Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM

PERAWATAN PERMESINAN DASAR 2


PERAKITAN DAN PENYETELAN KOPLING

Disusun oleh :
1. Alfiyan Adinata (4.21.18.0.06)
2. Ananda Rizky Pratama (4.21.18.0.07)
3. Ananta Baharudin (4.21.18.0.08)
4. Berlian Febria Nugraheni (4.21.18.0.09)

SARJANA TERAPAN TEKNIK MESIN PRODUKSI


DAN PERAWATAN
JURUSAN TEKNIK MESIN
POLITEKNIK NEGERI SEMARANG
TAHUN 2020/2021
Kata Pengantar

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang. Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan Laporan Praktikum tentang Pembongkaran Perakitan Transmisi
Sprocket. Laporan Praktikum ini telah kami susun dengan maksimal dan
mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar laporan
praktikum ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua
pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan laporan praktikum ini. Kami
menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat
maupun tata bahasa. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala
saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki Laporan Praktikum ini.
Akhir kata kami berharap semoga Laporan Praktikum tentang Pembongkaran
Perakitan Transmisi Sprocket ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi
kepada pembaca.
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Tujuan
Pada praktikum perakitan dan penyetelan kopling, diharapkan dapat :
a. Menunjukkan kopling poros yang tepat untuk digunakan
b. Nama dan nomor tipe kopling poros
c. Melepas / merakit dan menyetel kopling flens sesuai prosedur
BAB II
DASAR TEORI

Kopling dasar digunakan untuk menghubungkan dua poros


berkedudukan memanjang. Kopling poros digunakan bila mesin digerakkan
langsung misalnya oleh motor listrik.

Gambar Kopling Poros

Jenis kopling poros :

 Kopling jepit
 Kopling flens
 Kopling universal
 Kopling luwes / fleksibel

2.1.1 Kopling Jepit


Untuk menggabungkan dua poros bersama-sama digunakan kopling
poros kaku atau kopling tetap. Kopling jepit adalah kopling tetap digunakan
untuk menghubungkan poros yang panjang dengan jarak antara blok bantalan
cukup jauh. Poros dengan diameter lebih dari 55 mm, kopling jepit dipasang
dengan pasak untuk mencegah terjadinya slip.

Gambar Kopling Jepit


2.1.2 Kopling flens
Contoh lain dari kopling tetap adalah kopling flens. Pada kopling ini
poros harus benar-benar sesumbu.

Gambar Koplin “Flens”

2.1.3 Kopling Universal


Jika poros tidak dapat benar-benar satu sumbu, maka kopling universal dapat
digunakan. Kopling ini terdiri dari dua perpanjangan yang mana masing- masing
dapat berputar pada sendinya masing-masing. Jika menggunakan sebuah kopling
universal kecepatan poros yang digerakkan tidak sama. Lebih besar sudut antara
dua poros lebih besar variasi kecepatannya pada poros yang digerakkan. Hal ini
dapat diatasi dengan memasang kopling universal ganda (kopling poros cardan).

Gambar Koplin Universal (Kopling Gardan)

2.1.4 Kopling Luwes/Fleksibel

Kopling luwes/fleksibel digunakan untuk meredam getaran torsi. Tidak


sesumbunya poros dalam dimensi yang kecil masih dapat diakomodir oleh
kopling fleksibel. Beban kejut yang terjadi akan diredam oleh adanya karet di
dalam kopling.
Gambar Kopling Fleksibel

2.1.5 Pemilihan Kopling Poros

Pabrik pembuat kopling poros selalu menyediakan tabel yang digunakan


untuk memilihnya. Data yang diperlukan oleh teknisi perancang atau teknisi
perawat adalah :
 Diameter poros
 Kecepatan
 Torsi maksimum
 Momen inersia massa
 Ukuran maksimum dalam kaitannya dengan dimensi setelah dirakit

Berdasarkan data-data ini dan dengan menggunakan tabel dapat ditentukan


tipe kopling yang mana. Kopling poros akan sangat andal bila dipasang
dengan tepat. Bila kesumbuannya / kebarisannya tidak baik, maka akan timbul
getaran yang mengakibatkan kerusakan yang fatal.
BAB III

METODOLOGI

Sebelum melakukan pembongkaran pada praktikum ini, persiapkan antara lain :


a. Pelajari petunjuk persiapan praktek
b. Persiapkan praktek yang akan dilakukan adlah pembongkaran
c. Curahkan perhatian pada urutan pembongkaran dan perakitan
d. Laporkan setiap adanya kerusakan pada instruktur
e. Periksalah keadaan semua peralatan yang diperlukan
f. Hanya menggunakan alat yang diperlukan
g. Simpanlah kembali peralatan pada tempat yang telah disediiakan.

3.1 Peralatan yang diperlukan :

1. Kunci pas dan kunci ring


2. Jangka sorong
3. Treker
4. Kunci jangkar
5. Kunci sok
6. Palu besi
7. Plau plastic
8. Penyiku
9. Feeler gauge
10. Bahan pemoles
11. Sim
3.2 Pembongkaran
Untuk pembongkaran dan perakitan kopling poros yang akan dibahas hanya
kopling flens saja. Kopling flens paling umum dipakai dan paling banyak digunakan.
Kopling flens ada yang fleksibel dan tidak.
Urutan pembongkaran adalah sebagai berikut :

 Baut dilepas dan motor digerakkan ke belakang


 Kopling dilepas dari poros denga treker
Gambar Pelepasa Kopling Flens

3.3 Pemeriksaan dan Perawatan


Pemeriksaan dan Perawatan dilakukan sebagai berikut :

 Bersihkan barang yang tela dilepas


 Periksa barang yang telah dilepas

3.4 Perakitan
Perakitan kopling

 Pasang salah satu paroh kopling pada poros pompa air.


 Pasang paroh kopling yang lain pada poros motor listrik
Pemasagan motor listrik
 Letakkan motor listrik pada kerangkanya dan atur ketinggiannya, gunakan
sim sehingga lubang baut pada masing-masing paroh kopling tepat
berhadapan satu dengan lainnya.
 Pasang baut-bautnya ke dalam flens dan kencangkan dengan tangan

Penyebarisan kopling flens


Penyebarisan kopling flens memerlukan pengerjaan yang sangat teliti, terutama
untuk menepatkan flensnya. Setiap kesalahan yang terjadi akan berakibat terjadinya
getaran pada sistem ini. Getaran akan menimbulkan keausan pada bantalan,
kebisingan, pengendoran baut-baut. Dalam proses penyebarisan, posisi poros harus
diperiksa terhadap adanya penyimpangan menyudut dan penyimpangan radikal.
Gambar Penyimpangan Menyudut

Gambar Penyimpanag Radial

Pemeriksaan penyimpangan radial dilakukan dengan menggunakan dial


indicator. Dial indikator dipasang pada bagian atas dari salah satu flensnya.
Sedangkan ujung sentuhnya diletakkan pada flens yang lain.

Gambar Penyebarisan Menggunakan Dial Indikator


Aturlah dial indicator pada posisi nol dan kemudian putar flens bersama dial
indicatornya sejauh 1800 (arah ke bawah). Nilai yang ditunjukkan oleh dial
indicator adalah dua kali penyimpangan terhadap bidang radial. Penyimpangan ini
dapat dibetulkan dengan menggunakan sim yang disisipkan di bawah blok
bantalan.

Putar flens bersama dial indicatornya sejauh 900 dan ulangi. Jika
penyimpangan arah radial terbaca pada arah horizontal, geser motor listrik pad
arah memanjangnya. Pemeriksaan poros terhadap adanya penyimpangan
menyudut, dilakukan dengan menggunakan feeler gauge.

Gambar Penyebarisan Dengan Menggunakan Feeler Gauge

Jarak antar flens harus sama pada setiap posisi, penyimpangan yang diijinkan
hanya 0,1 mm. Jika dijumpai penyimpangan menyudut pada poros pada arah
bidang horizontal, maka motor listrik harus digeser. Jika penyimpangan terjadi
pada arah bidang vertikal diperlukan pemasangan sim. Setelah penyimpangan-
penyimpangan dikoreksi kencangkan baut pengikat. Yakinkan baut cukup kencang
dan pasang murnya. Setelah itu periksa kembali penyimpangan poros baik yang
menyudut maupun yang radial.
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
4.1 Data Hasil Praktikum
1.2. Pembahasan
Pada pembongkaran dan perakitan transmisi sprocket banyak faktor yang harus
diperhatikan,

BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Setelah melakukan praktikum perawatan dan permesinan dasar 2 tentang , dapat
ditarik kesimpulan yaitu :

 Kopling merupakan bagian dari sistem pemindah tenaga dari sebuah kendaraan, yaitu
sistem yang berfungsi memutus dan menghubungkan tenaga dari sumber tenaga
(mesin) ke roda kendaraan (pemakaian/penggunaan tenaga).
 Sistem pengoperasian koplig merupakan mekanisme pengendalia fungsi kopling yng
dilakukan oleh pengemudi. Sistem pengoperasian kopling memungkinkan pengemudi
dengan mudah memutus dan menghubungkan kopling sesuai denga yang diinginkan.
 Kopling dibagi ke dalam dua jenis besar, yaitu :
I. Kopling tetap (kopling kaku, kopling karet ban, kopling fluida)
II. Kopling tidak tetap (kopling cakarr, kopling plat, kopling kerucut da kopling
friwil)
 Komponen utama sebuah unit kopling gesek, yaitu : roda penerus, roda kopling, plat
tekan, unit plan tekan, eumh kopling, plat kopling, pegas penekan, tuas penekan,
bantalan pembebas dan garpu pembebas.

5.2 Saran

Setelah melakukan praktikum perawatan dan permesinan dasar 2 tentang


pembongkaran dan perakitan transmisi rantai, dapat diberikan yaitu :

 Sebelum melakukan praktikum, praktikan sebaiknya membaca dan memahami topik


yang akan dipraktikkan sehingga saat praktikum berlangsung tidak mengalami
kebingungan dan praktikum dapat berjalan secara maksimal.
 Untuk peralatan dan bahan yang belum ada atau habis sedangkan bahan / alat tersebut
dibutuhkan saat praktikum, sebaiknya dilengkapi terlebih dahulu agar praktikum
dapat berjalan sebagaimana semestinya dan tujuan dari praktikum dapat tercapai.
 Lebih berhati – hati dalam menggunakan peralatan yang digunakan untuk mendukung
proses praktikum, agar umur dari peralatan tersebut bisa bertahan lebih lama.

Anda mungkin juga menyukai