Anda di halaman 1dari 19

Laporan Praktikum Power Train

Praktikum pembongkaran, analisa dan


pemasangan transmisi Planetary Pada Mobil
Toyota

Pembimbing :

Misbakhul Fatah, ST.,MT.


Disusun Oleh:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Ilham Pradana
Septian Alfadlil
A.Rijal Gozali
A.Syihabur Rohman R
Kevindio Pratama
Hairuz Zainuri
Syamsul Arifin

(33211401003)
(33211401004)
(33211401015)
(33211401022)
(33211401008)
(33211401030)
(33211401027)

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN ALAT BERAT


JURUSAN TEKNIK MESIN ALAT BERAT
POLITEKNIK NEGERI MADURA
2016

Proses Pelepasan, Analisa dan Pemasangan


Transmisi Otomatis pada Mobil Toyota
A. Tujuan Pratikum
1. Mahasiswa/i dapat belajar cara-cara pelepasan komponen-komponen
transmisi Otomatis
2. Mahasiswa/i dapat menetukan keausan berbagai macam komponenkomponen pada transmisi.otomatis planetary
3. Mahasiswa/i bisa

mengetahui prinsip kerja dari transmisi

otomatis

tersebut.
4. Mahasiswa/i dapat belajar cara-cara pemasangan komponen-komponen
transmisi tersebut.
B. Uraian Materi
1.1 TRANSMISI OTOMATIS
Sistem transmisi pada kendaraan merupakan sistem yang menjadi penyalur energi
dari mesin ke diferensial dan as. Saat mesin dinyalakan dan mobil dijalankan,
sistem transmisi memutar as sehingga roda dapat berputar dan menggerakkan
mobil untuk melaju.
Terdapat dua sistem transmisi yang umumnya saat ini, yaitu transmisi manual dan
transmisi otomatis. Juga terdapat sistem-sistem transmisi yang merupakan
gabungan antara kedua sistem tersebut, akan tetapi ini merupakan perkembangan
terakhir yang baru dapat ditemukan pada mobil-mobil berteknologi tinggi dan
merek-merek tertentu saja. Salah satunya Transmisi Otomatis Planetary .
Transmisi Otomatis
Terdiri dari 3 bagian utama, yaitu :
1.Torque converter
2. Planetary gear unit dan,
3.Hydraulic control unit
Torque converter berfungsi sebagai kopling otomatis dan dapat memperbesar
momen mesin. Sedangkan Torque converter terdiri dari Pump impeller, Turbine
runner, dan Stator. Stator terletak diantara impeller dan turbine. Torque converter
diisi dengan ATF (Automatic Transmition Fluid). Momen mesin dipindahkan
dengan adanya aliran fluida.
.

Gambar Transmisi Otomatis Toyota


Torque converter menggantikan kopling mekanikal pada transmisi
manual. Lewat torque converter ini torsi disalurkan dengan
mekanisme pompa dan turbin. Didalam torque converter terdapat
3buah baling2. Yang pertama bekerja sebagai pompa yang dikopel
langsung dengan mesin. Yang kedua "turbin" dikopel langsung
dengan planetray gear. Dan yang terakhir adalah stator. Cara
kerjanya, baling-baling yang terkopel pada mesin berputar untuk
memompakan Oli transmisi didalam sebuah ruang tertutup. Lalu
tekanan oli tersebut mendorong turbin layaknya air bertekanan yang
menggerakkan pembangkit listrik tenaga air. Konsep sederhananya,
anda menyalakan sebuah kipas angin lalu tepat didepannya anda
letakkan kipas angin yang lain dalam keadaan mati. Maka kipas
angin yang mati tadi akan berputar seiring meningkatnya tekanan
udara dari kipas angin yang menyala. Dari sistem tersebut,
didapatkan peningkatan torsi pada turbin saat RPM pada mesin
meningkat. Karena itulah perlengkapan ini disebut torque converter.
Karena dia merubah putaran tinggi pada mesin menjadi torsi saat
dibutuhkan. Namun alat ini jugalah yang menyebabkan konsumsi
bahan bakar pada mobil matik meningkat. Karena pompa dan turbin
tidak akan pernah berputar 1:1 saat berbeban. Oleh karena itu, pada
pengembangannya di aplikasikan perangkat "lock up" yang akan
mengunci pompa dan turbin secara mekanis untuk mendapatkan
efisiensi saat RPM tinggi dan overdrive. Lalu fungsi stator? Nah
stator adalah pengembangan sistem dua baling-baling menjadi 3
baling baling. Dimana baling diantara pompa dan turbin tidak
bergerak. Oleh karena itu dinamakan stator (statis:diam) dan

fungsinya adalah mengoptimalkan arah tekanan oli untuk


menggerakkan turbin.

C. Persiapan
Sebelum melakukan pratikum, kita mempersiapkan alat-alat (tools), alat
ukur dan mesin yang akan kita lakuan proses-proses diatas
1. Memperiapkan Trasnmisi cary
2. Mempersiapkan alat-alat (tools)
a. 1 set tool box
b. Tang snap ring
c. Palu karet
3. Mempersiapkan alat ukur
a. Jangka sorong
b. Filler gauge
4. Mempersiapkan lain-lain
a. Majun
b. Kamera
c. Alat tulis
D. Pembongkaran Mesin
a. Langkah 1 (Pelepasan Transmisi pada Mesin)
Pertama kita lakukan pelepasan transmisi pada mesin dengan
menggunakan kunci shock. Secara umum transmisi sebagai salah satu
komponen sistem pemindah tenaga (power train)mempunyai fungsi sebagai
berikut :
1. Meneruskan tenaga / putaran mesin dari kopling ke poros propeler.
2. Merubah momen yang dihasilkan mesin sesuai dengan kebutuhan
(beban mesin dan kondisi jalan).

3. Memungkinkan

kendaraan

dapat

berjalan

mundur (reserve) pada

kendaraan lebih dari 2 roda.

Gambar 1.1 Pelepasan transmisi pada mesin

b. Langkah 2 (Pelepasan Torqflow)


Selanjutnya kita melepas Torflow pada engine dengan menggunakan
kunci Pas 12.

Gambar 1.2 Pelepasan Torqfloe pada engine

c. Langkah 3 (Pelepasan Bak Oli Mesin)


Selajutnya kita melakukan pelepasan Bak oli transmisi dengan
menggunakan kunci shock . bak oli trasnmission berfungsi untuk tempat
menampung oli .

Gambar 1.3 Pelepasan bak oli mesin pada trasmisi

d. Langkah 4 (Pelepasan Strainer)


Selanjutnya kita akan melepas strainer / filter dengan menggunakan
kunci shock. Strainer / filter berfungsi sebagai penyaring kotoran oli dari
tangki menuju sistem yang dipompa oleh oil pump

Gambar 1.4 Pelepasan Strainer

e. Langkah 5 (Pelepasan Selenoid)


Selanjutnya kita akan melepaskan Selenoid pada tempatnya dengan
menggunakan kunci shock

Gambar 1.5 Pelepasan Selenoid

f. Langkah 6 (Pelepasan Rumah Semut / Pipa saluran oli )


Selanjutnya kita melepaskan Rumah Semut / Pipa saluran oli pada
trasnmisi dengan melepas satu persatu baut penguncinya dengan
menngunakan kunci shock

Gambar 1.6 Pelepasan Rumah Semut

g. Langkah 7 ( Pelepasan Pompa )


Selanjutnya kita melepaskan

pompa

terlebih

dahulu

dengan

melepaskan baut pengunci lalu ditarik dengan 2 buah tang dengan disisakan
2 baut untuk menarik pompa keluar.

Gambar 1.7 Pelepasan Pompa Transmisi

h. Langkah 8 ( Pelepasan Clutch )


Selanjunya kita akan melepaskan clutch dengan menggunakan obeng
min.

Gambar 1.8 Pelepasan Clutch.

E. Analisa Komponen-Komponen Transmisi


a. Analis 1 (Perhitungan Roda Gigi)
Pertama kali kita menghitung roda gigi pada transmisi

dengan

memberikan penanda pada salah satu gigi agar lebih akurat saat
pehitungan. Data yang diperoleh dapat dilihat pada tabel 1.1.
Tabel 1.1 data perhitungan gig transmisi
Item
Roda gigi 1 (Input Shaft)
Roda gigi 2
Roda gigi 3
Roda gigi 4 (output shaft)

i.

Jumlah Roda gigi


Roda Gigi
Counter Gear
20
32
26
27
29
22
30
14

Skema sederhana roda gigi pada mobil cary foward

20
gigi

Input
Shaft

26
gigi

29
gigi

30
gigi

Output
Shaft

32
gigi

ii.

27
gigi

22
gigi

14
gigi

sederhana roda gigi pada mobil cary reverse


20
gigi

Input
Shaft

27
gigi

Output
Shaft
E

A
17
gigi

D
12
gigi

iii.

C
Reverse
Gear

32
gigi

Perhitungan Roda Gigi


Rumus Rasio Roda Gigi Foward (RG) =
.......................... 1
Rumus Rasio Roda Gigi Reverse (RG) =
=
........................... 2

B D
x
A C
B D E
x x
A C D
B E
x
A C

Rumus Rpm Output (nout) =

RG 1

..................................................... 3
Misalkan menggunakan putaran input 1000 rpm
B D
1. Rasio Roda gigi 1 (RG2) = A x C

nout =

2. Rasio Roda gigi 2 (RG2) =

nout =

3. Rasio Roda gigi 3 (RG3) =

nout =

32 30
x
20 14

RG 1

= 1,6 x 2,14 = 3,424

1000 rpm
3,424

= 292,056 Rpm

B D
x
A C
32 29
x
20 22

RG 2

= 1,6 x 1,32 = 2,112

1000 rpm
2,112

= 473,484 Rpm

B D
x
A C
32 26
x
20 27

RG 3

= 1,6 x 0,96 = 1,536

1000 rpm
1,536

= 651,042 Rpm

4. Rasio Roda gigi 4 (RG4) = RG4 1 (karena dari input shaft lansung
diteruskan ke output shaft)

nout =

RG 4

5. Rasio Roda Gigi Reverse (RGrvs) =

1000 rpm
1

B E
x
A C

= 1000 Rpm

nrvs =

32 27
x
20 12

RGrvs

= 1,6 x 2,25 = 3,6

1000 rpm
3,6

277,78 Rpm

Gambar 1.10 Perhitungan roda gigi

b. Analisa 2 (Pengukuran Bushing)


Selanjutnya kita akan melakukan pengukuran bushing dengan mengunakan
jangka sorong.
Max : 26,57 mm
Pengukuran : 27,09 mm
Dari hasil pengukuran maka daoat disimpulkan bahwa spring pada peloran
dari ketiganya sudah melwati bata limit , jadi rekomendasinya harus dilakukan
pegantian dari ketiga spring tersebut. Gambar pengukuran dapat dilihat pada
gambar 1.11.

.Gambar 1.11 Pengukuran Bushing

c. Analis 3 (Pengukuran Clerance pada planet)


Selanjutnya kita akan melakukan pengukuran clerance pada planet,
pengukuran clerance dengan menggunakan filler gauge.
Max : 0,8 mm
Standart: 0,2 0,59 mm
Pengukuran : 0,30 mm
Dari hasil pengukuran dapat disimpulkan bahwa keadaan clerance
pada shift fokk dan sleeve 1 atau 2 sudah melebihi dari maximum clerance
yang diijinkan, maka dari hal itu direkomendasikan melakukan pergantian
shift fork dan sleeve tersebut.

Gambar 1.12 Pengukuran clerance pada planet

d. Analisa 4 (Pengukuran Busing pada Planet)

Selanjutnya kita akan melakukan pengukuran busing pada planet


dengan menggunakan jangka sorong.
Max : 12 12,018 mm
Pengukuran : 13,5 mm
Dari hasil penggukuran dapat disimpulkan clerance syncromesh denga
gear dan tinggi slot key sudah melewati batas limit service, jadi dapat
direkomendasikan melakukan pergantian syncomesh baik syncromesh 1
dan 2.

Gambar 1.13 Pengukuran Bushing pada planet

e. Analisa 5 (Pengukuran Disc Plate pada pompa)

Selanjutnya kita akan melakukan pengukuran disc dan plate pada


pompa dengan menggunakan jangka sorong.
Plate : 3,96 mm
Disc : 2,11 mm

f.

Gambar 1.14 Pengukuran Disc Plate pada pompa


Analisa 6 (Pengukuran Disc Plate Ring)

Selanjutnya kita akan melakukan pengukuran disc dan plate pada


ring dengan menggunakan jangka sorong.
Plate : 3,87 mm
Disc : 2,11 mm

Gambar 1.15 Pengukuran Disc Plate pada ring

g. Analisa celah antara body dan driven gear


Selanjutnya kita mengukur celahnya menggunakan filler gauge
Standart : 0,3mm
Hasil Pengukuran : kurang dari 0,1mm (kondisi baik)

Gambar 1.16 Celah body dengan driven


h. Analisa celah driven gear
Selanjutnya kita mengukur celah driven gear dengan menggunakan filler
gauge
Standart max : 0,3mm
Hasil pengukuran : 0,1mm 0,15mm (kondisi baik)
i. Analisa oil pump cover
Selanjutnya kita mengukur oil pump cover
Hasil pengukuran : 26,88mm

Gambar 1.17 analisa oil pump cover

F. Pemasangan Transmisi
1. Langkah 1 ( Memasang Clutch )
Pertama kita akan memasang clutch dengan menggunakan obeng
minse, seperti pada gambar 1.1 pemasangan clutch.

Gambar 1.1 Pemasangan Clutch.


2. Langkah 2 (Memasang Bering dan Ring)
Selanjutnya kita memasang beriang dan riang pada bak transmisi setelah
pemasangan clutch, beriang terdapat dua buag bering yang di tempatkan pada

belakang dan depan ring, ring di pasang pada shaft seperti pada gambar 1.2
pemasangan bering dan ring.

Gambar 1.2 Pemasangan Bering dan Ring


3. Langkah 3 (Memasang carier dan San)
Selanjutnya kita memasang carier yang satu paket sama planet setelah itu pasang
san pada shaft, seperti pada gambar 1.3 pemasangan carier dan san.

Gambar 1.3 pemasangan carier dan san

4. Langkah 4 ( Memasang Pompa )


Selanjutnya kita memasang pompa setelah pemasangan clutch, dengan
memasang baut pengunci pada tiap-tiap lubang body pumpa.

Gambar 1.2 Pemasangan Pompa Transmisi

5. Langkah 5 (Pemasangan Rumah Semut / Pipa saluran oli )

Selanjutnya kita memasang Rumah Semut / Pipa saluran oli pada


trasnmisi dengan memasang satu persatu baut penguncinya dengan
menngunakan kunci shock

Gambar 1.3 Pemasangan Rumah Semut

6. Langkah 6 (Pelepasan Selenoid)


Selanjutnya kita akan memasang Selenoid pada tempatnya dengan
menggunakan kunci shock

Gambar 1.4 Pemasangan Selenoid

7. Langkah 7 (Pemasangan Strainer)


Selanjutnya kita akan memasang strainer / filter dengan menggunakan
kunci shock. Strainer / filter berfungsi sebagai penyaring kotoran oli dari
tangki menuju sistem yang dipompa oleh oil pump

Gambar 1.5 Pemasangan Strainer

8. Langkah 8 (Pemasangan Bak Oli Mesin)


Selajutnya kita melakukan pemasangan Bak oli transmisi dengan
menggunakan kunci shock . bak oli trasnmission berfungsi untuk tempat
menampung oli .

Gambar 1.6 Pemasangan bak oli mesin pada trasmisi

9. Langkah 9 (Pemasangan Torqflow)


Selanjutnya kita memasang

Torflow

pada

menggunakan kunci Pas 12.

Gambar 1.7 Pemasangan Torqfloe pada engine

10. Langkah 10 (Pemasangan Transmisi Pada Engine)

engine

dengan

Langkah terakhir kita lakukan pemasangan transmisi pada mesin


dengan menggunakan kunci shock. Setelah semua langkah pemasangan
kita lakukan berurutan dengan baik dan benar sesuai prosedur

Gambar 1.8 Pemasangan trasnmisi pada mesin

11. Kesimpulan
Kesimpulan dari laporan ini adalah fungsi transmisi sebagai pengatur
kecepatan gerak dan torque serta berbalik putaran sehingga dapat bergerak
maju dan mundur, salah satu tipe transmisi manual yaitu syncromesh
transmission yang pada dasarnya sama dengan constanmesh transmission,
syncromesh transmission mempunyai keuntungan yaitu dapat memindahkan
kecepatan tanpa harus memberhentikan unit terlebih dahulu.
Hal hal yang perlu diperhatikan dalam pembongkaran dan pemasangan:
1. Lakukan pemasangan/pembongkaran dengan menggunakan kunci shock
1. lakukan pemasangan/pembongkaran baut dengan cara menyilang
Hal hal yang perlu diperhatikan dalam analisa komponen :
1. Sebelum melakukan analisa carilah manual book untuk menentukan batas limit
atau batas yang diijinkan untuk menentukan apakah perlu diganti atau tidak

Anda mungkin juga menyukai