OLEH:
AUFI NADZARY 1741220034
DONNY BRIMATYA 1741220035
Puji syukur kehadirat Allah SWT Dzat penguasa alam semesta yang telah memberikan
taufiq, rahmat, hidayah serta inayahnya sehingga penulis dapat beraktivitas untuk menyusun
dan menyelesaikan makalah yang berjudul “Sistem Suspensi Aktif dan Semi-Aktif“ ini.
Walaupun banyak isi dari rangkuman karya ilmiah ini penulis kutip langsung dari sumber.
Tapi penulis berharap karya ilmiah ini dapat membantu dan menambah wawasan saudara-
saudari yang ingin lebih memahami atau mengetahui sekilas tentang “Sistem Suspensi Aktif
dan Semi-Aktif “.
Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas sistem manajemen chassis di
Politeknik Negeri Malang.
Makalah ini berisi informasi tentang “Sistem Suspensi Aktif dan Semi-Aktif”. Yang
penulis harapkan pembaca dapat mengertahui berbagai aspek yang berhubungan dengan
Sistem Suspensi Aktif dan Semi-Aktif yang akan penulis bahas ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik
dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu penulis harapkan demi
kesempurnaan makalah ini di masa yang akan datang.
Akhir kata, penulis sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan
serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Tuhan Yang Maha Esa
senantiasa meridhoi segala usaha kita. Amin.
Dan akhirnya semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua terutama bagi pembaca.
Terima kasih,
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL.............................................................................................i
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................iv
BAB I. PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.4 Manfaat.......................................................................................................2
4.1 Kesimpulan...............................................................................................23
4.2 Saran..........................................................................................................23
iii
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................24
iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1...............................................................................................................3
Gambar 3.1...............................................................................................................8
Gambar 3.2...............................................................................................................9
Gambar 3.3.............................................................................................................10
Gambar 3.4.............................................................................................................10
Gambar 3.5.............................................................................................................10
Gambar 3.6.............................................................................................................11
Gambar 3.7.............................................................................................................11
Gambar 3.8.............................................................................................................12
Gambar 3.9.............................................................................................................12
Gambar 3.10...........................................................................................................13
Gambar 3.11...........................................................................................................13
Gambar 3.12...........................................................................................................13
Gambar 3.13...........................................................................................................14
Gambar 3.14...........................................................................................................14
Gambar 3.15...........................................................................................................15
Gambar 3.16...........................................................................................................16
Gambar 3.17...........................................................................................................17
Gambar 3.18...........................................................................................................18
Gambar 3.19...........................................................................................................19
Gambar 3.20...........................................................................................................19
Gambar 3.21...........................................................................................................19
Gambar 3.22...........................................................................................................20
Gambar 3.23...........................................................................................................20
v
Gambar 3.24...........................................................................................................21
Gambar 3.25...........................................................................................................21
Gambar 3.26...........................................................................................................22
vi
BAB I
PENDAHULUAN
1
1) Ingin mengetahui pengertian sistem suspensi aktif dan semi-aktif.
2) Ingin mengetahui fungsi sistem suspensi aktif dan semi-aktif.
3) Ingin mengetahui komponen sistem suspensi aktif dan semi-aktif.
4) Ingin mengetahui osilasi dan kenyamanan pada kendaraan.
5) Ingin mengetahui cara kerja sistem suspensi aktif dan semi-aktif.
6) Ingin mengetahui keunggulan dan kelemahan sistem suspensi aktif dan semi-
aktif.
1.4 Manfaat
Berdasarkan rumusan tujuan diatas, maka penulis dapat menuliskan manfaat dari
makalah ini adalah sebagai berikut.
1) Sebagai wacana baru terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
khususnya perawatan sistem suspensi yaitu sistem suspensi aktif dan semi-aktif.
2) Sebagai bahan penulisan lebih lanjut dalam perawatan sistem suspensi yaitu
suspensi aktif dan semi-aktif.
2
BAB II
DASAR TEORI
Gambar 2.1
3
Mobil awalnya dikembangkan sebagai versi self-propelled kendaraan yang ditarik
kuda. Namun, kendaraan yang ditarik kuda telah dirancang untuk kecepatan relatif
lambat, dan suspensi mereka tidak cocok untuk kecepatan yang lebih tinggi diizinkan
oleh mesin pembakaran internal.
Pertama bisa diterapkan semi-suspensi diperlukan pengetahuan metalurgi canggih
dan keterampilan, dan hanya menjadi mungkin dengan munculnya industrialisasi . Obaja
Elliott mendaftarkan paten pertama untuk kendaraan semi-suspensi; - Setiap roda
memiliki dua mata air daun baja tahan lama di setiap sisi dan tubuh kereta itu tetap
langsung ke mata air yang melekat pada as roda . Dalam satu dekade, sebagian besar
kereta kuda Inggris yang dilengkapi dengan mata; mata kayu dalam kasus kendaraan
satu-kuda ringan untuk menghindari pajak, dan mata air baja di kendaraan yang lebih
besar. Ini sering terbuat dari baja karbon rendah dan biasanya berupa beberapa lapisan
daun pegas .
Pegas daun telah ada sejak Mesir awal. insinyur militer kuno yang digunakan pegas
daun dalam bentuk busur untuk daya mesin pengepungan mereka, dengan sedikit
keberhasilan pada awalnya. Penggunaan pegas daun di ketapel kemudian disempurnakan
dan dibuat untuk bekerja tahun kemudian. Springs tidak hanya terbuat dari logam, cabang
pohon kokoh dapat digunakan sebagai pegas, seperti dengan busur. Kereta kuda dan Ford
Model T menggunakan sistem ini, dan masih digunakan saat ini di kendaraan yang lebih
besar, terutama di suspensi belakang.
Ini adalah pertama sistem suspensi modern dan, seiring dengan kemajuan dalam
pembangunan jalan , digembar-gemborkan peningkatan terbesar tunggal dalam
transportasi jalan sampai munculnya mobil . The pegas baja Inggris tidak cocok untuk
digunakan di jalan kasar Amerika waktu, sehingga Abbot Downing Perusahaan Concord,
New Hampshire kembali memperkenalkan suspensi tali kulit, yang memberikan gerakan
berayun bukan menyentak naik dan turun dari suspensi pegas.
Henri Fournier pada nya unik teredam dan racewinning 'Mors Machine', foto yang
diambil 1902.Pada tahun 1901 Mors dari Paris pertama dipasang sebuah mobil dengan
peredam kejut. Dengan keuntungan dari sistem suspensi teredam pada nya 'Mors
Machine', Henri Fournier memenangkan perlombaan bergengsi Paris-to-Berlin pada
waktu superior 20 Juni 1901. Fournier adalah 11 jam 46 menit 10 detik, sedangkan
pesaing terbaik adalah Leonce Girardot di a Panhard dengan waktu 12 jam 15 menit 40
detik.
4
Coil springs pertama kali muncul pada kendaraan produksi pada tahun 1906 di
Brush Runabout dibuat oleh Brush Motor Company. Hari ini, coil springs digunakan di
sebagian besar mobil.
Pada tahun 1920, Leyland Motors digunakan torsi bar di sistem suspensi. Pada
tahun 1922, suspensi depan independen dirintis pada Lancia Lambda dan menjadi lebih
umum pada mobil pasar massal dari 1932. Saat ini sebagian mobil memiliki suspensi
independen di keempat roda.
Pada tahun 2002, komponen suspensi pasif baru diciptakan oleh Malcolm C.
Smith , yang inerter . Ini memiliki kemampuan untuk meningkatkan inersia efektif
suspensi roda menggunakan roda gila diarahkan, tetapi tanpa menambah massa yang
signifikan. Itu awalnya digunakan di Formula 1 dalam kerahasiaan tetapi telah menyebar
ke motorsport lainnya.
Pengertian Suspensi.
Suspensi merupakan sistem yang terdapat pada kendaraan yang di rancang untuk
meredam getaran pada kendaraan yang di timbulkan karena permukaan jalan yang tidak
rata, tujuan adanya sistem suspensi ini adalah untuk kenyamanan pengendara penumpang
pada kendaraan dengan meminimalisirkan getaran yang disebabkan oleh kondisi jalan.
Selain fungsi diatas, dengan adanya sistem suspensi pada kendaraan ini membantu
memperingan pengendara untuk mengendalikan kemudi saat berbelok dan membuat
kendaraan stabil saat berada pada kondisi jalan yang bergelombang.
2.3 Fungsi Sistem Suspensi
Adapun fungsi sistem suspensi pada kendaraan adalah sebagai berikut:
1. Selama kendaraan berjalan, kendaraan secara bersama-sama
dengan roda menyerap getaran, guncangan dan kejutan dari
permukaan jalan, hal ini untuk memberikan kenyamanan
dan keamanan penumpang.
2. Memindahkan gaya pengereman dan gaya gerak ke bodi melalui
gesekan antara jalan dengan roda-roda.
3. Menopang bodi pada axle dan memelihara letak geometris antara bodi dan
roda-roda.
7
BAB III
PEMBAHASAN
8
Gambar 3.1
Pegas Coil
2. Pegas Daun
Sifat – Sifat :
a. Konstruksi sederhana
b. Dapat meredam getaran sendiri (gesekan antara daun pegas)
c. Berfungsi sebagai lengan penyangga (tidak memerlukan lengan
memanjang dan melintang)
Penggunaan :
Aksel depan / belakang, tanpa / dengan penggerak roda
Gambar 3.2
Pegas Daun
Gambar 3.3
Pegas Batang Torsi
Gambar 3.4
Saat Kompresi
Saat Ekspansi
Katup tertutup, minyak mengalir melalui orifice (lubang kecil) sehingga
terjadi peredaman.
10
Gambar 3.5
Saat Ekspansi
Tipe shock absorber menurut cara kerjanya diantaranya:
1. Shock absorber kerja tunggal (single action) Efek meredam hanya terjadi
saat ekspansi. Sebaliknya saat kompresi tidak terjadi peredaman.
Gambar 3.6
SA single action
2. Shock absorber kerja ganda (double action) Saat ekspansi dan kompresi selalu
terjadi peredaman.
Gambar 3.7
SA double action
11
1. Shock absorber tipe mono tube
Dalam shock absorber terdapat satu silinder tanpa reservoir.
Gambar 3.8
SA tipe mono tube
Gambar 3.9
SA tipe twin tube
12
Gambar 3.10
Ball joint
Gambar 3.11
Stabilizer
Gambar 3.12
Strut Bar
13
3.1.6 Lateral Control Rod
Berfungsi untuk menahan axle pada posisinya terhadap beban dari arah
samping.
Gambar 3.13
Lateral control rod
3.1.7 Bumper
Bumper terdiri dari bounding dan rebounding bumper yang dipasangang
sebagai pelindung frame, axle, shock absorber, dan lain lain pada waktu pegas
mengerut dan mengembang di luar batas maximumnya sehingga tidak terjadi
kerusakan pada komponen komponen tersebut. Bounding bumper bertugas pada
saat kendaraan mengerut, dan rebounding bumper bertugas pada saat kendaraan
mengembang.
Gambar 3.14
Bumper
14
3.1.8 Lower arm
Berfungsi untuk menopang roda dan bodi kendaraan.
Gambar 3.15
Lower arm
15
3.2.2 Suspensi Semi Aktif
Gambar 3.16
Suspensi semi aktif
Komponen sistem suspensi semi aktif terdiri dari komponen hidrolik
dengan tidak menggunakan sensor dan tidak dikontrol ECU. Sistem suspensi
semi aktif bekerja jika kendaraaan pada kondisi menyala sistem suspensi akan
aktif dapat dikatakan fluida dalam sistem suspensi tidak akan masuk melalui
saluran hidolik ke ruang suspensi. Suspensi semi aktif berhubungan dengan
medan listrik dengan merubah kekentalan dari fluida dan gas nitrogen.
Suspensi ini tidak menggunakan spring dan tingkat kenyamanan
tergantung dari viskositas fluida dan udara nitrogen yang mempengaruhi.
16
3.2.3 Sistem Suspensi aktif
Dengan adanya perkembangan teknologi di bidang komputer, elektronik,
hidrolik dan teknik control permasalahan kenyamanan berkendara dapat diatasi
dengan hadirnya teknologi baru pada dunia otomotif, yaitu sistem suspensi
aktif. Suspensi aktif adalah suatu sistem suspensi yang menggunakan
microkontrol dan sensor dengan feedback loop untuk meningkatkan perfomen
suspensi yang optimal. Secara prinsip komponen- kompenen hampir sama dengan
suspensi biasa, hanya saja ada beberapa komponen yang dikontrol secara
elektronik sehingga ada beberapa komponen tambahan, antara lain :
Sensor, berbagai macam sensor dipasang pada kendaraan untuk
mengetahui kondisi kendaraan dan aktivitas pengemudi.
ECU (Electronic Control Unit), semua sinyal dari sensor akan dibaca
oleh ECU dan dengan bantuan memori yang sudah diprogram, sinyal
yang masuk akan diolah untuk menentukan tingkat suspensi sesuai
kebutuhan.
Actuator, perintah dari ECU akan dirubah menjadi sinyal elektrik dan
langsung diteruskan ke berbagai aktuator untuk mengontrol sistem
suspensi.
Gambar 3.17
Diagram Alir Suspensi Aktif
Tenaga suspensi aktif disuplai dari pompa yang digerakkan oleh engine.
Minyak dari pompa diteruskan ke unit pertama dari Fail Safe Valve. Unit ini
mempunyai dua fungsi, yaitu pertama mematikan sistem pada saat emergency
sehingga suspensi menjadi passive dan yang kedua mengatur suplai tekanan.
17
Ketika suspensi aktif tidak bekerja maka unit Fail Safe Valve mengurangi.
3.3 Osilasi dan Kenyaman Kendaraan
3.3.1 Sprung Weight dan Unsprung Weight.
Berat bodi dan lain-lainya yang ditoang oleh pegas-pegas disebt sprung wegiht.
Adapun roda-toda dan poros serta komponen lainya yang tidak ditopang ole pegas
disebut unsprng weight.
Pada umumnya dapat dikatakan bahwa makin besar sprung weightnya dari
suatu kendaraan akan menjadikanya maikin baik karena tendesi bodyuntuk
terguncang akan menjadi kurang.Sebalknya , unsprung weight yang terlalu besar
cenderung menyebabkan bodi muda terguncang.
Osilasi dan bergoyangnya bagian pegas dari kendaraan terutama bodi
berpengaruh besar pada kenyamanan kendaraan.
Gambar 3.18
Sprung Weight dan Unsprung Weight
3.3.2 Osilasi Sprung Weight
Sprung weight adalah bera bodi mobil yang dijamin olh pegas suspensi. Osilasi
dan goyangan ini dibedakan menjadi empat, yaitu :
1. Pitching
2. Rolling (bergulir)
3. Bounching (melambung), dan
4. Yawing (zigzag).
18
Gambar 3.19
Osilasi Sprung Weight
1. Pitching
Pitching adalah osilasi turun naiknya bagian depan dan belakang
berhubungan dengan titik berat depan dan belakang kendaraan. Hal ini terjadi
khususnya jika kendaaan melalui jalan yang kasar dan banyak lubang. Pitching
juga lebih mudah terjadi pada kendaraan yang pegasnya lemah dibandingkan
yang pegasnya lebih kuat.
Gambar 3.20
Pitching
2. Rolling (Bergulir)
Ketika kendaraan membelok atau melalui jalan yan begelombang, salah
satu pegas pada salah satu sisi kendaraan mengembang dan pada sisi lainya
mengerut. Hal ini mengkibatkan bodi beputar (rolling) dalam ara yang lurus
(dari sisi ke sisi)
Gambar 3.21
Rolling
19
3. Bounching (Melambung)
Bounchig adalah gerakan aik turunya bodi kendaraan secara keseluruan.
Jika kendaraan berjaan pada kecepatan tinggi melalui jalan yang
bergelombang, maka seoah-olah terjadi gerakan naik turun. Juga mudah terjadi
jika keadaan pegas-pegas lemah.
Gambar 3.22
Bounching
4. Yawing (Zigzag)
Yawing adalah gerakan bodi kendaraan arah memanjang, ke kanan dan ke
kiri terhadap titik tengah (centerline). Pada permukaan jalan dimana terjadinya
pitching seperti juga pada yawing.
Gambar 3.23
Yawing
20
3. Wind Up.
Gambar 3.24
Osilasi Unsprung Weiht
1. Hopping
Hopping adalah gerakan melambung (bounching) roda-roda ke atas dan ke
bawah yang biasanya terjadi pada jalan-jalan berobmak dengan kecepatan
sedang dan tinggi.
2. Tramping
Tramping adalah gerakan osilasi turun naik dengan arah yang berlawanan
pada roda-roda kiri dan kanan. Akibatnya roda-roda kiri dan kanan melompat
terhadap permuakaan jalan. Keadaan ini muda terjadi pada kendaraan yang
menggunakan suspensi poros rigid (rigid axle suspension).
Gambar 3.25
Tramping
3. Wind Up
21
Wind Up adalah gejala terjadinya pegas daun melintir di sekeliling poros
yang disebabkan oleh momen pengerak (driving torque) kendaraan.
Gambar 3.26
Wind up
22
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dari penulisan makalah ini penulis memberikan kesimpulan bahwa sistem suspensi
adalah kumpulan komponen tertentu yang berfungsi meredam kejutan, getaran yang
terjadi pada kendaraan akibat permukaan jalan yang tidak rata yang dapat
meningkatkan kenyamanan berkendara dan pengendalian kendaraan. Ada empat
macam sistem suspensi yaitu sistem suspensi pasif, semi aktif dan aktif. Suspensi
pasif merupakan sistem suspensi dengan mnggunakan hidrolik. Suspensi semi-aktif
yaitu sistem hydropneumatic yatu fluida bercampur dengan udara bertekanan yang
prinsip kerjanya tanpa menggunakan spring. Suspensi aktif yaitu suspensi dengan sistem
control ECU yang dideteksi oleh sensor yang kemudian ECU akan memerintahkan
aktuator hirolik sesuai dengan kondisi suspensi yang dideteksi.
4.2 Saran
Dari penulisan makalah ini penulis memberikan saran bahwa sebagai mana dengan
komponen-komponen pada sistem transmisi otomatis atau CVT. Dapat mengalami
kerusakan bila tidak ada perawatan jangka panjang atau jangka pendek maka dengan itu
transmision atau CVT harus dirawat secara rutin dan benar karna pada transmisi otomatis
atau CVT sangat berpengaruh saat kendaraan berkendara. Apabila pada komponen
transmisi otomatis atau CVT terawat maka akan memberikan kenyamanan pada saat
berkendara.
23
DAFTAR PUSTAKA
24
1