Dosen Pengampu : Nurcholish Arifin Handoyono, M. Pd.
Oleh : Rendika Azis Pradona
NIM : 2020006023 Kelas : 4A PVTM
Transmisi Otomatis Hidrolik (Konvensional)
Pada mobil-mobil jaman dahulu kebanyakan transmisi otomatis dirancang untuk
penggunaan mesin depan dengan penggerak roda belakang. Tetapi dijaman yang semakin modern seperti sekarang ini sistem transmisi otomatis mulai berkembang dan digunakan untuk mesin berpenggerak roda depan. Transmisi otomatis memiliki tiga bagian utama yang memiliki fungsi khusus tersendiri yaitu : 1. Torque Converter, tenaga putar yang dihasilkan oleh mesin diperkuat melalui torque converter yang selanjutnya dipindahkan ke planetary gear units. 2. Planetary Gear Units, menerima input dari torque converter dan mengubah kecepatan sesuai dengan kondisi pengendaraan. 3. Hydraulic Control System, dirancang untuk mengontrol operasi dari planetary gear units.
Bagian-bagian dari Transmisi Otomatis
Torque Converter Terdiri dari beberapa komponen yaitu, pump impeller, turbine runner, stator, dan converter case. Pump impeller menyatu dengan converter case dan berhubungan langsung dengan crankshaft mesin. Turbine runner dikaitkan dengan spline pada input shaft pada planetary gear units. Torque converter itu sendiri diisi dengan fluida transmisi otomatis (Minyak Automatic Transmission Fluid/ ATF) dan berputar dengan prinsip gaya sentrifugal. ▪ Pump Impeller → kipas pertama yang akan bergerak bersama-sama dengan converter case sesuai dengan putaran crankshaft. Ketika terjadi putaran akan muncul energi kinetik yang dihasilkan yaitu, gaya sentrifugal pada minyak transmisi otomatis dimana minyak ini nantinya akan terlempar dan menggerakkan sudu-sudu turbine runner. Pump impeller memiliki beberapa bagian yaitu guide ring dan juga vane yang fungsinya membuat celah sehingga aliran minyak transmisi otomatis menjadi lancar. ▪ Converter Case → merupakan wadah dari komponen secara keseluruhan yang akan menutup turbine runner dan pump impeller sehingga ketika mesin berputar, aliran dari fluida tidak akan keluar yang menjadikannya kebocoran. Converter case ini dihubungkan dengan beberapa komponen konverter seperti pump impeller dan flywheel mesin dengan baut. ▪ Turbine Runner → merupakan kipas kedua yang berhadap-hadapan dengan pump impeller yang berfungsi untuk menerima tenaga yang memiliki tekanan dari aliran fluida minyak transmisi. ▪ Stator → terletak di antara pump impeller dan turbine runner, dan berada di antara dua kipas yang berhadap-hadapan. Bentuknya juga seperti kipas yang memiliki fungsi utama untuk mengalirkan fluida minyak transmisi yang tadinya dari turbine kembali lagi ke pump impeller.
Planetary Gear Units
Planetary gear units adalah komponen pada transmisi otomatis yang memiliki beberapa fungsi utama yaitu sebagai komponen yang dapat mengubah perbandingan gigi, mengubah momen (torsi), dan mengubah kecepatan putar pada output shaft transmisi. Selain itu, planetary gear units ini juga memungkinkan output shaft untuk berputar ke arah maju serta berputar ke arah mundur. Planetary gear units terdiri dari beberapa komponen yaitu planetary gear set, clutches, brakes. Planetary gear set terdiri dari sun gear, ring gear, planetary pinion gear, dan planetary carrier. Sun gear merupakan komponen planetary gear unit yang posisinya terletak ditengah- tengah (pusat) susunan gear unit. Seluruh gear pada planetary gear unit ini akan berpusat pada sun gear. Planetary pinion gear merupakan komponen planetary gear unit yang posisinya dipasang mengitari/ mengelilingi poros tengah sun gear dan dilingkari oleh annulus atau ring gear. Planetary pinion gear merupakan gear kecil yang disusun mengelilingi sun gear dan dilingkari oleh ring gear dalam sebuah kerangka bernama planetary carrier. Planetary carrier ini umumnya terbuat dari bahan besi campuran yang pada masing-masing ujungnya terdapat sebuah shaft sebagai poros tempat planetary pinion gear berputar. Ring gear / Annulus gear merupakan komponen planetary gear yang posisinya terletak pada lintasan terluar dari planetary gear unit. Ring gear bertautan dengan pinion gear dan mengelilingi seluruh pinion gear beserta sun gear. Clutches digunakan untuk menentukan gear mana yang boleh berputar untuk menggerakkan planetary gear set. Didalam clutches terdapat disc dan plates, piston serta cylinder. Brakes digunakan untuk menahan gear tertentu sehingga tidak berputar. Sebagian besar model clutches dan brakes yang banyak digunakan adalah tipe multiple disc basah. Clutches plates berputar bersama-sama dengan input shaft sebagai unit, sementara clutches disc mengait pada salah satu anggota dari planetary gear set. Clutches digerakkan oleh tekanan hidrolik dari hydraulic control system. Piston didorong oleh tekanan hidrolik dan mendorong plates terhadap disc. Akibatnya tenaga mesin dipindahkan dari input shaft ke planetary gear melalui plates dan disc. Planetary gear memiliki komponen yang saling terintegrasi dalam melakukan langkah kerjanya. Pada dasarnya, komponen penyusun planetary gear dapat berputar dan ditahan. Kerja planetary gear dapat terjadi bila salah satu komponen ditahan maupun keduanya sama-sama ditahan. Misalnya, jika ring gear ditahan maka kecepatan kendaraan dapat mencapai reduksi maksimum. Hal ini akan membuat torsi meningkat. Berbalik jika posisi sun gear ditahan, maka ring gear akan berlaku sebagai komponen penggerak dan diperoleh kecepatan dengan reduksi minimum. Kecepatan dengan reduksi maksimum juga akan terjadi jika ring gear ditahan dan sun gear berlaku sebagai output. Jika sun gear ditahan dengan masukan, maka ring gear akan tertahan. Kecepatan akan mengalami kenaikan maksimum akibat torsi yang tereduksi. Planetary carrier yang ditahan akan menghasilkan kecepatan mengalami reduksi sehingga torsi meningkat. Selanjutnya, kecepatan akan mengalami peningkatan jika planetary carrier ditahan. Langkah ini akan menimbulkan kerja mesin yang menggerakkan kendaraan ke arah mundur.
Hydraulic Control System
Sebuah hydraulic control system terdiri dari sebuah pompa oli yang membuat tekanan hidrolik dan sejumlah valve serta saluran fluida. Pada kendaraan dengan transmisi manual pengemudi melakukan perpindahan naik atau turun tergantung pada dua kondisi, begitu juga dengan transmisi otomatis juga melakukan hal yang sama secara otomatis. Satu kondisi adalah beban pada mesin dan yang lainnya adalah kecepatan kendaraan. Tekanan hidrolik dibangkitkan oleh oil pump dan besarnya tekanan ini diatur oleh throttle valve sesuai dengan beban mesin. Tekanan yang dihasilkan disebut throttle pressure. Tekanan hidrolik yang dibangkitkan oleh oil pump juga diatur oleh governor valve sesuai dengan kecepatan kendaraan. Tekanan yang dihasilkan disebut governor pressure. Throttle pressure bekerja pada satu ujung dari shift valve dan governor pressure bekerja pada sisi yang lainnya. Shift valve ini bergerak ke kanan atau ke kiri tergantung pada perbedaan diantara kedua tekanan ini. Pada saat shift valve bergerak maka saluran fluida terbuka, sehingga tekanan hidrolik yang dibangkitkan oleh oil pump menggerakkan clutch atau brakes piston. Saluran fluida yang terbuka menentukan arah dan kecepatan putaran dari setiap anggota planetary gear set dengan kata lain pada gigi berapa transmisi akan berpindah. Ini adalah prinsip dasar tentang bagaimana sebuah transmisi otomatis melakukan perpindahan naik dan turun secara otomatis. Sekarang berdasarkan pada apa yang telah kita pelajari sejauh ini, mari kita pelajari operasi dasar dari transmisi otomatis 3 percepatan. Mekanisme Operasi Transmisi Otomatis 3 Percepatan Tekanan hidrolik yang dibangkitkan oleh oil pump diubah menjadi line pressure oleh primary regulator valve. Line pressure bekerja pada throttle valve dan governor valve. Throttle pressure yang dibangkitkan oleh throttle valve bekerja pada ujung atas dari shift valve, dan governor pressure yang dibangkitkan oleh governor valve bekerja pada ujung bawah shift valve. Terdapat dua shift valve yaitu 1 dan 2 shift valve dan 2 dan 3 shift valve. Manual valve dihubungkan dengan tuas pemilih pengemudi dan menentukan tingkat kecepatan transmisi, sebagai contoh D, 2, R, dan lain-lain. Transmisi otomatis 3 kecepatan memiliki 2 set planetary gear dan terdiri dari bagian berikut ini yaitu, output shaft, ring gear belakang, pinion gear dan carrier belakang, sun gear belakang dan depan, pinion gear dan carrier depan, dan ring gear depan.
Bagaimanakah cara bekerjanya?
Apabila pengemudi ingin menjalankan kendaraan dia akan menggerakkan tuas pemindah ke D dan saluran fluida ke C1 terbuka oleh manual valve. Maka, clutch C1 akan mengait dan tenaga dipindahkan dari input shaft ke ring gear depan karena one way clutch F2 mencegah carrier belakang berputar sehingga putaran input shaft dipindahkan ke output shaft, tetapi kecepatannya direduksi oleh planetary gear depan dan belakang. Ini adalah Gear 1.
Apakah kecepatan kendaraan bertambah?
Governor pressure yang bekerja pada ujung bawah shift valve perlahan-lahan meningkat. Apabila governor pressure menjadi lebih besar dari throttle pressure yang bekerja pada ujung atas 1 dan 2 shift valve, maka 1 dan 2 shift valve terdorong ke atas oleh governor pressure. Demikian pula disamping saluran fluida ke clutch C1 dan saluran fluida ke brake B2 terbuka, sehingga brake B2 bekerja. Pada saat brake B2 bekerja, Ia menahan sun gear melalui one way clutch F1. Oleh sebab itu kecepatan input dari ring gear depan direduksi oleh planetary carrier depan dan transmisi berpindah ke Gear 2. Pada saat ini planetary gear set belakang idle. Apabila kecepatan kendaraan terus bertambah maka governor pressure juga meningkat dan mendorong 2 dan 3 shift valve ke atas. Karena 2 dan 3 shift valve terdorong ke atas maka ia membuka saluran fluida ke clutch C2. Pada saat clutch C2 bekerja, maka input shaft berhubungan dengan sun gear. Oleh karena tenaga dipindahkan serentak ke ring gear depan dan sun gear, maka planetary gear depan mulai berputar sebagai unit dan tidak mengubah baik kecepatan maupun torque input. Dengan kata lain input shaft berhubungan langsung dengan output shaft atau sama pula dikatakan transmisi telah berpindah ke Gear 3. Pada Gear 3 planetary gear set belakang idle. Apabila kendaraan mulai menanjak sebuah bukit pada Gear 3 dan kecepatannya berkurang, governor pressure juga berkurang sehingga 2 dan 3 shift valve bergerak ke bawah. Akibatnya saluran fluida ke clutch C2 tertutup dan membebaskan sun gear dari input shaft, sehingga transmisi berpindah ke Gear 2. Sekarang seandainya transmisi sedang pada Gear 3 dan pengemudi bermaksud mengakselerasi kendaraan dengan cepat sehingga dia menekan pedal akselerator secara mendadak maka down shift valve bergerak ke atas membuka saluran fluida ke ujung atas 1 dan 2 dan 2 dan 3 shift valve. Hal ini akan mendorong 2 shift valve turun ke bawah dan membuka saluran fluida seperti halnya pada Gear 1, sehingga kendaraan berpindah turun ke Gear 1. Apabila pengemudi akan mundur maka dia memindahkan tuas pemilih ke posisi R, maka manual valve membuka saluran fluida ke clutch C2 dan brake B3. Pada saat clutch C2 mengait ia memindahkan putaran input shaft ke sun gear. Pada saat yang sama brake B3 menahan planetary carrier belakang sehingga tidak berputar. Jadi ring gear belakang dan sun gear mulai berputar pada arah yang berlawanan, selanjutnya menyebabkan input shaft dan output shaft mulai berputar pada arah yang berlawanan seperti yang dapat terlihat disini planetary gear set belakang tidak idle dalam hal ini. Apabila pengemudi memindahkan tuas pemilih ke posisi 2, maka manual valve membuka saluran line pressure ke 2 dan 3 shift valve dan 1 dan 2 shift valve. Pada saat governor pressure meningkat, 1 dan 2 shift valve terdorong ke atas membuka saluran ke brake B1 dan B2 sehingga transmisi berpindah naik ke Gear 2. Pada tingkat 2 transmisi tidak dapat berpindah ke Gear 3 sekalipun kecepatan kendaraan meningkat karena manual valve membuka line pressure untuk menekan bagian tengah 2 dan 3 shift valve. Pada Gear ke 2 dari tingkat 2 sun gear dicegah berputar ke arah manapun oleh Brake B1 sehingga terjadi engine braking. Pada tingkat L saluran line pressure juga dibuka di atas 1 dan 2 shift valve sehingga mencegah perpindahan naik ke Gear 2 atau Gear 3. Pada Gear 1 dari tingkat L kedua planetary gear depan dan belakang digerakkan seperti halnya pada Gear 1 dari tingkat D, tetapi brake B3 mencegah planetary carrier belakang berputar ke arah manapun sehingga terjadi engine braking.
Fungsi Hydraulic Control System
Hydraulic Control System mempunyai 4 fungsi yaitu sebagai berikut : 1. Membangkitkan dan menghasilkan tekanan hidrolik. Fungsi ini digerakkan oleh komponen yang bernama oil pump. Oil pump pada transmisi otomatis umumnya terletak dibagian depan dekat dengan torque converter. Saat mesin berputar dan memutar torque converter, maka oil pump ini juga langsung berputar dan menghasilkan tekanan hidrolik bagi seluruh komponen transmisi otomatis. Tekanan hidrolik yang dihasilkan oleh oil pump ini akan digunakan untuk beragam keperluan seperti untuk menggerakan clutches dan brakes pada transmisi otomatis atau untuk melumasi komponen yang saling bergesekan. 2. Mengatur dan menyesuaikan tekanan hidrolik yang sudah dihasilkan oleh oil pump. Fungsi ini dilakukan oleh manual valve yang terhubung dengan tuas perseneling transmisi otomatis melalui manual linkage. Manual valve diletakkan di dalam valve body yang berupa saluran-saluran oli matik sebagai tempat aliran oli bertekanan ke masing-masing komponen clutches dan brakes. Saat tuas persneling transmisi otomatis di geser, maka manual valve akan bergerak sesuai dengan pilihan huruf pada tuas persneling. Selain itu, pada valve body ini juga terdapat regulator valve yang akan mengatur dan menyesuaikan tekanan oli hidrolik agar tekanan yang dihasilkan tidak berlebihan dan merusak komponen lainnya di dalam transmisi otomatis. 3. Melakukan shifting dan perpindahan gigi secara otomatis. Fungsi ini dilakukan oleh komponen Transmission Control Unit (TCU) sebagai pusat pengendali solenoid dimana solenoid matic ini akan membuka dan mentup jalur hidrolik di dalam valve body sesuai dengan posisi berkendara dan tingkat percepatan yang dibutuhkan. Didalam TCU sudah terprogram data tentang data-data kapan perpindahan gigi harus terjadi dan komponen- komponen manakah di dalam transmisi otomatis yang harus aktif. TCU ini akan mengontrol dan memilih solenoid-solenoid mana yang harus bekerja sesuai dengan pilihan data komponen dalam TCU sehingga terjadi perpindahan gigi dan shifting yang sesuai dengan kondisi saat berkendara. 4. Melumasi seluruh komponen kerja transmisi otomatis. Fungsi ini dilakukan oleh oil pump dan minyak ATF. Secara garis besar, saat transmisi otomatis bekerja, seluruh komponen didalamnya akan terus berputar dan saling bergesekan. Masing-masing komponen sangat membutuhkan minyak ATF yang berfungsi dengan baik sehingga dapat melumasi bagian-bagian yang saling bergesekan tersebut. Dengan begitu, maka kinerja komponen tidak akan terganggu dan transmisi otomatis dapat bekerja dengan normal.
Hydraulic Control Unit Adalah Unit Dalam Komponen Transmisi Yang Berfungsi Untuk Mengontrol Kerja Clucth Dan Brake Dengan Meviggunakan Tekanan Yang Dihasilkan Dari Pompa Oli