Anda di halaman 1dari 35

Welding Proses

Presentation by Group 6
Welding Proses

Dosen Pengampu :
Dr. R. Mursid, S.T., M.Pd
Nama Mahasiswa :
1. Tegar Kevin Marpaung (5193122020)
2. Wandes Kristianus Pane (5193322008)
3. Dani Saputra Manik (5192422010)
4. A. Khairi Anas (5195022001)
5. Ray Immanuel manurung (5163122011
Daftar Isi
01. Latar Belakang
02. Tujuan
03. Manfaat
04. Pengertian Pengelasan
05. Jenis Pengelasan
06. Penggunaan Pengelasan
07. Jenis Sambungan
08. Jenis Las-an
09. macam-macam Las
10. Material Pengelasan
11. Tahap Persiapan
12. Keuntungan Persiapan Material yang Baik
13. Kerugian Pengelasan Tanpa Persiapan Material Yang Baik
14. Persiapan Material Pengelasan
15. Proses Pengelasan Dan Jenis Pengelasan
01
A. Latar belakang

Pengelasan adalah proses penyambungan material dengan menggunakan energi panas sehingga menjadi satu dengan
atau tanpa tekanan. Pengelasan dapat dilakukan dengan pemanasan tanpa tekanan, pemanasan dengan tekanan, dan te
kanan tanpa memberikan panas dari luar (panas diperoleh dari dalam material itu sendiri). Disamping itu pengelasan da
pat dilakukan dengan tanpa logam pengisi dan dengan logam pengisi.
Pengelasan pada umumnya dilakukan dalam penyambungan logam, tetapi juga sering digunakan untuk menyambung
pelastik. Dalam pembahasan ini akan difokuskan pada penyambungan logam. Pengelasan merupakan proses yang penti
ng baik ditinjau secara komersial maupun teknologi, karena pengelasan merupakan penyambungan yang permanen dan
sambungan las dapat lebih kuat daripada logam induknya, bila digunakan logam pengisi yang memiliki kekuatan lebih
besar dari pada logam induknya. Pengelasan merupakan cara yang paling ekonomis dilihat dari segi penggunaan materi
al dan biaya fabrikasi. Metode perakitan mekanik yang lain memerlukan pekerjaan tambahan (misalnya, penggurdian lu
bang) dan pengencang sambungan (misalnya, rivet dan baut).
Walaupun demikian pengelasan juga memiliki keterbatasan dan kekurangan. Kebanyakan operasi pengelasan dilakuka
n secara manual dengan upah tenaga kerja yang mahal. Pengelasan merupakan sambungan permanen sehingga rakitan
nya tidak dapat dilepas. Jadi metode pengelasan tidak cocok digunakan untuk produk yang memerlukan pelepasan rakit
an.
02
B. Tujuan

Tujuan dari pembuatan makalah ini diantaranya:


1.Dapat mengetahui dan memahami jenis pengelasan, las-an dan sambungan dalam peng
elasan
2.Dapat mengetahui dan memahami kelebihan dan kekurangan dalam melakukan persiapa
n dengan baik sebelum melakukan pengelasan.
3.Dapat mengetahui dan memahami proses kerja dari sistem pengelasan
4.Untuk pemenuhan penyelesaian tugas dari mata kuliah Teknologi Pengelasan
03
C. Manfaat

Manfaat dari pembuatan makalah ini diantaranya :


1.Menambah ilmu pengetahuan dalam pembelajaran Teknlogi Pengelasan
2.Mengetahui apa saja jenis pengelasan, las-an dan sambungan dalam pengelasan
3.Mengetahui apa saja kelebihan dan kekurangan dalam melakukan persiapan denga
n baik sebelum melakukan pengelasan.
4.Mengetahui welding proses.
04
A. Pengertian Pengelasan

Pengelasan adalah proses penyambungan material dengan menggunakan energi pan


as sehingga menjadi satu dengan atau tanpa tekanan. Pengelasan dapat dilakukan denga
n pemanasan tanpa tekanan, pemanasan dengan tekanan, dan tekanan tanpa memberikan
panas dari luar (panas diperoleh dari dalam material itu sendiri). Disamping itu pengelasan
dapat dilakukan dengan tanpa logam pengisi dan dengan logam pengisi. Pengelasan pad
a umumnya dilakukan dalam penyambungan logam, tetapi juga sering digunakan untuk
menyambung pelastik. Dalam pembahasan ini akan difokuskan pada penyambungan loga
m. Pengelasan merupakan proses yang penting baik ditinjau secara komersial maupun tek
nologi, karena pengelasan merupakan penyambungan yang permanen dan sambungan las
dapat lebih kuat daripada logam induknya, bila igunakan logam pengisi yang memiliki kek
uatan lebih besar dari pada logam induknya. Pengelasan merupakan cara yang paling eko
nomis dilihat dari segi penggunaan material dan biaya fabrikasi. Metode perakitan mekani
k yang lain memerlukan pekerjaan tambahan (misalnya, penggurdian lubang) dan pengen
cang sambungan (misalnya, rivet dan baut).
 
05
B. Jenis Pengelasan

1. Pengelasan Lebur (fusion welding)


Proses pengelasan lebur menggunakan panas untuk mencairkan logam induk, beberapa o
perasi menggunakan logam pengisi dan yang lain tanpa logam pengisi. Pengelasan lebur
dapat dikelompokkan sebagai berikut:
a. Pengelasan Busur (Arc Welding (AW))

Dalam proses pengelasan ini penyambungan


dilakukan dengan memanaskan logam pengisi
dan bagian sambungan dari logam induk sam
pai mencair dengan memakai sumber panas b
usur listrik, seperti ditunjukkan dalam gambar
12.1. Beberapa operasi pengelasan ini juga m
enggunakan tekanan selama proses;
Jenis Pengelasan

b. Pengelasan Resistansi Listrik (Resistance Welding (RW))


Dalam proses pengelasan ini permukaan lembaran logam yang disambung ditekan satu
sama lain dan arus yang cukup besar dialirkan melalui sambungan tersebut. Pada saat aru
s mengalir dalam logam, panas tertinggi timbul di daerah yang memiliki resistansi listrik t
erbesar, yaitu pada permukaan kontak kedua logam (fayng surfaces).
c. Pengelasan Gas (Oxyfuel Gas Welding (OFW))
Dalam pengelasan ini sumber panas diperoleh dari hasil pembakaran gas dengan oksig
en sehingga menimbulkan nyala api dengan suhu yang dapat mencairkan logam induk da
n logam pengisi. Gas yang lazim digunakan adalah gas alam, asetilen, dan hidrogen. Dari
ketiga gas ini yang paling sering dipakai adalah gas asetilen, sehingga las gas diartikan se
bagai las oksi-asetilen.
d. Proses Pengelasan Lebur Yang Lain
Terdapat beberapa jenis pengelasan lebur yang lain, untuk menghasilkan peleburan log
am yang disambung, seperti misalnya pengelasan berkas elektron (electron beam weldin
g), dan pengelasan berkas laser (laser beam welding).
Jenis Pengelasan

2. Pengelasan Padat (solid-state welding)


Dalam pengelasan padat proses penyambungan logam dihasilkan dengan tekanan tanpa memberikan panas dari lua
r, atau tekanan dan memberikan panas dari luar. Bila digunakan panas, maka temperatur dalam proses di bawah titik le
bur logam yang dilas, sehingga logam tersebut tidak mengalami peleburan dan tetap dalam keadaan padat. Pengelasan
padat dapat dikelompokkan sebagai berikut:

a. Pengelasan Difusi (Diffusion Welding (DFW))


Dua pemukaan logam yang akan disambung disatukan, kemudian dipanaskan dengan temperatur mendekati titik le
bur logam sehingga permukaan yang akan disambung menjadi plastis dan dengan memberi tekanan tertentu maka terb
entuk sambungan logam;
b. Pengelasan Gesek (Friction Welding (FW))
Penyambungan terjadi akibat panas yang ditimbulkan oleh gesekan antara dua bagian logam yang disambung. Ke d
ua bagian logam yang akan disambung disatukan dibawah pengaruh tekanan aksial, kemudian salah satu diputar sehing
ga pada permukaan kontak akan timbul panas (mendekati titik cair logam), maka setelah putaran dihentikan akan terbe
ntuk sambungan logam.
c. Pengelasan Ultrasonik (Ultrasonic Welding (UW))
Dilakukan dengan menggunakan tekanan tertentu antara dua bagian logam yang akan disambung, kemudian diberi g
etaran osilasi dengan frekuensi ultrasonik dalam arah yang sejajar dengan permukaan kontak. Gaya getar tersebut akan
melepas lapisan tipis permukaan kontak sehingga dihasilkan ikatan atomik antara ke dua permukaan tersebut.
06
C. Penggunaan Pengelasan

Proses pengelasan secara komersial banyak digunakan dalam operasi sebagai b


erikut:
1.Konstruksi (misalnya, bangunan dan jembatan),
2.Pemipaan, tabung bertekanan, boiler, dan tangki penyimpanan,
3.Bangunan kapal,
4.Pesawat terbang dan pesawat luar angkasa,
5.Automotif dan rel kereta.
Catatan: operasi pengelasan memerlukan tenaga kerja yang terlatih dengan ketr
ampilan yang tinggi.
07
D. Jenis Sambungan

Sambungan las adalah pertemuan dua tepi atau permukaan benda yang disamb
ung dengan proses pengelasan. Terdapat lima jenis sambungan yang biasa digu
nakan untuk menyatukan dua bagian benda logam.
Jenis Sambungan

Sambungan las adalah pertemuan dua tepi atau permukaan benda yang disambung deng
an proses pengelasan. Terdapat lima jenis sambungan yang biasa digunakan untuk menya
tukan dua bagian benda logam.

a.Sambungan tumpu (butt joint); kedua bagian benda yang akan disambung diletakkan pa
da bidang datar yang sama dan disambung pada kedua ujungnya
b.Sambungan sudut (corner joint); kedua bagian benda yang akan disambung membentuk
sudut siku-siku dan disambung pada ujung sudut tersebut
c.Sambungan tumpang (lap joint); bagian benda yang akan disambung saling menumpan
g (overlapping) satu sama lainnya
d.Sambungan T (tee joint); satu bagian diletakkan tegak lurus pada bagian yang lain dan
membentuk huruf T yang terbalik
e.Sambungan tekuk (edge joint); sisi-sisi yang ditekuk dari ke dua bagian yang akan disam
bung sejajar, dan sambungan dibuat pada kedua ujung bagian tekukan yang sejajar terse
but.
08
E. Jenis Las-an

Setiap jenis sambungan yang disebutkan di atas dapat dibuat dengan pengelasan. Proses
penyambungan yang lain dapat juga digunakan, tetapi pengelasan merupakan metode pe
nyambungan yang paling universal. Berdasarkan geometrinya, las-an dapat dikelompokka
n sebagai berikut:
1.Las-an jalur (fillet weld)
Digunakan untuk mengisi tepi pelat pada sambungan sudut, sambungan tumpang, da
n sambungan T dalam gambar 12.3. Logam pengisi digunakan untuk menyambung sisi m
elintang bagian yang membentuk segitiga sikusiku;
Jenis Las-an

2. Las-an alur (groove welds)


Ujung bagian yang akan disambung dibuat alur dalam bentuk persegi, serong (bevel),
V, U, dan J pada sisi tunggal atau ganda, seperti dapat dilihat dalam gambar 12.4. Logam
pengisi digunakan untuk mengisi sambungan, yang biasanya dilakukan dengan pengelasa
n busur dan pengelasan gas;
Jenis Las-an

3. Las-an sumbat dan las-an slot (plug and slot welds) digunakan untuk menyambung pel
at datar seperti dapat dilihat dalam gambar 12.5, dengan membuat satu lubang atau lebih
atau slot pada bagian pelat yang diletakkan paling atas, dan kemudian mengisi lubang ter
sebut dengan logam pengisi sehingga kedua bagian pelat melumer menjadi satu
Jenis Las-an

4. Las-an titik dan las-an kampuh (spot and seam welds) digunakan untuk sambungan tu
mpang seperti dapat dilihat dalam gambar 12.6. Las-an titik adalah manik las yang kecil a
ntara permukaan lembaran atau pelat. Las-an titik diperoleh dari hasil pengelasan resistan
si listrik. Las-an kampuh hampir sama dengan las-an titik, tetapi las-an kampuh lebih konti
nu dibandingkan dengan las-an titik.
Jenis Las-an

5. Las-an lekuk dan las-an rata (flange and surfacing welds)


Ditunjukkan dalam gambar di bawah Las-an lekuk dibuat pada ujung dua atau lebih ba
gian yang akan disambung, biasanya merupakan lembaran logam atau pelat tipis, paling s
edikit satu bagian ditekuk (gambar 12.7a). Las-an datar tidak digunakan untuk menyambu
ng bagian benda, tetapi merupakan lapisan penyakang (ganjal) logam pada permukaan ba
gian dasar.
09
F. Macam-Macam Las

1.Las Listrik Dengan Elektroda Karbon (Arc Welding)


Busur listrik yang terjadi diantara ujung elektroda karbon dan logam atau diantara dua
ujung elektroda karbon akan memanaskan dan mencairkan logam yang akan dilas. Sebag
ai bahan tambah dapat dipakai elektroda dengan fluksi atau elektroda yang berselaput flu
ksi.
F. Macam-Macam Las

2. Las Listrik Dengan Elektroda Berselaput (SMAW)


Las listrik ini menggunakan elektroda berselaput sebagai bahan tambah. Busur listrik ya
ng terjadi diantara ujung elektroda dan bahan dasar akan mencairkan ujung elektroda dan
sebagian bahan dasar. Selaput elektroda yang turut terbakar akan mencair dan menghasil
kan gas yang melindungi ujung elektroda, kawah las, busur listrik dan daerah las di sekitar
busur listrik terhadap pengaruh udara luar. Cairan selaput elektroda yang membeku akan
menutupi permukaan Ias yang juga berfungsi sebagai pelindung terhadap pengaruh luar.
Gambar dibawah ini adalah sirkuit las listrik dengan elektroda berselaput dimana G adalah
sumber tenaga arus searah dan elektroda dihubungkan ke terminal negetif sedang bahan
ke terminal positif.
Macam-Macam Las

Dalam gambar dibawah ini ditunjukkan pemindahan cairan logam dari elektroda ke bahan dasar dima
na gas dari pembakaran selaput elektroda melindungi daerah ini.

Las listrik TIG menggunakan elektroda wolfram yang bukan merupakan bahan tambah. Busur listrik ya
ng terjadi antara ujung elektroda wolfram dan bahan dasar adalah marupakan sumber panas untuk pe
ngelasan. Titik cair dari alektroda wolfram sedemikian tingginya sampai 3410o sehingga tidak ikut men
cair pada saat terjadi busur listrik. Tangkai Ias dilengkapi dangan nosel keramik untuk penyembur gas
pelindung yang melindungi daerah Ias dari pengaruh luar pada saat pangelasan. Sebagai bahan tamba
h dipakai elektroda tanpa selaput yang digerakkan dan didekatkan ke busur lirtrik yang terjadi antara
elektroda wolfram dengan bahan dasar.
Macam-Macam Las

Sebagai gas pelindung dipakai argon, helium atau campuran dari kedua gas tersebut yang peme
kaiannya tergantung dari jenis logam yang akan dilas. Tangkai las TIG biasanya didinginkan dengan air
yang bersirkulasi. Proses Ias listrik TIG ditunjukkan pada Gambar dibawah ini :
Macam-Macam Las

3. Las Listrik GMAW / MIG


Las listrik GMAW / MIG adalah las busur listrik dimana panas yang ditimbulkan oleh busur listrik an
tara ujung elektroda dan bahan dasar, karena adanya Arus Listrik. Elektrodanya adalah merupakan gul
ungan kawat yang berbentuk rol yang gerakannya diatur oleh pasangan roda gigi yang digerakkan ole
h motorl listrik. Kecepatan gerakan elektroda dapat diatur sesuai dengan keperluan. Tangkai Ias dileng
kapi dengan nosal logam untuk menyemburkan gas pelindung yang dialirkan dari botol gas malalui se
lang gas. Gas yang dipakai adalah C02 untuk pengelasan baja lunak dan baja, argon atau campuran ar
gon dan helium untuk pengelasan Aluminium dan baja tahan karat.
Proses pengelasan MIG ini dapat secara semi otomatik atau otomatik. Semi otomatik dimaksudkan
pengelasan secara manual sedangkan otomatik adalah pengelasan di mana seluruh pekerjaan Ias dilak
sanakan secara otomatik. Proses Ias MIG ditunjukkan pada Gbr. di bawah ini. dimana elektroda keluar
melalui tangkai las bersama dengan gas pelindung.
Macam-Macam Las

4. Las Listrik Submerged


Las listrik submerged yang umumnya otamatik atau semi otomatik menggunakan fluksi serbuk untu
k pelindung dari pengaruh udara luar. Busur listrik diantara ujung elektroda dan bahan dasar berada di
dalam timbunan fluksi serbuk sehingga tidak terjadi sinar las keluar separti biasanya pada Ias listrik lai
nnya. Dalam hal ini operator Ias tidak perlu menggunakan kaca pelindung mata (helm Ias).
Pada waktu pengelasan, fluksi serbuk akan mencair dan membeku menutup Iapisan Ias. Sebagian f
luksi serbuk yang tidak mencair dapat dipakai lagi setelah dibersihkan dari terak-terak Ias. Elektroda ya
ng merupakan kawat tanpa selaput berbentuk gulungan (rol) digerakkan maju oleh pasangan roda gig
i. pasangan roda gigi yang diputar oleh motor listrik dapat diatur kecepatannya sesuai dengan kebutu
han pengelasan.
10
G. Material Pengelasan

Juru Las diwajibkan paham mengenai jenis material yang akan dilakukan pengelasan. P
emahaman yang dimaksud meliputi pengetahuan tentang material tersebut mengandung
besi (ferro) atau tidak mengandung besi (non ferro). Selain itu juga harus memperhatikan
mengenai material tersebut merupakan bahan paduan atau bahan murni, dengan memiliki
pemahaman jenis bahan dan paduannya, maka selanjutnya bisa menentukan bagaimana p
roses pengelasan akan dilakukan, meliputi persiapan, pelaksanaan proses dan juga finishin
g.
11
H. Tahap Persiapan

Pada tahap persiapan dilakukan proses memutuskan hal-hal penting sebagai berikut:
1.Teknik proses las yang akan digunakan yang pilihannya antara lain adalah SMAW, GTA
W, GMAW, OAW, SAW
2.Gas pelindungnya
3.Jenis elektroda yang digunakan
4.Pengaplikasian pre heating/post heating
5.Jenis polaritas yang digunakan (AC/DC+/DC-)
6.Besarnya arus pengelasan
7.Jenis nyala las untuk OAW
8.Tindakan-tindakan lainnya yang diperlukan
Persiapan tersebut perlu dilakukan agar menghasilkan hasil pengelasan yang maksimal
dengan kriteria memiliki kekuatan mekanis, kimiawi ataupun syarat lainnya yang pada inti
nya emiliki sifat relatif sama dengan bahan material yang dilakukan pengelasan. Hasil pen
gelasan yang maksimal tersebut akan mempengaruhi keselamatan kerja dan umur konstru
ksi mesin.
12
I. Keuntungan Persiapan Material Yang Baik

Material yang digunakan pada proses pengelasan h


arus dipersiapkan secara serius sebelum dilakukan pengelas
an karena akan memberikan kemungkinan keberhasilan jau
h lebih besar dibandingkan pengelasan tanpa persiapan yan
g baik.
13
Kerugian Pengelasan Tanpa Persiapan Material yang
Baik
Beberapa hal yang mungkin bisa terjadi jika persiapan material yang dilakuka
n kurang baik antara lain adalah:
1.Penetrasi tidak baik. Yaitu terjadi penetrasi berlebihan dikarenakan root face t
erlalu tipis, root gap terlalu lebar atau juga bisa tidak terjadi penetrasi dikarenak
an root face terlalu tebal, dan root gap terlalu sempit.
2.Penyempitan jalur pengelasan. Diakibatkan oleh las cacat yang tidak kuat.
3.Yaitu tidak ratanya benda kerja dikarenakan penempatan material sebelum di l
as cacat yang posisinya tidak rata.
4.Yaitu perubahan bentuk karena pengaruh panas.
5.Dikarenakan benda tidak dibersihkan dari karat atau bahan lain.
14
K. Persiapan Material Pengelasan
Persiapan material untuk proses pengelasan harus sesuai dengan Welder Prosedure S
pecification (WPS) atau gambar kerja yang digunakan. WPS merupakan prosedur standar
persiapan pengelasan yang didesain khusus melalui pengujian-pengujian di laboratorium
oleh para ahli las yang sudah profesional, pengujian tersebut yang dimaksud dapat berup
a radiography test, uji tarik, bend test, atau juga structure/micro.
Persiapan material pengelasan terdiri dari:
1.Material pertama (sisi samping). Dilakukan pembersihan dari kotoran, karat atau bahan l
ain.
2.Material kedua (sisi yang berhubungan). Dilakukan gerinda rata pada area etrsebut agar
pada saat dihubungkan dan saat diterawang tidak terdapat celah diantara keduanya, bila
masih ada celah maka akan mengakibatkan penetrasi yang kurang baik. Bila dilakukan pen
gujian etsa, pada bagian yang celah tersebut tidak akan terjadi fusi atau tidak terjadi perp
aduan logam tambah dengan material las, namun pada bagian tersebut akan terisi oleh te
rak dan selanjutnya disebut cacat slack inclution (terak terperangkap) disebabkan bagian t
ersebut terisi terak dan bukan logam sehingga bagian tersebut akan menjadi titik lemah d
ari konstruksi yang dikerjakan.
15
L. Proses Pengelasan Dan Jenis Pengelasan
1. Berdasarkan Panas Listrik
a. SMAW (Shield Metal Arch Welding) adalah las busur nyala api listrik terlindung dengan mempergunagakan busur ny
ala listrik sebagai sumber panas pencair logam. Jenis ini paling banyak dipakai dimana–mana untuk hampir semua ke
perluan pekerjaan pengelasaan. Tegangan yang dipakai hanya 23 sampai dengan 45 Volt AC atau DC, sedangkan unt
uk pencairan pengelasan dibutuhkan arus hingga 500 Ampere. Namun secara umum yang dipakai berkisar 80 – 200
Ampere.
b. SAW (Submerged Arch Welding) adalah las busur terbenam atau pengelasan dengan busur nyala api listrik. Untuk m
ecegah oksidasi cairan metal induk dan material tambahan, dipergunakan butiran–butiran fluks / slag sehingga busus
r nyala terpendam di dalam ukuran–ukuran fluks tersebut.
c. ESW (Electro Slag Welding) adalah pengelasan busur terhenti, pengelasan sejenis SAW namun bedanya pada jenis ES
W busurnya nyala mencairkan fluks, busur terhenti dan proses pencairan fluk berjalan terus dam menjadi bahan pen
gantar arus listrik (konduktif). Sehingga elektroda terhubungkan dengan benda yang dilas melalui konduktor tersebu
t. Panas yang dihasilkan dari tahanan terhadap arus listrik melalui cairan fluk / slag cukup tinggi untuk mencairkan b
ahan tambahan las dan bahan induk yang dilas tempraturnya mencapai 3500° F atau setara dengan 1925° C.
d. SW (Stud Welding) adalah las baut pondasi, gunanya untuk menyambung bagian satu konstruksi baja dengan bagia
n yang terdapat di dalam beton (baut angker) atau “Shear Connector “.
e. ERW (Electric Resistant Welding) adalah las tahanan listrik yaitu dengan tahanan yang besar panas yang dihasilkan ol
eh aliran listrik menjadi semakin tinggi sehingga mencairkan logam yang akan dilas. Contohnya adalah pada pembua
tan pipa ERW, pengelasan plat–plat dinding pesawat, atau pada pagar kawat.
f. EBW (Electron Beam Welding) adalah las dengan proses pemboman elektron, suatu pengelasan uang pencairannya d
isebabkan oleh panas yang dihasilkan dari suatu berkas loncatan elektron yang dimamapatkan dan diarahkan pada b
enda yang akan dilas. Penelasan ini dilaksanakan di dalam ruang hampa, sehingga menghapus kemungkinan terjadin
ya oksidasi atau kontaminas.
Proses Pengelasan Dan Jenis Pengelasan
2. Berdasarkan panas Listrik Dan Gas
a. GMAW (Gas Metal Arch Welding) terdiri dari; MAG (Metal Active Gas) dan MIG (Metal Inert Gas) a
dalah pengelasan dengan gas nyala yang dihasilkan berasal dari busur nyala listrik, yang dipakai s
ebagai pencair metal yang di–las dan metal penambah. Sebagai pelindung oksidasi dipakai gas pe
lindung yang berupa gas kekal (inert) atau CO2. MIG digunakan untuk mengelas besi atau baja, se
dangkan gas pelindungnya adalah mengunakan Karbon dioxida CO2. TIG digunakan untuk mengel
as logam non besi dan gas pelindungnya menggunakan Helium (He) dan/atau Argon (Ar)
b. GTAW (Gas Tungsten Arch Welding) atau TIG (Tungsten Inert Gas) adalah pengelasn dengan mem
akai busur nyala dengan tungsten/elektroda yang terbuat dari wolfram, sedangkan bahan penamb
ahnyyadigunakan bahan yang sama atau sejenis dengan material induknya. Untuk mencegah oksi
dasi, dipakai gas kekal (inert) 99 % Argon (Ar) murni.
c. FCAW (Flux Cored Arch Welding) pada hakikatnya hampir sama dengan proses pengelasan GMA
W. Gas pelindungnya juga sama-sama menggunakan Karbon dioxida CO2. Biasanya, pada mesin la
s FCAW ditambah robot yang bertugas untuk menjalankan pengelasan biasa disebut dengan supe
r anemo.
d. PAW (Plasma Arch Welding) adalah las listrik dengan plasma yang sejenis dengan GTAW hanya pa
da proses ini gas pelindung menggunakan bahan campuran antara Argon (Ar), Nitrogen (N) dan H
idrogen (H) yang lazim disebut dengan plasma. Plasma adalah gas yang luminous dengan derajat
pengantar arus dan kapasitas termis / panas yang tinggi dapat menampung tempratur diatas 500
0° C.
Proses Pengelasan Dan Jenis Pengelasan
3. Berdasarkan Panas Yang Dihasilkan Campuran Gas
OAW (Oxigen Acetylene Welding) adalah sejenis dengan las karbid / l
as otogen. Panas yang didapat dari hasil pembakaran gas acetylene (C2
H2) dengan zat asam atau Oksigen (O2). Ada juga yang sejenis las ini d
an memakai gas propane (C3H8) sebagai ganti acetylene. Ada pula yan
g memakai bahan pemanas yang terdiri dari campuran gas hidrogen
(H) dan zat asam (O2) yang disebit OHW (Oxy Hidrogen Welding). 
Proses Pengelasan Dan Jenis Pengelasan
4. Berdasarkan Ledakan dan Reaksi Isotermis
EXW (Explosion Welding) adalah las yang sumber panasnya didapatkan
dengan meledakkan amunisi yang dipasang pada suatu mold/cetakan p
ada bagian tersebut dan mengisi cetakan yang tersedia. Cara ini sangat
praktis untuk menyambung kawat baja (wire rope), slenk. Cara pelaksan
aannya adalah ujung-ujung tambang kawat dimasukkan ke dalam mold
yang telah terisi amunisi selanjutnya serbuk ledak tersebut dinyalakan d
engan pemantik api, maka terjadilah reaksi kimia eksotermis yang sang
at cepat sehingga menghasilkan suhu yang sangat tinggi sehingga terja
dilah ledakan. Ledakan tersebut mencairkan kedua ujung kawat baja ya
ng terdapat didalam mold tadi, sehingga cairan metal terpadu dan men
gisi ruangan yang tersedia didalam mold.
Kesimpulan
Pengelasan adalah proses penyambungan material dengan menggunakan energi panas
sehingga menjadi satu dengan atau tanpa tekanan. Pengelasan dapat dilakukan dengan pem
anasan tanpa tekanan, pemanasan dengan tekanan, dan tekanan tanpa memberikan panas d
ari luar (panas diperoleh dari dalam material itu sendiri). Disamping itu pengelasan dapat dila
kukan dengan tanpa logam pengisi dan dengan logam pengisi.
Pengelasan pada umumnya dilakukan dalam penyambungan logam, tetapi juga sering
digunakan untuk menyambung plastik. Dalam pembahasan ini akan difokuskan pada penyam
bungan logam. Pengelasan merupakan proses yang penting baik ditinjau secara komersial ma
upun teknologi, karena pengelasan merupakan penyambungan yang permanen dan sambung
an las dapat lebih kuat daripada logam induknya, bila digunakan logam pengisi yang memiliki
kekuatan lebih besar dari pada logam induknya. Pengelasan merupakan cara yang paling eko
nomis dilihat dari segi penggunaan material dan biaya fabrikasi. Metode perakitan mekanik ya
ng lain memerlukan pekerjaan tambahan (misalnya, penggurdian lubang) dan pengencang sa
mbungan (misalnya, rivet dan baut).
Juru Las diwajibkan paham mengenai jenis material yang akan dilakukan pengelasan.
Pemahaman yang dimaksud meliputi pengetahuan tentang material tersebut mengandung be
si (ferro) atau tidak mengandung besi (non ferro). Selain itu juga harus memperhatikan meng
enai material tersebut merupakan bahan paduan atau bahan murni, dengan memiliki pemaha
man jenis bahan dan paduannya, maka selanjutnya bisa menentukan bagaimana proses peng
elasan akan dilakukan, meliputi persiapan, pelaksanaan proses dan juga finishing.
Material yang digunakan pada proses pengelasan harus dipersiapkan secara serius seb
elum dilakukan pengelasan karena akan memberikan kemungkinan keberhasilan jauh lebih be
sar dibandingkan pengelasan tanpa persiapan yang baik.
Sekian
Dan
Terimakasih

PPT 模板下载: www.1ppt.com/moban/ 行业 PPT 模板: www.1ppt.com/hangye/


节日 PPT 模板: www.1ppt.com/jieri/ PPT 素材下载: www.1ppt.com/sucai/
PPT 背景图片: www.1ppt.com/beijing/ PPT 图表下载: www.1ppt.com/tubiao/
优秀 PPT 下载: www.1ppt.com/xiazai/ PPT 教程: www.1ppt.com/powerpoint/
Word 教程: www.1ppt.com/word/ Excel 教程: www.1ppt.com/excel/
资料下载: www.1ppt.com/ziliao/ PPT 课件下载: www.1ppt.com/kejian/
范文下载: www.1ppt.com/fanwen/ 试卷下载: www.1ppt.com/shiti/
教案下载: www.1ppt.com/jiaoan/ PPT 论坛: www.1ppt.cn

Anda mungkin juga menyukai