Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

TRACTION CONTROL SYSTEM (TCS)

OLEH:
AUFI NADZARY 1741220034
DONNY BRIMATYA 1741220035

PROGRAM STUDI TEKNIK OTOMOTIF ELEKTRONIK


JURUSAN TEKNIK MESIN
POLITEKNIK NEGERI MALANG
MALANG
2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT Dzat penguasa alam semesta yang telah memberikan
taufiq, rahmat, hidayah serta inayahnya sehingga penulis dapat beraktivitas untuk menyusun
dan menyelesaikan makalah yang berjudul “Traction Control System (TCS) “ ini. Walaupun
banyak isi dari rangkuman karya ilmiah ini penulis kutip langsung dari sumber. Tapi penulis
berharap karya ilmiah ini dapat membantu dan menambah wawasan saudara-saudari yang
ingin lebih memahami atau mengetahui sekilas  tentang “Traction Control System (TCS) “.
Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas sistem manajemen chassis di
Politeknik Negeri Malang.
Makalah ini berisi informasi tentang “Traction Control System (TCS)”. Yang penulis
harapkan pembaca dapat mengertahui berbagai aspek yang berhubungan dengan Traction
Control System yang akan penulis bahas ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik
dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu penulis harapkan demi
kesempurnaan makalah ini di masa yang akan datang.
Akhir kata, penulis sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan
serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Tuhan Yang Maha Esa
senantiasa meridhoi segala usaha kita. Amin.
Dan akhirnya semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua terutama bagi pembaca.
Terima kasih,

Malang, 10 April 2020

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL.............................................................................................i

KATA PENGANTAR.............................................................................................ii

DAFTAR ISI...........................................................................................................iii

DAFTAR GAMBAR..............................................................................................iv

BAB I. PENDAHULUAN.......................................................................................1

1.1 Latar Belakang Masalah..............................................................................1

1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................2

1.3 Rumusan Tujuan.........................................................................................2

1.4 Manfaat.......................................................................................................2

BAB II. DASAR TEORI..........................................................................................3

2.1 Pengertian Traction Control System (TCS)................................................3

2.2 Sejarah Traction Control System................................................................4

2.3 Kelebihan Traction Control System (TCS).................................................5

BAB III. PEMBAHASAN.......................................................................................6

3.1 Komponen Utama Traction Control System...............................................6

3.2 Prinsip Kerja TCS/ASR..............................................................................7

3.3 Cara Kerja Unit Hidraulis ABS/TCS/ASR.................................................9

3.4 Sistem Kerja..............................................................................................15

BAB IV. PENUTUP..............................................................................................16

4.1 Kesimpulan...............................................................................................16

4.2 Saran..........................................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................17

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1...............................................................................................................4

Gambar 3.1...............................................................................................................7

Gambar 3.2...............................................................................................................7

Gambar 3.3...............................................................................................................8

Gambar 3.4...............................................................................................................9

Gambar 3.5.............................................................................................................10

Gambar 3.6.............................................................................................................10

Gambar 3.7.............................................................................................................11

Gambar 3.8.............................................................................................................11

Gambar 3.9.............................................................................................................12

Gambar 3.10...........................................................................................................12

Gambar 3.11...........................................................................................................13

Gambar 3.12...........................................................................................................13

Gambar 3.13...........................................................................................................13

Gambar 3.14...........................................................................................................15

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Pada era yang semakin berkembang ini, manusia modern membutuhkan suatu moda
tranportasi untuk menunjang mobilitasnya. Salah satu moda transportasi tersebut adalah
kendaraan roda empat atau mobil. Fenomena tersebut ditunjukkan dari jumlah kendaraan
pada saat ini yang semakin meningkat. Melihat fenomena tersebut perusahaan otomotif pun
berlomba-lomba untuk menciptakan kendaraan yang nyaman dan berteknologi tinggi.
Pada kendaraan baik mobil ataupun sepeda motor, sudah dari awal perancanganya di
bekali oleh salah satu sistem yang berguna sebagai salah satu pengaman kendaraan sistem itu
ialah brake system (sistem rem). Sistem itu sangat vital perananya dalam menjaga
keselamatan pengemudi dan penumpanganya. Dimana pengoperasianya adalah pengemudi
cukup menekan pedal rem dengan kaki sehingga kendaraan dapat melambat ataupun berhenti.
Pada sistem pengereman kendaraan tersebut gaya pengereman secara matematis
ditentukan oleh besarnya gaya tekan pada kaki, traksi roda, dan gaya gesek mekanisme rem.
Oleh sebab itu apabila kecepatan kendaraan tinggi ditambah kondisi jalan yang licin (traksi
kecil) lalu di rem secara tiba-tiba (kondisi panik) maka roda akan berhenti namun kendaraan
masih masih mempuyai kecepatan dalam artian belum berhenti. Ditambah lagi dalam kondisi
tersebut kemudi pun akan sulit dikendalikan karena roda sudah terkunci (lock).
Namun Ada pula kondisi lain dimana roda mengalami wheel spin atau slip dimana
kondisi dimana roda belakang mobil berputar lebih cepat dari semestinya. hal ini terjadi
karena tenaga dari mesin yang diterima oleh roda belakang melebihi kemampuan grip ban.
Grip ini muncul akibat fungsi dari sifat karet ban dan tekanan ke bawah mobil yang berasal
dari bobot mobil itu sendiri atau downforce (gaya tekan ke bawah pada saat mobil melaju).
Biasanya kondisi tersebut terjadi saat kendaraan berada di meda yang licin seperti salju atau
di medan yang berlumpur.
Dengan seiring perkembangan teknologi para insinyur di bidang otomotif pun mulai
berlomba-lomba dalam megembangkan teknologi yang mutakhir untuk di aplikasikan di
kendaraan khususnya dalam menangani kondisi wheel spin ini akhirnya sekarang sudah ada
teknologi yang bernama TCS (Traction Control System) atau ASR (Antriebs Schlupf
Regelung).

1
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka penulis dapat menuliskan
rumusan masalah sebagai berikut.
1) Apa itu sistem rem TCS (Traction Control System)?
2) Apa saja komponen sistem TCS dan fungsinya?
3) Bagaimana Prinsip Kerja TCS?
4) Bagaimana cara kerja unit hidraulis ASR/TCS?
5) Bagaimana sistem ASR/TCS pada mobil?
1.3 Rumusan Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka penulis dapat menuliskan rumusan
tujuan sebagai berikut.
1) Untuk mengetahui tentang rem sistem TCS.
2) Untuk mengetahui komponen sistem TCS beserta fungsinya.
3) Untuk mengetahui prinsip kerja TCS.
4) Untuk Mengetahui cara kerja unit hidraulis ASR/TCS
5) Untuk mengetahui sistem ASR/TCS pada mobil.
1.4 Manfaat
Berdasarkan rumusan tujuan diatas, maka penulis dapat menuliskan manfaat dari
makalah ini adalah sebagai berikut.
1) Sebagai wacana baru terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
khususnya perawatan sistem traksi yaitu TCS (Traction Control System).
2) Sebagai bahan penulisan lebih lanjut dalam perawatan sistem traksi yaitu TCS
(Traction Control System).

2
BAB II
DASAR TEORI

2.1 Pengertian Traction Control System (TCS)


Traction Control System atau sistem kontrol traksi merupakan teknologi untuk
mencegah adanya slip pada roda mobil saat melakukan akselerasi. Prinsip kerja tak jauh
berbeda dengan sistem anti-lock braking system atau ABS yang mencegah roda berhenti
berputar secara paten.
Teknologi berfungsi menjaga putaran roda agar tidak slip ketika mobil berakselerasi.
Baik dalam permukaan aspal yang licin atau saat melakukan akselerasi mendadak. Sehingga
traksi atau daya gesek terhadap permukaan aspal tetap optimal. Mobil pun masih dalam
kendali pengemudi.
Ditinjau dari sistem kontrolnya, sistem kontrol traksi merupakan system yang mampu
mempertahankan rasio slip diantara ban dan permukaan jalan dengan cara mengontrol
peralatan-peralatan guna memberikan perlawanan percepatan terhadap perubahan kondisi
permukaan jalan.
Kontrol traksi terdiri atas: 
a. Kontrol Torsi Engine, berfungsi mempertahankan kondisi steady state plant. 
b. Kontrol Torsi Pengereman, mencegah keberadaan torsi dengan memberikan gaya
gesek yang berbeda di antara kedua roda penggerak.
Sistem kontrol traksi direncanakan untuk mencegah roda melintir dengan gaya
akseleratif yang tinggi.
Kontrol traksi dipasang pada system kendaraan (mobil dan motor teknologi tinggi)
yang berfungsi untuk menghindari wheelspin. Wheelspin adalah suatu kondisi dimana roda
belakang mobil berputar lebih cepat dari semestinya. hal ini terjadi karena tenaga dari mesin
yang diterima oleh roda belakang melebihi kemampuan grip ban. Grip ini muncul akibat
fungsi dari sifat karet ban dan tekanan ke bawah mobil yang berasal dari bobot mobil itu
sendiri atau downforce (gaya tekan ke bawah pada saat mobil melaju).

3
Gambar 2.1
wheelspin sering terjadi di mobil balap F1. Hal ini disebabkan karena bobot mobil F1
yang ringan (tidak lebih dari 700 kg) tetapi mempunyai tenaga yang besar (sekitar 700
HP).Jadi agar tidak terjadi wheelspin digunakanlah traction control.

2.2 Sejarah Traction Control System

Pendahulu modern sistem kontrol traksi elektronik dapat ditemukan di tinggi-torsi, daya
tinggi roda belakang mobil drive sebagai slip differential terbatas .  slip differential Limited
merupakan murni sistim mekanikal yang mentransfer jumlah yang relatif kecil daya ke roda
non-tergelincir, masih memungkinkan beberapa roda berputar terjadi.
Pada tahun 1971, Buick divisi GM memperkenalkan MaxTrac, yang menggunakan
suatu sistem komputer dini untuk mendeteksi putaran roda belakang dan memodulasi tenaga
mesin ke roda mereka untuk memberikan traksi yang paling. Sebuah Buick-eksklusif pada
saat itu, itu adalah pilihan pada semua ukuran penuh model, termasuk Riviera, Wagon Estate,
Electra 225, Centurion, dan sedan LeSabre keluarga yang populer. Cadillac juga
memperkenalkan Traction Monitoring System ditakdirkan sakit (TMS) pada tahun 1979 di
Eldorado didesain ulang. Hal itu dikritik karena reaksi waktu dan memperlambat tingkat
kegagalan sangat tinggi.

Ide dasar di balik perlunya sistem kontrol traksi adalah hilangnya cengkeraman jalan
yang membahayakan kontrol kemudi dan stabilitas kendaraan karena perbedaan traksi roda
penggerak. Perbedaan slip dapat terjadi karena belokan kendaraan atau kondisi jalan yang
berbeda untuk roda yang berbeda. Ketika mobil berputar, roda luar dan dalamnya berputar
dengan kecepatan yang berbeda; ini dikontrol secara konvensional dengan menggunakan
diferensial . Peningkatan diferensial lebih lanjut adalah menggunakan diferensial aktif yang
dapat memvariasikan jumlah daya yang dikirim ke roda luar dan dalam sesuai kebutuhan.

4
Misalnya, jika slip ke luar dirasakan saat membelok, diferensial aktif dapat memberikan lebih
banyak daya ke roda luar untuk meminimalkan menguap (pada dasarnya sejauh mana roda
depan dan belakang mobil berada di luar jalur.) Diferensial aktif , pada gilirannya,
dikendalikan oleh perakitan sensor elektromekanis yang bekerja sama dengan unit kontrol
traksi.

2.4 Kelebihan Traction Control System (TCS)

Sebagai salah satu fitur terbaru, fungsi fitur Traction Control belum banyak diketahui
setiap pemilik mobil. Fitur yang satu ini sebenarnya memiliki peranan penting dalam
menjamin keamanan pengendara, yaitu :

 Menjaga kestabilan saat menikung.


 Membantu pengemudi saat berbelok.
 Meminimalkan resiko tergelincir.
 Menyesuaikan putaran roda.
 Sebagai sistem pengerem roda.

5
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Komponen Utama Traction Control System

Kontrol traksi terdiri atas komponen-komponen sebagai berikut:


a. Wheel Speed sensor, sensor yang memberikan informasi kepada ABS untuk ditindak
lanjuti. 
b. ECU (Electronic Control Unit) Input amplifier IC menerima sinyal dari wheel speed
sensor, sinyal frekwensi tersebut memberi perintah tentang kecepatan roda
penggerak. Microcontrollernya akan memproses sinyal-sinyal percepatan dan
kecepatan roda penggerak. Data data ini akhirnya akan menyiapkan basis
perhitungan dalam menentukan nilai akhir yang dibutuhkan untuk kendali slip. 
c. Hydraulic Unit 
d. Electronic throttle control actuator 
e. Simplified throttle control actuator 
f. Fuel injection dan ignition control (Pengurangan tekanan pompa mesin secara
perlahan-lahan).
System kontrol traksi (TCS), juga dikenal sebagai anti-slip regulasi (ASR). Biasanya
digunakan sebagai fungsi sekunder pada anti-lock braking system (ABS) pada kendaraan
bermotor.
Intervensi (bantuan) terdiri dari satu atau lebih dari berikut ini:
a. Mengurangi atau menekan percikan urutan ke satu atau lebih silinder
b. Mengurangi pasokan bahan bakar ke satu atau lebih silinder
c. Rem gaya yang diterapkan pada satu atau lebih roda
d. Tutup throttle, jika kendaraan ini dilengkapi dengan drive by wire throttle
e. Dalam turbo-charged kendaraan, sebuah solenoida dapat meningkatkan control
digerakkan untuk mengurangi dan karena itu meningkatkan tenaga mesin.
Biasanya, sistem kontrol traksi berbagi aktuator elektro-hidrolik rem (tapi tidak
menggunakan master silinder konvensional dan servo), dan sensor kecepatan roda dengan
sistem anti-lock braking system.

6
3.2 Prinsip Kerja TCS/ASR
3.1.1 ASR dengan prinsip pe-ngatur moment rem

Sistem pengatur moment rem dibangun pada komponen listrik dan hidraulis sistem
rem yang meng-gunakan ABS.

Gambar 3.1 Roda dalam keadaan  split


Pada saat awal berjalan/ perce-patan tanpa pengatur momen rem pada split. ( roda
kiri dan kanan berbeda). roda penggerak berdiri diatas jalan yang mempunyai ham-batan
gesek () yang berbeda. Dimana ( roda kiri >  roda kiri). Oleh karena deferensial
selalu mem-bagi moment penggerak (MP) sama besar antara roda kanan dan kiri,
sehingga MP/2 ditentukan oleh roda dengan  kecil.

50 % 50 %
Mp/2+M rem Mp/2+M rem

Mp = 100 %

Gambar 3.2 Pengereman pada roda yang slip ( kecil)


Pada saat awal berjalan/ perce-patan dengan sistem pengatur mo-men rem pada 
slip. Pada saat roda melebihi batas slip, roda peng-gerak kanan berputar lebih cepat

7
(slip). Dengan bantuan sensor pu-taran roda, besar slip diinformasikan ke kontrol unit
ABS/ASR. Kontrol unit dengan bantuan unit hidraulis mem-berikan tekanan rem pada
roda yang slip. Sehingga pada roda kanan me-nimbulkan moment pengereman dan
defferensial menghasilkan persa-maan moment (M kanan = M kiri). Oleh karena itu
berlaku :
 M kiri =Mp/2 + M rem  Gaya penggerak kiri sama dengan gaya penggerak
rem kanan + 1/2 Mp
 Jumlah gaya penggerak = gaya traksi

Pengertian beberapa istilah :


ASR : Antriebs Schlupf Regelung
LTCS : Low Speeds Traktion Control Sistem
BSD : Bremsen Sperv Differential
EDS : Elektronische Differential Spere
ABD : Automatisches Bremsen Differential
ETC : Elektronic Traktion Control
ETS : Elektronic Traktion Suport
BTC : Breake Traktion Control
Umumnya pada saat mobil mulai berjalan atau percepatan, perpin-dahan tenaga
tergantung pada slip antara roda dan jalan. Berjalan normal di atas jalan licin tidak cukup
hanya dengan mengatur pedal gas untuk menghindari slip roda penggerak. Dengan
meningkatkan slip maka turun gaya samping. Oleh karena itu mobil tidak bisa jalan
stabil.Pada pengatur slip yang lengkap bekerja pada sistem rem dan atau pada motor
manajemen dan bekerja pada semua tingkat kecepatan.ASR dengan sistem kerja tunggal
pada sistem rem :Pada sistem ini traksi dan gaya samping yang optimal dicapai pada
kecepatan < 50 km/jam.

Gambar 3.3. ASR Pengereman pada roda penggerak

8
Dengan ASR roda yang slip dapat diperlambat dengan rem roda itu sendiri tanpa
menginjak rem, sehingga dicapai slip yang ideal pada kecepatan yang semestinya.
Melalui defferensial dipindahkan moment rem yang ada sebagai moment penggerak pada
roda yang berlawanan. Jika momen penggerak terlalu tinggi, ke dua roda direm tetapi
lama-nya pengereman harus dibatasi su-paya rem tidak terlalu panas.
3.1.2 ASR dengan pengatur daya motor

Pengaturan daya motor dimak-sud adalah menurunkan daya motor dengan jalan
mengatur saat penga-pian, injeksi bahan bakar dan posisi katup gas sehingga daya motor
dapat diturunkan sesuai traksi yang me-mungkinkan tidak terjadi slip.

Gambar 3.4 ASR pengaturan daya motor


Gaya samping optimal pada semua tingkat kecepatan. Untuk meng-hindari
kerugian gaya dorong ke samping (pada penggerak be-lakang) atau kemampuan di
belokkan (pada penggerak depan) pengaturan sudah harus bekerja jika salah satu roda
penggerak slip lebih dari 30 %.
Kemungkinan yang diatur pada mesin :
 Meregulasi daya mesin melalui katup gas dengan motor listrik penggerak katup gas
(E gas)
 Memundurkan saat pengapian (melalui kontrol unit mesin)
 Mematikan silinder motor (dengan mematikan injektor)
 Mengurangi tekanan turbo (melalui kontrol unit mesin)
 Memindahkan gigi yang besar (pada transmisi automatis) elektronik
ASR dengan pengaturan daya motor disebut juga :
ASC : Automatic Stability Control
EMS : Elektronische Motorleistungs Stenerung

3.1.3 ASR dengan pengaturan kombinasi antara rem dan daya motor.
Pada ASR kombinasi terjadi pengaturan pada sistem rem dan moment putar motor.
Oleh karena itu keuntungan pada ke dua sistem dapat disatukan.

9
Gambar 3.5. ASR pengaturan kombinasi antara daya motor dengan rem
Pada sistem ini dapat diperoleh traksi dan gaya samping yang optimal pada semua
kecepatan sehingga didapatkan tidak terjadi slip perce-patan
Prinsip kerja
Jika salah satu roda berputar bebas (slip) segera sistem rem pada roda itu aktif. Jika
roda kedua ikut berputar bebas (slip) segera pula sistem rem pada roda kedua aktif
(kedua roda direm) bersamaan dengan itu moment putar roda dikurangi. Pada kecepatan
tinggi yang bekerja hanya ASR dengan pe-ngaturan moment motor ASR Simtem
Pengaturan Slip pada RemAliran hidraulis tertutup dengan pembatas tekanan (Misal
Bosch ASR5).
Contoh : Mobil penggerak depan de-ngan pembagian saluran rem diagonal.

Gambar 3.6 Rangkaian ABS dan ASR

Keterangan gambar :
KM = Katup masuk
KB = Katup buang
KP = Katup pemindah dengan pembatas tekanan (70-130 bar)
10
KI = Katup isap
P = Pompa pengembali yang mampu mengisap
PT = Penyimpan tekanan
PP = Peredam getaran (pulsasi)

3.3 Cara Kerja Unit Hidraulis ABS/TCS/ASR


3.3.1 Pengereman Roda yang Slip

Pada tahapan ini roda yang slip akibat percepatan di rem untuk menghindari daya
mesin hanya me-ngalir ke roda yang slip tersebut dimana fase kerjanya sama dengan
ABS:

Gambar 3.7 Menaikkan tekanan


-Menaikkan Tekanan ABS
Tekanan rem dari silinder master melalui katup KP dari KM ke kaliper.
-Menahan Tekanan ABS

Gambar 3.8 Menahan Tekanan


Katup KM berarus  tekanan pada kaliper tetap.

11
-Menurunkan Tekanan ABS

Gambar 3.9 Menurunkan tekanan


Katup KB, KM dan pompa berarus  cairan rem me-ngalir ke penyimpan tekanan
rendah dan dipompa melalui peredam pulsasi dan katup pemindah ke sil master.

-ASR Menaikkan Tekanan

Gambar 3.10 ASR menaikan tekanan

 Katup KI, pompa dan katup KP berarus  pompa meng-isap cairan dari
silinder master melalui katup KI
 Tekanan pompa mengalir melalui katup KM ke kaliper
 Tekanan maksimal dibatasi oleg katup pembatas tekanan KP

12
-ASR Menurunkan Tekanan

Gambar 3.11 ASR menurunkan tekanan


 Katup KB, pompa, katup KP dan katup KI berarus  tekanan kaliper turun
melalui katup KB.

Gambar 3.12 Skema lengkap ABS Bosch generasi 5 dengan pembagian saluran diagonal.

13
Gambar 3.13 Skema lengkap ABS/ASR Bosch generasi 5 dengan pembagian saluran
diagonal.

3.3.2 ASR Sistem Pengaturan Daya Motor

Macam-macam pengaturan motor :


a. Pengaturan pembukaan katup gas :
Jika salah satu atau kedua roda penggerak slip, momen putar motor akan
dikurangi de-ngan menutup katup gas. Batas slip tergantung dari kecepatan mobil
dan apakah salah satu atau kedua roda yang slip. Pada kendaraan dengan
penggerak depan pengaturan katup gas tidak harus dengan cepat karena stabilitas
mobil masih terjaga oleh roda bela-kang yang masih berputar se-suai dengan
kecepatan ken-daraan.Pada kendaraan penggerak aksel belakang katup gas harus
menutup sangat cepat supaya stabilitas kendaraan terjaga.
b. Pengendalian tambahan :
Melalui sistem pengapian dan injeksi apabila slip pada penggerak melebihi
batas ter-tentu saat pengapian diper-lambat. Jika moment mesin masih terlalu besar
pengapian dimatikan (injeksi dimatikan juga)
c. Penaturan gaya mesin dengan injeksi :
Pada kondisi yang ideal (untuk penggerak depan) semua komponen yang
dibutuhkan ada pada kendaraan, yaitu : Kontrol unit ABS/ASR kontrol unit mesin
dan hubungan antara kedua kontrol unit tersebut.Dengan demikian sistem ini
menjadi sederhana dan murah.Supaya regulasi daya mesin lebih baik, untuk
mematikan injektor diperlukan persetengah silinder, artinya : injektor dima-tikan
setiap langkah kerja kedua.

14
3.4 Sistem Kerja

15
Persia pan sin yal
Sensor roda
dari sensor roda Steker diagnosa
depan kir i
depan kir i dan
belakang kir i

Katu p 3/3 depan


Sensor roda kir i
depan kanan

Katu p 3/3 depan

Mik ro prosesor ABS

Mik ro prosesor ABS


Persia pan sin yal kanan
Sensor roda dari sensor roda
bela kang kir i depan kanan dan
belakang kanan
Katup belakang
kir i

Sensor roda
bela kang kanan
Katup belakang
kanan

Katu p pemin dah


Persia pan sin yal
Sakla r rem
dari sakla r rem

Relay katup
Sudut katu p gas
Persia pan sin yal
sebenarnya

Transistor penguat
Rela y pompa
tekan
Mik ro prosesor ASR

Mik ro prosesor ASR


Saklar ranta i salju
dengan ta mpu Persia pan sin yal
kontr ol Rela y pompa
pengembali

Sakla r tekan Persia pan sin yal


Posis i katup gas
sebenarnya

Lampu fu ngsi ASR

Lampu sakla r
ranta i salju

Kontr ol unit ABS/ASR


Lampu kontr ol
ABS

Lampu kontr ol
ASR

Gambar 3.14 Skema Blok Kontrol Unit ASR (Mercedes ARS2)


Pengaturan Gaya Pengereman Mesin :
Apabila pengereman mesin terlalu besar dan licin, roda penggerak dapat slip lebih dari
30% walaupun rem tidak diinjak. Hal ini berbahaya pada kendaraan dengan penggerak roda
belakang karena stabilitas kendaraan hilang. Momen pengereman mesin yang besar terjadi
biasanya ditimbulkan setelah pemnindahan gigi besar ke gigi kecil pada saat kopling
dilepas. Sistem ini menghindari slip roda yang terlalu besar dengan menaikkan putaran
mesin. Putaran mesin dinaikkan dengan putaran sebuah katup gas listrik atau dengan bantuan
dari pengatur putaran idel.
BAB IV

16
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Dari penulisan makalah ini penulis memberikan kesimpulan sebagai berikut.
1) TCS menjadi solusi untuk menurunkan tingkat kecelakaan yang sering terjadi karena
kasus rem yang tidak berfungsi atau blong dengan dilengkapi teknologi yang telah
ditingkatkan agar meningkatkan keamanan pengendara/pengemudi dan kelebihan-
kelebihan yang cukup banyak.
2) TCS Bekerja pada 3 prinsip dasar yaitu pengaturan momen rem, pengaturan daya
motor dan pengaturan kombinasi yakni pengaturan momen rem dan daya motor.
4.2 Saran
Dari penulisan makalah ini penulis memberikan saran sebagai berikut.
1) Untuk menservis kendaraan yang berteknologi ABS sebaiknya dilakukan di bengkel
resmi,agar perbaikan dan perawatanya menjadi lebih maksimal. Dikarenakan setiap
merk mobil memiliki sistem dan kontruksi yang beda sehingga manual book nya pun
berbeda.
2) Seiring dengan berkembangnya teknologi di bidang otomotif, seharusnya sudah
semestinya para insinyur, mahasiswa ataupun pelajar SMK yang menggeluti bidsng
otomotif mampu menguasai teknologi TCS ini, lebih-lebih mampu untuk
mengembangkan sistemnya menjadi lebih baik.

DAFTAR PUSTAKA
17
 Toyibu, Moch. Modul Pelatihan Sistem Rem Dengan ABS/ASR/ESP . 2012.
Malang :Departemen Ototronik PPPPTK BOE.

 Electronic Service Modul. 2010. Yokohama:Nissan Coorporation

 Rokim, M.S.2012.Buku Ototronik.Jakarta:Direktorat Pembinaan SMK

 Abs/Tcs/Esp Training Guide.Japan:Daihatsu

 ………,. Automotive Handbook, Robert Bosch Gmbh, Stuttgart. 2000

 . ……… , Bremsenlagen fur Kraftfahrzeuge, BOSCH 1994.

18

Anda mungkin juga menyukai