Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIK

SISTEM KEMUDI, REM DAN SUSPENSI


POMPA POWER STEERING TIPE VANE

Kelompok 4

Anggota kelompok :

Tio Ilham Nopida ( 15504241008 )

Mohamad Danang ( 15504244009 )

Amin Nurmansyah ( 15504244011 )

Nur Dwi Marga P ( 15504244012 )

Dosen pembimbing :

Dr. Drs. Tawardjono Usman M.Pd.

Yosep Efendi M.Pd.

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIF


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2017
I . KOMPETENSI:
1. Membongkar dan memasang pompa power steering dengan prosedur yang benar.
2. Menganalisa kondisi benda kerja yang digunakan untuk praktikum.

II. SUB KOMPETENSI:


Setelah mengikuti praktik persiapan permukaan ini, diharapkan mahasiswa mampu:
1. Mengidentifikasi tipe-tipe power steering.
2. Melepas dan memasang pompa power steering dengan cara yang benar.
3. Menjelaskan cara kerja pompa power steering dengan menggambarkan sirkulasi
hidrouliknya.
4. Mengidentifikasi gangguan dalam sistem dan cara mengatasinya.

III. ALAT DAN BAHAN


1. Pompa power steering tipe vane
2. Tool box
3. Nampan
4. Buku manual

IV. KESELAMATAN KERJA


1. Menggunakan alat sesuai dengan fungsinya.
2. Bekerja dengan hati-hati dan teliti.
3. Selalu menjaga kebersihan pada tempat praktikum.

V. DASAR TEORI

Pengertian power steering

Power steering merupakan sebuah sistem yang berfungsi untuk meringankan memutar
sistem kemudi kendaraan sehingga menghasilkan putaran kemudi yang ringan tanpa
membutuhkan tenaga yang berarti untuk mengendalikan kemudi, terutama pada kecepatan
rendah dan menyesuaikannya pada kecepatan menengah serta tinggi.

Pompa Power Steering


Pompa power steering pada saat ini tipenya
banyak sekali, sebagai contoh : pompa
torak, membran, plunger, roda gigi luar,
roda gigi dalam, vane, screw dan lain-lain.
Tekanan yang diperlukan merupakan
tekanan secara menerus (continue),
sehingga tipe pompa yang digunakan adalah
tipe Vane atau Rofda Gigi. Pompa
menghasilkan tekanan dengan
memanfaatkan putaran mesin, sehingga
volume pemompaan sebanding dengan putaran mesin. Pengaturan jumlah minyak yang
mengalir keluar dari pompa diatur oleh flow control valve, sehingga selalu konstant. Pada
kenyataannya, karena tahanan pengemudian pada kecepatan tinggi berkurang maka jumlah
aliran minyak juga harus dikurangi, supaya stabilitas pengemudian tetap terjaga Pada power
steering rpm sensing dan power steering yang mempunyai flow control valve dengan built-in
control spool, jumlah aliran minyak akan diatur sesuai dengan kecepatan kendaraan.

VI. LANGKAH KERJA

A. PEMBONGKARAN

1. Mempersiapkan alat dan bahan yang digunakan untuk praktik.


2. Melakukan pembongkaran pompa power steering dengan langkah yang efektif dan
efisien.
a. Melepas baut pengikat body pompa power steering.
b. Melepas body pompa bagian samping.
c. Melepas snap ring pada rotor shaft.
d. Melepas rotor beserta vane platenya. Berhati-hati dalam mengambil vane platenya,
karena mudah lepas.
e. Melepas cam ring.
f. Melepas body power steering dari rotor shaft.
g. Melepas flow control valve dan control spool.
3. Melakukan pemeriksaan dengan pengamatan dan pengukuran pada komponen-komponen
pompa yang sudah dilepas.
4. Mendiskusikan mengenai kondisi komponen, kemungkinan penyebab kerusakan,
kemungkinan perbaikan serta kemungkinan akibat jika kerusakan terjadi dan dibiarkan.
B. CARA KERJA POMPA POWER STEERING

Kerja pengaturan jumlah aliran fuida/ minyak oleh flow control valve dan control spool
adalah sebagai berikut :
a). Pada Putaran Rendah

Pada putaran rendah (650 s.d. 1250 rpm), tekanan yang dihasilkan oleh pompa akan
dialirkan ke dua saluran yaitu x (saluran ke flow control valve) dan y (saluran ke control
spool). Aliran yang melewati saluran x sebagian kembali ke pompa dan sebagian lagi keluar
(P1). Aliran P1 diteruskan melewati orifice 1 & 2 dan terbagi menjadi dua yaitu output
pompa dan dialirkan ke sebelah kiri flow control valve menjadi tekanan P2. Perbedaan tekan
P1 dan P2 tergantung putaran mesin. Pada saat putaran mesin naik maka terjadi kenaikan
perbedaan antara P1 dan P2.
Apabila tekanan P1 melebihi kekuatan pegas A, maka flow control valve akan
bergerak kek kiri, sehingga membuka saluran pengeluaran ke sisi pengisapan pompa
sehingga jumlah aliran pengeluaran tidak naik. Pada kondisi ini jumlah aliran minyak
dikontrol pada 6.6 ltr/ min.
b). Pada Putaran Menengah

Pada saat putaran menengah (1250 s.d. 2500 rpm) tekanan pengeluaran pompa (P1)
yang bekerja pada sisi kiri control spool valve mempunyai tekanan yang mampu
mengalahkan tekanan pegas B, sehingga control spool valve tergerakkan ke kanan. Dengan
bergesernya control spool valve maka besarnya lubang orifice 2 berkurang, sehingga tekanan
out-put pompa dan tekanan P2 berkurang yang menyebabkan flow control valve semakin
bergeser ke kiri. Jadi pada posisi putaran menengah control spool valve akan tergeser ke
kanan dan memperkecil orifice 2 sehingga mengurangi volume fluida yang melalui orifice.

c). Pada Putaran Tinggi

Jika putaran mencapai lebih dari 2500 rpm, control spool valve akan optimum
terdorong ke kanan sehingga menutup orifice 2 dengan sempurna. Pada kondisi ini out-put
pompa dan P2 hanya melalui orrifce 1, sehingga jumlah alirannya menjadi kecil, yaitu 3.3 ltr/
min.

Di dalam flow control valve terdapat relief valve yang berfungsi untuk mengatur
tekanan kerja. Jika tekanan kerja mencapai 80kg/ cm2, pegas relief valve akan terdorong
sehingga relief valve terbuka dan P2 turun.
C. DATA PRAKTIK

Pemeriksaan secara visual

1. Rotor dan vane plate

Rotor masih dalam kondisi baik, tidak dalam kondisi aus, dan tidak ada kerusakan seperti
retak. Sedangkan kondisi vane plate mengalami keausan pada bagian ujungnya.

2. Memeriksa kondisi tutup pompa


Kondisi tutup pompa masih dalam keadaan baik, tidak ada keretakan, tidak ada kebocoran.

3. Memeriksa kondisi rotor shaft dan pully

Kondisi pully masih dalam keadaan baik. Sedangkan pada rotor shaftnya masih dalam
kondisi baik, tidak bengkok dan tidak mengalami keausan.

4. Memeriksa kondisi cam ring


Kondisi cam ring masih dalam keadaan baik, tidak mengalami keretakan ataupun keausan.

5. Memeriksa kondisi body cam ring

Kondisi body cam ring masih dalam keadaan baik. Tidak mengalami keausan dan keretakan

6. Memeriksa kondisi flow control valve dan control spool


Kondisi flow control valve masih dalam keadaan baik. dan pada control spool masih dalam
kondisi baik, tidak buntu pada lubangnya.

7. Memeriksa kondisi manifol intek dari pompa

Kondisi ujung manifol patah, akan tetapi keadaan lubang pada saluran masih dalam keadaan
baik.

VII. ANALISA DAN PEMBAHASAN

1. Memeriksa kondisi rotor dan vane plate


Pembahasan : Apabila rotor mengalami kerusakan misalnya rusak pada dudukan vane
plate maka akan berpengaruh pada kerja vane plate. Vane plate dapat menjadi kocak jika
dudukannya di rotor rusak. Berdasarkan data praktik, kondisi rotor masih baik, tidak
mengalami kerusakan. Sehingga masih bisa digunakan. Sedangkan untuk vane plate yang
sudah mengalami keausan pada bagian ujungnya dapat menyebabkan menurunnya tekanan
apabila keausan yang terjadi berlebihan. Berdasarkan pemeriksaan vane plate masih bisa
digunakan. Tidak mengalami keausan berlebih.
2. Memeriksa kondisi tutup pompa

Pembahasan : Berdasarkan data praktik kondisi tutup pompa masih dalam kondisi
baik, tidak ada keretakan ataupun kebocoran. Apabila tutup pompa mengalami keretakan
maka minyak power steering dapat keluar melalui celah-celah bagian yang retak. Jika
mengalami hal tersebut maka perlu dilakukan penggantian tutup pompa. Berdasarkan hasil
pemeriksaan tutup pompa tidak perlu diganti.

3. Memeriksa kondisi rotor shaft dan pully

Pembahasan : Berdasarkan data praktik kondisi pully masih dalam keadaan baik.
Sedangkan pada rotor shaftnya masih dalam kondisi baik dan tidak bengkok. Berdasarkan
kontruksi pully tersebut, pully tersebut digerakan menggunakan rantai seperti halnya rantai
timing pada motor.

4. Memeriksa kondisi cam ring

Pembahasan : Berdasarkan data praktik kondisi cam ring masih dalam kondisi baik,
tidak mengalami keretakan ataupun keausan berlebih. Hanya terdapat kotoran. Kotoran
yang menempel pada permukaan cam ring dapat menimbulkan keausan pada
permukaannya karena terdapat vane ring yang berputar. Agar tidak menimbulkan hal
tersebut maka cam ring perlu dibersihkan dengan bensin/solar, lalu dibersihkan pakai
majun. Berdasarkan pemeriksaan cam ring tidak perlu diganti karena masih dalam kondisi
baik dan tidak mengalami kerusakan.

5. Memeriksa kondisi body cam ring

Pembahasan : Berdasarkan data praktik kondisi body cam ring masih dalam kondisi
baik. Tidak pecah ataupun retak. Apabila body cam ring retak maka dapat mengakibatkan
kebocoran minyak power steering, sehingga akan mempengaruhi kerja dari pompa power
steering tersebut. Selain itu dapat menyebabkan kekurangan minyak karena bocor dan
menyebabkan pompa menjadi rusak. Jika mengalami hal tersebut perlu dilakukan
penggantian body cam ring. Sedangkan boby cam ring yang kita gunakan untuk praktik
masih dalam kondisi baik, sehingga tidak perlu dilakukan penggantian.

6. Memeriksa kondisi flow control valve dan control spool

Pembahasan : Berdasarkan data praktik, kondisi flow control valve masih dalam
kondisi baik, hanya terdapat kotoran. Sedangkan pada control spool masih dalam kondisi
baik, tidak buntu pada lubangnya. Kotoran yang berada di flow control valve perlu
dilakukan pembersihan dengan dicuci dengan solar lalu disemprot dengan udara
bertekanan. Kotoran dapat menyumbat lubang pada flow control valve sehingga
mempengaruhi pengaturan pembukaan katup berdasarkan kecepatan mesin. Katup flow
control tidak perlu dilakukan penggantian, karena masih dalam kondisi baik.

7. Memeriksa kondisi manifol intek dari pomp


Pembahasan : Berdasarkan data praktik, kondisi ujung manifol patah, akan tetapi
kondisi lubang pada saluran masih dalam keadaan baik. Manifol tersebut dapat
digunakan, akan tetapi sebaiknya diganti karena rawan terjadi kebocoran. Seal yang
terdapat pada saluran nippel tersebut juga sudah mencapai batas umur dari pemakaian,
sehingga memungkinkan akan terjadinya kebocoran pada saluran tersebut.

IX. KESIMPULAN

1. Setelah melakukan praktik kami dapat mengidentifikasi menjelaskan cara kerja


pompa power steering dengan menggambarkan sirkulasi hidrouliknya.
2. Pompa Power Steering berfungsi sebagai penyalur tenaga dari mesin dengan oli yang
bertekanan tinggi yang kemudian diteruskan ke bagian Rack Pinion/Gearbox melalui
Selang Tekan (Selang bertekanan tingi). Pompa menghasilkan tekanan dengan
memanfaatkan putaran mesin, sehingga volume pemompaan sebanding dengan
putaran mesin. Pengaturan jumlah minyak yang mengalir keluar dari pompa diatur
oleh flow control valve, sehingga selalu konstant.
3. Pada proses pembongkaran memperhatikan tanda-tanda yang terdapat pada komponen
agar dalam proses pemasangan/perakitan dapat terpasang dengan baik.
4. Jika pompa power steering itu akan digunakan pada kendaraan langsung maka perlu
dilakukan pembersihan dahulu dengan udara bertekanan agar kotoran yang menempel
pada komponen bisa bersih.
5. Berdasarkan data praktik sebagian komponen masih dalam kondisi baik, hanya yang
perlu diganti yaitu vane plate karena bagian ujungnya mengalami keausan.
6. Pompa tipe Vane ini biasanya digunakan untuk kendaraan yang mempunyai cc
rendah, getaran yang dihasilkan dari pompa ini tergolong halus.

Anda mungkin juga menyukai