Disusun Oleh :
1. Muhammad Fadholi NIM 14504244011
2. Ibnu Abas NIM 14504244011
3. Efan Kus Septiantoro NIM 14504244013
4. Arief Prasetyo NIM 14504244014
5. Zamrudi Rizky Putra NIM 14504244015
6. Gusti Maulana Supriyadi NIM 14504244016
V. DASAR TEORI
Rem dirancang untuk mengurangi dan atau memperlambat kendaraan,
menghentikan kendaraan, serta untuk memungkinkan kendaraan parkir pada
tempat yang menurun. Peralatan ini sangat penting pada kendaraan dan
berfungsi sebagai alat keselamatan dan menjamin pengendaraan agar aman
dalam proses berkendara.
Mesin mengubah energi panas menjadi energi kinetik (energy gerak)
untuk menggerakkan kendaraan. Sedangkan prinsip rem merupakan
kebalikannya yaitu mengubah energi kinetik kembali menjadi energi panas
untuk menghentikan kendaraan. Umumnya, rem bekerja disebabkan oleh
adanya sistem gabungan penekanan melawan sistem gerak putar. Efek
pengereman (breaking effect) diperoleh dari adanya gesekan yang
ditimbulkan antara dua objek.
Sistem rem terdiri atas mekanisme penggerak (master silinder, booster
rem dan katup proporsi) dan mekanisme rem (tipe tromol dan tipe piringan).
a. Master silinder
Master silinder adalah komponen dari sistem rem yang berfungsi
meneruskan tekanan pedal rem menjadi tekanan minyak dalam suatu
silinder melalui mekanisme gerak torak. Master silinder ganda
mempunyai 2 sistem kerja saluran secara independent pada roda depan
dan belakang untuk meningkatkan stabilitas rem hidrolik. Oli reservoir
tank, terpasang di atas silinder dan terbagi untuk pengereman roda depan
dan belakang bersamaan. Pada silinder terpasang dua buah piston, piston
pada batang pendorong untuk pengereman roda belakang. Pegas
pengembali dan stopper menjaga posisi piston dan pegas pengembali
terpasang di depan dan belakang piston. Ditambahkan compensation
holes, bleeder holes, dan check valves pada setiap piston.
Piston untuk pengereman roda belakang menekan pegas
pengembali dengan batang pendorong ketika pedal ditekan dan kemudian
terjadi tekanan oli pada piston untuk pengereman roda depan dan
belakang. Pada saat yang bersamaan, piston untuk pengereman roda
depan mendapat tekanan hidrolik pada roda depan dari tekanan yang
dihasilkan oleh piston untuk pengereman roda belakang.
(1) Komponen Master Silinder
Keterangan :
Silinder
Cairan Rem
Lubang penambahan
Lubang Kompensasi
Saluran ke silinder roda
Katup
Pegas katup
Sil karet primer
Cincin pelindung
Lubang pengisian
Torak
Sil karet sekunder
Reservoir
Lubang ventilasi
(2) Jenis – Jenis Master Silinder
(a) Master Silinder Tunggal
Master rem mobil tipe silinder tunggal yaitu master rem
mobil di mana jumlah piston dalam silinder remnya hanya
satu. Pada master silinder tunggal mempunyai sistem saluran
rem yang bergabung yaitu saluran untuk roda depan dan roda
belakang. Oleh karena itu, apabila terjadi kebocoran pada
salah satu saluran rem, maka pada sistem saluran yang lain
tidak akan berfungsi sehingga terjadi kebocoran total dari
kemampuan pengereman. Master silinder tunggal ini tidak
cocok digunakan pada kendaraan tipe FF (Front Engine Front
Drive) karena dengan master silinder tunggal ini tidak akan
cukup menahan tenaga pengereman pada roda depan. Master
silinder tunggal ini lebih cocok digunakan pada kendaraan
tipe FR (Front Engine Rear Drive).
Terdapat 3 jenis masters silinder tunggal, yaitu :
o Tipe Plunger
Cara Kerja :
Bila pedal rem ditekan, maka batang pendorong
akan mendorong piston sehingga piston bergerak maju
mendorong minyak. Minyak dikembalikan ke tangki
melalui lubang pada tempat spacer, sampai lubang
balik dari piston melewati piston cap. Bila piston
bergerak maju terus sesuai dengan injakan pedal rem,
maka tekanan fluida akan bertambah, tekanan fluida
ini disalurkan ke silinder roda, sehingga silinder roda
bekerja.
Bila pedal rem dibebaskan, piston kembali ke
posisi semula dengan adanya pegas pembalik. Karena
kentalnya minyak rem di dalam sistem rem, maka
terjadi penurunan tekanan pada bagian depan piston.
Akibatnya terjadi kevakuman sehingga minyak di
sekeliling piston akan terhisap. Dengan adanya pegas
pembalik, maka piston silinder roda akan kembali ke
posisi semula dan minyak rem akan kembali ke tangki
melalui rerturn port.
o Tipe Portless
Cara Kerja :
Bila pedal rem ditekan, maka piston akan bergerak
maju. Akibatnya minyak rem akan mengalir ke tangki
melalui saluran di silinder master. Karena dorongan
piston maka tekanan minyak akan maik, sehingga
mendorong katup inlet sampai menutup saluran ke
tangki. Akibatnya tekanan minyak di dalam silinder
master akan semakin besar dan akhirnya minyak
menuju silinder roda melewati katup pengecek.
Bila pedal rem dibebaskan, maka piston akan
kembali ke posisi semula karena adanya tegangan
pegas. Karena adanya kekentalan pada minyak rem di
dalam pipa rem, maka akan terjadi penurunan tekanan
pada bagian depan piston dan terjadi kevakuman,
sehingga minyak akan terhisap. Bila piston kembali
seluruhnya, maka batang pendorong akan tertarik dan
katup inlet akan membuka sehingga minyak kembali
menuju tangki.
o Tipe Piston
Cara kerja :
(1) Keadaan normal, pedal rem belum ditekan
Pada posisi ini, piston cup dari piston no. 1
berada sedemikian rupa sehingga inlet port
compensating port selalu berhubungan dengan
tangki master silinder. Piston no. 2 berada pada
posisi baut penyetop (stopper bolt) dan posisi cup-
nya sama dengan piston no. 1.
Cara kerja :
Bila pedal rem ditekan, maka piston akan bergerak
ke dapan, akibatnya minyak rem kembali ke tangki
hingga katup inlet menutup saluran masuk. Jika tidak
ada gaya yang menekan katup inlet, connecting rod
saluran masuk akan tertutup oleh katup inlet melalui
conical spring. Sehingga minyak rem dapat
menimbulkan tekanan. Pada saat piston bergerak,
maka akan menimbulkan tekanan dan bersamaan
dengan itu juga timbul tekanan pada piston no. 2
sehingga akan menyebabkan tekanan fluida timbul
pada sistem rem belakang. Naiknya tekanan fluida
pada piston no. 2 menyebabkan batang pendorong
bergerak turun untuk menutup saluran minyak ke
tangki minyak rem sehingga tekanan akan
dipindahkan ke sistem roda belakang melalui katup
outlet.
Cara Kerja :
Bila tekanan hidrolik menekan piston cup, maka piston akan
tertekan ke arah luar dikarenakan ujung yang lain dari piston ini
berhubungan dengan sepatu rem, maka sepatu rem akan tertekan keluar
sehingga dapat menekan tromol rem. Jika tekanan pedal rem dilepaskan,
maka piston akan kembali ke posisi semula karena adanya tekanan pegas
pada sepatu rem. Pegas yang berada di depan piston cup akan menekan
piston cup agar rapat pada posisiny. Pada tiap – tiap silinder roda
dilengkapi dengan baut pembuangan angin (bleeder plug) yang berfungsi
untuk membuang angin yang berada pada sistem rem (saluran – saluran
minyak rem).
c. Booster Rem
Brake booster adalah alat yang memakai perbedaan antara engine
vacuum dan tekanan atmosfer untuk menghasilkan tenaga yang kuat
(pendorong daya) yang proporsional pada tenaga penekan pedal untuk
mengoperasikan rem. Brake booster menggunakan vacuum yang
dihasilkan pada beragam intake (pompa vacuum pada kasus mesin
diesel).
Booster rem dapat dipasang menjadi satu dengan master silinder
(tipe integral) atau dapat juga dipasangkan secara terpisah dari master
silinder itu sendiri. Tipe integral ini banyak digunakan pada kendaraan
penumpang dan truk kecil.
Booster rem mempunyai diaphram (membran) yang bekerja
dengan adanya perbedaan tekanan antara tekanan atsmosfir dan
kevakuman yang dihasilkan dalam intake manifold. Master silinder
dihubungkan dengan pedal dan membran untuk memperoleh daya
pengereman yang besar dari langkah pedal yang minimum.
Untuk kendaraan berjenis diesel, boster remnya diganti dengan
pompa vakum karena kevakuman yang terjadi pada intake manifold pada
mesin diesel tidak cukup kuat.
Booster body dibagi menjadi bagian depan (ruang tekanan
tetap/constant pressure chamber) dan bagian belakang (ruang tekanan
variasi/variable pressure chamber), dan masing masing ruang dibatasi
dengan membran dan piston boster.
Mekanisme katup pengontrol (Control valve mechanism)
berfungsi untuk mengatur tekanan didalam ruang tekan variasi.
Termasuk katup udara (air valve), katup vacum (vacuum valve). katup
pengontrol dan sebagainya yang berhubungan dengan pedal rem melalui
batang penggerak katup (valve operating rod).
Gambar 16. Komponen Booster Rem
No Uraian Hasil
Silinder Roda :
1. Terjadi kebocoran.
Penyebab : piston cup sobek.
Perbaikan : mengganti piston cup silinder roda.
2. Piston tidak bekerja menekan sepatu rem.
Penyebab : terjadi karatan di dalam silinder roda karena terdapat air
di dalamnya.
Perbaikan : mengganti silinder roda atau membersihkan silinder dan
komponen lainnya.
Master Silinder
IX. KESIMPULAN
Dari kegiatan praktek ini, kami sudah dapat mencapai kompetensi dari
job ini, yaitu dapat membongkar dan memasang master silinder, silinder
roda, dan booster rem serta dapat menganalisa kondisi benda kerja. Untuk
membongkar diperlukan alat khusus dalam pembongkaran benda kerja,
begitu juga dalam pemasangan. Kami juga mengetahui komponen –
komponen dari benda kerja yang digunakan saat praktek. Selain itu, kami
juga mendiskusikan tentang cara kerja dari benda kerja yang digunakan saat
praktek.
X. DAFTAR PUSTAKA
1. New Step 2. Chasis Group. Toyota