Anda di halaman 1dari 21

Makala Transmisi Otomatis

Dosen:
Ir.Kasianto, MT
NIP:196908131995121001

Disusun oleh:

Kelas:3A D-IV TOE

POLITEKNIK NEGERI MALANG


JURUSAN TEKNIK MESIN
PRODI TEKNIK OTOMOTIF ELEKTERONIK
2017
KATA PENGANTAR

Alahamdulillah, puji syukur kita kepada allah yang maha esa yang mana telah
memberikan kita nikmat kesehatan dan nikmat kekuatan sehingga kita masih bisa
dan mampu menjalan kan aktifit.as sehari-hari sebagaimana mestinya.

Sehingga saya pun dapat menyelesaikan makalah ini dengan sebaik-baiknya


dan semampu saya, adapun maksud dan tujuan saya dalam penyelesaian makalah ini
ialah agar saya, teman-teman, dan siapapun yang membaca dapat mengerti isi dari
kandungan yang ada pada Makalah Tansmisi otomatis ini,dan dapat kita terapka
dalam kehidupan sehari-hari.

Disadari bahwa makalah ini disusun dengan berbagai keterbatasan, sehingga


hasil nya masih jauh dari harapan kita semua, meski demekian di harapankan
dapamenjadi langkah awal bagi kita untuk bisa menyusun suatu kebersamaan.
Selanjutanya semoga allah SWT selalu memberikan petunjuk dan pertolongan nya
kepada kita semua.

Malang, 05 mei 2018

penulis
DAFTAR ISI
Daftar Isi…………………………………………………………………………i
Kata pengantar…………………………………………………………………..ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang……………………………………………………….iii
1.2 Rumusan masalah…………………………………………………...iii
1.3 Tujuan penulisan…………………………………………………….iii
1.4 Batasan masalah……………………………………………………..iii
1.5 Manfaat……………………………………………………………....iii

BAB II TEORI DASAR


2.1 Sejarah transmisi otomatis……………………………………………5
2.2 Pengertian Transmisi otomatis……………………………………….6
2.3 Klasifikasi Transmisi otomatis……………………………………….8
2.4 Konstruksi Transmisi otomatis……………………………………….9
2.5 Komponen Transmisi otomatis……………………………………...10

BAB III PEMBAHASAN


3.1 Cara kerja Transmisi otomatis……………………………………….11
3.2 Perawatan Transmisi otomatis……………………………………….12
3.4 Permasalahan Penyebab serta Perbaikan…………………………….13

BAB IV KESIMPULAN
4.1 Kesimpulan…………………………………………………………..14
4.2 Saran…………………………………………………………………15
4.3 Daftar pustaka……………………………………………………….16
BAB I
A. Latar belakang
Penulisan makalah ini merupakan pemaparan mengenai transmisi otomatis, yang diambil
dari beberapa sumber. salah satu sumber yang paling banyak digunakan adalah website dan ilmu
otomotif yang merupakan teori dalam kejuruan otomotif, yang juga merupakan teori yang di
ajarkan didalamm.Pembahasan khusus tentang transmisi otomatis yang dipaparkan dalam
makalah ini saya sadari akan adanya hambatan-hambatan dalam upaya pencarian pengetahuan
dan menunjukkan pada saya cara-cara mengatasi hambatan-hambatan itu. makna dan fungsinya
tentu merupakan kajian yang termasuk dalam. Harapannya, penulisan makalah yang saya tulis ini
dapat mengulas bahasan kali ini dengan jelas dan tepat tanpa mengurangi esensi dari tulisan dari
berbagai sumber yang telah digunakan

B. Rumusan masalah
1.Apa pengertian system Transmisi otomatis ?
2.Apa saja jenis jenis Transmisi otomatis ?
3.Bagaimana cara kerja Transmisi otomatis ?
4.Bagaimana konstruksi Transmisi otomatis /

C. Tujuan
1.Untuk mengetahui pengertian Transmisi otomatis
2.Untuk mengetahui jenis-jenis Transmisi otomatis
3.Untuk mengetahui cara kerja Transmisi otomatis
4.Untuk mengetahui konstruksi Transmisi otomatis

D. Batasan masalah
Sebelumnya Ada banyak jenis Transmisi yaitu Transmisi manul, otomatis, dan semi
otomatis disini saya hanya akan menjelaskan tentang TRANSMISI OTOMATIS

E. Manfaat
1.Dapat memahami pengertian Transmisi Otomatis
2.Dapat memahami jenis jenis Transmisi Otomatis
3.Dapat memahami cara kerja Transmisi Otomatis
4.Dapat mamahami konstruksi Transmisi Otomatis
BAB II

TEORI DASAR

A. Sejarah Transmisi Otomatis


Di tahun 1948 Olds mobile menjadi mobil pertama yang mengusung transmisi full
automatic, Cara kerjanya simpel, sebuah pompa hidraulik mendorong gigi ke posisi selanjutnya,
bila telah tercapai torsi tertentu dari mesin.Karena banyaknya energi terbuang percuma dari selip
fluida dalam transmisi, laju kendaraan lebih pelan dan konsumsi bbm lebih boros dibanding
manual. Namun ini tidak menghalangi konsumen di Negeri Paman Sam membelinya karena
kenyamanan yang ditawarkan. Keberhasilan ini membuat pabrikan lain menyodorkan versi
otomatis. Di 1950 saja, sebagian besar pabrikan mobil di Amerika telah memiliki varian transmisi
matik.
Kemudian pada tahun 1990-an ketika teknologi elektronik mulai berkembang pesat, sistem
komputer pun digunakan untuk memperhebat kinerja transmisi. Perpindahan gigi manual lewat
sentuhan tombol mulai diperkenalkan, dan konsumen diberi nuansa sporty di dalam kendaraan
mereka. Saat ini transmisi otomatis bagaikan lahan perlombaan kecanggihan teknologi sejumlah
pabrikan.

Hydraulic Automatic Transmission


Ini merupakan jenis transmisi otomatis yang sering disebut sebagai tipe konvensional. Meski tetap
menggunakan pasangan roda gigi seperti manual, transmisi ini memiliki fluida di antara kopling
untuk memungkinkan kendaraan berhenti tanpa membuat mesin mati.

Selanjutnya, saat dicapai sebuah nilai torsi mesin tertentu, pompa fluida akan bekerja
memindahkan gigi, baik ke posisi lebih rendah maupun lebih tinggi. Konstruksi mekanikal
penyalur daya ini cukup rumit sehingga transmisi otomatis biasanya memiliki bobot lebih berat
ketimbang manual.

Transmisi jenis ini hanya memiliki tujuan kenyamanan mengemudi. Dari segi kedinamisan, terjadi
beberapa hambatan perpindahan energi dari mesin ke roda. Utamanya karena terjadi selip fluida
di antara kopling, serta pompa fluida yang membutuhkan energi untuk bekerja.

Continuous Variable Transmission (CVT)


Transmisi ini tidak memiliki roda gigi seperti pada transmisi konvensional. Gantinya, ditempatkan
2 buah puli (penggerak dan digerakkan) yang dihubungkan dengan sebuah sabuk baja. Nah, sebuah
pompa hidraulik akan bekerja mengatur diameter kedua puli tersebut, sehingga rasio putarannya
berubah.
Karena tak adanya perpindahan roda gigi, perubahan diameter puli ini menyebabkan mobil serasa
berpindah gigi secara sangat halus. Itu sebabnya, transmisi CVT sering diistilahkan sebagai
transmisi dengan jumlah percepatan tak terhingga. Keunggulan dari CVT terletak pada desainnya
yang kompak serta kehalusan mengemudi. Selain itu, saat berkendara di tol putaran mesin juga
bisa dibuat relatif rendah dibanding tipe konvensional.

Sayangnya, transmisi CVT kadang dinilai kurang lincah berakselerasi. Oleh sebab itu beberapa
pabrikan seperti Audi dan Honda melengkapi transmisi CVT mereka dengan mode manual, yang
merekayasa perubahan diameter puli. Selain itu, karena kekuatannya hanya tergantung satu sabuk,
CVT tidak direkomendasikan untuk mobil bertenaga di atas 200 dk. Tapi sebagai partner berjalan
santai di dalam kota, kenyamanan CVT sulit ditandingi.

Automated Manual Transmission (AMT)


Di jenis ini, mobil memiliki girboks dengan kopling kering layaknya mobil manual. Tapi bedanya,
mekanisme kerja kopling dikendalikan oleh sebuah pompa yang diatur secara elektronik. Hasilnya
Anda bisa berkendara nyaman layaknya transmisi otomatis, namun tanpa selip fluida berlebihan
begitu melaju di sebuah posisi gigi.

Mobil pertama yang memakai transmisi AMT di Indonesia adalah Alfa Romeo 156 Selespeed
yang meluncur di tahun 2000. Sedangkan yang berada di pasaran sekarang, transmisi AMT
digunakan oleh smartfortwo serta Proton Savvy. Konsumsi bbm tidak terkorbankan terlalu
banyak di transmisi ini, namun kelemahannya terletak pada perpindahan gigi yang relatif lambat
plus entakan yang cukup terasa saat berpindah gigi.
Dual Cluth Transmission
Sesuai namanya, transmisi ini memiliki dua buah kopling kering yang sudah terhubung dengan
posisi gigi berikutnya. Hasilnya, perpindahan gigi bisa dilakukan lebih cepat dari kemampuan
tangan manusia dan tanpa selip kopling. Kehebatan sistem ini membuat sejumlah pabrikan mobil
sport menggunakannya, bahkan memberi nama sendiri-sendiri. Sebut saja VW dengan DSG (Dual
Sequential Gearbox), BMW memakai SMG (Sequential Manual Gearbox), Ford dengan
Powershift, atau Porsche yang menyebutnya sebagai PDK (Porsche Doppelkuplung).
Di Indonesia, Anda bisa menikmati transmisi koling ganda ini antara lain di VW Golf GTI dan
TSI, VW Touran, BMW M3, Ford Fiesta 1.6 S, serta Ford Focus TDCi. Enaknya lagi, transmisi
ini sudah bisa didapat dengan harga terjangkau, seperti contohnya di Fiesta 1.6 S.

B. Pengertian Transmisi Otomatis


adalah jenis transmisi yang gigi-giginya dapat berpindah secara otomatis sesuai dengan beban
mesin (besamya penekanan pedal gas) dan kecepatan kendaraan. Sebaliknya, mobil yang masih
menggunakan transmisi manual, pengemudi harus merobah gigi-gigi dengan mempergunakan
tuas pemindah gigi. Dengan transmisi otomatis, gigi-gigi berpindah secara otomatis untuk
memenuhi kondisi jalan dan muatan yang berbeda-beda. Jika pada transmisi manual terdapat
kopling gesek, maka pada transmisi otomatis terdapat torque conventor (pengubah puntiran)
yang bekerja sebagai kopling otomatis.

Dalam transmisi otomatis, minyak transmisi tidak saja melumasi dan berperan sebagai pendingin
namun juga bekerja untuk mcmindahkan gigi secara otomatis dan sebagai fluida kopling
otomatis. Oleh karena itu, jumlah minyak transmisi harus cukup guna menjalankan fungsinya
dengan baik. Selain itu, karena minyak transmisi otomatis akan memburuk jika jarak tempuh
kendaraan bertambah maka penggantian secara perodik sangat diperlukan.
Torsi tertinggi suatu mesin umumnya terjadi pada sekitar pertengahan dari batas putaran
mesin yang diijinkan, sedangkan kendaraan memerlukan torsi tertinggi pada saat mulai bergerak.
Selain itu, kendaraan yang berjalan pada jalan yang mendaki memerlukan torsi yang lebih tinggi
dibandingkan mobil yang berjalan pada jalan yang mendatar. Kendaraan yang berjalan dengan
kecepatan rendah memerlukan torsi yang lebih tinggi dibandingkan kecepatan tinggi. Dengan
kondisi operasi yang berbeda-beda tersebut maka diperlukan sistem transmisi agar kebutuhan
tenaga dapat dipenuhi oleh mesin. Transmisi otomatik
dikendalikan dengan hanya menggerakkan tuas percepatan ke posisi tertentu.Posisi tuas transmisi
otomatik disusun mengikut format P-R-N-D-3-2-L, sama ada dari kiri ke kanan ataupun dari atas
ke bawah. Mesin hanya bisa dihidupkan pada posisi P ataupun N saja.Umumnya moda transmisi
otomatik adalah seperti berikut:

 Posisi P (Park)
Pada posisi ini kendaraan tidak dapat bergerak (roda tidak dapat diputar) tetapi mesin dapat
dihidupkan.Posisi ini digunakan untuk kendaraan yang diparkir, atau pada kendaraan untuk
keperluan mesin dihidupkan tetapi kendaraan tidak dijalankan.

 Posisi R (Reverse)

Posisi ini jadi digunakan untuk menggerakan kendaraan mundur.

 Posisi N (Netral)

Pada posisi ini kendaraan tidak bergerak tetapi roda dapat diputar dan mesin dapat
dihidupkan.Hanya posisi N dan P mesin dapat dihidupkan, posisi N transmisi pada posisi netral,
biasanya digunakan untuk menghidupkan mesin sebelum kendaraan dijalankan atau ketika
kendaraan berhenti sementara mesin hidup, seperti menunggu lampu hijau menyala di perempatan
jalan.

 Posisi D (Drive)

Posisi D, digunakan untuk menggerakkan kendaraan bergerak maju secara otomatis dan
dapat mengatur posisi kerja dari gigi 1, 2 dan 3, atau sebaliknya, jika switch O/D di-posisikan ON,
transmisi secara otomatis dapat mengatur kerja dari gigi 1, 2, 3 dan 4 atau sebaliknya. Posisi ini
biasanya digunakan untuk jalan normal dan rata.

 Posisi 2

Posisi ini digunakan untuk menggerakan kendaraan bergerak maju, tetapi secara otomatis
hanya dapat mengatur posisi kerja dari gigi 1 ke gigi 2 atau sebaliknya, biasanya digunakan untuk
jalanan menanjak atau turunan tajam.

 Posisi L

Posisi ini digunakan untuk menggerakan kendaraan bergerak maju tetapi hanya pada posisi
gigi 1 saja, biasanya digunakan untuk jalanan yang sangat menanjak atau turunan yang sangat
tajam yang tidak dapat dilakukan pada posisi gigi 2.
C. Klasifikasi transmisi otomatis
Torque Converter
Transmisi yang relatif mudah perawatannya jika dibandingkan dengan tipe transmisi otomatis
jenis CVT dan Dual Clutch.
Transmisi ini memiliki komponen utama yaitu Planetary gear unit (gir planet), hidraulic control
unit dan torque converter. Transmisi otomatis tipe torque converter dilengkapi kopling basah
(wet clutch) yang dioperasikan oleh torque converter untuk memperbesar momen mesin.
Perangkat elektronik yang menjadi bagian dari sistem transmisi otomatis torque converter akan
mendeteksi perilaku pengemudi saat menginjak pedal gas. Contohnya ketika pengemudi
melakukan kickdown maka komputer akan mendeteksi hal tersebut dan kemudian
mengkondisikan agar transmisi bekerja pada rasio gigi yang lebih rendah sehingga tenaga yang
besar dan putaran mesin yang tinggi untuk ber-akselerasi dapat diraih.
Meskipun perpindahan gigi tidak sehalus CVT dan konstruksi transmisi lumayan berat, Beberapa
kendaraan memilih menggunakan sistem tranmisi otomatis tipe Torque Converter ini seperti
Suzuki Ertiga, Mazda 2, Toyota Yaris, Honda Brio, Toyota Avanza, dll.

CVT (Continously Variable Transmission)


Salah satu tipe transmisi otomatis yang sudah tidak asing lagi di dunia otomotif karena telah
banyak digunakan pada kendaraan bermotor khususnya sepeda motor tipe skuter matik.
Transmisi otomatis jenis CVT bekerja sangat halus dan tidak ada gejala menghentak dalam
proses perpindahan giginya, terang saja karena CVT tidak menggunakan media roda gigi untuk
transfer daya dari mesin ke roda dan bisa dikatakan rasio giginya paling rapat .
Sistem transmisi otomatis jenis CVT memanfaatkan dua pulley yang terhubung oleh sabuk (belt)
dimana Pulley yang satu terhubung dengan mesin sebagai penggerak dan pulley satunya lagi
untuk menggerakan roda (yang digerakan). Diameter kedua pulley ini dapat membesar atau
mengecil sesuai putaran mesin.
Pada kondisi mesin stsioner ukuran pulley penggerak lebih kecil dari pada pulley yang digerakan
seiring bertambahnya putaran mesin maka pulley penggerak akan membesar dan pulley yang
digerakan mengecil hingga pada satu kondisi ukuran kedua pulley sama dan menghasilkan rasio
1:1 (rasio gear 4 atau 5 di transmisi manual).
Konstruksi transmisi CVT lebih ringkas dibanding Torque Converter dan Dual Clutch sehingga
lebih ringan dan ongkos produksinya lebih murah. Namun power lost yang cukup tinggi
khususnya saat berakselerasi, akibat dari gesekan antara pully dan belt CVT yang terkadang slip
membuat jenis transmisi CVT tidak digunakan pada mobil tipe sport atau supercar yang
membutuhkan transfer daya maksimal dari mesin yang umumnya memilik torsi yang sangat
besar.
Awalnya, Belt CVT juga rentan mengalami gangguan, khususnya pada mobil dengan mesin ber-
CC besar. Tapi seiring perkembangan teknologi dan riset yang di lakukan sehingga
menghasilkan sabuk baja CVT dengan durabilitas yang lebih baik maka penggunaan transmisi
CVT pada kendaraan roda empat akan semakin luas.
Mobil yang menggunakan transmisi otomatis tipe CVT antara lain, Mitsubishi Outlander Sport,
Nissan Grand Livina, Suzuki Swift sport, Honda New Jazz Honda HRV, Toyota Alphard, dll.

Dual Clutch Transmission


Salah satu teknologi terbaru dalam bidang penerus daya (transmisi) untuk kendaraan bermotor.
Transmisi ini memiliki dua kopling yang siap beroperasi menyalurkan tenaga mesin ke-roda
sesuai kebutuhan pengemudi. Terdapat dua tipe kopling yang digunakan pada Dual Clutch
Transmission, ada yang menggunakan tipe kering dan ada juga yang menggunakan kopling tipe
basah
Secara sederhana proses kerja Dual Clutch Transmission adalah sebagai berikut; Dua buah
kopling yang terdapat dalam sistem Dual Clutch Transmission memiliki tugas yang berbeda.
Misalnya terdapat Kopling satu sebut saja koplin A bertugas untuk menggerakan gear 1,3,5, dan
R sedangkan kopling lainnya sebut saja kopling B bertugas menggerakkan gear 2,4,6.

Saat posisi Gigi satu (first gear) kopling A menutup, sementara itu di waktu yang sama gear-dua
pun terhubung tapi kopling B membuka. Ketika tiba waktunya masuk ke gigi dua maka kopling
B menutup sementara Kopling A membuka dan dalam waktu yang sama gear-tiga pun terhubung
begitu seterusnya hingga final-gear.

Secara prinsip Dual Clutch Transmision bekerja layaknya trnasmisi manual. Karena didalamnya
terdapat komponen yang juga ditemukan dalam transmisi manual seperti kopling, synchronizers,
gigi transmisi dll. Hanya saja tanpa pedal kopling yang tugasnya sudah di komputerisasi
didukung perangkat hydrolic dan selenoid untuk melakukan perpindahan gigi. Namun meskipun
tanpa pedal kopling, DCT dapat dikendalikan manual dengan memerintah komputer untuk
melakukan perpindahan gigi melalui tombol atau gearshift yang biasa terdapat dibawah lingkar
kemudi.

DCT (Dual Clutch Transmision) menghasilkan perpindahan gigi yang sangat cepat dan halus,
sehingga mengurangi resiko power-loss ataupun hentakan yang biasa terjadi saat perpindahan
gigi seperti yang biasa terjadi pada kendaraan yang menggunakan sistem transmisi manual.
Karena itu pula penggunaan bahan bakar di klaim lebih efisien. Bagian yang paling menarik dari
sistim DCT adalah masih terdapat opsi untuk mengendalikan perpindahan gigi secara manual
atau full otomatis.
Kendaraan dengan Dual Clutch Transmisi dapat ditemukan pada mobil Ford Fiesta, , Nissan GT-
R, Porche 911, Ferrari F430 Scuderia, Mitsubishi Lancer Evo X, Lamborghini Huracan, BMW
M series, VW Golf GTi, dll.

D.Konstruksi Transmisi Otomatis


PUMP IMPELLER

Pump impeller disatukan dengan converter case dan converter case dihubungkan ke poros engkol
melalui drive plate, ini berarti pump impeller akan berputar saat poros engkol berputar. Pump
impeler berfungsi untuk melemparkan fluida (ATF) ke turbine runner agar turbine runner ikut
berputar. Pump impeller terdiri dari vane dan guide ring. Guide ring berfungsi untuk membentuk
celah yang memperlancar aliran minyak.

TURBINE RUNNER

Turbine runner dihubungkan dengan over drive input shaft transmisi, ini berarti turbine runner
berfungsi untuk menerima lemparan fluida dari pump impeller dan memutarkan over drive input
shaft transmisi. Turbine runner terdiri dari vane dan guide ring. Arah vane pada turbine runner
berlawanan dengan vane pump impeler

STATOR

Stator ditempatkan di tengah-tengah antara pump impeller dan turbine runner. Dipasang pada
poros stator yang diikatkan pada transmission case melalui one way clutch. Stator berfungsi
mengarahkan fluida dari turbine runner agar menabrak bagian belakang vane pump impeller,
sehingga memberikan tambahan tenaga pada pump impeller.
One way clutch memungkinkan stator hanya berputar searah dengan poros engkol. Oleh karena
itu, stator akan berputar atau terkunci tergantung dari arah dorongan minyak pada vane stator.

Gambar:Konstruksi Pump Impeller dan Turbin runner dan Stator


D. Komponen Transmisi otomatis
Set aksesoris planet
Bagian ini merupakan sistem mekanik yang bertugas untuk menyediakan berbagai rasio pada
roda gigi maju serta mundur

Sistem Hidrolik
Sistem ini menggunakan cairan transmisi khusus yang nantinya dikirm oleh Pump Oil melalui
Badan Valve. Dimana nantinya akan memikul tugas untuk mengontrol bagian Kopling serta
Band. Komponen transmisi yang berhubungan dengan kopling tersusu oleh beberapa bagian,
diantaranya pedal kopling, master kopling atas, fork kopling atau garbu pembebas, release
hearing kopling, cover cluth, kampas kopling atau plat kopling, serta roda gila atau Fly Wheel.

Gasket serta segel


Bagian ini digunakan untuk menjaga minyak dari kebocoran.
Torque Converter
Bagian ini memiliki fungsi selayaknya kopling. Dimana nantinya memungkinkan kendaraan
(mobil) kita untuk pergi ataupun berhenti di gigi ketika mesin tengah berjalan.

Modulator atau Throttle


Di bagian ini memiliki fungsi untuk memantau kecepatan serta posisi dari throttle kapan waktu
akan bergeser.

Dari apa yang kami jelaskan diatas dapat disimpulkan jika komponen transmisi yang
berhubungan dengan kopling adalah bagian-bagian daripada kopling itu sendiri. Komponen
transmisi otomatis memang memiliki banyak gigi di dalamnya dengan berbagai macam
kombinasi. Dari kesemua gigi yang ada memiliki fungsi serta cara kerja yang saling bergantung
satu sama lainnya.

Dapat disimpulkan jika komponen transmisi otomatis haruslah benar-benar kita perhatikan
dengan baik. Pasalnya, jika ada satu abgian komponen yang rusak, bisa dipastikan sistem
transmisi inipun tidak akan berjalan. Lalu bagian mana saja komponen transmisi yang sering
mengalami kerusakan? Komponen transmisi yang sering rusak adalah bagian dari sistem
transmisi itu sendiri. Adapun cara untuk mencegahnya ialah lakukan maintanance secara teratur.
Kami sarankan untuk melakukan penggantian oli transmisi setiap 20ribu km. Selain itu juga,
kami sarankan dalam penggantian oli transmisi hendaknya jangan menggonta-ganti merk oli.
Gunakan satu jeni oli saja.

Komponen Utama Transmisi terdiri dari beberapa bagian penting


diantaranya :
Input Shaft
Ini adalah bagian dari transmisi yang langsung berhubungan dengan bagian kampas kopling.
Inilah yang menyebabkan mengapa kampas kompling tidak bisa masuk ke segala macam jenis
mobil. Karena nantinya kampas harus masuk ke dalam input shaft.

Speed gear
Merupakan bagian gigi percepatan. Bagian inilah yang paling menentikan berapa kecepatan yang
nantinya akan dihasilkan oleh mesin.

Counter gear
Ini adalah bagian roda gigi namun letaknya berlawanan dengan gigi percepatan. Roda gigi inilah
bekerja bersama roda gigi percepatan membentuk sebuah perbandingan gigi yang nantinya akan
menghasilkan sebuah percepatan (pertambahan putaran).

Cluth hub
Bagian komponen yang memiliki tugas untuk meneruskan putaran ke bagian gigi percepatan
serta memutuskan putaran. Bagian ini juga yang bekerja menentukan bagian gigi percepatan
yang mana yang nantinya akan bekerja.
Drift fork
Merupakan sebuah tuas garpu pemindah yang nantinya memiliki fungsi untuk mengoperasikan
clutch hub.

BAB III
PEMBAHASAN
A. Cara kerja Transmisi otomatis
Diagram cara kerja Transmisi otomatis:Poros Engkol >> Torque Converter >> Planetary Gear
>> [Differential >> Drive Shaft >>Roda] pada penggerak roda belakang, bagian didalam
kurungkotak diganti [As Kopel>> Gardan/Differential>>Roda].

1. Torque converter menggantikan kopling mekanikal pada transmisi manual. Lewat torque
converter ini torsi disalurkan dengan mekanisme pompa dan turbin. Didalam torque converter
terdapat 3buah baling2. Yang pertama bekerja sebagai pompa yang dikopel langsung dengan
mesin. Yang kedua "turbin" dikopel langsung dengan planetray gear. Dan yang terakhir adalah
stator. Cara kerjanya, baling-baling yang terkopel pada mesin berputar untuk memompakan Oli
transmisi didalam sebuah ruang tertutup. Lalu tekanan oli tersebut mendorong turbin layaknya
air bertekanan yang menggerakkan pembangkit listrik tenaga air. Konsep sederhananya, anda
menyalakan sebuah kipas angin lalu tepat didepannya anda letakkan kipas angin yang lain dalam
keadaan mati. Maka kipas angin yang mati tadi akan berputar seiring meningkatnya tekanan
udara dari kipas angin yang menyala. Dari sistem tersebut, didapatkan peningkatan torsi pada
turbin saat RPM pada mesin meningkat. Karena itulah perlengkapan ini disebut torque converter.
Karena dia merubah putaran tinggi pada mesin menjadi torsi saat dibutuhkan. Namun alat ini
jugalah yang menyebabkan konsumsi bahan bakar pada mobil matik meningkat. Karena pompa
dan turbin tidak akan pernah berputar 1:1 saat berbeban. Oleh karena itu, pada
pengembangannya di aplikasikan perangkat "lock up" yang akan mengunci pompa dan turbin
secara mekanis untuk mendapatkan efisiensi saat RPM tinggi dan overdrive. Lalu fungsi stator?
Nah stator adalah pengembangan sistem dua baling-baling menjadi 3 baling baling. Dimana
baling diantara pompa dan turbin tidak bergerak. Oleh karena itu dinamakan stator (statis:diam)
dan fungsinya adalah mengoptimalkan arah tekanan oli untuk menggerakkan turbin.

2. Planetary Gear. Komponen ini menggantikan gigi-gigi rasio pada transmisi manual untuk
merubah rasio putaran turbin terhadap roda. Fungsi utamanya sebetulnya tidaklah berbeda
dengan fungsi transmisi manual yang biasa anda ganti-ganti dengan tuas persneling saat
menjalankan mobil. Namun desain fisiknya yang berbeda cukup jauh. Pada planetary gear tidak
ada dua barisan roda gigi yang saling berhubungan dengan rasio berbeda-beda. Tetapi sebuah
roda gigi yang dikelilingi banyak roda gigi kecil dan ruman planetary yang memiliki gigi
dibagian dalamnya. Untuk lebih jelas, carilah gambarnya di search engine. Karena cukup sulit
menggambarkannya hanya dengan tulisan. Nah, disinilah Valve body bekerja. Valve body
mengatur jalannya oli untuk merubah rasio planetary gear secara hidraulis.

Itulah cara kerja tranmisi yang banyak digunakan pada mobil2 yang bersliweran saat ini. Torque
converter menyebabkan mobil serasa berjalan dengan kopling yang selip. Dan planetary gear
menyebabkan mobil seperti memindahkan giginya secara otomatis.
Untuk transmisi CVT kehadiran planetary gear digantikan dengan sabuk dan pulley yang
diameter drivingnya dapat berubah-ubah sehingga rasio putaran dari dua buah pulley tersebut
juga berubah-ubah. Dari sistem CVT yang diaplikasikan pada transmisi tersebut, didapatkan
perpindahan percepatan (rasio) yang sangat halus. Seperti yang anda rasakan pada motor matic
dengan CVT. Namun perubahan rasio CVT pada mobil tidaklah dilakukan secara mekanikal
layaknya sepeda motor. Namun hal itu dilakukan secara elektro hidrolis yang diatur oleh ECU
mobil. Sehingga perubahan rasio akan berubah sesuai dengan beban mobil, injakan pedal gas,
putaran mesin dan lain sebagainya untuk mendapatkan tenaga yang optimal dan efisiensi bahan
bakar yang tinggi

Tambahan: untuk lebih mengenal karakteristik transmisi matik, berikut perilaku transmisi matik
untuk setiap posisi tuasnya:
P: transmisi akan mengunci komponen yang terkopel langsung dengan roda. Hal ini memberikan
efek seperti rem tangan, tetapi jangan hanya mengandalkan posisiiniuntukparkir dengan beban
yang cukup berat. ex: tanjakan.
R: Gunakan posisi ini untuk berjalan kearah belakang(mundur).
N: di posisi ini, seluruh hubungan antara roda dan mesin dilepaskan. Dan tidak ada mekanisme
pengunci roda layaknya posisi P. catatan: sangat disarankan untuk menggunakan posisi N dan
aktifkan rem daripada P jika anda tidak bermaksud berhenti untuk meninggalkan mobil.
D: gunakan posisi ini untuk menggunakan seluruh rasio dalam transmisi anda selama perjalanan.
dibeberapa mobil juga terdapat tatanan D4, D3, L2, L1. Untuk merk toyota biasanya terdapat
D,2,1 dengan tombol overdrive off pada tuasnya.
D3 atau O/D off: posisi ini akan membatasi perpindahan rasio hingga tingkat ke 3. Pada
beberapa mobil toyota dengan tombol O/D off, tombol ini menonaktifkan gigi4 dan menahan
transmisi pada rasio tingkat3. Gunakan posisi ini untuk melakukan overtakin.

B. Perawatan Transmisi otomatis


Perawatan transmisi otomatis yang dilakukan sama dengan perawatan yang dilakukan terhadap
transmisi manual, berupa pengecekan terhadap kualitas minyak transmisi otomatis (hampir sama
dengan minyak rem/Automatic Transmission Fluid dan bukan termasuk oli) dan kebocoran dari
packing-packing yang ada. Malah sebenarnya lebih simple dari manual.

Namun kualitas minyak untuk transmisi otomatis ini bila dipergunakan sebagaimana semestinya
dan tidak ada kebocoran, bisa tahan 50 ribu kilometer sampai 100 ribu kilometer. â€Malah
sebenarnya bisa sampai 200 ribu kilometer, jelas Agus Susanto Kepala Bengkel PT Hyundai
Mobil Indonesia.Ia mengatakan, kopling transmisi otomatis ini lebih efisien karena berdaya
tahan lama dari oli transmisi manual. Kopling ini terendam dalam bak minyak transmisi dan
tidak bergesekan langsung. Berbeda dengan transmisi manual dengan sistem kopling kering yang
bersentuhan dengan roda gila.Kesan bahwa transmisi otomatis perawatannya sulit dan tidak
semua bengkel yang bisa menanganinya adalah memang benar. Tetapi bukankah kalau
kendaraan diperlakukan dengan benar dalam artian dirawat dengan baik, maka tidaklah mungkin
transmisi akan mengalami kerusakan dengan sendirinya.
Yang penting kalau kendaraan mengalami mogok dan ketika harus didorong, bagian roda mobil
yang digerakkan transmisi tersebut harus diangkat. Tidak boleh menyentuh jalan ketika ditarik,
jelas Kepala Bengkel PT Hyundai Mobil Indonesia tersebut.

Alasannya adalah, pada sistem transmisi otomatis, putaran mesin tersebut dipindahkan untuk
memutar roda melalui minyak transmisi yang disemprotkan ke tiap gigi percepatan tersebut.
Sedangkan bila ditarik yang terjadi adalah proses kebalikannya, di mana putaran roda akan
menghasilkan tekanan kepada katup solenoid yang tertutup karena mesin tidak dihidupkan.
“Yang biasanya rusak adalah seal-seal, dan bila sudah parah pompa minyak transmisi tersebut
yang akan rusak, jelas Agus.
Tergantung PemakaianNamun cepat atau tidaknya, baik transmisi otomatis maupun manual
tersebut memang tergantung dari pemakaiannya. Bisa saja dari cara membawanya yang kasar,
ataupun kendaraan membawa beban lebih.

Karena itu setiap pengemudi sewajarnya mengetahui fungsi-fungsi dari tiap huruf dan angka
yang tertera dituas transmisi otomatis tersebut. Misalnya saja angka 1, berarti diperuntukkan
bagi tanjakan dan turunan yang sangat curam. Kalau dipakai terus untuk jalur yang datar hanya
akan memboroskan bahan bakar saja. Putaran mesin dan kecepatan yang diraih tidak seimbang.
Bila posisi tuas di 2, sebaiknya digunakan bila menghadapi jalan yang menanjak dan menurun
yang tidak terlalu curam dan jangka waktu yang agak lama. Sedangkan untuk posisi D ini sama
artinya dengan posisi gigi 3, yang diperuntukkan perjalanan dalam kota atau normal.
Untuk menghadapi jalur lurus yang dapat ditempuh dalam kecepatan tinggi serta dalam waktu
yang lama dapat mengaktifkan tombol Over Drive (O/D). Gunanya untuk menurunkan putaran
mesin yang otomatis dapat menurunkan konsumsi bahan bakar. Posisi ini sama saja dengan gigi
4.

Namun sekarang percepatan transmisi otomatis ini tidak hanya sampai 4 saja, sudah sampai 5
percepatan. Gigi 1, 2, 3, D dan Over Drive. Posisi lain yang harus diketahui kegunaannya adalah
posisi N, P dan R. Posisi N ini dapat digunakan ketika berada di lampu merah. Dari posisi D
sebaiknya digeser ke posisi N. Sedangkan posisi P ini digunakan ketika memarkirkan kendaraan.
C. Masalah, penyebab dan perbaikan Transmisi otomatis
Sentakan Saat Perpindahan Gigi
Umumnya, transmisi matic pada mobil terbaru sudah terbilang sangat modern dan memiliki
perpindahan gigi yang cukup halus. Apabila masih terasa, masih dalam tahapan yang sangat bisa
ditolerir. Namun jika saat perpindahan gigi awal terasa ada sentakan yang membuat mobil seperti
terasa didorong mendadak, patut dicurigai ada masalah pada sistem transmisi mobil otomatis
tersebut.

Kerusakan yang ada bisa dikarenakan kerusakan pada sistem elektronis atau juga mekanis. Hal
ini bisa dideteksi dengan menggunakan socket OBD yang ada pada engine scanner. Biasanya,
kerusakan yang terjadi adalah kebocoran pada selenoid pressure. Sehingga oli transmisi tak dapat
menjaga perpindahan gigi saat rpm optimal tercapai dan menyebabkan sentakan saat
perpindahan gigi.

Getaran Pada Mobil


Mungkin getaran pada mobil bisa dibilang normal karena adanya mesin yang bekerja. Namun
jika getaran terasa terlalu mengganggu, bisa saja hal tersebut dikarenakan adanya masalah pada
mesin atau pada transmisi. Biasanya getaran juga muncul karena kampas kopling pada mobil
sudah mulai aus atau juga hangus. Dengan demikian, kampas kopling menjadi tidak halus atau
rata dan menimbulkan gesekan pada amplas kopling tersebut. Saat dikendarai, pengemudi akan
merasakan mobil terasa bergetar.

Sulit Untuk Gigi Mundur


Jika transmisi sudah mulai semakin parah, gejala yang dirasakan juga akan semakin besar. Salah
satu contohnya adalah gigi mundur menjadi sulit untuk dipergunakan. Hal ini dikarenakan ada
kerusakan pada sistem mekanis transmisi otomatis mobil. Bisa saja dikarenakan kerusakan pada
tuas gigi mundur.

Tuas Gigi Sulit atau Tidak Dapat Pindah


Kondisi ini juga bisa terjadi jika switch pada transmisi otomatis mobil sudah mulai rusak.
Biasanya kerusakan ini terjadi saat pengemudi baru menaiki mobil dan menyadari jika posisi
transmisi sulit untuk dipindah atau bahkan tidak dapat dipindah sama sekali. Hal ini akan
membuat posisi tuas gigi tersangkut dan tidak dapat pindah dari mode Parking. Meski setelah
dicoba-coba akhirnya bisa dipindah, akan lebih baik jika masalah ini langsung diperbaiki dan
tidak menunggu menjadi semakin parah.

Gigi Tidak Berpindah


Masalah pada tuas tidak hanya soal tuas yang tidak dapat dipindah-pindah. Kerusakan lain bisa
saja terjadi seperti tuas yang bisa dipindah namun gigi transmisi tidak ikut berpindah. Gejala
seperti ini biasanya dikarenakan adanya kabel pada gearbox yang mengelupas atau bahkan putus.
BAB IV
KESIMPULAN
A.Kesimpulan
Sistem transmisi, dalam otomotif, adalah sistem yang berfungsi untuk
konversi torsi dan kecepatan (putaran) dari mesin menjadi torsi dan kecepatan yang berbeda-beda
untuk diteruskan ke penggerak akhir. Konversi ini mengubah kecepatan putar yang tinggi menjadi
lebih rendah tetapi lebih bertenaga, atau sebaliknya.
· Transmisi menggunakan roda gigi-roda gigi (gears) dari rasio rendah ke tinggi untuk
memaksimalkan torsi mesin sesuai dengan perubahan yang terjadi pada saat berkendara. Ada dua
macam transmisi yaitu manual dan otomatis. Pada transmisi manual yang digunakan adalah
kopling dan lock unlock berbagai macam set gear untuk mendapatkan rasio gigi yang berbeda.
Transmisi otomatis menggunakan torque converter dan planetary gears (roda gigi satelit) yang
dapat membuat satu set gear menghasilkan rasio gigi yang berbeda.
· Perpindahan gigi pada transmisi otomatis secara otomatis sesuai dengan posisi tuas,
terdapat 6 posisi yaitu, posisi P, R, N, D, 2 dan L. Sedangkan untuk Over Drive (O/D)
menggunakan switch yang ada pada tuas transmisi, demikian pula untuk meningkatkan performa
kerja transmisi khususnya waktu perpindahan gigi terdapat 2 poisisi switch yang ditempatkan di
console box, yaitu Power dan Normal (P/N) mode.

B. Saran

1. Posisi Netral Cegah Keausan Mesin


Pindahkan posisi tuas ke netral (N) bila mobil sedang berada di lampu merah (traffic light)
untuk mencegah keausan mesin matik. Jangan menggunakan posisi drive (D) ketika menginjak
pedal rem. Kemudian ketika memarkir mobil injaklah pedal rem dan tarik rem tangan serta
pindahkan posisi tuas ke dalam posisi parkir (P) agar roda terkunci dgn aman baru matikan mesin.
Jangan menggunakan tuas dalam posisi P jika mobil belum sepenuhnya berhenti! Jangan
tinggalkan mobil terparkir dalam kondisi tuas D! Jika tidak maka plat kopling Anda akan cepat
rusak, masukkan tuas dalam posisi P, maka mobil akan terparkir dalam posisi yang aman.

2. Tepat Waktu Ganti Oli


Transmisi otomatis memiliki jumlah kanvas kopling lebih banyak dibandingkan transmisi
manual. Kanvas kopling tersebut berkerja dan bergesekan saat mobil berjalan, dan dari gesekan
tersebut akan ada serbuk-serbuk halus. Semakin tua usia oli mobil maka kekentalan dan
viskolitas akan menurun sehingga gesekan antar kanvas kopling semakin keras dan semakin
banyak serpihan yang dihasilkan. Oleh karena itu bagi pemilik mobil transmisi otomatis harus
tepat waktu ketika melakukan ganti oli, karena bisa berakibat fatal!

3. Cek Koping Selip


Tanda-tanda jika sudah terjadi kerusakan adalah ketika timbul gejala kopling selip,
ditandai dengan tidak berimbangnya putaran mesin dengan laju mobil. Mesin sudah berada pada
putaran tinggi tetapi laju kendaraan masih tersendat dan tidak berimbang. Maka bisa dicek
dengan memasukkan perseling pada posisi D atau R kemudian lepas rem. Perhatikan tips
perawatan transmisi otomatis berikut ini, jika dalam kondisi normal, maka mobil akan langsung
bergerak. Jika tidak, harus dilakukan pemeriksaan lebih lanjut karena terjadi masalah pada mesin
matiknya.

4. Rutin Ganti Oli


Tips perawatan transmisi otomatis selanjutnya adalah setiap mobil transmisi otomatis
dianjurkan untuk mengganti oli transmisi setiap 5.000 km berbarengan dengan mengganti oli
mesin. Selanjutnya setiap 20.000 km oli harus dikuras dan diganti dengan yang baru diikuti
penggantian filter oli transmisi. Tahapan ini bertujuan untuk menghilangkan serpihan yang
tersisa dalam proses gesekan kanvas kopling.

C.Daftar Pustaka
http://www.viarohidinthea.com/2014/10/transmisi-otomatis-pada-mobil.html
http://www.teknovanza.com/2014/12/mengenal-fungsi-komponen-transmisi.html
http://ahmadzainftunm.blogspot.co.id/2015/03/cara-kerja-transmisi-otomatis.html
http://www.asapmobil.com/kenali-ciri-dan-gejala-transmisi-matic-rusak/
http://tonisugara.blogspot.co.id/2016/08/makalah-transmisi-otomatis.html
https://www.carmudi.co.id/journal/tips-perawatan-mobil-transmisi-otomatis/

Anda mungkin juga menyukai