Anda di halaman 1dari 10

PENGEMBANGAN MATERIAL PADA HELM PROYEK INDUSTRI

Artikel
diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Material Teknik

oleh:
Faiz Shulthan Alifi (1201194003)
Ira Oktapyani (1201194277)
Irsadillah Jakhel (1201190264)
Rizqullah Aljabbar Fitriadi (1201194336)
Yumna Aqila Khairun Nisa (1201190203)

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI

FAKULTAS REKAYASA INDUSTRI

UNIVERSITAS TELKOM

BANDUNG

2019
Perkembangan Material pada Helm Proyek

Pendahuluan
a. Latar Belakang Perlunya Helm Proyek Industri

Di kawasan industri atau pabrik khususnya yang bergerak di bidang


manufaktur, sering terlihat terjadinya kecelakaan kerja terutama bagi para pekerja di
lapangan. Pada umumnya para pekerja memang selalu berhadapan dengan risiko yang
sangat tinggi terhadap tingkat keselamatannya. Oleh karenanya untuk mengurangi
angka kecelakaan kerja di lingkungan industri tersebut, para pekerja sebaiknya harus
dilengkapi dengan Alat Pelindung Diri (APD). Salah satu APD yang dimaksud di sini
adalah helm. Helm sebagai alat pelindung kepala dari benda keras yang jatuh bebas
dari ketinggian tertentu yang mengakibatkan cedera kepala.

Di negara maju telah diketahui angka kecelakaan cedera kepala mencapai 3


s.d 6% dari keseluruhan kecelakaan yang terjadi. Kontribusi kecelakaan pada
umumnya disebabkan karena adanya benturan dari suatu benda terhadap kepala yang
terjadi secara tiba-tiba, apakah dari atas maupun dari samping. Dari beberapa
pernyataan tersebut maka perlu diadakan peningkatan bahan material pada pembuatan
helm industri agar lebih aman untuk dipakai oleh pekerja, dan mengurangi resiko
kecelakaan kepala pada pekerja.

b. Syarat dan Standar Helm Proyek Industri

Syarat yang dapat dipenuhi dalam pembuatan Helm proyek industri dapat
berdasarkan Standar Eropa EN 397-1993, dimana helm harus memenuhi persyaratan
berikut:
1. Helm pengaman yang baik untuk penggunaan umum harus memiliki cangkang
yang kuat yang mampu menahan deformasi atau tusukan (dalam hal plastik,
dinding cangkang harus memiliki ketebalan tidak kurang dari 2 mm).
2. Helm dengan bagian yang menonjol di dalam cangkang tidak boleh digunakan,
karena ini dapat menyebabkan cedera serius jika terjadi pukulan menyamping.
3. Helm yang terbuat dari polietilen, polipropilen, atau ABS cenderung kehilangan
kekuatan mekanisnya di bawah pengaruh panas, dingin, dan terutama paparan
sinar matahari atau radiasi ultraviolet (UV). Jika helm seperti itu secara teratur
digunakan di udara terbuka atau di dekat sumber UV seperti stasiun pengelasan,
mereka harus diganti setidaknya setiap tiga tahun.
4. Helm apa pun yang telah dikirim ke pukulan berat, bahkan jika tidak ada tanda-
tanda kerusakan yang jelas, harus dibuang.
Di negara-negara maju jauh sebelumnya telah memiliki standarisasi yang
mengatur tentang kelayakan helm industri antara lain: JIS T 8131-1977 (Japan), ANSI
Z 89.1-1977 (USA), dan AS/NZS 1801.TYPE 1.EN 397.SS 98 (Australia), SNI ISO
3873:2012 tentang helm keselamatan industri dan Permenakertrans No. PER.08 MEN
VII 2010 tentang Alat Pelindung Diri (APD)

Isi

a. Sejarah Perkembangan Material pada Helm Proyek

Helm safety menurut sejarahnya dapat diceritakan sebagai berikut,


penggunaan helm keselamatan (Safety Helmet) bermula dari para pekerja di dock
atau galangan kapal. Sebelum helm keselamatan atau helm safety diciptakan biasanya
mereka melindungi kepala mereka menggunakan aspal kering yang sudah mengeras
yang dijemur dibawah sinar matahari. Tujuan menggunakan aspal kering ini untuk
menutupi dan melindungi kepala mereka dari ancaman tertimpa atau kejatuhan
benda-benda yang ada diatas geladak kapal yang sedang mereka bangun. Secara
resmi helm keselamatan pertama dikembangkan tahun 1912 di Worker’s Accident
Insurance Institute Kerajaan Bohemia.
Selain sejarah helm safety, bahan dasar pembuatan helm safety juga berubah-
ubah seiring dengan perkembangan teknologi material baru yang lebih efektif dan
efisien. Berikut ini bahan dasar pembuatan helm safety dari masa ke masa :
1. Aspal yang dikeringkan sebelum tahun 1912
Helm pelindung awalnya hanya berupa topi kerja biasa yang dilapisi
aspal. Aspal tersebut akan mengeras setelah dijemur di bawah sinar matahari.
Topi berlapis aspal keras ini awalnya digunakan oleh para pekerja galangan
kapal untuk melindungi kepala mereka dari benda-benda yang terjatuh dari dek
kapal dan benda-benda yang dibuang oleh burung camar.
2. Kanvas tebal tahun 1919
Kemudian diproduksi hard-boiled hat, topi pengaman yang terbuat dari
kanvas, lem dan cat hitam yang direbus hingga keras. Hard-boiled hat ini
kemudian dilengkapi dengan sistem suspensi sehingga lebih nyaman untuk
dipakai.Helm proyek atau pada saat itu disebut “topi rebus” dipatenkan oleh
Bullard, yang merupakan anak dari pemilik perusahaan ED Bullard Company.
3. Alumunium tahun 1938
Aluminium menjadi standar untuk topi keras sekitar tahun 1938, kecuali
untuk aplikasi listrik.Bahan ini tidak boleh digunakan pada pekerja di bidang
listrik karena berbahaya dan bisa tersetrum
4. Fiberglass tahun 1940
Tiga tahun kemudian setelah tahun 1938 digantilah bahan material dengan
opsi yang kurang konduktif, lebih ringan yaitu fiberglass
5. Thermoplastic tahun 1950
Setelah sekitar satu dekade dalam sirkulasi, industri beralih ke
termoplastik, yang lebih mudah dibentuk dan lebih murah untuk diproduksi.
6. High Density Polyethylene atau HDPE yang masih digunakan sampai sekarang.
Pemilihan material ini sebagian besar disebabkan oleh kelenturan tingkat
lanjut dari material kontemporer HDPE.
b. Jenis – Jenis Helm Proyek Industri

Jenis – jenis helm proyek industri berdasarkan warna :

1. Helm keselamatan warna kuning


Pekerja yang menggunakan hel keselamatan berwarna kuning biasanya
dipakai oleh operator, sub kontraktor atau pekerja umum.
2. Helm keselamatan warna biru
Helm keselamatan berwarna biru biasanya dipakai oleh supervisor lapangan,
pekerja yang berhubungan dengan kelistrikan, atau operator teknis.
3. Helm keselamatan warna hijau
Pekerja yang menggunakan helm keselamatan berwarna hijau biasanya
dipakai oleh pengawas lingkungan.
4. Helm keselamatan warna merah
Pekerja yang menggunakan helm keselamatan berwarna merah biasanya
dipakai oleh safety officer, bertanggung jawab untuk memeriksa sistem
keselamatan yang sudah terpasang dan berfungsi sesuai standar yang
ditetapkan.
5. Helm keselamatan warna oranye
Jika kita sedang berada atau melewati lokasi pekerjaan di mana ada
seseorang yang memakai helm keselamatan berwarna oranye, dapat langsung
disimpulkan tanpa berkenalan dahulu bahwa orang tersebut adalah tamu
perusahaan.
6. Helm keselamatan warna putih
Terakhir, helm safety keselamatan berwarna putih. Jika kita sedang berada
atau melewati suatu pekerjaan, melihat seorang pegawai menggunakan helm
keselamatan berwarna putih dapat disimpulkan dia memiliki jabatan manajer,
pengawas, insinyur, mandor.
7. Helm keselamatan warna coklat
Helm keselamatan warna cokelat dikenakan tukang las dan pekerja lain
dengan aplikasi panas tinggi.
c. Komponen/Bagian-bagian dari Helm Proyek
Menurut EN 397: 1995 [3] , bentuk PPE yang paling umum dan dasar yang
ditujukan untuk melindungi kepala karyawan adalah helm keselamatan industri.
Terlepas dari perbedaan dalam perlindungan struktural mereka, jenis helm ini akan
menampilkan komponen-komponen berikut: shell, harness dan ikat kepala.

Pada Gambar tersebut terdapat beberapa komponen yaitu :


1. Shell atau cangkang helm adalah bagian luar yang kaku dari helm. Fungsi
dasar cangkang adalah untuk memberikan perlindungan dengan mengurangi
kekuatan objek jatuh menabrak atau berdampak pada kepala pengguna.
2. Harness,adalah bagian internal dari helm (diikat ke bagian dalam cangkang)
yang terdiri dari sistem strip yang terbuat dari anyaman band atau polietilen.
Tujuan utama harness adalah untuk menyerap energi dari dampak pada
cangkang dan menyebarkan kekuatan secara merata di atas kepala pemakai,
meminimalkan risiko bahaya bagi pengguna.
3. Harnes fixing
4. Headband atau Ikat kepala adalah bagian yang membentuk kepala setinggi
dahi dan pangkal tengkorak dan, bersama dengan sabuk pengaman,
memungkinkan posisi helm yang stabil di kepala pengguna. Ikat kepala
dilengkapi dengan dua mekanisme penyesuaian untuk mengubah panjang dan
tinggi pemakaian, dan ini meningkatkan stabilitasnya ketika diposisikan di
kepala. Kebanyakan helm pelindung industri akan memiliki pita penahan
keringat di ikat kepala yang bertindak sebagai bantalan penyerap keringat.
5. Sweatband,
6. Peak, merupakan bagian depan helm yang membuat perlindungan bagian
mata
7. Chinstrap dirancang untuk menjaga helm tetap di tempatnya dan mencegah
agar tidak jatuh ketika pekerja menggerakkan kepala mereka.

d. Inovasi dari bagian shell pada helm proyek (kelebihan +kekurangan nya)
Pada pengembangan material produk helm proyek ini, material yang ingin
digunakan yaitu Glass Fiber Reinforced Plastic (GFRP), adalah bahan yang sangat
berguna dalam sejumlah industri yang berbeda dan beragam. Mulai dari hotel hingga
konstruksi, dermaga laut hingga pendidikan. GFRP merupakan komposit dengan
matriks resin polimer yang mengelilingi, melapisi, dan diperkuat oleh serat kaca.
Material GFRP ini memiliki kelebihan maupun kekurangannya.
Kelebihan yang dimiliki oleh material GFRP :
1. Properti Non-Konduktif.
Salah satu alasan utama untuk menggunakan GFRP adalah kenyataan
bahwa ia tidak menghantarkan listrik. Ini adalah manfaat utama untuk
menyediakan lingkungan kerja yang aman terutama ketika bekerja di
lingkungan di mana ada risiko listrik.
2. Tahan Korosi
Resin yang digunakan dalam GFRP menawarkan ketahanan korosi
pada rentang pH yang luas. Meskipun GFRP tahan terhadap sejumlah bahan
kimia yang berbeda.
3. Rasio Kekuatan-terhadap-Berat Tinggi
Ini berarti bahwa GFRP adalah material ringan yang juga kuat dan
dapat menanggung beban berat . Pound untuk pound GRP bisa lebih kuat dari
baja. Karena begitu ringan, ini membuatnya mudah untuk diangkut dan
dipasang.
4. Daya tahan
Material GFRP ampu menahan keausan, tekanan atau kerusakan. Ini
berarti bahwa semua produk GFRP tahan lama dan tetap dalam kondisi baik.
Sifat unik GFRP yaitu ketika berada di luar, terlepas dari hujan atau cerah,
dan tetap tidak rusak dan tidak terpengaruh oleh lingkungan.
5. Fleksibilitas
Material GFRP dapat dibentuk hampir semua konfigurasi, atau
peralatan, di mana Anda dapat membuat cetakan sementara atau permanen.

Sedangkan kekurangan dari material GFRP yaitu material GFRP seringkali


perlu diangkut dalam kendaraan berpendingin dan tidak bertahan lama, Kekuatan
GFRP dalam arah tegak lurus terhadap serat sangat rendah (hingga 5%) dibandingkan
dengan kekuatan sepanjang serat, Desain komponen yang terbuat dari FRP sangat
kompleks, dan Pembuatan dan pengujian komponen FRP sangat terspesialisasi.

Penutup

a. Kesimpulan
Dalam perkembangan helm tentunya akan selalu berkembang menjadi lebih
baik, hal ini tentunya disebabkan karena beban pekerjaan yang semakin berat
sehinggga menyebabkan resiko yang tinggi juga . Oleh karena itu keselamatan
pekerja harus di perhatikan juga, salah satunya dengan meningkatkan material benda
agar memnimalisir benturan yang terjadi dikepala pekerja. Inovasi yang digunakan
dalam pengembangan material ini yaitu dengan menggunakan material Glass fibre
reinforced plastic (GFRP),yang memiliki banyak kelebihan terutama material ini
memiliki kekuatan yang tinggi dan juga ringan.
b. Saran
Dari semua material yang telah dijelaskan sebaiknya material yang digunakan
yaitu Glass fibre reinforced plastic karena meiliki kelebihan yaitu ringan, memiliki
kekuatan tinggi, memiliki modulus elastisitas yang tinggi, memiliki ketahanan tinggi,
baik terhadap korosi.
Karena material selalu berkembang diharapkan material selanjutnya dapat
lebih baik dari material sebelumnya untuk melengkapi kekurangan yang ada dari
material tersebut agar lebih baik dan aman untuk digunakan pada karyawan.
DAFTAR PUSTAKA

(2017, june 15). Diambil kembali dari idntimes.com: https://www.idntimes.com/hype/fun-


fact/irma-wulandriani/beda-warna-beda-arti-ini-makna-helm-keselamatan-c1c2/full

AJBS office. (2016, march 22). Diambil kembali dari https://shop.ajbs.co.id/2016/03/22/apd-


safety-helmet-bukan-sekedar-helm-plastik-biasa/

beetleplastics. (2012, september 20). Diambil kembali dari What Are the Advantages of
Fiberglass Reinforced Plastic?: https://beetleplastics.com/what-are-the-advantages-
of-fiberglass-reinforced-plastic/

GRP ADVANTAGES AND DISADVANTAGES. (t.thn.). Diambil kembali dari gripclad:


https://gripclad.co.uk/useful-information/grp-advantages-and-disadvantages/

hard hat. (2019, september 20). Diambil kembali dari


https://en.wikipedia.org/wiki/Hard_hat

HASRIN. (2008). DESAIN DAN PABRIKASI HELMET INDUSTRI YANG ERGONOMIK.

history of hard hat . (t.thn.). Diambil kembali dari http://blog.prochoice.com.au/hard-


hats/the-history-of-the-hard-hat/

ILO, M. K. (2011, march 17). Diambil kembali dari https://www.iloencyclopaedia.org/:


https://www.iloencyclopaedia.org/part-iv-66769/personal-protection-
59388/31/head-protection

Jachowicz, M. (2013, march 19). Protective helmets – requirements and selection. Diambil
kembali dari oshwiki:
https://oshwiki.eu/wiki/Protective_helmets_%E2%80%93_requirements_and_selec
tion

jasa website cikarang. (t.thn.). Diambil kembali dari https://kontraktorbaja.net/id/arti-


warna-helm-safety/

Pros and Cons of Glass Reinforced Plastic (GRP). (t.thn.). Diambil kembali dari kite-projects:
http://kite-projects.co.uk/pros-cons-glass-reinforced-plastic-2/

safetysign.co.id. (2019, september 9). Diambil kembali dari


https://www.safetysign.co.id/news/422/Standar-Baru-Warna-Safety-Helmet-untuk-
Konstruksi-Hanya-Ada-4-Warna

Anda mungkin juga menyukai