Anda di halaman 1dari 22

TUGAS ELEMEN MESIN I

PERENCANAAN V-BELT PADA MESIN PENEPUNG

Dosen Pengampu :

Darmanto, ST.M.Eng

Disusun Oleh:

Nama : Mohamad Lasno

NIM : 143010016

Prodi : Teknik Mesin

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS WAHID HASYIM SEMARANG

TAHUN 2016
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb

Puji Syukur Kami Panjatkan Kehadirat Allah SWT Atas Segala Limpahan Rahmat dan
Karunia-Nya Atas Terselesaikannya Tugas Elemen Mesin ini, Walaupun Sekiranya Masih jauh
dari Tahap Kesempurnaan.

Dalam Tugas Elemen Mesin ini, penulis mencoba Menganilisis V-Belt Pada Sebuah
Mesin Penepung dengan Daya Motor dan Putaran Tertentu. Dalam Analisis Belt ini Penulis
Mengambil Literatur dari Berbagai Buku-Buku Mesin, Mencari Referensi Lewat Internet dan
Masukan dari Teman-Teman Serta Dosen.

Penulis Hendak Mengucapkan Banyak Terima Kasih kepada Bapak


Darmanto,ST.,M.Eng. Yang Sudah Membantu Serta Menjadi Pembimbing dalam Penyusunan
Tugas Elemen Mesin ini. Serta Kepada Rekan-Rekan Mahasiswa Jurusan Teknik Mesin
Unwahas.

Akhir Kata Penulis Mengharapkan Adanya Sumbang Saran Yang Dapat Bermanfaat
Bagi Penulis untuk Memperbaiki Isi Analisis Ini.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb

Semarang, 16 Mei 2016

( Mohamad Lasno)

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................... ii

1.1. Latar belakang ..................................................................................................................... 1

1.2. Tujuan .................................................................................................................................. 2

1.3. Batasan masalah .................................................................................................................. 2

BAB II DASAR TEORI ....................................................................................................... 3

2.1. Belt ....................................................................................................................................... 3

2.2.Rangkaian Sabuk Dan Puli ................................................................................................... 5

2.3. Perencanaan ....................................................................................................................... 10

BAB III PERHITUNGAN ................................................................................................... 13

3.1. Data .................................................................................................................................... 13

3.2. Analisis .............................................................................................................................. 13

BAB IV PENUTUP ............................................................................................................... 17

4.1. Kesimpulan ........................................................................................................................ 17

4.2. Saran .................................................................................................................................. 17

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................... 18

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN
LAMPIRAN

iii
iv
BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki komoditas pertanian yang cukup
melimpah. Sehingga komoditas ini cukup menjanjikan untuk masa depan mengingat
pertanian merupakan sumber daya alam yang dapat diperbaharui, berbeda dengan
sumber daya lain. Misal minyak bumi, batu bara dan bahan tambang lainnya.

Walaupun komoditas disektor pertanian indonesia cukup menjanjikan, namun pada


kenyataannya kekayaan tersebut tidak bisa dinikmati secara langsung oleh para petani.
Sehingga sebagian besar petani cukup kesulitan dalam masalah ekonomi. Penjualan
hasil pertanian terkadang tidak mampu menutupi besarnya kenaikan harga pupuk dan
biaya pengolahan pertanian. Walaupun disisi lain harga komoditas pertanian cenderung
naik, namun dampaknya kurang berpengaruh terhadap petani.

Salah satu upaya untuk meningkatkan daya saing para petani selain memperbaiki mutu
hasil pertanian mereka juga harus mampu menangani hasil pertanian menjadi
komoditas yang memiliki harga jual tinggi. Dengan kata lain mereka harus menguasai
teknologi penanganan pasca panen. Salah satu teknologi tersebut ialah menjadikan hasil
pertanian tersebut menjadi tepung ( tepung beras, tepung gandum dan tepung kedelai).
Karena bahan-bahan tepung tersebut merupakan bahan baku utama dalam pembuatan
kue, susu kedelai dan aneka jenis makanan lainnya.

Seiring dengan kemajuan teknologi tepat guna banyak ditemukan alat-alat teknologi
yang diciptakan untuk mengolah hasil pertanian, misal Mesin Penepung. Hal ini
dimaksudkan untuk membantu para petani dalam mengolah hasil pertanian supaya
lebih mudah, cepat, murah dan harga jual jauh lebih tinggi.

Dalam kehidupan di era modern ini, suatu alat-alat permesinan merupakan alat yang
penting dan vital untuk menunjang peralatan-peralatan yang berbasis keteknikan.
Dikarenakan V-Belt merupakan komponen mesin yang sangat vital dan berpengaruh
besar terhadap kinerja suatu mesin penepung, maka dalam hal perencanaan suatu VBelt
pada mesin penepung haruslah tepat, ini dimaksudkan untuk mendapatkan Kinerja V-
belt yang efektif, maksimal, ekonomis dan sesuai dengan standar yang sudah
ditetapkan. V-belt sangat dibutuhkan untuk mendukung kinerja suatu alat permesinan
oleh karena itu ide-ide pengembangan serta inovasi penggunaannya harus selalu ada,
setidaknya kalaupun itu sulit seorang engineer harus dapat merancang dan membuat V-
belt supaya dapat bekerja dengan efektif dan maksimal.

1
1.2 Tujuan
Dikarenakan dalam sebuah perencanaan suatu elemen mesin haruslah akurat dan teliti,
maka dalam analisis V-belt pada Mesin Penepung ini terdapat beberapa tujuan yang hendak
dicapai, antara lain:
a. Dapat mengetahui Kekuatan Belt
b. Dapat mengetahui Material Belt

1.3 Batasan Masalah


Dalam Analisis suatu Belt pada Mesin Penepung Yang Harus diketahui adalah: a.
Panjang Belt (L)
b. Kecepatan Sabuk (V)
c. Sudut Kemiringan (α)
d. Sudut Kontak (θ)
e. Tegangan Maksimum Sabuk (F)

2
BAB II DASAR TEORI

2.1 Belt

Sabuk (Belt) adalah suatu elemen mesin yang terbuat dari bahan fleksibel yang dapat
digunakan dengan mudah untuk mentransmisikan torsi dan gerakan berputar dari suatu
komponen ke komponen lainnya, dimana belt tersebut dililitkan dengan puli yang melekat
pada poros yang akan berputar.
(http://tugasakhiramik.blogspot.com/2013/02/belttransmisi-sabuk)

Sabuk atau yang sering disebut Belt merupakan suatu komponen Mesin Yang Termasuk
Vital, dimana belt ini nantinya akan meneruskan sebuah gaya yang diterima dari puli
untuk kemudian diteruskan pada gaya gerak mekanik. Dan apabila sebuah sabuk atau
belt mempunyai kualitas yang jelek dan tidak sesuai standar maka umur kerja dari
sebuah belt atau sabuk akan relatif pendek. (Ahmad Zaenuri, 2010)

Sabuk berfungsi untuk memindahkan tenaga melalui kontak antara belt dengan puli
yang digerakkan, kemampuan belt untuk memindahkan tenaga tergantung pada faktor-
faktor berikut:
- Tegangan Belt Terhadap Puli
- Gesekan antara Puli dan Belt
- Sudut Kontak antara Puli dan Belt
- Kecepatan Belt
Dan harus diperhatikan, untuk sabuk datar jarak maksimum antar poros tidak boleh
lebih dari 10 meter dan jarak minimumnya tidak boleh kurang dari 3-5 kali diameter
puli terbesar. (mumu komaro,2008)

- Macam-Macam Sabuk

Sabuk disebut juga ban mesin (Belt) dibagi menjadi 3 macam yaitu:

1. Belt Datar atau Rata (Flat Belt)

Belt jenis ini biasanya terbuat dari Leather Rubberized Fabric dan Cord. Flat Belt
jarang digunakan karena membutuhkan puli yang lebih besar, tempat yang luas dan
kurang fleksibel. Jenis belt ini umumnya digunakan di industri dengan daya yang
cukup besar dan jarak antar puli pun biasanya sampai 10 m. (R.S. khurmi & J.K.
Gupta, 2005)

2. Belt Bentuk V (V-Belt)

3
Banyak digunakan untuk memindahkan beban antar puli yang berjarak pendek.
(R.S. khurmi & J.K. Gupta, 2005). Gaya jepit yang ditimbulkan oleh bentuk alur V
mempengaruhi gaya tarik atau load yang lebih besar sehingga menghasilkan gaya
jepit belt yang kuat. Efisiensi jenis belt ini mampu mencapai 45%.

3. Belt Bentuk Bundar (Circular Belt)


Jenis belt ini paling jarang digunakan, biasanya dipakai untuk mentransmisikan
daya yang kecil, dan jarak antar puli sampai 5 meter. Batas maksimum
kecepatan sabuk gilir (bentuk bundar) kurang lebih 35 m/s dan daya yang dapat
ditransmisikan adalah sampai 60 Kw. (R.S. khurmi & J.K. Gupta, 2005)

Gb.2.1 jenis belt (R.S. khurmi & J.K. Gupta, 2005)

V-Belt adalah sabuk atau belt yang terbuat dari bahan karet dan mempunyai penampang
berbentuk Trapesium, tenunan teteron dan semacamnya yang terdapat di dalam
kontruksi belt digunakan sebagai inti sabuk untuk membawa atau menyalurkan tarikan
yang besar. Sabuk V dibelitkan pada alur puli yang berbentuk V pula, bagian sabuk
yang membelit akan mengalami lengkungan sehingga lebar bagian dalamnya akan
bertambah besar. Gaya gesekan juga akan bertambah karena pengaruh bentuk yang
akan menghasilkan transmisi daya yang besar pada tegangan yang relatif rendah. Hal
ini merupakan salah satu keunggulan dari sabuk V jika dibandingkan dengan sabuk rata
(flat belt). (Sularso & Kiyokatsu Suga 1979)

Berikut Kelebihan Transmisi Belt jika dibandingkan Dengan Jenis Transmisi Lain (Rantai dan
Roda Gigi) antara lain: (R.S. khurmi & J.K. Gupta, 2005)

- Harganya murah
- Perawatan mudah

4
- Tidak berisik

Dengan beberapa kelebihan tersebut, V-Belt lebih banyak digunakan untuk


mentransmisikan daya yang tidak terlalu besar (± 500 Kw). Dan ini sering kita jumpai dalam
mesin-mesin industri rumah tangga. Misal pada mesin penepung. (Sularso & Kiyokatsu Suga
1979)

Gb. 2.2 V-belt pada mesin penepung


Selain mempunyai kelebihan, transmisi Belt juga mempunyai Kekurangan jika dibandingkan
dengan transmisi rantai dan roda gigi, diantaranya: (R.S. khurmi & J.K. Gupta, 2005)

- Umurnya Pendek (Mudah Aus)


- Sering terjadi Sliding
- Efisiensi Rendah
- Kapasitas Daya Kecil
- Tidak bisa mentransmisikan daya yang jarak antar poros puli lebih dari 10 m (daya
yang ditransmisikan akan lebih kecil sehingga tidak efisien).

2.2 Rangkaian Sabuk Dan Puli


Puli Belt merupakan salah satu elemen mesin yang berfungsi untuk mentransmisikan
daya seperti halnya sproket rantai dan roda gigi. Bentuk puli adalah bulat dengan
ketebalan tertentu, di tengah-tengah puli terdapat lubang poros. Puli pada umumnya
dibuat dari besi cor kelabu FC 20 atau FC 30, dan ada juga yang terbuat dari baja.
(http://academia.edu/V-BELT_V-Belt)

5
Secara umum rangkaian sabuk dan puli dapat digolongkan menjadi:

a. Sabuk Terbuka
b. Sabuk Silang
c. Sabuk Seperempat Putaran
d. Sabuk Dengan Puli Pengencang
e. Sabuk Kompon
f. Sabuk Bertingkat
g. Sabuk Dengan Puli Pelepas

• Sabuk Terbuka
Sabuk V terbuka (open belt drive) seperti diperlihatkan pada gambar dibawah ini
digunakan untuk menghubungkan dua poros sejajar yang berputar dengan arah yang sama.
Jarak kedua sumbu poros besar, sehingga sisi kencang sabuk harus ditempatkan di bagian
bawah.http://scribd.com/Sabuk-Belt-Pada-Mesin)

Gb.2.3 sabuk terbuka


(R.S. khurmi & J.K. Gupta, 2005)

6
Sabuk Silang
Sabuk silang (cross or twist belt drive), disebut juga sabuk puntir digunakan untuk dua poros
yang sejajar dengan putaran berlawanan arah. Perlu diperhatikan, bahwa terjadi
persinggungan sabuk yang akan menimbulkan pengikisan sabuk satu sama lain. Untuk
menghindarinya poros-poros harus mempunyai jarak maksimum 20x lebar sabuk, dengan
kecepatan dibawah 15 m/s.

• Sabuk Seperempat Putaran


Sabuk seperempat putaran (quarter turn belt drive), digunakan untuk poros tegak lurus dan
berputar pada suatu arah tertentu. Jika dikehendaki arah lain perlu dipasang puli pengarah
(guide pulley). Untuk mencegah lepasnya sabuk, lebar bidang singgung puli harus lebih
besar atau sama dengan 1,4 lebar sabuk.

Gb.2.4 sabuk seperempat putaran dan sabuk silang


(http://scribd.com/Sabuk-Belt-Pada-Mesin)

7
Sabuk Dengan Puli Pengencang
Sabuk dengan puli pengencang, digunakan pada poros sejajar dengan sudut kontak yang
kecil.

Gb.2.5 sabuk dengan puli pengencang


(http://scribd.com/Sabuk-Belt-Pada-Mesin)

• Sabuk Kompon
Sabuk kompon (compound belt drive) digunakan untuk meneruskan daya dari suatu poros
ke poros lainnya melalui beberapa puli.

• Sabuk Bertingkat
Sabuk bertingkat digunakan jika dikehendaki perubahan kecepatan poros yang digerakan
pada waktu poros penggerak berputar pada kecepatan konstan.

Gb.2.6 sabuk bertingkat


(http://scribd.com/Sabuk-Belt-Pada-Mesin)

8
Sabuk Dengan Puli Pelepas
Sabuk dengan puli pelepas digunakan jika dikehendaki menjalankan atau menghentikan
poros mesin tanpa mempengaruhi puli penggerak.
Puli yang terpasang pada mesin disebut fast pulley, dan puli yang berputar bebas disebut
loose pulley. http://scribd.com/Sabuk-Belt-Pada-Mesin)

Berikut Kontruksi bahan V-Belt:

Gb.2.7 kontruksi v-belt


(https://www.google.com/search?q=gambar+sabuk+belt)

Macam dan Tipe V-Belt

Gb.2.8 ukuran penampang belt

(https://www.google.com/search?q=gambar+sabuk+belt)

9
2.3 Perencanaan

Gb.2.9 sistem terbuka (R.S. khurmi & J.K. Gupta, 2005)

Keterangan :

x =Jarak Antar Poros (mm)

r1,r2 = Jari-Jari Puli 1 dan 2 (mm)

α = Sudut Kemiringan ( 0 )

θ = Sudut Kontak ( Rad)

Panjang Belt Keseluruhan :

L= (r1 r)
(r2 r1) 2x x22 .....................................
. . . . . (2.1)

(R.S. khurmi & J.K. Gupta, 2005)

Kecepatan Linier Sabuk :

dN
V = . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ..(2.2)
60

10
(R.S. khurmi & J.K. Gupta, 2005)

Sudut Kemiringan (Sin α) :

r1 r2
Sin α = . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (2.3)
x
(R.S. khurmi & J.K. Gupta, 2005)

Sudut kontak (θ) :

. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .(2.4)
(R.S. khurmi & J.K. Gupta, 2005)

(R.S. khurmi & J.K. Gupta, 2005)

Keterangan :

T1 = Tegangan pada Sisi Kencang (kg)

T2 = Tegangan pada Sisi Kendor (kg)

V = Kecepatan Sabuk (m/s)

Daya Yang di Transmisikan :

11
(T1 T2)V
P= . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (2.5)
75
(R.S. khurmi & J.K. Gupta, 2005)

Rasio Tegangan :

T
2,3 Log 1 = μθ . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (2.6)
T2

(R.S. khurmi & J.K. Gupta, 2005)

μ = Koefisien Gesek antara Puli dengan Belt

θ = Sudut Kontak (Rad)

Luas Penampang Sabuk :

A= . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (2.7)
(R.S. khurmi & J.K. Gupta, 2005)

Tegangan Tarik Sabuk :

F . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (2.8)

(R.S. khurmi & J.K. Gupta, 2005)

12
BAB III PERHITUNGAN

3.1 Data

Penepung
Penggerak

Analisis
Data Dari
Mesin
Penepung
(HONDA GX
160 H1)

1. Daya (P) : 5,5 Hp (4101,35Watt)


2. Putaran Mesin (N) : 3600 Rpm
3. Diameter puli Penggerak (d2) : 180 mm
4. Diameter puli Penepung (d1) : 82 mm
5. Jarak poros antar pully (X) : 680 mm
6. Jari-jaripuli (r2) : 90 mm
7. Jari-jaripuli (r1) : 41 mm
8. JenisBelt : Mitsubhosi A-67

3.2 Analisis

13
a) Panjang Belt

L = (R1+R2) + 2X +

= 3,14 ( 41+ 90) + 2 (680) +

= 3,14 (131) + 1360 +


= 411,34 + 1360 + 9,43
= 1780,77 mm
= 178,07 cm

b) Kecepatan Sabuk

= 33,91 m/s

c) Sudut Kemiringan

= 0,072

= 4,120

d) Sudut Kontak

14
= 2,996 Rad

e) Daya Yang Ditransmisikan

5,5

= 12,17 Kg

f) Rasio Tegangan

2,3 log = µ.

2,3 log = 0,3 × 2,996

Log

= 2,487 kg

15
= 2,487 ×

= 12,17

2,487 = 12,17

= 8,184 Kg

= 2,487 ×

= 2,487 × 8,184

= 20,36 Kg

g) Luas Penampang Sabuk

=9×8

= 72 mm2

h) Tegangan Tarik Sabuk

16
= 0,282 Kg / mm2

= 2,77 Mpa

Material Yang Digunakan Ialah Jenis Rubber Dengan Tegangan Tarik Maksimal 16 Mpa
(Tabel 3 Lampiran Material Belt), Sehingga Belt Yang Digunakan Pada Mesin Penepung
Tersebut Dipastikan Aman.

BAB IV PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Dari Analisis Tersebut Dapat Diketahui Tegangan Tarik Belt Pada Mesin Penepung
Sebesar 2,77 Mpa. Dan Material Yang Digunakan Adalah Jenis Rubber Dengan Batas
Maksimum Tegangan Tariknya 16 Mpa, Sehingga V-Belt Yang Digunakan Dapat
Dipastikan Aman.

4.2 saran
Mengingat Belt Merupakan Elemen Mesin Yang Vital Untuk Mendukung Kinerja Suatu
Mesin Penepung, Maka Dalam Perencanaan Belt Pada Suatu Mesin Penepung Disarankan
Agar Menggunakan Sabuk (Belt) Dengan Kualitas Yang Baik Dan Sesuai Dengan Standart
Yang Sudah Ditetapkan. Hal Ini Bertujuan Untuk Menghasilkan Kinerja Mesin Yang
Maksimal Dan Efisien.

17
DAFTAR PUSTAKA

- Darmanto, Buku Ajar Elemen Mesin 1 2007


- http://academia.edu/V-BELT_V-Belt)
- http://en.wikipedia.org/wiki/Ultimate_tensile_strength
- http://indoteknik.com/v1/pi/engine-gx160t1qbhs/
- http://tugasakhiramik.blogspot.com/2013/02/belt-tramisi-sabuk.html
- http://www.alibaba.com/product-detail/Polyamide-nylon-flat-
transmissionbelt_1591934223.html?s=p
- https://www.scribd.com/doc/51669910/Bahan-Kuliah-Elmes-2-Sabuk-dan-Pulli -
R.S. khurmi & J.K. Gupta,machine design (S.I. UNITS) 2005 : Eurasia
Piblishing House (Pvt.) Ltd.

- SULARSO,MSME &KIYOKATSU SUGA, DASAR PERENCANAAN


DAN PEMILIHAN ELEMEN MESIN P.T. PRADNYA PARAMITA
JAKARTA: 1979. Hlm.163

18

Anda mungkin juga menyukai