Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM

KEMUDI, REM DAN SUSPENSI


( FRONT WHEEL ALIGMENT )

DI SUSUN OLEH :

1. SWASTIKA FAHMI WIJAYA NIM : 16504244003


2. RAMADHANI NIM : 16504244004
3. NAUFAL QOIS ALWAN NAZHIF NIM : 16504244005
4. DEO CAHYO ANUGRAH NIM : 16504244006
5. JUJUR PRIHATIN NIM : 16504244002
DOSEN PENGAMPU :
DR. DRS. TAWARDJONO USMAN M.PD

KELAS C12
JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIF
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2018
A. Tujuan/Kompetensi
1. Melakukan pengukuran Front Wheel Alignment ( FWA ) pada kendaraan
2. Menganalisa kondisi obyek ynag digunakan untuk praktikum

B. Alat dan Bahan


1. Mobil Toyota Kijang
2. Buku manual
3. Camber, Caster , KPI gauge
4. Turning radius gauge ( turning table )
5. Toe-in gauge
6. Pressure gauge
7. Rool meter
8. Kapur tulis
9. Dongkrak

C. Keselamatan Kerja
1. Mempergunakan alat sesuai dengna fungisnya
2. Bekerja dengan hati-hati dan teliti
3. Memastikan pemasangan turning table tepat dan rem parkir aktif atau roda-
roda sudah diganjal
4. Hati-hati saat bekerja dibawah kendaraan

D. Dasar Teori

Steering system atau sistem kemudi berfungsi untuk mengendalikan arah


kendaraan sesuai kehendak pengemudi. Umumnya yang dikendalikan adalah kedua
roda depan, meskipun dewasa ini telah dikembangkan sistem pengendalian
keempat roda.Walaupun demikian kendaraan harus dapat dikendalikan dengan
mudah agar roda tidak terseret saat kendaraan sedang berbelok.
Wheel alignment atau pengaturan posisi roda depan sangat berkaitan dengan
pengendalian steering system.
Hal ini dimaksudkan supaya :
1. Steering wheel dapat kembali lurus setelah berbelok.
2. Steering cenderung lurus kedepan meskipun steering wheel dilepas.
3. Tenaga yang digunakan memutar steering wheel lebih ringan.
4. Keausan ban dapat merata.

Wheel Alignment atau di Indonesia orang lebih mengenal dengan sebutan


Spooring. Adalah perawatan kendaraan pada kendaraan roda 4 atau lebih dengan
tujuan agar ban lebih tahan lama karena terhindar aus pada sisi luar atau sisi bagian
dalam. Selain itu tujuan dari Wheel Alignment adalah menyelaraskan kendaraan
agar dapat berjalan lurus dan stir tidak menarik ke kiri atau kanan. Lakukanlah
Wheel Alignment minimum 3 (tiga) bulan atau 10.000 km.

Faktor-faktor Front Wheel Alignment ( FWA ) :

1. sudut caster
2. sudut camber
3. king pin inclination
4. toe-in
5. turning radius ( sudut belok )

1. Sudut Caster

adalah sudut yang dibentuk oleh perpanjangan garis sumbu. kedua buah ball
joint ( garis king pin ) dengan garis vertikal bila dilihat dari samping kendaraan
jarak antara titik potong perpanjangan garis king pin dan jalan dengan titik
pusat persinggungan ban , dan jalan disebut trail/tread.

Keterangan :

a. ( + ) titik potong perpanjangan garis king pin dan jalan


b. ( 0 ) titik pusat persinggungan dengan jalan
c. ( 0- (+) ) : Trail ( Lead )

Jenis-jenis sudut caster :

1. caster positif dimana titik potong perpanjangan garis pin dengan jalan
berada di depan titik pusat persinggungan ban dengan jalan ( + di depan 0 )
, dilihat dari samping kendaraan.

2. caster nol adalah dimana titik potong perpanjangan garis king pin dengan
jalan , segaris dengan titik pusat persinggungan ban dengan jalan ( + segaris
dengan 0) dilihat dari samping.

3. caster negatif adalah dimana titik potong perpanjangan garis king pin
dengan jalan berada di belakang titik pusat. persinggungan ban dengan jalan
( - dibelakang 0 ) , dilihat dari samping kendaraan.

2. Sudut Camber

sudut camber adalah sudut yang di bentuk oleh garis simetris ban terhadap
garis vertikal garis vertikal , jika dilihat dari depan kendaraan.

Jenis - jenis sudut camber :

1. Sudut camber positif apabila bagian atas dari ban arahnya keluar
2. Sudut camber nol terjadi apabila garis simetris dari ban berimpit dengan
garis vertikal
3. Sudut camber negatif terjadi apabila bagian dari atas ban arahnya kedalam

3. King Pin Inclination

King piin inclination adalah kemiringan king pin terhadap garis vertikal bila
dilihat dari depan atau belakang kendaraan.

4. Toe-in

yang dimaksud dengan toe in adalah selisih jarak antara titik tengah ban kiri
dan ban kanan pada bagian belakang ( A ) dengan jarak antara titik tengah ban
kiri dan kanan pada bagian depan ( B ) , dan roda depan. dilihat dari atas
kendaraan.
5. Sudut Belok ( Turning Angle )

adalah besarnya sudut belok pada roda depan .sudut belok tersebut dapat
dibedakan menjadi 2 bagian , yaitu :

1. Sudut Inner
yaitu sudut belok yang di buat oleh roda depan , dimana pada saat
belok bagian belakang dari pada roda depan tersebut mengarah ke dalam.

2. Sudut Outer
Yaitu sudut belok yang dibuat oleh roda depan , dimana pada saat
membelok , bagian belakang dari roda depan tersebut mengarah ke luar.

E. Pengukuran, Pemeriksaan dan Penyetelan


1. Persiapkan alat dan bahan praktek yang akan di gunakan.
2. Tempatkan kendaraan pada tempat yang memiliki permukaan datar/ rata.
3. Periksa keausan ban dan tekanannya yang dimana mengacu pada spesifikasi
yang telah di tentukan.

4. Periksa kelonggaran batalan roda depan.


5. Periksa kelonggaran ball joint.
6. Periksa kelonggran steering linkage.
7. Ukur wheel base

8. Ukur wheel track

9. Ukur tinggi kendaraan

10. Pasangkan touring table tepat pada bagian bawah kedua roda depan, dengan
posisi skala “0” (nol).
11. Pasangkan ganjal setebal turning table table pada kedua roda belakang.
12. Pasangkan CCKG pada roda depan dengan terlebih dahulu melepas luk
roda depan.
13. Ukurlah Camber, Caster, KPI, Turning Radius dan Toe pada kedua roda
depan, dengan prosedur :
a. Pengukuran Camber
1) Tempatka skala alat ukur sejajar dengan tanah (skala alat ukur “0”
(nol)
2) Baca besarnya Camber pada skala Camber
b. Pengukuran Caster dan KPI
1) Putar roda depan ke arah luar sejauh 20˚
2) Tepatkan alat ukur sejajar dengan tanah (sakala alat ukur “0” (nol)
3) Tepatkan skala Caster dan skala KPI “0” (nol)
4) Putar roda depan ke arah dalam sejauh 40˚ dari posisi pertama
5) Tepatkan skala alat ukur sejajar dengan tanah (skala alat ukur “0”
(nol)
6) Baca besarnya sudut Caster dan KPI pada skal masing-masing.

c. Pengukuran Turning Radius


1) Luruskan roda depan.
3) Putar roda kekanan sehingga roda kaan berputar sejauh 20˚ (atau
sesuai dengan buku manual).
4) Periksa sudut putar roda kiri
5) Luruskan roda depan .
6) Putarkan roda kekiri sehingg roda kiri berputar sejauh 20o (atau
sesuai dengan buku manual).
7) Periksa sudut putar roda kanan.
8) Periksa hasil pengukuran dan bandingkan dengan spesifikasi.
d. Pengukuran Toe
1). Luruskan roda depan
2) Berilah tanda pada bagian tengah-tengah ban depan bagian belakang
(kedua ban)
3) Ukurlah jarak antar roda depan bagian belakang tersebut (tepat pada
tanda) dengan tou-in gauge. (A)
4) Majukan kendaraan sehingga roda berputar 180o
5) Ukurlah jarak antar roda depan bagian depan tersebut (tepat pada
tanda)
Dengan toe-in gauge. (B)
6) Selisih A dan B merupakan besarnya Toe.
12. Lakukan penyetelan jika diperlukan
Penyetelan camber dan caster dapat dilakukan dengan cara memutar
cam penyetel dengan melihat strip nya.

F. Data Praktik

1. Data pemeriksaan dan pengukuran :


No Uraian Hasil Pemeriksaan/ pengukuran
1. Keausan ban Baik
2. Tekanan ban Depan 0 Psi, Belakang 40 Psi
Kelonggaran bantalan roda
3. Longgar
depan
4. Kelonggaran ball joint Longgar
5. Kelonggaran steering lingkage Longgar
6. Wheel base 2320 mm
7. Wheel track/ thread 1380 mm
Tinggi kendaraan (overall
8. 1800 mm
height)

No Faktor FWA Hasil Pengukuran


0
1. Camber Kiri : + 1
2. Caster Kiri : + 30
3. King-pin Kiri : >160
4. Toe In 3,8 mm
5. Turning Radius Kanan 19 kiri 20

2. Penyetelan camber/caster :

No Nock Depan Nock Belakang Camber Caster

Kiri : 1 kiri : 2,75


1. 1 strip ke kanan -
Kanan : 0 kanan : 2,5

G. Menganalisis
1. Camber
Dari data yang diperoleh saat pemeriksaan bahwa besar sudut camber masih
dalam spesifikasi karena standarnya untuk mobil Toyota kijang adalah 35’
± 45’, namun selisih besar sudut kanan dan kiri melebihi selisih spesifikasi
karena spesifikasinya 30’ sedangkan hasil pemeriksaannya 50’ maka salah
satu roda harus di stel supaya selisihnya tidak melebihi spesifikasi. Karena
jika tidak di stel dapat mengakibatkan stir kemudi dapat narik atau banting
kea rah kiri karena sudut cambernya lebih besar.

2. Caster
Dari data yang diperoleh saat pemeriksaan bahwa besar sudut caster masih
dalam spesifikasi karena spesifikasi untung mobil Toyota kijang yaitu 2˚10’
± 45’ maka dari itu sudut caster tidak perlu di stel ulang dan selisih antara
roda kanan dan kiri juga masih dalam spesifikasi yaitu spesifikasinya 30’.

3. King pin
Dari data yang diperoleh saat pemeriksaan bahwa besar sudut kingpin
kurang atau dibawah spesifikasi karena spesifikasinya 9˚55’ ± 45’ maka
sudut king pin harus di stel supaya fungsi dari king pin bekerja dengan baik.
Karena sudut king pin berpengaruh terhadap gaya balik kemudi ke posisi
lurus setelah berbelok.

4. Toe
Dari data yang diperoleh saat pemeriksaan bahwa jarak toe adalah toe in
10,5 mm, hasil tersebut sudah melebihi spesifikasi dengan besar spesifikasi
4 ±2 mm. Maka jarak toe harus distel dengan memutar tie rod end sampai
jarak spesifikasi karena jika tidak di stel akan menyebabkan ban bagian
dalam akan lebih cepat aus.

5. Turning radius
Dari data yang diperoleh saat pemeriksaan turning radius adalah roda
bagian dalam melebihi spesifikasi, karena spesifikasinya untuk roda dalam
22˚. Maka perlu dilakukan penyetelan dengan memutar knuckle arm agak
keluar sedikit untuk menyesuaikan spesifikasi. Apabila tidak dilakukan
penyetelan akan menyebabkan sudut belok roda terlalu tajam kedalam
karena sudut belok roda bagian dalam terlalu besar dari spesifikasi. Namun
hal itu terjadi apabila hasil pemeriksaan turning radius terpaut jauh dari
spesifikasinya.
6. Penyetelan
Penyetelan camber caster mengalami perbedaan besar sudut setelah di stel
dengan besar sudut pada saat sebelum di stel, pada saat strip cam penyetel
digeser 1 strip salah satu sisi nock terdapat perubahan pada camber dan
caster yaitu sebesar 25’ namun jika kedua sisi nock sama sama digeser
dengan ukuran yang sama, maka yang akan berubah hanya camber nya saja.

H. Kesimpulan
1. Pengukuran Front Wheel Alignment yang dilakukan pada praktikum kali ini
yaitu diantaranya adalah pengukuran besarnya camber, caster, king pin,
Toe, dan turning radius.
2. Pengaruh apabila camber tidak sesuai dengan spesifikasi yaitu dapat
mengakibatkan stir kemudi dapat narik atau banting ke salah satu roda yang
sudut cambernya lebih besar.
3. Pengaruh apabila caster tidak sesuai spesifikasi yaitu diantaranya kendaraan
dapat tertarik ke salah satu sisi, kemudi menjadi berat, serta sulit untuk
menjaga kestabilan gerak roda.
4. Pengaruh apabila king pin tidak sesuai spesifikasi yaitu roda sulit kembali
ke posisi lurus setelah dibelokkan.
5. Pengaruh apabila toe tidak sesuai spesifikasi yaitu arah kendaraan menjadi
tidak terkontrol, dapat terjadi keausan permukaan ban yang tidak merata di
bagian dalam maupun luar.
6. Pengaruh apabila turning radius tidak sesuai spesifikasi yaitu dapat terjadi
slip saat roda membelok.
7. Pada praktikum ini dilakukan pula penyetelan terhadap sudut camber dan
caster dengan memutar nock. Apabila yang dirubah hanya salah satu sisi
nock saja maka yang akan berubah adalah sudut camber maupun caster,
namun apabila keduanya dirubah dengan besar yang sama maka yang akan
berubah hanya besar sudut cambernya saja.

Anda mungkin juga menyukai