Anda di halaman 1dari 34

MESIN BUBUT

A. JENIS MESIN BUBUT


Mesin bubut merupakan salah satu mesin perkakas yang berfungsi untuk mengubah bentuk dan
ukuran benda kerja dengan jalan penyayatan dimana benda kerja dijepit pada suatu cekam yang
berputar, sementara pahat yang menyayat bergerak maju dan mundur atau melintang.
Prinsip kerja dari mesin bubut adalah benda kerja berputar dan disayat oleh pahat bubut yang
bergerak secara memanjang, melintang dan tirus.

Jenis – jensi mesin bubtu adalah : 1. Mesin bubut ringan


2. Mesin bubut sedang
3. Mesin bubut standar
4. Mesin bubut beralas panjang

B. BAGIAN – BAGIAN MESIN BUBUT

1. KEPALA TETAP ( Head stock )


Adalah bagian dari mesin bubut yang letaknya disebelah kiri dimana didalamnya terdapat
sumbu utama dan susunan roda gigi sebagai penggerak sumbu utama dan alat-alat yang lain
2. KEPALA LEPAS ( Tail tock )
Digunakan untuk mendukung pekerjaan yang akan dipasang diantara dua senter dan tempat
kedudukan bor hower / pemegang bor
3. ERETAN ( APRON )
a. ERETAN ATAS (Compound Rest) digunakan sebagai tempat duduknya pemegang pahat
(tool post) dan untuk menggeser membaut sudut waktu membubut tirus
b. ERETAN MELINTANG ( Cross Side ) digunakan untuk menggerakkan pahat kedepan atau
kebelakang pada waktu meratakan benda kerja
c. ERETAN MEMANJANG (Saddle) digunakan untuk menggerakkan pahat kekanan atau
kekiri pada waktu membubut lurus
4. WAYS
Tempat jalannya eretan dan kepala lepas
5. MEJA MESIN ( BED )
Digunakan sebagai tempat duduk dan bergesernya kepala lepas, eretan, tempat duduk kepala
tetap dan penyangga diam
6. TRANSPORTEUR DAN SUMBU PEMBAWA
Transporteur adalah sumbu yang panjang dan berulir digunakan untuk menggerakkan slide
otomatis pada waktu mengulir
Sumbu pembawa adalah as panjang digunakan untuk menggerakkan eretan melintang dan
eretan memanjang secara otomatis

C. ALAT – ALAT KELENGKAPAN MESIN BUBUT


1. Alat potong ( Cutting tools ) Mesin bubut
Alat potong adalah alat yang digunakan untuk menyayat benda kerja. Jenis bahan pahat yang
banyak digunakan di industri adalah Baja Karbon, HSS, Karbide, Diamond dan Ceramik
a. Geometri alat potong

Keterangan gambar :

α = sudut bebas δ = sudut potong

β = sudut baji

γ = sudut buang / sudut tatal

tabel sudut pahat dan kecepatan potong

No Bahan Benda Kerja α β γ Vc


1. Kuningan, Perunggu keras 6 81 3 30-45
2. Besi Tuang 8 74 8 14-21
3. Baja >70 8 74 8 10-14
4. Baja 50 - 70 8 67 15 14-21
5. Baja 34 - 50 8 62 20 20-30
6. Tembaga, Perunggu Lunak 8 55 27 40-70
7. Alumunium Murni 10 40 40 300-500
8. Plastik 12 33 45 40-60

1. Pahat bubut rata kanan :


Sudut baji = 80°
Sudut tatal = 12° - 20°
Sudut bebas muka = 10° - 13°
Sudut bebas sisi = 12° - 15°
Sudut bebas mata potong = 8° - 10°
2. Pahat bubut muka
Memiliki sudut baji 55 °, pada umumnya digunakan
Untuk membubut rata permukaan benda kerja ( facing )
Geometris yang lainnya sama dengan pahat bubut
Rata kanan

3. Pahat ulir
Sudut puncak pahat ulir adalah :
- Untuk jenis ulir whitwort = 55°
- Untuk jenis ulir metrik = 60°

b. Penggunaan pahat bubut luar

(a) (b) (c) (d) (e) (f) (g) (h)

Keterangan gambar : a. Pahat kiri e. Pahat alur (potong)

B. Pahat kasar f. Pahat rata kiri

c. Pahat radius g. Pahat kanan

d. Pahat ulir h. Pahat rata kanan

c. Penggunaan pahat bubut dalam


Digunakan untuk membubut bagian dalam benda kerja
d. Pahat bentuk
Digunakan untuk membentuk permukaan benda kerja sesuai yang diinginkan salah
satu contohnya adalah pahat radius
e. Pahat keras
Pahat yang terbuat dari logam keras mengandung bahan karbon tinggi dipadu dengan
bahan lain seperti cemented carbid, tungsten, wide. Pahat ini tahan terhadap
Suhu hingga 1000°C, Sehingga tahan aus tetapi getas
f. Bor Senter (Center Drill)
Bor senter digunakan untuk membuat
Lubang senter diujung benda kerja se
Bagai tempat kedudukan senter tetap
Atau senter putar yang kedalamannya
Antara 1/3 - 2/3 dari panjang bagian
Yang tirus pada bor senter
g. Kartel
Kartel ( knurling ) adalah proses membuat injakan kepermukaan benda kerja berbentuk
berlian (diamond) atau garis lurus beraturan untuk memperbaiki penampilan atau
memudahkan dalam pemegangan. Bentuk injakan kartel ada dalam berbagai ukuran
yaitu kasar ( 14 pitch) , medium ( 21 pitch ) dan halus ( 33 pitch )

2. Alat bantu perlengkapan mesin bubut


a. Alat cekam ( Chuck )
Berfungsi untuk memegang benda kerja yang dipasang pada kepala tetap. Dilihat dari
jenis rahangnya cekam dapat dibedakan menjadi 2 macam yaitu :
1. Cekam rahang 3 otomatis ( Self centering chuck )
Bila dibuka atau ditutup rahang
Cekam bergerak secara serempak
( otomatis ). Penggunaannya di
Gunakan untuk mencekam benda
Benda kerja yang berbentuk bulat
Segitiga atau kelipatannah

2. Cekam rahang 4
Cekam rahang 4 dibedakan menjadi 2 yaitu
a. Cekam rahang empat otomatis ( Self centering chuck ) ,bila dibuka atau ditutup
bergerak secara serempak (otomatis). Penggunaannya untuk mencekam benda
yang berbentuk bulat, segi empat atau kelipatannya.
b. Cekam rahang empat tidak otomatis
(Independent chuck) . Gigi pada ce
Kam ini bekerja berdiri sendiri yang
Artinya apabila satu rahang digerak
Kan maka rahang yang lainnya tidak
Ikut bergerak. Penggunaan rahang
Ini digunakan untuk mencekam ben
Da yang berbentuk bulat, segi empat
Dan tidak beraturan

c. Plat Pembawa ( Lathe dog )


Digunakan untuk memutar pembawa sehingga benda kerja yang terpasang padanya akan
ikut berputar. Plat pembawa digunakan apabila bekerja menggunakan 2 senter

Plat pembawa ada 2 jenis yaitu


Plat pembawa berlubang dan plat pem
Bawa beralur.
Pembawa ( lathe dog ) ada 2 jenis
Yaitu pembawa berekor lurus dan
Pembawa berekor bengkok

d. KOLET ( Collet )
Collet digunakan untuk memegang
Benda-benda kerja yang sudah
Halus bila akan dikerjakan selanjut
Nya pada mesin bubut.

e. Pendukung benda kerja ( Penyangga )


Penyangga atau kaca mata digunakan
Untuk menahan benda kerja yang
Panjang. Penyangga dibagi menjadi
2 yaitu penyangga tetap ( A ) dan
Penyangga jalan ( B ). Penyangga
Tetap di pasang pada BED dan bersi
Fat tetap sedangkan penyangga jalan
Dipasang pada Apron dan bisa bergerak memanjang kekanan atau kekiri mengikuti
Gerakan eretan
f. Senter Tetap dan Senter Putar
Digunakan untuk mendukung benda kerja yang akan dibubut. Senter bubut ada 2
macam yaitu :
1. Senter Tetap ( Deat Senter )
Senter tetap yaitu senter yang tidak dapat berputar, penggunaan senter ini biasa
Hanya untuk kecepatan lambat dan ujungnya harus diberi vaselin agar gesekannya

Kecil.

2. Senter Jalan ( Live Senter )


Senter putar yaitu senter yang ujungnya dapat berputar sehingga jika dipakai antara
benda kerja dan senter tidak terjadi gesekan.

Senter ini dapat digunakan untuk kecepatan tinggi atau kecepatan rendah.

D. KESELAMATAN KERJA PADA MESIN BUBUT


Urutan keselamatan kerja yang harus diperhatikan sebelum bekerja adalah :
1. Keselamatan operator / pekerja
Peralatan keselamatan yang digunakan oleh operator mesin adalah :

a) Pakaian kerja dan pelindung badan

Gunakan pakaian kerja tersebut sesuai


dengan tempat dan jenis pekerjaan yang
digunakan.

b) Pelindung mata, terdiri dari :

(1) Kacamata yang berfungsi untuk melindungi


mata dari terr\kena serbuk atau pecahan
benda, digunakan pada pekerjaan
membubut, mengefrais, menyekrap,
menggerinda, memahat, dan pekerjaan lain
yang sejenis. Kacamata ini pada umumnya
mempunyai kaca yang bening.
(2)Kacamata yang berfungsi melindungi
mengelas. Kacamata ini pada umumnya
berwarna biru, ada yang dipasang dengan
bentuk kacamata atau pula dipasang pada
pelindung wajah mata dari sinar yang dapat
membahayakan, digunakan pada pekerjaan
seperti topeng las.

c) Pelindung telinga (ear protection), digunakan apabila berada di ruangan


kerja dengan suara bising, atau pada saat mengerjakan sesuatu benda yang
menimbulkan suara yang memekakan telinga, seperti pada pekerjaan
menempa.

d) Pelindung hidung,

Digunakan apabila dari pekerjaan yang


dilakukan menimbulkan asap atau debu yang
dapat membahayakan pernafasan.

d) Pelindung kepala.

Alat keselamatan kerja ini berbentuk helm yang


dipergunakan pada saat bekerja di tempat yang
kemungkinan terjadi benda jatuh.

e) Pelindung Kaki
Sepatu kerja pada umumnya mempunyai sya
Rat - syarat : tidak mudah slip, tahan api, ta
Han api, tahan benturan benda berat dan ta
Han terhadap zat kimia, syarat – syarat terse
But disesuaikan dengan tempat dimana peker
Jaan dilakukan.

eePelindung kaki

f) Pelindung tangan. Pada pekerjaan permesinan, surung tangan jarang sekali


digunakan, kecuali pada saat bekerja di dapur pemanas. Pada umumnya
sarung tangan tidak dipergunakan pada kerja bangku, membubut,
menyekrap, mengefrais, mengebor, menggergaji atau menggerinda.
2. Keselamatan Mesin
Untuk menjaga keselamatan mesin, maka hal-hal yang harus diperhatikan adalah :
- Putaran mesin
- Kecepatan penyayatan
- Kedalaman penyayatan
- Alat potong
3. Keselamatan Alat – alat Pendukung
4. Keselamatan Benda Kerja
Lima hal yang harus diperhatikan untuk pembubutan ialah :
- Mentaati SOP ( Standar 0perasioanal Prosedur ) pekerjaan dan K 3
- Mesin bubut harus selalu bersih dan siap pakai
- Pengguasaan mesin, cara menggunakan, memilih speed dan feed
- Memilih paralatan yang sesuai dengan benda kerja
- Mengenal masalah-masalah dan kesulitan dalam pekerjaan pembubutan dan cara
pemecahannya.
E. PERSYARATAN KERJA
Informasi didalam gambar kerja berisikan :
1. Gambar detail, sehingga dapat menentukan :
- Mesin yang dipakai
- Alat – alat potong yang dipakai
- Alat – alat bantu
- Alat ukur yang sesuai dengan produk yang dibuat
2. Jumlah produk yang dibuat
3. Bahan yang dipakai , hingga bisa ditentukan :
- Kecepatan putar sumbu utama
- Kecepatan potong
- Bahan alat potong
- Kedalaman penyayatan
F. PERSIAPAN KERJA
1. Kegiatan Menyiapkan yaitu menyiapkan alat bantu bubut (kunci pas, kunci L, palu
plastik, kikir).
2. Kegiatan Penyetelan yaitu penyetelan putaran spindel yang disesuaikan dengan
jenis bahan benda kerja.
3. Kegiatan Pemasangan yaitu pemasangan benda kerja dengan menggunakan cekam
rahang tiga, cekam rahang empat, face plate, dan menggunakan dua senter
Dan pembawa. Berdasarkan letak pencekaman pemasangan benda kerja pada cekam
dibagi menjadi 2 yaitu :
a. Pemasangan benda kerja pada diameter luar
Cara ini hanya digunakan untuk menjepit benda karja pejal, adapun cara
pemasangannya adalah :
- Buka rahang kira –kira lebih besar dari
Ukuran benda kerja
- Tempatkan benda kerja pada rahang
- Peganglah benda kerja dan masukkan pada rahang
yang telah dibuka, kemudian kerasi
Rahang hingga benda kerja terjepit dengan kuat
- Serta benda kerja sejajar dan sentris terhadap sumbu mesin.
- Keraskan rahang dengan cukup
b. Pemasangan benda kerja pada diameter dalam
Cara ini digunakan untuk menjepit benda kerja yang mempunyai lubang dengan ukuran
lebih besar dari ukuran chuck jika dirapatkan
Cara pencekamannya :
- Menentukan bagian mana rahang yang di
Gunakan untuk mencekam benda kerja
- Tempatkan permukaan benda kerja pada per
Mukaan rahang bagian luar sehingga lubang
Benda kerja masuk pada rahang
- Masukkan lubang benda kerja, sambil rahang
Diputar hingga rahang tertarik keatas
- Ketok benda kerja dengan palu lunak agar per
Mukaannya sejajar dengan plat rahang kemudian keraskan pengikatnya secukupnya
Pemerikasaan kedataran benda kerja bisa menggunakan Dial Indikator atau kontrol
penggores yang bertujuan untuk memeriksa posisi benda kerja apakah sudah dalam
Posisi balance

(a) (b)
Menggunakan dail indikator Menggunakan penggores
c. Pemasangan Alat potong ( Pahat )
Agar permukaan hasil bubutan dapat maksimal maka pamasangan pahat harus benar
Yaitu :
- Pastikan sisi potong pahat berada didepan
Dan menghadap keatas
- Sisi potong pahat harus setinggi senter
- Panjang bagian pahat yang menonjol antara
1,5 s/d 2 tebal pahat
Cara pemasangan pahat bubut pada tool post ada 3 macam yaitu :
- Pahat di pasang setinggi seter
Cara ini adalah yang paling baik karena tidak
Menimbulkan akibat

- Pahat di pasang diatas senter


Jika letak pahat diatas sumbu, maka garis sumbu
Dan sudut tatal akan membuat sudut lebih besar
Dan sudut bebasnya berkurang. Akibatnya akan
Melentur dan sisi depan bagian bawah akan masuk lebih dalam pada benda kerja
- Pahat di pasang di bawah senter
Besar sudut antara antara garis sumbu dan sudut
Tatal akan berkurang dan sudut bebasnya menjadi
Besar. Kedudukan pahat yang demikian adalah jelek
Dan benda kerja akan terangkat
G. PROSEDUR PENGOPERASIAN MESIN BUBUT
1. Teori dasar pengoperasian Mesin Bubut
Langkah – langkah sistematis yang perlu dipertimbangkan sebelum mengoperasikan mesin
bubut antara lain :
- Mempelajari gambar kerja untuk menentukan langkah kerja yang efektif dan efesien
- Mempelajari mesin dan peralatan yang harus digunakan
- Memeriksa kesiapan prosedur K 3
- Menentukan alat ukur yang relefan dengan spesifikasi produk
- Mempelajari langkah kerja atau SOP pekerjaan
- Menentukan karateristik bahan yang akan dikerjakan untuk menentukan jenis alat potong
dan media pendingin yang akan digunakan
- Menetapkan kualiatas hasil pembubutan yang diinginkan
- Menentukan macam-macam geometri alat potong yang digunakan (pahat rata,alur,ulir
dll )
- Menentukan alat bantu yang digunakan (dibutuhkan) dalam proses pembubutan
- Menentukan roda gigi pengganti apabila dikehendaki adanya pengerjaan khusus
- Menentukan parameter pemotongan ( kecepatan potong, kecepatan sayat, kedalaman
pemakanan, waktu pemotongan )
2. Menentukan kecepatan putar spindel dan kecepatan penyayatan
- Kecepatan penyayatan ( CS / Cutting Speed )
Kecepatan potong (sayat ) adalah kemampuan mesin menghasilkan hasil pembubutan
tiap menit. Rumus kecepatan potong adalah :

ℏ . D .n M
Cs=
1000 menit
Dimana :

Cs : Kecepatan potong (M/menit)

n : Potaran poros utama (RPM)

D : Diameter benda kerja (mm)

1/1000 : Didapat dari 1 mm = 1/1000 m

Setiap material memiliki kecepatan potong sendiri-sendiri berdasarkan karakteristiknya


dan harga kecepatan potong dari tiap material.Tabel Kecepatan potong untuk beberapa
jenis bahan

Pahat HSS Pahat Karbida


Bahan
Halus Kasar Halus Kasar
Baja Perkakas 75 - 100 25 - 45 185 - 230 110 - 140
Baja Karbon 70 - 90 25 - 40 170 - 215 75 - 110
Rendah
Baja karbon 60 - 85 20 - 40 140 - 185 90 - 120
Menengah
Besi Cor Kelabu 40 - 45 25 - 30 110 - 140 60 - 75
Kuningan 85 - 110 45 - 70 185 - 215 120 - 150
Alumunium 70 - 110 30 - 45 140 - 215 60 - 90
Kecepatan putar spindel ( sumbu ) utama dapat dihitung dengan rumus :

Keterangan :
n : Kecepatan putar spindle (rpm)
Vc : Kecepatan potong (m/menit) atau Cs
π : Konstanta (3,14)
D : Diameter benda kerja (mm)
1000 : Diperoleh dari 1m = 1000 mm.
3. Waktu Pemotongan ( Waktu pengerjaan )
Waktu pemotongan adalah waktu atau durasi yang digunakan untuk menyelesaikan
pekerjaan. Pada proses pembubutan perhitungan waktu pemotongan atau waktu pengerjaan
dicari dengan rumus :

L.i
T=
f.N

Keterangan :

T = waktu pengerjaan ( menit )

I = frekwensi pemakanan ( banyak penyayatan ) ........ (kali )

f = kecepatan pemakanan ............................................( mm / menit )

n = putaran mesin ..........................................................( rpm )

L = panjang benda kerja yang dibubut..........................( mm )

H. JENIS PEKERJAAN PADA MESIN BUBUT

Membubut rata, membubut bentuk, mengalur, menggerinda, mengulir, mengebor, mengkarte

Dan memotong.

I MEMBUBUT ULIR
Pahat yang digunakan untuk membuat ulir segi tiga ini adalah pahat ulir yang sudut ujung
pahatnya sama dengan sudut ulir atau sudut setengah ulir. Ulir metris sudut ulirnya adalah
60°sedengkan ulir whitwoth sudut ulirnya adalah 55°. Ulir M10 X 1,5 Berarti ulir metris dengan
diameter luar ( mayor ) 10mm dan kisar ulir ( pitch) 1,5 mm.

PERSIAPAN KERJA

- Tentukan putaran mesin


- Persiapkan pahat kasar, muka, bentuk dan pahat ulir
- Persiapkan peralatan kunci ( tool box )
- Pemasangan benda kerja
- Pemasangan dan penyetelan pahat bubut. Ujung pahat harus setinggi pusat sumbu benda
kerja, setel posisi pahat dengan alat ukur kedudukan

Ulir luar ulir dalam

Pemasangan pahat ulir

Pengukuran kedudukan dan penyetelan pahat ulir luar dan dalam

Langkah Kerja

 Bubut diameter luar sampai dengan ukuran diameter mayor ulir, gunakan
pahat kasar
 Ganti pahat dengan pahat bentuk.
 Bubut bagian akhir ulir dengan pahat bentuk (membuat grove)
 Ganti pahat dengan pahat ulir
 Buat uliran awal sesuai dengan bagian ulir yang dikehendaki, tempatkan pahat
pada ujung benda kerja kurang lebih 0,5 mm dari benda kerjanya, majukan
pahat sedikit menggores benda kerja.
 Bubut bagian ulir yang dibuang sepanjang yang diinginkan.
Pada akhir pemotongan, undurkan pahat dan matikan mesin.

Jangan sampai menabrak bagian lain benda kerja.

 Tempatkan pahat pada posisi awal sebelum pemotongan dengan memutar


benda kerja searah jarum jam
 Periksa hasil ulirannya , bila sesuai dimensi yang diinginkan lanjutkan dengan
bubut ulir sebenarnya.
 Ulangi langkah pembubutan di atas, sebelumnya majukan pahat sesuai dengan
ketebalan pemakanan, selesaikan sampai dengan kedalaman ulir yang
ditentukan.
 Periksa hasil uliran.
J. MEMBUBUT TIRUS
Ketirusan adalah suatu benda kerja yang silindris dimana kedua ujungnya berdiameter tidak
sama. Teknik pembubutan tirus ada 3 cara yaitu :
1. Menggeser Eretan Atas
Keuntungan membubut tirus dengan jalan
Menggeser eretan atas adalah dapat membuat
Tirus luar dan tirus dalam dengan sudut besar.
Kerugiannya adalah pahat bubut tidak dapat
Dijalankan secara otomatis dan hanya cocok
Untuk tirus pendek.
Rumus untuk menghitung besar penggeseran
Eretan atas adalah :

tgα = D - d
2p

Dimana : α = besar sudut pengeseran ( ° )

D = Diameter besar benda kerja ( mm )

d = Diameter kecil benda kerja ( mm )

p = Panjang tirus benda kerja

2. Menggeser kepala lepas


Keuntungan: dapat membubut tirus yang panjang dan pahat bubut dapat dijalankan
Secara otomatis
Kerugian : tidak dapat membuat tirus dengan sudut yang besar dan tidak dapat mem
Buat tirus dalam
Rumus untuk menghitung besar penggeseran kepala lepas adalah :

Dimana : X = Jarak penggeseran kepala lepas

L = Panjang benda kerja total

D = diameter besar

d = diameter kecil

l = panjang benda kerja yang ditirus

3. Dengan perlengkapan tirus ( Taper Attachement )

K. MEMBUBUT EKSENTRIK

Membubut eksentrik tirus dapat dilaksanakan dengan beberapa cara,

 Pergeseran senter
Kerja persiapan,

 Tentukan putaran mesin


 Persiapkan pahat kasar, muka, dan pahat finishing
 Kotak kunci (tool box)
 Pemasangan benda kerja
 Pemasangan dan penyetelan pahat bubut.

Gambar: Pemasangan benda kerja, bubut eksentrik

Langkah Kerja

 Bubut permukaan benda kerja dengan pahat kasar mendekati diameter


terbesar dan panjang yang diinginkan.
 Bubut bagian muka benda kerja (dua muka) untuk menentukan sisi penandaan
pergeseran senter.
 Buat pergeseran senternya pada dua sisi penampang benda kerja
Pemberian tanda untuk pergeseran senternya pada kedua

sisi penampangnya

Posisi senter A untuk pembubutan pertama

Posisi senter B untuk pembubutan kedua

- Tempatkan benda kerja dengan penjepitan dua senter


- Bubut diameter luar sampai dengan ukuran diameter terbesar yang diinginkan
- Ganti penjepitan benda kerja dengan senter yang kedua
- Bubut bagian eksentriknya
- Periksa kebenaran dimensi poros eksentrik yang dibuat
 Chuck empat (independent chuck)
Kerja persiapan,

 Tentukan putaran mesin


 Persiapkan pahat kasar, muka, dan pahat finishing
 Kotak kunci (tool box)
 Pemasangan benda kerja
 Pemasangan dan penyetelan pahat bubut.
Langkah Kerja

 Bubut permukaan benda kerja dengan pahat kasar mendekati diameter


terbesar dan panjang yang diinginkan.
 Bubut bagian muka benda kerja (dua muka) untuk menentukan sisi penandaan
pergeseran senter.
 Buat pergeseran senternya pada satu sisi penampang benda kerja
 Tempatkan benda kerja pada chuck empat, atur sesuai posisi senter utama
 Bubut benda kerja sesuai dimensi yang diinginkan

 Atur benda kerja dengan merubah posisi penjepitan sesuai sumbu


eksentriknya, gunakan pointer untuk membantu pergeserannya.
 Bubut bagian eksentriknya

 Periksa kebenaran dimensi poros eksentrik yang dibuat


L. MEMBUBUT BENDA PANJANG

Membubut benda panjang memerlukan peralatan tambahan. Peralatan tambahan yang sering
digunakan adalah kaca mata tetap (stationery steady rests ) dan kaca mata jalan (stationery
steady traveling).Kacamata tetap dan jalan digunakan untuk mendukung benda kerja
panjang, sehingga kelenturan benda kerja akibat tekanan pemakanan saat dibubut dapat
dikurangi. Apabila tidak dijaga, maka benda kerja cenderung tirus atau tidak merata
kesilindrisannya.

Gambar A= Kaca mata tetab; B = Kaca mata jalan

Pemakaian kacamata jalan (traveling steady rest) dapat dilihat seperti gambar di
bawah ini.
Kerja persiapan,

 Tentukan putaran mesin


 Persiapkan pahat yang akan digunakan
 Kotak kunci (tool box)
 Pemasangan benda kerja
 Pemasangan dan penyetelan pahat bubut.
Langkah Kerja

 Pasang kacamata pada meja mesin


 Jepit benda kerja pada kepala tetap.
 Atur benda kerja agar tersangga pada kacamatnya
 Bila diperlukan jepit dengan senter jalan pada ujung yang lain
 Benda kerja siap dibubut

M. MEMBUBUT DENGAN FACE PLATE


Membubut dengan Faceplate adalah membubut benda kerja yang bentuknya tidak beraturan
sehingga sulit bila menggunakan penjepitan atau pencekaman dengan cara-cara yang telah
dibahas sebelumnya.

Gambar : FACE PLATE

Kerja persiapan,

 Tentukan putaran mesin


 Persiapkan pahat yang akan digunakan
 Kotak kunci (tool box)
 Pemasangan dan penyetelan pahat bubut.
 Pemasangan benda kerja pada faceplate. Bila diperlukan
gunakan angel plate dan v-block.

Langkah Kerja

 Lepas kepala tetap dari mesin bubut.


 Pasang faceplate sebagai pengganti kepala tetap
 Atur posisi penjepitan benda kerja pada permukaan faceplate
 Gunakan lubang dan alur yang tersedia pada faceplate untuk baut-baut
penjepitnya
 Atur posisi bagian benda kerja yang akan dibubut sesuai dengan titik senter
mesin
 Benda kerja siap dibubut.
MESIN FRAIS
A. MESIN FRAIS
Mesin frais adalah mesin perkakas untuk mengerjakan/menyelesaikan permukaan dari suatu
benda kerja dengan menggunakan pisau frais sebagai alatnya.
Prinsip kerja dari mesin frais ini sebagai gerak utama berputar yaitu pisau frais berputar benda
kerja bergerak secara memanjang atau melintang. Pisau frais sebagai alat potong dan dipasang
pada arbor mesin yang didukung dengan alat pendukung arbor yang diputar oleh sumbu mesin.
Spindel dapat bergerak kekanan atau kekiri sesuai dengan yang diperlukan.
Secara garis besar mesin frais dapat dibedakan menjadi 3 macam yaitu :
- Mesin frais horisontal ( Horisontal milling machine )
- Mesin faris vertical ( Vertical milling machine )
- Mesin frais universal ( Unuversal milling machine )

MESIN FRAIS HORISONTAL MESIN FRAIS VERTICAL


MESIN FRAIS UNIVERSAL

Bentuk-bentuk pengerraisan diantaranya : bidang rata datar, bidang rata menyudut, bidang siku,
bidang sejajar, alur lurus / melingkar, bentuk segi beraturan, pengeboran lubang, roda gigi lurus,
roda gigi payung, roda gigi cacing dll.

B. BAGIAN – BAGIAN UTAMA MESIN FRAIS

- Landasan ( Base ) adalah bagian dari mesin frais yang merupakan tumpuan dasar dari
semua komponen mesin
- Tiang penyangga ( Column ) adalah bagian dari mesin frais yang berfungsi sebagai
penopang / penyangga mesin hingga dapat berdiri. Pada bagian dalamnya berongga,
terdapat sejumlah roda gigi yang berfungsi untuk memutar poros utama dan
menggerakkan meja baik secara otomatis maupun secara manual.
- Spindel adalah bagian dari mesin frais yang digunakan untuk menggerakkan arbor
- Lengan ( Over arm ) adalah bagian dari mesin frais yang digunakan sebagai landasan
dudukan arbor
- Penahan arbor (Outboard bearing and arbor support ) adalah bagian mesin frais yang
digunakan sebagai tempat arbor
- Arbor adalah bagian dari mesin frais yang digunakan untuk memasang pisau frais
- Table adalah bagian mesin frais yang digunakan untuk mencekam benda kerja dan alat-
alat bantu mesin frais lainnya yang bergerak secara memanjang, melintang (saddle) dan
naik turun (knee)
- Elevating screw ( poros berulir ) adalah bagian dari mesin frias yang digunakan untuk
menggerakkan meja naik atau turun.
C. ALAT POTONG PADA MESIN FRAIS
Menurut konstruksinya pisau frais di bedakan menjadi 2 yaitu :
- Pisau Solid yaitu Pisau frais yang mata potongnya menyatu dengan bodi pisau
- Pisau Inserted yaitu pisau frais yang mata potongnya disisipkan pada body pisau
Menurut fungsi pisau frais dibedakan menjadi :

a. Pisau Frais Lurus (Plain Milling Cutter)


1) Pisau Lurus Untuk Pemotongan Ringan (Light Duty Plain Milling Machine)
Pisau ini pada umumnya digunakan untuk pekerjaan-pekerjaan ringan Bentuk gigi dari
pisau ini pada umunya berupa gigi lurus maupun gigi miring/helik. Gigi helik biasanya
mempunyai sudut 250. Gigi-gigi helik lebih sesuai untuk pemakanan dengan tenaga yang lebih
sedikit mulai awal pemakanan, getaran yang lebih ringan dan mampu menghasilkan
permukaan yang lebih halus. Gigi-gigi pisau ini pada umumnya kecil dengan pitch kecil pula.
Pisau ini didesain untuk pemotongan ringan dengan kecepatan sedang.

)
Gambar.. Pisau Frais Lurus (Plain Milling Cutter)
2) Pisau Lurus Untuk Pemotongan Kasar/Berat (Heavy Duty Plain Millimg Cutter)
Pisau ini dibuat lebih besar dan lebar dengan jumlah gigi yang lebih kecil daripada light
duty plain milling. Untuk pisau frais dengan diameter 3” biasanya terdiri dari 8 gigi dan untuk
diameter 4” biasanya 10 gigi. Sudut kemiringan gigi pisau antara 25 0-450. Pahat ini didesain untuk
pekerjaan–pekerjaan kasar (berat)

Gambar.. Pisau Lurus Untuk Pemotongan Kasar/Berat


(Heavy Duty Plain Millimg Cutter

3) Pisau Rata Helik (Helical Plain cutter)


Pisau ini mempunyai jumlah gigi yang lebih sedikit dan lebih kasar daripada pisau rata untuk
pekerjaan berat/kasar. Pisau rata helik dengan diameter 3 “ biasanya mempunyai jumlah gigi 4.
Sudut kemiringan gigi pisau ini biasanya 45 0 hingga 600 atau lebih besar. Sudut helik yang besar
ini mampu menyerap gaya pemotongan yang terjadi. Pisau ini cocok untuk pemakanan lebar,
dangkal pemotongan profil pada dan besi lunak dan tidak efisien untuk pemakanan kasar
seperti pada pisau rata untuk pemakanan kasar

b. Pisau Sisi ( Side Milling Cutter)


Side Millling Cutter sama dengan Plain Milling Cutter namun pada salah satu sisi atau kedua sisi
terdapat mata potong/mata pisau. Dengan pisau ini dapat dilakukan pemakanan pada sisi
muka dan pada kedua sisi samping.
Macam-macam pisau sisi (side milling cutter) antara lain:
1) Pisau sisi lurus (Plain side milling cutter) dengan sisi lurus pada sisi muka dan kedua sisi
sampingnya.
2) Pisau setengah sisi (Half side milling cutter ) mempunyai gigi helik pada sisi muka dan gigi
pemotong pada satu sisi samping. Pisau tipe ini dianjurkan untuk pengefraisan permukaan
kasar dan pengfraisan pada satu sisi saja.
3) Pisau Staggered (Staggered tooth side milling cutter) pisau ini dianjurkan untuk pemotongan
kasar, alur dan slotting.
a. Pisau sisi lurus b. Pisau setengah sisi c. Pisau Staggered
Gambar.. Macam-macam Pisau Sisi ( Side Milling Cutter)

c. Pisau Potong/Gergaji (Metal Slitting Saw)


Pisau ini didesain untuk operasi pemotongan dan pemotongan alur sempit (narrow slot). Untuk
pemotongan yang dalam diperlukan kelonggaran (clearance) samping yang mencukupi.
Beberapa macam pisau gergaji antara lain:
1) Pisau gergaji lurus (Plain metal seltting saw). Merupakan pisau yang paling tipis dengan sisi
lurus dan pada sisi sampingnya dibuat tirus masuk. Hal ini digunakan untuk mencegah
terjadinya tekanan pada sisi pisau. Gigi-gigi pisau harus tajam dan mempunyai jumlah yang
lebih banyak daripada pisau muka lurus (plain milling cutter). Namun demikian kecepatan
pemakanan (feed) harus lebih rendah (biasanya 1/8 hingga ¼ dari feed yang digunakan pada
pisau lurus. Pisau gergaji lurus biasanyan dibuat dengan ketebalan 1/32 inchi sampai dengan
3/16 inchi dengan diameter 2 ½ “ sampai 8 “.
2) Pisau Potong dengan Gigi Samping (Metal Slitting Saw with Side Teeth)
Pisau ini mempunyai bentuk yang sama dengan pisau sisi. Pada sisi samping diberi kelonggaran
untuk beram dan melindungi mencegah pisau dari tekanan dan jepitan sewaktu
pengoperasian. Pisau ini biasanya dibuat dengan tebal 1/16 inchi sampai 3/16 inchi dan
diameter dari 2 ½ “ sampai 8 “. Pisau jenis ini dianjurkan untuk membuat alur yang dalam dan
proses pemotongan.
3) Pisau Potong Staggered (Stanggered Tooth Metal Slitting Saw)
Pisau ini mempunyai bentuk yang sama pisau staggered. Pisau ini dianjurkan untuk
pemotongan selebar 3/16 inchi dan selebihnya, dan bisa pula untuk pemotongan yang lebih
tajam. Biasanya pisau ini mempunyai lebar3/16 inchi hingga ¼ Inchi dengan diameter 3”
sampai 8”.
4) Pisau Alur Sekrup (Screw Sloting Cutter) adalah pisau potong khusus yang didesain untuk
memotong alur dalam kepala baut. Pisau ini juga dapat digunakan untuk pemotongan ringan
seperti pemotongan tube copper, ring piston dan benda sejenisnya. Pisau ini mempunyai fine
feeds. Pada sisi pisau ini dibuat lengk ung lurus san sejajar. Pisau ini mempunyai lebar 0,020”-
0,182” dan diameter maksimal 2 ¾ inchi.

a b c

Gambar.. Macam-macam Pisau Potong/Gergaji (Metal Slitting Saw) a. Pisau gergaji lurus b.
Pisau Potong Staggered dan Pisau Potong dengan Gigi Samping c.Pisau Alur Sekrup

d. Pisau Sudut (Angular Milling Cutter)


Pisau sudut digunakan untuk pemotongan sudut seperti pemotongan alur V, ekor burung,
serrations dan gigi reamer. Terdapat dua macam pisau sudut yaitu:
1) Pisau sudut tunggal. Pisau ini mempunyai satu sisi permukaan sudut. Pisau ini digunakan
pada pembuatan alur ekor burung, nothes pada roda ratchet dan operasional sejenis. Sudut
pisau ini pada umumnya antara 450-600
2) Pisau sudut ganda digunakan untuk pembuatan alur V. Pisau ini mempunyai bentuk sisi V
dan biasanya dibuat dengan sudut 450, 600, atau 900
Gambar. . Pisau Sudut (Angular MillingCutter)
a. Pisau sudut tunggal b.Pisau sudut ganda
e. Pisau Jari ( End Mill Cutter)
End Mill Cutter merupakan pisau solid dengan sisi dan gagang yang menjadi satu. Namun
demikian terdapat pisau endemil dengan mata pisau dan gagang terpisah yang disebut tipe
shell. Selain tipe shell tersebut pisau end mill mempunyai gagang lurus atau tirus yang dapat
dipasangkan pada spindel mesin frais. End mill dapat digunakan untuk pengefraisan muka,
pengefraisan horizontal, vertikal, menyudut atau melingkar. Operasional umumnya termasuk
pembuatan alur, keyways, pockets (kantong), shoulders (tingkat), permukaan datar dan
pengefraisan bentuk.
End Mill sebagian besar digunakan pada mesin frais vertical meskipun tidak menutup
kemungkinan dipakai pada mesin frais horizontal. Terdapat berbagai macam bentuk end mill
dan biasanya terbuat dari HSS, comented carbide, atau gigi comented carbide yang disisipkan.
Macam-macam end mill tersebut antara lain:
1) End mill dua mata (two flute). Pisau ini hanya mempunyai dua mata potong pada
selubungnya. Ujung sisi didesain untuk dapat memotong hinggga ke center. Pisau ini dapat
digunak an sebagaimana bor dan dapat pula digunakan untuk membuat alur.
2) End mill dengan mata potong jamak. Pisau ini mempunyai tiga, empat, enam atau delapan
sisi potong dan biasanya mempunyai diameter di atas 2 “
3). Ball end mill. Pisau ini digunakan untuk pengefraisan fillet atau alur dengan radius pada
permukaannya, untuk alur bulat, lubang, bentuk bola dan untuk semua pengerjaan bentuk
bulat
4). Shell end mill. Pisau ini mempunyai lubang untuk pemasangannya pada arbor pendek. Gigi-
gigi pisau ini biasanya berbentuk helik. Pisau ini dibuat lebih besar ukurannya dari pada pisau
solid dan biasanya berukuran 1 ¼ “ sampai 6 “

Gambar. . Pisau Jari ( End Mill Cutter) (A) Dua mata satu ujung, (B) Dua mata dua ujung, (C)
Tiga mata satu ujung, (D) Mata ganda satu ujung, (E) Empat mata dua ujung, (F) Dua
mata ujung bulat, (G) Type arbide, (H) Tipe carbide gigi helik kanan, (I) Mata potong
ganda gagang tirus, (J) Tipe carbide dengan ujung tirus dan gigi helik

Gambar : Shell end mill


f. Pisau Muka (Face Mill Cutter)
Adalah pisau bentuk khusus dari pisau end mill besar. Pisau ini dibuat dengan ukuran 6“
atau lebih. Face milli cutter biasanya mempunyai mata potong sisip (inserted). Pisau ini
biasanya dipasangkan langsung pada spindel mesin frais dan digunakan untuk menghasilkan
permukaan datar.

Gambar. Pisau Muka


g. T-Slot Milling Cutter.
Merupakan pisau tipe end mill khusus yang didesain untuk pemotongan alur T, seperti
pada meja mesin frais.

Gambar. 40. Pisau Alur T (T-Slot Milling Cutter)


h. Keyseat Cutter
Pisau ini merupakan pisau khusus yang digunakan untuk membuat keyseat untuk alur
woodruff. Pahat ini sesuai untuk semua ukuran alur woodruff. Pisau ini mempunyai diameter
antara ¼ “ sampai 1 ½ “ dan tipe arbor dengan diameter 2 1/8” sampai 3 ½ “.

Gambar. 41. Pisau Keyseat


i. Pisau Bentuk
Pisau ini digunakan untuk mengefrais permukaan dengan bentuik yang bervariasi sesuai
keinginan. Pisau ini dapat digunakan untuk mengefrais bentuk-bentuk dan ukuran standar
maupun bentuk-bentuk dan ukuran yang berbeda-beda. Bermacam-macam pisau bentuk
dapat dilihat pada Gambar 42 dan Gambar 43.

Gambar a : Pisau cekung Gambar b : Pisau cembung

Gambar c : Pisau sudut bulat Gambar d : Pisau modul ( Gigi )


Gambar e : Pisau bentuk khusus

j. Fly cutter
Fly cutter terdiri dari dari satu atau lebih bentuk gigi dalam satu pisau. Dalam
penggunaannya sama dengan proses pengeboran.

Ditinjau dari posisi benda kerja terhadap pisau frais, proses pengefraisan dapat
dibedakan sebagai berikut:
a. Aksial. Digunakan ketika pisau menghasiljkan permukaan sejajar dengan sumbu
putar dari pisau frais
b. Radial. Terjadi bila proses pemotongan dimana pisau memproduksi permukaan
tegaklurus terhadap poros putaran pisau frais
c. Menyudut. Ketika pisau frais menghasilkan permukaan menyudut terhadap poros
utama pisau frais
d. Pembentukan (Form) ketika pisau frais mengfhasiljkan bentuk-bentuk tertentu
sesuai dengan bentuk pisau frais.

Gambar : Pemotongan Aksial Gambar : Pemotongan radial

Gambar : Pemotongan sudut Gambar : Pemotongan sudut

D. JENIS - JENIS BAHAN PISAU FRAIS


a. Unalloyed tool steel
Baja perkakas bukan paduan dengan kadar karbon 0,5 - 1,5 %, kekerasannya akan hilang
jika suhu kerja mencapai 250° C , oleh karena itu material ini tidak cocok untuk kecepatan
potong tinggi
b. Alloy tool steel
Baja perkakas paduan yang mengandung karbon cromium, vanadium, dan molydenum. Baja
ini terdiri dari baja paduan tinggi dan paduan rendah. HSS adalah baja paduan tinggi yang
tahan terhadap keausan sampai suhu 600°C.
c. Cemented Carbide
Susunan bahan ini terdiri dari tungsten atau molybdenum, cobalt serta carbon. Pada suhu
9000°C bahan ini masih mampu memotong dengan baik. Cemented Carbide sangat cocok
untuk proses pengefraisan dengan kecepatan tinggi.
E. ALAT BANTU / KELENGKAPAN MESIN FRAIS

Pada mesin frais banyak sekali terdapat peralatan bantu yang digunakan untuk membuat
benda kerja. Antara lain :

A) Mesin Vertical
1) Ragum (catok)
Benda kerja yang akan dikerjakan dengan mesin frais harus dijepit dengan kuat agar
posisinya tidak berubah waktu difrais. Berdasarkan gerakannya ragum dibagi menjadi
3 jenis yaitu :
a) Ragum biasa
Ragum ini digunakan untuk menjepit benda kerja yang bentuknya sederhana dan
biasanya hanya digunakan untuk mengefrais bidang datar saja.

Gambar : ragum
biasa

b) Ragum berputar
Ragum ini digunakan untuk menjepit benda kerja
yang harus membentuk sudut terhadap spindle.
Bentuk ragum ini sama dengan ragum biasa tetapi pada bagaian bawahnya
terdapat alas yang dapat diputar 360 0

Gambar : Ragum putar


c) Ragum universal Ragum ini mempunyai
dua sumbu perputaran, sehingga dapat diatur letaknya secara datar dan tegak.
Gambar : Ragum universal

2) Kepala pembagi (dividing head)


Kepala pembagi (dividing head) adalah peralatan mesin frais yang digunakan untuk
membentuk segisegi yang beraturan pada poros yang panjang. Pada peralatan ini
biasanya dilengkapi dengan plat pembagi yang berfungsi untuk membantu
pembagian yang tidak dapat dilakukan dengan pembagian langsung.

Gambar : Dividing head ( kepala pembagi )

3) Kepala lepas
Alat ini digunakan untuk menyangga benda kerja yang dikerjakan dengan dividing
head. Sehingga waktu disayat benda kerja tidak terangkat atau tertekan ke bawah.

Gambar : Kepala lepas


4) Rotary table.
Rotary table digunakan untuk membagi segi-segi beraturan misalnya kepala baut.
Disamping itu juga dapat digunakan untuk membagi jarak-jarak lubang yang berpusat
pada satu titik misalnya membagi lubang baut pengikat pada flendes.
Gambar : Rotary table

5) Adaptor
Bagian ini adalah tempat dudukan (pengikatan) cutter sebelum dimasukkan ke sarung
tirus pada sumbu utama.

Gambar : adapto
6) Fixture
Fixture digunakan bila akan dilakukan pekerjaan dengan teliti dan dalam jumlah
yang relatif banyak sehingga tidak diperlukan penyetingan lagi. Penggunaan fixture
akan mengurangi waktu setting benda kerja sehingga proses produksi menjadi lebih
efisien.

Gambar : Fixtur

B) Mesin Horizontal
1 Kepala pembagi
Pada mesin frais horizontal. Kepala pembagi dapat digunakan untuk membuat
benda kerja segi-segi beraturan, roda gigi, ulir cacing,
2) Kepala lepas
Kepala lepas digunakan untuk menyokong benda kerja yang panjang dan diproses
dengan dividing head. Hal ini dimaksudkan agar benda kerja tidak tidak tertarik
atau tertekan waktu disayat (difrais)
3) Ragum
Ragum pada mesin frais horizontal dan vertical bentuk dan fungsinya sama catok
(ragum) yang digunakan untuk mencekam benda kerja yang akan disayat datar.
(untuk lebih jelasnya lihat macam-macam ragum frais vertical)
4) Arbor beserta cincin dan dudukan penyangga Cutter pada mesin frais horizontal
dipasang pada arbor yang posisinya diatur dengan pemasangan cincin.

Gambar : Arbor

F. KESELAMATAN KERJA PADA MESIN FRAIS


Alat keselamatan kerja pada mesin frais adalah :
a. Pakaian kerja
- Tidak merasa panas jika dipakai
-Tidak mengganggu gerakan tubuh
b. Sepatu kerja
- Tidak licin waktu dipakai
- Mampu melindungi kaki dari chip yang jatuh dan benda berbahaya lainnya
-Tidak mudah rusak bila kena pelumas
c. Kaca Mata
- Tidak mengganggu penglihatan jika dipakai
- Mempunyai lubang sirkulasi udara

G. PERSYARATAN KERJA
Informasi didalam gambar kerja :
a. Gambar detil, sehingga kita dapat menentukan :
- Mesin yang dipakai
- Alat – alat potong yang dipakai
- Alat bantu
- Alat ukur yang sesuai dengan produk
b. Jumlah produk yang akan kita buat
c. Bahan apa yang dipakai untuk menentukan :
- Kecepatan putar sumbu utama, kecepatan potong, bahan alat potong dan kedalaman
penyayatan.
H. PARAMETER PEMOTONGAN
Parameter – parameter yang mempengaruhi pemotongan antara lain

a) Bahan yang disayat.

Dengan mengetahui bahan yang akan disayat maka kita akan dapat menentukan kecepatan
potong. Kecepatan potong dari suatu bahan tidak dapat dihitung secara matematis
melainkan hanya dapat diketahui dengan melihat pada tabel dari buku referensi bahan
tersebut. Berikut ini adalah table kecepatan potong beberapa material.

No Bahan Benda Kerja Vc (m/Menit)

1. Kuningan, Perunggu keras 30 – 45


2. Besi Tuang 14 - 21

3. Baja > 70 10 - 14

4. Baja 50 - 70 14 - 21

5. Baja 34 - 50 23 - 30

6. Tembaga, perunggu lunak 40 - 70

7. Aluminium murni 300 - 500

8. Plastik 40 - 60

b) Bahan cutter

Bahan cutter sangat berpengaruh terhadapkemampuan cutter dalam menyayat benda kerja.
Cuttermesin frais dibuat dari berbagai jenis bahan antara lain :

1) Unalloyed tool steel Adalah baja perkakas bukan paduan dengan kadar karbon 0,5 – 1,5%
kekerasannya akan hilang jika suhu kerja mencapai 250 0C, oleh karena itu material ini
tidak cocok untuk kecepatan potong tinggi.

2) Alloy tool steel Adalah baja perkakas paduan yang mengandung karbon kromium,
vanadium dan molybdenum. Baja ini terdiri dari baja paduan tinggi dan paduan rendah.
HSS (High Speed Steel) adalah baja paduan tinggi yang tahan terhadap keausan sampai
suhu 6000C.

3) Cemented Carbide Susunan bahan ini terdiri dari tungsten atau molybdenum, cobalt serta
carbon. Cemented Carbide biasanya dibuat dalam bentuk tip yang pemasangannya dibaut
pada holdernya (pemegang cutter). Pada suhu 900 0C bahan ini masih mampu memotong
dengan baik, cemented carbide sangat cocok untuk proses pengefraisan dengan
kecepatan tinggi. Dengan demikian waktu pemotongan dapat dipersingkat dan putaran
yang tinggi dapat menghasilkan kualitas permukaan yang halus.

c) Mata potong pisau frais (geometri pisau).

Salah satu faktor yang menentukan baik buruknya kualitas hasil pengerjaan proses frais
adalah pengerindaan permukaan atau bidang-bidang utama dari cutter frais. Untuk
pekerjaan-pekerjaan khusus, cutter yang digunakan juga harus dipersiapkan secara khusus
pula. Permukaan cutter yang harus diperhatikan pada waktu menggerinda adalah sudut tatal,
sudut bebas sisi, sudut bebas depan, sudut bebas mata potong, dan sudut bebas belakang.

d) Putaran sumbu utama.

Untuk mengetahui kecepatan putar spindle utama, maka kita harus mengetahui kecepatan
potong dari benda yang akan disayat. Untuk ngetahui kecepatan putar spindle utama, dapat
dihitung secara matematis dengan rumus
Vc . 1000 putaran
n=
ℏ.d menit

keterangan :

n = Putaran sumbu utama (RPM)

Vc = Kecepatan potong (m/menit)

D = Diameter Cutter (mm)



= Konstanta (3,14)

I. PEMASANGAN ALAT BANTU

a) Ragum
Berikut ini adalah langkah-langkah dalam memasang ragum. Antara lain :
1) Periksalah ragum dalam kondisi baik dan bersih.
2) Usahakan pemasangan ragum berada ditengah-tengah benda kerja, hal ini bertujuan untuk
mendapatkan keleluasaan kerja.
3) Luruskan lubang baut pengikat agar bertepatan dengan alur meja mesin.
4) Kerasi baut-baut pengikat.

b) Dividing head
Pemasangan dividing head harus sejajar dengan meja mesin karena kalau tidak benda kerja
yang dihasilkan akan miring. Oleh karena itu pada waktu memasang jarak tepi dividing head
harus sama bila diukur dari tepi meja. Untuk lebih tepatnya dalam mancari kesejajaran dividing
head terhadap merja mesin dapat digunakan prosedur pengukuran seperti dibawah ini :
1) Pastikan mandrill dan lubang spindle dalam keadaan bersih kemudian masukkan mandril
dan dalam lubang spindle.
2) Lepaskan hubungan gigi spindle dengan sumbu cacing.
3) Stell jam penunjuk diatas meja mesin, sambil spindle diputar dan teliti jam penunjuknya.
Jika jarum bergerak beranti belum sentris.
4) Geser jam penunjuk mendekati spindle dan perhatikan angka yang ditunjukkan oleh
jarumnya, kemudian jam penunjuk digeser lagi ke arah mandrel sambil diputar spindlenya .
5) Kerjakan langkah ini secara berulang-ulang samapai angka jam menunjukkan angka yang
tetap untuk keduan ujungnya. setelah jam penunjuk tidak bergerak sama sekali waktu
digeser maka setting kedataran telah selesaia dan kerasi semua baut-baut pengikatanya.
J. PENGOPERASIAN MESIN FRAIS
1) Langkah-langkah pengoperasian Mesin frais
Pengoperasian mesin frais pada dasarnya sama dengan pengoperasian mesin perkakas lainnya.
Mesin frais digunakan untuk membuat benda-benda kerja dengan berbagai bentuk tertentu
dengan jalan penyayatan. Dari berbagai mesin perkakas yang ada, mesin fraislah yang mampu
digunakan untuk membuat berbagai macam bentuk komponen. Oleh sebab itu diperlukan
langkahlangkah sistematis yang perlu dipertimbangkan sebelum mengoperasikan mesin frais.
Langkah-langkah tersebut antara lain :
a) Mempelajari gambar kerja untuk menentukan langkah kerja yang efektif dan efesien.
b) Menentukan karakteristik bahan yang akan dikerjakan untuk menentukan jenis
cutter dan median pendingin yang akan digunakan.
c) Menetapkan kualitas hasil penyayatan yang diinginkan.
d) Menentukan geometri cutter yang digunakan
e) Menentukan alat bantu yang dibutuhkan didalam proses.
f) Menentukan roda-roda gigi pengganti apabila dikehendaki adanya pengerjaan-
pengerjaan khusus.
g) Menentukan parameter-parameter pemotongan yang berpengaruh dalam prosese
pengerjaan (kecepatan potong, kecepatan sayat, kedalaman pemakanan, waktu
pemotongan dll).

2) Menentukan kecepatan penyayatan dan putaran spindle


a) Kecepatan Penyayatan
Pada saat proses pengefraisan berlangsung, cutter berputar memotong benda kerja yang
diam dan menghasilkan potongan atau sayatan yang menyerupai chip, serpihan-serpihan
tersebut dapat juga berbentuk seperti serbuk (tergantung dari bahan). Kemampuan mesin
menghasilkan panjang sayatan tiap menit disebut kecepatan potong (sayat), yang diberi
symbol Cs (Cutting Speed).Jika cutter mempunyai ukuran diameter (mm) spindle dengan
putaran (RPM), maka kecepatan pemotonganya dapat dihitung dengan rumus :

π. D.n M
Cs=
1000 menit
Dimana :
Cs : Kecepatan potong (m/menit)
n : Putaran spindle utama (RPM)
D : Diameter cutter (mm)
1/1000 : didapat dari 1 mm = 1/1000 m
Pada prinsipnya kecepatan pemotongan suatu material tidak dapat dihitung secara matetatis.
Karena setiap material memiliki kecepatan potong sendiri-sendiri berdasarkan karakteristiknya
dan harga kecepatan potong dari tiap material ini dapat dilihat didalam tabel yang terdapat
didalam buku atau referensi. Sehingga rumus diatas hanya digunakan untuk menghitung
kecepatan putar spindle utama mesin frais. Untuk lebih jelasnya mengenai harga kecepatan
potong dari tiap material dapat anda lihat pada table dibawah ini :
Tabel 2. Kecepatan Potong Untuk Beberapa Jenis Bahan.
Bahan Cutter HSS Cutter Karbida
Halus Kasar Halus Kasar
Baja Perkakas 75-100 25-45 185-230 110-140
Baja karbon rendah 70-90 25-40 170-215 90-120
Baja karbon
60-85 20-40 140-185 75-110
menengah
Besi cor kelabu 40-45 25-30 110-140 60-75
Kuningan 85-110 45-70 185-215 120-150
Aluminium 70-110 30-45 140-215 60-90

b) Kecepatan spindle
Kecepatan spindle utama dapat dihitung apabila kecepatan penyayatan telah diketahui.
Untuk itu langkah pertama yang harus dilakukan untuk menghitung kecepatan spindle
adalah melihat harga kecepastan potong dari bahan yang akan kita sayatpada
table/referensinya. Kecepatan putar sumbu utama dapat dihitung dengan rumus :

Vc . 1000
n= RPM
π.D

Keterangan :
n : kecepatan putar spindle (rpm)
Vc : kecepatan potong (m/menit)
: konstanta
π (3,14)
D : diameter cutter (mm)
1000 : diperoleh dari 1m = 1000 mm.
3) Memahami metode pemotongan
Metode pemotongan pada kerja frais dibagi menjadi 3, antara lain:
a) Pemotongan searah jarum jam
Yaitu : Pemotongan yang datangnya benda kerja seiring dengan putaran sisi potong cutter.
Pada pemotongan ini hasilnya kurang baik karena meja (benda kerja) cenderung tertarik
oleh cutter.

Gambar : Pemotongan searah jarum jam


b) Pemotongan berlawanan arah jarum jam
Yaitu : Pemotongan yang datangnya benda kerja berlawanan dengan putaran sisi potong
cutterPada pemotongan ini hasilnya dapat maksimal karena meja (benda kerja) tidak
tertarik oleh cutter.
Gambar : Pemotongan berlawanan jarum jam
c) Pemotongan netral.
Yaitu : Pemotongan yang terjadi apabila lebar benda yang disayat lebih kecil dari ukuran
diameter cutter. Pemotongan jenis ini hanya berlakuk untuk mesin frais vertical.

4) Penggunaan kepala pembagi ( deviding head )


Kepala pembagi merupakan satu dari alat bantu yang penting dalam proses frais. Alat ini
digunakan untuk membagi lingkaran atau keliling benda kerja menjadi bagian yang sama,
seperti pada pembuatan roda gigi, segi empat, segienam, segidelapadanlainnya. Alat ini dapat
pula digunakan untuk memutar benda kerja dengan perbandingan relatif terhadap meja
seperti pada pembuatan helik dan pereameran. Kepala pembagi terdiri dari roda gigi cacing
dengan jumlah gigi 40 yang di pasang pada spindel kepala pembagi. Hal ini berarti bahwa
perbandingan putaran kepala pembagi dan benda kerja berbanding 40.

Gambar : Penggunaan kepala pembagi

Macam Kepala Pembagi


Kepala pembagi terdiri atas:
 kepala pembagi dengan pelat pembagi
 kepala pembagi dengan penggerak roda gigi cacing dan ulir cacing
 kepala pembagi dengan roda gigi cacing dan poros cacing yang dilengkapi
dengan piring pembagi
 kepala pembagi universal
 kepala pembagi dengan kelengkapan optic

Piring Pembagi
Piring pembagi mempunyai lubang-lubang yang dilengkapi dengan gunting
pembatas.lubang-lubang. Pada piring pembagi tersebut terdapat lingkaran-lingkaran
yang mempunyai jumlah lubang tertentu
Tabel 3. Jumlah lubang pada piring pembagi
Seri A Seri B
1 2 1 2 3
30 69 38 77 15 21 37
41 81 42 87 16 23 39
43 91 47 93 17 27 41
48 99 49 111 18 29 43
51 117 53 119 19 31 47
57 59 20 33 49
Gambar : Piringan pembagi

TEKNIK PEMBAGIAN DENGAN KEPALA PEMBAGI


a. Pembagian langsung
Digunakan apabila jumlah lubang dalam satu lingkaran dibagi bagian yang akan di buat
menghasilkan angka bulat.

Nek = Ξ Lubang / T
Dimana :
Nek = Jumlah putaran engkol
Ξlub = Jumlah lubang pada piringan yang tersedia
T = Pembagian yang dikehendaki
Contoh soal :
Akan dibuat roda gigi dengan jumlah gigi 21 dan lubang piringan yang tersedia
Adalah 42 hitunglah jumlah putaran engkol
Jawab :
Nek = Ξlubang / T
= 42 / 21
= 2 putaran

Jumlah lubang plat pembagi

embagian yang dibuat

Anda mungkin juga menyukai