Rombel : 004
Dosen Pengampu
Drs. Suwahyo, M.pd
Adhetya Kurniawan, S.pd., M.pd.
Oleh :
A. TUJUAN
Setelah menyelesaikan praktik Suspensi dan Front Wheel Alignment, diharapkan
mahasiswa dapat :
1. Mengidentifikasi sistem suspensi pada kendaraan.
2. Mengenali jenis praktik Front Wheel Alignment.
3. Melakukan pemeriksaan dan pengukuran jenis Front Wheel Alignment.
4. Melakukan analisis gejala dari pemeriksaan Front Wheel Alignment.
5. Melakukan servis (perawatan dan perbaikan) Front Wheel Alignment.
C. KESELAMATAN KERJA
1. Menggunakan pakaian praktik (wearpack)
2. Berdoa sebelum dan sesudah praktik
3. Menggunakan alat sesuai dengan fungsinya
4. Jangan bercanda terlalu berlebihan ketika praktik
5. Mematuhi tata tertib laboratorium praktik
6. Membersihkan area kerja setelah selesai praktik
7. Bertanya ke instruktur jika terjdi kesulitan
D. LANGKAH KERJA
1. Pengidentifikasian Sistem Suspensi
Pada suspensi ini roda-roda tidak disambung melalui poros-poros sehingga roda kanan dan
kiri bergerak sendiri-sendiri. Suspensi tipe wishbone dibagi menjadi 2 bagian yaiotu
wishbone bagian atas dan wishbone bagian bawah. Suspensi ini biasanya digunakan pegas
coil.
Adapun bagian-bagian dari sistem suspensi beserta fungsi-fungsinya antara lain :
1. Pegas koil, berfungsi untuk meredam penugasan dengan arah tegak lurus dan
menyerap getaran yang diterima roda.
2. Shock Absorber, berfungsi untuk meredam goncangan naik turun pada pegas koil
3. Lower dan upper wishbone arm, berfungsi sebagai lengan ayun pada suspense
4. Stabilizer bar, berfungsi untuk mengurangi kemiringan kendaraan akibat gaya
sentrifugal pada saat kendaraan membelok
5. Bumper, berfungsi untuk sebagai pelindung frame axel, shock absorber san lain-
lain pada sat pegas mengerut dan mengembang diluar batas maksimum
6. Ball joint, sebagai sumbu potar ruda pada saat kendaraan membelok
Kelebihan suspensi double wishbone
Karena bentuknya yang sangat kokoh dengan adanya lengan bagian atas ( upper
arm ) serta lengan bagian bawah ( lower arm ) ini maka sistem suspensi ini mampu
mencengkeram posisi roda agar tidak bergeser dari posisinya, serta mampu
meredam daya tekan baik dari atas, depan maupun samping.
Posisi double wishbone ini mampu menahan posisi roda agar tetap tegak lurus
terhadap permukaan aspal jalan sehingga mampu meminimalisir pergerakan atau
pergeseran roda sehingga sangat mudah dikendalikan dan terasa nyaman.
Memiliki control camber yang sangat sempurna.
Kekurangan suspensi double wishbone
Harga suspensi model ini tergolong mahal ketimbang sistem suspensi lainnya.
Harga per part dari suspensi ini juga sangat mahal melihat suspensi ini tersusun dari
banyak bagian yang sewaktu waktu terjadi kerusakan pada salah satu bagiannya.
Untuk rancangan double wishbone model lama akan membuat tingkat pengikisan
ban jauh lebih besar ( cepat aus ) karena untuk model lama antara upper arm dan
lower arm dibuat paralel dengan panjang yang sama contohnya pada jenis toyota
kijang kapsul dan kijang innova. Namun untuk rancangan yang baru tidak demikian
karena desain dari upper arm dibuat lebih pendek dan tidak paralel guna
meminimalisir keausannya, contoh pada upper arm milik toyota fortuner.
Tingkat kerusakan ball joint terutama ball joint atas lebih besar untuk jenis suspensi
upper arm model lama, namun tidak untuk suspensi upper arm model.
2. Pengukuran Front Wheel Alignment (FWA)
F. KESIMPULAN
Setelah melaksanakan praktik identifikasi sistem suspensi dan Front Wheel
Alignment (FWA), dapat disimpulkan bahwa sistem suspensi masih baik dan
tahapan atau proses Front Wheel Alignment (FWA) yang dilakukan terdiri dari
pemasangan peralatan pengukuran kemudian penganalisisan dan pemahaman
langkah setiap jenis pengukuran dan pemeriksaan, selanjutnya dilakukan
pengukuran dan pemeriksaan pada saat praktik Front Wheel Alignment (FWA)
untuk mengetahui kondisi setelan sudut geometris roda kendaraan.
Anggota Kelompok :