Anda di halaman 1dari 18

BAB III

KARAKTERISTIK & OPERASI POMPA

Tujuan Pembelajaran Umum


Memahami karakteristik kinerja, kurva H-Q pompa dan sistem pemompaan, operasi
pompa sentrifugal, NPSH, kavitasi, dan benturan air.

Tujuan Pembelajaran Khusus


1. Memahami kurva karakteristik operasi (Kurva H - Q) pompa sentrifugal
2. Memahami kurva H-Q sistem pemompaan
3. Memahami prinsip persamaan/hukum afinitas (kesebangunan)
4. Memahami prinsip operasi dan karakteritik sistem pompa seri dan paralel
5. Memahami prinsip dan kriteria NPSH yang tersedia dan yang diperluan
6. Mehahami pengertian tentang kavitasi pompa
7. Mehahami pengertian tentang benturan air pada sistem pompa

3.1 Karakteristik kinerja pompa


Kinerja atau performansi pompa sentrifugal dapat ditunjukkan dalam kurva
karakteristik secara grafik sewperti diperlihatkan pada Gambar III.1. Kurva
karakteristik menunjukkan head total, H (Total Dynamic Head, TDH), daya (P),
efisiensi, dan Net Positive Suction Head (NPSH), semuanya di plot terhadap
kapasitas atau debit pompa (Q).

Gambar III.1 Kurva karakresitik pompa

Operasi sebuah pompa dapat mempengaruhi kinerjanya apabila kapasitasnya


melebihi harga pada titik efisiensi optimumnya. Jika pompa sentrifugal dengan
dioperasikan pada kapasitas di atas harga normalnya, maka daya poros akan naik
melebihi daya normalnya, menyebabkan efisiensinya menurun sehingga dapat
menyebabkan terjadinya panas. Untuk mengatasi hal ini harus dipilih motor
penggerak dengan daya yang cukup besar sesuai dengan pola operasi pompa
yang berlaku agar motor tidak mengalami pembebanan lebih. Jika cara mi tidak
mungkin dilakukan maka laju aliran dalam pipa harus dibatasi dengan
memasang katup pengatur atau cara lain.
NPSH yang diperlukan akan naik pada laju aliran yang melebihi harga
normalnya. Jadi perlu disediakan NPSH pada laju aliran maksimum yang lebih
besar dan pada NPSH yang diperlukan. Jika hal mi tidak mungkin, maka laju
aliran harus dibatasi dengan katup pengatur aliran agar tidak terjadi kavitasi.
Gambar III.2, III.3, dan III.4 adalah kurva tak berdimensi yang menggambarkan
bentuk umum kurva karakteristik pada beberapa jenis pompa. Head, daya, dan
efisensi yang ditunjukkan dalam persen dari harga disain atau pada kondisi best
efficiency point (BEP).
Gambar III.2 menunjukkan bahwa kurva head untuk sebuah pompa sentrifugal
radial relatif datar dan bahwa head berkurang secara gradual pada kapasitas
aliran yang meningkat. Kurva daya meningkat secara gradual terhadap kenaikan
kapasitas (sampai dengan kapasitas maksimum)
.

Gambar III.2 Karakteristik pompa sentrifugal aliran radial

Pompa sentrifugal aliran campur (mixed flow) dan pompa aksial/propeler


memiliki perbedaan karakteristik yang signifikan (Gambar III.3 dan III.4).
Kurva head untuk pompa aliran campur lebih curam dibanding pompa radial.
Shut-off/maximum head umumnya 150 % hinggá 200% dari harga head disain
(Gambar III.3). Daya relatif konstan terhadap debit. Untuk pompa aksial, head
dan daya meningkat tajam kearah shut-off (Gambar III.4).
Pompa dan Kompresor 32
Gambar III.3 Karakteristik pompa aliran campur

Gambar III.4 Karakteritik pompa aliran aksial

Perbedaan karakteristik diantara ketiga jenis pompa di atas tidaklah absolut, dan
ada banyak pompa dapat merupakan kombinasi ketiganya. Contoh Pompa Vane
Francis memiliki karakteristik antara pompa jenis radial dan jenis aliran campur.
Sebagian besar pompa turbin (pompa difusor) juga memiliki karakteristik antara
pompa jenis radial dan jenis aliran campur tergantung pada putaran spesifiknya.

Pompa dan Kompresor 33


Gambar III.5 menunjukkan kurva pompa dari sebuah manufaktur. Pompa akan
bekerja pada putaran tertentu dengan variasi diameter impeler dari minimum
hingga maksimum.

Gambar III.5 Kurva kinerja pompa

3.2 Kurva sistem pemompaan


Suatu pompa dengan suatu jenis impeler dan dengan suatu kecepatan, akan
menaikkan fluida pada ketinggian tertentu tanpa perlu menghiraukan berat fluida
sebagaimana terlihat pada Gambar III.6: Besaran head statis dalam sebuah
sistem pemompaan dimana pompa terletak di posisi lebih tinggi dari tangki
tempat penghisapan. (Static Suction Head).

Pompa dan Kompresor 34


Gambar III.6 Posisi pompa lebih tinggi permukaan isap

Head isap (suction head) terjadi saat sumber suplai di atas garis tengah pompa.
Jadi head isap statik adalah jarak vertikal dari garis tengah pompa hingga
ketinggian fluida yang dipompa. Gambar III.7 menunjukkan head statik di
sebuah sistem pemompaan dimana pompa terletak lebih rendah dari sisi
permukaan iisap (Static Suction Head).

Gambar III.7 Posisi pompa lebih rendah dari permukaan isap

Pompa dan Kompresor 35


Head keluaran static (Static Discharge Head), adalah jarak vertikal antar garis
datar pompa (centerline) dengan garis permukaan fluida cair pada sisi keluaran
(discharge).

Head Statik Total (Total Static Head), adalah jarak vertikal antara garis
permukaan fluida pada sisi isap (source) dan titik terluar pada sisi discharge atau
garis permukaan fluida pada sisi discharge.
Head Tahanan/Gesekan (Friction Head), adalah head yang diperlukan untuk
mengatasi hambatan aliran pada pipa dan fitting. Hal ini tergantung pada
ukuran, kondisi dan jenis pipa,jumlah dan tipe fitting, kecepatan aliran, dan sifat
dari fluida yang mengalir.
Total Dynamic Suction Head (hs) adalah besarnya Static suction lift ditambah
dengan head kecepatan pada flens sisi isap ditambah dengan total friction head
pada sisi isap. Total Dynamic Suction Lift ditentukan pada pengetesan pompa
yaitu nilai yang terbaca pada gauge sisi isap, dikonversikan ke feet kolom air
dengan dikoreksikan ke centerline pompa ditambah dengan head kecepatan pada
titik di tempat gauge terpasang.
Total Dynamic Discharge Head (hd), adalah besarnya Static discharge head
ditambah dengan head kecepatan pada flens sisi tekan ditambah dengan total
friction head pada sisi tekan. Total Dynamic Discharge head ditentukan pada
pengetesan pompa yaitu nilai yang terbaca pada gauge sisi tekan, dikonversikan
ke feet kolom air dengan dikoreksikan ke centerline pompa ditambah dengan
head kecepatan pada titik di tempat gauge terpasang.
Total Head (H) atau Total Dynamic Head (TDH), adalah besarnya total dynamic
discharge head dikurangi dengan total dynamic suction head
TDH = hd + hs (pada suction lift)
TDH = hd - hs (pada suction head)
Untuk putaran dan diameter impeler tertentu, pompa sentrifugal mempunyai
kurva performansi yang tertentu pula. Kurva sitem pipa akibat gesekan pipa
mempunyai bentuk parabola karena fungsi kuadrat debit/kapasitas.
Dalam operasinya, pompa harus dapat memenuhi operasi sistem pipa. Karena
itu, disamping kurva head-kapasitas pompa perlu diketahui pula kurva head-
kapasitas darn sistem.
Besarnya head sistem, yaitu head yang diperlukan untuk mengalirkan zat cair
melalui sistem pipa, adalah sama dengan head untuk mengatasi kerugian gesek
ditambah head statis sistem. Head statis ini adalah head potensial dan beda
tekanan statis pada kedua permukaan zat keluar. Jika kurva mi digambarkan
dalam diagram berbentuk seperti diperlihatkan dalam Gambar III.8.
Titik perpotongan antara kurva head-kapasitas dan pompa dan dan sistem
merupakan titik kerjo pompa dan sistem. Pada titik ini head yang diperlukan
oleh sistem sama dengan head yang dapat diberikan oleh pompa pada laju aliran
yang sama.
Kurva head-kapasitas (H-Q) dan sistem dapat berubah misalnya karena head
statis atau tahanan sistem pipa berubah. Jika hal demikian terjadi maka titik
kerja pompa-sistem juga akan berubah. Gambar III.9 memberikan eontoh di

Pompa dan Kompresor 36


mana kurva H-Q sistem berubah dan S1 menjadi S2 karena head statisnya naik
dan Hst1 menjadi Hst2. Di sini titik kerja berubah dan K, ke K2 dan laju aliran
berubah dan Q1 menjadi Q2. Gambar III.10 memberikan contoh perubahan
kurva sistem dan S1 menjadi S2 karena kenaikan tahanan sistem pipa. Kenaikan
tahanan semacam mi dapat terjadi misalnya karena katup pengatur aliran
diperkecil pembukaannya. Di sini titik kerja akan berubah dan K1 ke K2 dan
laju aliran mengecil dan Q1 menjadi Q2.

Gambar III.8 Kurva pompa dan sistem pipa

Gambar III.9 Variasi head statis

Pompa dan Kompresor 37


Gambar III.10 Variasi head tahanan/gesekan

Kurva Pompa - Sistem Pipa (tanpa head statis)


Gambar III.11 tidak ada head statik dan kurva mulai dari debit nol dan kurva
sistem hanya dipengaruhi kurva sistem dari rugi head gesekan. Kapasitas fluida
dapat diatur dengan katup throttling.

Gambar III.11 Kurva sistem pemopaan (tanpa head statik)

Pompa dan Kompresor 38


Kurva sistem dengan head statik positip (Gambar III.12).

Gambar III.12 Kurva sistem dengan head statik positip

Kurva sistem dengan head negatif atau gravitasi (Gambar III.13)

Gambar III.13 Kurva sistem dengan head negatip

Pompa dan Kompresor 39


Kurva sistem dengan head statik positip yang dominan (Gambar III.14)

Gambar III.14 Kurva sistem dengan head statik dominan

Kurva sistem dengan variasi putaran dan tekanan (Gambar III.15)

Gambar III.15 Kurva sistem dengan variasi putaran dan tekanan

Pompa dan Kompresor 40


Karakteritik instalasi (Gambar III.16)

Gambar III.16 Kurva dan karakteristik instalasi

3.3 Operasi pompa seri dan paralel


Operasi pompa seri
Tujuan melakukan instalasi pompa secara seri (Gambar III.16) adalah untuk
menambah head, sedangkan kapasisitas/debitnya tetap. Besar head dan kapasitas
dapat dinyatakan sebagai berikut:
H total = H1 + H2 dan Q total = Q1 = Q2

Gambar III.17 Pompa sejenis yang diserikan

Pompa dan Kompresor 41


Operasi pompa paralel
Tujuan melakukan instalasi pompa secara paralel (Gambar III.17) adalah untuk
menambah kapasitas, sedangkan head nya tetap. Besar head dan kapasitas dapat
dinyatakan sebagai berikut:
H total = H1 = H2 dan Q total = Q1 + Q2

Gambar III.18 Pompa sejenis diparalelkan

Gambar III.18 menunjukkan operasi pompa seri atau paralel dengan pompa
yang tak sejenis.

Gambar III.19Karakteristik operasi pompa seri-paralel tak sejenis

Pompa dan Kompresor 42


3.4 Persamaan afinitas/kesebangunan
Hukum afinitas/kesebangunan mengekpresikan hubungan persamaan diantara
beberapa variabel utama dalam performansi pompa. Hukum afinitas berlaku
untuk semua jenis pompa sentrifugal dan pompa aliran aksial.
Q = kapasitas (m3/h, GPM)
H = head total, (m, ft)
P = daya (kW) atau BHP = Brake Horsepower (HP)
N atau n = putaran pompa, rpm
D = diameter impeler (m, inchi)

Untuk kondisi dmana diameter impeler pompa adalah tetap/konstan dan putaran
berubah, maka persamaan afinitasnya dapat dituliskan:

Bila kondisi putaran tetap/konstan dan diameter impeler berubah, maka


persamaan afinitas dapat ditulis:

Sedangkan jika kondisi putaran dan diameter impeler berubah, maka persamaan
afinitas dapat dituliskan:

A. Q1/Q2= (N1/N2)(D1/D2)3

B. H1/H2 = (N1/N2)2(D1/D2)2

C. BHP1/BHP2 = (N1/N2)3(D1/D2)5

Pompa dan Kompresor 43


Contoh
Lihat Gambar III.20, putaran pompa N = 1750 rpm. Diamter impeler pompa =
13“ (asumsi). Bagaimana bila putaran pompa 2000 rpm?

Gambar III.20 Kurva performansi pompa

Dari diagram:
N = 1750 rpm, D = 13“
Q = 300 GPM
H = 160 ft
BHP = 20 Hp

Pompa dan Kompresor 44


Ini adalah kondisi efisiensi terbaik (BEP) pada putaran 2000 rpm. Dengan cara
yang sama maka dapat dibuat kurva baru seperti ditunjukkan pada Gambar
III.21..

Gambar III.21 Kurvapada putaran 1750 dan 2000 rpm

3.5 Net Positive Suction Head (NPSH)


Dalam disain system instalasi pompa dan pipa, suatu hal penting adalah
menyediakan kecukupan NPSHav (NPSH tersedia) agar pompa beroperasi
dengan baik. Ketidakcukupan NPSHAV menyebabkan keterbatasan serius dalam
pemilihan pompa
Ada 2 jenis NPSH, yaitu:
1) NPSH tersedia (NPSHAV), ditentukan dari kondisi instalasi.
2) NPSH diperlukan (NPSHRE) , ditentukan dari pabrik pembuat pompa

Pompa dan Kompresor 45


Persamaan untuk menetukan NPSH yang tersedia,

NPSHAV= Pa/ - Pv/ - Hs - HL [m]

Pa = tekanan atmosfer [Pa]


Pv = tekanan uap [Pa]
Hs= head statik [m]
+ pompa di atas permukaan air
- pompa di bwh permukaan air
HL = rugi head pipa

Persamaan untuk menetukan NPSH yang diperlukan,

NPSHRE = ((NQ)/S)1/3

N = putaran pompa [rpm]


Q = debit pompa[m3/menit,]
S = suction specific speed, tetapan pompa [S = 9000]
Data NPSHRE juga dapat diperoleh dari katalog pompa

Persyaratan agar pompa dapat menghisap fluida cair/air:


NPSHAV > NPSHRE
Agar lebih aman diberikan faktor keamanan atau rasio margin sebesar 1,3:
NPSHAV > 1,3 NPSHRE

3.6 Kavitasi
Kavitasi pompa: gejala menguap nya zat cair yang sedang mengalir karena
tekanan berkurang hingga di bawah tekanan uap jenuhnya.
Air pada tekanan 1 atm akan mendidih pada suhu 100oC, namun jika tekanan
lebih rendah, maka air akan menguap pada suhu yang lebih rendah. Jika tekanan
hisap rendah, air pd suhu kamar dapat mengaup.
Kavitasi dapat menyebabkan pompa tidak bekerja. Salah satu fenomena yang
harus dihindari dalam pengoperasian pompa adalah kavitasi. Jika fluida berada
dalam fasa cair, dari segi energi tidak menjadi soal apakah tekanan pompa
berada jauh di atas maupun di bawah tekanan atmosfer. Namun, jika tekanan

Pompa dan Kompresor 46


isap hanya sedikit lebih tinggi dari tekanan uap, sebagian zat cair mungkin
berubah menjadi uap (flash) di dalam pompa.

Fenomena ini terjadi apabila terdapat fraksi uap yang masuk ke dalam pompa,
membentuk gelembung yang terbawa ke daerah bertekanan lebih tinggi, lalu
tiba-tiba pecah. Kavitasi menyebabkan pelepasan logam, getaran, kebisingan,
melemahnya aliran, dan berkurangnya efisiensi. Untuk menghindari fenomena
ini, maka Required Net Positive Suction Head (NPSH)Re harus dipenuhi.
(NPSH)Re sama dengan total head cairan pada garis pusat pompa dikurangi
tekanan uap p. Nilai NPSH yang diperlukan adalah 5 sampai 10 feet untuk
pompa sentrifugal kecil, tetapi meningkat dengan kapasitas pompa, kecepatan
impeller, dan tekanan discharge.

Pengaruh kavitasi:
- Berkurangnya kapasitas pompa
- Berkurangnya head (pressure)
- Terbentuknya gelembung-gelembung udara pada area bertekanan rendah di
dalam selubung pompa (volute)
- Suara bising saat pompa berjalan.
- Kerusakan pada impeller atau selubung pompa (volute).

3.7 Benturan air (water hammer)


Benturan air (water hammer) adalah terjadinya perubahan kecepatan secara tiba-
tiba (misalnya pada saat penutupan katup) pada sistem aliran fluida pipa dan
pompa sehinga menyebabkan kenaikan tekanan yang besar pula pada sistem.
Gejala mi terjadi bila suatu aliran zat cair di dalam pipa dengan tiba-tiba
dihentikan misalnya dengan menutup katup secara sangat cepat. Di sini seolah-
olah zat cair mem bentur katup sehingga timbul tekanan yang melonjak dan
diikuti fluktuasi tekanan di sepanjang pipa untuk beberapa saat.
Pada pipa yang dihubungkan dengan pompa gejala benturan air ini juga dapat
terjadi. Misalnya, bila sebuah pompa yang sedang bekerja tiba-tiba mati (karena
dimatikan atau karena listrik padam), maka aliran air akan terhalang impeler
sehingga mengalami perlambatan yang mendadak. Di sini terjadi lonjakan
tekanan pada pompa dan pipa, seperti peristiwa penutupan katup secara tiba-
tiba. Lonjakan tekanan juga dapat terjadi jika pompa dijalankan dengan tiba-tiba
atau katup dibuka secara cepat.
Besarnya lonjakan atau jatuhnya tekanan karena benturan air, tergantung pada
laju perubahan kecepatan aliran. Dalam hal katup, tergantung pada kecepatan
penutupan atau pembukaan katup, dan dalam hal pompa, tergantung pada cara
menjalankan dan menghentikan pompa. Selain itu, panjang pipa, kecepatan
aliran, dan karakteristik pompa, merupakan faktor-faktor yang sangat
menentukan besarnya lonjakan atau jatuhnya tekanan karena benturan air.

Pompa dan Kompresor 47


3.8 Soal-soal
1. Gambarkan karakteristik head, daya, efisiensi dan NPSH yang diperlukan
dalam kurva H-Q.
2. Apa yang dimaksud dengan best efficiency point (BEP) pada pompa?
3. Jelskan perbedaan karakteristik antara pompa sentrifugal radial, pompa
aliran campur dan pompa aksial
4. Gambarkan dan jelaskan karakteristik sistem pemompaan (pompa dan sistem
pipa) dalam kurva H-Q. Apa yang dimaksud dengan titik operasi atau kerja
pompa?
5. Apa tujuan dilakukan operasi pompa secara seri dan paralel? Gambarkan
karakteristik pompa seri dan paralel dalam kurva H-Q
6. Sebuah pompa sentrifugal beroperasi pada head 40 m, debit 0,5 m3/s dan
putaran 2900 rpm. Bila putarannya dinaikkan (20 + 5 A) %, berdasarkan
persamaan afinitas/kesebangunan, tentukan besarnya head dan debit yang
baru tersebut.
7. Air pada tekanan 1 bar dan suhu 20o C harus dipompakan dengan debit (45
+5 A) m3/jam. Putaran pompa 2900 rpm. Sisi isap pompa terletak 6,0 m di
atas permukaan air dan rugi head pipa isap sebesar 0,75 m. Tekanan uap air
pada 20oC adalah 2385 Pa. Harga tetapan pompa (S) = 1200. Tentukan :
a. NPSH yang tersedia
b. NPSH yang diperlukan
c. Apa yang dapat anda simpulkan?

8. Hasil pengujian pompa sentrifugal untuk fluida air (γ = 9810 N/m3) diperoleh
data sbb:

Head, H [m] 38 36 33 30 26 21 15 10

Efisiensi, η [%] 30 40 60 70 80 65 50 40

Debit, Q [l/mnt] 20 40 60 70 120 160 180 200

a. Plot diagram head dan efisiensi terhadap debit.


b. Tentukan head, debit, dan hitung daya pompa pada efisiensi tertingginya.

9. Apa yang dimaksud dengan kavitasi pompa, dan bagaimana pengaruhnya


terhadap kinerja pompa?

10. Apa yang dimaksud dengan benturan air (water hammer), dan bagaimana
pengaruhnya terhadap kondisi pompa?

Pompa dan Kompresor 48

Anda mungkin juga menyukai