Anda di halaman 1dari 12

ELECTRIC POWER STEERING

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sistem Chassis


Yang Dibina Oleh Bapak Windra Irdianto

MAKALAH

Disusun Oleh:
Wiyan Dwi Pangestu (160513609637)
Yuadi Prastiono (160513609692)
Yoga Fanyhillah S (160513609630)
Yudha Maulana R (160513609601)
Yudisworo Aji (160513609686)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

FAKULTAS TEKNIK

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIF

SEPTEMBER 2018

KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena telah
memberikan Rahmat, Taufik, serta Inayahnya sehingga makalah ini bisa selesai tepat
pada waktunya. Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas Mata Kuliah peraktikum kelistrikan bodi.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
dan mendukung baik secara materi maupun partisipasinya dalam penyusunan makalah
ini.
Penulis sadar makalah ini belum sempurna dan memerlukan berbagai perbaikan,
oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat dibutuhkan.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan semua
pihak khususnya pada Mahasiswa – Mahasisiwi Universitas Negeri Malang.

Malang, 11 September 2018

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang masalah
Perkembangan teknologi transportasi sangat cepat terutama dalam bidang otomotif. Pada
saat ini inovasi dalam otomotif semakin memanjakan pemakai, dengan adanya terobosan
teknologi yang terbaru harus mampu memenuhi tuntutan pemakai (konsumen).

Elektronik power steering diciptakan sebagai bentuk penyempurnaan dari hidraulis power
steering yang kurang efisien. Sistem power steering hidraulis memperbesar konsumsi bbm
kendaraan. Kebutuhan energi untuk sistem itu dalam beroperasi, lebih besar dari penggunaan AC
mobil. Malah sistem hidraulis berada pada posisi ketiga untuk kerugian mekanis yang dialami
mobil ketika bergerak. Posisinya di bawah kerugian akibat hambatan udara dan gesekan dengan
jalan.

Power steering adalah perangkat atau system pada kendaraan yang berfungsi untuk
meringkankan kemudi kendaraan. Sehingga kendaraan dapat bermanufer dengan mudahdan
dapat bergerak dengan radius yang lebih kecil. Jenis power steering mempunyai dua tipe,
dimana masing-masing jenis diaplikasikan pada kendaraan tertentu sesuai dengan kapasitasnya,
yaitu jenis hidrolis dan elektris. Power steering jenis hidrolis bekerja dengan oli yang bertekanan
tinggi sehingga kemudi menjadi lebih ringan. Sedangkan jenis elektris bekerja menggunakan
tenaga listrik dengan memakai motor listrik khusus power steering.

1.2 Rumusan masalah


Rumusan masalah makalah ini sebagi berikut.

1. Bagaimana struktur dan cara kerja EPS (Elektronik power steering) ?


2. Bagaimana sistem kontrol EPS (Elektronik power steering) ?
3. Bagaimana cara diagnosa kerusakan pada EPS (Elektronik power steering) ?

1.3 Tujuan
Tujuan makalah ini sebagai berikut.

1. Memahami struktur dan cara kerja EPS (Elektronik power steering).


2. Memahami sistem kontrol EPS (Elektronik power steering).
3. Memahami cara diagnosa kerusakan pada EPS (Elektronik power steering).
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 ELECTRIC POWER STEERING


Elektronik Power Steering merupakan sistem yang membantu pengoperasian stering
waktu dibelokkan dengan menggukan motor listrik, dipakai pada kendaraan sedang dan kecil.

Sistem Electronic Power Steering (EPS) termasuk di dalamnya komponen yang sama
seperti pada sistem power steering konvensional. Sebagai tambahannya adalah sebuah solenoid
valve pada power steering gear box, dan satu control unit dekat dibawah audio yang terletak di
panel farcia tengah. Untuk mengontrol aliran oli pada steering gear box, disediakan satu solenoid
yang bekerja berdasarkan arus dari control module yang menerima sinyal dari VSS (Vehicle
Speed Sensor) dan TPS. Pada sistem EPS mekanisme hidraulis berganti menjadi gerakan dinamo
yang mengandalkan arus listrik.

Gambar 2.1 Electronic Power Steering

Motor Driven Power Steering (MDPS) yang umumnya disebut dengan Electrical Power
Steering (EPS), dikembangkan untuk membantu steering force dengan menggunakan motor
listrik tanpa bantuan power dari mesin. Fungsinya adalah mengontrol momen motor berdasarkan
kondisi kemudi agar diperoleh karakteristik kemudi yang optimal dan hemat bahan bakar.
Disamping itu, teknologi ini sangat ramah lingkungan karena tidak menggunakan minyak power
steering sehingga dapat mengurangi bobot dan kemudahan dalam hal perbaikan karena jalur oli
tidak terpakai lagi. Sekarang ini, pemakaian EPS semakin meningkat dan EPS diharapkan untuk
mengganti sistem power steering hidrolis.

2.1.1 Macam-macam EPS

1. Model Semi Electric

Putaran motor elektrik hanya dimanfaatkan untuk mendorong


hidraulis. Ini sebagai pengganti pompa power steering yang menempel di
mesin dan diputar oleh sabuk V-belt. Misalnya seperti pada Chevrolet
Zafira dan Mercedes Benz A-Class. Perangkat EPS yang digunakan
tentunya tidak lagi menempel pada mesin. Namun masih mengandalkan
minyak untuk meringankan gerak setir. Biasanya perangkat ini juga masih
menggunakan slang tekan dan slang balik dari minyak. Dinamo masih
harus meneruskan oli untuk membuat tekanan dalam racksteer.

Gambar 2.2 EPS Semi-Electric

2. Model Full Electric

Artinya motor listrik bekerja langsung dalam membantu gerakan


kemudi. Baik yang letaknya menempel pada batang kemudi, seperti
padaToyota Yaris dan Vios. Juga yang letaknya menempel pada rack steer
seperti Honda Jazz, Suzuki Karimun dan Swift. Bahkan pada generasi
awal yang diterapkan Mazda Vantrend lansiran 1995 ataupun Toyota
Crown keluaran 2005, di tempatkan pada gearbox steering.

Gambar 2.3 EPS Full Electric

2.1.2 Komponen EPS

1. Power Steering Control Module

Power Steering Control Module berfungsi mengontrol arus listrik


yang memutarkan motor dan tegangan clutch berdasarkan sinyal yang
masuk.

2. Vehicle Speed Sensor (VSS)

VSS berfungsi untuk mendeteksi kecepatan kendaraan, dipasang


pada transmisi. VSS akan membangkitkan sinyal secara proporsional
bergantung pada kecepatan kendaraan, sinyal tersebut kemudian dikirim
ke speedometer dan power steering control module.

3. Torque Sensor

Torque Sensor berfungsi untuk mendeteksi besarnya gaya yang


dibutuhkan serta arah gerakan steering wheel, yang dikonversikan menjadi
sinyal tegangan listrik untuk dikirim ke power steering control module.
4. Motor & Clutch

Motor berfungsi untuk memutar poros kemudi, sedangkan clutch


berfungsi untuk menghubung dan memutus putaran motor dengan gear
reduksi.

5. Steering Gear

Steering gear berfungsi untuk mengarahkan roda depan dan


meningkatkan momen dengan reduksi giginya sehingga kemudi menjadi
lebih ringan.

6. Accu

Accu berfungsi sebagai sumber tenaga listrik DC.

7. Noise Supressor

Berfungsi untuk mendeteksi aktifitas mesin, yaitu seperti saat


mesin menyala atau tidak, jika hanya kunci kontak posisi on dan belum di
start, dan juga mendeteksi putaran dari mesin, dengan cara mengambil
signal dari ignition coil yang kemudian di kirimkan ke ECM.

2.1.3 Prinsip kerja EPS


Ketika kunci diputar ke posisi On, Control Module memperoleh arus
listrik untuk kondisi stand by, bersamaan dengan itu indikator EPS pada panel
instrument menyala. Dan ketika mesin dihidupkan, Noise Suppressor segera
menginformasikan pada Control Module untuk mengaktifkan motor listrik dan
clutch pun langsung menghubungkan motor dengan batang setir.Salah satu sensor
yang terletak pada steering rack bertugas memberi informasi pada Control
Module ketika setir mulai diputar yang dinamakan Torque Sensor, alat ini akan
memberikan informasi kepada control module sejauh mana setir diputar dan
seberapa cepat putarannya.
Dengan informasi tersebut Control Module segera mengirim arus listrik
sesuai kebutuhan, motor listrik akan memutar gigi kemudi, dengan begitu proses
memutar setir menjadi ringan. Vehicle Speed Sensor bertugas begitu mobil mulai
melaju. Sensor ini memberikan informasi bagi Control Module tentang kecepatan
kendaraan, jika kecepatan melampaui 80 KM maka motor elektrik akan
dinonaktifkan sehingga dengan begitu setir menjadi berat dan meningkatkan
safety. Jadi sistem EPS ini mengatur besarnya arus listrik sesuai yang dibutuhkan
oleh motor listrik dan memberikan kode tertentu jika ada malfungsi pada sistem.
Lampu indikator EPS pada panel instrumen akan menyala berkedip tertentu andai
terjadi kerusakan. Selanjutnya, Control Module menonaktifkan motor elektrik dan
clutch akan melepas hubungan motor dengan batang setir. Namun karena sistem
kemudi yang dilengkapi EPS ini masih terhubung dengan setir via batang baja,
maka mobil masih dimungkinkan untuk dikemudikan. Walau memutar setir akan
terasa berat seperti kemudi tanpa power steering.

2.2 SISTEM KONTROL EPS

2.3 DIAGNOSA KERUSAKAN PADA EPS

Electric Power Steering (EPS) atau power steering elektrik memang dikenal sebagai
perangkat yang minim perawatan.

Namun, kerusakan pada sistem power steering elektrikmerupakan hal yang tidak
terhindarkan.

Lalu apa saja kerusakan yang dapat terjadi pada EPS?

“Sumber tenaga dari EPS adalah listrik, bahkan sistem EPS menjadi penyerap listrik
terbesar kedua setelah motor starter mesin,” ujar Edo dari CPM Motor yang
berlokasi di Ciganjur, Jakarta Selatan.

Letak motor listrik yang berada di bawah berpotensi menimbulkan masalah jika
covernya kurang rapat.

Selain itu, jika aki tekor maka pengendalian setir akan terasa sangat berat.

Komponen utama pada sistem EPS yang berpotensi mengalami kerusakan, sebagai
berikut.

Motor EPS
Komponen ini merupakan pengolah tenaga listrik menjadi tenaga motorik yang akan
memutarkan steering shaft sesuai pembacaan sensor sudut putar kemudi.

“Motor EPS merupakan komponen utama yang terletak di bagian bawah mobil,
maka pastikan pelindung air komponen ini tetap baik,” ungkap Edo.

Sebab jika air menelusup ke motor, maka setir akan terasa berat ketika di putar ke
salah satu sisi.

“Untuk memperbaikinya, Anda harus membawa ke bengkel untuk melakukan


penyetelan ulang torque sensor,” saran Edo.

Rack Steering

Rack steering merupakan komponen yang menyalurkan pergerakan dari motor EPS
ke roda.

“Komponen ini umumnya rusak, ketika vane dan pinion dalam komponen tidak
bersinggungan dengan sempurna,” jelas Edo.

Bunyi aneh pun akan mudah terdengar, ketika mobil melalui jalan yang tidak rata.

Sebaiknya pastikan kondisi karet penutup di ujung kiri dan kanan rack steering tidak
robek.

Sebab jika robek, rack steering akan terkontaminasi oleh kotoran yang dapat
membuat pergerakkan roda jadi tidak sempurna.

Cross Joint Steering Shaft

Komponen satu ini berfungsi meneruskan putaran dari motor EPS ke rack steering.

“Kerusakan pada croos joint steering shaft biasanya karena sambungan pada cross
joint longgar, sehingga shaft oblak dan pergerakkannnya tidak beraturan,” papar
Edo.

Untuk mendeteksi kerusakan komponen ini adalah jika ada suara aneh terdengar
dari belakang kemudi ketika setir dibelokkan.

“Kerusakan terjadi biasanya karena hantaman keras pada ban saat berbelok, akibat
menghajar lubang atau speed bump,” imbuh Edo.

Modul EPS
Modul EPS merupakan pengolah data dari sensor sudut putaran setir untuk
memerintahkan proses kerja pada sistem EPS.

Komponen ini jarang mengalami masalah, karena posisi modul umumnya terdapat
di bagian dalam dasbor.

“Selama dasbor tidak terendam air dan tidak terjadi korsleting komponen ini tidak
akan bermasalah, tapi jika rusak maka setirtidak akan berfungsi sama sekali,” kata
Edo lagi.

DETEKSI
Permasalahan yang ditemukan dalam sistem EPS tentu
macam-macam. Jika berat seperti yang dirasakan Firman, biasanya disebabkan karena suplai arus ke dinamo yang
tidak normal. Sebagai tanda ada problem, lampu indikator EPS umumnya akan menyala. Setelah lampu menyala,
sistem EPS secara otomatis akan tidak berfungsi alias terasa berat diputar.
Mendeteksi problem perlu menggunakan alat khusus. Pada bengkel resmi sudah pakai alat scan untuk mendiagnosa
secara elektronik. Namun paling mudah bisa dilakukan sendiri dengan cara memeriksa kondisi sekring. Pastikan
kondisi sekring tidak longgar, korosi hingga putus dalam boks sekring pusat yang letaknya dalam ruang mesin.
Kemungkinan kerusakan terjadi pada komponen lain yang harus diperiksa oleh bengkel. Baik pada bagian soket
penghubung, modul, dinamo ataupun sensor setir dan sensor kecepatan.

PERAWATAN

Sebagai komponen yang relatif tanpa perlu lagi melakukan perawatan. Umumnya sebatas melakukan
perawatan pada komponen luar rangkaian motor elektrik. Pasalnya, parts pengganti seperti dinamo, sensor dan
komponen kecil lainnya belum dijual di pasaran. Jika terjadi kerusakan, umumnya harus mengganti satu rangkaian.
Misalnya model steer column yang tergabung dengan dinamo atau dengan racksteer.
Walau komponen tersebut didesain tidak mudah rusak. “Sebaiknya air jangan masuk ke motor elektrik. Seperti saat
cuci mobil. Terutama buat yang letaknya tergabung dengan racksteer atau di kolong mobil,” beber Rachmansyah
Nasution.
Sebagai perawatan, menurut Rachman komponen EPS sebaiknya diperiksa secara rutin waktu mobil dalam kondisi
terangkat. Misalnya saat melakukan cuci kolong diperiksa kondisi kabel penghubungnya. Atau bisa dengan
menambahkan pelindung komponen yang bisa kemasukan air. Mulai dari bagian soket. “Bisa ditutupi dengan balutan
lakban,” pesannya.
Sekring EPS yang umumnya tertancap dalam kotak sekring dalam kabin mesin perlu diperiksa juga. Biar enggak
bermasalah, bisa semprot dengan cairan sejenis pembersih atau contact cleaner. Atau diganti setelah tampak
kendur.
Selain itu, komponen penunjang lain seperti karet boot steer dan joint steer bisa dirawat seperti biasa. Jika tampak
sobek hingga getas pada sistem semi electric artinya perlu penggantian segera. Jika joint steer dan bagian tie rod
mulai oblak artinya perlu penggantian juga seperti merawat PS biasa saja.
BAB III
PENUTUP
Elektronik Power Steering merupakan sistem yang membantu pengoperasian stering
waktu dibelokkan dengan menggukan motor listrik, dipakai pada kendaraan sedang dan kecil.

Seperti halnya pada power steering hidrolik yang berfungsi untuk meringankan tenaga
untuk memutar steering wheel, Elektronik Power Steering tidak lagi menggunakan hidrolik
sebagai power tetapi menggunakan motor DC yang dikontrol secara elektrik, dengan demikian
dibandingkan dengan Hydraulic Power Steering memiliki beberapa kelebihan antara lain :
1. Kehilangan tenaga mesin sangat kecil
2. Konsumsi bahan bakar lebih irit
3. Lebih ringan dan kompak
4. EPS bekerja berdasarkan kecepatan kendaraan
5. Mudah dalam pemeriksaan
6. Lebih aman

Anda mungkin juga menyukai