Anda di halaman 1dari 44

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kecepatan kendaraan yang sedang berjalan dapat dikurangi, dan kemudian


dapat dihentikan, perlu diberikan gaya perlambatan putaran roda. Ketika
pengemudi mengoperasikan pedal rem, peralatan rem menghasilkan kekuatan
(gaya lawan permukaan jalan) yang bekerja untuk menghentikan roda dan
kekuatan yang bekerja untuk menyerap tenaga yang membuat kendaraan itu
berjalan, sehingga kendaraan dapat dihentikan. Dengan kata lain, tenaga dari roda
(energi kinetik) yang bekerja untuk berotasi diubah menjadi gesekan panas
(energy panas) dengan mengoperasikan rem yang bekerja untuk menghentikan
rotasi roda. Kendaraan bukan hanya harus berhenti tapi juga harus berhenti sesuai
dengan kehendak pengemudi. Sebagai contoh rem harus menurunkan kecepatan
kendaraan pada kecepatan yang diinginkan dari deselerasi dan berhenti pada
kondisi yang sesuai dan stabil pada jarak yang cukup singkat saat pengereman
darurat. Alat utama yang berperan pada fungsi perlambatan seperti ini adalah
sistem rem, termasuk di dalamnya adalah pedal rem dan roda [1].
Setiap rem yang dioperasikan pada kendaraan pada akhirnya akan
mengalami keausan sehingga mengurangi kinerja rem. Pastinya akan
membutuhkan dana yang cukup besar untuk mengembalikan rem pada kondisi
semula. Kebanyakan masyarakat melakukan perbaikan rem setelah mengalami
kerusakan yang parah [2].
Salah satu cara untuk membuat kondisi rem dalam keadaan optimal adalah
dengan melakukan pemeliharaan pada rem. Selain itu apabila melakukan
pemeliharaan, rem yang digunakan akan lebih awet dan kerusakan pada rem dapat
diminimalkan karena adanya pemelihraan pada rem tersebut [2].
Pemeliharaan dengan mencoba-coba tidak dapat memelihara dengan benar
dan baik, oleh karena itu pemeliharaan harus berdasarkan pengetahuan dan
keterampilan. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka judul yang diambil pada

1
2

laporan tugas akhir adalah “Pemeliharaan Simulasi Sistem Rem Cakram dan
Tromol ”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang akan diambil
dari laporan tugas akhir ini adalah sebagai berikut:
1. Komponen apa yang sering mengalami kerusakan pada simulasi sistem rem
cakram dan tromol?
2. Bagaimana cara memelihara simulasi sistem rem cakram dan tromol?
3. Berapa biaya pemeliharaan simulasi sistem rem cakram dan tromol?
1.3 Batasan Masalah
Adapun batasan masalah pada laporan tugas akhir pemeliharaan simulasi
sistem rem cakram dan tromol ini, yaitu :
1. Simulasi sistem rem cakram dan tromol menggunakan mobil Suzuki Carry
tahun1985.
2. Pelumas yang dipakai pada pemeliharaan sistem rem cakaram dan tromol
menggunakan minyak rem Prestone Dot 3.
3. Jenis pemeliharaan yang digunakan pada pemeliharaan simulasi sistem rem
cakram dan tromol yaitu Preventive Maintenance.
4. Membahas rincian biaya pemeliharaan simulasi sistem rem cakram dan
tromol.
1.4 Tujuan
Tujuan dari penulisan laporan Tugas Akhir pemeliharaan simulasi sistem rem
cakram dan tromol yaitu :
1. Mengetahui komponen yang sering mengalami kerusakan pada simulasi
sistem rem cakram dan tromol.
2. Mengetahui cara memelihara simulasi sistem rem cakram dan tromol.
3. Mengetahui biaya pemeliharaan simulasi sistem rem cakram dan tromol.
1.5 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data pada penulisan laporan tugas akhir pemeliharaan
simulasi sistem rem cakram dan tromol terbagi dalam beberapa teknik sebagai
berikut:
3

1. Observasi atau Survey Lapangan


Merupakan langkah awal yang bertujuan untuk mengetahui permasalahan
di lapangan dengan cara melihat langsung proses perakitan simulasi sistem
rem cakram dan tromol serta melakukan tanya jawab langsung dengan
narasumber.
2. Data hasil studi pustaka
Berupa teori-teori hasil pembelajaran literasi dari buku-buku yang ada di
perpustakaan. Selain itu berupa teori-teori yang didapat dari website.
3. Metode Interview
Pengumpulan data dengan cara melakukan diskusi dengan pembimbing dan
orang yang lebih berpengalaman.
1.6 Sistematika Penulisan
Untuk memperoleh gambaran tentang isi dari Tugas Akhir ini maka
dikemukakan sistematika penulisan sebagai berikut:
a. BAB I PENDAHULUAN
Membahas tentang latar belakang pemilihan masalah, rumusan masalah,
batasan masalah, tujuan, teknik pengumpulan data serta sistematika penulisan.
b. BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Membahas tentang dasar teori sistem pengereman Cakram dan Tromol
serta komponen-komponennya, dasar teori tentang alat pendukung simulasi
sistem rem cakram dan tromol, dan dasar teori pendukung lainnya.
c. BAB III PERENCANAAN KEGIATAN
Menbahas tentang uraian tahapan-tahapan yang ditempuh dalam
menyelesaikan permasalahan secara rinci demi tercapainya tujuan. Uraian
dapat meliputi variable, model rancangan, teknik pengumpulan data dan
analisa data yang digunakan.
d. BAB IV PELAKSANAAN KEGIATAN
Membahas tentang pembahasan umum, uraian dan analisa berkaitan
dengan teknik perancangan, temuan-temuan dari hasil pengujian, pengukuran
dan observasi yang dilakukan. Analisa terhadap hasil yang diperoleh termasuk
pembahsan tentang permasalahan yang timbul dari hasil pengujian,
4

pengukuran, dan observasi serta hal-hal yang dapat bermanfaat untuk


kelanjutan bagi kegiatan Tugas Akhir mendatang.
e. BAB V PENUTUP
Membahas bagian akhir penulisan yang membawa pembaca keluar dari
pembahasan. Secara umum kesimpulan menunjukkan jawaroda atas tujuan
yang telah dikemukakan dalam pendahuluan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pemeliharaan
2.1.1 Definisi Pemeliharaan
Pemeliharaan adalah semua tindakan teknik dan administratif yang
dilakukan untuk menjaga agar kondisi mesin atau peralatan tetap baik dan dapat
melakukan segala fungsinya dengan baik, efisien, dan ekonomis sesuai dengan
tingkat keamanan yang tinggi [3]. Sehingga dapat dikatakan bahwa seiring
berlalunya waktu, fungsi mesin serta peralatan yang digunakan untuk produksi
semakin lama akan berkurang. Namun dengan adanya suatu sistem pemeliharaan
yang baik, maka usia kegunaan mesin dapat diperpanjang dengan melakukan
pemeliharaan secara berkala dengan pemeliharaan yang tepat [3].
2.1.2 Tujuan Pemeliharaan
Kegiatan pemeliharaan secara garis besar dilakukan untuk mencegah
kerusakan mesin atau peralatan yang digunakan untuk kegiatan produksi terlalu
cepat, selain itu kegiatan pemeliharaan haruslah memiliki kriteria efektif, efisien,
serta berbiaya rendah. Berikut ini beberapa tujuan kegiatan pemeliharaan antara
lain [3]:
a. Memperpanjang usia pakai dari mesin atau peralatan.
b. Menjaga fungsi dari operasional mesin atau peralatan.
c. Mengurangi waktu downtime dari mesin atau peralatan.
d. Memaksimalkan ketersediaan (availability).
e. Menjamin keselamatan user mesin atau peralatan tersebut.
f. Menjamin kepuasan pelanggan.
2.1.3 Klasifikasi Pemeliharaan
Kegiatan pemeliharaan dapat diklasifikasikan menjadi 5 klasifikasi yaitu:
a. Pemeliharaan Terencana (Planned Maintenance )
Merupakan pemeliharaan yang diorganisasi dan dilakukan dengan pemikiran
ke masa depan, pengendalian dan pencatatan sesuai dengan rencana yang telah
ditentukan sebelumnya.

5
6

b. Pemeliharaan Pencegahan (Preventive Maintenance)


Merupakan pemeliharaan yang dilakukan pada selang waktu yang ditentukan
sebelumnya, atau terhadap kriteria lain yang diuraikan, dan dimaksudkan untuk
mengurangi kemungkinan bagian-bagian lain tidak memenuhi kondisi yang bisa
diterima.
c. Pemeliharaan korektif (Corrective Maintenance)
Merupakan kegiatan perawatan yang dilakukan setelah mesin atau fasiltas
produksi mengalami gangguan atau kerusakan sehingga tidak dapat berfungsi
dengan baik. Corrective Maintenance biasanya tidak dapat direncanakan terlebih
dahulu karena hanya bisa memperbaikinnya setelah tejadi kerusakan, bahkan
terkadang perbaikan tersebut bisa tertunda dan terlambat.
d. Pemeliharaan Tidak Terencana (Unplanned Maintenance)
Merupakan pemeliharaan yang dilaksanakan untuk rencana yang tidak
direncanakan sebelumnya.
e. Pemeliharaan darurat (Emergency Maintenance)
Merupakan pemeliharaan yang perlu segera dilakukan untuk mengecah akibat
yang serius. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 2.1 mengenai
klasifikasi pemeliharaan.

Pemeliharaan

Pemeliharaan Pemeliharaan Tidak


Terencana Terencana

Pemeliharaan
Darutat
Pemeliharaan Pemeliharaan
Pencegahan Korektif

Gambar 2.1 Klasifikasi Pemeliharaan [1]


7

2.1.4 Kegiatan Pemeliharaan


Terdapat beberapa kegiatan yang diharuskan dalam kegiatan pemeliharaan
untuk mencapai tujuan yang telah direncanakan. Kegiatan utama pemeliharaan
dibagi menjadi tiga kegiatan yaitu:
a. Pembersihan (Cleaning)
Merupakan salah satu bagian dari perwatan. Kegiatan ini merupakan hal
yang memiliki peranan penting. Karena dengan kebersihan mesin dan areannya,
tujuan preventive maintenance telah tercapai yang salah satunya yaitu menjaga
keselamatan.
b. Pemeriksaan (Inspection)
Kegiatan pemeriksaan mempunyai tujuan apakah suatu mesin mempunyai
keadaan sesuai standar atau masih dalam toleransi yang diizinkan. Kegiatan ini
mencakup cek kondisi, fungsi dan geometri mesin/accurary test/kalibrasi.
c. Pelumasan (Lubricating)
Pelumasan dan pemeliharaan sangat penting untuk operasi yang pasti dan
umur operasi rodatalan gelinding yang lama. Fungsi pelumasan dalam kegiatan
pemeliharaan mesin yaitu :
1. Mempermudah pergerakan bagian mesin yang saling bergesekan.
2. Mengurangi panas yang terjadi karena gesekan.
3. Mengurangi koefisien gerak permukaan komponen.
2.2 Rem
Rem dirancang untuk mengurangi kecepatan (memperlambat) dan
menghentikan kendaraan atau memungkinkan parkir pada tempat yang menurun.
Peralatan ini sangat penting pada kendaraan dan berfungsi sebagai alat keamanan
dan menjamin untuk penegendara yang aman. Menurut para ahli permobilan, rem
adalah merupakan kebutuhan sangat penting utnuk keamanan berkendara dan juga
dapat berhenti di tempat manapun, dan dalam berbagai kondisi dapat berfungsi
dengan baik dan aman [4].
8

2.2.1 Sistem Rem


Sistem rem adalah sistem yang berada pada kendaraan dan merupakan
sistem yang sangat penting perannya bagi kendaraan, disebut penting karena
sistem rem merupakan sistem vital yang menjaga kendaraan dari kerusakan yang
diakibatkan oleh benturan atau tabrakan pada saat kendaraan melaju. Semakin
tinggi kecepatan kendaraan melaju maka akan semakin buruk dampak kerusakan
yang terjadi pada kendaraan jika tidak menggunakan sistem rem. Dampak buruk
yang terjadi tidak hanya pada produk kendaraan itu tapi juga pada penumpang
yang berada pada kendaraan tersebut, dan bahkan dapat menyebabkan kecelakaan
yang mengakibatkan kematian [5].
Fungsi dari sistem rem yaitu untuk mengatur kecepatan laju kendaraan
dengan memanfaatkan perlambatan yang dilakukan pada roda kendaraan. Selain
untuk mengatur kecepatan pada kendaraan sistem rem juga berfungsi untuk
menghentikan laju kendaraan, sehingga dengan sistem rem maka pengemudi
dapat mengatur dimana dan kapan kendaraan akan berhenti. Ditinjau dari
fungsinya maka sistem rem merupakan sistem berfungsi sebagai sistem pengaman
yang mencegah hal yang merugikan terjadi pada kendaraan [5].
Prinsip kerja sistem rem adalah dengan memanfaatkan gesekan antara dua
permukaan benda yang menyebabkan perlambatan pada benda/objek yang
berputar, dalam hal ini adalah roda. Prinsip kerja sistem rem berawal dari gaya
yang diberikan pada pedal rem kemudian gaya diteruskan melalui media
penghantar menurut jenis sistem rem itu sendiri, pada mekanik maka digunakan
batang penghantar gaya pada hidrolik digunakan fluida cair, dan pada sistem rem
pneumatik digunakan fluida gas. Setelah gaya tersebut diteruskan maka
pad/kampas rem akan terdorong dan menekan disk atau tromol untuk bergesekan
sehingga menghasilkan perlambatan kecepatan pada kendaraan.
2.2.2 Jenis-jenis Rem
Dengan banyaknya variasi kendaraan yang digunakan pada saat ini maka
sistem rem juga harus disesuaikan dengan kondisi dari kendaraan yang ada,
misalnya saja sistem rem yang ada pada kendaraan minibus tidaklah sama dengan
sistem rem yang ada pada kendaraan seperti bus, hal ini disebabkan karena torsi
9

yang dihasilkan oleh bus jauh lebih tinggi dirodadingkan dengan kendaraan
minibus sehingga digunakan sistem rem yang berbeda pada kedua kendaraan
tersebut. Begitu juga kendaraan lainnya sistem rem yang digunakan haruslah
sesuai dengan karateristik dari setiap kendaraan. Berikut adalah jenis jenis sistem
rem dibedakan menurut prinsip kerjanya, yaitu [5] :
a. Rem Cakram (Disk Brake)
Rem cakram adalah perangkat pengereman yang digunakan pada kendaraan
modern. Rem ini bekerja dengan menjepit cakram yang dipasang pada roda
kendaraan, untuk menjepit cakram digunakan caliper yang digerakkan oleh piston
untuk mendorong sepatu rem (brake pad) ke cakram. Rem jenis ini juga
digunakan pada kereta api, sepeda motor, sepeda. Pada mobil balap bahan yang
digunakan biasanya dari keramik agar lebih tahan terhadap panas yang
ditimbulkan selama proses pengerem Prinsip kerja sistem rem adalah mengubah
tenaga kinetik menjadi panas.
dengan cara menggesekan dua buah logam pada benda yang berputar
sehingga putarannya akan melambat. Oleh sebab itu komponen rem yang
bergesekan ini harus tahan terhadap gesekan (tidak mudah aus), tahan panas dan
tidak mudah berubah bentuk pada saat bekerja dalam suhu tinggi. Berikut adalah
komponen– komponen pada type rem cakram yang dapat dilihat pada gambar 2.2.

Gambar 2.2 Komponen-komponen rem cakram [2]


10

b. Rem Tromol (Drum Brake)


Rem Tromol pada umumnya dibuat dari besi tuang. Drum rem ini
dipasangkan hanya diberi sedikit renggang dengan sepatu rem dan drum yang
berputar bersama roda. Bila rem ditekan maka kanvas rem akan menekan terhadap
permukaan dalam drum.

Karena itu, untuk mencegah drum ini menjadi terlalu panas ada
semacam drum yang di sekeliling bagian luarnya diberi sirip yang terbuat
dari paduan alumunium yang mempunyai daya hantar panas yang tinggi.
Permukaan drum rem dapat menjadi tergores ataupun cacat, tetapi hal ini
dapat diperbaiki dengan jalan dibubut bila goresan itu tidak terlalu dalam.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 2.3 mengenai komponen-
komponen rem tromol.

Gambar 2.3 komponen-komponen rem tromol [3]

Komponen-komponen rem tromol:


1. Tromol rem (Drum) 8. Anchor pin
2. Shoe Hold Spring 9. Lining (kampas rem)
3. Leading Shoe 10. Tariling shoe
4. Return Spring (pegas pembalik) 11. Adjusting lever
5. Wheel Cilynder
6. Backing Plate
11

7. Parking Lever
2.2.3 Kelebihan dan Kekurangan Rem Cakram dan Tromol
Setiap komponen pasti mempunyai kelebihan dan kekurangan pada
komponen tersebut apabila sedang digunakan. Berikut ini beberapa kelebihan dan
kekurangan pada rem cakram dan rem tromol pada tabel 2.1 [5].

Tabel 2.1 kelebihan dan kekurangan rem cakram dan tromol [5]

Jenis Rem Kelebihan Kekurangan

1. Cepat menghentikan laju roda,


1. Rentan terhadap kerusakan dan mudah
disebabkan caliper menjepit
terkontaminasi kotoran karena
piringan cakram.
disebabkan piringan cakram berada di
ruang terbuka pada sistem rem.

2. Penggunaan rem cakram lebih 2. Hasil pengereman menggunakan rem


Rem stabil dan konsisten dalam cakram lebih kasar dibandingkan
Cakram takaran pengereman. dengan rem tromol.
3. Secara visual dengan 3. Tingkat resiko roda tergelincir besar
menggunakan rem cakram dapat pada sistem rem cakram yang tidak
memperindah penampilan menggunakan sistem kontrol ABS
kendaraan dirodadingkan dengan (Antilock Brake System).
rem tromol.

Rem 1. Tidak mudah tekontaminasi oleh 1. Rem tidak terlalu pakem jika
Tromol kotoran dan debu karena letaknya dirodadingkan dengan rem cakram
berada di ruang tertutup.
2. Biaya yang diperlukan untuk 2. Jika dibandingkan dengan rem
menggunakan sistem rem Tromol cakram rem tromol tidak indah secara
lebih murah dibandingkan visual dari segi penampilan.
dengan renagan rem cakram
selain itu penggunaan remnya
12

juga mudah.
3. Kinerja pengereman yang 3. material kanvas yang lebih cepat aus
lembut, disebabkan karena sistem dibandingkan pada kampas rem
rem memanfaatkan gaya gesek cakram.
antara kampas dan drum.

2.3 Komponen Sistem Rem


Untuk lebih memahami sistem rem yang terdapat pada kendaraan, berikut
adalah tabel komponen-komponen yang digunakan pada sistem rem, beserta
fungsinya pada tabel 2.2 [5].
Tabel 2.2 komponen-komponen sistem rem beserta fungsinya [5]

Nama Komponen
Fungsi Komponen

Fungsi dari pedal rem adalah sebagai titik kontrol


pengemudi dalam melakukan proses pengereman,
Pedal rem
disebut titik kontrol karena saat melakukan pengereman
maka pedal rem haruslah diinjak oleh pengemudi.

Master cilynder berfungsi untuk mengubah gerak pedal


Master cilynder
rem ke dalam tekanan hidrolis

Adalah komponen yang berfungsi untuk


selang fleksibel menghubungkan pipa rem dan rem roda untuk
mengimrodagi gerakan suspensi.

Caliper Caliper berfungsi untuk meneruskan tekanan yang di


tranfer melalui selang fleksibel dan kemudian
menggerakan piston pada caliper mendorong pad rem
13

unutk menjepit/menggesek piringan dan drum pada rem.

Fungsi dari Pad rem/kampas rem adalah sebagai media


Pad rem/Kampas rem yang akan bergesekan dengan piringan cakram ataupun
drum rem untuk menghentikan laju putaran pada roda.

Fungsi dari piringan cakram adalah sebagai media yang


Piringan Cakram terdapat pada rotor/roda untuk menciptakan gesekan
yang akan menghentikan laju putaran rem.

Untuk lebih jelasnya mengenai komponen yang terdapat pada sistem rem
kendaraan maka berikut adalah penjelasan komponen-komponen sistem rem pada
kendaraan.
2.3.1 Pedal Rem
Pedal rem adalah komponen pada sistem rem yang dimanfaatkan oleh
pengemudi untuk melakukan pengereman. Fungsi pedal rem memegang peranan
yang penting didalam sistem rem. Tinggi pedal harus dalam tinggi yang
ditentukan. Jika terlalu tinggi, diperlukan waktu yang lebih rodayak bagi
pengemudi untuk menggerakkan dari pedal gas ke pedal rem, yang
mengakibatkan pengereman akan terlambat. Sebaliknya jika tinggi pedal terlalu
rendah, akan membuat jarak cadangan yang kurang yang akan mengakibatkan
gaya pengereman yang tidak cukup.

Gambar 2.4 Pedal rem [4]


14

Pada gambar 2.4 diatas, pedal rem juga harus mempunyai gerak bebas
yang cukup. Tanpa gerak bebas ini, piston master cilynder akan selalu terdorong
keluar dimana mengakibatkan rem akan bekerja terus dikarenakan adanya tekanan
hidrolis yang terjadi pada sistem rem. Disamping itu, harus terdapat jarak
cadangan pedal yang cukup pada waktu pedal rem ditekan.
2.3.2 Master Cilynder
Master cilynder berfungsi untuk mengubah gerak pedal rem ke dalam
tekanan hidrolis. Master cilynder terdiri dari resevoir tank yang beri minyak rem,
demikian juga piston dan siliner yang memrodagkitkan tekanan hidrolis,
keberadaan komponen master cilynder sangatlah penting dalam sistem rem
disebabkan master cilynderlah yang befungsi untuk menyediakan fluida dan juga
menekan fluida dengan piston ke selang hidrolik.
Didalam master rem memiliki rodayak bagian yang sensitif terhadap gaya
dari pedal rem, selain itu master rem juga rentan terhadap kebocoran fluida yang
dapat menimbulkan masalah pada sistem rem, untuk itu dibutuhkan perawatan
yang berkala pada master rem kendaraan.
Master cilynder ada 2 type yaitu :
1. Type Tunggal : Type plungger, Type konvensional dan type portles.
2. Type Ganda : Type ganda konvensional dan type double konvensional.
Untuk lebih jelasnya berikut adalah gambar master cilynder type ganda
konvesional dan master cilynder konvensional pada gambar 2.5.

A B
15

Gambar 2.5 (A) Master Cilynder Type ganda konvensional, (B) Master
cilynder Type konvensional [5]
2.3.3 Selang Fleksibel

Gambar 2.6 Selang Fleksibel [6]


Pada gambar 2.6 diatas, selang fleksibel berfungsi untuk menghubungkan
pipa rem dan caliper untuk mengimrodagi gerakan suspensi. pipa rem berfungsi
untuk menyalurkan minyak rem dari master cilynder ke ke rem. Dikatakan
fleksibel karena disebabkan selang yang digunakan untuk sistem rem haruslah
lentur dan fleksibel sehingga dapat mengimrodagi pergerakan dari shock braker
dan tidak terjadi kerusakan pada selang fleksibel, apabila selang yang digunakan
pada sistem rem kaku maka dapat terjadi kebocoran pada selang yang diakibatkan
karena gerakan kejut yang terus menerus dialami oleh roda.
2.3.4 Caliper
caliper atau disebut juga dengan cilynder body merupakan komponen yang
tidak bergerak dari rem cakram, caliper ini memegang piston dan dilengkapi
dengan saluran dimana rem minyak disalurkan ke cilynder. Ketika rem diinjak
atau dioperasikan maka minyak dari master cilynder akan menekan piston pada
caliper dan piston tersebut akan terdorong dan menekan kanvas rem yang
akhirnya akan bersentuhan dengan cakram (piringan rem), kemudian laju putaran
pada roda akan berhenti.
Caliper menurut jenis pemasangannya dibagi menjadi dua jenis, yaitu:
1. Type fixed Caliper/double piston
16

2. Type Floating Caliper /single piston


Pada kedua jenis caliper ini mempunyai perbedaan yaitu dijumblah piston yang
digunakan pada caliper. Berikut adalah gambar caliper rem pada gambar 2.7.

Gambar 2.7 Caliper rem [7]


2.4.5 Kampas Rem
Kampas rem (pad Brake) atau lebih dikenal dengan sebutan kampas rem
merupakan komponen pad rem cakram dan tromol yang berfungsi bersama- sama
dengan piringan saling bergesekan untuk menghasilkan daya pengereman. Pada
umumnya pad ini dibuat dari campuran metalic fiber ditambah sedikit serbuk
besi, untuk pad jenis ini biasanya disebut dengan “Semi Metallic Disc Pad”.

Gambar 2.8 Kampas rem [8]


Pada gambar 2.8 diatas, Ada dua type pad, yaitu pad dengan celah dan pad
tanpa celah. Celah pada bagian tengah pad ini berfungsi sebagai indikator
ketebalan pad yang diinjinkan, sehingga ketika permukaan sudah rata ataupun
dikatakan tidak terdapat celah lagi maka pad haruslah diganti karena sudah aus
(terkikis). Pada sebagian pad terdapat komponen metallic plate atau anti squal
17

shim yang di pasang dengan tujuan untuk mencegah terjadinya bunyi saat
berlangsungnya proses pengereman.
2.4.6 Piringan Cakram

Gambar 2.9 Piringan Cakram [9]


Pada gambar 2.9 diatas, piringan cakram (disk brake) biasanya terbuat dari
besi tuang. Ada beberapa bentuk dari disc rotor ini yaitu type solid (padat), Type
berlubang-lubang (ventilasi) dan Type solid dengan tambahan tromol. Type
ventilasi terdiri dari pasangan piringan yang berlurodag lurodag yang berufungsi
agar pendinginan pada rem cakram dapat maksimal, untuk mencegah fading dan
menjamin umur yang lebih panjang pada piringan cakram. Pada type solid, type
ini adalah type yang umum yang digunakan pada kendaraan roda empat,
disebabkan biaya penggunaan yang lebih murah sehingga lebih ekonomis. Untuk
type kombinasi antara piringan cakram dan tromol digunakan pada kendaraan
dengan type beroda berat sehingga membutuhkan tenaga gesekan yang lebih besar
untuk menghentikan laju roda. Pada type kombinasi gaya pengereman yang
dihasilkan menjadi dua kali lebih besar sehingga roda menjadi lebih cepat
berhenti.
2.5 Minyak Rem
Diperlukan untuk menjamin kondisi kerja kendaraan dalam waktu yang
lama tetapi yang utama dalam sistem rem diantaranya ialah harus dapat dipercaya.
Minyak rem adalah cairan yang tidak mengandung minyak bumi yangs sebagian
18

besar terdiri dari alkohol dan susunan kimia dan ester (zat yang membuat orang
tidak sadar). Berikut ini persyaratan kualitas minyak rem yang diperlukan [6]:
a. Titik didih yang rendah
Rem akan menjadi panas dengan adanya gesekan karena penggunaan yang
berulang kali. Ada kalanya minyak rem dapat menjadi uap menyebabkan fluida
berbusa. Bila ini terjadi, injakan yang berlaku pada pedal rem hanya menekan
minyak rem yang sudah menjadi uap dan tidak ada tenaga yang bekerja pada
cilynder roda. Kejadian ini disebut vapor laod sama dengan terhalang uap, untuk
mencegah hal ini diperlukan titik didih yang tinggi.
b. Mencegah karat pada logam dan karet
Kerapatan akan berkurang bila minyak rem merusak seal dan ini akan
menyebabkan kebocoran, hal ini akan berlanjut dengan hilangnya tenaga hidrolik.
Minyak rem dibuat dari bahan sintetis dengan maksud agar tidak merusak dan
menghindari karat pada logam.
c. Viskositas
Minyak rem harus memiliki kekentalan (viskositas) untuk meneruskan
tekanan dengan perubahan temperatur yang bervariasi. Minyak rem mempunyai 4
klasifikasi FMVSS (Federal Motor Vehicle Safety Standard). Keseluruhan ini
didasarkan titik didih yang terlampir pada tabel 2.3.
Tabel 2.3 Klasifikasi minyak rem berdasarkan titik didih [6]
19

2.6 Mekanisme Kerja Simulasi Sistem Rem Cakram dan Tromol


2.6.1 Mekanisme Kerja Sistem Rem Cakram
Prinsip kerja rem cakram pada dasarnya adalah dengan membuat gaya
gesek antara piringan cakram yang terhubung dengan roda kendaraan dengan
breake pad yang ditekan oleh piston. secara umum sama dengan rem tromol yaitu
menggunakan bahan friksi pada sepatu rem untuk mengurangi atau menghentikan
laju kendaraan. Rem ini bekerja dengan dengan menjepit cakram yang biasanya
dihubungkan dengan roda kendaraan, serta untuk menjepit cakram digunakan
bahan friksi atau kampas rem dalam bentuk sepatu rem dengan mekanismenya
diatur oleh caliper rem. Serta untuk menggerakkan atau mengatur mekanisme
caliper rem menggunakan gaya mekanik, hidrolik, pneumatik atau elektronik yang
melawan gaya dari kedua sisi cakram. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
gambar 2.10 mengenai mekanisme kerja sistem rem cakram.
20

Gambar 2.10 Mekanisme kerja sistem rem cakram [10]


2.6.2 Mekanisme Kerja Sitem Rem Tromol
Mekanisme kerja sistem rem tromol yaitu pada saat pedal rem diinjak tuas
master cilynder akan mendorong piston dan minyak rem di dalam master akan
terdorong oleh piston ke dalam pipa saluran. Minyak rem di dalam pipa akan
diteruskan ke cilynder roda. Pada cilynder roda, akan mendorong kampas
sehingga akan terjadi pengereman. Pada saat pedal dilepas pushrod akan bergerak
mundur dan piston akan ikut bergerak mundur mengikuti pushrod. Pegas
pengembali akan mengembalikan posisi sepatu rem keposisi semula, sehingga
tidak ada persinggungan antara kanvas dan tromol rem. Untuk lebih jelas dapat
dilihat pada gambar 2.11.

Gambar 2.11 Mekanisme Kerja Sistem Rem Tromol [11]


BAB III
PERENCANAAN KEGIATAN

1. Diagram Alir Pemeliharaan Simulasi sistem rem cakram dan tromol

Mulai

Mempersiapkan
peralatan

Perencanaan
pemeliharaan rem
cakram dan tromol

Tindakan
Pemeliharaan

Cek Kondisi rem Tidak


cakram dan tromol
sesuai dengan standar
pemeliharaan

Ya

Hasil

selesai

Gambar 3.1 Diagram Alir pemeliharaan simulasi sistem rem cakram dan tromol

21
22

Diagram alir pemeliharaan modul simulasi sistem rem cakram dam tromol:

1. Mulai
Merupakan awal proses memulai tahapan pemeliharaan pada simulasi sistem
rem cakram dan tromol.
2. Perencanaan pemeliharaan dan peralatan yang dibutuhkan
Merencanakan kegiatan pemeliharaan apa saja yang akan dilakukan dan
menyiapkan peralatan yang dibutuhkan untuk melakukan pemeliharaan,
seperti kuas, majun, amplas, dan minyak rem.
3. Tindakan pemeliharaan
Melakukan pengecekan pada komponen simulasi sistem rem cakram dan
tromol setelah melakukan inspeksi terlebih dahulu pada modul tersebut.
Komponen modul yang perlu dirawat, antara lain : baut-baut, pillow block,
presure gauge, pipa rem, master, pedal rem, cakram rem, tromol rem dan
poros.
4. Cek kondisi sesuai dengan standar pemeliharaan
Melakukan pengecekan sesuai dengan standar pemeliharaan pada komponen
yang sudah dirawat, apakah komponen tersebut sudah kembali normal atau
belum, jika belum lakukan perencanaan pemeliharaan kembali.
5. Hasil
Melakukan pengumpulam data dari tahap perencanaan pemeliharaan sampai
cek kondisi pada komponen simulasi sistem rem cakram dan tromol.
6. Selesai
Merupakan tahap akhir proses pemeliharaan simulasi sistem rem cakram dan
tromol.
3.2 Deskripsi Alat
Simulasi sistem rem cakram dan tromol ini dibuat mengguanakan
penggerak manual yaitu menggunakan engkol, untuk memudahkan
pembelajaran tentang modul simulasi simulasi sistem rem cakram dan tromol
dan membuat jadual pemeliharaan terhadap simulasi sistem rem cakram dan
tromol. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 3.2.
23

10

11
9
12
2
8
13
7

3
5 2
6
4

Gambar 3.2 Simulasi sistem rem cakram dan tromol

Keterangan :

1. Rem tromol
2. Engkol rem tromol
3. Master rem
4. Pedal rem
5. Rem cakram
6. Engkol rem cakram
7. Caliper rem cakram
8. Meja modul
9. Pressure gauge
10. Pillow block
11. Pipa rem
12. Shaftt cakram dam tromol
13. Reservoir tank
24

2. Cara Kerja Alat


Pedal rem meneruskan gaya yang ditekan oleh pengemudi dan menggerakkan
pushroad untuk menaikkan penekanan lalu mendorong piston dan piston cap yang
terdapat pada master cilynder. Master cilynder berfungsi untuk merubah tekanan
mekanik menjadi tekanan hidrolik. Lalu pompaan hidrolik dari master cilynder
akan diteruskan menuju wheel cilynder untuk sistem pengereman tromol. Dan
pipa tersambung kepada caliper pada sistem pengereman cakram.
3. Spesifikasi Alat
Spesifikasi alat pada simulasi sistem rem cakram dan tromol dapat dilihat
pada tabel 3..
Tabel 3. Spesifikasi alat

komponen dimensi Keterangan/Spesifikasi QTY


Pedal rem Tinggi: 230mm Tegak lurus dengan tumpuan 1 pcs

Master cilynder Diameter: 56mm Single cilynder 1pcs


Panjang: 180mm Tekanan maksimal: 47.93 kg/cm
Pillow block Diameter lubang: UCP 207 2 pcs
35mm
Pipa rem Panjang: 1000 mm Selang flexible/pipa besi 4 pcs

Kampas rem Tebal: 5mm Kampas rem Suzuki Carry, 4 pcs


mineral fibers
Diameter dalam:
Drum brake 230mm Suzuki carry/baja tuang 2 pcs
Diameter luar:
200mm
Resevoir tank Diameter: 58mm JK Product 1 pcs

Pressure gauge Tekanan max: 150 MC 2 pcs


psi
Brake cilynder Diameter: 6 mm 9 K1 2 pcs
Dudukan ST 37 1 pcs
Panjang: 195 mm
pressure gauge
Diameter: 300mm Suzuki carry 2 pcs
Disc brake
Tebal : 170mm
Panjang: 185mm Suzuki carry 2 pcs
Caliper
Lebar: 137mm
Selang caliper Diameter: 10mm Suzuki carry 2 pcs
25

4. Diagram Blok
Diagram blok pemeliharaan simulasi sistem rem cakram dan tromol:

pedal rem master cylinder pipa rem

Jumlah

Wheel cylinder
drum brake
rem tromol
Pressure rem
cakram dan
tromol

Caliper rem
disc brake
cakram
BAB IV

PELAKSANAAN KEGIATAN

4.1 Perencanaan Pelaksanaan Kegiatan


Pemeliharaan pada modul simulasi simulasi sistem rem cakram dan tromol
tidak teralu rumit namun memerlukan ketelitian pada saat penyetelan. Berikut
proses pemeliharaan yang dilakukan pada modul simulasi simulasi sistem rem
cakram dan tromol.
4.1.2 Memeriksa Mekanisme Kerja Simulasi Sistem Rem Cakram dan
Tromol
Secara umum mekanisme kerja simulasi sistem rem cakram dan tromol ialah
pedal rem meneruskan gaya yang ditekan oleh pengemudi dan menggerakkan
pushroad untuk menaikkan penekanan lalu mendorong piston dan piston cap yang
terdapat pada master cilynder. Master cilynder berfungsi untuk merubah tekanan
mekanik menjadi tekanan hidrolik. Lalu pompaan hidrolik dari master cilynder
akan diteruskan menuju wheel cilynder untuk sistem pengereman tromol. Dan
pipa tersambung kepada caliper pada sistem pengereman cakram. Kendaraan
tidak mengerem secara sempurna ketika ditekan disebabkan oleh master cilynder
mengalami keausan, selain itu bisa juga diakibatkan oleh penyetelan caliper rem
cakram dan sepatu rem tromol yang salah akibat kurang sejajar antara kanan dan
kiri maka akan mengakibatkan saat pengendara menjalankan kendaraannya dan
melakukan pengereman, roda akan menarik ke salah satu sisi yang celah sepatu
rem pada roda yang lebih kecil. Perlu adanya pemeriksaan setiap komponen pada
simulasi sistem rem cakram dan tromol untuk proses pemeliharaan komponen-
komponen tersebut.
4.1.3 Pemeriksaan Terhadap Gejala Kerusakan
Pemeriksaan ini berkaitan dengan kinerja dari simulasi sistem rem cakram
dan tromol, yaitu apakah modul tersebut dapat melakukan fungsinya dengan baik
atau tidak. Untuk melakukan pemeriksaan ini biasanya modul tersebut harus
dilakukan uji coba alat. Proses pemeriksaan terhadap gejala-gejala kerusakan yang
terjadi pada simulasi sistem rem cakram dan tromol dapat dilihat pada tabel 4.1.
27

Tabel 4.1 pemeriksaan gejala kerusakan modul simulasi simulasi sistem rem
cakram dan tromol

masalah Penyebab Cara memperbaiki

Penyambung pipa rem yang Mengganti penyambung pipa rem


berkarat dan kurang kencang yang berkarat dengan yang baru
pada saat memasang pipa dan memasang pipa rem dengan
rem sehingga mengalami kencang.
kebocoran.
Pengereman kurang
Kurangnya minyak rem Tambah minyak rem apabila
pakem
minyak rem berkurang.
Kebocoran yang terjadi pada Ganti bagian karet pelindung
caliper rem cakram cilynder roda yang bocor.
Kebocoran yang terjadi pada Ganti bagian karet pelindung
rem tromol cilynder roda yang bocor.
Tipisnya kampas rem cakram Ganti kampas rem cakaram dan
dan tromol tromol apabila sudah tipis
Terjadinya korosi/karat pada Membersihkan celah tromol rem
Putaran drum brake celah tromol rem dan sehingga tidak terjadinya
pada tromol rem kurangnya lubrikasi pada korosi/karat dan diberi pelumas
mengalami kemacetan celah tromol rem sehingga tidak terjadi kemacetan.

4.2 Proses Pemeliharaan Komponen Simulasi Sistem Rem Cakram dan


Tromol
Proses pemeliharaan pada simulasi sistem rem cakram dan tromol bertujuan
untuk menjaga komponen modul tersebut agar dapat bekerja normal serta tidak
mengganggu modul tersebut, biasanya pemeliharaan dilakukan sebelum dan
sesudah modul tersebut dipakai.
4.2.1 Jadwal Pemeliharaan Simulasi Sistem Rem Cakram dan Tromol
28

Pemeliharaan pada simulasi sistem rem cakram dan tromol dilakukan dalam
waktu yamg tidak terjadual secara rutin sehingga termasuk ke dalam
pemeliharaan korektif yaitu pemeliharaaan yang dilakukan unruk memperbaiki
suatu bagian (termasuk penyetelan dan reparasi) yang telah terhenti untuk
memenuhi suatu kondisi pada simulasi sistem rem cakram dan tromol . Jadwal
pemeliharaan simulasi sistem rem cakram dan tromol dapat dilihat pada tabel 4.2.
Tabel 4.2 Jadwal pemeliharaan simulasi sistem rem cakram dan tromol

Jadwal pemeliharaan
Nama komponen
Mingguan Bulanan Tahunan

Rem tromol √ √
Engkol rem tromol √
Master rem √
Pedal rem √
Rem cakram √ √
Engkol rem cakram √
Caliper rem cakram √
Meja modul √
Pressure gauge √
Pillow block √
Pipa rem √
Shaftt cakram dan tromol √
Reservoir tank √

Untuk menjaga fungsi dari komponen modul simulasi simulasi sistem rem
cakram dan tromol perlu dilakukan pemeliharaan di setiap komponen utama
modul simulasi simulasi sistem rem cakram dan tromol. Hal yang harus
diperhatikan sebelum melaksanakan proses pemeliharaan adalah sebagai berikut:
1. Gunakan Alat Pelindung Diri (APD) seperti wearpack dan safety shoes untuk
melindung diri dari peralatan yang berbahaya.
29

2. Bersihkan area pekerjaan agar proses pemeliharaan tidak terganggu karena


ruangan yang kotor atau perlatan yang digunakan kotor.
3. Gunakan tools yang tepat demi menghindari kesalahan yanjg dapat merusak
komponen modul simualasi simulasi sistem rem cakram dan tromol.
4. Utamakan keselamatan kerja sebelum melakukan proses pemeliharaan, lakukan
sesuai prosedur ketika proses pembongkaran dan lepas part sesuai dengan
urutan yang tepat.
Tabel 4.3 Peralatan pemeliharaan

Alat Kegunaan

Kunci pas dan ring Untuk memasang dan membongkar baut dan mur rem cakram
“17
Kunci pas dan ring Untuk memasang dan membongkar caliper rem cakram
“14
Kunci pas dan ring Untuk memasang dan membongkar pillow block dan drum
“19 brake rem tromol
Kunci pas “12 Untuk memasang dan membongkar sambungan pipa rem
Untuk memasang dan membongkar komponen clamp pada
Kunci pas “10
reservoir tank
Untuk memasang dan membongkar komponen clamp selang
Obeng “+” dan “-”
rem
Untuk membersihkan oli yang bocor pada sambungan pipa
Majun
rem
Air Compressor Untuk membersihkan debu pada komponen
Flaring Untuk membesarkan ujung lubang pipa rem

4.2.2 Pemeliharaan Pada Simulasi sistem rem cakram dan tromol


Dalam sistem pemeliharaan modul simulasi simulasi sistem rem cakram dan
tromol terdapat 4 kategori yang merupakan tahapan dasar dalam pemeliharaan
yaitu, inspeksi (inspection), reparasi kecil (small repair), reparasi menengah
30

(medium repair), dan perbaikan total (complate repair), dengan penjelasan


masing-masing pekerjaan pada tabel 4.2 sebagai berikut [7]:
Tabel 4.2 Penjelasan masing-masing pekerjaan berdasarkan kategori
pemeliharaan

Kategori Pemeliharaan Penjelasan pekerjaan

1. Membersihkan seluruh komponen simulasi sistem rem


cakram dan tromol.
2. Membersihkan selang bertekanan dari kotoran dan
Inspeksi (Inspection) debu.
3. Membersihkan master cilynder dari kotoran dan debu.
4. Membersihkan tromol rem dari kotoran dan debu.
5. Membersihkan cakram rem dari kotoran dan debu.
1. Pemeriksaan sambungan selang tekanan apabila ada
Reparasi Kecil (Small Repair) kebocoran atau selang tersumbat.
2. Pemeriksaan minyak rem apabila belum terisi.
1. Memeriksa kebocoran pada master cilynder pusat.
2. Memeriksa kondisi sepatu rem karena pemakaian rutin
ganti bila tebal sepatu rem sudah melebihi batas
Reparasi Menengah (Medium minimal yaitu 2 mili meter.
Repair) 3. Memeriksa selang dari penyumbatan dan kebocoran
ganti selang bila terjadi kebocoran.
4. Memeriksan kebocoran pada master cilynder roda.
1. Overhaul master cilynder, ganti bila ada komponen
yang rusak atau aus.
Perbaikan Total (Complete
2. Overhaul selang, ganti bila terjadi kebocoran.
Repair)
3. Overhaul kampas rem cakram dan tromol, ganti
apabila kampas rem sudah tipis

4.2.3 Pemeliharaan pedal rem


31

Pemeliharaan pedal rem dilakukan untuk menjaga kelancaran siklus kerja


modul simulasi simulasi sistem rem cakram dan tromol. Pemeliharaan pedal rem
dijelaskan pada tabel 4.3:
Tabel 4.3 Pemeliharaan pedal rem

Langkah
Alat yang digunakan Gambar
Pemeliharaan

Lepaskan pedal rem


dari rangka modul Kunci pas dan ring “14
dan master cilynder

Bersihkan mur dan


baut yang mengikat Majun/WD-40
pedal rem

Bersihkan pedal
Majun
rem

Pasangkan pedal
rem pada rangka
Kunci pas dan ring “14
modul serta pada
master cilynder

4.2.4 Pemeliharaan Master Cilynder


Pemeliharaan master cilynder dilakukan untuk melancarkan tekanan
minyak rem yang didistribusikan untuk kinerja simulasi simulasi sistem rem
cakram dan tromol serta membuang angin yang terperangkap pada master
cilynder. Pemeliharaan master cilynder dijelaskan pada tabel 4.4:
32

Tabel 4.4 Pemeliharaan master cylinder

Alat yang
Langkah Pemeliharaan Gambar
digunakan

Lepaskan baut yang


Kunci pas dan ring
mengikat pada master
“14
cilynder

Lepaskan cilynder pada


master cilynder

Lepaskan pipa rem yang


mengikat pada master Kunci pas “11
cilynder

Bersihkan bagian dalam


master cilynder dengan cara
Compressor
disemprotkan dengan air
compressor

Pasangkan kembali baut dan


Kunci pas dan ring
mur untuk mengikat master
“14
cilynder
33

Pasangkan kembali cilynder


pada master cilynder

Pasangkan kembali pipa rem


Kunci pas “11
pada master cilynder

4.2.5 Pemeliharaan pipa rem


Pemeliharaan pipa rem dilakukan untuk memperlancar aliran minyak rem
yang menuju rem cakram dan rem tromol. Untuk menjaga siklus kerja rem
tersebut, pemeliharaan pipa rem dijelaskan pada tabel 4.5:
Tabel 4.5 Pemeliharaan pipa rem

Langkah Alat yang


Gambar
Pemeliharaan digunakan

Lepaskan baut yang Kunci pas dan


mengikat pada pipa rem ring “12

Bersihkan permukaan
Majun
luar pipa rem
34

Bersihkan baut
WD-40,greas
sambungan pipa rem

Pasangkan kembali pipa


pada master cilynder,
Kunci pas “12
rem cakram dan rem
tromol

4.2.6 Pemeliharaan piringan cakram


Pemeliharaan rem cakram dilakukan untuk menjaga tenaga gesekan dari
cengkraman caliper pada rem cakram. Pemeliharaan rem cakram dijelaskan pada
tabel 4.6:
Tabel 4.6 Pemeliharaan piringan cakram

Langkah Pemeliharaan Alat yang digunakan Gambar

Lepaskan baut yang Kunci pas dan ring


mengikat pada rem cakram “14

Lepaskan piringan rem


Palu nillon
cakram dari shaft

Bersihkan piringan cakram Majun,WD-40,amplas


35

Pasangkan kembali
Palu nillon
piringan cakram pada shaft

Pasangkan kembali caliper


Kunci pas dan ring
rem cakram pada piringan
“14
cakram

4.2.7 Pemeliharaan caliper


Pemeliharaan caliper dilakukan untuk menjaga daya cengkram pada pada
disc brake. Pemeliharaan caliper dijelaskan pada tabel 4.7
Tabel 4.7 Pemeliharaan caliper

Alat yang
Langkah Pemeliharaan Gambar
digunakan

Lepaskan baut yang Kunci pas dan ring


mengikat pada caliper “14

Lepaskan caliper dari


piringan cakram

Lepaskan selang rem dari


Kunci pas “12
caliper
36

Lepaskan brake pad dari


Obeng
caliper

Bersihkan piston caliper Compressor

Bersihkan brake pad Amplas

Bersihkan seal caliper Majun

Bersihkan baut selang


Majun/WD-40
rem

Pasangkan kembali brake


Obeng
pad pada caliper

Pasangkan kembali
caliper pada piringan Kunci pas “12
cakram
37

Pasangkan kembali
Kunci pas “12
selang rem cakram

4.2.8 Pemeliharaan rem tromol


Pemeliharaan rem tromol dilakukan untuk menjaga daya cengkram pada
drum brake. Pemeliharaan rem tromol dapat dilihat pada tabel 4.8:

Tabel 4.8 Pemeliharaan rem tromol

Langkah Pemeliharaan Alat yang digunakan Gambar

Lepaskan baut drum brake Kunci pas “19

Lepaskan brake shoes

Lepaskan return spring

Bersihkan sela-sela drum


brake agar tidak terjadi Amplas
korosi
38

Bersihkan brake shoes Amplas

Bersihkan kampas rem Amplas

Bersihkan wheel cilynder Majun

Pasangkan kembali return


spring pada kedua brake
shoes

Pasangkan kembali drum


Kunci pas “19
brake

4.3 Biaya pemeliharaan simulasi sistem rem cakram dan tromol


Biaya pemeliharaan simulasi sistem rem cakram dan tromol ini merupakan
biaya yang dikeluarkan untuk memelihara semua komponen agar tidak terjadi
kerusakan pada komponen. Di bawah ini adalah biaya pemeliharaan pada simulasi
rem cakram dan tromol.
4.3.1 Biaya pemeliharaan piringan cakram
39

Komponen Jumlah Harga satuan Harga

Sikat kawat 1 pcs 15.000 15.000


Amplas 4 pcs 2.500 10.000
Baut dan mur “19 4 pcs 3.000 12.000
majun 1 karung 5.000 5.000
WD-40 1 pcs 60.000 60.000
Total 102.000
Tabel 4.9 Biaya pemeliharaan piringan cakram

4.3.2 Biaya pemeliharaan caliper


Tabel 4.10 Biaya pemeliharaan caliper

komponen Banyaknya Harga satuan Jumlah

WD-40 1 pcs 60.000 60.000


Selang caliper 2 pcs 50.000 100.000
Kampas rem 2 pcs 70.000 140.000
Nepel 1 pcs 15.000 15.000
Amplas 2 pcs 2.500 5.000
Majun 1 karung 5.000 5.000
Cat besi merah 1 kaleng 30.000 30.000
Tinner 1 botol 10.000 10.000
Kuas 1 pcs 15.000 15.000
Minyak rem 1 pcs 25.000 25.000
Total 405.000

4.3.3 Biaya pemeliharaan rem tromol


Tabel 4.11 biaya pemeliharaan rem tromol
40

Komponen Banyaknya Harga satuan Jumlah

WD-40 1 pcs 60.000 60.000


Pipa rem 4 pcs 10.000 40.000
Nepel 3 pcs 15.000 45.000
Amplas 3 pcs 2.500 7.500
Majun 1 karung 5.000 5.000
Minyak solar 1 liter 10.000 10.000
Baut “19 8 pcs 9.000 72.000
Sikat kawat 1 pcs 15.000 15.000
Cat besi hitam 1 kaleng 50.000 50.000
Pressure gauge 2 pcs 85.000 170.000
Tinner 1 botol 10.000 10.000
Kuas 2 buah 15.000 30.000
Total 514.500

4.3.4 Total biaya pemeliharaan keseluruhan

Tabel 4.12 Total biaya keseluruhan

Biaya pemeliharaan jumlah

Biaya pemeliharaan piringan cakram 102.000


Biaya pemeliharan caliper 405.000
Biaya pemeliharaan rem tromol 514.500
Total 1.021.500
41

BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Dalam merencanakan langkah-langkah pemeliharaan simulasi sistem rem cakram
dan tromol dapat disimpulkan langkah perencanaan pemeliharaan sebagai berikut:
1. Kegiatan pemeliharaan simulasi rem cakram dan tromol dibagi menjadi 4 kategori
yaitu inspeksi, small repair, medium repair, dan complate repair.
2. Kegiatan pemeliharaan kategori inspeksi meliputi:
a. Membersihkan seluruh komponen simulasi sistem rem cakram dan
tromol.
b. Membersihkan selang bertekanan dari kotoran dan debu.
c. Membersihkan master cilynder dari kotoran dan debu.
d. Membersihkan tromol rem dari kotoran dan debu.
e. Membersihkan cakram rem dari kotoran dan debu.
3. Kegiatan pemeliharaan termasuk kategori small repair yaitu:
a. Pemeriksaan sambungan selang tekanan apabila ada kebocoran atau
selang tersumbat.
b. Pemeriksaan minyak rem apabila belum terisi.
4. Kegiatan pemeliharaan termasuk kategori medium repair yaitu:
42

a. Memeriksa kebocoran pada master cilynder pusat.


b. Memeriksa kondisi sepatu rem karena pemakaian rutin ganti bila tebal
sepatu rem sudah melebihi batas minimal yaitu 2 mili meter.
c. Memeriksa selang dari penyumbatan dan kebocoran ganti selang bila
terjadi kebocoran.
d. Memeriksan kebocoran pada master cilynder roda.
5. Kegiatan pemeliharan termasuk kategori complate repair yaitu:
a. Overhaul master cilynder, ganti bila ada komponen yang rusak atau aus.
b. Overhaul selang, ganti bila terjadi kebocoran.
c. Overhaul kampas rem cakram dan tromol, ganti apabila kampas rem
sudah tipis.
6. Untuk memelihara simulasi sistem rem cakram dan tromol dengan baik dan benar,
dilakukan dengan cara membuat jadwal pemeliharaan simulasi sistem rem cakram
dan tromol.
7. Biaya yang dikeluarkan untuk memelihara simulasi sistem rem cakram dan tromol
sebesar Rp.1.021.500,00.
5.2 Saran
Setelah semua pelaksanaan tugas akhir ini penulis memiliki saran, yaitu
membuat tempat tools untuk memudahkan pekerja dalam melakukan kegiatan
pemeliharaan.
43
Daftar Pustaka

1. Nanda Hikmatiar. “PERAWATAN REM TROMOL PADA MOBIL KIJANG


ROVER”. Banda Aceh : Fakultas Teknik Universitas Syiah Kuala, 2016.
2. Anang Septiantoni. “PERENCANAAN PERAWATAN DAN PERBAIKAN
CAR BRAKE SYSTEM TRAINER”. Politeknik Kediri, 2013.
3. Fajar Bayu Pratikto. “TROUBLESHOOTING DAN SERVICE SITEM REM”.
Universitas Negeri Semarang, 2015.
4.

Anda mungkin juga menyukai