diatas berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulakan bahwa pegas masih dalam keadaan
standart pakai/belum harus mengalami pergantian.
5. Diameter batang katub
Alat ukur: Mikrometer
Batas service
Masuk: 4,92mm
Buang: 4,92mm
Hasil pengukuran
Masuk: 4,96
Buang: 4,96
Kesimpulan: Berdasarkan hasil pengukuran diameter batang katub dihasilkan nilai 0,04mm lebih
dari nilai batas service. Hal tersebuat dapat diartikan bahwa batang katub sudah harus dilakukn
penggantian.
6. Diameter dalam bos katub
Batas service
Masuk: 5,03mm
Buang: 5,03mm
Kesimpulan:
Hasil pengukuran
Masuk: Buang: -
7. Dudukan katub
Alat Ukur: Jangka sorong
Batas service
Masuk: 1,6mm
Buang: 1,6mm
Hasil pengukuran
Masuk: 1,71mm
Buang: 1,76mm
Kesimpulan: Berdasarkan hasil pengukuran tebal dudukan katub maka dapat dikatakan dudukan
katub masih dalam kondisi baik/belum dalam kondisi penyervisan, sehingga dudukan katub
masih bisa digunakan.
PEMERIKSAAN SILINDER/TORAK
13
Batas service
47,5mm
47,5mm
47,5mm
Hasil pengukuran
Hasil pengukuran
Atas :
Bawah:
Kesimpulan:
Hasil pengukuran
49,85mm
Kesimpulan: Berdasarkan data hasil pengukuran di atas serta batas service yang telah di
tentukan maka dapat disimpulakan piston masih dalam kondisi baik.
4. Pemeriksaan lubang pin piston
Alat ukur: Jangka sorong
Batas service
13,10 mm
Hasil pengukuran
12,90mm
Kesimpulan: Berdasarkan hasil pengukuran diameter lubang pin piston didapatkan data pada
tabel diatas. Pada tabel diatas diketahui juga batas service yang berlaku pada Honda gran. Maka
dapat disimpulkan bahwa lubang pin piston masih dalam kondisi pakai/belum masuk pada
kondisi penyervisan.
14
Batas service
12,98 mm
Hasil pengukuran
12,88mm
Kesimpulan: berdasarkan hasil data pengukuran diameter pin piston diatas selisih batas service
dan ukuran sebenarnya adalah 0,10mm. Dimana diameter pin piston dapat dikatakan masih dalam
kondisi belum memasuki masa pergantian/perbaikan.
Hasil pengukuran
41,20mm
Kesimpulan: berdasarkan hasil pengukuran diameter dalam tromol kopling didapatkan hasil
pada tabel diatas, dimana diketahui besarnya nilai diameter pengukuran lebih kecil dibandingkan
batas service. Hal tersebut dapat dikatakan bahwa diameter dalam tromol kopling masih dalam
kondisi baik.
2. Pengukuran ketebalan kanvas bandul kopling
Alat ukur: jangka sorong
Batas service
1,0mm
Hasil pengukuran
3,9mm
Kesimpulan: berdasarkan hasil pengukuran ketebalan kanvas bandul kopling didapatkan hasil
pada tabel diatas, dimana diketahui besarnya nilai kanvas bandul kopling pengukuran lebih kecil
dibandingkan batas service. Hal tersebut dapat dikatakan ketebalan kanvas bandul kopling masih
belum masuk ke dalam kategori perbaikan.
3. Pengukuran diameter dalam teromol kopling
Alat ukur: Jangka sorong
Batas service
104,3 mm
15
Hasil pengukuran
103,92mm
Kesimpulan: Berdasarkan hasil pengukuran diameter dalam teromol kopling didapatkan hasil
pada tabel diatas, dimana diketahui besarnya nilai diameter dalam teromol kopling lebih kecil
dibandingkan batas service. Itu artinya tromol kopling masih belum dilakukan perbaikan.
Hasil pengukuran
19,18mm
Kesimpulan: Berdasarkan hasil pengukuran diameter dalam roda gigi primer yang didapatkan
hasil pada tabel diatas, dimana diketahui besarnya nilai pengukuran diameter dalam roda gigi
primer lebih besar dibandingkan batas service. Itu artinya roda gigi primer sudah harus dilakukan
perbaikan.
5. Pengukuran diameter luar poros engkol.
Alat ukur: Jangka sorong
Batas service
18, 92 mm
Hasil pengukuran
16,70mm
Kesimpulan: Berdasarkan hasil pengukuran diameter luar poros engkol yang didapatkan hasil
pada tabel diatas, dimana diketahui besarnya nilai pengukuran diameter luar poros engkol lebih
besar dibandingkan batas service. Itu artinya diameter luar poros engkol sudah harus dilakukan
perbaikan/pergantian.
PEMERIKSAAN KOPLING MANUAL
1. Pengukuran pegas kopling
Alat ukur: Jangka sorong
Batas service
35,8 mm
35,8 mm
35,8 mm
35,8 mm
Hasil pengukuran
25,84mm
25,90mm
25,72mm
25,36mm
Kesimpulan: Berdasarkan hasil pengukuran panjang pegas kopling diketahui panjang dari keempat pegas lebih pendek dari batas service. Hal tersebut dapat dikatakan bahwa pegas kopling
sudah harus mengalami perbaikan/pergantian.
2. Pengukuran tebal Cakram kopling
16
Hasil pengukuran
3,03mm
3,04mm
3,05mm
3,00mm
Kesimpulan: Berdasarkan hasil pengukuran tebal cakram kopling diketahui tebal dari ke-empat
cakram lebih tebal dari batas service. Hal tersebut dapat dikatakan bahwa tebal cakram kopling
belum masuk kategori perbaikan/pergantian.
3. Diameter dalam Bagian luar kopling/pembimbing bagian luar kopling
Alat ukur: Jangka sorong
Batas service
21,09mm
Hasil pengukuran
20,95mm
Kesimpulan: Berdasarkan hasil pengukuran diameter dalam lebih kecil dari batas service. Hal
tersebut dapat dikatakan bahwa diameter dalam bagian luar kopling belum masuk kategori
perbaikan/pergantian.
PEMERIKSAAN
POROS ENGKOL/TRANSMISI/KICK STARTER
1. Pengukuran Jarak Kerenggangan Aksial Poros engkol
Alat ukur: Filler gauge
Batas service
0,6mm
Hasil pengukuran
0,2mm
Kesimpulan: Berdasarkan hasil pengukuran Kerenggangan aksial pada poros engkol lebih kecil
dari batas service. Hal tersebut dapat dikatakan bahwa kerenggangan aksial belum masuk
kategori perbaikan/pergantian.
2. Pengukuran jarak kerenggangan radial kepala besar batang penggerak pada titik
simetris
Alat ukur: Dial indicator
Batas service
0,05mm
17
Hasil pengukuran
0,01mm
Kesimpulan: Berdasarkan hasil pengukuran jarak kerenggangan radial kepala besar batang
penggerak pada titik simetris pada poros engkol lebih kecil dari batas service. Hal tersebut dapat
dikatakan bahwa jarak kerenggangan radial kepala besar batang penggerak pada titik simetris
belum masuk kategori perbaikan/pergantian.
3. Pemeriksaan transmisi
Alat ukur: Jangka sorong
Bagian
Diameter dalam gigi (C1)
Diameter luar bos (C1)
Batas service
23,10mm
20,08mm
Hasil pengukuran
23,02mm
23,00mm
Kesimpulan: Berdasarkan hasil pengukuran Diameter dalam gigi dan luar bos lebih kecil dari
batas service. Hal tersebut dapat dikatakan bahwa Diameter dalam gigi dan luar bos belum masuk
kategori perbaikan/pergantian.
4. Pengukuran diameter luar tromol pemindah gigi
Alat ukur: Jangka sorong
Batas service
33,93mm
Hasil pengukuran
33,98mm
Kesimpulan: Berdasarkan hasil pengukuran Diameter luar tromol selisih lebih besar 0,05 dari
batas service. Hal tersebut dapat dikatakan bahwa Diameter luar tromol belum masuk kategori
perbaikan/pergantian.
5. Pengukuran Diameter dalam garpu peminda gigi
Alat ukur: Mikrometer
Batas service
34,15mm
Hasil pengukuran
34,90mm
Kesimpulan: Berdasarkan hasil pengukuran Diameter dalam garpu peminda gigi lebih besar/
melebihi batas service. Hal tersebut dapat dikatakan bahwa Diameter dalam garpu peminda gigi
sudah harus mengalami perbaikan/pergantian dengan yang baru.
Input
Output
Diketahui:
Input/Drive:
Output/Driven:
1). 12
1). 34
2). 17
2). 29
3). 18
3). 26
4). 19
4). 23
Driven
Drive
Gigi 1 =
Driven
=
Drive
34
12
= 2,833
Gigi 2 =
Driven
=
Drive
29
17
= 1,705
19
Gigi 3 =
Driven
=
Drive
26
18
= 1,444
Gigi 4 =
Driven
=
Drive
23
19
= 1,210
n1
Ratio
Gigi 1:
n 2=
n1
Ratio
= 2,833 = 352,982Rpm
1000
Gigi 2:
n 2=
n1
Ratio
= 1,705 = 586,510Rpm
Gigi 3:
n 2=
n1
Ratio
= 1,444
Gigi 4:
n 2=
n1
Ratio
= 1,210 = 826,446Rpm
1000
1000
= 692,520Rpm
1000
Kesimpulan: Berdasarkan perhitungan diatas maka diketahui semakin tinggi nilai perpindahan
gigi maka semakin cepat kendaraan tersebut berputar dan berbanding terbalik dengan nilai
torsinya.
PEMASANGAN PISTON
22
Pasang pegas-pegas klep dengan spiral yang lebih rapat-rapat menghadap ke ruang bakar.
2.
Pemasangan dilakukan dengan menggunakan alat valve spring compressor Ketok tangkai-tangkai
katub secara ringan menggunakan palu plastic sampai kuku katub duduk dengan mantap.
3.
Pemasangan katub
Pemasangan katub dilakukan secara langsung dengan dilakukan pembersihan terlebih dahulu
pada dudukan katub/celah-celah katub.
4.
Pemasangan poros bubungan ke dalam kepala silinder dengan posisi bubungan menghadap ke
ruang bakar.
5.
23
Pemasangan pelatuk ke dalam kepala silinder. Pemasangan poros pelatuk dengan ujung yang
berulir menghadap ke sisi kanan.
6. Pemasangan tutup silinder sebelah kanan
Pemasangan dan kencangkan baut-baut pemasangan penutup sebelah kanan.
PEMASANGAN KEPALA SILINDER
1. Pemasangan kepala silinder.
o Pemasangan gasket baru pada kepala silinder.
o Memasang penutup kepala silinder. Pemasangan penutup kepala silinder dengan tanda
panah menghadap ke bawah.
o Memasang dan mengencangkan baut-baut pemasangan kepala silinder.
2. Pemasangan manifold
Memasang dan mengencangkan baut-baut pemasangan manifold pemasukkan.
9. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil praktikum yang telah didapatkan maka dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut:
24
Pada kendaraan Honda grand memiliki system stransmisi manual dan memiliki system
kopling tipe sentrifugal.
Poros bumbungan pada komponen silinder hesd sudah memasuki batas
service/memerlukan perbaikan/pergantian.
Diameter poros rocker arm pada komponen silinder head sudah keausan sudah melebihi
batas service yang artinya perlu dilakukan perbaikan/pergantian.
Diameter batang katub pada komponen silinder head sudah melebihi batas service.
Sehingga perlu dilakukan perbaikan/penggantian katub.