DISUSUN OLEH :
SERPONG
2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Elemen
Mesin dengan judul Perancangan Pegas tepat pada waktunya.
Penulis menyadari bahwa makalah ini belum sempurna baik dari segi materi
maupun penyajiannya. Untuk itu saran dan kritik yang membangun sangat
diharapkan dalam penyempurnaan makalah ini.
Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu menyelesaikan dan merealisasikan penyelesaian tugas Elemen
Mesin ini
( ALVIN SADAM O )
NIM, 0121603008
II
DAFTAR ISI
Halaman
COVER i
KATA PENGANTAR ii
BAB I PENDAHULUAN 1
BAB II PEMBAHASAN 19
3.1 Kesimpulan 27
DAFTAR PUSTAKA
III
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 Teori Dasar
2
Penampang kawat umumnya bulat, tetapi juga ada yang berpenampang segi
empat. Pegas konis biasanya memiliki spring rate yang non-linear, meningkat
jika defleksi bertambah besar. Hal ini disebabkan bagian diameter coil yang
kecil memiliki tahanan yang lebih besar terhadap defleksi, dan coil yang
lebihbesar akan terdefleksi lebih dulu. Kelebihan pegas konis adalah dalam hal
tinggi pegas,dimana tingginya dapat dibuat hanya sebesar diameter kawat.
Bentuk barrel dan hourglass terutama digunakan untuk mengubah frekuensi
pribadi pegas standar.
3
Bahan pegas Pegas dapat dibuat dari berbagai jenis bahan sesuai pemakaiannya.
Bahan baja dengan penampang lingkaran adalah yang paling banyak dipakai.
Bahan – bahan pegas terlihat pada tabel berikut :
1. Pegas
Pada sistem suspensi, pegas berperan sekaligus sebagai penahan
kejutan-kejutan dari jalan dan mencegah kejutan langsung mengenai
kendaraan.
Elastisitas dari bodi sangat diperlukan untuk menjaga keutuhan
suatu konstrusi bodi yang tahan terhadap deformasi elastis. Untuk itu
dibutuhkan suatu elemen yang dapat merejam kejutan.
Pegas mempunyai sifat elastis untuk menahan kejutan-kejutan.
Model pegas yang digunakan adalah pagas daun (leaf spring) yang terdiri dari
beberapa lembar yang diikatkan menjadi satu, pegas coil dan batang torsi
menggunakan baja yang elastis.
Penyimpangan pegas dalam perbandingan dengan tenaga ataupun
konstanta pegas berlaku :
W
Konstanta Pegas = …………………………. ( ref.1 hal 724 )
4
Dimana, W = beban ( kg )
= lendutan (mm)
Dalam kenyatan dari hubungan ini bahwa pegas menjadi lembut bila
konstanta pegas lebih kecil, dan pegas menjadi keras bila konstanta lebih
besar.
2. Macam-macam Pegas
5
Juga terdapat kerugian disebabkan tidak dapat menjamin poros, pegas-
pegas coil digunakan pada sistem suspensi yang diperlukan, dengan adanya
sufrot pegas (spring seat) yang dipasang pada kedua ujung-ujung coil,
sehingga beban bekerja lurus pada dudukan dan juga batang-batang penjamin.
Seperti Upper Arm atau Lateral Rod untuk mencegah timbulnya gaya-gaya
yang lain. Batang akan cenderung akan menahan gerakan-gerakan yang
menghasilkan efek penyerapan yang sama dengan pegas dan coil.
Pegas torsi bekerja dalam hal yang sama. Model ini konstruksinya
sangat sederhanadan tidak terlalu berat. Pegas ini digunakan pada mobil-
mobil kecil, umumnya pada suspensi depan. Tetapi pada mobil-mobil besar
torsi yang dipakai adalah bahan berat. (lihat gambar)
upper arm
Bumper
Coil spring
Lowe arm Upper ball joint
Stearing
Knuckle
Shock absorber
Stabilizer bar
Strut bar
6
Pada gambar 3 menunjukkan suatu pegas coil yang digunakan pada
suspensi belakang yang kadang-kadang dipakai dua suspensi seperti truk-truk
besar. Pada suspensi belakang digunakan lebih dari satu suspensi seperti
pegas daun untuk menahan beban-beban berat, jika beban yang didapatkan
tidak tahan akan terjadi perpatahan pegas. Oleh karena itu harus dibuat lebih
kuat untuk menahan beban.
7
Gambar 5. Pegas berlubang.
8
5. Pegas Daun (Leaf Spring)
Pada setiap penekukan benda bertegangan, dalam penampang
melintangnya tegangan tidak sama besar A (Koefisien kegunaan pegas) dari
nilai ideal 1 tidak dapat dipakai. Didapatkan juga bahwa tegangan tekuk
disamping pegas tekuk besarnya tidak sama,maka A lebih kurang lagi.
Perhitungan dari pegas tekuk memungkinkan untuk bentuk konstruksi
keseluruhan untuk pengambilan pegas baja tekuk yang ditegangkan salah
satunya. Pegas daun digunakan pada beban-beban yang lebih besar, yang
memerlukan lendutan yang kecil pemakaian yang sempit.
Pertimbangan suatu plat tunggal terpasang pada satu ujung akhir dan
memuat beban pada bagian lainnya, seperti ditunjukan pada gambar 7 Plat ini
dapat digunakan sebagai suatu plat pegas.
9
Dimana: t = Kedalaman plat (mm)
b = Lebar lapisan plat (mm)
L = Panjang plat (Lapisan atau jarak beban W dari ujung akhir luar)
Kita tahu bahwa momen lentur max pada ujung luar yang miring A.
M = W.L ………………………….(ref 1hal 726)
Dimana : M = momen lentur (kg/mm2)
W = berat yang diterima roda (kg)
L = Panjang relatif (mm)
I
Dan modulus penampangnya, Z =
y
1 / 12 .b.t 3
=
t/2
= 1/6.bt2…………………..(ref 1, hal 725)
10
W.L
=
1 2
bt
6
= 6W.L
b.t2
W.L3
= ……………………………………(ref 1,hal 725)
3.E.I
W.L3
=
bt 3
3E
12
4.W.L3
=
E.b.t3
2. ס.L2
=
3.E.t
dengan,
6.W.L
= ס
b.t2
11
Dapat dicatat bahwa untuk mengarah kepada momen lentur, serabut lapisan
paling atas mengalami penarikan dan lapisan paling bawah mengalami
penekanan, tetapi tegangan geser adalah nol pada serabut-serabut lainnya dan
maksimum, pada bagian tengahnya, seperti ditunjukan dalam gambar 8 Dari
sini dibutuhkan tidak perlu dihitung secara bersama/serentak, kita hanya perlu
mempertimbangkan tegangan lenturnya saja.
Jika pegasnya tidak memiliki tipe luas miring tetapi mirip balok
penyokong yang sederhana, dengan panjang 2L dan beban 2W pada
pusatnya, seperti ditunjukan pada gambar 9
12
Modulus penampang,
1 2
Z= bt
6
Tegangan lentur (bending stress) :
M
= ס
Z
6.W.L
=
b.t2
Diketuhui bahwa difleksi maksimum dari penyederhanaan tumpuan
balok yang bermuatan di tengah-tengah diberikan dari
W1.L13
=
48.E.I
(2W).(2.L)3
=
48.E.I
W.L3
=
3.E.I
( dalam hal ini W1 = W2 dan L1 = L2 )
Dari hal tersebut kita dapat lihat bahwa sebuah pegas seperti misalnya
pegas pada automobil, dengan panjang 2L dan menahan beban pada
tengahnya dengan beban 2W, dapat diperlukan sebagai luas miring ganda.
Jika lapisan piringan dipotong menjadi beberapa “ n “ kepingan
dengan lebar “ b “ dan ditempatkan seperti dalam gambar 3.4 maka persamaan
dapat ditulis sebagai :
13
6.W.L
=ס b.t2
Dan
4.W.L3
=
n.E.b.t2
2fL2
=
3.E.I
14
=ס 6.W.L ……………………… ( Ref 1, 726 )
n.b.t2
15
Daun-daun dipegang bersamaan oleh suatu alat kecil pengikat/ikatan
yang menyatukan daun-daun tersebut pada tengahnya atau oleh sebuah
penjepit atau baut menusuk bagian tengahnya selama ikatan menggunakan
perinsip kekuatan dan efek kekuatan, maka dari itu panjang efektif pegas
untuk melentur akan menjadi panjang rata-rata pagas dikurangi beban ikatan.
Dalam kasus penjepit pada bagian tengahnya, 1 jarak antara tengah dari
2
3
16
ditunjukan oleh C pada gambar 13, sebelum daun-daun mengumpul untuk
membentuk pegas, dan celah ini dinamakan Nip ( penyepit ).
17
Panjang _ efektif
Panjang daun berikutnya = Panjang tidak efektif Hal
n 1
yang serupa,
18
BAB II
PEMBAHASAN
Defleksi pegas
Panjang pegas
W total = 4W
19
wtotal
Maka : W
4
Dan,
W = W1/2, sehingga,
W1 = 2.W
Dimana,
Maka,
6962,5 = 4.W1
W1 = 6962,5/4
= 1740,3 kg
Dan,
1740,6 = 2W
W = 1740,6/2
= 870,3 kg
2L = 2L1-(2/3.1)……………………………….(ref 1,731)
Dimana,
20
Maka,
2L = 2L1 – (2/3.1)
= 1340 – (2/3.120)
= 1340 – 80
= 1260 mm
Maka,
L = 630 mm
= 10 – 1
= 9 mm
Material yang digunakan untuk pegas daun dalam perencanaan ini adalah 50
Crl (Direncanakan).
n.t
=2
b
10 t
=2
b
10 t = 2b
b=5t
21
Dimana,
t = Tebal plat
b = Lebar plat
= 220/6
Diketahui bahwa,
18 . W . L
סizin = ………(Ref.1, 726)
2
b.t .(2nG+3nF)
L = Panjang efektif
b = Lebar plat
t = Tebal plat
22
18 . W . L
סizin =
b.t2.(2nG+3nF)
18 .870,3. 630
36 =
5t.t2(2.9 + 3.1)
9869202
36 =
5t3 (21)
3780 t3 = 9869202
9869202
3
t =
3780
t = 3 2610 ,9
t = 13,7 mm 14 mm
Jadi tebal plat = 14 mm.
Lebar plat b = 5t
b = 5.14
b = 70 mm
Jadi lebar plat = 70 mm
3. Defleksi Pegas
12.W .L3
E.b.t 2ng 3nf
2.870,3630
3
2,1.10 4.70.2.9 3.1
2,611 .10 12
8,470 .10 10
= 0,30.102
= 30 mm
23
Dimana, E = 2,1x104 kg/mm2
24
Pegas daun ke – 4 (L4)
630
L4 = 4 + 120
10 – 1
= 400 mm
25
Pegas daun ke – 9 (L9)
630
L9 = 9 + 120
10 – 1
= 750 mm
Panjang pegas daun ke – 10 (L10) Bertindak sebagai master leaf.
L10 = L1 + (d + t).2
= Radian ( 3,14 )
t = Tebal pegas
= 1340 + 464,72
= 1804,72 mm 1804 mm
26
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
27
DAFTAR PUSTAKA
https://www.scribd.com/doc/268725169/Makalah-pegas
https://document.tips/documents/Makalah-pegasdoc.
Sularso, Suga Kiyokatsu, 2004, “Dasar Perencanaan dan Pemilihan Elemen
Mesin”, Cet 11, Jakarta: Pradya Paramita
Prof. Dr. Ir. Dahmir Dahlan M.Sc – Editor : Ir. M. Dwi Trisno. MT. 2012 “Elemen
Mesin” , Jakarta : Citra Harta Prima