Anda di halaman 1dari 14

Tekhnologi Las

LAS RESISTANCE

WELDING TECHNOLOGY
POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA
Moh. Syaiful Amri, S.ST., MT
Suatu cara pengelasan di mana permukaan
pelat yang disambung ditekankan satu sama
lain dan pada saat yang sama arus listrik
dialirkan sehingga permukaan tersebut
menjadi panas dan mencair karena adanya
resistansi listrik.

Moh. Syaiful Amri, S.ST., MT


 Las titik (Spot Welding / SW)
 Las tumpang garis (Seam Welding /
SEW)
 Las busur tekan (Fash Welding / FW)
 Las tumpul tekan(Butt Welding / BW)

Moh. Syaiful Amri, S.ST., MT


Moh. Syaiful Amri, S.ST., MT
Transformator yang terdapat dalam mesin las merubah tegangan arus bolak-
balik dari 110 volt atau 220 volt menjadi 4 volt sampai 12 volt dan arusnya
menjadi cukup besar sehingga dapat menimbulkan panas yang diperlukan
kemudian pelat yang dilas dijepit pada tempat sambungan dengan sepasang
elektroda dari paduan tembaga dan kemudian dialiri arus listrik yang cukup
besar dalam waktu yang singkat, maka pada tempat jepitan timbul panas
karena tahanan listrik yang menyebabkan logam di tempat tersebut mencair
dan tersambung.
Panas ini juga timbul di tempat kontak antara elektroda dan pelat, tetapi
tidak sampai mencairkan logam. Ketika aliran listrik dihentikan, logam yang
mencair tadi akan menjadi dingin dan terbentuk sambungan dibawah
tekanan gaya elektroda agar tidak terjadi busur antara elektroda dan
sambungan.

Moh. Syaiful Amri, S.ST., MT


Siklus pengelasan titik dimulai ketika
elektroda menekan plat dimana arus
belum dialirkan. Waktu proses ini disebut
waktu tekan (squeeze time). Setelah itu
arus dialirkan ke elektroda sehingga timbul
panas pada pelat di posisi elektroda
sehingga terbentuk sambungan las. Waktu
proses ini disebut waktu pengelasan (heat
or weld time). Setelah itu arus dihentikan
namun tekanan tetap ada dan proses ini Siklus pengelasan titik
disebut waktu tenggang (hold time).
Kemudian logam dibiarkan mendingin sampai sambungan menjadi kuat dan
tekanan di hilangkan dan plat siap dipindahkan untuk selanjutnya proses
pengelasan dimulai lagi untuk titik yang baru.

Moh. Syaiful Amri, S.ST., MT


Sumber panas pada las resistansi listrik

Energi panas yang diberikan pada operasi pengelasan tergantung pada


aliran arus listrik, resistansi rangkaian, dan panjang waktu arus dialirkan,
seperti rumus berikut ini.
H = I2 R t
dimana :

H = panas yang dihasilkan, W-sec. atau J (1 J= 1/1055 Btu);


I = arus listrik, A;
R = resistansi listrik, W;
t = waktu, detik (sec.)
Arus yang digunakan dalam pengelasan resistansi listrik ini sangat besar (umumnya,
5000 sampai dengan 20.000 A), tetapi tegangan relatif rendah (biasanya di bawah
10 V). Panjang waktu arus dialirkan pada umumnya sangat singkat, untuk
pengelasan titik sekitar 0,1 sampai dengan 0,4 detik

Moh. Syaiful Amri, S.ST., MT


Material elektrode yang biasa digunakan

• Paduan tembaga, dan


• Komposisi logam tahan api seperti kombinasi tembaga dan tungsten.

Kelompok yang kedua memiliki sifat tahan aus yang tinggi, sehingga banyak
digunakan dalam proses manufaktur. Perkakas akan selalu mengalami keausan
secara bertahap bila digunakan berulang-ulang. Dalam praktek, elektrode didesain
dengan saluran air pendingin

Moh. Syaiful Amri, S.ST., MT


Keuntungan dari las resistensi listrik

1). Hampir semua material dapat di las.


2). Proses Pengelasan secara penuh dimekanisasi dengan baik dapat dikerjakan
secara otomatis.
3). Hasil pengelasan memiliki mutu tinggi dan stabil.
4). Panas dari proses pengelasan sedikit menimbulkan HAZ sehingga
perubahan struktur mikro dari material relatife rendah.
5). Produktivitas tinggi.
6). Hemat.
7). Kecepatan tinggi saat mengelas.
8). Uap rendah/asap rendah

Moh. Syaiful Amri, S.ST., MT


Kekurangan dari las resistensi listrik

1). Peralatan yang relative mahal


2). Kalibrasi Peralatan Dan Pemeliharaan
Peralatan membutuhkan orang-orang yang professional dalam bidang
ini.
3).Apabila terjadi kelebihan tegangan listrik dalam pengaturan mesin
akan menimbulkan kerugian yang besar.
4). Kekuatan tarik dan kekuatan kelelahannya rendah.

Permasalahan yang terjadi saat proses pengelasan:


1). Crack (letusan)
2). Porosity atau cavities.
3). Lubang kecil pada daerah pengelasan (weld metal).
4). Takikan Electroda dalam.
5). Penampilan Permukaan.

Moh. Syaiful Amri, S.ST., MT


Pengelasan ini paling banyak digunakan di
industri khususnya industri yang banyak
menggunakan plat seperti industri otomotif.
Bahan yang disambung dengan metode ini
sering dilakukan pada ketebalan maksimum 3
mm.

Moh. Syaiful Amri, S.ST., MT


Moh. Syaiful Amri, S.ST., MT
Moh. Syaiful Amri, S.ST., MT
Pengelasan resistensi listrik penerapannya
digunakan pada beberapa bidang industri
1).Industri mobil.

2). Industri penerbangan (pesawat terbang).


3). Kereta api / rel.
4). Elektrik / elektronika.
5). Kontainer.
6). Peralatan medis.
7). Peralatan nuklir.
8). Tangki bahan bakar.
9). Pipa-pipa minyak gas dan pipa air.
10). Mata pisau turbin
11). Industri Makanan dan minuman, dan lain-lain
Moh. Syaiful Amri, S.ST., MT

Anda mungkin juga menyukai