Tulisan ini saya tujukan khususnya pada rekan saya guru-guru SMK jurusan
Otomotif.
Ketika waktu santai, marilah bandingkan daya guna teaching aid Engine Stand
Konvensional yang masih banyak dijumpai pada ruang praktik Jurusan Otomotif
SMK.
ENGINE STAND
Bilamana Engine Stand itu Anda buat dan rakit sendiri, maka biaya yang
dikeluarkan minimal Rp.15 sampai 20 juta, dan jika penyediaannya melalui
pemasok maka angka Rp.30 juta bahkan lebih, harus dikeluarkan untuk membeli
1 unit engine stand konvensional.
Mata Pelajaran Praktik yang dapat dibantu oleh mesin ini antara lain;
1.
2.
3.
4.
5.
Total jam pelajaraan yang bisa dibantu oleh kit ini adalah 48 jam.
Dengan budget sekitar Rp.45 juta kita sudah dapat menyediakan 15 set Basic
Automotive Electric and Electronic Kit yang dapat menampung 30 siswa pratik
sekaligus dan total lebih dari 40 jam pelajaran dapat dicover oleh teaching aid
ini
Fitur yang didapatkan adalah;
Belajar elektronika otomotif sambil bermain dan tentu saja mengasyikkan bagi
siswa dan guru.
Melatih mengembangkan imajinasi dan kreasi siswa, karena pelajaran bukan
berdasarkan instruksional saja tetapi juga menggali kreatifitas siswa.
Materi pelajaran bisa di up-date setiap saat, karena tersedia ratusan variant
rangkaian dari kit ini.
Ongkos perawatan sangat ringan karena harga komponen elektronika masih
bilangan ratusan rupiah.
Pelajaran dapat dilaksanakan di mana saja, dalam ruang kelas teori, di ruang
paraktik, bahkan di tamanpun pelajaran praktik dapan dilaksanakan.
Tidak diperlukan bensin dan bahan habis pakai lainnya.
Sistem perawatan dan pengontrolan sangat mudah, bahkan siswa bisa
mengontrol dan merawat Kit, sebelum dan sesudah pelajaran berlangsung
Tidak memerlukan listrik PLN, karena Basic Automotive Electric and Electronic
Kit hanya di gerakkan oleh baterai biasa (1.5 Volt-AA size) sebanyak 4 buah.
Pekerjaan bersih, rapi dan selalu bisa dievaluasi setiap saat.
Sangat bermanfaat untuk pembekalan siswa yang akan memasuki dunia
elektronika otomotif jika mereka bekarja kelak.
Saya bukanlah anti dengan engine stand konvensional, akan tetapi, sejak tahun
1989, di Bagian Otomotif VEDC Malang, jenis mesin tersebut sudah mulai
disingkirkan (dikurangi pemakaiannya) dan diganti dengan mesin electronic fuel
injection.
Kenyataannya lebih dari 20 tahun kemudian mesin-mesin itu masih dipakai di
SMK dan bahkan konon kabarnya mesin sejenis dipasok kembali ke sekolah,
tetapi teaching aid yang sangat membekali siswa untuk memasuki dunia kerja
seperti Basic Automotive Electric and Electronic Kit tidak ada di Jurusan
Otomotif SMK.
Memang dibutuhkan pemikiran yang cerdas untuk memilih Teaching Aid yang
tepat;
Harga dan ongkos perawatan lebih murah, dapat digunakan oleh banyak siswa,
selalu bisa diupdate sesuai perkembangan teknologi dan yang paling penting
adalah DAPAT MENGGALI dan MENUMBUHKAN KREATIFITAS SISWA,
Pemikiran cerdas hanya ada pada GURU, sedangkan perencana dan pemasok
teaching aid adalah orang yang belum mengerti apa-apa
Lalu Mau dikemanakankah SMK BISA????
Semoga bermanfaat..
-----Pertanyaan:
Terimakasih pak Jun sudah saya baca saya tertarik yang saya ingin tanyakan...?
perencana dan pemasuk teaching aid adalah orang yang belum mengerti dalam
tanda kutip. maksudnya....?
Jawaban:
He..he..Pak Sug...; Tentu saja jika mereka mengerti.. Pasti akan merencanakan
peralatan yang sesuai denga perkembangan teknologi saat ini..dan tidak lagi
memasok teaching aid yang seharusnya sejak 20 thn yang lalu sudah
ditinggalkan. Vielen dank pak Sug...alles Gute..
=======
Pengertian Dasar
Pada tahun 1996 EPA (Environmental Protection Agency) menyarankan agar
interface ECU kendaraan yang dijual terutama di US (setelah itu diikuti produsen
negara-negara lain) memenuhi standar umum. Ini berarti bahwa
bengkel aftermarket tidak harus membeli berbagai alat scan dengan harga yang
relatif mahal dan memberatkan bengkel tersebut karena setiap merk kendaraan
memiliki scantool sendiri.
Standard umum tersebut dikenal dengan OBD II (On-Board Diagnostics, versi II),
yang dapat mengakses sistem manajemen mesin, sistem pengapian dan
transmissi otomatis.
Perlu diketahui bahwa mobil dengan sistem manajemen mesin modern saat ini
dikendalikan lebih dari satu ECU yang berfungsi untuk memonitor kerja sensorsensor dan perangkat lainnya serta mengumpulkan data dari sensor di
kendaraan tersebut, lalu ECU mengirim perintah ke injektor dan sistem
pengapian untuk mengatur saat dan volume penyemprotan bahan bakar serta
saat pengapian yang sesuai dengan setiap operasional kendaraan, sehingga
didapatkan proses pembakaran yang sempurna dalam silinder mesin,
memberikan effek tingkat effiseinsi yang optimal, pemakaian BBM lebih hemat
dan tentu saja tanpa melupakan hasil emisi yang lebih bersih.
Ada puluhan sensor terdapat pada mesin; seperti bukaan throttle, rpm mesin,
udara dan suhu pendingin, crankshaft, posisi camshaft, kecepatan kendaraan,
knocking dll.
Sistem dapat bekerja dengan tepat dan akurat, kecepatan dan ketepatan kerja
komputer serta kemampuan prosessor untuk menganalisa data bisa diandalkan
dan komputer mesin (ECU) selalu menjaga kendaraan agar tetap bisa berjalan
dalam waktu yang lebih lama meskipun terjadi kerusakan dari beberapa sensor,
ECU akan bisa berjalan dengan back up software yang sudah diprogramkan pada
ECU itu sendiri.
Cukup effektif dan bekerja baik sampai hari ini dan jika ada kerusakan pada
sistem manajemen mesin, lampu check engine (MIL/Malfunction Indicator Lamp)
akan menyala
Itulah standard OBD II, jika MIL menyala, berarti PCM (powertrain control modul)
atau ECU melihat data dari beberapa sensor yang tidak sesuai dengan program
yang sudah ada pada ECU atau PCM, namun prosessor ini tdak bisa melakukan
apa-apa selain dari menyalakan MIL dan berusaha memberlakukan keadaan
emergensi sehingga mesin masih bisa berjalan melalui back up software.
Jangan khawatir; Meskipun ada kerusakan dari sensor, mobil masih dapat
berjalan dengan baik, hanya saja sedikit kehilangan daya dan konsumsi bahan
bakar jadi meningkat dan tentu saja emisinya menjadi jelek.
Satu hal lagi; ECU/PCM juga menyimpan kode "masalah diagnostik" dengan
tujuan agar teknisi otomotif memiliki petunjuk dimana harus mulai mencari
masalah yang terjadi, dan untuk mempersingkat waktu menemukan
sistem/sensor yang rusak itu digunakanlah scantool, cuma sayangnya setiap
kendaraan memiliki scantool tersendiri (original scantool), misalnya scantool
Honda tentu saja tidak bisa mengakses mobil Ford atau sebaliknya, demikian
juga scantool Chevrolet tidak bisa dipakai untuk Toyota dan sebaliknya,
sedangkan scantool original tersebut harganya relatif mahal, laluakan
diperlukan banyak scantool bagi bengkel-bengkel yang akan memperbaiki
berbagai merek/tipe kendaraan.
Harus Bagaimana?
Scantool harus mampu mengakses kode kesalahan yang terjadi pada sistem
manajemen mesin/rangkaian sensor dan actuator (input dan output ECU),
seharusnya juga bisa menstimulir beberapa actuator seperti seperti IAC, Injektor,
TCC dll.
Secara umum hampir semua scantool saat ini dapat melakukan hal pekerjaan
itu, bila tidak, menunjukkan bahwa scantool tersebut perlu dilupakan saja.
Kemampuan untuk menggelar data steam/data list (bila perlu bisa juga
ditampilkan dalam bentuk grafik) yang lebih banyak juga sangat diharapkan oleh
teknisi, karena semakin bayak data stream yang bisa ditampilkan, semakin teliti
juga teknisi dalam melakukan diagnosa, cuma hal yang terpenting perlu diingat
oleh calon pembeli scantool adalah;
Dengan kata lain, ada generik scantol yang dapat mengakses lebih banyak
merek/tipe kendaraan akan tetapi tiap kendraan yang diakses informasi yang
diberikan cukup terbatas, bisa saja menampilkan banyak DTC, tapi sangat pelit
dalam memberikan data stream, atau bahkan blank sama sekali, cukup aneh
Jangan-jangan DTC yang ditampilkan keliru lagi, kok bisa-bisanya ada DTC tanpa
data stream???
Jika scantool memiliki kemamampu fungsi eksternal seperti penyetalan gas
buang (meski yang paling cocok untuk mengukur gas buang itu adalah gas
analyzer), boleh juga dicatat sebagai kelebihan scantool tersebut, namun
kebanyakan scantool hari ini masih sangat terbatas kemampuannya dalam
melakukan penyetalan emisi atau saat pengapian, hanya untuk beberapa
merk/tipe kendaraan saja.
2) KEMAMPUAN BI-DIRECTIONAL
Sederhananya adalah; Alat scan harus mampu untuk berkomunikasi dua arah
dengan ECU/PCM mobil.
Analogikan sebuah scantool dengan telepon, tidak hanya bisa mendengar apa
yang dibicarakan oleh lawan bicara, tapi juga bisa menjawab atau berbicara dan
didengar pula oleh orang yang ngomong dengan kita.
Inilah yang sebaiknya bisa dilakukan oleh scantool, dia memberikan info tentang
keadaan sistem manajemen mesin misalnya, dan kita juga dapat memerintahkan
scantool untuk melakukan pengetesan meskipun masih sangat terbatas pada
beberapa komponen/sistem saja.
3) UPDATEABILITY
Sama seperti halnya investasi, LEBIH BAIK ANDA BACA dan MINTA KETERANGAN
SECARA DETAIL bila perlu dengan perjanjian tertulis saat kita membuat
keputusan untuk memiliki sebuah scantool, karena banyak penjual memuji-muji
kelebihan produk mereka (tapi mungkin mereka sendiri tidak faham secara detail
setiap fitur yang ditampilkan oleh produknya), oleh karena itu pastikan juga
bahwa anda tahu persis apakah setiap fitur yang ditampilkan oleh scantool
tersebut memang Anda butuhkan sesuai dengan harga, tipe dan merek
kendaraan yang akan Anda layani setiap hari,,, dan yang sangat penting adalah:
Apakah scantool dapat mengikuti perkembangan teknologi otomotif yang sangat
cepat (updateability) serta pastiakan anda tahu KAPAN periodis update-nya bisa
dilakukan, dan tentu saja BIAYA update menjadi pertimbangan juga.
Atau pada waktu telah dilakukan perbaikan pada salah satu kompunen sistem
manajeman mesin, adakalanya pengapusan DTC tidak bisa lagi dilakukan dengan
cara lama yaitu melepas + atau baterai beberapa detik, tapi harus dengan
scantool, dan banyak kegagalan yang terjadi bila clear DTC dilakukan dengan
scantool katakanlah (maaf) murahan, kalaupun dapat dilakukan tetapi
beberapa waktu kemudian MIL akan menyala kembali..
Hal yang sama juga akan terjadi bahwa dengan software yang bersifat
programmable pada ECU/PCM, maka kita tidaklah mudah melakukan
penggantian ECU/PCM begitu saja, diperlukan sebuah scantool yang
memungkinkan Anda untuk melakukan programming pada PCM, BCM atau
Radio atau apa pun, kita akan dapat kembali mem flash modul tersebut
dengan informasi spesifik dari kendaraan termasuk nomor VIN #.
Kalau begitu situasinya, maka pada masa-masa mendatang kita perlu bukan
sekedar scantool sederhana yang cukup menampilkan DTC atau data stream
saja, bahkan lebih dari itu bahwa kita memerlukan sebuah program yang
memungkinkan kita untuk melakukan flash dan selalu bisa di-update melalui
vendor/distributor scantool tersebut.
Hal ini dapat dianalogikan seperti update Windows pada PC Anda, jika kita tidak
memiliki kode lisensi yang valid, Microsoft tidak akan mengijinkan kita untuk
memperbarui atau kadang-kadang bahkan menginstal suatu software, karena
kita harus masuk ke situs Microsoft untuk mendapatkan informasi terbaru setiap
versi yang disediakan.
Demikian jugalah sebenarnya dengan scantool, kita tidak berharap alat tersebut
hanya bisa dipakai beberapa tahun saja tanpa bisa mengikuti perkembangan
teknologi otomotif dan kesanggupan software scantool intuk mengikutinya
5) FUNGSIONALITAS
Banyak alat scan generik tidak dapat di-update meskipun platformnya OBD II.
Hal ini berarti scantool bekerja dengan kemampuan terbatas, atau hanya bisa
mengakses DTC dan data stream dasar dari ECU/PCM saja, apalagi untuk
berkomunikasi secara bi-directional dan kemampuannya dalam re-flash modul.
Salah satu keuntungan scantool dengan basis PC/laptop adalah adakalanya data
stream dilengkapi dengan grafik (meskipun jenis handheld juga ada yang
dilengkapi data stream grafik) tetapi karena layar PC lebih lebar memungkinkan
pembacaan grafiknya lebih jelas dibandingkan dengan tipe handheld.
Scantool harus bisa menampilkan kode kesalahan tersebut sehingga kita lebih
mudah mendeteksi dan mencari penyebabnya tanpa harus berlama-lama
melakukan pengamatan, scantool dapat merekam kode kesalahan itu dan
mengelompokkan pada file "Pending Codes." (kode kesalahan telah terjadi,
tetapi tidak MIL tidak nyala).
Adanya Pending Codes bisa juga disebabkan karena telah terjadi beberapa kode
kesalahan dan ECU menyalakan MIL sesuai dengan skala proritas DTC yang
harus ditampilkan.
Apa arti semua ini? Pastikan bahwa scantool tidak hanya yang paling "ekonomis"
tetapi harus dapat melakukan semua hal yang ANDA perlukan atau apa saya
perkembangan yang terjadi pada masa mendatang scantool kita harus bisa
mengikutinya. Dan kita harus memahami dengan benar, apa yang kita inginkan
dari scantool dan pekerjaan apa saja yang sedang dan yang akan dilakukan di
bengkel Anda.
SAFETY SISTEM
Apakah
Sistem
Keselamatan
Mengapa
harus
ada
Seberapa
besar
manfaat
Kapan
sistem
Bagaimana
Ada
Apakah
berapa
sistem
Sistem
Keselamatan?
sistem
keselamatan?
keselamatan
cara
kerja
macam
sistem
keselamatan
itu?
bekerja/digunakan?
sistem
keselamatan?
keselamatan
bekerja
secara
di
mobil?
otomatis?
Bagaimana
Kapan
cara
harus
merawat
dilakukan
Kapan
sistem
pemeriksaan
kita
pada
gunakan
keselamatan?
sistem
sistem
keselamatan?
keselamatan?
=======
Sistem
Keselamatan/Keamanan
Pada
Kendaraan
Junisra
Syam
Excellence
Automotive
Training
International
tidak
mudah
untuk
mendapatkan
data
yang
akurat..
Mengingat situasi dan kondisi seperti di atas, maka para produsen mobil telah mengembangkan
teknologi untuk membantu mencegah terjadinya kecelakaan, atau setidaknya mengurangi risiko
cedera bila terjadi kecelakaan akibat tabrakan kendaraan bermotor. Cukup penting juga untuk
mengetahui atau mempelajari sistem keselamatan/keamanan pada kendaraan/mobil Anda,
karena bagaimanapun kita berharap kendaraan tersebut sedapat mungkin bisa melindungi atau
menghindari
Ketika
membeli
kita
kendaraan
mungkin
dari
kita
sebaiknya
mulai
kecelakaan.
mempertimbangkan
faktor
keselamatan/keamanan kendaraan, meskipun hal ini masih merupakan faktor yang kesekian dari
proritas utama terhadap berbagai spesifikasi kendaraan , namun ada baiknya saya uraikan
beberapa item sistem keselamatan/keamanan kendaraan seperti di bawah ini, yang perlu Anda
ketahui...
Sistem
Keselamatan/Kemanan
Pasif
ini
termasuk:
Sabuk
Pengaman
Sabuk pengaman sangat diperlukan dan harus terpasanga pada kendaraan sesuai dengan
ketentuan hukum yang berlaku. Sabuk pengaman sampai saat ini adalah perangkat kesematan
pasif
yang
terbukti
paling
ampuh
untuk
mengurangi
resiko
akibat
tabrakan.
Sabuk pegaman harus memiliki minmal 3 titik ikatan (terselempang pada tubuh) dan meskipun
penumpang duduk pada kursi belakang, diwajibkan juga mengenakan sabuk pengaman..
Airbag
Pengemudi
dan
Penumpang
Depan
Airbag secara signifikan mengurangi cidera kepala saat terjadi tabrakan dan harus digunakan
bersama sabuk pengaman. Hal ini dimaksudkan untuk mencegah kepala membentur roda
kemudi,
kaca
depan
atau
dashboard
(airbag
penumpang
Airbag
depan)
Samping
Airbag samping (untuk mobil yang lebih mahal) berfungsi untuk melindungi kepala pengemudi
atau penumpang jika terjadi tabrakan dari samping, juga dapat mengurangi resiko benturan saat
mobil terguling, biasanya dipasang pada bagian atas pintu, saat bekerja airbag tersebut akan
mengembang ke bawah sedemikan rupa agar kepala tidak membentur secara langsung bagian
dinding/bodi
atau
kaca
pintu
mobil..
Head
Rest
Semua orang mengetahui bahwa head rest dapat menahan kepala saat terjadi tabrakan dari
belakan ataupun gaya balik tubuh yang tertahan oleh safety belt saat terjadi tabrakan dari depan.
Haed rest bertujuan untuk mencegah terjadinya patah/cidera pada leher bila terjadi kecelakaan..
Side
Impact
Bar
Side Impact Bar ditanamkan dalam panel pintu-pintu depan ataupun pintu belakang kendaraan
penumpang, bertujuan untuk memperkuat pintu-pintu dalam menyerap benturan saat terjadi
tabrakan
dari
Cut
Off
Listrik
samping..
Pompa
Bensin.
Sebagaimana kita ketahui bahwa mesin-mesin dengan sistem injeksi bensin menggunakan
pompa bensin yang digerakkan oleh listrik. Dengan demikian sangatlah penting bahwa pompa
bensin
harus
mati
secara
otomatis
saat
mobil
tabrakan.
Bisa dibayangkan saat terjadi kecelakaan pompa bensin masih terus bekerja, maka sudah pasti
kebakaran
Sistem
tidak
bisa
Keselamatan/Keamanan
dihindari..
Aktif
ini
termasuk:
Rem
ABS
Sistem ini mencegah roda mengunci saat pengemudi menginjak rem dengan tekanan keras dan
mendadak. Jika roda terkunci atau tidak berputar di permukaan jalan, mengakibatkan pengemudi
kehilangan kontrol pada steer dan kendaraan akan bergerak kemana saja tanpa bisa
dikendalikan.
Dalam
banyak
kasus
ABS
juga
memperpendek
jarak
pengereman.
Turn
Signal
Turn signal atau sering disebut dengan lampu tanda belok, juga termasuk sistem keamanan aktif,
berfungsi
agar
orang
lain
dapat
mengetahui
gerakan
mobil
Kinerja
anda..
Ban
Ban adalah satu-satunya titik kontak antara kendaraan Anda dengan permukaan jalan dan
gunakanlah ban yang sesuai dan jangan tergoda untuk mengganti ban yang tidak cocok
speknya.
Variabel
Power
Steering
Sering juga disebut dengan Respon Kemudi Dinamis (DSR) pengatur tekanan kerja Power
Steering
sesuai
dengan
kecepatan
kendaraan
dan
kondisi
beban
Kontrol
mobil.
Traksi
Kontrol Traksi dapat menghindari/mengurangi spin pada roda/ban dengan permukaan jalan saat
throttle
diinjak
cepat.
All wheel drive (AWD) dapat mendistribusikan daya ke empat roda untuk mengurangi
kemungkinan
spin
pada
ban/roda.
Arah
Lampu
Lampu yang dapat merespons sesuai dengan arah roda kemudi memungkinkan pengemudi
untuk
melihat
dengan
jelas
saat
kendaraan
Sensor
membelok.
Mundur
Pengemudi dapat mengetahu segara benda-benda yang ada dan dekat dengan bagian belakang
mobil
Masih
Semoga
=======
ketika
banyak
perangkat
kendaraan
Keamanan
yang
mundur.
lain..(bersambung)
bermanfaat..
Junisra
Excellence
Syam
Automotive
Training
International
Sebenarnya akan lebih baik kalau tulisan tentang ESC/ESP terlebih dahulu diawali dengan
uraian Antilock Braking System (ABS) dan Traction Control (TC), karena ESP muncul
belakangan hasil dari inovasi ABS/TC, hal ini berarti teknologi ESP memperluas fitur dari
ABS/TC. Dengan kata lain bahwa kendaraan yang menerapkan ESP pasti memakai ABS/TC dan
sebaliknya
meskipun
mobil
itu
memilik
ABS/TC
belum
tentu
menggunakan
ESP.
Dilihat dari sejarahnya maka ESP bisa dikatakan relativ baru, karena mulai diterapkan secara
komersial
pada
tahun
90-an
pada
mobil-mobil
mewah.
Sebagai seorang trainer saya belum pernah mengajarkan ESP pada peserta pelatihan, namun
ABS/TC sudah cukup sering saya sampaikan pada berbagai pelatihan termasuk di Damman,
Riyadh dan Muscat-Oman yaitu di Pusat Pelatihan Dealers General Motors Middle East
Operation
sekitar
thn
1998.
Oleh karena itu cukup menarik bagi saya menurunkan tulisan ini sekaligus untuk meningkatkan
pemahaman saya pada ESP, dan seperti biasanya tulisan ini dirangkum dari berbagai sumber
Semoga
bermanfaat
Electronic Stability Control atau pada kendaraan buatan Jerman sering mereka menyebutnya
dengan Electronic Stability Program (ESP) adalah teknologi komputerisasi bersama-sama
dengan Antilock Braking System (ABS) berfungsi untuk meningkatkan stabilitas kendaraan saat
berjalan.
Waktu sensor-sensor ESC/ESP mendeteksi bahwa sopir kehilangan kendali pada steer, maka
secara otomatis ESC/ESP menerapkan sistem rem untuk membantu mestabilkan kendaraan
sesuai dengan arah yang diinginkan. Hal ini memungkinkan dengan sistem rem yang bekerja
secara independent pada setiap roda, artinya secara otomatis rem akan menekan atau
meregulasi
tekanan
hidraulis
pada
roda-roda
secara
individual.
Misalnya pada waktu membelok, bilamana kendaraan cenderung oversteer, maka tekanan
minyak rem akan diteruskan ke roda depan luar untuk melawan oversteer itu, begitu juga halnya
ketika terjadi understeer maka tekanan minyak rem akan diteruskan ke roda belakang guna
mengurangi
understeer,
hal
ini
berlangsung
secara
otomatis..
Beberapa sistem ESC/ESP juga mengurangi daya mesin sampai sampai kendaraan dapat
dikendalikan kembali, secara otomatis putaran mesin akan turun jika sensor ESP mendeteksi
kehilangan kendali pada steer saat membelok dan tentu saja tujuan utamanya untuk mengurangi
kecelakaan.
Khususnya bila mobil itu dikendarai pada jalan yang bersalju/jalan sangat licin, maka ESP sangat
membantu pengemudi, karena pada jalan yang sangat licin sulitnya pengendalian steer sering
terjadi.
Kendaraan dengan ESP akan lebih mudah/stabil/tidak berbelok kesana-kemari jika lari
dipermukaan jalan yang sangat licin/bersalju, sementara itu kendaraan yang tidak memakai ESP
harus berjalan pelan-pelan agar kemudi masih dapat dikendalikan dengan aman/sesuai dengan
arah
yang
dikehendaki..
SEJARAH
ESC/ESP
Di awali pada tahun 1987, ketika Mercedes-Benz dan BMW memperkenalkan sistem kontrol
traksi (Traction Control System/TC) pertama mereka pada kendaraannya, Maka metoda yang
sama
diterapkan
pada
ESC
yaitu
aplikasi
pengereman
roda
secara
individual.
Kalau pengemudi menginjak pedal gas dengan cepat saat kendaraan bergerak pertama kali,
maka roda akan cenderung spin (sering juga secara teknik disebut skid) pada permukaan
jalan, melalui sensor-sensor putaran roda (wheel speed sensors) maka unit control ABS/TC
dapat mendeteksi bahwa telah terjadi spin/skid antara roda dengan permukaan jalan, selanjutnya
sistem rem akan mengerem roda yang spin tersebut sampai spin-nya hilang, lalu mobil dapat
bergerak
dengan
mulus
tanpa
terjadinya
spin/skid
lagi
pada
roda..
Catatan;
Untuk mempermudah pemahaman istilah spin/skid dan slip, maka harus disepakati dulu bahwa:
Spin/skid dipakai untuk pengertian bahwa roda berputar cepat pada permukaan jalan, tetapi bodi
kendaraan tidak bergerak atau bergerak lambat tidak sesui dengan putaran roda, keadaan ini
biasanya terjadi jika mobil berjalan pada permukaan jalan yang sangat licin. Traction Control
digunakan untuk mencegak roda spin/skid saat pedal gas ditekan tapi permukaan jalan licin
Slip berarti roda menggesek pada permukaan jalan, dalam pengertian bahwa roda sudah
berhenti berputar, tetapi bodi kendaraan tetap bergerak atau berjalan, biasanya hal ini terjadi
waktu
ABS
kita
mencegah
melakukan
roda
pengereman
slip/mengunci/berhenti
dengan
berputar
kuat
saat
dan
dilakukan
mendadak
rem
dengan
kuat/mendadak.
Baik spin/skid maupun slip akan mengakibatkan kendaraan sulit dikendalikan arahnya melalui
roda kemudi. Contohnya, jika pengereman mendadak dilakukan sampai roda slip/tidak
berputar /menggesek pada permukaan jalan, tapi mobil masih tetap bergerak/meluncur, maka
kendaraan akan bisa bergerak ke kiri atau ke kanan tanpa dapat dikendalikan. Effek yang sama
juga terjadi pada waktu roda spin pada permukaan jalan, maka kendaraan pun sulit dikendalikan
arahnya
dengan
steer.
Saat ini keduanya; ABS dan TC sudah disatukan menjadi sistem yang disebut dengan ABS/TC.
Jadi jelaslah sudah, bahwa jika kendaraan dilengkapi dengan ABS/TC, sekuat dan secepat
apapun Anda menekan pedal gas saat kendaraan bergerak pertama kali, maka roda/ban
mecicit/spin/skid pada permukaan jalan tidak akan pernah terjadiOleh karena itu untuk para
racer atau anak muda yang senang menginjak pedal gasnya sampai menimbulkan suara spin
pada ban/roda, disarankan jangan mamakai mobil dengan ABS/TC, karena Anda tidak akan lagi
mendengat
bunyi
cicitan
ban/roda
pada
mobil(he..he..)
Tapi secara umum TC tidak dimaksudkan untuk menstabilkan kendaraan saat kehilangan kendali
steer waktu kendaraan sedang berjalan, tetapi TC hanya berfungsi untuk mencegah roda spin
saat mobil bergerak pertama kalinya, sedangkan ABS berfungsi untuk mencegah roda
slip/lock/mengunci saat di rem, tapi saat ini umumnya ABS dan TC menggunakan Unit Control
Electronic yang sama dan Unit Hiraulis rem yang sama pula sehingga secara teknik kita
menyebutnya
ABS/TC.
Bermula dari ABS/TC itulah, pada tahun 1990-an sistem telah dikembangkan lebih modern oleh
Mitsubishi mereka menyebutnya dengan Active Skid and Traction Control (ASTC) system.
Dikembangkan untuk membantu pengemudi menjaga stabilitas kendaraan melalui sebuah Unit
Kontrol Elekronis /komputer yang dapat memantau beberapa parameter operasional kendaraan
melalui
sensor-sensornya.
Misalnya jika pedal gas terlalu dalam diinjak waktu kendaraan menikung, maka Unit Kontrol
Electronis/komputer akan mengurangi putaran/daya mesin secara otomatis serta pengereman
dilakukan secara otomatis pula agar kendaraan tidak limbung/terseret/ke arah luar kurva belokan
(understeer)
atau
oversteer
Pengaturan ini dilakukan serempak antara penekanan minyak rem ke roda dan penurunan
putaran mesin sampai kendaraan dapat berjalan kembali pada kuva belokan yang diinginkan.
Tentu saja cara yang sama dilakukan oleh sistem ini kalau kendaraan berjalan pada permukaan
yang licin, waktu mobil mulai limbung ke kiri atau ke kanan sebab roda spin permukaan jalan
yang licin, maka Unit Kontrol Elektronis/Komputer segera mengurangi putaran mesin dan
melakukan pengereman pada roda yang spin itu, sehingga larinya mobil stabil kembali. Proses
tersebut
berlangsung
berulang-ulang
dalam
waktu
yang
sangat
cepat.
BMW, bekerja sama dengan Robert Bosch GmbH dan Continental Automotive Systems, lalu
mengembangkan sistem ini untuk mengurangi torsi mesin guna mencegah kehilangan kendali
kemudi, dan mulai tahun 1992 semua produksi BMW menerapkan ESP pada kendaraannya.
Dari tahun 1987 hingga 1992, Mercedes-Benz dan Robert Bosch GmbH bersama-sama
mengembangkan sistem yang mereka sebut Elektronisches Stabilittsprogramm(bahasa
jerman) (Electronic Stability Program)" dan terdaftar dengan merek dagang sebagai ESP.
Lalu General Motors (GM) bekerja sama dengan Delphi Corporation membuat ESC yang mereka
sebut dengan "StabiliTrak" pada tahun 1997, hanya dipakai untuk Cadillac, setelah itu StabiliTrak
dijadikan perlengkapan standar untuk semua mobil jenis SUV - Van GM yang dijual di AS dan
Kanada pada tahun 2007, kecuali untuk kendaraan komersial dan armada tertentu.
Sementara "StabiliTrak" adalah nama yang digunakan pada kebanyakan kendaraan General
Motors untuk pasar AS, tapi istilah "Electronic Stability Control (ESC)" dipakai untuk kendaraan
GM
yang
dibuat
di
luar
AS,
seperti
Opel,
Holden
dan
Saab,
Pada Ford, ESC mereka sebut dengan istilah AdvanceTrac, diluncurkan tahun 2000. Ford
kemudian menambahkan Roll Stability Control untuk AdvanceTrac yang pertama kali
diperkenalkan pada Volvo XC90 pada tahun 2003 (saat itu Volvo Cars dimiliki oleh Ford)
Pada tahun 1995 produsen mobil Mercedes-Benz memperkenalkan sistem ESP. yang dipasok
oleh Bosch. Mobil pertama MB yang mengimplementasikan sistem ini adalah model S-ClassW140. Pada tahun yang sama BMW juga mengaplikasin ESP pada kendaraannya, tapi ESP
tersebut
dibuat
bersama
oleh
Bosch
dan
Continental
Systems
Automotive.
Tak ketinggalan pula Volvo mulai menawarkan ESC pada beberapa model mereka sementara itu
Toyota dengan Vehicle Stability Control System mereka perkenalkan tahun 2004 di Toyota
Crown.
Saat ini, hampir semua merek premium telah menjadikan ESC/ESP sebagai perlengkapan
standard pada semua kendaraan lansirannya, dan jumlah kendaraan dengan ESC/ESP juga
terus
meningkat.
Ford dan Toyota termasuk Lexus mengumumkan bahwa semua kendaraan mereka yang
dipasarkan Amerika akan dilengkapi dengan standar ESC/ESP pada akhir tahun 2009.
Demikian pula General Motors telah mengumuman bahwa pada akhir tahun 2010 semua
kendaraan
jenis
penumpang
produksi
GM
akan
dilengkapi
dengan
ESC/ESP.
Dan akhirnya sudah menjadi keharusan bahwa di penghujung tahun 2011 semua kendaraan
yang dipasarkan di AS dan Eropa harus dilengkapi ESC/ESP, karena menurut penelitian dengan
adanya ESP/ESC pada mobil diperkirakan dapat mencegah kematian akibat kecelakaan sekitar
5000-9000-an
orang
setiap
http://autoenvironment.blogspot.co.id/p/safety-sistem.html
tahunnya.
Transmisi
Bagaimana
Apa
gunanya
bekerja?
perbandingan
Bagaimana
gigi?
A/T
Apakah
bekerja?
guna
Bagaimana
converter?
sistem
Mengapa
CVT
CVT
Bagaimana
Tips
M/T
lebih
perawatan
&
trik
bekerja?
M/T,
irit?
A/T,
penggunaan M/T,
&
A/T,
&
CVT?
CVT.
=======
Pengenalan
CVT
(Continuously
Variable
Transmission)
Oleh;
Junisra
Referensi:
Syam, Excellence
Disadur
Automotive
dari
Training
berbagai
International
sumber.
Ada ungkapan kuno mengatakan bahwa kita tidak akan bisa melatih sesuatu yang baru pada
hewan
yang
sudah
tua
seperti
anjing
pelacak
misalnya..
Tapi sangat berbeda dengan Continuously Variable Transmission (CVT) yang telah
dikonseptualisasikan oleh Leonardo da Vinci lebih dari 500 tahun yang lalu dan sekarang pelan
tapi pasti telah bisa menggantikan transmisi otomatis biasa (A/T) seperti yang anda kenal selama
ini
dengan
memakai
planetary
gear.
Jadi ungkapan kuno seperti di atas tidaklah berlaku bahwa sesuatu yang sudah tua tidak dapat
bangkit
kembali.
Memang, sejak dipatenkan pertama kali pada tahun 1886, CVT telah sangat jauh lebih
sempurna, terus diperbaiki dan hari ini beberapa produsen mobil termasuk General Motors, Audi,
Honda dan Nissan dll, merancang dan melengkapi drivetrain /penggerak roda mobil mereka
dengan
CVT.
Pada artikel ini saya mencoba merangkum tulisan bagaimana CVT bekerja dan diaplikasikan
pada
mobil
Kerja
CVT
hanya
menyangkut
dibandingkan
dengan
ruang
lingkup
informasi
umum
transmisi
otomatis
konvensional
seperti;
planetary
Bagian/komponen
Kelebbihan
CVT
transmisi
Pengalaman
dari
Jenis
Aplikasi
CVT
otomatis
mengemudi
untuk
biasa/jenis
mobil
dan
lain
gear
planetary
dengan
model
CVT
lain
gear?
CVT
CVT
selain
Dasar
mobil.
Transmisi
Bagi Anda yang memahami fungsi struktur/bagian /komponen transmisi baik manual atau
otomatis biasa (baca jenis lock-up/planetary gear). juga para peserta pelatihan Basic Automatic
Transmission di Excellence Automotive Training International, maka Anda akan faham bahwa
fungsi transmisi adalah mengubah perbandingan kecepatan antara mesin dan roda mobil.
Dengan kata lain, tanpa transmisi mobil hanya akan memiliki satu gigi dan berjalan dengan
kecepatan tertentu, serta torsi yang diinginkan tergantung dari torsi yang dibagkitkan mesin
saja.
Kita bisa bayangkan kalau mengendarai mobil hanya memiliki perbandingan gigi transmisi
misanya gigi 3 saja, pasti sangat merepotkan terutama pada kondisi jalan yang berubah-ubah,
seperti
jalan
menanjak,
turunan,
atau
jalan
yang
terjal.
Bisa saja mobil akan melaju dengan mulus pada jalan yang datar, akan tetapi top speed-nya
tentu
terbatas
hanya
sesuai
dengan
putaran
mesin
saja.
Pokoknya pasti mobil tersebut berjalan tidak sesuai dengan keinginan kita seperti mobil dengan
transmisi
yang
memiliki
berbagai
tingkat
kecepatan.
Jadi pada prinsipnya transmisi menggunakan berbagai perbandingan roda gigi; misalnya dari
rendah ke tinggi atau sebaliknya untuk membuat lebih efektif menggunakan torsi mesin sebagai
penggerak serta dapat menyesuaikan kebutuhan torsi tersebut dengan perubahan kondisi jalan.
Tentu saja gigi-gigi transmisi harus dapat digerakkan/dipindahkkan secara manual atau secara
otomatis.
Pada transmisi otomatis (A/T) tradisional, roda gigi (planetary gear system) berfungsi membantu
mengirim
dan
memodifikasi
percepatan
gerak
putar
dan
torsi
transmisi.
Kombinasi gigi planetary menghasilkan perbandingan gigi transimi yang berbeda. Biasanya A/T
saat ini memiliki 4 percepatan maju dan satu untuk gigi mundur..Dan kelamahan dari A/T
konvensional bahwa masih terasa sentakan meskipun halus. Tetapi sentakan saat pergantian
gigi
masih
dapat
dirasakan..
CVT
Tidak seperti halnya transmisi otomatis (A/T) konvensional, transmisi variabel (CVT) tidak
memiliki gearbox dengan sejumlah set gigi, berarti CVT tidak memiliki interlocking atau plantary
gear
set.
Jenis yang paling umum CVT dapat bekerja dengan system control pintar, bahwa
memungkinkan variabilitas tak terbatas antara gigi tertinggi dengan gigi terendah serta,,,tanpa
terasa
adanya
sentakan
saat
terjadi
perpindahan
gigi
transmisi..
Jika Anda bertanya lho..kok kata "gigi" masih muncul dalam penjelasan CVT? Hal itu hanya
sekedar mengingat bahwa secara umum pengertian roda gigi mengacu pada perbandingan
kecepatan
poros
mesin
dengan
poros
penggerak
roda,
oleh
karena
itu
meskipun CVT mengubah rasio ini tanpa menggunakan seperangkat roda gigi, kita masih
menggambarkan perbandingan gigi untuk menghitung perbandingan putaran mesin dengan
putaran poros penggerak roda..
Sejarah
Inovasi
CVT
1490 - da Vinci membuat sketsa CVT tanpa ada tingkatan perbandingan transmisi.
1886
1935
paten
Adie
CVT
Dodge
jenis
menerima
Toroidal
paten
pertama
AS
untuk
diajukan
CVT
toroidal
1939 - Transmisi Otomatis (A/T) konvensional berdasarkan sistem gear planetary diperkenalkan
1958
Daf
(dari
Belanda)
menghasilkan
CVT
di
mobil
1989 - Subaru Justy GL adalah mobil produksi pertama di AS dengan aplikasi CVT
2002 - Saturn Vue dengan debut CVT, Saturnus pertama yang menawarkan teknologi CVT
2004
Ford
mulai
menawarkan
CVT,
Setelah itu banyak merek kendaraan dengan CVT sebagai penggeraknya, termasuk yang sudah
beredar
di
(Bersambung)
http://autoenvironment.blogspot.co.id/p/transmisi.html
REM (BRAKE)
Bagaimana Sistem REM bekerja?
Kapan minyak REM harus dikuras?
Bagaimana perawatan sistem REM?
Bagaimana cara membuang angin (bleeding) dalam sistem REM?
Kapan kampas REM (brake-pad) harus diganti?
Bagaimana sistem ABS bekerja?
Adakah Tips/trik perawatan/perbaiakn sistem ABS?
=======
Indonesia.
Kocoook,,,kocookkTahaaan.
Oleh Junisra Syam
Excellence Automotive Training International
Kejadian ini lebih dari 10 tahun yang lalu tepatnya tahun 1998, ketika saya melakukan Servis
Besar pada sistem rem mobil saya, tentu saja pekerjaan yang harus saya lakukan antara lain;
Menguras minyak rem, mengganti repair kit silnder master dan wheel silinder rem belakang,
demikian pula seal piston disk brake roda depan juga harus saya ganti.
Lalu setelah semua pekerjaan pembongkaran dan pemasangan suku cadang bereslah sudah
Maka kesulitan sudah mengintai saya yaitu melakukan pekerjaan beeding minyak rem.
Mhhmm..Siapa ya?.. Siapa yang dapat membantu untuk melakukan pekerjaan bleeding
ini?.....Istri???.. Mana mungkin saya minta tolong pada istri untuk menjinjak-injak pedal rem
sambil
menunggu
aba-aba;..KocoookkKocoookkkKocookk..Koooccook,..
laluTahaann. Lagi pula waktu itu Istri sedang sibuk di dapur, sedangkan saya bekerja dalam
garasi.
Lhaa, kalau tetangga dengar saya memerintah istri; Kocookk.. kocookkk.kocookk..dan
Taahaan.. Mungkin saja para tetangga akan perpikir yang nggak-nggak terhadap kami
berdua.Meskipun sebenarnya beleh-boleh saja dengan istri sendiri..he..he.
Caranya?: Saya harus punya slang bening (transparant) untuk bleeding seperti biasanya, tapi
haru cukup panjang, sepanjang body mobil bila perlu, pasangkan slang transparan ke baut
bleeding roda dan ujung slang yang lain sampai ke reservoir master slinder (slang bleeding
sebaikknya meliwati kaca spion depan kanan agar kita dapat melihat minyak rem pada slang
tersebut). Sebelumnya isi penuh terlebih dahulu minyak rem pada reservoir master silinder.
Longgarkan baut bleeding, lalu saya mulai menekan pedal rem dua-tiga kali sambil mengontrol
banyaknya minyak rem dalam reservoir, ulangi kembali menekan pedal rem sampai semua stabil,
artinya volume minyak rem pada reservoir tidak mungkin berkurang lagi karena sudah ditambah
secara otomatis oleh minyak rem yang datang dari slang bleeding. Selajutnya pekerjaan
mengocok-ngocok terus saya lakukan sendiri (maksudnya mengocok itu tentu saja menekannekan pedal rem gitu..)
Pekerjaan yang sama terus saya lakukan sampai udara pada pipa rem habis (dapat dilihat
dengan jelas pada slang bleeding).
Jadi kesimpulannya; Membleeding minyak rem berarti mengeluarkan udara yang terjebak pada
saluran/pipa rem, jika pipa rem dan semua salurannya dalam keadaan bersih, cukup dengan
menekan minyak rem pada silinder master untuk mengeluarkan udara tersebut
Penekanan minyak rem pada reservoir dapat dilakukan dengan alat.Atau seperti yang saya
lakukan tersebut..
Seharusnya pekerjaan itu dapat dilakukan sendiri tanpa berteriak-teriak pada orang
lain..KOCOOOK.KOCOOK..KOCOKK..TAHAN..Capek deeehhh
Bravo Otomotif
-------
Pertanyaan:
Apakah untuk membuang angin tersisa tidak perlu tekanan ? Yg saya amati selama ini
tampaknya, tekanan minyak harus tinggi agar udara yg terjebak benar2 keluar. Jadi sepertinya
tidak sekedar mengocok, melainkan memompa, lalu tahan injakan/tekanan s/d nipple dibuka
kira2 1/2 putaran...Kondisi tsb (menurut buku) dilakukan beberapa kali hingga tidak tampak
gelembung udara dalam selang.
Jawaban:
"Mengocok" itu istilah kami teknisi otomotif untuk menggantikan kata kerja "memompa" minyak
rem sambil menekan pedal rem 2-3 kali..he..he.
Saluran rem adalah bejana berhubungan mulai dari silinder master sampai ke silinder rem pada
roda2..
yang menjadi masalahnya adalah banyak bengkel melakukan pekerjaan ini dengan 2 orang;
seorang melakukan pemompaan (menekan-nekan pedal rem) di ruang kemudi, seorang lagi
membuka baut nipel kira2 setengah putaran di kolong mobil dekat roda yang akan di "bleeding"
minyak remnya.
Nah..waktu saya bekerja di bengkel di Swiss, aku lihat mereka melakukan pekarjaan ini hanya
sendirian saja, tapi mereka punya alat yang bisa menekan minyak rem pada master silinder, lalu
mnyak rem dapat dikeluarkan melalui nipel bleeding masing-masing roda, untuk membuang
udara yang terjebak pada pipa rem,tentu saja tanpa melakukan pemompaan melalui pedal rem.
Suatu ketika alat penekan minyak rem dari master silinder ini rusak..lalu mereka melakukan
pekerjaan bleeding tetap sendirian..Seperti yang aku contohkan pada artikel di atas..sampai
gelebung udara habis, dan sistem rem dapat bekerja dengan sempurna..
Di negara yang ongkos tenaga kerja sangat mahal seperti di Swiss, tentu saja bekerja sebisa
mungkin harus dilakukan sendiri, tapi di kita masih bisa dilakukan rame2...Seorang memompa
minyak rem di ruang kemudi, dan yang lainnya melepaskan udara pada saluran rem melaui
nipel..
======
Antilock Braking System (ABS) termasuk sistem keamanan aktif (active safety system) pada
mobil; Seperti yang kita ketahui bahwa sistem keaman aktif adalah perangkat kendaraan yang
dapat mencegah terjadinya kecelakaan.
Jika mobil dilengkapi ABS dan ketika kita melakukan pengereman dengan kuat dan mendadak,
maka roda tidak mengunci/slip pada permukan jalan, hal ini sangat bermanfaat untuk
menghindari hilangnya kendali kemudi ketika roda slip/mengunci (berhenti berputar/menggesek)
pada permukaan jalan saat pengereman yang dilakukan dengan kuat dan mendadak tersebut.
Dengan dilengkapinya ABS pada mobil maka, meskipun kendaraan direm secara kuat dan
mendadak, roda tidak akan slip pada permukaan jalan dan mobil masih dapat dibelokkan ke kiri
atau kekanan maupun kembali pada posisi lurus sesuai dengan keinginan pengemudi.
Berapapun cepatnya laju mobil kita, secara umum tekanan pengereman akan mampu membuat
roda berhenti berputar, tapi badan kendaraan cenderung masih dapat bergerak, karena energi
kinetis yang ditimbulkan oleh berat mobil itu sendiri, akibatnya roda akan menggesek pada
permukaan jalan sampai kendaraan berhenti.
Selama roda slip/menggesek/berhenti berputar pada permukaan jalan, pasti mengakibatkan
mobil kehilangan kendali (berbelok ke kiri atau ke kanan atau ke mana saja tergantung dari
keadaan permukaan jalan dan arah resultante energi kinetis mobil tersebut). Akibat lain yang
ditimbulkan oleh roda yang bergesek/mengunci pada permukaan jalan adalah jarak efektif
pengereman akan menjadi lebih panjang, dan tentu saja sering menimbulkan kecelakaan.
Semuanya itu akan lebih berbahaya lagi jika mobil lari pada permukaan jalan yang licin, dengan
sedikit tekanan pengeraman saja, roda akan sangat mudah slip/mengunci, tentu sudah dapat
dibayangkan bahwa roda-roda akan segera berhenti berputar, tapi kendaraan masih meluncur
sedemikian rupa tanpa bisa dikendalikan.
Hanya dengan ABS-lah hal itu dapat diatasi, meskipun kita melakukan pengereman dengan kuat
dan mendadak pada permukaan jalan yang licin sekalipun, maka tekanan pengeraman pada
roda diatur secara elektronis untuk menghindari roda slip/terkunci, sehingga mobil masih bisa
dibelokkan ke kiri atau ke kanan maupun lurus seperti yang dikehendaki sampai berhenti,
dengan demikian jarak penegreman menjadi lebih pendek jika dibandingkan kendaraan yang
tidak mengaplikasikan ABS pada sistem remnya.
Sejak digunakan secara luas pada mobil, ABS telah dikembangkan lebih jauh, versi terbaru dari
ABS bukan saja mencegah roda-roda terkunci waktu direm, akan tetapi juga bisa mengatur
pengereman secara independent setiap roda, atau dapat mendistribusikan tekanan pengereman
yang berbeda antara roda depan dan roda belakang tergantung dari beban kendaraan itu sendiri
yang dikenal dengan Electronic Brake Distribution (EBD), Pada akhirnya ABS juga berkembang
lebih jauh menjadi perangkat yang lebih cangggih dan diaplikasikan pada mobil-mobil mewah
yaitu ESC/ESP (Electronic Stability Control/Program). Lihat artikel ESC/ESP pada forum
discussion ini..
SEJARAH ABS
ABS pertama kali dikembangkan untuk keperluan pesawat terbang, pada awalnya sistem ini
diperkenalkan oleh Dunlop's Maxaret System pada 1950-an dan masih digunakan pada
beberapa model pesawat terbang saat ini.
Dalam beberapa pengujian dapat disimpulkan bahwa dengan ABS, kinerja pengereman dapat
meningkat sampai 30%, dan pilot tidak perlu melakukan tekanan pengereman secara bertahap
pada pesawat, tetapi cukup melakukan pengereman dengan tekanan maksimum dan selanjutnya
tekanan pengereman tersebut diatur secara otomatis oleh ABS, tanpa adanya kekawatiran akan
terjadi slip/mengunci pada roda-roda pesawat saat pengereman dilakukan.
Keuntungan lain pada pesawat adalah untuk mencegah roda/ban pecah, bahkan hangus akibat
bergesekan dengan permukaan landasan pacu yang disebabkan oleh roda/ban yang
slip/terkunci jika sistem rem pesawat tidak dilengkapi dengan ABS.
Pada tahun 1958, Royal Enfield Super Meteor Motor digunakan oleh Road Research Laboratory
untuk menguji percobaan sistem rem ABS yang dibuat oleh The Maxaret pada sepeda motor,
hasilnya menunjukkan bahwa ABS merupakan nilai tambah yang besar terhadap sistem
keamanan aktif sepeda motor.
Dari hasil pengujian tersebut juga disimpulkan bahwa jarak pengereman sepeda motor dengan
ABS dapat menjadi lebih pendek 30% jika dibandingkan dengan sepeda motor tanpa ABS
Selanjutnya ABS juga diujicobakan pada mobil balap, namun pada saat itu kemungkinan
diterapkan pada mobil ataupun sepeda motor masih menjadi kendala karena faktor harganya
yang masih mahal.
Pada tahun 1971 perusahan mobil Chrysler bekerja sama dengan Bendix Corporation,
memperkenalkan ABS dengan ECU yang disebut dengan ABS tiga channel empat-sensor Pada
tahun 1971 juga, General Motors memperkenalkan ABS dengan sebutan "Trackmaster" yaitu
ABS untuk roda belakang saja, dan ABS roda belakan ini diaplikasikan pada mobil Cadillac. Lalu
masih pada tahun yang sama Nissan menawarkan EAL (Electro Sistem Anti-lock) sebagai opsi
pada Nissan Presiden yang menjadi ABS pertama pada mobil buatan Jepang.
Tahun 1975, Robert Bosch mengambil alih perusahaan Teldix Eropa dan semua paten yang
telah didaftarkan oleh perusahaan itu juga diakuisisi, dan mulai dari sinilah Bosch membuat ABS
yang diperkenalkan beberapa tahun kemudian.
Pada tahun 1978 Bosch dan Daimler-Benz-mengembangkan teknologi ABS yang dimulai pada
awal tahun 1970 tersebut, dan akhirnya Bosch memperkenalkan pertama kali ABS dengan
pengontrol fully electronic untuk empat roda pada mobil Mercedes-Benz S-Class.
Tahun 1988, BMW memperkenalkan sepeda motor pertama dengan ABS elektronik-hidrolik pada
sepeda motor BW K100, lalu Honda mengikutinya tahun 1992 dengan peluncuran ABS pertama
pada sepeda motor Honda ST1100 .
Pada tahun 2007, Suzuki meluncurkan GSF1200SA dengan ABS, dan sebelumnya tahun 2005
Harley-Davidson mulai menawarkan ABS sebagai pilihan untuk sepeda motor polisi.
Selanjutnya tahun 2008; ABS menjadi perlengkapan standard untuk semua sepeda motor
Harley-Davidson Touring dan beberapa model HD tertentu.
ECU ini selalu memantau kecepatan setiap roda; jika ECU mendeteksi sebuah roda berputar
secara signifikan lebih lambat dari yang lain, kondisi ini menunjukkan roda akan terkunci/slip
pada permukaan jalan, katup hidrolik mengurangi tekanan minyak rem ke roda yang slip/terkunci
itu, dengan kata lain tekanan minyak rem dikurangi pada roda itu sehingg roda berputar kembali.
Demikian juga sebaliknya, jika ECU mendeteksi sebuah roda berputar secara signifikan lebih
cepat dari yang lain, maka tekanan minyak rem ditingkatkan untuk roda tersebut, sehingga
putaran roda lebih melambat lagi.
Proses itu terus berlangsung secara berulang-ulang akbuatnya pengemudi dapat merasakan
getaran pada pedal rem.
ABS dapat menurunkan dan menaikkan tekanan pada roda berlangsung dengan sangat cepat
sampai 15 kali per detik.
ECU telah diprogramkan untuk mengetahui perbedaan kecepatan/putaran roda dalam batas
toleransi, pengurangan atau penambahan tekanan pengereman hanya diatur sedemikian rupa,
jika ECU-ABS mendekati batas perbedaan putaran roda yang kritis, atau sampai roda
terkunci/slip pada permukaan jalan.
Yang perlu diketahui oleh pemilik kendaraan adalah jika terjadi kesalahan pada ABS, maka
pengereman dapat kembali berfungsi seperti sistem rem biasa (mobil tanpa ABS)
ABS modern saat ini menggunakan tekanan rem individual ke empat roda melalui unit hidrolik,
artinya ECU besama dengan unit hidrolik rem dapat mengatur sedemikian rupa tekanan minyak
rem secara individual ke 4 roda. ABS 4 chanel individual tersebut merupakan pengembangan
dasar yang diterapkan pada Electronic Stability Control/Program (ESC/ESP), dimana ESC/EPS
dengan cepat meningkat popularitasnya pada kendaraan modern saat ini.
ESC atau ESP merupakan evolusi dari konsep ABS, dengan menambah 2 sensor lagi yaitu;
Sensor Sudut Belok Kemudi dan Sensor Gyroscopic.
Cara kerjanya cukup sederhana yaitu ketika Sensor Gyroscopic mendeteksi bahwa arah yang
diambil oleh mobil tidak singkron dengan apa yang laporan Sensor Roda Kemudi, maka software
dalam Unit Kontrol ESC akan melakukan pengereman pada roda secara individu sesuai
kebutuhan, sehingga mobil kembali stabil seperti yang dinginkan oleh pengemudi.
Sensor Sudut Belok Roda Kemudi juga membantu kerja Cornering Brake Control (CBC), karena
akan memberitahu ABS memilih roda manakah tekanan minyak remnya dikurangi atau roda
yang manakah tekanan minyak remnya harus ditingkatkan.
Perangkat ABS juga dapat digunakan untuk mengimplementasikan Sistem Kontrol Traksi
(TCS/Traction Control System) atau Anti-Slip Regulation (ASR) yang berfungsi menstabilkan
mobil saat akselerasi pertama kali.
Jika saat akselerasi ban kehilangan traksi dengan permukaan jalan, maka ECU-ABS dapat
mendeteksi keadaan itu dan mengambil tindakan yang diperlukan dengan menaikkan tekanan
minyak rem pada roda tersebut sampai roda bertraksi lagi dengan permukaan jalan.
Produsen sering menawarkan TC ini sebagai pilihan terpisah dari ABS, meskipun sebagian
besar perangkat TC juga digunakan secara bersama dengan ABS, tentu saja ABS/TC lebih
canggih karena ABS/TC juga dapat mengontrol/mengurangi daya/putaran mesin jika tidak terjadi
traksi
antara
roda
dengan
permukaan
jalan)
Baca
KOMPONEN ABS
Ada empat komponen utama ABS:
1.
2.
3.
juga
artikel
Electronic
Stability
4.
ECU-ABS
POMPA
Karena katup-katup hidolik bisa mengurangi atau melepaskan tekanan minyak rem pada roda,
maka diperlukan sebuah pompa untuk membangun tekanan minyak rem kembali.
ECU-ABS
ECU-ABS berfungsi menerima informasi dari sensor kecepatan roda secara individual, pada
waktu roda kehilangan traksi dengan permukaan jalan maka sensor kecepatan roda
mengirimkan sinyal ke ECU-ABS, kemudian ECU-ABS akan membatasi/mengurangi tekanan
pengereman pada roda yang mengalami slip tersebut..
1. ECU-ABS memantau sensor kecepatan setiap saat, mendeteksi penurunan kecepatan roda
yang extrim, tepat sebelum roda terkunci/slip, maka ECU-ABS melakukan pengaturan tekanan
minyak rem, misalnya tekanan minyak rem dipertahankan saja tanpa ditambah lagi, meskipun
pengemudi menekann pedal rem lebih dalam.
2. Bila dengan dipertahankanya tekanan minyak rem itu roda masih slip/terkunci maka ECU-ABS
segera mengurangi tekanan minyak rem, sampai roda tersebut berputar kembali. Proses ini
berlangsung dengan sangat cepat dan berulang-ulang sampai kendaraan berhenti, atau
pengemudi tidak melakukan pengereman lagi.
3. Waktu ABS bekerja pengemudi merasakan berdenyut-denyut pada pedal rem, ini disebabkan
karena kerja katup hidrolik yang membuka-menutup saluran minyak rem. Dengan adanya
denyutan/getaran pedal rem tersebut juga sebagai tanda bagi pengemudi bahwa ABS sedang
bekerja.
JENIS/TIPE ABS
ABS mempunya tipe sebagai berikut;
dapat mengontrol tekanan minyak rem secara bersamaan pada roda-roda belakang saja,
dengan sistem ini kemungkinan salah satu roda belakang akan bisa mengunci/slip sehingga
mengurangi efektivitas rem.
Pengereman roda depan sama sekali tidak diatur oleh RWAL, jika terjadi slip pada kedua roda
depan, maka diharapkan kendaraan masih bisa berhenti dengan posisi lurus,
Pada permukaan jalan dengan traksi yang bagus seperti aspal, atau jalan berbeton, mobil
dengan ABS-mampu mencapai jarak pengereman yang lebih baik (yaitu lebih pendek) daripada
mobil tanpa ABS.
ABS mengurangi kemungkinan menabrak dan atau mengurangi resiko yang lebih parah lagi,
maka disarankan pada pengemudi yang kurang ahli untuk menggunakan kendaraan dengan
ABS supaya mengurangi dampak pengereman yang kuat dan mendadak.
Beberapa produsen kendaraan yang menyediakan mobil untuk "off-road" melengkapi tombol
on/off
untuk
ABS. Manfaat
utama
ABS untuk
kendaraan
off-road adalah
untuk
mempertahankan traksi roda dengan permukaan jalan yang berpasir atau berlumpur, tetapi
adakalanya para offroader juga tidak memerlukan ABS, lalu mereka dapat mematikan dan
menghidupkan ABS sesuai dengan keperluan..
Sebuah studi lain yang dilakukan oleh National Highway Traffic Safety Administration (NHTSA)
tahun 1999 juga menyimpulkan bahwa jarak efektif pengereman dengan ABS pada jalan
berkerikil lebih pendek 22 persen dari kendaraan tanpa ABS.
Namun pada studi yang dilakukan di Munich-Jerman; Setengah armada taksi dilengkapi dengan
ABS, sementara separuh lainnya memiliki sistem rem konvensional. Indeks kecelakaan mobil
pada kedua jenis taksi tersebut adalah sama, dan akhirnya para peneliti menyimpulkan bahwa
pengemudi taksi dengan ABS cenderung lebih berani mengambil resiko, sedangkan pengemudi
taksi tanpa ABS lebih hati-hati dalam mengendarai mobilnya, karena mereka tahu bahwa rem
tanpa ABS tidak dapat membantu mereka jika terjadi pengereman secara kuat dan mendadak
Semoga bermanfaat.
=======
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
Dilarang bekerja dibawah kendaraan yang diangkat tanpa penyangga /tripot stand.
Jika terjadi penggantian atau membubut/meratakan pringan/tromol rem, maka dianjurkan
untuk mengganti pad atau sepatu rem dengan yang baru, agar penyesuaian bidang gesek dari
pad dengan piringan atau tromol lebih baik.
Bila terjadi penggantian sepatu rem/pad yang baru, maka perlu dijelaskan pada pemilik
bahwa dianjurkan tidak melakukan pengereman dengan keras jika kendaraan berjalan masih
kurang dari 150 km.
Sangat dianjurkan tidak membersihkan silinder master, silinder roda atau silinder kaliper
dengan amplas atau pasta gosok, membersihkan dilakukan hanya dengan cairan rem itu sendiri
atau dengan alkohol, jika terpaksa dilakukan pembersihan dengan pasta gosok maka pakailah
jenis yang diperbolehkan/yang paling halus.
Selalu perhatikan dengan seksama baut-baut atau pengunci atau pipa/slang rem yang
rusak atau cacat harus diganti baru.
Segala permukaan yang bergesekan pada pad, sepatu rem atau tromol rem harus dijaga
dari kemungkinan terkena pelumas, vet atau gemuk lainnya.
Dilarang membersihkan debu sistem rem dengan udara tekan, karena debu
pada sepatu/pad rem yang mengandung asbes dan karbon sangat berbahaya, bersihkanlah
dengan air yang ditampung pada bak.
Semua pekerjaan atau komponen yang dikerjakan harus selalu dalam keadaan besih.
Pemasangan semua komponen harus dengan teliti dan benar.
Rem adalah kelengkapan utama sistem pengaman kendaraan, oleh karena itu setelah
pekerjaan selesai pastikan dengan seksama tidak ada kebocoran minyak rem yang terjadi pada
instalasi rem.
Khusus pada sistem rem dengan ABS, jika dilakukan pengelasan pada bodi kendaraan,
maka unit kontrol elektronis ABS harus dilepas.
Perhatian ! Unit kontrol elektronis ABS dapat rusak jika suhunya mencapai 80 derajat C.
Minyak rem beracun, iritasi pada kulit dan mudah terbakar, hati-hati bekerja dengan
minyak rem, selalu bersihkan segera bagian-bagian tubuh yang terkena minyak rem dengan air.
Dilarang mengobati luka dengan mintak rem.
Dilarang memakai minyak rem bekas.
Minyak rem harus diganti baru paling lama setiap 2 tahun sekali, atau telah mengandung
uap air dengan melakukan pengujian pada minyak rem.
Dilarang membuang minyak rem bekas di tanah atau air dapat merusak lingkungan,
bakarlah minyak rem bersama dengan sampah.
Hindari tumpahan minyak rem pada cat atau lantai, segera bilas dengan air tumpahan
minyak rem tersebut.
Minyak/Cairan Rem
Minyak rem harus tahan terhadap kondisi kerja kendaraan dalam waktu yang lama dan harus
harus dapat dihandalkan.
Minyak rem adalah cairan yang tidak mengandung minyak bumi yang sebagian besar terdiri dari
alkohol dan susunan kimia dan ester (zat yang membuat orang tidak sadar)
Kekentalan
Minyak rem harus memiliki kekentalan (viskositas) untuk meneruskan tekanan meskipun terjadi
perubahan temperatur yang bervariasi.
DOT 3 & 4 Cairan rem dengan bahan dasar etilglikol yang masih umum digunakan. Sifat:
beracun,korosif, mengabsorbsi air, merusak cat.
DOT 5 Cairan rem berdasar oli silikon yang relatif masih baru dipasarkan di Amerika dan
Europa. sudah ditemui juga di Indonesia Pengganti DOT 3 & 4 bersifat anti karat.
Dilarang mencampur minyak rem tersebut
http://autoenvironment.blogspot.co.id/p/rem-brake.html
Elektronika Mobil
harus
memulai
belajar
Bagaimana
aplikasi
Multimeter
Bagaimana
Osciloscop
mendeteksi
Adakah
pelatihan
khusus
elektronika
pada
elektronika
masalah
elektronika
elektronika
mobil?
mobil?
mobil?
mobil?
=======
Junisra
automotive
Syam
Training
International
Automotive service technicians recognize that traditional testing of electronic circuits using a
digital multimeter or scan tool will not always give the fast reliable results they need. The
Automotive Digital Oscilloscope (ADO) is a necessary tool for troubleshooting secondary &
primary ignition, charging system, sensors, solenoids, relays, and data stream. And some of
ADO we can say as a complete engine analyzer, because we can use it to diagnose most of
engine
problems
direct
or
indirectly.
The problem most automotive technicians face when trying to select an appropriate automotive
scope is reading and understanding scope specifications and then matching those specifications
to the test requirements. Our objective is to explain bandwidth and sampling specs as they apply
to automotive testing. Once youve read the scope spec data and compared that data to your
requirements
you
can
make
better
decision.
There is one other issue that should be considered when shopping for a ADO Training. Some of
the better scopes with the most sophisticated testing capabilities require long learning time, or
coaching from an experienced properly trained expert. Avoid the scopes originally intended for
scientific, industrial and telecommunication applications, unless you are prepared to spend lots of
time
and
money
on
training.
The courses focus on the use of FSA 450 Bosch Automotive oscilloscopes to diagnose the
modern vehicle and demonstrate how the time it takes to fault-find a vehicle can be greatly
reduced: through not only getting the most out of the diagnostics equipment but also through
making full use of a automotive waveforms included in the oscilloscope High tension (Ignition
System),
Charging
System
and
All
sensors
of
Engine
Training
Programs:
A.
Scope
1.
Connecting
2.
the
Ignition
the
The
4.
How
primary
lead
scope
and
to
System
scope
General
3.
management.
secondary
read
scope
pattern
ignition
pattern
scope
secondary
pattern
ignition
5. Causes of Firings: Spark gap to wide, lean fuel mixture, defective spark plug wire, worn
distributor cap, excessive wearing for all plugs, defective primary and secondary ignition coil.
6.
7.
Discuss
how
How
the
slope
to
of
read
indicate
pattern
the
primary
section
Primary
balance
B.
Scope
of
Connecting
14.
pattern
coil
Power
testing
Alternator
16.
Alternator
pattern
pattern
analysis
with
testing
with
the
indicating
scope
System
scope
lead
scope
indicating
scope
Charging
the
Normal
15.
ignition
pattern
scope
Ignition
problems
pattern
Dwell
12.
13.
can
Primary
9.
11.
line
scope
8.
10.
spark
pattern
a
a
shorter
diode
open
diode
C.
Scope
of
the
Sensors
17. Understanding the circuit diagram of sensors and connecting the scope lead
18. Normal scope pattern of sensors such as; CP Sensor, ABS, Camshaft, Lambda (oxygen),
Mass airflow sensors, MAP Sensor, Knocking Sensor, TP Sensor, IAT Sensor, ECT Sensor and
so
on.
19.
Causes
of
20.
Testing
21.
Testing
22.
Measure
and
Training
abnormal
scope
electronic
the
testing
ignition
fuel
the
pattern
the
pick-up
injection
duty
days:
of
cycle,
frequencies
sensors
coil
pulses
operating
pulse
and
(36
pulse
width
hours)
=======
Bekerja pada teknologi otomotif tidak mungkin melupakan teknik listrik dan elektronika begitu
saja, apalagi teknologi automotif hari ini sarat dengan aplikasi ilmu tersebut.
Aplikasi dasar dari listrik dan elektronika wajib dikuasai penuh oleh orang-orang yang
berkecimpung dalam bidang ini, cobalah simak perlengkapan kendaraan, mulai dari mesin,
chasis dan bodi yang pada umumnya adalah aplikasi ilmu tersebut seperti contoh di bawah ini
1.
Sistem Pengapian
2.
3.
4.
5.
6.
Air Conditioning
7.
8.
Memilih alat ukur yang sesuai dan merangkaikannya dengan benar juga merupakan pekerjaan
yang harus dilaksanakan dengan teliti, bila terjadi kesalahan, dapat mengakibatkan kerusakan
pada alat ukur dan tentu saja data yang didapatkan untuk diagnosa juga akan keliru.
Banyak orang yang bisa menggunakan multimeter, tetapi sedikit mekanik/teknisi otomotif yang
dapat menggunakan alat ini secara optimal, sehingga dengan alat yang relatif murah ini, lebih
dari 60% pekerjaan listrik /elektronik pada otomotif bisa diselesaikan, Anda bisa membayangkan
berapa bayak pekerjaan bengkel bisa dituntaskan dengan cepat melalui bantuan alat ini.
Hampir kita semua tahu multimeter digunakan untuk mengukur Ohm, Volt dan Amper serta
pengukuran tambahan lainnya, akan tetapi apakah Anda mengetahui aplikasi yang lebih
maksimal dari multimeter pada teknik otomotif seperti dibawah ini:
1. Diagnosa kesalahan charging & starting system; rugi tegangan pada rangkaian positif dan
negatif, dioda alternator, rangkaian arus medan, regulasi tegangan pengisian, rugi tegangan
rangkaian utama starter, kesalahan kunci kontak dll.
3. Multimeter sangat diperlukan bila Anda berhadapan dengan kendaraan yang memakai
electronic fuel injection/electronic engine management; karena pemeriksaan tegangan dengan
lampu kontrol akan dapat merusak sistem, demikian juga pemeriksaan kerja sensor-sensor
mutlak membutuhkan multimeter.
4. Dengan multimeter kita bisa bekerja lebih cepat dan benar, apalagi saat ini semakin luasnya
aplikasi listrik dan elektronis pada kendaraan.
Masih banyak pekerjaan yang tanpa multimeter tidak dapat kita lakukan, oleh karena itu mekanik
otomotif yang tidak dapat menggunakan multimeter secara benar dan optimal akan ditinggalkan
pelanggannya.
Hal yang sama juga terlihat bahwa sebagian besar mekanik otomotif kita masih belum terbiasa
melayani kendaraan yang memakai teknologi Electronic Fuel Injection atau Electronic Engine
Banyak permasalahan terjadi dan tidak dapat diatasi, karena kemampuan teknisi dalam
menggunakan alat ukur dan kemampuan menginterpretasikan hasil pengukuran terbatas,
akhirnya peralatan yang seharusnya menunjang pekerjaan diagnosa pada teknologi otomotif
tidak dapat dimanfaatkan dengan optimal.
Para pemilik bengkel bisa saja mencoba kemampuan dasar para teknisi untuk menyelesaikan
soal-soal yang sangat sederhana seperti di bawah ini, saya merasa mungkin tidak banyak dari
teknisi kita yang dapat menyelesaikan soal-soal sederhana di bawah ini.
1.Melalui hukum Ohm kita dapat menyelesaikan perhitungan untuk membantu dalam
menyelesaikan pekerjaan sehari-hari dengan ketentuan; P adalah simbol untuk daya dalam
satuan Watt, E adalah tegangan dalam satuan Volt dan I sama dengan besar arus listrik yang
mengalir dalam satuan Amper serta
R simbol tahanan dalam Ohm:
Maka besarnya daya listrik dapat dihitung dengan rumus
A.P = I x R
B.P = E x I
C.P = I : R
D.P = E : I
2.Bila tegangan baterai mobil 12 Volt dan seandainya dipasangkan 2 lampu kepala dengan daya
masing-masing 60 Watt, maka besarnya arus yang mengalir adalah;
A.
5 Amper
B.
7 Amper
C.
10 Amper
D.
12 Amper
A. Tahanan (R total) di rangkaian seri, lebih kecil dari tahanan yang paling kecil.
B. Arus (I) masing masing tahanan adalah sama dalam rangkaian paralel.
C. E (tegangan) total sama dengan jumlah E di setiap resistor pada rangkaian seri.
D. E (tegangan) total sama dengan jumlah E di setiap resistor pada rangkaian paralel.
4.Diketahui: 2 buah lampu berdaya 60 Watt dipasang sebagai lampu kepala kendaraan .
Berapa Ampere fuse yang aman untuk dipasang?
A. 15 A,
B. 20 A,
C. 10 A,
D. 30 A.
5. Diketahui daya lampu kendaraan adalah 60W/12 V, ada keluhan dari pemilik kendaraan
bahwa saat menyala lampu terlihat redup. Setelah dicek tegangan yang ada di soket lampu
hanya 9 volt. Pada saat menyala daya aktual lampu adalah;
A.
36 Watt
B.
12 Watt
C.
45 Watt
D.
60 Watt
6. Dalam keadaan normal seharusnya arus yang mengalir pada rangkaian lampu di atas (soal
nomor 5) adalah:
A. 12 Amper
B. 5 Volt
C. 5 Amper
D. 60 Watt
7. Seandainya dua tahanan 6 dirangkai paralel dalam sirkuit 12 V, maka total arus listrik yang
mengalir dalam rangkaian adalah:
A.1 Ampere
B.2 Amper
C.0,5 Amper
D.4 Amper
9. Untuk mencari beban listrik parasit (baterai kosong dengan sendirinya meskipun semua beban
telah dimatikan) pada mobil maka alat ukur yang dipasangkan secara seri dengan baterai
adalah:
A.Ampermeter
B.Voltmeter
C.Ohmmeter
D.Dwellmeter
11. Faktor yang menentukan mudah atau sukarnya arus listrik mengalir disebut:
A. Tegangan Listrik
B. Tahanan Listrik
C. Daya Listrik
D. Sumber Tegangan
12. Terdapat dua jenis tahanan yang dipakai pada otomotif. Pada Sender Gauge tangki bensin
umumnya menggunakan jenis tahanan:
A. Tahanan Tetap
B. Tahanan Geser
C. Resistance
D. Tahanan Jenis
13. Untuk memberikan informasi kepada ECU (Electronic Control Unit) EFI/engine management
mengenai kondisi temperatur kerja mesin pada sensor temperatur air pendingin terdapat:
A. Tahanan Variable
B. NTC (Negative Temperatur Coefficient)
C. PTC (Positive Temperatur Coefficient)
D. Tahanan Jenis
14. Berikut ini adalah komponen elektronis otomotif yang termasuk semi konduktor kecuali:
A. Diode
B. Ignition Coil
C. Zener Dioda
D. Transistor.
15. Anda menemukan besar arus parasit baterai 12 Volt yang terpasang pada kendaraan
sebesar 0,2 Amper, maka besar daya yang menghabiskan baterai tersebut adalah;
A. 12 Watt
B. 24 Watt
C. 120 Watt
D. 2,4 Watt
Sangat banyak contoh test yang dapat diberikan pada para teknisi untuk memegetahui
kemampuan dasar dari teknisi kita tentang dasar Listrik dan Elektronika Otomotif....
http://autoenvironment.blogspot.co.id/p/electronika-mobil.html
Sistem A/C
Mengenal
Hubungan
dengan
Sistem
Oleh:
Excellence
ECU
Junisra
Automotive
Mesin
AC
Syam
Training
International
agar ECU menambah putaran idel melalui Idle Air Control Valve (IAC ) dan setelah itu
memberikan
tegangan
listrik
ke
kopling
magnet
kompressor.
Sebelum ECU mesin menghidupkan kopling magnet, maka ECU akan memeriksa
kondisi: Tekanan refrigerant, suhu evaporator, suhu mesin dll. melalui tegangan
sinyal sensor masing-masing, lalu ECU akan menambah putaran idel mesin melalui
IAC/ISC Valve, barulah kopling magnet dihubungkan dengan poros kompressor.
Bilamana syarat-syarat tersebut di atas tidak terpenuhi, maka ECU mesin tidak akan
menghidupkan
kompressor
AC.
Jika terjadi kasus AC mobil Anda tidak terasa dingin dan terlihat bahwa kompressor
AC tidak bekerja, janganlah segera menyalahkan kopling magnet atau bahkan
kompressor, bila ini terjadi maka dapat dipastikan bahwa penggantian kompressor
akan
merogoh
kantong
Anda
lebih
dalam.
Pastikan bahwa teknisi bengkel dapat memeriksa; Kenapa kompressor/kopling
magnet tidak bekerja? Melalui scantool teknisi akan dapat memastikan apakah
kompresor tidak bekerja disebabkan oleh syarat-syarat yang sdh dijelaskan pada
alinea sebelumnya (tekanan refrigerant, suhu evaporator, suhu mesin dll)
Ingat, hanya bengkel AC Professional (paham hubungan Manajement Mesin (ECU)
dengan
Sistem
AC)
yang
dapat
melakukan
diagnosa
tersebut..
Bilamana syarat-syarat di atas sudah terpenuhi, maka periksalah kerja kopling
magnet, jangan-jangan hanya terjadi kerusakan pada kopling maginet saja; misalnya
gulungan terbakar atau putus, sehingga kopling magnet tidak bisa menghubungkan
poros
kompressor
dengan
pulley-nya.
Sistem AC yang terawat dengan baik, menjadikan kompressor juga akan lebih awet
dan tahan lama, seperti yang dialami oleh penulis bahwa kompressor AC masih
dapat bekerja optimal sampai kendaraan berjalan 250.000 km lebih, meskipun sudah
terjadi penggantian kopling magnetnya sebanyak 2 kali dan dryer setiap tahun
sekali..
Untuk mendapatkan kompressor dan komponen sistem AC lebih awet dan tahan
lama,
perlu
diperhatikan
hal-hal
sebagai
berikut:
1. Pengisian refrigerant tidak boleh berlebihan, karena refrigerat yang keliwat
banyak akan menyebabkan kompressor keberja berat, karena tekanan refrigerant
menjadi
sangat
tinggi.
2. Menjaga kebersihan kondensor agar pendinginan refrigerat berlangsung optimal
dan
tekanannya
tidak
menjadi
berlebihan.
3. Mengganti dryer secara periodis, karena kerusakan dryer juga mengakibatkan
kompressor
bekerja
berat.
4.
Selalu
menjaga
volume
oli
sistem
AC.
5. Mengontrol/memeriksa tekanan kerja sistem AC secara periodis atara sisi tekanan
tinggi dan tekanann rendah, tekanan kerja yang sesuai spek akan menghasilkan
kinerja AC selalu optimal dan pendinginan kompressor oleh refrigerant juga optimal.
6. Menghindari pengisian refrigerant pada saluran tekanan rendah (S) kompressor,
karena mengisi refrigerant pada saluran S kompressor mengakibatkan kompressor
menekan refrigerant cair. Kompressor hanya dirancang untuk MENEKAN GAS..bukan
menekan cairan..Oleh karena itu pengisian refrigerant sangat dianjurkan dilakukan
pada
saluran
tekanan
tinggi
(D)
kompressor.
Pekerjaan mengisi refrigerant pada saluran tekanan tinggi (D) kompressor hanya bisa
dilaksanaka jika bengkel memiliki alat 3R untuk melakukan pekerjaan servis sistem
AC
Semoga bermanfaat..
=======
Sebaiknya Anda tahu bahwa Air Conditioning (A/C) kendaraan adalah suatu tempat yang sangat
bagus bagi mikro-organisme berbahaya untuk berkembang biak.
Setiap orang dengan senang hati menumpang kendaraan Anda, apakah Anda menyadari bahwa
mereka secara potensial juga membawa segala macam bentuk mikro-organisme berbahaya dan
sangat cepat berkembang biak dalam Sistem AC mobil?
Evaporator adalah sarang yang sangat menyenangkan bagi mikro-organisme berbahaya; Suhu
evaporator yang selalu berobah ektrim, evaporator tidak mendapatkan cahaya matahari (mikroorganisme dapat berkembang dengan cepat bila tidak terkena sinar matahari), kelembaban yang
tinggi pada evaporator, serta segala kotoran/jamur yang menempel pada dinding evaporator
menyebabkan mikro-organisme berbahaya sangat cepat berkebang biak pada AC mobil Anda.
Apakah gejala udara yang TIDAK SEHAT pada ruangan mobil Anda?
Pada waktu pagi hari ketika Anda duduk pertama kali dalam kendaraan, jangan hidupkan mesin
dan AC terlebih dahulu, rasakan aroma yang ada dalam ruangan kendaraan beberapa detik.
Apakah Anda merasakan/mencium salah satu aroma seperti di bawah ini?
1. Bau khas kabin kendaraan yang tidak sehat.
2. Bau aroma khas tembakau.
3. Beraroma kaus kaki yang basah.
Aroma tersebut terasa menghilang beberapa waktu setelah AC dihidupkan, tapi sebenarnya
bau/aroma itu tidaklah hilang begitu saja, hanya karena hidung sebagai indra penciuman selalu
beradaptasi berapa saat kemudian terhadap semua aroma/bau khas yang tercium.
Apakah akibatnya jika mikro-organisme berbahaya ada dalam ruangan kendaraan Anda?
1. Terjadi iritasi pada mata, hidung dan tenggorokan.
2. Hidung beringus dan sinusitis
3. Sering mendapatkan gejala meriang dan sakit kepala setelah mengemudi.
4. Mudah lelah.
5. Adakalanya timbul reaksi alergi.
6. Bisa juga menyebabkan asma kambuh dan batuk-batuk.
7. Bahkan dapat menyebabkan penyakit yang lebih parah lagi karena serangan mikro-organisme
berbahaya tersebut.
Cara pencegahan:
1.
Pada umumnya teknologi pembasmi mikro-organisme juga digunakan secara periodis pada
pesawat udara agar kebersihan udara kabin penumpang dapat lebih terjamin..
Semoga bermanfaat...
=======
Syam, Excellence
Automotive
Training
International
d/h
TTA
Para teknisi hampir tidak pernah menanyakan kemurnian zat pendingin, dan mereka
menganggap bahwa zat pendingin pada A/C kendaraan cukup murni jika terdapat gejala aneh
atau terjadi masalah pada sisem A/C, meskipun mereka mencurigai kemurnian zat pendingin
yang digunakan, tapi para teknisi tidak bisa berbuat apa-apa, karena banyak tempat
Adalah sangat penting memiliki fasilitas dan peralatan untuk mewaspadai kemungkinan resiko
terkontaminasinya zat pendingin, jika tempat penjual/distributor/toko tidak punya alat pemeriksa
kemurnian zat pendingin lalu zat pendingin yang tidak murni tersebut terjual pada
konsumen/bengkel A/C, hal ini akan dapat merusak perlengkapan Servis A/C pada bengkel dan
A/C kendaraan itu sendiri sekaligus merusak serta mencemarkan lingkungan bahkan dapat
membahayakan teknisi dan pemilik kendaraan.
Apa yang terjadi jika R-134a, R-22 atau zat lainnya yang tidak dikenal tercampur pada zat
pendingin yang secara kebetulan saat itu sedang dilaksanakan servis A/C?, kejadian seperti ini
dapat menyebabkan kerusakan mesin Recovery-Charging A/C pada bengkel tersebut, kerusakan
bisa bernilai jutaan rupiah untuk penggantian drier-filter dan membersihkan pompa vakum pada
alat tersebut.
Pencemaran juga terjadi pada tangki penampung alat Recovery-Charging A/C akibatnya zat
pendingin yang sudah ada pada tangki tersebut juga harus dibuang, hal ini menyebabkan
kerugian yang cukup besar pada bengkel servis A/C.
Anda bisa menghitung jika zat pendingin (misalnya sebanyak 10 kg) yang sudah tecemar harus
dibuang.
Bahaya yang lebih besar akan terjadi bila distributor/tempat penjual tidak memiliki alat
deteksi/identifikasi kemurnian zat pendingin, mereka tidak saja merugikan bengkel servis A/C,
juga merugikan dan mencemari kendaraan yang memakainya, karena pemakaian zat pendingin
yang tidak murni dapat menyebabkan kerusakan pada sistem A/C.
Seberapa Burukkah?
Sesungguhnya tidak seorangpun yang tahu dengan pasti seberapa parah tingkat
kontaminasi zat pendingin terjadi?
Sebagian orang berpendapat bahwa issu tersebut sengaja dihembuskan oleh industri pembuat
alat deteksi/identifikasi refrigerant untuk mempromosikan alat yang dibuat, akan tetapi hasil
survei yang dilakukan oleh Environment Protection Agency (EPA) Florida sungguh mengejutkan.
EPA Florida melakukan survei untuk studi zat pendingin pada tempat servis/penjualan yang
besedia disurvei secara suka rela, EPA menjelaskan bahwa tidak akan ada effek atau resiko
apapun dari hasil survei terhadap tempat yang disurvei. Hasilnya adalah; Sepertiga dari tempat
yang dihubungi keberatan untuk disurvei dengan berbagai alasan dan hampir dua pertiga
pedagang mobil yang dihubungi juga menolak. Akhirnya EPA Florida hanya menguji kemurnian
zat pendingin pada tangki alat Recovery-Charging A/C di 100 tempat servis A/C.
HASILNYA ........ Secara keseluruhan ditemukan bahwa 38% dari tangki RecoveryCharging A/C terkontaminasi!!!
Di bengkel servis indepeden merupakan tempat terkotaminasinya zat pendingin yang paling
rendah, tetapi masih 32%, namun pada tempat servis dan penjualan mobil bekas yang paling
besar persentasnya yaitu 71% dari tangki alat Recovery-Charging A/C telah terkontaminasi.
Zat pendingin yang terkontaminasi dengan udara adalah yang paling buruk yaitu 22% dari
keseluruhan yang diuji. Tercampurnya R-12 dan R-134a juga ditemukan sebanyak 15% dari hasil
disurvei. (diantaranya 29% ditemukan di tempat servis dan penjualan mobil bekas).
Udara adalah sesuatu yang tidak diinginkan pada sistem A/C, karena udara sangat sulit/tidak
bisa dikondensasikan. udara tidak dapat berubah wujud dari gas menjadi cair melalui tekanan
yang dibangkitkan oleh kompresor A/C biasa, jika terdapat udara pada zat pedingin, maka
volume zat pendingin yang diisikan pada sistem A/C juga tidak seperti yang diharapkan,
akibatnya performa A/C akan menurun.
Udara yang beredar pada sistem A/C juga menyebabkan freeze-up (pembekuan) pada
evaporator, kejadian tersebut dapat menyebabkan pendinginan ruangan kadang-kadang terasa
dingin dan kadang-kadang tidak, suara yang timbulkan oleh kompressor semakin berisik, bahkan
kalau dibiarkan hal tersebut dapat merusak kompressor.
Udara dapat masuk pada sistem A/C melalui berbagai cara, misalnya saat sistem A/C dibuka
waktu sevis lakukan, meskipun sistem A/C divakum sebelum pengisian zat pendingin, akan
tetapi udara tetap beredar dalam instalasi sistem A/C karena adanya udara yang dikandung oleh
refrigerant/zat pendingin yang terkontaminasi.
Udara dapat juga masuk ke instalasi sistem A/C melalui kebocoran, bahkan ketika sistem berisi
zat pendingin dan jika tekanan berada di bawah 0, udara dan uap lembab akan tetap berada
dalam intalasi sistem A/C. Komponen drier atau filter hanya akan menyerap kelembaban udara
tapi tidak akan mengurangi volume udara yang terkandung dalam refrigerant (zat pendingin),
tidak ada cara untuk mencegah kekosongan ruang yang ditempati udara bila zat pendingin
terkontaminasi udara.
Udara juga sering masuk ke instalasi sistem A/C ketika melakukan penambahan zat pendingin,
jika tangki alat Recovery-Charging A/C terkontaminasi udara, maka udara akan masuk ke sistem
A/C bersama-sama dengan zat pendingin.
Sebagian alat Recovery-Charging A/C didisain ke secara otomatis agar dapat memisahkan
udara dari tangki, dan sebagian alat yang lain harus diakukan secara manual, sekali sehari
direkomendasikan untuk membuang kandungan udara yang ada ada tangki alat RecoveryCharging A/C, agar kemurnian zat pendingin dapat dijaga, kadang-kadang teknisi melakukan
pekerjaan itu dengan teliti, akan tetapi peralatan yang sudah tua tidak secara otomatis
membersihkan udara dari tangki dengan akurat, akibatnya pencemaran zat pendingin oleh udara
menjadi masalah yang sudah umum terjadi.
Untuk memeriksa kemungkinan zat pendingin terkontaminasi oleh udara, teknisi di tempat
penjual zat pendingin harus mencatat tekanan pada tangki penyimpan/penampung, jika melebihi
tekanan maksimum yang dizinkan sesuai dengan suhu lingkungan, maka berkemungkinan
terdapat udara dalam tangki penampung, oleh sebab itu tangki perlu divakum sebelum
dimasukan zat pendingin.
Masalah yang paling sulit adalah mendiagnosa zat pendingin terkontaminasi oleh udara,
sebagian alat deteksi/identifikasi dapat mengetahui prosentase kontaminasi udara pada zat
pendingin, sedangkan alat yang lain tidak bisa medeteksinya, hanya akibat dari zat pendingin
yag tercampur udara dapat didiagnosa setelah A/C bekerja, yaitu adanya freeze-up pada sistem
A/C dan suara kompressor yang lebih berisik.
A/C yang bekerja dengan normal dan zat pendingin yang tidak terkontminasi udara akan dapat
menurunkan suhu 25 sampai 30 derajat C lebih dingin dari suhu udara luar dan juga dapat
menurunkan kelembaban udara menjadi tingkat kelembaban yang lebih nyaman. Sebagai contoh
bagaimana kontaminasi udara dapat menyebabkan kesalahan diagnosa pada mobil Cadillac
tahun 1994-95, pada kendaraan ini ditemukan kode kesalahan A047 hal itu menandakan zat
pendingin pada sistem A/C mobil ini kurang, waktu memeriksa tekanan dengan manometer
terlihat semua dalam keadaan normal.
Mengosongkan dan memvakum serta mengisi kembali zat pendingin pada kendaraan tersebut
akan dapat memecahkan masalah untuk sementara waktu, tetapi apabila beberapa hari
kemudian kendaraan kembali lagi dengan masalah yang sama, berarti tangki alat RecoveryCharging A/C Anda terkontaminasi oleh udara, hanya ada satu jalan untuk mengatasi hal
tersebut yaitu dengan memastikan kemurnian zat pendingin yang diisikan pada sistem A/C
Cadillac itu.
Kontaminasi silang atau multi kontaminasi yang sering terjadi akhir-akhir ini disebabkan berbagai
alasan, salah satunya adalah para penjual yang dahulunya hanya menyediakan satu jenis zat
pendingin, saat ini juga memasarkan jenis zat pendingin yang lain, sebagai contoh bahwa R-12
dipakai pada kendaraan yang lebih tua dan R-134a untuk kendaraan yang baru. Pengganti R-12
telah berkembang pesat, saat ini sekurangnya terdapat enam jenis zat pendingin yang beredar di
pasaran seperti Freeze 12, FRIGC, Free Zone, Hot Shot, McCool Chill-It GHG-X4 and R-406A
dan berjuta-juta kg bahan ini telah terjual kepada konsumen.
Mahalnya harga R-12 telah menyebabkan berkembang biaknya zat pendingin alternatif, tetapi
harga yang tinggi dari R-12 juga telah mendorong orang menyelundupkannya, meskipun
sebagian mereka telah ditangkap dan penegakan hukum terus dilaksanakan, akan tetapi masih
ada orang yang mencari keuntungan dengan jalan pintas melalui cara mendaur ulang R-12
dengan zat pendingin murah lainnya seperti R-22.
Mahalnya harga R-12 juga telah telah menyebabkan sebagian orang menggunakan zat
pendingin yang mudah terbakar secara tidak sah. sebagai konsekuensinya banyak dan semakin
banyak "barang rombengan" yang dimasukan ke dalam sistem A/C, hal ini tidak saja
menyebabkan masalah untuk pengendara mobil tetapi membawa petaka bagi orang yang
menggukan alat Recovery-Charging A/C, seperti halnya virus yang akan menular dari satu
kendaraan ke kendaraan yang lain.
Yang pertama kali bersuara tentang kontaminasi zat pendingin secara lantang adalah kendaraan
baru yang menggunakan zat pendingin "ozone-safe" R-134a, pemilihan zat pendingin tersebut
karena anggap alternatif terbaik saat ini. Karakter pendinginan R-134a hampir sama dengan R12, tidak beracun dan tidak dapat menyala serta tidak merusak ozon-berwawasan lingkungan.
Sejak tahun 1992 untuk pertama mobil dengan R-134a sudah dijumpai di jalanan, dua tahun
berikutnya lebih banyak kendaraan yang menggunakan zat pendingin ini, sebenarnya mulai
tahun 1995 semua kendaraan penumpang, bus dan truk sudah menggunakan sistem A/C
dengan R-134a. Guna mengurangi resiko kontaminasi silang diantara dua zat pendingin ini, EPA
menyarankan bahwa diperlukan perbedaan service valve untuk R-134a dan juga label yang
berbeda dari R-12 agar para teknisi segera dapat mengenali jenis zat pendingin yang digunakan
pada kendaraan.
Demikian juga service valve yang berbeda dibuatkan untuk jenis zat pendingin yang lain, akan
tetapi dengan semakin banyaknya kendaraan yang memakai R-134a yang sudah berada diluar
garansi maka timbul persoalan terkontaminasinya zat pendingin tersebut.
Dengan meningkatnya harga R-12, maka zat pendingin alternatif juga menjadi banyak dan
kontaminasi silang semakin lebih sering terjadi. Agar menjadi pengganti alternatif yang sah dari
R-12, zat pendingin harus mendapat ijin dari EPA (Environment Protection Agency), dilakukan
penetapan kriteria zat pendingin yaitu tidak merusak lingkungan, tidak mudah terbakar, tidak
merusak lapisan ozon dan lain-lain.
Meskpun kriteria tersebut telah sesuai dengan yang ditetapkan EPA, bukan berarti zat pendingin
baru itu disetujui atau ditetapkan sebagai pengganti R-12, oleh karena itu tidak sah mencampur
zat pendingin yang berbeda pada sistem A/C kendaraan. Semua zat pendingin yang lama harus
dipindahkan sebelum zat pendingin baru dimasukkan ke dalam sistem A/C secara legal.
Satu-satunya zat pendingin alternatif sebagai pengganti R-12 pada sistem A/C kendaraan adalah
R-134a, zat pendingin ini lebih baik dari R-12 bila semua prosedur dikuti dengan benar, dan R134a tidak boleh sedikitpun tercampuran dengan zat pendingin lain.
Fraksinasi adalah pemisahan komposisi yang dapat terjadi pada campuran yang disebabkan
oleh perbedaan kimia diantara zat pendingin (molekul ringan dan yang unsur yang lebih berat
tidak bisa bercampur), serta perbedaan indek tingkat kebocoran melalui seal dan hose instalasi
A/C (lebih kecil molekul, tingkat kebocoran lebih tinggi dari pada molekul yang lebih besar), indek
penyerapan oli kompressor dan drier juga berbeda. Fraksinasi dapat merubah susunan
campuran secara keseluruhan, juga menyebabkan kesulitan saat melakukan daur ulang karena
komposisi campuran tersebut sudah tidak sesuai saat daur ulang dan yang akan diisikan pada
sistem A/C.
Alternatif penggati zat pendingin R-12 hanya R-134a, karena lebih sederhana dan mudah
melaksankannya, mengurangi resiko kontaminasi dan mengeliminasi kebutuhan pada alat
Recovery-Charging A/C yang beragam jika penganti R-12 juga banyak.
Para pemasok yang lain mengatakan bahwa produk mereka lebih baik dari R-134a, sistem
mereka telah dirancang untuk pengganti R-12. juga tidak perlu mengganti oli kompresor atau
drier (yang biasanya direkomendasikan bila mengubah R-12 ke R-134a). Mereka juga
mengatakan bahwa fraksinasi adalah masalah yang dibesar-besarkan, bukan merupakan
masalah utama saat mendaur ulang produk mereka (mendaur ulang campuran yang dilakukan
sekarang tidak perlu, akan tetapi EPA melihat bahwa pekerjaan tersebut dapat dilaksanakan).
Studi lapangan pada lima zat pendingin alternatif diseleggarakan oleh; The Mobile Air
Conditioning Society (MACS) untuk membandingkan kinerja pendinginan R-12 dan R-134a serta
tiga zat pendingin yang lainnya (Freeze 12, FRIGC and McCool Chill-It).
Studi tersebut menemukan bahwa semua zat pendingin alternatif (termasuk R-134a) tidak sebaik
R-12 pada kendaraan uji yaitu Grand Pontiac tahun 1990 dan Honda Accord tahun 1987. tetapi
studi juga menemukan bahwa campuran R-134a di Honda (tetapi tidak pada Pontiac);
menaikkan suhu udara keluar pada grill A/C kisaran 1 sampai 11 derajat.
Akibat buruk yang lain dari kenaikan harga R-12 adalah pemakaian zat pendingin illegal, yaitu
penggunaan zat pendingin yang tidak sesuai dengan kriteria EPA (mengacu pada faktor
pencemaran, keamanan dan lingkungan).
Zat pendingin yang mudah terbakar terdiri dari sebagian besar hidrokarbon (sejenis metan, gas
hidrokarbon, isobutane, dan lain-lain). Sudah diumumkan bahwa zat pendingin yang mudah
terakar tidak boleh lagi dipakai pada A/C kendaraan, tapi karena harganya yang murah masih
ada sebagian kecil kendaraan memakai zat pendingin tersebut sampai saat ini. Zat pendingin
yang mudah terbakar berbahaya jika digunakan pada kendaran, bila terjadi kebocoran zat
pendingin dapat menyebabkan ledakan kebakaran yang sangat hebat pada ruang penumpang.
Jika terjadi tabrakan/kecelakaan dikawatirkan juga terjadi kebocoran zat pendingin yang akan
menyebabkan bahaya kebakaran dan kerusakan lebih fatal pada kendaraan, demikian juga
resiko kebocoran dan bahaya kebakaran akan mengancam teknisi saat melukakan servis. Zat
pendingin mudah terbakar hanya digunakan pada beberapa aplikasi sistem A/C stasioner seperti
refrigator truk trailer, karena kurangnya resiko kebocoran atau bahaya kebakaran. jumlah
prosentase zat pendinginnya sedikit saja, hanya lima atau enam ons di total zat pendingin.
Hukum Negara telah melarang mencampur zat pendingin pada sistem A/C R-12 atau R-134a
dengan zat pendingin yang lain. Anda harus menggunakan jenis zat pendingin yang sama saat
melakukan pengisian atau penambahan pada sistem A/C, jika melakukan perubahan pada
sistem A/C, kita harus mengeluarkan semua zat pendingin yang lama sebelum menggantinya
dengan yang baru. R-12 dan R-134a tidak bisa dicampurkan, karena zat pendingin R-134a tidak
akan dapat bergabung dengan R-12, oli kompressor R-12 adalah oli mineral dan akan
menyebabkan rusakan kompressor jika digunakan untuk R-134a.
Drier pada sistem R-12 juga berbeda dengan R-134a dan komponen ini tidak dapat saling
dipertukarkan.
Mencampur zat pendingin dapat juga menyebabkan masalah atau bahaya pada sistem A/C
misalnya tekanan pada kompressor, menambahkan R-22 (yang banyak digunakan pada sism
A/C stationer tetapi tidak dirancang untuk digunakan pada sistem A/C kendraan) ke R-12 atau R134a akan menaikkan tekanan pada sistem A/C secara drastis dan dapat mengakibatkan
kerusakan kompressor. Hubungan suhu dan tekanan pada R-22 sangat jauh berbeda dengan R-
134a, oleh karena itu pemakaian R-22 pada sistem A/C kendaraan akan menyebabkan tekanan
yang berlebihan pada kompressor (sampai 500 psi).
Drier yang dipakai untuk kedua sistem ini juga berbeda dan tidak dapat saling dipertukarkan. R134a memerlukan oli khusus jenis; polyalkylene oil (oli PAG) atau polyol ester oil (oli POE)
kadang-kadang diperlukan tingkat kekentalan oli PAG yang berbeda untuk masing-masing
kompressor (kendaraan buatan General Motors hanya memerlukan satu jenis oli PAG utuk
semua produknya)
Ada juga oli A/C yang dijual pada aftermarket (oli POE) yang bisa dipakai utuk kedua sistem A/C
R-12 dan R-134a, tidak seperti (oli PAG), (oli POE) akan dapat bercampur dengan oli mineral
yang lazimnya dipakai pada sistem A/C R-12 .
Untuk mengenali jenis zat pendingin yang dipakai pada sistem A/C kendaraan dapat dilakukan
dengan cara sebagai berikut;
1.
oleh karena itu bila Anda menemukan bentuk service valve yang berbeda dengan keterangan di
atas, berarti mengunakan zat pendingin yang lain.
Alat Identifikasi/Deteksi
Langkah yang terbaik untuk mencegah resiko terkontaminasinya zat pendingin atau tercemarnya
dengan bahan yang mudah terbakar adalah dengan menggunakan alat identifiksi zat pendingin.
Perlengkapan atau alat ini akan memberitahu teknisi jika zat pendingin masih murni (dapat
diterima) atau sudah tercemar (tidak dapat diterima).
Alat identifikasi akan pertunjukan persentase kandungan zat pendingin termasuk presentase
hidrokarbon dan zat pendingin lainnya. Alat harus digunakan sebelum pemakaian RecoveryCharging A/C, untuk memeriksa kualitas zat pendingin pada kendaraan yang akan diservis dan
mencegah terjadinya kontaminasi zat pendingin pada alat Recovery-Charging A/C.
Empat metode dasar mengenali zat pendingin menggunakan alat pendeteksi termasuk:
1.
Pemisahan kimia. Metode ini menggunakan lampu ultraviolet untuk mengukur jumlah
klor pada zat pendingin. Cara ini dapat menentukan kadar R-12 secara sederhana, tetapi tidak
dapat mengetahui kadar hidrokarbon yang mudah terbakar.
2.
Akustik Resonansi. Cara ini berdasarkan azas/prinsip kecepatan suara, kecepatan
suara pada detektor akan berbeda jika zat pendingin juga berbeda. Pengetesan sederhana ini
dapat menentukan sampai 5% kemurnian zat pendingin. Alat juga mampu dari mendeteksi
kandungan hidrokarbon pada zat pendingin.
3.
Spektrum Inframerah. Metode ini dapat dilakukan karena panjang gelombang infra
merah akan berbeda pada zat pendingin yang berbeda, ketelitian cara ini sampai
98%. Persentase dari setiap zat pendingin dapat ditampilkan. termasuk juga untuk mengetahui
hidrokarbon.
4.
Konduktivitas Termo. Setiap zat pendingin memiliki tingkat angka penyerapan panas,
dengan mengukur tingkat penyerapan panas tersebut alat ukur dapat mempilkan tingkat
kemurnian atau tercampurnya zat pendingin sampai 98%, akan tetapi alat ini tidak dapat
menentukan kadar hidrokarbon yang dikandung dalam zat pendingin. Lebih sederhana dan lebih
murah jika dibandingkan dengan metoda yang lain.
Keuntungan menggunakan perlengkapan identifikasi zat pendingin adalah dapat mengukur
kosentrasi atau persentase kandungan zat pendigin yang sebenarnya, tidak ada cara
memisahkan satu jenis zat pendingin dari lainnya yang sudah tercampur, jika zat pendingin
sudah tercampur atau terkontaminasi meskipun dalam prosentase yang kecil semua zat
pendingin harus dibuang untuk mencegah tertularnya kontaminasi tersebut ke alat RecoveryCharging A/C dan kendaraan lain.
Mengenali kemurnian zat pendingin R-12 dan R-134a bukanlah sesuatu pekerjaan yang mudah
karena kemampuan alat identifikasi juga terbatas, persentase yang tunjukkan mungkin tidak
sesuai dengan keadaan yang sebenarnya pada sistem.
Menggunakan manometer pengukur tekanan saat sistem A/C bekerja juga dapat mengenal
kemurnian zat pendingin yang dipakai (R-12 atau R-134a). Sistem A/C tidak akan dapat bekerja
dengan sempurna jika zat pendingin digunakan terkontaminasi atau tercemari.
Jika Anda berpikir seseorang telah mengisi A/C R-12 dengan zat pendingin R-134a, melalui
manometer terlihat bahwa pada sisi tekanan tingginya terbaca pada manometer lebih tinggi dari
keadaan normal, maka hal ini akan mempertegas kecurigaan tersebut. Begitu juga sebaliknya
jika anda mencurgai A/C dengan R-134a telah diisi dengan R-12, maka sisi tekanan tinggi dari
sistem A/C tersebut akan menunjukkan tekanan lebih rendah dari semestinya.
Detektor bocoran elektronis dapat memberitahu Anda jika terdapat R-12 atau R-134a dalam
sistem A/C, detektor kebocoran zat pendingin R-12 tidak akan terpengaruh oleh kebocoran R134a, karena detector R-12 hanya mengendus klor (material dasar R-12). Kita dapat
menggunakan detektor kebocoran R-12 untuk memeriksa terkontaminasinya R-134a pada
sistem A/C kendaraan atau pada tangki penyimpan zat pendingin.
Diperlukan penampung khusus untuk zat pendingin yang sudah tercemar dan mengirimkan ke
tempat daur ulang atau tempat pemusnahannya. Dilarang menurut hukum membuang zat
pendingin yang tercemar ke udara terbuka. R-12 akan beracun kalau terbakar, pemusnahan
dilakukan dengan cara khusus melalui penguraian secara kimia.
Referensi:
Informasi
Umum
Oleh: Junisra
Tentang
Syam, Excellence
R12
Automotive
dan
Training
R134a
International.
Lebih dari 10 tahun yang lalu R134a telah dipakai pada siste AC kendaraan, bahkan seluruh
kendaraan keluaran baru saat ini menggunakan R143a sebagai zat pendingin (refrigerant) pada
sistem
AC
menggantikan
R12,
karena
R134a
lebih
ramah
lingkungan.
R 134a adalah refrigerant yang menggantilkan (R12) yang dapat merusak lapisan Ozon pada
Atmosfir melalui kandungan Chloro FluoroCarbons (CFC) bila bahan ini dilepaskan pada udara
terbuka. Chlorine yang terkandung dalam senyawa (CFC) dapat merusak lapisan Ozon yang
terdapat pada Stratosfir sehingga lapisan Ozon akan semakin menipis atau berlubang, Bila
lapisan Ozon rusak, maka sinar ultra violet dari matahari dapat menembus lansung melalui
lubang Ozon ke permukaan bumi, efek sinar ultra violet dapat menyebabkan kangker kulit,
penyakit
mata,
dan
mengurangi
tingkat
kekebalan
makhluk
hidup.
Pada akhir akhir ini juga telah ditemukan bukti bahwa kerusakan Ozon juga dapat
mempengaruhi kehidupan dilaut. Lapisan Ozon berguna untuk menutupi bumi dan melindungi
kita dari radiasi sinar ultra violet yang dipancarkan oleh matahari. Kira kira 90 persen Ozon
terdapat pada lapisan bagian atas dari Atmosfir yang biasa dinamakan Stratosfir, dan secara
alamiah
Ozon
telah
ada.
Chloro Flouro Carbon pada umumnya disamping dipakai sebagai bahan dasar refrigerant (R12),
juga digunakan pada bahan pencuci (sabun), sebagai propellan yang terdapat pada tabung
tabung sprai, juga dalam produksi spon, untuk tempat duduk, sofa , bahan perapat Iseal dan
kemasan paking. Setiap tahun lebih dari 362.000 ton CFC dihembuskan ke atmosfir dan hal ini
telah
berlangsung
sejak
100
tahun
yang
lalu
Pada tahun 1974 peringatan pertama telah dikeluarkan untulk mengurangi pemakaian
CFC agar kerusakan Ozon tidak bertambah parah, dan di Amerika Serikat pemakaian tabung
semprot dengan propellan yang memakai CFC telah dilarang.
Pada tahun 1986 NASA Amerika menemukan sebuah lobang pada lapisan Ozon di
Kutup Selatan, kenyataan ini telah memicu suatu pembicaraan serius dalam konfrensi kerusakan
Ozon di Montreal Kanada.
Tahun 1987, 31negara menandatangani kesepakatan untuk mengurangi pemakaian
CFC, setelah 4 tahun kemudian (1991) 52 negara menyetujui hal yang sama, dan kesadaran
akan bahaya CFC semakin membaik dengan bukti pada tahun 1991 sebanyak 81 negara
sepakat untuk mengurangi produksi bahan tersebut.
Dengan demikian sejak tahun 1986 sampai 1990 produksi CFC telah berkurang sampai 50
persen.
Walaupun telah diambil langkah yang tepat untuk mengurangi produksi CFC, namun untuk
mempertahankan agar kerusakan Ozon tidak lebih parah lagi perlu diturunkan produksi CFC
dunia
paling
PERBANDINGAN
sedikit
REFRIGERANT
sampai
85
(ZATPENDINGIN)
persen.
R134a
DAN
R12
R134a
Diantara penemuan pengganti R12, zat pendingin R134a adalah sesuatu yang dikembangkan
dan banyak dipakai pada sistem AC dewasa ini serta hampir seluruh kendaraan baru
menggunakan
zat
pendingin
ini.
R134a tidak menggunakan oli mineral seperti pelumasan sistem AC yang memakai R12, akan
tetapi
sistem
AC
dengan
R134a
menggunakan
oli
sintetis
sebagai
pelumasannya.
Dalam proses kerjanya sistem AC yang menggunakan R134a temperatur penguapannya antara
-23
sampai
1.
Tekanan
2.
Suhu
3.
derajat
lebih
akhir
dengan
besar
kompressi
Effisiensi
C
lebih
pendinginan
karakter
bila
rendah
sebagai
dibandingkan
bila
kira-kira
dengan
dibandingkan
sama
berikut;
R12
dengan
dengan
R12.
R12.
Semua logam dan campuran logam yang dipakai pada sistem AC dengan R12 pada umumnya
juga
dapat
digunakan
pada
R134a.
Yang perlu dihindari adalah pemakaian material seng, magnesium dan campuran alumunium
dengan
komposisi
campuran
>
2%.
Atom hidrogen dari molekul-molekul zat pendingin R134a dapat berganti sifat difusi, hal ini
berarti instalasi pipa sistem AC yang digunakan pada kendaraan sebaiknya diganti dengan
kualitas
yang
berbeda.
R12
Zat pendingin ini tidak dipakai lagi dalam sistem AC yang baru, karena zat ini merupakan zat
yang sangat efektif merusak lapisan Ozon dan menyebabkan terjadinya pemanasan global pada
atmosfir/bumi
Bentuk
Penggunaan
Bahan/zat pendingin ini diperkenalkan pada tahun 1930 dan merupakan zat pendingin, yang
paling banyak digunakan, sampai masalah efek lobang Ozon yang ditimbulkannya diketahui.
Zat pendingin ini dipakai untuk sistem pendingin ukuran kecil sampai sedang dengan suhu
penguapan 5 sampai 40 derajat C. dan suhu kondensasi lebih dari 60 derajat C.
Secara khusus bahan ini dipakai pada sistem pendingin kendaraan penumpang, fasilitas
komersial/lemari
es,
dan
dipakai
juga
untuk
pompa
pemanas
suhu
tinggi.
Sifat
sifat
Pada tekanan atmosfir dan suhu luar biasa, R12 adalah berupa gas yang sangat ringan dan
tidak berwarna, berbau eter, sedangkan dalam keadaan cair bahan ini tidak berwarna.
R12 dapat bercampur dengan oli mineral pada segala kondisi suhu dalam setiap komposisi
perbandingan.
R12 mempunyai sifat yang tidak beracun, akan tetapi bila bekerja dengan R12 kita memerlukan
pelindung kulit dan mata agar tidak bersentuhan pada mata dan kulit pada saat bekerja .
(Kutipan
Handout
Training
AC,
Excellence
Automotive
Training
International)
=======
Saat ini A/C mobil bukan hal sederhana bagi teknisi untuk menanganinya, karena sistem A/C
sudah masuk pada perangkat manajemen mesin, oleh karena itu diperlukan pelatihan yang
dirancang sedemikian rupa agar teknisi A/C dapat menyesuaikan pengetahuannya terhadap
perkembangan teknologi, khusunya sistem kontrol yang dikendalikan oleh ECU/ECM
Program pelatihan di bawah ini adalah salah atu contoh Pelatihan Dasar Sistem A/C yang terdiri
dari 2 sesi yaitu:
1.
2.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
http://autoenvironment.blogspot.co.id/p/sistem-ac.html
ECO-Drive
Saat ini sedang tumbuh perhatian tentang dampak kesehatan yang disebabkan oleh
emisi kendaraan bermotor, karena berpengaruh buruk pada kesehatan manusia,
seperti penyakit jantung, kanker, paru-paru, sakit asma atau permasalahan lain yang
berhubung dengan kesehatan.
Standard kontrol emisi yang lebih ketat serta teknologi mesin yang lebih bersih di
masa mendatang dapat mengurangi resiko penyakit tersebut.
Sebagai pengemudi kendaraan berbahan bakar bensin maupun solar, hal pertama
yang dapat dilakukan adalah menghemat bahan bakar dan mengurangi polusi udara,
salah satunya dengan membatasi putaran idel, tidak berlama-lama memanaskan
mesin pagi hari atau bila perlu mesin dimatikan jika kendaraan tidak bisa bergerak
lebih dari 1 menit.
Jika prilaku mengemudi sangat berpengaruh pada konsumsi bahan bakar, sedangkan
konsumsi bahan bakar spesifik masing-masing mesin hampir sama, maka salah satu
jalan yang terbaik adalah memberikan info yang benar pada pengemudi melalui
pelatihan tentang teknologi kendaraan tersebut dan merubah sikap/prilaku
mengemudi sehingga konsumsi bahan bakar kendaraan yang realistis sesuai dengan
keadaan sehari-hari dapat diperolehnya.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Mengemudi ekonomis dan hemat bahan bakar, tidak hanya tergantung pada
ketrampilan dan kebiasaan mengemudi, tetapi juga dipengaruhi oleh berbagai faktor
eksternal seperti kondisi lalu lintas, keadaan jalan, kondisi cuaca dan teknologi
kendaraan.
Faktor-faktor tersebut biasanya tidak dapat diatasi atau sulit untuk dirubah, tetapi
pengemudi dapat melakukan penyesuaian melalui gaya atau cara mengemudi
ekonomis, mengemudi cara ini akan lebih aman, ekonomis, lebih ramah lingkungan
dan hemat bahan bakar serta dapat mengurangi polusi udara.
EcoDrive Di Switzerland
syaraf pusat. Pada kosentrasi yang tinggi CO dapat menyebabkan pinsan dan
kematian.
Putaran idel menyebabkan bahan bakar terbuang percuma dan keausan mesin yang
berlebihan.
Saat ini sedang tumbuh perhatian tentang dampak kesehatan yang disebabkan oleh
emisi kendaraan bermotor, karena berpengaruh buruk pada kesehatan manusia,
seperti penyakit jantung, kanker, paru-paru, sakit asma atau permasalahan lain yang
berhubung dengan kesehatan.
Standard kontrol emisi yang lebih ketat serta teknologi mesin yang lebih bersih di
masa mendatang dapat mengurangi resiko penyakit tersebut.
Sebagai pengemudi kendaraan berbahan bakar bensin maupun solar, hal pertama
yang dapat dilakukan adalah menghemat bahan bakar dan mengurangi polusi udara,
salah satunya dengan membatasi putaran idel, tidak berlama-lama memanaskan
mesin pagi hari atau bila perlu mesin dimatikan jika kendaraan tidak bisa bergerak
lebih dari 1 menit.
Suatu regulasi pembatasan putaran idel mesin sangat diperlukan di Indonesia agar
pemakaian bahan bakar dapat dihemat secara menyeluruh dan sekaligus menekan
biaya opersional kendaraan, karena;
1.
2.
3.
4.
5.
2.
3.
4.
5.
6.
1.
2.
3.
Muatan/Beban
Muatan/beban adalah faktor yang mempengaruhi pemakaian bahan bakar yang
utama. Penambahan beban 100 kg pada kendaraan ukuran sedang (1500 kg) akan
menaikkan konsumsi bahan bakar sekitar 6 - 7%
Kurangi beban tambahan yang tidak perlu pada kendaraan.
Aerodinamis
Faktor lain yang mempengaruhi pemakaian bahan bakar adalah aerodinamis.
Makin cepat laju kendaraan semakin besar hambatan udara yang ditimbulkan,
misalnya pada kecepatan 120km/jam dapat meningkatkan sedikitnya 20%
pemakaian bahan bakar.
Tekanan Ban
Memeriksa tekanan ban adalah penting agar hambatan gesek ban dapat dikurangi.
Tekanan yang tidak sesuai misalnya kurang 25% dari spesifikasi dapat meningkatkan
tahanan gesek sampai 10% serta memboroskan bahan bakar 2%.
Terlalu rendah tekanan ban juga mempunyai akibat kurang baik pada jarak
pengereman.
Untuk memastikan tekanan ban, periksa sedikitnya sekali sebulan.
Servis Berkala
Servis berkala adalah faktor yang sangat penting untuk menghemat bahan bakar,
membersihkan saringan udara serta melaksanakan item pekerjaan servis rutin
lainnya dengan benar dan diakhiri dengan uji emisi akan dapat membantu Anda
untuk menghemat bahan bakar, oleh kerana itu lakukan pekerjaan servis berkala
kendaraan Anda pada bengkel yang Anda percayai.
Akhirnya kami berharap pada semua pihak yang telah mengikuti pelatihan/semiar
EcoDrive dapat menerapkan pegetahuan dan ketrampilannya setiap saat, sekaligus
sebagai pelopor untuk menularkan pengetahuan dan ketrampilan tersebut pada
yang lain.
Salam Hangat.
Selamat mencoba EcoDrive, jadikanlah sebagai kebiasaan, apapun jenis kendaraan
bermotor Anda!
EMISI
=======
Photo:
vivanews.com
Analisa
Emisi
Mesin
Bensin
Ingat!
Gas
Aturlah
Buka
buang
terdiri
ventilasi
pintu
dari
udara
dan
zat
zat
yang
sebaik-baiknya
jendela,
beracun/berbahaya
sewaktu
atau
mesin
pindahkan
untuk
dihidupkan
kendaraan
buang dengan
kesehatan.
dalam
ke
bengkel.
luar.
liter
bensin.
Secara tepat perbandingan campuran bensin dan udara yang ideal untuk proses pembakaran
pada
mesin
adalah;
14,7
Perbandingan campuran tersebut tidak bisa diterapkan terus menerus pada setiap keadaan
operasional, contohnya; saat putaran idel dan beban penuh kendaraan mengkonsumsi
campuran udara bensin yang gemuk, sedangkan dalam keadaan lain pemakaian campuran
udara
bensin
bisa
mendekati
yang
ideal.
Perbandingan campuran bensin dan udara yang ideal (campuran bensin udara untuk
pembakaran dengan tingkat polusi yang paling rendah) adalah 1 : 14,7 atau dalam ukuran liter
dapat disebutkan 1 liter bensin secara ideal harus bercampur dengan 11500 liter udara.
Simbol perbandingan udara yang masuk ke silinder mesin dengan jumlah udara menurut teori
dinyatakan
dengan
Lambda
Lambda=1
Jumlah udara masuk ke dalam silinder mesin sama dengan jumlah syarat udara dalam teori.
Lambda
Kecil
Dari
Jumlah udara yang masuk lebih kecil dari jumlah syarat udara dalam teori, pada situasi ini mesin
kekurangan udara, campuran gemuk, dalam batas tertentu dapat meningkatkan daya mesin.
Lambda
Besar
Dari
Jumlah udara yang masuk lebih banyak dari syarat udara secara teoritis, saat ini mesin
kelebihan
udara,
Lambda
campuran
kurus,
Besar
daya
kurang.
Dari
1,2
Dalam situasi seperti ini campuran bensin udara sangat kurus sehingga pembakaran
berkemungkinan tidak dapat terjadi pada tempat dan tidak merata dala silinder mesin
Semua sistem induksi bahan bakar; karburator maupun sistem injeksi bertujuan untuk membuat
campuran
bensin
dan
udara
agar
bisa
terbakar
dalam
ruang
silinder
mesin.
Pada mesin bensin yang memakai karburator, percampuran bensin dan udara masih bersifat
alami yaitu bensin dapat bercampur dengan udara karena diisap. Kelemahan yang terjadi adalah
karena berat jenis bensin tidak sama dengan udara, maka berbandingan campuran yang ideal
akan sulit tercapai. Untuk memperbaiki kekurangan karburator, saat ini diterapkan sistem injeksi
bensin, perbandingan bensin yang diberikan seoptimal mungkin disesuaikan dengan udara yang
diisap oleh mesin, sehingga effisiensi pemakaian bahan bakar dapat lebih ditingkatkan dan
polusi
gas
buang
lebih
rendah.
Perbandingan campuran yang sesuai dapat diraih dengan mengukur secara tepat jumlah udara
yang masuk ke dalam silinder pada setiap tingkat kerja; suhu, putaran, beban serta faktor-faktor
lain, perbandingan campuran bensin dengan udara selalu diusahakan mendekati kerja mesin
yang optimal, dan hasil gas buang yang relatif bersih. Campuran bensin udara sistem injeksi juga
lebih homogen pada setiap silindernya karena masing-masing saluran masuk memiliki injektor
untuk
menyemprotkan
bahan
bakar.
Saluran masuk dapat dibuat sama panjang dan lebih besar, bahkan saluran masuk saat ini juga
bisa bersifat variabel (variable intake manifold); dapat memanjang dan memendek sesuai
dengan putaran dan beban mesin dengan demikian tingkat effisiensi volume silinder dapat
ditingkatkan dan pada akhirnya torsi maksimum juga dapat dipertinggi serta lebih merata pada
setiap
putarannya.
Kebanyakan teknisi otomotif masih menganggap 4 Gas Analyser sebagai tester, yang hanya
digunakan pada saat melakukan pengetesan gas buang setelah pekerjaan servis, untuk
memenuhi standar persyaratan emisi yang ditentukan oleh pemerintah (uji emisi). Sesuai dengan
namanya yaitu; 4 Gas Analyzer, maka selayaknya perlengkapan tersebut dioptimalkan
penggunaannya, sehingga dapat dipakai sebagai alat bantu diagnosa yang diperlukan setiap
saat, guna menginterpretasikan keadaan mesin, dikombinasikan dengan pemakaian scan tools
dan
multitester,
serta
alat
yang
lain.
Perbandingan campuran bensin dan udara mengalir ke dalam silinder mesin pada saat langkah
isap, maka diperlukan persyaratan tertentu pada langkah isap, agar perbandingan campuran
yang
ideal
didapatkan.
Meskipun perbandingan campuran bensin dan udara saat ini sudah ditakar secara elektronis
oleh ECU, namun faktor mekanisme mesin masih sangat dominan mempengaruhinya, sehingga
emisi yang dihasilkan mesin perlu dianalisa untuk diagnosa, sebelum membuat keputusan
pekerjaan
selanjutnya.
Kualitas dari poses pembakaran campuran udara bensin adalah sangat penting, meskipun nilai
perbandingan campurannya sudah ideal (misalnya lambda = 1), akan tetapi waktu mulainya saat
pembakaran, atau besarnya Cetusan bunga api pada busi sangat mempengaruhi efisiensi
thermis yang dihasilkan mesin sekaligus mempengaruhi emisi. Saat pengapian harus diatur
secara tepat dan selalu berbeda dari setiap kondisi operasional mesin dan tergantung dari; suhu
air pendingin, putaran dan beban mesin, jenis bahan bakar yang dipakai, detonasi serta kadar
oksigen
yang
terkandung
dalam
gas
buang
dll.
Sistem pengapian konvensional, pengontrolan saat pengapian hanya berdasarkan putaran dan
beban
mesin
saja,
sedangkan
mesin-mesin
yang
menerapkan
engine
management
HC,
akan
tetapi
celah
yang
terlalu
besar
bisa
menyebabkan
kemampuan pengapian jadi menurun. Busi harus ditempatkan sedemikaian rupa agar dapat
membakar
dengan
mudah
campuran
udara bensin. Konstruksi busi juga harus dapat mengalirkan panas yang berlebihan akibat
proses
pembakaran.
Pengaruh
Saat
Emisi
Pengapian
HC
Terhadap
Emisi.
dan
CO
Saat pengapian harus ditetapkan secara kompromis antara daya mesin yang diharapkan dengan
kadar
emisi
yang
berwawasan
lingkungan,
terutama
pada
HC
dan
CO.
Perbandingan campuran udara bensin yang ideal adalah salah satu langkah untuk mereduksi
kadar HC dan CO dalam emisi, disamping mengatur saat pengapian yang sesuai dengan segala
kondisi
operasional
mesin.
Pengajuan pengapian yang berlebihan dapat menyebabkan kadar HC dan CO dalam gas buang
akan meningkat, oleh karena itu pengajuan pengapian berdasarkan engine management akan
lebih
sesuai
untuk
mereduksi
HC
Emisi
dan
CO.
NOx
Emisi ini sangat tergantung dari perbandingan campuran udara bensin dan suhu ruang bakar.
Pada perbandingan campuran dengan lambda = 0.99 sampai 1 akan terjadi kadar NOx yang
maksimum dalam gas buang, karena NOx timbul akibat suhu ruang bakar yang semakin panas,
oleh sebab itu pengajuan pengapian yang kompromis sangat diperlukan agar kadar NOx tidak
berlebihan
dalam
gas
buang.
Setelah campuran bensin-udara dibakar oleh loncatan bunga api pada busi, maka diperlukan
waktu tertentu bagi api untuk merambat ke seluruh ruang bakar, oleh sebab itu akan terjadi
sedikit kelambatan antara awal pembakaran (busi memercikkan bunga api) dengan pencapaian
tekanan
pembakaran
maksimum.
Agar diperoleh daya maksimum pada mesin maka diusahakan tekanan pembakaran mencapai
maksimum dalam ruang bakar terjadi sekitar 10 derajat setelah TMA, maka tenggang waktu
rambat api mulai dari busi melompatkan bunga api sampai tekanan pembakaran maksimum
tercapai, haruslah diperhitungkan dengan cara menentukan/menyetel saat pengapian yang tepat
Untuk mendapatkan daya mesin semaksimal mungkin, seperti yang telah dijelaskan sebelumnya
maka tekanan pembakaran maksimum harus tercapai sekitar 10 derajat setelah TMA, karena
dibutuhkan waktu untuk perambatan api, maka campuran bensin-udara harus sudah dibakar
sebelum
TMA.
Karena kondisi operasional mesin yang selalu berubah-ubah, maka diperlukan beberapa
komponen
untuk
memajukan
(bersambung
...
atau
memundurkan
tunggu
saat
pengapian,...
posting
berikutnya)
=======
SEJARAH
REGULASI
Oleh
Junisra
Excellence
Automotive
EMISI
Syam
Training
International
Untuk kesekian kalinya saya menulis pada kolom discussed tentang emisi, hal ini dimaksudkan
tentu saja bukan bertujuan agar para sahabat/pembaca bosan dengan berbagai tulisan tentang
emisi.
Seperti yang diketahui bahwa lebih dari 50 tahun lamanya para konstruktor mesin selalu
berusaha dan berusaha untuk melakukan perbaikan-inovasi pada mesin hanya dengan satu
tujuan utama yaitu menciptakan mesin dengan tingkat pemakain bahan bakar yang lebih efektiif
dan
EMISI
yang
lebih
berwawasan
lingkungan.
Usaha yang mereka lakukan seakan tidak kenal lelah dan tidak akan pernah berhenti, apalagi
selama belasan tahun terakhir, seiring dengan semakin tingginya kesadaran dan tututan
masyarakat terhadap lingkungan hidup. Dan satu masalah besar sedang dihadapi dunia adalah
suatu kenyataan bahwa persediaan minyak bumi sudah semakin menipis sementara
pertumbuhan
dan
kebutuhan
terhadap
kendaraan
bermotor
semakin
meningkat.
Kalau Anda membaca secara cermat tulisan yang saya rangkum dari berbagai sumber informasi
ini, maka setidaknya Anda mendapatkan informasi sekilas bagaimana perjalanan panjang
tentang pengontrolan emisi kendaraan bermotor yang sudah dilakukan lebih dari 50 tahun lalu,
dan
tentu
saja
ATURAN
usaha
ini
tidak
EMISI
akan
pernah
berakhir
STANDAR
sampai
akhir
jaman
AMERIKA
Sepanjang tahun 1950 sampai 1960-an, komisi pemerintah daerah dari negara-negara bagian di
AS melakukan penelitian pada berbagai sumber pencemaran udara. Studi ini akhirnya
berkesimpulan bahwa sebagian besar pencemaran udara disebabkan oleh gas buang kendaraan
bermotor/mobil,
Komisi ini juga menyimpulkan bahwa pembatasa emisi tidak bisa dilakukan dari negara bagian
atau setempat saja (waktu itu aturan emisi telah di hasilkan oleh beberapa negara bagian dan
kota
saja
melalui
peraturan
daerah
setempat),
lalu
peraturan daerah yang tidak efektif secara bertahap segara digantikan oleh Peraturan Negara
yang
lebih
konprehensif.
Pada 1967 negara bagian California mendirikan California Air Resources Board (CARB), lalu
pada 1970 US Environmental Protection Agency (EPA) juga terbentuk. Kedua lembaga tersebut
sampai sekarang sangat berkompeten membuat dan menegakkan aturan emisi untuk mobil
serta sumber pencemar lingkungan lainnya. Melalui lembaga serupa segala aturan tentang emisi
dikembangkan dan diimplementasikan juga di Eropa, Australia, dan Jepang serta negara lain.
Upaya pertama untuk pengendalian pencemaran lingkungan oleh gas buang mesin mobil adalah
sistem
PCV
(positive
crank
ventilation
).
Sistem ini menghisap kembali kebocoran HC dari celah piston dan dinding silinder yang
tertampung dalam carter mesin, lalu hidrokarbon ini dikembalikan ke intake manifold melalui
PCV
karena
HC
tidak
boleh
dibuang
ke
udara
terbuka.
PCV pertama kali diaplikasikan secara luas pada mesin mobil baru yang dijual di California tahun
1961 dan pada tahun 1964 PCV menjadi peralatan standar pengontrol emisi HC untuk semua
kendaraan
di
seluruh
dunia.
Pada tahun 1966 untuk pertama kalinya mobil baru yang dijual di California harus mengikuti
aturan Negara Bagian tersebut dan tahun 1968 aturan itu semakin diperketat sesuai dengan
amanat
EPA.
Pada tahun 1974 keluarlah aturan standar emisi yang lebih ketat, sehingga diperlukan teknik
service/tune up yang lebih baik secara berkala agar memenuhi standard emisi yang baku. Lalu
pada tahun 1975 diumumkan pemakaian catalytic converter guna mereduksi kandungan emisi
berbahaya pada gas buang, dan catalytic converter hanya bisa dipakai bila mesin menggunakan
bensin
tanpa
timbel
Tahun 1972, General Motors mengusulkan pada American Petroleum Institute (API) untuk
menghapuskan bahan bakar bertimbal, lalu diringi pada tahun 1975 GM pertamakali
memproduksi mesin mobil menggunakan catalytic converter tentu saja harus menggunakan
bensin
bebas
timbal
(timah
hitam)
Akhirnya seperti yang kita jumpai bahwa semua mobil modern hari ini dilengkapi dengan catalytic
converter
serta
bensin
tanpa
timbal
dapat
kita
temukan
di
mana-mana.
Lembaga
Pengawas
Emisi
di
Amerika
di
California
Resources
Board
Environment
Air
Amerika
Environmental
Texas
Railroad
Transport
antara
-
California,
Canada
Protection
Commission
Canada
Texas,
-
Canada
United
Agency
United
lain;
States
States
Canada
United
(LPG-fueled
(trains
States
engines
and
only)
ships)
Efisiensi mesin terus ditingkatkan dengan desain mesin lebih baik dan semakin bagus dari waktu
ke waktu.. Saat pengapian diatur lebih tepat dengan sistem pengapian elektronis. Bahan bakar
diukur dan ditakar secara akurat agar perbandingan campuran udara-bensin menjadi ideal.
Sistem
manjemen
mesin
selalu
dikembangkan
setiap
saat.dan
seterusnya..dst..
Segala macam usaha itu bertujuan untuk mengurangi racun berbahaya yang keluar dari pipa
knalpot mesin Anda, namum segalanya itu belumlah cukup, karena semakin lama jumlah
kendaraan semakin meningkat dan akhirnya semakin banyak racun emisi yang bertebaran di
jalanan
ATURAN
EMISI
STANDARD
EROPA
Standar Emisi Eropa secara umum ditetapkan untuk kendaraan baru yang dijual di negara
anggota Uni Eropa. Standar Emisi Euro ditentukan melalui serangkaian kesepakatan dari Negara
Uni
Eropa
yang
mempunyai
ambang
batas
emisi
tersendiri.
Saat ini, emisi Oksid Nitrogen (NOx), hidrokarbon (HC), Karbon monoksida (CO) dan materi
partikulat (PM) pada mobil, truk, kereta api, traktor dan mesin sejenis, diatur ambang batas
emisinya menurut standard Euro, tetapi aturan itu tidak termasuk mesin kapal laut dan pesawat
terbang.
Tentu saja setiap tipe dan jenis kendaraan regulasi ambang batas emisinya berbeda, dan cara
pengujiannya dilakukan pada tempat dan cara test yang baku pula, jika kendaraan tidak lulus uji
emisi menurut standard Euro maka kendaraan itu TIDAK boleh diperjual-belikan di Negara
Eropa.
Namun demikian standard Euro tidak diberlakukan untuk kendaraan lama (dengan standard
emisi lama) tapi masih beredar di jalanan, pemerintah hanya mengawasi saja perawatan
kendaraan lama, sampai kendaraan itu tidak dipakai lagi atau tidak boleh dijalankan jika tidak
memenuhi syarat ambang batas emisi lama yang diaplikasikan pada kendaraan itu.
Sedangkan kendaraan model baru harus memenuhi standar yang berlaku dan harus memenuhi
standard
Euro
yang
terakhir.
Pada awal tahun 2000-an, Australia mulai mengelurkan regulasi Australian Design Rule
Certification for New Motor Vehicle Emissions with Euro Categories yaitu; Sertifikasi aturan
desain untuk emisi kendaraan bermotor baru dengan klasifikasi Euro, lalu selanjutnya 1 Januari
2006 diperkenalkan di Australia ambang baku emisi Euro III untuk menyesuaikan dengan
regulasi
ambang
baku
emsi
yang
telah
diberlakukan
di
Eropa
Di Uni Eropa telah diteliti bahwa sarana transportasi jalan raya adalah pemberi sekitar 20% dari
seluruh emisi CO2 dan kategori mobil penumpang memberikan kontribusi sekitar 12%.
Sedangkan target yang ditetapkan oleh Protokol Kyoto adalah pengurangan 8% dari emisi di
semua sektor dibandingkan dengan tahun 1990. Dan target tersebut harus dicapai dari tahun
2008
sampai
2012.
Emisi CO2 sarana transportasi jalan telah meningkat pesat dalam beberapa tahun terakhir, dari
total 21% pada tahun 1990 menjadi 28% pada tahun 2004, namun hal ini disebabkan pada
tahun-tahun segitu belum ditetapkannya batas standar emisi CO2 dari kendaraan. Dan saat ini
menurut penelitian; bahwa emisi CO2 yang dihasilkan oleh sarana transportasi darat Uni Eropa
mencapai
sekitar
3,5%
dari
total
emisi
CO2
Wajib
secara
global.
Pelabelan
Pada tahun 1999 negara Eropa sudah menyarankan pada produsen kendaraan baru agar
mencantumkan label informasi tentang ekonomis bahan bakar dan CO2 yang dihasilkan oleh
kendaraan, agar konsumen tahu/faham mengenai effisiensi penggunaan bahan bakar suatu
mobil dan CO2 yang dikeluarkan oleh mesin kendaraan itu. Hanya saja di Inggris, pelabelan
informasi
ini
dianggap
tidak
efektif.
Cara penyajian informasin tentang CO2 dan ekonomis-nya suatu mesin kendaraan itu terlalu
rumit dan sulit difahami oleh calon pembeli (harap maklum tidak semua calon pemilik mobil
paham
terhadap
teknologi
otomotif).
Oleh karena itu produsen mobil di Inggris lebih suka menuliskan pada label informasinya seperti
consumer-friendly, atau kode warna/klasifikasi A sampai F untuk CO2 yang dihasilkan
kendaraan, dan ini baru diterapkan mulai September 2005, misalnya klasifikasi A jika kendaraan
memprodukis CO2 <100 g/km dan klasifikasi F untuk kendaraan dengan mesin yang
memproduksi
CO2
besar
dari
186g/km.
Label informasi seperti ini cukup difahami oleh calon pembeli yaitu dari klasifikasi A (irit)
B.dan seterusnya sampai F (lebih boros BBM). Lalu negara anggota Uni Eropa lainnya juga
dalam
proses
Belum
memperkenalkan
ada
label
batas
informasi
emisi
pada
konsumen
CO2
tersebut
kendaraan.
Emisi CO2 yang dihasilkan oleh kendaraan saat ini masih belum ada batasan yang baku di
Eropa,
tetapi
hanya
disepakati/perjanjian
secara
sukarela
saja.
Dalam hal ini berbeda dengan batas CO2 yang diwajiban oleh undang-undang AS,
tentu saja sebagai teknisi otomotif kita paham bahwa AS menetapkan batas CO2 pada
kendaraannya karena pada umumnya selama ini kendaraan yang diproduksi di AS cenderung
ber-CC besar, dengan adanya pembatasan CO2 oleh regulasi AS maka produsen mobil di sana
akan cenderung memperkecil CC mesinnya untuk menghemat BBM dan mereduksi CO2.
Target utama Uni Eropa dengan perjanjian sukarela adalah untuk memberikan kontribusi
produsen mobil dalam mencapai emisi CO2 rata-rata (diukur menurut komisi petunjuk
93/116/EC) yaitu 120 g/km untuk semua mobil penumpang baru pada tahun 2012 .
Namun demikian semakin jelas bahwa perjanjian suka rela tersebut belum/tidak memberikan
hasil yang bagus karena baru mencapai 160 g / km pada tahun 2005, dari (186 g / km pada
tahun 1995) dan akhirnya anggota parlemen Uni Eropa sudah mulai mempertimbangkan
peraturan
pembatasan
CO2
seperti
di
AS.
Pada akhir tahun 2005, Parlemen Eropa mengeluarkan sebuah resolusi mendukung wajib
standar emisi CO2 untuk menggantikan komitmen/perjanjian sukarela oleh produsen mobil.
Pada akhir 2006, sebagai tanggapan berbagai laporan dari Federasi Eropa untuk Transportasi
dan Lingkungan yang mendokumentasikan kurangnya kemajuan dari target perjanjian sukarela
antara produsen mobil dalam mengurangi CO2, lalu komisi Uni Eropa yang menangani tentang
regulasi emisi mengumumkan bahwa mereka sedang mengerjakan proposal untuk membatasi
emisi
CO2
kendaraan
bermotor
Dan akhirnya pada tanggal 7 Februari 2007, Komisi itu menerbitkan RUU untuk membatasi emisi
CO2
rata-rata
dari
mobil
yaitu
120
CO2/km.
Beberapa produsen mobil yang memproduksi mesin mobil ber-CC kecil seperti Fiat, Renault dan
Peugeot-Citroen sudah hampir mendekati target pembatasan CO2 itu, akan tetapai produsen
mobil yang memprodusksi mesin mobil dengan CC besar seperti BMW, Mercedes, Audi, dan
Porsche serta Saab masih jauh dari pencapaian target ini. Maka tidak mengherankan produsen
Prancis dan Italia ingin target tersebut segera diterapkan, tetapi produsen mobil Jerman merasa
target
itu
akan
menghancurkan
industri
mobil
mereka.
Para pencinta lingkungan hidup menginginkan pencapaian target dalam jangka panjang, mereka
menginginkan
target
CO2
sebasar
80
km
pada
tahun
2020.
Meraka mengatakan bahwa emisi mobil baru dari produsen Eropa melampai batas 160 gram per
kilometer (g/km) pada tahun 2007 hanya berkurang 0,2 persen dari tahun 2006 dan hanya
berkurang setelah kesepakatan/perjanjian suka rela yaitu 140 g / km pada tahun 2008.
di
bawah
Euro
(1993)
Euro
(1996)
Untuk
mobil
Euro
(2000)
Untuk
semua
Euro
Untuk
mobil
(2005)
penumpang
ini;
dan
truk
ringan.
penumpang
dan
sepeda
motor
kendaraan
dan
sepeda
motor
Untuk
semua
kendaraan
Euro 5 (2008) dan Euro 6 (2014) Untuk kendaraan penumpang dan kendaraan komersial ringan.
Demikianlah uraian ringkas tentang SEJARAH REGULASI EMISI yang sudah berkutat selama
lebih
dari
50
tahun
terakhir
tanpa
henti.
Tentu saja kita sebagi teknisi ataupun yang berkecimpung dalam teknologi otomotif wajib
mengetahuinya, karena apapun yang telah dilakukan seperti perbaikan , inovasi, sistem baru
yang diterapkan pada mesin, selalu tidak bisa dilepaskan dari perbaikan kualitas gas buang
mesin
itu
sendiri.
Teknologi ada di hadapan mata,,,,,tentu saja kita harus tahu mengapa dan kenapa teknologi
yang
inovatif
selalu
muncul
setiap
Semoga
saat
Bermanfaat
=======
Hidrokarbon (HC)
Bensin adalah bahan bakar hidrokarbon.
HC diharapkan akan terbakar selama terjadi proses pembakaran bersama-sama dengan
oksigen, akan tetapi tidak semua hidrokarbon dan oksigen tersebut terbakar, sehingga sebagian
hidrokarbon dan oksigen yang tidak terbakar akan keluar melalui knalpot.
HC yang tinggi sering disebabkan oleh masalah seperti di bawah ini:
- Kinerja sistem pengapian yang menurun.
- Tekanan kompressi lemah.
Sesuai dengan aturan emisi yang dikeluarkan oleh pemerintah maka hanya HC dan CO saja
yang diukur dalam pelaksanaan UJI EMISI.
NOx hanya bisa diukur pada waktu mesin dibebani dan hal ini hanya dapat dilakukan pada
pabrik dan bukan dilaksanakan pada bengkel servis/reparasi..
=======
Junisra
Automotive
Syam
Training
International
Emisi yang dihasilkan oleh mesin akibat proses pembakaran bahan bakar harus direduksi untuk
kepentingan umat manusia dan lingkungan, emisi berbahaya yang dikeluarkan oleh mesin
bensin terdiri dari HC (hidrokarbon), CO (karbon monoksida) serta Nitrogen Oksid (NOx) harus
direduksi sedemikian rupa sehingga tidak melampaui ambang batas aturan/regulasi yang telah
ditetapkan
suatu
Negara.
Kampanye udara bersih yang diluncurkan sejak tahun 1977 telah menetapkan suatu keputusan
mengenai ambang batas emisi berbahaya yang dikandung oleh gas buang kendaraan.
Untuk memenuhi ambang batas emisi, maka produsen kendaraan telah menciptakan dan
melengkapi berbagai sistem pada kendaraannya guna mereduksi emisi berbahaya pada mesin.
Yang pertama mereka lakukan adalah apa yang disebut dengan feedback fuel control systems,
sebuah sensor oksigen dipasang di pangkal saluran buang/knalpot berfungsi untuk mengukur
kadar
oksigen
yang
terkandung
dalam
gas
buang.
Oksigen sensor mengirimkan sinyal tegangan ke ECU sesuai dengan kadar oksigen yang
dikandung dalam gas buang, dari hasil sinyal tegangan sensor ini, ECU secara akurat mengatur
perbandingan
campuran
udara-bensin.
Seperti kita ketahui bahwa perbandingan campuran udara-bensin ideal (lambda=1) akan
mengasilkan
emisi
yang
lebih
baik.
Secara bersamaan waktu ECU mengatur perbandingan campuran udara-bensin, sekaligus juga
mengatur
saat
pengapian
yang
sesuai
dengan
segala
keadaan
opersional
mesin.
ECU juga harus mampu memantau dan mendiagnosa sendiri, jika terdapat kesalahan pada
komponen manajemen mesin, ECU akan menyalakan lampu control engine (MIL) sehingga
pengemudi mengatahui bahwa telah terjadi kesalahan pada manajemen dan seharusnya
kendaraan
tersebut
dibawa
kebengkel
untuk
perbaikan.
Ada beberapa perangkat pengontrol emisi yang populer terpasang pada mesin mobil Anda yaitu:
CATALYTIC
Setidaknya
1.
CONVERTER
ada
cara
untuk
mereduski
emisi
mesin
bensin
yaitu;
Di dalam catalytic converter terdapat seperti palet atau sarang lebah yang terbuat dari platina
atau paladium. Platina dan paladium digunakan sebagai katalis (katalis adalah zat yang
digunakan untuk mempercepat proses kimia). Hidrokarbon (HC) atau karbon monoksida (CO)
pada gas buang jika melewati katalis, secara kimiawi teroksidasi atau dikonversi menjadi karbon
dioksida
(CO)
dan
air
(H2O).
Catalytic Converter juga bekerfungsi sebagai peredam pada knalpot dan juga dapat
menyaring/menangkap kotoran-kotoran akibat proses pembakaran, biasanya kotoran tersebut
juga
terbakar
karena
suhu
catalytic
converter
yang
panas.
Jika terlalu banyak kerak kotoran yang dihasilkan mesin maka catalytic converter semakin
bekerja berat, karena semakin banyak panas yang mengumpul pada catalytic, sehingga pada
bebrapa kasus catalytic dapat berpijar karena panas yang berlebihan lalu lama kelamaan
catalytic
akan
menjadi
rusak..
Bensin bertimbal juga dapat menyebabkan kerusakan catalytic converter karena timbal (timah
hitam) yang tidak terbakar dalam silinder mesin akan terbuang keluar meliwati catalytic converter,
lalu timbel tersebut menempel pada permukaan/kisi platinum/palladium sehingga menyebabkan
kerja
catalytic
tidak
efektif
lagi..
Itulah sebabnya semua bensin yang dijual di pasaran harus bebas timbel (Unleaded Fuel) agar
tidak merusak catalytic converter.
PCV
VALVE
Tujuan dari PCV (Positive Crankcase Ventilation) sistem, adalah mengembalikan uap bensin
(HC) yang bocor dari slinder mesin lalu dikembalikan sedemikian rupa ke saluran masuk untuk
dibakar
kembali.
Uap bensin tersebut tidak boleh dibuang ke udara terbuka begitu saja, tetapi harus dimasukkan
kembali
ke
ruang
bakar.
Namun uap bensin ini tentu saja akan mempengaruhi perbandingan campuran udara-bensin
yang
sudah
ditakar
sedemikian
rupa
oleh
ECU.
Pada waktu mesin putaran idel dan perbandingan campuran udara-bensin sudah dihitung
sedemikan rupa, maka diaturlah sesedikit mungkin uap bensin yang dialirkan kembali ke ruang
bakar, pada saat putaran mesin tinggi barulah uap bensin diperbolehkan dimasukkan ke ruang
bakar.
EGR
VALVE
Tujuan dari katup resirkulasi gas buang (EGR/Exhaust Gas Recirculation) adalah untuk
mengatur sebagian kecil dari gas buang dan dikembalikan masuk ke dalam silinder melalui
intake manifold, hal ini bertujuan untuk menurunkan suhu ruang pembakaran, karena suhu ruang
pembakaran yang berlebihan membentuk oksid nitrogen (NOx) yang tinggi, sedangkan NOx
adalah
polutan
sangat
berbahaya.
Katup EGR merupakan metode yang paling efektif untuk mengontrol oksid nitrogen (NOx), dan
bekerjanya katup EGR dikontrol secara elektronis oleh ECU atau yang model lama bekerja
berdasarkan kevakuman intake manifold, sehingga EGR tidak bekerja waktu mesin putaran idel,
atau
mesin
berjalan
dengan
beban
CHARCOAL
penuh..
CANISTER
Sudah kita ketahui bahwa bensin dapat menguap dengan mudah. Di masa lalu emisi HC (uap
bensin) tersebut dilepaskan begitu saja ke atmosfir. 20% dari seluruh emisi HC mobil berasal dari
ventilasi
tangki
bensin.
dengan
atmosfer/udara
luar.
Sebuah sistem kontrol penguapkan HC untuk ventilasi tangki bensin dikembangkan guna
menghilangkan
sumber
polusi
itu.
Cara kerja sistem kontrol ventilasi tangki adalah dengan cara mengumpulkan uap bensin yang
berasal
dari
ventilasi
ke
dalam
suatu
wadah.
Wadah/tabung berisikan arang yang dapat pengumpulkan uap bensin dari ventilasi tangki,
karena sudah menjadi sifat uap bensin dapat terhisap dan menyatu dengan serbuk arang dalam
sebuah
wadah
yang
disebut
dengan
canister.
Pada waktu mesin hidup, uap bensin pada arang dalam canister itu diisap dan dikembali lagi ke
dalam
silinder
mesin
untuk
dibakar.
Pengaturan kembalinya uap bensin itu harus dilakukan sedemikian rupa oleh ECU atau
berdasarkan kevakuman pada intake manifold mesin agar pengisapan kembali uap bensin itu
tidak
merubah
perbandingan
campuran.
AIR
INJECTION
Karena tidak ada mesin pembakaran dalam (internal combustion engine) 100% efisien, maka
selalu ada sebagian kecil bensin (HC) yang tidak terbakar dan keluar di knalpot. Hal ini
meningkatkan
emisi
hidrokarbon
(HC).
Sisa HC yang keluar dari ruang bakar tersebut dapat dioksidasikan lagi jika pada kenalpot
dimasukkan
udara
dengan
tekanan
tertentu.
Sebagaimana yang kita ketahui bahwa proses pembakaran bisa terjadi jika ada HC, panas dan
oksigen.
Pada waktu sisa HC dalam gas buang meliwati knalpot yang suhunya panas, akan dapat
dioksidasikan/dibakar kembali dengan cara menginjeksikan udara ke dalam knalpot, dengan
demikian gas buang yang keluar dari knalpot kandungan HC-nya dapat direduksi.
Tidak seperti halnya katup EGR, atau CHARCOAL CANISTER, maka AIR INJECTION ini tidak
akan mempengaruhi kinerja mesin karena proses air injection terjadi pada pipa knalpot,
http://autoenvironment.blogspot.co.id/p/e-m-i-s-i.html
Sistem Pengapian
berapa
jenis
Mengapa
busi
Bagaimana
Adakah
sistem
hubungan
cara
mudah
untuk
pengapian?
harus
sistem
diganti?
pengapian
mendiagnosa
gangguan
dan
pada
emisi?
sistem
pengapian?
Dari
Busi?
======
Apa
Yang
Harus
Kita
Oleh
Junisra
Syam, Excellence
Ketahui
Automotive
Training
International
Mungkin Anda masih ragu untuk memilih/memakai Busi yang sesuai untuk mesin kendaraan
Anda,
mudah-mudahan
uraian
singkat
di
bawah
ini
dapat
membantu..
Tegangan tinggi yang dihasilkan oleh koil pengapian, akan disalurkan melalui elektroda tengah
dan
elektroda
massa
busi
berupa
percikan
bunga
api.
Kemampuan dalam menghasilkan bunga api pada busi tergantung pada beberapa faktor sebagai
berikut:
1.
Bentuk
Elektroda
Busi
Permukaan elektroda busi yang sudah membulat (cembung/tidak rata) akan mempersulit
loncatan bunga api, sedangkan bentuk persegi atau runcing dan tajam akan mempermudah
loncatan
api
Elektroda tengah busi akan membulat/cembung setelah dipakai dalam waktu lama, oleh karena
itu loncatan bunga api akan menjadi lemah dan menyebabkan terjadinya kesalahan pengapian,
sebaliknya elektroda yang tipis atau tajam akan mempermudah percikan bunga api, akan tetapi
umur
penggunaannya
2.
menjadi
pendek
karena
Celah/Gap
lebih
cepat
Elektroda
aus.
Busi
Bila celah/gap elektroda busi besar, bunga api akan menjadi sulit melompat dan tegangan koil
pengapian
yang
diperlukan
menjadi
lebih
tinggi.
Celah/gap busi yang terlalu besar juga mengakibatkan kebutuhan tegangan untuk meloncatkan
bunga api lebih tinggi. Jika sistem pengapian tidak dapat memenuhi kebutuhan tsb, mesin mulai
hidup tersendat sendat pada beban penuh. Isolator isolator bagian tegangan tinggi cepat rusak
karena dibebani tegangan pengapian yang luar biasa tingginya. Mesin akan sulit dihidupkan.
Elektroda busi yang aus, berarti celahnya bertambah, loncatan bunga api menjadi lebih sulit juga
akan
menyebabkan
terjadinya
kesalahan
pengapian.
Sedangkan celah/gap elektroda busi yang terlalu kecil, mengakibatkan loncatan api menjadi
lemah/kecil
dan
Elektroda
3.
cepat
kotor,
khusus
pada
Tekanan
mesin
2tak.
Kompressi
Bila tekanan kompresi lebih tinggi, maka bunga apipun akan menjadi semakin sulit untuk
meloncat dan tegangan yang dibutuhkan semakin tinggi, hal inu juga terjadi pada saat beban
berat dan kendaraan bejalan lambat dengan kecepatan rendah dan katup gas terbuka penuh,
(misalnya
kendaraan
dalam
keadaan
menanjak).
Ledakan tekanan pembakaran campuran bensin-udara akibat loncatan bunga api pada busi
disebut pembakaran, sedangkan pembakaran itu tidak terjadi bersamaan pada saat busi
meloncatkan
bunga
api.
Pada waktu loncatan bunga api terjadi, maka titik bunga api mengaktifkan pembakaran molekul
campuran bensin-udara dan merambat kesemua arah yang akan menimbulkan tekanan
pembakaran.
Cepat perambatan api ini akan tertahan oleh suhu elektroda busi yang cukup rendah dan suhu
elektroda yang rendah juga akan menyerap panas dan cenderung memadamkan rambatan api
yang sebelumnya sudah mulai menyala, oleh karena itu diperlukan titik nyala api yang cukup
kuat
agar
dapat
mempertahan
rambatan
api
pada
campuran
bensin-udara.
Bila titik loncatan bunga api terlalu kecil, tidak akan mampu membakar campuran bensin-udara,
akibatnya
terjadi
Tingkat
kesalahan
pembakaran.
Panas
Busi
Tingkat panas dari suatu busi adalah jumlah panas yang dapat salurkan/dibuang oleh busi.
Busi yang dapat menyalurkan/membuang panas lebih banyak disebut busi dingin, karena busi itu
selalu dingin, sedangkan busi yang lebih sedikit menyalurkan panas disebut busi panas, karena
busi
itu
sendiri
tetap
panas.
Pada busi terdapat kode abjad dan angka yang menerangkan struktur busi, karakter busi dan
lain lain. Kode-kode tersebut berbeda beda tergantung pada pabrik pembuatnya, tetapi
biasanya semakin besar nomomya menunjukkan semakin besar tingkat penyebaran panas;
artinya
busi
makin
dingin.
Dan
semakin
kecil
nomornya
busi
semakin
panas.
Batas suhu operasional terendah dari busi disebut dengan self cleaning temperature (busi
mencapai suhu membersihkan dengan sendirinya), sedangkan batas suhu tertinggi disebut
dengan istilah pre ignition, dimana busi akan dapat menyalakan campuran bensin-udara dengan
sendirinya tanpa meloncatkan bunga api (busi terlalu panas sehingga dapat membakar
campuran
dengan
sendirinya).
Busi dapat bekerja dengan baik bila suhu elektroda tengahnya sekitar 450 sampai 950 derajat C
Busi yang ideal adalah busi yang mempunyai karakteristik yang dapat beradaptasi terhadap
semua kondisi operasional mesin mulai dari kecepatan rendah sampai kecepatan tinggi.
Bila temperatur elektroda tengah kurang dari 450 derajat C, maka akan terbentuk karbon oleh
pembakaran campuran bensin-udara yang tidak sempuma dan akan melekat pada permukaan
isolasi porselin busi, sehingga menurunkan tahanan/resistance dengan rumahnya, akibatnya,
tegangan tinggi yang diberikan ke elektroda tengah akan menuju ke massa tanpa meloncat
dalam bentuk bunga api pada celah eleklroda, sehingga mengakibatkan tarjadinya kesalahan
pembakaran.
Untuk pembakaran yang sempurna dibutuhkan temperatur 450 derajat C atau lebih.
Pada suhu tersebut karbon pada insulator akan terbakar habis. Temperatur ini disebut self
cleaning
temperature
(suhu
busi
dapat
bersih
dengan
sendirinya)
Bila suhu elektroda tengah melebihi 950 derajat C, maka elektroda busi akan menjadi sumber
panas yang dapat membakar campuran bahan bakar tanpa adanya bunga api, hal ini disebut
dengan istilah pre ignition, jika terjadi pre ignition, maka daya mesin akan turun, karena waktu
pengapian tidak lepat, bisa mengakibatkan elektrroda busi atau bahkan piston menjadi retak,
leleh sebagian atau bahkan lumer, oleh sebab itu temperatur elektroda harus dipertahankan di
bawah
950
derajat
C.
Busi dingin mempunyai insulator yang lebih pendek, karena permukaan penampang yang
berhubungan dengan api sangat kecil sehingga rute penyebaran panasnya lebih pendek, jadi
penyebaran panasnya sangat baik dan suhu elektroda tengah tidak naik terlalu tinggi, oleh sebab
itu
jika
dipakai
busi
dingin
pre
ignition
lebih
sulit
terjadi.
Sebaliknya karena busi panas mempunyai insulator bagian bawah yang lebih panjang, maka
luas permukaan yang berhubungan dengan api lebih besar, rute penyebaran panas lebih
panjang, akibatnya temperatur elektroda tengah naik cukup tinggi dan self cleaning temperature
dapat dicapai lebih cepat, meskipun pada kecepatan yang rendah dibandingkan dengan busi
dingin.
kendaraan
anda..Semoga
bermanfaat.
http://autoenvironment.blogspot.co.id/p/sistem-pengapian.html