Keterangan gambar :
β = sudut baji
3. Pahat ulir
Sudut puncak pahat ulir adalah :
- Untuk jenis ulir whitwort = 55°
- Untuk jenis ulir metrik = 60°
2. Cekam rahang 4
Cekam rahang 4 dibedakan menjadi 2 yaitu
a. Cekam rahang empat otomatis ( Self centering chuck ) ,bila dibuka atau ditutup
bergerak secara serempak (otomatis). Penggunaannya untuk mencekam benda
yang berbentuk bulat, segi empat atau kelipatannya.
b. Cekam rahang empat tidak otomatis
(Independent chuck) . Gigi pada ce
Kam ini bekerja berdiri sendiri yang
Artinya apabila satu rahang digerak
Kan maka rahang yang lainnya tidak
Ikut bergerak. Penggunaan rahang
Ini digunakan untuk mencekam ben
Da yang berbentuk bulat, segi empat
Dan tidak beraturan
d. KOLET ( Collet )
Collet digunakan untuk memegang
Benda-benda kerja yang sudah
Halus bila akan dikerjakan selanjut
Nya pada mesin bubut.
Kecil.
Senter ini dapat digunakan untuk kecepatan tinggi atau kecepatan rendah.
d) Pelindung hidung,
d) Pelindung kepala.
e) Pelindung Kaki
Sepatu kerja pada umumnya mempunyai sya
Rat - syarat : tidak mudah slip, tahan api, ta
Han api, tahan benturan benda berat dan ta
Han terhadap zat kimia, syarat – syarat terse
But disesuaikan dengan tempat dimana peker
Jaan dilakukan.
eePelindung kaki
(a) (b)
Menggunakan dail indikator Menggunakan penggores
c. Pemasangan Alat potong ( Pahat )
Agar permukaan hasil bubutan dapat maksimal maka pamasangan pahat harus benar
Yaitu :
- Pastikan sisi potong pahat berada didepan
Dan menghadap keatas
- Sisi potong pahat harus setinggi senter
- Panjang bagian pahat yang menonjol antara
1,5 s/d 2 tebal pahat
Cara pemasangan pahat bubut pada tool post ada 3 macam yaitu :
- Pahat di pasang setinggi seter
Cara ini adalah yang paling baik karena tidak
Menimbulkan akibat
ℏ . D .n M
Cs=
1000 menit
Dimana :
Keterangan :
n : Kecepatan putar spindle (rpm)
Vc : Kecepatan potong (m/menit) atau Cs
π : Konstanta (3,14)
D : Diameter benda kerja (mm)
1000 : Diperoleh dari 1m = 1000 mm.
3. Waktu Pemotongan ( Waktu pengerjaan )
Waktu pemotongan adalah waktu atau durasi yang digunakan untuk menyelesaikan
pekerjaan. Pada proses pembubutan perhitungan waktu pemotongan atau waktu pengerjaan
dicari dengan rumus :
L.i
T=
f.N
Keterangan :
Dan memotong.
I MEMBUBUT ULIR
Pahat yang digunakan untuk membuat ulir segi tiga ini adalah pahat ulir yang sudut ujung
pahatnya sama dengan sudut ulir atau sudut setengah ulir. Ulir metris sudut ulirnya adalah
60°sedengkan ulir whitwoth sudut ulirnya adalah 55°. Ulir M10 X 1,5 Berarti ulir metris dengan
diameter luar ( mayor ) 10mm dan kisar ulir ( pitch) 1,5 mm.
PERSIAPAN KERJA
Langkah Kerja
Bubut diameter luar sampai dengan ukuran diameter mayor ulir, gunakan
pahat kasar
Ganti pahat dengan pahat bentuk.
Bubut bagian akhir ulir dengan pahat bentuk (membuat grove)
Ganti pahat dengan pahat ulir
Buat uliran awal sesuai dengan bagian ulir yang dikehendaki, tempatkan pahat
pada ujung benda kerja kurang lebih 0,5 mm dari benda kerjanya, majukan
pahat sedikit menggores benda kerja.
Bubut bagian ulir yang dibuang sepanjang yang diinginkan.
Pada akhir pemotongan, undurkan pahat dan matikan mesin.
tgα = D - d
2p
D = diameter besar
d = diameter kecil
K. MEMBUBUT EKSENTRIK
Pergeseran senter
Kerja persiapan,
Langkah Kerja
sisi penampangnya
Membubut benda panjang memerlukan peralatan tambahan. Peralatan tambahan yang sering
digunakan adalah kaca mata tetap (stationery steady rests ) dan kaca mata jalan (stationery
steady traveling).Kacamata tetap dan jalan digunakan untuk mendukung benda kerja
panjang, sehingga kelenturan benda kerja akibat tekanan pemakanan saat dibubut dapat
dikurangi. Apabila tidak dijaga, maka benda kerja cenderung tirus atau tidak merata
kesilindrisannya.
Pemakaian kacamata jalan (traveling steady rest) dapat dilihat seperti gambar di
bawah ini.
Kerja persiapan,
Kerja persiapan,
Langkah Kerja
Bentuk-bentuk pengerraisan diantaranya : bidang rata datar, bidang rata menyudut, bidang siku,
bidang sejajar, alur lurus / melingkar, bentuk segi beraturan, pengeboran lubang, roda gigi lurus,
roda gigi payung, roda gigi cacing dll.
- Landasan ( Base ) adalah bagian dari mesin frais yang merupakan tumpuan dasar dari
semua komponen mesin
- Tiang penyangga ( Column ) adalah bagian dari mesin frais yang berfungsi sebagai
penopang / penyangga mesin hingga dapat berdiri. Pada bagian dalamnya berongga,
terdapat sejumlah roda gigi yang berfungsi untuk memutar poros utama dan
menggerakkan meja baik secara otomatis maupun secara manual.
- Spindel adalah bagian dari mesin frais yang digunakan untuk menggerakkan arbor
- Lengan ( Over arm ) adalah bagian dari mesin frais yang digunakan sebagai landasan
dudukan arbor
- Penahan arbor (Outboard bearing and arbor support ) adalah bagian mesin frais yang
digunakan sebagai tempat arbor
- Arbor adalah bagian dari mesin frais yang digunakan untuk memasang pisau frais
- Table adalah bagian mesin frais yang digunakan untuk mencekam benda kerja dan alat-
alat bantu mesin frais lainnya yang bergerak secara memanjang, melintang (saddle) dan
naik turun (knee)
- Elevating screw ( poros berulir ) adalah bagian dari mesin frias yang digunakan untuk
menggerakkan meja naik atau turun.
C. ALAT POTONG PADA MESIN FRAIS
Menurut konstruksinya pisau frais di bedakan menjadi 2 yaitu :
- Pisau Solid yaitu Pisau frais yang mata potongnya menyatu dengan bodi pisau
- Pisau Inserted yaitu pisau frais yang mata potongnya disisipkan pada body pisau
Menurut fungsi pisau frais dibedakan menjadi :
)
Gambar.. Pisau Frais Lurus (Plain Milling Cutter)
2) Pisau Lurus Untuk Pemotongan Kasar/Berat (Heavy Duty Plain Millimg Cutter)
Pisau ini dibuat lebih besar dan lebar dengan jumlah gigi yang lebih kecil daripada light
duty plain milling. Untuk pisau frais dengan diameter 3” biasanya terdiri dari 8 gigi dan untuk
diameter 4” biasanya 10 gigi. Sudut kemiringan gigi pisau antara 25 0-450. Pahat ini didesain untuk
pekerjaan–pekerjaan kasar (berat)
a b c
Gambar.. Macam-macam Pisau Potong/Gergaji (Metal Slitting Saw) a. Pisau gergaji lurus b.
Pisau Potong Staggered dan Pisau Potong dengan Gigi Samping c.Pisau Alur Sekrup
Gambar. . Pisau Jari ( End Mill Cutter) (A) Dua mata satu ujung, (B) Dua mata dua ujung, (C)
Tiga mata satu ujung, (D) Mata ganda satu ujung, (E) Empat mata dua ujung, (F) Dua
mata ujung bulat, (G) Type arbide, (H) Tipe carbide gigi helik kanan, (I) Mata potong
ganda gagang tirus, (J) Tipe carbide dengan ujung tirus dan gigi helik
j. Fly cutter
Fly cutter terdiri dari dari satu atau lebih bentuk gigi dalam satu pisau. Dalam
penggunaannya sama dengan proses pengeboran.
Ditinjau dari posisi benda kerja terhadap pisau frais, proses pengefraisan dapat
dibedakan sebagai berikut:
a. Aksial. Digunakan ketika pisau menghasiljkan permukaan sejajar dengan sumbu
putar dari pisau frais
b. Radial. Terjadi bila proses pemotongan dimana pisau memproduksi permukaan
tegaklurus terhadap poros putaran pisau frais
c. Menyudut. Ketika pisau frais menghasilkan permukaan menyudut terhadap poros
utama pisau frais
d. Pembentukan (Form) ketika pisau frais mengfhasiljkan bentuk-bentuk tertentu
sesuai dengan bentuk pisau frais.
Pada mesin frais banyak sekali terdapat peralatan bantu yang digunakan untuk membuat
benda kerja. Antara lain :
A) Mesin Vertical
1) Ragum (catok)
Benda kerja yang akan dikerjakan dengan mesin frais harus dijepit dengan kuat agar
posisinya tidak berubah waktu difrais. Berdasarkan gerakannya ragum dibagi menjadi
3 jenis yaitu :
a) Ragum biasa
Ragum ini digunakan untuk menjepit benda kerja yang bentuknya sederhana dan
biasanya hanya digunakan untuk mengefrais bidang datar saja.
Gambar : ragum
biasa
b) Ragum berputar
Ragum ini digunakan untuk menjepit benda kerja
yang harus membentuk sudut terhadap spindle.
Bentuk ragum ini sama dengan ragum biasa tetapi pada bagaian bawahnya
terdapat alas yang dapat diputar 360 0
3) Kepala lepas
Alat ini digunakan untuk menyangga benda kerja yang dikerjakan dengan dividing
head. Sehingga waktu disayat benda kerja tidak terangkat atau tertekan ke bawah.
5) Adaptor
Bagian ini adalah tempat dudukan (pengikatan) cutter sebelum dimasukkan ke sarung
tirus pada sumbu utama.
Gambar : adapto
6) Fixture
Fixture digunakan bila akan dilakukan pekerjaan dengan teliti dan dalam jumlah
yang relatif banyak sehingga tidak diperlukan penyetingan lagi. Penggunaan fixture
akan mengurangi waktu setting benda kerja sehingga proses produksi menjadi lebih
efisien.
Gambar : Fixtur
B) Mesin Horizontal
1 Kepala pembagi
Pada mesin frais horizontal. Kepala pembagi dapat digunakan untuk membuat
benda kerja segi-segi beraturan, roda gigi, ulir cacing,
2) Kepala lepas
Kepala lepas digunakan untuk menyokong benda kerja yang panjang dan diproses
dengan dividing head. Hal ini dimaksudkan agar benda kerja tidak tidak tertarik
atau tertekan waktu disayat (difrais)
3) Ragum
Ragum pada mesin frais horizontal dan vertical bentuk dan fungsinya sama catok
(ragum) yang digunakan untuk mencekam benda kerja yang akan disayat datar.
(untuk lebih jelasnya lihat macam-macam ragum frais vertical)
4) Arbor beserta cincin dan dudukan penyangga Cutter pada mesin frais horizontal
dipasang pada arbor yang posisinya diatur dengan pemasangan cincin.
Gambar : Arbor
G. PERSYARATAN KERJA
Informasi didalam gambar kerja :
a. Gambar detil, sehingga kita dapat menentukan :
- Mesin yang dipakai
- Alat – alat potong yang dipakai
- Alat bantu
- Alat ukur yang sesuai dengan produk
b. Jumlah produk yang akan kita buat
c. Bahan apa yang dipakai untuk menentukan :
- Kecepatan putar sumbu utama, kecepatan potong, bahan alat potong dan kedalaman
penyayatan.
H. PARAMETER PEMOTONGAN
Parameter – parameter yang mempengaruhi pemotongan antara lain
Dengan mengetahui bahan yang akan disayat maka kita akan dapat menentukan kecepatan
potong. Kecepatan potong dari suatu bahan tidak dapat dihitung secara matematis
melainkan hanya dapat diketahui dengan melihat pada tabel dari buku referensi bahan
tersebut. Berikut ini adalah table kecepatan potong beberapa material.
3. Baja > 70 10 - 14
4. Baja 50 - 70 14 - 21
5. Baja 34 - 50 23 - 30
8. Plastik 40 - 60
b) Bahan cutter
Bahan cutter sangat berpengaruh terhadapkemampuan cutter dalam menyayat benda kerja.
Cuttermesin frais dibuat dari berbagai jenis bahan antara lain :
1) Unalloyed tool steel Adalah baja perkakas bukan paduan dengan kadar karbon 0,5 – 1,5%
kekerasannya akan hilang jika suhu kerja mencapai 250 0C, oleh karena itu material ini
tidak cocok untuk kecepatan potong tinggi.
2) Alloy tool steel Adalah baja perkakas paduan yang mengandung karbon kromium,
vanadium dan molybdenum. Baja ini terdiri dari baja paduan tinggi dan paduan rendah.
HSS (High Speed Steel) adalah baja paduan tinggi yang tahan terhadap keausan sampai
suhu 6000C.
3) Cemented Carbide Susunan bahan ini terdiri dari tungsten atau molybdenum, cobalt serta
carbon. Cemented Carbide biasanya dibuat dalam bentuk tip yang pemasangannya dibaut
pada holdernya (pemegang cutter). Pada suhu 900 0C bahan ini masih mampu memotong
dengan baik, cemented carbide sangat cocok untuk proses pengefraisan dengan
kecepatan tinggi. Dengan demikian waktu pemotongan dapat dipersingkat dan putaran
yang tinggi dapat menghasilkan kualitas permukaan yang halus.
Salah satu faktor yang menentukan baik buruknya kualitas hasil pengerjaan proses frais
adalah pengerindaan permukaan atau bidang-bidang utama dari cutter frais. Untuk
pekerjaan-pekerjaan khusus, cutter yang digunakan juga harus dipersiapkan secara khusus
pula. Permukaan cutter yang harus diperhatikan pada waktu menggerinda adalah sudut tatal,
sudut bebas sisi, sudut bebas depan, sudut bebas mata potong, dan sudut bebas belakang.
Untuk mengetahui kecepatan putar spindle utama, maka kita harus mengetahui kecepatan
potong dari benda yang akan disayat. Untuk ngetahui kecepatan putar spindle utama, dapat
dihitung secara matematis dengan rumus
Vc . 1000 putaran
n=
ℏ.d menit
keterangan :
a) Ragum
Berikut ini adalah langkah-langkah dalam memasang ragum. Antara lain :
1) Periksalah ragum dalam kondisi baik dan bersih.
2) Usahakan pemasangan ragum berada ditengah-tengah benda kerja, hal ini bertujuan untuk
mendapatkan keleluasaan kerja.
3) Luruskan lubang baut pengikat agar bertepatan dengan alur meja mesin.
4) Kerasi baut-baut pengikat.
b) Dividing head
Pemasangan dividing head harus sejajar dengan meja mesin karena kalau tidak benda kerja
yang dihasilkan akan miring. Oleh karena itu pada waktu memasang jarak tepi dividing head
harus sama bila diukur dari tepi meja. Untuk lebih tepatnya dalam mancari kesejajaran dividing
head terhadap merja mesin dapat digunakan prosedur pengukuran seperti dibawah ini :
1) Pastikan mandrill dan lubang spindle dalam keadaan bersih kemudian masukkan mandril
dan dalam lubang spindle.
2) Lepaskan hubungan gigi spindle dengan sumbu cacing.
3) Stell jam penunjuk diatas meja mesin, sambil spindle diputar dan teliti jam penunjuknya.
Jika jarum bergerak beranti belum sentris.
4) Geser jam penunjuk mendekati spindle dan perhatikan angka yang ditunjukkan oleh
jarumnya, kemudian jam penunjuk digeser lagi ke arah mandrel sambil diputar spindlenya .
5) Kerjakan langkah ini secara berulang-ulang samapai angka jam menunjukkan angka yang
tetap untuk keduan ujungnya. setelah jam penunjuk tidak bergerak sama sekali waktu
digeser maka setting kedataran telah selesaia dan kerasi semua baut-baut pengikatanya.
J. PENGOPERASIAN MESIN FRAIS
1) Langkah-langkah pengoperasian Mesin frais
Pengoperasian mesin frais pada dasarnya sama dengan pengoperasian mesin perkakas lainnya.
Mesin frais digunakan untuk membuat benda-benda kerja dengan berbagai bentuk tertentu
dengan jalan penyayatan. Dari berbagai mesin perkakas yang ada, mesin fraislah yang mampu
digunakan untuk membuat berbagai macam bentuk komponen. Oleh sebab itu diperlukan
langkahlangkah sistematis yang perlu dipertimbangkan sebelum mengoperasikan mesin frais.
Langkah-langkah tersebut antara lain :
a) Mempelajari gambar kerja untuk menentukan langkah kerja yang efektif dan efesien.
b) Menentukan karakteristik bahan yang akan dikerjakan untuk menentukan jenis
cutter dan median pendingin yang akan digunakan.
c) Menetapkan kualitas hasil penyayatan yang diinginkan.
d) Menentukan geometri cutter yang digunakan
e) Menentukan alat bantu yang dibutuhkan didalam proses.
f) Menentukan roda-roda gigi pengganti apabila dikehendaki adanya pengerjaan-
pengerjaan khusus.
g) Menentukan parameter-parameter pemotongan yang berpengaruh dalam prosese
pengerjaan (kecepatan potong, kecepatan sayat, kedalaman pemakanan, waktu
pemotongan dll).
π. D.n M
Cs=
1000 menit
Dimana :
Cs : Kecepatan potong (m/menit)
n : Putaran spindle utama (RPM)
D : Diameter cutter (mm)
1/1000 : didapat dari 1 mm = 1/1000 m
Pada prinsipnya kecepatan pemotongan suatu material tidak dapat dihitung secara matetatis.
Karena setiap material memiliki kecepatan potong sendiri-sendiri berdasarkan karakteristiknya
dan harga kecepatan potong dari tiap material ini dapat dilihat didalam tabel yang terdapat
didalam buku atau referensi. Sehingga rumus diatas hanya digunakan untuk menghitung
kecepatan putar spindle utama mesin frais. Untuk lebih jelasnya mengenai harga kecepatan
potong dari tiap material dapat anda lihat pada table dibawah ini :
Tabel 2. Kecepatan Potong Untuk Beberapa Jenis Bahan.
Bahan Cutter HSS Cutter Karbida
Halus Kasar Halus Kasar
Baja Perkakas 75-100 25-45 185-230 110-140
Baja karbon rendah 70-90 25-40 170-215 90-120
Baja karbon
60-85 20-40 140-185 75-110
menengah
Besi cor kelabu 40-45 25-30 110-140 60-75
Kuningan 85-110 45-70 185-215 120-150
Aluminium 70-110 30-45 140-215 60-90
b) Kecepatan spindle
Kecepatan spindle utama dapat dihitung apabila kecepatan penyayatan telah diketahui.
Untuk itu langkah pertama yang harus dilakukan untuk menghitung kecepatan spindle
adalah melihat harga kecepastan potong dari bahan yang akan kita sayatpada
table/referensinya. Kecepatan putar sumbu utama dapat dihitung dengan rumus :
Vc . 1000
n= RPM
π.D
Keterangan :
n : kecepatan putar spindle (rpm)
Vc : kecepatan potong (m/menit)
: konstanta
π (3,14)
D : diameter cutter (mm)
1000 : diperoleh dari 1m = 1000 mm.
3) Memahami metode pemotongan
Metode pemotongan pada kerja frais dibagi menjadi 3, antara lain:
a) Pemotongan searah jarum jam
Yaitu : Pemotongan yang datangnya benda kerja seiring dengan putaran sisi potong cutter.
Pada pemotongan ini hasilnya kurang baik karena meja (benda kerja) cenderung tertarik
oleh cutter.
Piring Pembagi
Piring pembagi mempunyai lubang-lubang yang dilengkapi dengan gunting
pembatas.lubang-lubang. Pada piring pembagi tersebut terdapat lingkaran-lingkaran
yang mempunyai jumlah lubang tertentu
Tabel 3. Jumlah lubang pada piring pembagi
Seri A Seri B
1 2 1 2 3
30 69 38 77 15 21 37
41 81 42 87 16 23 39
43 91 47 93 17 27 41
48 99 49 111 18 29 43
51 117 53 119 19 31 47
57 59 20 33 49
Gambar : Piringan pembagi
Nek = Ξ Lubang / T
Dimana :
Nek = Jumlah putaran engkol
Ξlub = Jumlah lubang pada piringan yang tersedia
T = Pembagian yang dikehendaki
Contoh soal :
Akan dibuat roda gigi dengan jumlah gigi 21 dan lubang piringan yang tersedia
Adalah 42 hitunglah jumlah putaran engkol
Jawab :
Nek = Ξlubang / T
= 42 / 21
= 2 putaran