Anda di halaman 1dari 20

KOPLING (COUPLING)

Sigit Ngalambang 210134016 3FEB Teknik Pengecoran Logam 2010

Elemen Penerus Putaran


Kopling adalah suatu mekanisme yang dirancang mampu menghubungkan dan melepas/memutuskan perpindahan tenaga dari suatu benda yang berputar kebenda lainnya. Sebagai penerus putaran, elemen ini berfungsi menghubungkan dua poros secara langsung dari poros keluaran suatu unit penggerak ke poros masukan unit yang digrakkan. Hal yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan elemen penerus putaran ini diantaranya : Fungsi hubungan Jumlah putaran Pembebanan yang terjadi Secaraumum dikenal dua pembagian kelompok : 1. Kopling tetap (coupling) 2. Kopling tidak tetap (clutch)

Kopling Tetap (Coupling)


Kopling tetap merupakan komponen mesin yang berfungsi sebagai penerus putaran dan daya dari poros penggerak ke poros yang digerakkan secara tetap, dimana sumbu kedua poros terletak pada satu garis lurus. Kopling tetap membuat kedua poros selalu terhubung satu dengan yang lain.
Macam macam kopling tetap : 1. Kopling Tetap Kaku (solid coupling) 2. Kopling Tetap Flksibel (flexible coupling) 3. Kopling Tetao Universal (U-Joint coupling)

Macam Macam Kopling Tetap

1. Kopling Tetap Kaku

Disebut solid coupling karena pada konstruksi pemasangannya cukup kokoh. Persyaratan utama untuk menggunakan kopling kaku ini adalah, kedua ujung poros yang akan dihubungkan harus benarbenar sesumbu atua segaris. Jika tidak, umur bantalan akan berkurang.
Kopling tetap kaku terbagi menjadi beberapa jenis : 1. Kopling Bush 2. Kopling Bush Belah 3. Kopling Flens

Kopling Bush
Kopling bush berupa selubung yang memegang dua poros, baik dengan pasak ataupun ulir pengencang. Diameter poros yang dihubungkan dapat berbeda (tidak selalu sama). Kemampuan menerima beban tergantung kemampuan pengikatnya.

Kopling Bush Belah


Kopling tetap ini berupa selubung yang dapat terdiri dari dua belahan dan ada pula yang satu belahan. Diameter poros yang dihubungkan dapat berbeda. Pengencangan belahan dilakukan dengan baut dalam posisi silang pengikatan terhadap poros menggunakan pasak yang kekuatannya menjadi patokan penerimaaan beban.

Kopling Flens

Mesin-mesin yang dihubungkan dengan penggeraknya melalui Kopling flens kaku, memerlukan penyetelan yang sangat teliti agar kedua sumbu poros yang saling dihubungkan dapat menjadi satu garis lurus. Selain itu, getaran dan tumbukan yang terjadi dalam penerusan daya antara mesin penggerak dan yang digerakkan tidak dapat diredam, sehingga dapat memperpendek umur mesin serta menimbulkan bunyi berisik.

2. Kopling Tetap Fleksibel

Fleksibilitas yang dimaksud pada kopling ini dimaksudkan untuk mengantisipasi adanya gerakan gerakan pada kedua ujung poros yang akan dihubungkan, selain itu juga untuk meredam kejutan awal dari poros penggerak ke poros unit pengikut. Penggunaa kopling ini tidak menuntut kesumbuan yang segaris.

Kopling Flens Fleksibel


Bentuk dasar kopling ini mempunyai bentuk yang sama dengan koping flens kaku, hanya pada elemen pengikatnya diberi elemen elastis berupa karet sintetis, sehingga posisi sumbu antara poros yang dihubungkan masih mempunyai kekuasaan gerak.

Kopling Karet

Pada kopling karet, elemen utama penghubung dan penerus putaran berupa karet baik sintetis ataupun campuran). Untuk kopling ini kebebasan gerak dari kesumbuan poros jauh lebih besar lagi, baik getaran maupun gerak aksial yang terjadi dapat diredam dengan dengan baik.

Kopling Fleksibel Selubung

Kopling cakar fleksibel memiliki ciri konstruksi dengan adanya cakar atau semacam rahang pada kedua flensnya dan antara keduanya disatukan oleh elemen antara, berupa bahan elastis atau logam sehingga posisi kesumbuan dapat bergeser.

3. Kopling Tetap Universal

Kopling ini memiliki keistimewaan untuk meneruskan putaran dalam posisi sumbu yang tetap menyudut. Kopling universal dapat dipasang dalam keadaan satu engsel atau dua engsel, tergantung posisi poros yang akan dihubungkan.

Pertimbangan Pemilihan Kopling


Konstruksi ringkas dan ringan sesuai konstruksi. Pemasangan mudah dan cepat. Mempertimbangkan beban, dan posisi sumbu poros yang akan disambung. Hindari semaksimal mungkin adanya bagianbagian yang menonjol. Hindari kondisi berayun pada kopling yang duduk pada poros yang disambung tersebut.

Spesifikasi Umum Kopling


Kelompok Jenis 1. Kopling Tetap Kaku Kondisi Kerja -Daya besar -Putaran konstan - Kokoh dan sederhana - Mudah dilepas dan dipasang -Daya ringan s/d sedang -Kesumbuan garis tidak mutlak segaris -Dapat m -eredam kejutan -Daya besar - Posisi sudut tetap - Dapat bergerak arah aksial Hal Khusus -Sumbu dituntut segaris - Tidak mampu menahan getaran -Tidak dapat meredam beban kejut -Putaran awal tidak konstan

2. Kopling Tetap Fleksibel

3. Kopling Tetap Universal

-Tidak mampu menahan getaran -Putaran tidak penuh dan konstan pada sambungan tunggal

Kopling Tidak Tetap

Kopling tidak tetap sering disebut clutch. Selain dapat berfungsi sebagai penerus putaran, pada sistem kerjanya mempunyai kemampuan khusus, yaitu bisa meneruskan dan memutuskan hubungan putar dalam keadaan clutch tetap terpasang.
Macam macam kopling tidak tetap : 1. Kopling Cakar 2. Kopling Plat 3. Kopling Kerucut 4. Kopling Friwil

Kopling Cakar

Kopling ini meneruskan momen dengan kontak positif (tanpa mengguanakan perantara gesekan) hingga tidak terjadi slip. Kopling cakar merupakan kopling paling sederhana dibandingkan dengan kopling tak tetap lainnya. Kopling persegi dapat meneruskan momen dalam dua arah putaran. Tetapi tidak dapat dihubungkan ketika sedang berputar.

Kopling Plat
Kopling plat adalah suatu kopling yang menggunakan satu plat atau lebih yang di pasang diantara kedua poros serta membentuk kontak dengan poros tersebut sehingga terjadi penerusan daya melalui gesekan antara sesamanya. Kontruksi kopling ini cukup sederhana dan dapat dihubungkan dan dilepaskan dalam keadaan berputar. Badan A dipasang tetap pada poros sebelah kiri, dan badan B dipasang pada poros sebelah kanan serta dapat bergeser secara aksial pada poros tersebut.

Kopling Kerucut

Kopling Friwil
Kopling friwil adalah kopling yang dapat lepas dengan sendirinya bila poros penggerak mulai berputar lebih lambat atau dalam arah berlawanan dari poros yang digerakan. Bolabola atau rol-rol dipasang dalam ruangan yang bentuknya sedemikian rupa hingga jika poros penggerak (bagian dalam) berputar searah jarum jam, maka gesekan yang timbul akan menyebabkan rol atau bola terjepit diantara poros penggerak dan cincin luar, sehingga cincin luar bersama poros yang digerakan akan berputar meneruskan daya. Jika poros penggerak berputar berlawanan arah jarum jam, atau jika poros yang digerakan berputar lebih cepat dari poros penggerak, maka bola atau rolakan lepas dari jepitan hingga terjadi penerusan momen lagi. Kopling ini sangat banyak gunanya dalam otomatisasi mekanis.

Anda mungkin juga menyukai