MEKANISME KATUP
A. PENDAHULUAN
Mekanisme katup berfungsi untuk membuka dan menutup hubungan
saluran masuk ke ruang bakar dan ruang bakar ke saluran buang,
pada saat yang tepat sesuai dengan proses kerja motor. Mekanisme
katup harus menjamin katup tertutup dengan rapat sehingga tidak
terjadi kebocoran kompresi maupun tekanan hasil pembakaran. Katup
juga harus terbuka pada saat yang tepat dengan lebar bukaan yang
paling sesuai dengan karakteristik aliran campuran bahan bakar yang
masuk maupun aliran gas sisa pembakaran ke knalpot. Kerja dan
fungsi mekanisme katup mempunyai pengaruh yang sangat besar
terhadap performa dan karakteristik mesin.
B. DIAGRAM PEMBUKAAN KATUP (VALVE TIMING DIAGRAM)
Pembukaan dan penutup katup harus sesuai dengan proses kerja
motor. Seperti dijelaskan pada prinsip kerja motor 4 tak, waktu
pembukaan dan penutupan katup adalah sebagai berikut:
Tabel 4. Posisi katup hisap dan katup buang tiap langkah piston
Langkah
Hisap
Kompresi
Usaha
Buang
Gerakan
Piston
TMA ke TMB
TMB ke TMA
TMA ke TMB
TMB ke TMA
Katup Hisap
Katup Buang
Terbuka
Tertutup
Tertutup
Tertutup
Tertutup
Tertutup
Tertutup
Terbuka
Dari tabel tersebut katup hisap terbuka saat TMA langkah hisap dan
tertutup di TMB, namun dalam perencanaan sesungguhnya katup
hisap terbuka beberapa derajat sebelum TMA dan tertutup beberapa
derajat setelah TMB. Pembukaan katup lebih awal dari TMA disebut
pembukaan awal, sedangkan penutupan yang lebih lambat dari
seharusnya yaitu di TMB disebut penutupan susulan.
Tujuan pembukaan awal dan penutupan susulan adalah untuk
meningkatkan efisiensi volumetrik atau jumlah campuran yang masuk
ke dalam silinder dengan memanfaatkan inersia aliran campuran
bahan bakar.
62
Mekanisme Katup
Saat langkah buang katup buang terbuka jauh sebelum TMB dan
tertutup setelah TMA, tujuan pembukaan awal dan penutupan susulan
pada katup buang adalah agar gas buang di dalam silinder benarbenar bersih, sehingga pada langkah berikutnya silinder dapat terisi
dengan gas baru yang tidak terkontaminasi dengan gas bekas yang
tidak terbuang.
Adanya pembukaan awal katup masuk dan penutupan susulan katup
buang menyebabkan kedua katup terbuka bersama, kondisi ini
disebut overlapping. Tujuan overlapping adalah untuk pembilasan
yaitu memasukkan gas baru untuk mendorong gas bekas keluar,
adanya pembilasan diharapkan agar ruang bakar benar-benar bersih.
Besar overlapping harus memperhatikan inersia aliran gas buang,
besar inersia aliran gas buang ditentukan oleh kecepatan, bentuk
aliran dan massa gas buang yang keluar. Kecepatan aliran ditentukan
oleh putaran mesin dan luasan saluran keluar. Bentuk aliran
tergantung disain ruang bakar, desain saluran buang dan disain
kenalpot. Massa gas buang tergantung jumlah bahan bakar yang
terbakar.
Kapan katup masuk mulai terbuka dan tertutup, serta kapan katup
buang mulai terbuka dan tertutup dapat digambarkan dalam diagram
pembukaan katup (Valve timing diagrams). Sedangkan lama katup
masuk terbuka, maupun lama katup buang terbuka disebut durasi
katup (valve duration).
Contoh:
Data sepeda motor Honda Tiger tercatat, katup masuk terbuka 10
sebelum TMA dan tertutup 40 setelah TMB. Katup buang terbuka
35 sebelum TMB dan tertutup 10 setelah TMA. Dari data tersebut
dapat dibuat diagram timing valve sebagai berikut:
Dari diagram di atas dapat diketahui lama katup terbuka (durasi
katup), yaitu:
Katup masuk = 10+ 180+ 40 = 230
Katup buang = 10+ 180+ 35 = 225
Overlapping = 10+ 10 = 20
63
Mekanisme Katup
Katup
Buka
Tutup
In
Ex
In
Ex
In
Ex
In
Ex
In
Ex
In
Ex
In
Ex
15
50
20
55
2
33
2
34
10
35
10
40
10
40
55
30
60
25
25
0
25
0
40
10
40
10
40
10
Durasi
Overlap
250
260
260
260
207
213
207
214
230
225
230
230
230
230
45
45
2
2
20
20
20
64
Mekanisme Katup
Mekanisme Katup
66
Mekanisme Katup
Mekanisme Katup
Mekanisme Katup
Metoda ini paling banyak digunakan, sehingga pada saat ini banyak
dikembangkan jumlah katup lebih dari dua katup tiap silinder (multi
valve), terutama untuk sepeda motor dengan jumlah silinder lebih dari
satu.
Misalnya sepada motor Honda CBR900RR mempunyai 16 katup
padahal jumlah silinder ada 4 buah, sehingga tiap selinder
mempunyai 4 katup, yaitu 2 katup hisap dan 2 katup buang.
Keuntungan lain menggunakan multi valve adalah disain ruang bakar
lebih baik, penempatan busi dapat ditengah ruang bakar, sehingga
torbulensi aliran, perambatan proses pembakaran dan tekanan hasil
pembakaran lebih merata.
D. KATUP (VALVE)
Katup berfungsi untuk membuka dan menutup. Katup hisap
digunakan untuk membuka dan menutup saluran hisap atau saluran
masuk dan katup buang digunakan untuk membuka dan menutup
saluran buang. Membukanya katup akibat gerakan atau tekanan
poros nok, sedangkan menutupnya katup akibat gaya pegas. Katup
dipasang di kepala silinder dengan susunan sebagai berikut:
Mekanisme Katup
Mekanisme Katup
Mekanisme Katup
F = m.a
a = F/ m
(22)
a = Percepatan
F = gaya pegas
m = massa mekanisme katup
Dari rumus diatas nampak semakin besar gaya pegas berarti semakin
cepat katup menutup, dan semakin kecil massa yang menjadi beban
saat menutup semakin cepat pula percepatan menutup.
Meningkatkan kecepatan katup menutup dapat dilakukan dengan
meningkatkan gaya pegas, namun dengan metode ini benturan katup
dengan dudukan lebih besar, sehingga suara lebih berisik dan katup
dan dudukan cepat aus.
Metode yang banyak digunakan adalah dengan mengurangi massa
mekanisme katup. Massa mekanisme katup untuk tipe OHV antara
lain katup, roker arm, push rod, lifter, sedangkan tipe OHC adalah
katup, roker arm, pada DOHC direct type massa yang menjadi
beban pegas hanya katup. Dari uraian tersebut nampak bahwa massa
DOHC direct type paling kecil, dengan massa yang digerakkan saat
katup menutup kecil memungkinkan katup lebih cepat menutup.
Gaya pegas katup saat katup menutup maupun katup saat terbuka
berbeda. Besar gaya katup saat katup menutup adalah:
F = k (X X1)
(23)
F = gaya pegas
K = konstante pegas
X = panjang pegas saat bebas
X1 = panjang pegas saat terpasang
Gaya maksimal pegas (Fb) adalah saat katup membuka maksimal,
rumus menentukan gaya pegas saat itu adalah:
72
Mekanisme Katup
(24)
F = gaya pegas
K = konstante pegas
X = panjang pegas saat bebas
X2 = panjang pegas saat nok menekan maksimal atau
katup membuka maksimal.
Dari rumus diatas nampak bahwa, semakin tinggi konstanta pegas
maka semakin besar gaya pegas yang dihasilkan, semakin besar
pemendekan pegas (X X1) semakin besar gaya yang menjaga
katup tertutup rapat saat katup menutup.
Tinggi angkat nok sangat besar pengaruhnya terhadap gaya pegas,
semakin besar tinggi angkat nok semakin besar pula gaya yang
diperlukan untuk membuka katup atau semakin besar energi potensial
yang tersimpan untuk menutup katup.
Pegas katup merupakan pegas spriral atau coil. Efek dari bentuk
konstruksi pegas model itu adalah adanya gaya kesamping dan efek
kelelahan bahan menyebabkan pegas akan memendek dan miring,
oleh karena itu panjang pegas dan kemiringan merupakan standard
pemeriksan pegas. Beberapa model sepeda motor menggunakan
pegas ganda dengan arah coil yang berlawanan guna mengeleminir
efek gaya ke samping.
73
Mekanisme Katup
Mekanisme Katup
Proses kerja membuka dan menutup katup akibat gerakan nok dapat
digambarkan sebagai berikut:
Mekanisme Katup
76
Mekanisme Katup
Mekanisme Katup
78
Mekanisme Katup
79
Mekanisme Katup
80
Mekanisme Katup
81
Mekanisme Katup
Keterangan
1. Roda penegang
2. Tuas penegang
3. Rantai timing
4. Batang penekan
5. Check valve
6. Baut seal bawah
7. Baut seal atas
8. Pegas pengembali
82
Mekanisme Katup
83
Mekanisme Katup
Merk/ Tipe
Yamaha Jupiter
Yamaha Crypton
Kawasaki Kaze
Suzuki Shogun
Honda Supra
Honda Karisma
Honda Tiger
Masuk
0.05-0,09 mm
0.05-0,09 mm
0.040,07 mm
0.040,07 mm
0,05 mm
0,05 0,02 mm
0,10 mm
Buang
0,08 -0,12 mm
0,08 -0,12 mm
0.040,07 mm
0.040,07 mm
0,05 mm
0,05 0,02 mm
0,10 mm
Menyetel katup multi silinder tidak harus mencari Top Kompresi untuk
setiap silinder, namun yang penting saat menyetel celah katup harus
pada posisi katup tidak bekerja, untuk mengetahui mana katup yang
tidak bekerja dapat dilihat menggunakan diagram blok pembakaran
atau diagram FO. Diagram FO digambar sesuai urutan pembakaran
(FO = Firing Order). Contoh motor 4 tak, 4 silinder dengan FO : 1 3
4 2 adalah sebagai berikut:
Tabel 6. Diagram FO motor 4 tak 4 silinder
Silinder
Proses kerja
1
Hisap
Kompresi
Usaha
Buang
3
Buang
Hisap
Kompresi
Usaha
4
Usaha
Buang
Hisap
Kompresi
2
Kompresi
Usaha
Buang
Hisap
TMA
TMB
TMA
TMB
TMA
0
180
360
540
720
Top 1
Top 2
Dari diagram diatas, maka pada saat Top 1 yaitu silinder 1 berada
diakhir kompresi, silinder 2 berada diakhir usaha, silinder 3 berada
diakhir hisap, silinder 4 pada akhir buang. Silinder 1 katup In & Ex
dapat disetel karena keduanya bebas. Silinder 2 yang dapat disetel
katup In, katup Ex tidak dapat disetel karena sudah terbuka akibat
pembukaan awal katup buang. Silinder 3 katup In tidak dapat disetel
karena masih bekerja yaitu penutupan susulan, sedangkan katup Ex
dapat disetel karena suda bebas. Silinder 4 keduanya tidak dapat
disetel karena kedua katup bekerja yaitu posisi overlapping.
Saat Top 2 yaitu silinder 4 pada akhir kompresi, silinder 3 pada akhir
usaha, silinder 2 pada akhir hisap, silinder 1 pada akhir buang.
Silinder 4 katup In & Ex dapat disetel karena keduanya bebas.
Silinder 3 yang dapat disetel katup In, katup Ex tidak dapat disetel
karena sudah terbuka akibat pembukaan awal katup buang. Silinder
84
Mekanisme Katup
1
X
X
2
X
X
X
X
4
Ex
X
13 -4 -21
In
85
Mekanisme Katup
Mekanisme Katup
Gb. 3.28 Susunan poros nok dan katup motor yang dilengkapi
dekompresi ( Honda Supra)
Mesin yang dilengkapi dekompresi manual, saat menghidupkan
mesin operator harus menekan tuas dekompresi, dan menstarter
mesin, setelah mesin berputar dan tenaga yang disimpan flywheel
cukup kuat, tuas dekompresi dilepas, sehingga proses hisap dan
kompresi normal, mesin akan hidup. Dengan adanya dikompresi
putaran mesin lebih cepat sehingga mesin lebih mudah
dihidupkan dengan tenaga untuk starter lebih ringan.
Hal yang harus diperhatikan pada tipe ini antara lain:
c. Selesai dilakukan bongkar pasang , masukkan oli melalui
baut seal agar batang dapat penekan langsung bekerja
d. Bersihkan batang penekan secara berkala untuk
menghindari kebocoran dan tidak berfungsinya katup satu
arah.