KONSTRUKSI OTOMOTIF
PERANCANGAN PISTON
Disusun Oleh :
NRP : 0121603008
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT atas berkat, rahmat serta hidayah – Nya
sehingga tugas “Konstruksi Otomotif” ini dapat terselesaikan dengan baik. Tugas ini
disusun untuk memenuhi mata kuliah Tugas Konstruksi Otomotif Fakultas Teknik
Mesin Otomotif, Jurusan D III Otomotif, Institut Teknologi Indonesia.
Penyusunan tugas ini bertujuan agar para mahasiswa dapat terbiasa dalam
perencanaan piston pada mesin mulai dari suatu hal yang kecil dari bentuk yang
sederhana hingga bentuk yang paling kompleks, dengan bantuan dan petunjuk dari para
dosen yang bersangkutan.
Penyusun mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyelesaian tugas Konstruksi Otomotif ini,
antara lain :
1. Bapak Matsuani S.Pd,M.Pd selaku dosen tugas Konstruksi Otomotif dan
Mata Kuliah Konstruksi Otomotif .
2. Kepada semua rekan–rekan mahasiswa yang telah membantu dalam
memberikan informasi dan saran.
Penyusun berharap agar tugas tersebut dapat bermanfaat bagi para pembaca
pada umumnya dan bagi penyusun pada khususnya, dan juga mengharapkan agar para
pembaca dapat memberikan informasi tambahan. Kritik dan saran sangat kami
harapkan, guna untuk penyusunan di masa yang akan datang.
Penyusun
(Alvin Sadam O)
DAFTAR ISI
Kata Pengantar i
Daftar Isi ii
BAB I PENDAHULUAN 1
DAFTAR PUSTAKA
Material piston harus terbentuk dari material bahan yang baik, ringan, tahan
terhadap panas temperatur dan tekanan tinggi. Sebagaimana diketahui, komponen-
komponen engine bekerja dan parts-partsnya saling bergesekan. Ada loss power yang
terjadi akibat gesekan tersebut. Piston yang lebih ringan meminimalisir gesekan
yang terjadi dan menyebabkan loss power semakin sedikit dan tentunya berimbas pada
tingkat responsifitas performa engine itu sendiri.Konsekuensinya, piston yang lebih
ringan membutuhkan material bahan yang lebih memiliki ketahanan. sehingga
walaupun dibuat lebih ringan (biasanya dengan cara memperpendek tinggi piston)
maka piston tidak cepat mengalami keausan sebagaimana material standar piston
umumnya.
Umumnya material yang dipilih adalah campuran aluminum (alluminum alloy).
Piston merupakan salah satu komponenen penting didalam sebuah silnder
pembakaran,maka kepresisian dimensi piston berpengaruh dalam proses pembakaran.
Dari hasil pembakaran didalam silinder mesin maka diperoleh hasil pembakaran untuk
menggerakan mesin. Oleh karena itu kualitas dimensi merupakan unsur utama yang
harus diperhatikan.untuk mendapatkan hasil yang baik dibutuhkan material
Konstruksi Otomotif Alvin Sadam Oktavian
Perencanaan Piston 0121603008
Bab I : Pendahuluan
Berisi Latar Belakang, tujuan perancangan, batasan permasalahan,
sistematika penulisan dan cara kerja .
Bab II : Teori Dasar
Berisi tentang piston , bagian konstruksi piston dan fungsinya.
Bab III : Prinsip kerja piston.
Berisi tentang Prinsip kerja dari piston.
Bab IV : Pembuatan dan Komposisi Material
Berisi tentang pembuatan dan hal penting yang harus di perhatikan
dalam proses produksi.
Bab V : Kesimpulan dan Saran
Berisi tentang kesimpulan yang dapat diambil dari hasil pengumpulan
data di lapangan dan saran yang dapat diberikan kepada masyarakat.
BAB II
TEORI DASAR
Piston adalah sumbat geser yang terpasang di dalam sebuah silinder mesin
pembakaran dalam silinder hidraulik, pneumatik, dan silinder pompa.Piston pada
mesin juga dikenal dengan istilah torak / seher adalah bagian (parts) dari mesin
pembakaran dalam yang berfungsi sebagai penekan udara masuk dan penerima
tekanan hasil pembakaran pada ruang bakar. Piston terhubung ke poros engkol
(crankshaft,) melalui batang piston (connecting rod).
Material piston umumnya terbuat dari bahan yang ringan dan tahan tekanan,
missal aluminium yang sudah dicampur bahan tertentu (aluminium alloy). Dikarenakan
bahan tersebut maka piston memiliki muaian yang lebih besar dibandingkan dengan
rumahnya (cylinder blok). Hal tersebut harus diantisipasi dengan clearence
cylinder blok dan piston (selisih diameter piston dengan diameter cylinder
blok). Clearance ini bervariasi untuk masing-masing piston.
pada saat mesin panas (overheat). Seharusnya piston longgar terhadap cylinder
blok. Banyak orang mengira bentuk dari piston adalah bulat. Sesungguhnya bentuk
piston adalah oval dengan bagian terkecil terletak didaerah lubang pin piston. Bagian
atas dari piston (tempat ring piston) selalu lebih kecil dari bagian bawah piston (bagian
ekor). Pada saat dimasukan ke dalam cylinder blok (yang berbentuk bulat
sempurna), bentuk oval dari piston ini akan mengakibatkan bagian yang lebih
kecil terlihat lebih renggang.
Ring piston memiliki dua tipe, ring kompresi dan ring oli. Ring kompresi
berfungsi untuk pemampatan volume dalam silinder serta menghapus oli pada dinding
silinder. Kemampuan kompresi ring piston yang sudah menurun mengakibatkan
performa mesin menurun. Ring oli berfungsi untuk menampung dan membawa oli serta
melumasi parts dalam ruang silinder. Ring oli hanya ada pada mesin empat tak karena
pelumasan mesin dua tak menggunakan oli samping.
3. Badan Piston.
Berfungsi sebagai bagian gesek antara piston dan liner atau dinding
silinder.Ukuran dan kepresisian badan piston sangat berpengaruh pada proses
pembakaran. Pada badan piston juga terdapat lubang yang disebut pin hole yang
memiliki fungsi sebagai tempat pin yang menghubungkan setang piston dan poros
engkol.
2.Merubah tekanan hasil pembakaran menjadi gaya dorong pada setang piston/seher.
Karena tugasnya yang berat, piston harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
1. Kuat terhadap tekanan tinggi
2. Tahan terhadap temperatur tinggi.
3. Tahan terhadap gesekan dan mempunyai sifat luncur yang baik.
4. Mempunyai koefisien muai panas yang kecil
5. Mempunyai bobot yang ringan
BAB III
PRINSIP KERJA PISTON
Cara kerja piston yaitu mengubah energy gerak menjadi energy mekanik pada
Proses pembakaran pada ruang bakar.Piston yang terhubung ke poros
engkol(crankshaft,) melalui setang piston menggerakkan piston naik turun sehingga
proses pembakaran terjadi.
Adapun cara kerja dengan siklus Otto dikenal dua jenis mesin, yaitu mesin 4
langkah (four stroke) dan 2 langkah (two stroke). Untuk mesin 4 langkah terdapat 4
kali gerakan piston atau 2 kali putaran poros engkol (crank shaft) untuk tiap siklus
pembakaran, sedangkan untuk mesin 2 langkah terdapat 2 kali gerakan piston atau 1
kali putaran poros engkol untuk tiap siklus pembakaran. Sementara yang dimaksud
langkah adalah gerakan piston dari TMA (Titik Mati Atas) atau TDC (Top Death
Center) sampai TMB (Titik Mati Bawah) atau BDC (Bottom Death Center) maupun
sebaliknya dari TMB ke TMA. Langkah-langkah mekanisme pada piston sebagai
berikut :
Pada langkah ini bahan bakar yang telah bercampur dengan udara dihisap oleh
mesin. Pada langkah ini katup hisap (intake valve) membuka sedang katup buang
(exhaust valve) tertutup, sedangkan piston bergerak menuju TMB sehingga tekanan
dalam silinder lebih rendah dari tekanan atmosfir. Dengan demikian maka campuran
udara dan bahan bakar akan terhisap ke dalam silinder.
Pada langkah ini kedua katup baik intake maupun exhaust tertutup dan piston
bergerak dari TMB ke TMA. Karena itulah maka campuran udara dan bahan bakar
akan terkompresi, sehingga tekanan dan suhunya akan meningkat. Beberapa saat
sebelum piston mencapai TMA terjadi proses penyalaan campuran udara dan bahan
bakar yang telah terkompresi oleh busi (spark plug). Pada proses pembakaran ini terjadi
perubahan energi dari energi kimia menjadi energi panas dan gerak.
Karena terjadi perubahan energi dari energi kimia menjadi energi gerak dan
panas menimbulkan langkah ekspansi yang menyebabkan piston bergerak dari TMA
ke TMB. Gerakan piston ini akan mengakibatkan berputarnya poros engkol sehingga
menghasilkan tenaga. Pada saat langkah ini kedua katup dalam kondisi tertutup.
Pada langkah ini piston bergerak dari TMB ke TMA, sedangkan katup buang
terbuka dan katup isap tertutup, sehingga gas sisa pembakaran akan terdorong keluar
melalui saluran buang (exhaust manifold) menuju udara luar.
1.Piston Motorcycle
a.Piston motorcycle High Silicon adalah piston yang dipakai untuk motor 2 tak.
b.Piston Non High Silicon adalah piston yang dipakai untuk motor 4 tak.
2.Piston Diesel.
Piston Diesel adalah jenis piston yang digunakan pada silinder mesin
mobil,truk,bus dan traktor. pada jenis piston jenis ini dibagian kepala piston terdapat
coakan sebagai penampung oli sebagai pendingin saat proses pembakaran terjadi yang
berguna untuk mengurangi efek kompresi karena benturan pada kepala piston.
3.Piston Gasoline.
Piston Gasoline adalah piston semi diesel yang bahan bakunya terdapat
campuran silicon kualitas tinggi.Piston jenis ini digunakan untuk mobil,seperti
Daihatsu Carry,Honda Jaz,Toyota Avansa dll.
BAB IV
PEMBUATAN DAN KOMPOSISI MATERIAL
Proses Machining adalah proses pembubutan piston, dari bentuk casting piston
menjadi piston finish dengan menggunakan mesin CNC.Dalam pembuatan piston pada
proses machining yang menggunakan mesin CNC memiliki urutan sebagai berikut :
Proses Guide Bore Roughing yaitu proses pembuatan lubang diameter dalam
casting system yang berguna sebagai dudukan pada yatoi pada proses rought turning.
Proses Guide Bore Roughing (GBR) merupakan proses awal dari pembuatan
piston,pada proses GBR ini dibuat dasar atau base untuk proses selanjutnya
(proseRoughTurning atau proses Rough Top Ring Groove),Bagian piston yang
mengalami proses GBR adalah bagian skirt.
1.Pemakanan Skirt.
2.Pemakanan Base.
Dimensi yang paling penting pada proses ini adalah nakago dan valve. Biasanya untuk
piston yang memakai valve, dimensi valve didahulukan penyetingan dengan dimensi
nakago. Karena bila tinggi valve terlalu plus akan berakibat mentoknya valve pada
piston dengan katup masuk udara.
Pada proses RT ini biasanaya pemakanan sampai dua kali. Selain itu biasanya
juga dilakukan modifikasi tool sampai tiga buah untuk mempercepat cycle time.
Sehingga proses ini cenderung membuat tool cepat tumpu,dimensi yang perlu
diperhatikan, pada proses RT adalah kesumbuan center drill terhadap GBF. Karena bila
tidak satu sumbu mengakibatkan run out dari piston tersebut jelek sehingga bisa
menyebabkan nokori (proses yang tidak habis).
Proses Guide Bore Finish yaitu proses pembuatan untuk base proses finish
selanjutnya dan pembuatan lubang drill, pada center boss untuk center clamp (untuk
piston motor cycle dan gasoline). Pada proses Guide Bore Finish (GBF) proses yang
terjadi pada dasarnya sama seperti pada proses GBR. Cuma ada sedikit tambahan pada
proses GBF adalah pembetukan chamfer skirt.
Yang perlu diperhatikan untuk proses ini adalah besarnya diameter GBF.
Karena bila besar diameter bertambah besar dapat mengakibatkan terjadinya reject step
OD dan nokori OD,Selain itu dapat juga mengakibatkan profil dan tateform berubah.
Yang perlu diperhatikan juga adalah feeding untuk proses ini,bila feeding terlalu cepat
mengakibatkan permukaan hasil proses GBF menjadi kasar dan membuat uneri
(flatness) NG.
Proses Pin Hole Rough (PHR) merupakan proses pembuatan lubang pin yang
berfungsi sebagai pemegang pada proses berikutnya (untuk motorcycle non HISI,
gasoline, dan diesel),Selain itu juga merupakan proses finish dari snap ring (untuk
piston motorcycle dan diesel (untuk tipe diesel memakai radius bosh)
Proses PHR ini berfungsi untuk membentuk lubang yang digunakan sebagai
tempat pin dalam perakitan piston nantinya. Proses PHR ini merupakan pembentukan
proses awal. Sedangkan snap ring yang terbentuk pada proses ini berguna untuk
mengunci pin sehingga pin tidak bergerak.
Proses ini hanya terdapat pada proses untuk piston diesel. Proses ini merupakan
proses awal untuk pembentukkan ring kompresi (torenga). Material ring kompresi ini
tidak terbuat dari alumunium alloy seperti piston. Melainkan dari besi karbon.
Mengingat material untuk pembuatan ring kompresi keras, maka proses untuk ring
kompresi ini ada 2, yaitu:
Proses Rough Top Ring Groove (RTRG) merupakan proses pembubutan awal
untuk ring kompresi. Dasar proses ini memakai dari hasi proses GBR. Proses RTRG
ini hanya membubut pada bagian piston tempat ring kompresi berada.
Yang perlu diperhatikan adalah life time tool RTRG karena bila melebihi batas
mengakibatkan pemakanan akan menjadi lebih berat dan panas. Akibatnya ring besi
akan bisa lepas dari lapisan intermetalisnya.
Proses ring groove merupakan proses pembuatan alur untuk ring piston. Pada
piston gasoline dan motorcycle, proses ring satu, ring dua dan ring tiga dilakukan pada
mesin yang sama. Sedang pada piston diesel, ring satu prosesnya terpisah.
Pada diesel proses ini dibagi menjadi Finish Top Ring Groove (FTRG) dan All
Ring Groove (ARG). Hasil Proses FTRG dan ARG pada diesel dapat dilihat pada
Gambar 4.1.5 proses tersebut dilakukan dua kali. Yaitu untuk proses roughing
kemudian diakhiri dengan proses finish.
9. Proses Valve.
Proses valve merupakan proses pembuatan dudukan valve pada bagian head
piston. Proses valve ini merupakan proses yang kritis karena bila kedalaman valve
terlalu dangkal atau terlalu dalam akan menyebabkan engine akan kekurangan tenaga
bahkan mengalami kerusakan karena piston menabrak valve,Proses valve dilakukan
dalam 1 tahapan saja. Proses valve ini biasanya terdapat hanya pada piston diesel saja.
Dan tidak semua piston diesel memakai proses valve.
Yang perlu diperhatikan dalam proses valve ini adalah menggunakan mesin
machining center. Dalam penggunaan machining center ini yang perlu diperhatikan
adalah penggunaan system koordinat 3 derajat (x, y, dan z) sedang mesin CNC yang
lain pada umumnya menggunakan 2 derajat (x, dan z).
Proses ODF merupakan proses yang paling kritikal dari semua proses yang ada.
Pada dasarnya proses ODF merupakan proses bubut dengan diameter akhir adalah
diameter finish. Yang menyebabkan proses ODF kritikal adalah adanya penentuan
diameter untuk piston (grade). Grade ini merupakan bagian penting karena menentukan
pasangan piston tersebut dengan liner yang ada,Grade liner dan grade piston
merupakan pasangan yang pas. Bila diameter piston terlalu kecil terhadap diameter
liner akan menimbulkan piston noise. tapi bila diameter piston lebih besar
dibandingkan dengan liner akan menimbulkan piston seret.jadi memang bisa dikatakan
sangat penting grade piston tersebut.
Pada proses PHF merupakan proses pembubutan akhir pada lubang pin. Proses
PHF ini merupakan proses lanjutan dari proses PHR. proses PHF ini merupakan proses
yang kritikal karena diameter hasil proses PHF berpasangan dengan pin pada saat assy.
Oleh sebab itu perlu diperhatikan dimensi hasil proses PHF.
Proses PHF merupakan proses yang cenderung stabil dan mudah dalam
penyetingan. Yang perlu diperhatikan pada saat penyetingan adalah roughness dan
profil. Selain itu juga perlu diperhatikan concentricity snapring dan lubang pin hole
finish.Jika hasil proses concentricity snapring dan lubang pin hole finish jauh dari
standar maka menyebabkan pin tidak bisa terpasang.
Dari hasil pengamatan dan data dilapangan bawa dalam pembuatan piston setiap proses
piston memiliki spesifikasi dan hal-hal yang harus diperhatikan saat produksi
berlangsung yaitu:
1.Proses GBR
Yang Harus
Diperhatikan Akibat Bila Tidak Dilakukan
Cek dimensi
heniku (heniku
skirt dan heniku Jarak snap ring dengan pin hole akan berbeda antara lubang kiri dan
pin hole) setiap kanan.
ganti lot dan
cavity.
Cek ketinggian
baut jig GBR Hasil proses GBR akan miring dan heniku akan NG
Baut-baut pengikat
dalam keadaan Benda kerja akan berputar pada saat proses pemakanan karena clamp
kencang. tidak kuat memegang benda kerja.
Posisi pemasangan
Piston harus Dimensi Heniku(perbedaan tebal) piston NG
seragam.
2.Proses RT
Pemasangan benda kerja tidak Hasil proses akan NG (nokori atau center
miring boss tidak center).
Stylus master copy untuk radius Radius head tidak masuk standar.
head dan tekanan stylus terhadap Center bosh akan terlalu kecil.
mastercopy. Timbul step pada head.
3.Proses GBF
Yang Harus
Akibat Bila Tidak Dilakukan
Diperhatikan
Kesumbuan antara
Piston nokori karena lubang drill dan hasil proses guide bore
lubang drill dan hasil
finish tidak sesumbu.
guide bore finish
Diameter dan kedalaman Bila diameter lubang drill besar maka kemungkinan
lubang drill. profil ODF akan membesar.
4.Proses PHR
6.Proses Coumbustion
7.Proses Valve
Yang Harus
Akibat Bila Tidak Dilakukan
Diperhatikan
Bersihkan dudukan Pemasangan jig akan miring sehingga pada saat proses
yatoy dari kotoran benda kerja akan miring juga sehingga kedalaman
scrab. valve menjadi tidak merata
8.Proses ODF
-Nitrogen : 1.5%
-Magnesium : 3.15 %
-Alumunium :90.0 %
-Lain-lain :1.50 %
Per 100 Kg
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 KESIMPULAN
Piston pada mesin juga dikenal dengan istilah torak adalah bagian (parts) dari
mesin pembakaran dalam yang berfungsi sebagai penekan udara masuk dan penerima
tekanan hasil pembakaran pada ruang bakar. Piston terhubung ke poros engkol
(crankshaft,) melalui setang piston (connecting rod). Material piston umumnya terbuat
dari bahan yang ringan dan tahan tekanan, misal aluminium yang sudah dicampur
bahan tertentu (aluminium alloy).
5.2 SARAN
DAFTAR PUSTAKA
https://otomotrip.com/langkah-kerja-piston-pada-mesin-4-tak/
https://www.google.com/search?q=gambar+pembuatan+piston&safe
http://www.laskar-suzuki.com/2012/03/fungsi-bahan-dan-cara-pembuatan-
piston.html
https://jurnal.uisu.ac.id/index.php/piston
http://openjournal.unpam.ac.id/index.php/Piston