Anda di halaman 1dari 31

MAKALAH ELEMEN MESIN

PERANCANGAN PEGAS ( SPRING )

DISUSUN OLEH :

NAMA : ALVIN SADAM.O


NIM : 012.16.03.008
MATA KULIAH : ELEMEN MESIN
DOSEN : MATSUANI S.Pd, M.Pd

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN OTOMOTIF

INSTITUT TEKNOLOGI INDONESIA

SERPONG

2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Elemen
Mesin dengan judul Perancangan Pegas tepat pada waktunya.

Penulisan Tugas Perencanaan Elemen Mesin ini ditunjukan untuk


memenuhi salah satu syarat kelulusan. Dengan penyusunan tugas ini diharapkan
para mahasiswa dapat mengetahui perencanaan elemen mesin pada suatu sistem
Pegas .

Penulis menyadari bahwa makalah ini belum sempurna baik dari segi materi
maupun penyajiannya. Untuk itu saran dan kritik yang membangun sangat
diharapkan dalam penyempurnaan makalah ini.

Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu menyelesaikan dan merealisasikan penyelesaian tugas Elemen
Mesin ini

Tangsel,14 April 2018


Penulis,

( ALVIN SADAM O )
NIM, 0121603008

II
DAFTAR ISI
Halaman

COVER i

KATA PENGANTAR ii

DAFTAR ISI iii

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1 Latar Belakang 1


1.2 Teori Dasar 2

BAB II PEMBAHASAN 19

2.1 Perancangan Pegas 19

BAB III PENUTUP 27

3.1 Kesimpulan 27

DAFTAR PUSTAKA

III
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pegas adalah suatu komponen yang berfungsi untuk menerima


beban dinamis dan memberikan kenyamanan dalamberkendara. Dengan kondisi
pembebanan yang diterima tersebut, material pegas harus memiliki kekuatan
elastik tinggidan diimbangi juga dengan ketangguhan yang tinggi. Salah
satujenis pegas yang umum digunakan pada kendaraan bermotor rodaempat
adalah pegas daun. Pada apalikasinya pegas daun umumnya digunakan untuk
menahan beban kendaraan roda empat pada bagian roda belakang.
Jenis model pegas yang ada sangatlah bermacam-macam,diantaranya
pegas daun, pegas koil, pegas helix, pegas torsi,pegas cakram dan lain-lain.
Jenis-jenis pegas tersebut memiliki karakteristik yang berbeda satu dan lainya.
Disamping itu jugamemiliki perbedaan pada material yang digunakan dan
sifatmekaniknya, hal ini disesuaikan dengan standar proses pembuatanpegas
yang ada. Salah satu material dasar yang digunakan untukpegas daun adalah JIS
SUP 9A. Material JIS SUP 9A mempunyaikekuatan tarik yang tinggi, kekuatan
elastik yang baik danketahan terhadap korosi yang lebih baik dari baja
karbonlainnya.
Proses produksi pegas dengan material JIS SUP 9A iniumumnya
melibatkan proses laku panas, agar sifat mekanik akhirdari material tersebut
akan menjadi lebih baik dari materialkondisi awal (kondisi annealing atau
preharden). Proses lakupanas yang dianjurkan oleh standar JIS untuk material
JIS SUP9A adalah quenching and tempering. Dimana temperatur
untukquenching berkisar 830-860 °C dan temperatur tempering antara460-520
°C. Proses laku panas ini akan menaikan sifat mekanik berupa yield strength,
tensile strength dan elongation darimaterial awal pegas tersebut.

1
1.2 Teori Dasar

Pegas adalah elemen mesin flexibel yang digunakan untuk


memberikan gaya, torsi, dan juga untuk menyimpan atau melepaskan energi.
Energi disimpan pada benda padat dalam bentuk twist, stretch, atau kompresi.
Energi di-recover dari sifat elastis material yang telah terdistorsi. Pegas haruslah
memiliki kemampuan untuk mengalami defleksi elastis yang besar. Beban yang
bekerja pada pegas dapat berbentuk gaya tarik, gaya tekan, atau torsi (twist
force). Pegas umumnya beroperasi dengan ‘high working stresses’ dan beban
yang bervariasi secara terus menerus. Beberapa contoh spesifik aplikasi pegas
adalah :
1. Untuk menyimpan dan mengembalikan energi potensial, seperti
misalnya pada ‘gun recoil mechanism’.
2. untuk memberikan gaya dengan nilai tertentu, seperti misalnya pada
relief valve.
3. untuk meredam getaran dan beban kejut, seperti pada automobil.
4. untuk indikator/kontrol beban, contohnya pada timbangan.
5. untuk mengembalikan komponen pada posisi semula, contonya pada
‘brake pedal’.
Pegas dapat diklasifikasikan berdasarkan jenis fungsi dan beban yang
bekerja yaitu pegas tarik, pegas tekan, pegas torsi, dan pegas penyimpan energi.
Tetapi klasifikasi yang lebih umum adalah diberdasarkan bentuk fisiknya.
Klasifikasi berdasarkan bentuk fisik adalah :
1. Wire form spring (helical compression, helical tension, helical torsion,
customform).
2. Spring washers (curved, wave, finger, belleville)
3. Flat spring (cantilever, simply supported beam)
4. Flat wound spring (motor spring, volute, constant force spring)

Pegas ‘helical compression’ dapat memiliki bentuk yang sangat


bervariasi. Gambar 1.1 (a) menunjukkan beberapa bentuk pegas helix tekan.
Bentuk yang standar memiliki diameter coil, pitch, dan spring rate yang
konstan. Picth dapat dibuat bervariasi sehingga spring rate-nya juga bervariasi.

2
Penampang kawat umumnya bulat, tetapi juga ada yang berpenampang segi
empat. Pegas konis biasanya memiliki spring rate yang non-linear, meningkat
jika defleksi bertambah besar. Hal ini disebabkan bagian diameter coil yang
kecil memiliki tahanan yang lebih besar terhadap defleksi, dan coil yang
lebihbesar akan terdefleksi lebih dulu. Kelebihan pegas konis adalah dalam hal
tinggi pegas,dimana tingginya dapat dibuat hanya sebesar diameter kawat.
Bentuk barrel dan hourglass terutama digunakan untuk mengubah frekuensi
pribadi pegas standar.

Jenis – jenis pegas :


a. Pegas tekan atau kompresi
b. Pegas Tarik
c. Pegas Puntir
d. Pegas Volut
e. Pegas daun
f. Pegas piring (plat)
g. Pegas cincin
h. Pegas torsi atau batang puntir

Gambar 1. Jenis Pegas

3
Bahan pegas Pegas dapat dibuat dari berbagai jenis bahan sesuai pemakaiannya.
Bahan baja dengan penampang lingkaran adalah yang paling banyak dipakai.
Bahan – bahan pegas terlihat pada tabel berikut :

Tabel Jenis Material Penyusun Pegas

1. Pegas
Pada sistem suspensi, pegas berperan sekaligus sebagai penahan
kejutan-kejutan dari jalan dan mencegah kejutan langsung mengenai
kendaraan.
Elastisitas dari bodi sangat diperlukan untuk menjaga keutuhan
suatu konstrusi bodi yang tahan terhadap deformasi elastis. Untuk itu
dibutuhkan suatu elemen yang dapat merejam kejutan.
Pegas mempunyai sifat elastis untuk menahan kejutan-kejutan.
Model pegas yang digunakan adalah pagas daun (leaf spring) yang terdiri dari
beberapa lembar yang diikatkan menjadi satu, pegas coil dan batang torsi
menggunakan baja yang elastis.
Penyimpangan pegas dalam perbandingan dengan tenaga ataupun
konstanta pegas berlaku :
W
Konstanta Pegas = …………………………. ( ref.1 hal 724 )

4
Dimana, W = beban ( kg )
 = lendutan (mm)
Dalam kenyatan dari hubungan ini bahwa pegas menjadi lembut bila
konstanta pegas lebih kecil, dan pegas menjadi keras bila konstanta lebih
besar.

2. Macam-macam Pegas

1. Pegas Coil (coil spring)


Pegas coil terbuat dari batang baja dalam bentuk coil. Dibandingkan
pegas daun (leaf spring), pegas coil lebih panjang dan mempunyai pengaruh
tahanan yang lebih baik terhadap kejutan dan tidak terdapat gesekan-gesekan
bila terjadi defleksi.
Dan ini lebih baik dalam mengendarai khususnya mobil. Sebaiknya
pegas coil memiliki sifat menyrap kejutan-kejutan yang cukup baik. Dengan
demikian shock absorber harus selalu digunakan bersamaan. Contoh suspensi
depan dengan pegas coil, terlihat dalam gambar dibawah ini :

Gambar 2 Suspensi depan dengan pegas coil.

5
Juga terdapat kerugian disebabkan tidak dapat menjamin poros, pegas-
pegas coil digunakan pada sistem suspensi yang diperlukan, dengan adanya
sufrot pegas (spring seat) yang dipasang pada kedua ujung-ujung coil,
sehingga beban bekerja lurus pada dudukan dan juga batang-batang penjamin.
Seperti Upper Arm atau Lateral Rod untuk mencegah timbulnya gaya-gaya
yang lain. Batang akan cenderung akan menahan gerakan-gerakan yang
menghasilkan efek penyerapan yang sama dengan pegas dan coil.
Pegas torsi bekerja dalam hal yang sama. Model ini konstruksinya
sangat sederhanadan tidak terlalu berat. Pegas ini digunakan pada mobil-
mobil kecil, umumnya pada suspensi depan. Tetapi pada mobil-mobil besar
torsi yang dipakai adalah bahan berat. (lihat gambar)

upper arm
Bumper
Coil spring
Lowe arm Upper ball joint
Stearing
Knuckle
Shock absorber

Stabilizer bar
Strut bar

Gambar 3 Pegas coil dengan torsi besar.

Dimasa lalu pegas-pegas coil hanya digunakan pada suspensi depan


mobil-mobil penumpang, tetapi pada akhir-akhir ini mulai dipakai pada
suspensi belakang dengan maksud untuk memperoleh kenyamanan dalam
mengendarai mobil.

6
Pada gambar 3 menunjukkan suatu pegas coil yang digunakan pada
suspensi belakang yang kadang-kadang dipakai dua suspensi seperti truk-truk
besar. Pada suspensi belakang digunakan lebih dari satu suspensi seperti
pegas daun untuk menahan beban-beban berat, jika beban yang didapatkan
tidak tahan akan terjadi perpatahan pegas. Oleh karena itu harus dibuat lebih
kuat untuk menahan beban.

2. Pegas Batang Torsi (Torsi Bar Spring)


Pada batang torsi, digunakan pegas baja yang elastis. Bila salah satu
ujung pegas dikaitkan dengan keras dan batang ujung lainnya dipasangkan
pada arm ini bergerak keatas dan kebawah. Maka batang cenderung
menahan gerakan-gerakan yang dihasilkan oleh penyerapan yang sama.
Pegas torsi bekerja dalam hal yang sama. Pegas model ini
konstruksinya sederhana dan juga tidak terlalu berat. (Lihat Gambar )

Gambar 4. Pegas batang torsi.

3. Pegas Berlubang (Hallow Spring)


Hallow spring adalah potongan karet yang dibuat pada bagian atas
poros kontrol arm, atau bagian atas rangka. Dengan demikian hallows spring
bertumbukkan bila roda mendapat kejutan yang berlebihan dan terjadinya
defleksi yang lebih fatal.(Lihat gambar)

7
Gambar 5. Pegas berlubang.

4. Sistem suspensi udara (Air Suspension).


Pada suspensi udara, ballow berisakan udara dipasangkan pada
tempat pegas-pegas daun dan coil untuk menjamin kendaraan. Bekerjanya
pegas ini disebabkan terjadinya kompresi elastis udara di dalam ballow-
ballow dan ruang udara.
Kelmbutan pegas dapat diperoleh pada supensi udara yang dapat
berubah-ubah dengan adanya yang demikian. Salah satu dari efeknya adalah
tidak banyak berbeda antara kendaraan dengan beban berat atau dengan beban
ringan.
Sebaiknya sistem suspensi memerlukan sebuah pompa untuk
menekan udara secukupnya sehingga kelengkapan sistem suspensi berjalan
dengan lancar. (Lihat Gambar )

Gambar 6 Sistem suspensi udara.

8
5. Pegas Daun (Leaf Spring)
Pada setiap penekukan benda bertegangan, dalam penampang
melintangnya tegangan tidak sama besar A (Koefisien kegunaan pegas) dari
nilai ideal 1 tidak dapat dipakai. Didapatkan juga bahwa tegangan tekuk
disamping pegas tekuk besarnya tidak sama,maka A lebih kurang lagi.
Perhitungan dari pegas tekuk memungkinkan untuk bentuk konstruksi
keseluruhan untuk pengambilan pegas baja tekuk yang ditegangkan salah
satunya. Pegas daun digunakan pada beban-beban yang lebih besar, yang
memerlukan lendutan yang kecil pemakaian yang sempit.

3. Perencanaan Pegas Daun


Dalam perencanaan pegas daun penulis mendapat tugas
merencanakan pegas daun pada Mobil Toyota Avanza . Untuk itu dalam bab
ini penulis membahas pegas daun serta perencanaan.
Pegas daun (dikenal sebagai pegas datar), terbuat dari plat datar.
Kegunaan pegas daun lebih dari pegas spiral adalah bahwa ujung akhirnya
tersusun sepanjang kait jalur kecil sebagai lendutan aksi yang merupakan
bagian susunan tambahan untuk menyerap energi yang dimaksud.
Demikianlah, pegas daun memuat beban yang bercabang, rem torsi/puntir,
torsi pengentali, dan lain-lain dengan tambahan beban kerucut.

Gambar 7 Plat pegas ( tipe penopang atau penyangga ).

Pertimbangan suatu plat tunggal terpasang pada satu ujung akhir dan
memuat beban pada bagian lainnya, seperti ditunjukan pada gambar 7 Plat ini
dapat digunakan sebagai suatu plat pegas.

9
Dimana: t = Kedalaman plat (mm)
b = Lebar lapisan plat (mm)
L = Panjang plat (Lapisan atau jarak beban W dari ujung akhir luar)

Kita tahu bahwa momen lentur max pada ujung luar yang miring A.
M = W.L ………………………….(ref 1hal 726)
Dimana : M = momen lentur (kg/mm2)
W = berat yang diterima roda (kg)
L = Panjang relatif (mm)

I
Dan modulus penampangnya, Z =
y

1 / 12 .b.t 3
=
t/2
= 1/6.bt2…………………..(ref 1, hal 725)

Dimana : b = lebar plat (mm)


t = tebal plat (mm)
y = tebal pegas dibagi 2 (mm)
Z = modulus penampang (mm)
I = momen inersia (mm)
Tegangan lentur (bending stress),
M
‫=ס‬ ………………(ref 1,hal 725)
Z

10
W.L
=
1 2
bt
6

= 6W.L
b.t2

Dimana : M = moment lentur (kg/mm2)


‫ = ס‬tegangan lentur (kg/mm2)
Kita tahu bahwa, lendutan max untuk suatu tuas miring dengan beban
terkonsentrasi pada kedudukan akhir bebas adalah,

W.L3
= ……………………………………(ref 1,hal 725)
3.E.I

W.L3
=
bt 3
3E 
12
4.W.L3
=
E.b.t3

2.‫ ס‬.L2
=
3.E.t
dengan,
6.W.L
‫= ס‬
b.t2

11
Dapat dicatat bahwa untuk mengarah kepada momen lentur, serabut lapisan
paling atas mengalami penarikan dan lapisan paling bawah mengalami
penekanan, tetapi tegangan geser adalah nol pada serabut-serabut lainnya dan
maksimum, pada bagian tengahnya, seperti ditunjukan dalam gambar 8 Dari
sini dibutuhkan tidak perlu dihitung secara bersama/serentak, kita hanya perlu
mempertimbangkan tegangan lenturnya saja.

Gambar 8 (a) plat sayatan atau potongan melintang. (b) diagram


tegangan lentur. (c) diagram tegangan memotong.

Jika pegasnya tidak memiliki tipe luas miring tetapi mirip balok
penyokong yang sederhana, dengan panjang 2L dan beban 2W pada
pusatnya, seperti ditunjukan pada gambar 9

Gambar 9 Plat pegas ( tipe luas miring balok penyokong sederhana )

Momen lentur max pada tengahnya.


M = W.L

12
Modulus penampang,
1 2
Z= bt
6
Tegangan lentur (bending stress) :
M
‫= ס‬
Z
6.W.L
=
b.t2
Diketuhui bahwa difleksi maksimum dari penyederhanaan tumpuan
balok yang bermuatan di tengah-tengah diberikan dari
W1.L13
=
48.E.I

(2W).(2.L)3
=
48.E.I

W.L3
=
3.E.I
( dalam hal ini W1 = W2 dan L1 = L2 )
Dari hal tersebut kita dapat lihat bahwa sebuah pegas seperti misalnya
pegas pada automobil, dengan panjang 2L dan menahan beban pada
tengahnya dengan beban 2W, dapat diperlukan sebagai luas miring ganda.
Jika lapisan piringan dipotong menjadi beberapa “ n “ kepingan
dengan lebar “ b “ dan ditempatkan seperti dalam gambar 3.4 maka persamaan
dapat ditulis sebagai :

13
6.W.L
‫=ס‬ b.t2
Dan
4.W.L3
 =
n.E.b.t2

2fL2
=
3.E.I

Hubungan persamaan diatas memberikan tegangan dan lendutan pegas daun


pada penampang selingnya secara seragam/rata, tegangan pada pegas seperti
ini adalah maksimum pada penyokongnya.

Gambar 10 Tegangan pegas maksimum pada penyokongnya.

Jika suatu pirimngan sudut segitiga digunakan seperti ditunjukan pada


gambar 11 ( a ), tegangan terus menembus secara seragam. Jika piringan
segitiga ini dipotong kedalam kepingan-kepingan/jalur-jalur dengan lebar
yang seragam dan diletakan dibawah satu dengan yang lainnya, seperti
ditunjukan dalam gambar 11 ( b ) untuk membentuk suatu tingkatan-
tingkatan atau belahan-belahan pegas daun, maka :

14
‫=ס‬ 6.W.L ……………………… ( Ref 1, 726 )
n.b.t2

= 6.W.L2 …………………… ( Ref 1, 726 )


n.E.b.t2
Dimana n = Banyaknya tingkatan-tingkatan daun.

Gambar 11 Pegas daun berlapis-lapis.

suatu pertimbangan kecil akan menunjukan bahwa dengan susunan


seperti diatas pegas akan menjadi padat sehingga ruangan yang ditempati
oleh pegas melemah.

4. Konstruksi Pegas Daun


Suatu pegas daun umumnya digunakan dalam otomobil dan
bebentuk semi elip seperti ditunjukan dalam gambar 12 Pegas ini dibangun
dengan beberapa jumlah piringan ( dikenal sebagai daun ) daun-daun tersebut.
Biasanya memberikan suatu permulaan lekukan sehingga akan membentang
untuk memperkuat kekuatannya terhadap beban.

Gambar 12 Pegas daun semi elips

15
Daun-daun dipegang bersamaan oleh suatu alat kecil pengikat/ikatan
yang menyatukan daun-daun tersebut pada tengahnya atau oleh sebuah
penjepit atau baut menusuk bagian tengahnya selama ikatan menggunakan
perinsip kekuatan dan efek kekuatan, maka dari itu panjang efektif pegas
untuk melentur akan menjadi panjang rata-rata pagas dikurangi beban ikatan.
Dalam kasus penjepit pada bagian tengahnya, 1 jarak antara tengah dari
2
3

penjepit “ U “ harus dikurangi dari panjang rata-rata pagas dengan tujuan


untuk memperoleh panjang efektif, pegas diapit menuju pusat rumah dengan
media penjepit “ U “.
Daun paling panjang dikenal sebagai “ Daun utama “ atau “ Daun
master“ yang memiliki suatu kait pada akhir ujungnya melewati penjepit
dimana penjepit menjamin pegas dan penyokongnya dengan aman. Biasanya
mata, melewati tahanan pegas digantungnya atau dibelenggunya, dibangun
dengan lahan yang anti pergesekan seperti perunggu atau karet. Daun-daun
yang lain dikenal sebagai daun bertingkat.
Penjepit pantul diletakan pada posisi perantara dalam penahan
pegas, sehingga daun-daun bertingkat juga membagi tegangan yang
berpengaruh pada panjang daun-daun penuh ketika pegas memantul.

5. Meratakan Tegangan Dalam Pegas dan ( nipping / menggigit ).


Kita telah membicarakan tegangan pada panjang daun penuh adalah
50% lebih besar daripada tegangan daun bertingkat. Untuk memanfaatkan
bahan semaksimal mungkin, semua daun harus mendapat tegangan yang
merata/sama. Keadaan ini dapat dicapai dengan dua cara :
1.Dengan membuat tipis ketebalan dari panjang daun penuh daripada daun
bertingkat. Dengan cara ini panjang daun penuh mengakibatkan tegangan
lentur yang kecil oleh karena jarak yang kecil dari pusat yang kecil sampai
pada ujung ahir daun.
2.Dengan memberikan radius lekukan yang besr pada panjang daun penuh
daripada daun bertinngkat, seperti ditunjukan pada gambar 13, sebelum
daun mengumpul untuk membentuk pegas. Dengan begitu, cabang atau
celah akan terbentuk diantara daun-daun. Celah permulaan ini, seperti

16
ditunjukan oleh C pada gambar 13, sebelum daun-daun mengumpul untuk
membentuk pegas, dan celah ini dinamakan Nip ( penyepit ).

Gambar 13 Radius lekukan besar pada panjang daun bertingkat

6. Panjang daun dari pegas daun


Panjang dan dari pegas daun dapat ditemukan dalam diskusi sebagai
berikut Diberikan 2L1 = Panjang rentangan atau panjang rata-rata pegas
 = Lebar balutan atau jarak antara tengah baut “ U “ hal ini
merupakan panjang yang efektif dari pegas.
nF = Jumlah daun panjang penuh
nG = Jumlah daun bertingkat
n = Jumlah total daun = nF + nG
Kita sudah memberikan bahwa panjang efektif pegas
2L = 2L1 -  ( ketika balutan digunakan ) ....... ( Ref 1, 731 )
2
= 2L1 -  ( ketika baut-u digunakan )
3
Dapat dicabut bahwa ketika hanya ada satu daun panjang penuh (
hanya daun utama ) maka jumlah daun-daun yang dipotong yakni ‘n’ dan
ketika ada dua daun panjang penuh ( termasuk satu daun utama ), maka jumlah
daun-daun yang dipotong : n – 1. Jika sebuah pegas daun memiliki dua daun
panjang penuh, maka panjang daun-daunnya dapat dicari sebagai berikut :
panjang _ efektif
Pajang daun terkecil =  panjang tidak efektif
n 1

17
Panjang _ efektif
Panjang daun berikutnya =  Panjang tidak efektif Hal
n 1
yang serupa,

xi  1  panjang tidak


Panjang _ efektif
Panjang daun ( n-1 ) berikutnya =
n 1
efektif.

Daun ke - n akan menjadi daun utama dan panjangnya penuh. Selama


daun utama memiliki kait pada kedua sisinya, maka :
Panjang daun utama = 2L1+  (d+t) x 2
Dimana, d = Diameter dalam mata, dan
t = Ketebalan daun utama

18
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Perancangan Pegas

Dalam perencanaan pegas daun pada kendaraan “Truck Diesel 120 ps

bagian depan” mengambil langkah-langkah :

 Menghitung berat masing-masing roda

 Defleksi pegas

 Tebal dan lebar pegas

 Panjang pegas

1. Menghitung Berat Masing-masing Roda

Pada perencanaan ini data-data diperoleh adalah :

* Berat kendaraan = 2550 kg

* Berat beban penumpang 3 orang = 150 kg

* Berat beban yang diangkat = 2770 kg

* Berat total (W total) = 5570 kg

* Berat total max ( Faktor koreksi 25% ) 1,25 x 5570 = 6962,5 kg

* Jarak antara baut “U” = 120 mm

* Panjang rentangan/panjang rata-rata pegas (2L1) = 13440 mm

Berat total kendaraan diatas dianggap merata berada ditengah-tengah.

Berat yang diterima roda (W)

W total = 4W

19
wtotal
Maka : W 
4

Dan,

W = W1/2, sehingga,

W1 = 2.W

Dimana,

W = Berat yang diterima roda

W1 = Berat pada sumbu

Wtotal = Jumlah berat total kendaraan

Maka,

6962,5 = 4.W1

W1 = 6962,5/4

= 1740,3 kg

Dan,

1740,6 = 2W

W = 1740,6/2

= 870,3 kg

Panjang pegas daun,

2L = 2L1-(2/3.1)……………………………….(ref 1,731)

Dimana,

L = Panjang pegas daun efektif

2L1 = Pegas daun terpanjang

1 = Jarak antara baut “U”

20
Maka,

2L = 2L1 – (2/3.1)

= 1340 – (2/3.120)

= 1340 – 80

= 1260 mm

Maka,

L = 630 mm

* Jumlah pegas di asumsikan (n) = 10

* Jumlah daun panjang penuh (nF) =1

* Jumlah pegas daun bertingkat (nG) = n – nF

= 10 – 1

= 9 mm

Material yang digunakan untuk pegas daun dalam perencanaan ini adalah 50

Crl (Direncanakan).

2. Tebal Dan Lebar Pegas Daun

Jika ratio tebal dan lebar pegas adalah 2 (dua) maka :

n.t
=2
b

10 t
=2
b

10 t = 2b

b=5t

21
Dimana,

t = Tebal plat

b = Lebar plat

Tegangan bahan geser 90 Crl

‫ ס‬geser = 220 kg/mm2

Jika diambil factor keamanan 6, maka tegangan izinnya :

‫ ס‬izin = ‫ ס‬geser / factor keamanan

= 220/6

= 36,66 kg/mm2 = 36 kg/mm2

Diketahui bahwa,

18 . W . L
‫ ס‬izin = ………(Ref.1, 726)
2
b.t .(2nG+3nF)

Dimana : ‫ ס‬geser = Tegangan geser

‫ ס‬izin = Tegangan izin

W = Berat yang diterima roda

L = Panjang efektif

b = Lebar plat

t = Tebal plat

nG = Jumlah pegas daun bertingkat

nF = Jumlah panjang pegas penuh

22
18 . W . L
‫ ס‬izin =
b.t2.(2nG+3nF)

18 .870,3. 630
36 =
5t.t2(2.9 + 3.1)

9869202
36 =
5t3 (21)

3780 t3 = 9869202
9869202
3
t =
3780
t = 3 2610 ,9

t = 13,7 mm  14 mm
Jadi tebal plat = 14 mm.

 Lebar plat b = 5t
b = 5.14
b = 70 mm
Jadi lebar plat = 70 mm

3. Defleksi Pegas

12.W .L3
 
E.b.t 2ng  3nf 

2.870,3630 
3

2,1.10 4.70.2.9  3.1

2,611 .10 12

8,470 .10 10

= 0,30.102

= 30 mm

23
Dimana, E = 2,1x104 kg/mm2

Jadi defleksi pegas adalah = 30 mm

4.Panjang Pegas Daun


L
Lx = x + I ………………………(ref 1,731)
n–l

Dimana, L = Panjang efektif


Lx = Panjang pegas ke – x
l = Jarak baut “U”
x = Nomor pegas

Maka pegas daun terpendek (L1)


630
L1 = 1 + 120
10 – 1
= 190 mm

Pegas daun ke – 2 (L2)


630
L2 =  2 + 120
10 – 1
= 260 mm

Pegas daun ke – 3 (L3)


630
L3 =  3 + 120
10 – 1
= 330 mm

24
Pegas daun ke – 4 (L4)
630
L4 =  4 + 120
10 – 1
= 400 mm

Pegas daun ke – 5 (L5)


630
L5 =  5 + 120
10 – 1
= 470 mm

Pegas daun ke – 6 (L6)


630
L6 = x 6 + 120
10 – 1
= 540 mm
Pegas daun ke – 7 (L7)
630
L7 =  7 + 120
10 – 1
= 610 mm

Pegas daun ke – 8 (L8)


630
L8 =  8 + 120
10 - 1
= 680 mm

25
Pegas daun ke – 9 (L9)
630
L9 =  9 + 120
10 – 1
= 750 mm
Panjang pegas daun ke – 10 (L10) Bertindak sebagai master leaf.

L10 = L1 +  (d + t).2

Dimana, L10 = Panjang pegas daun terpanjang (L10)

L1 = Panjang rentangan/panjang rata-rata pegas

 = Radian ( 3,14 )

d = Diameter mata pegas (60 mm)

t = Tebal pegas

Jadi, L10 = 2L1 +  (d+t). 2

L10 = 1340 + 3,14 (60+14). 2

= 1340 + 464,72

= 1804,72 mm  1804 mm

Jadi panjang pegas daun pengikat ke – 10 (Masterleaf) adalah : 1804 mm.

26
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pegas adalah suatu komponen yang berfungsi untuk menerima beban


dinamis dan memberikan kenyamanan dalam berkendara. Dengan kondisi
pembebanan yang diterima tersebut, material pegas harus memiliki kekuatan
elastik tinggidan diimbangi juga dengan ketangguhan yang tinggi. Salah
satujenis pegas yang umum digunakan pada kendaraan bermotor rodaempat
adalah pegas daun. Pada apalikasinya pegas daunumumnya digunakan untuk
menahan beban kendaraan roda empat pada bagian roda belakang.

27
DAFTAR PUSTAKA

https://www.scribd.com/doc/268725169/Makalah-pegas
https://document.tips/documents/Makalah-pegasdoc.
Sularso, Suga Kiyokatsu, 2004, “Dasar Perencanaan dan Pemilihan Elemen
Mesin”, Cet 11, Jakarta: Pradya Paramita

Prof. Dr. Ir. Dahmir Dahlan M.Sc – Editor : Ir. M. Dwi Trisno. MT. 2012 “Elemen
Mesin” , Jakarta : Citra Harta Prima

Anda mungkin juga menyukai