Anda di halaman 1dari 19

BAB I

DASAR-DASAR POMPA

Tujuan Pembelajaran Umum


Memahami dasar-dasar pompa yang meliputi pengertian fungsi dan prinsip kerja,
klasifikasi, sifat zat cair, sistem aliran fluida dengan pompa, spesifikasi dan
pemilihan pompa.

Tujuan Pembelajaran Khusus


1. Dapat menjelaskan pengertian, fungsi dan prinsip kerja pompa
2. Dapat menjelaskan klasifikasi dan jenis pompa
3. Dapat memahami sifat-sifat fluida cair
4. Dapat memahami aliran fluida pada sistem pipa dan pompa
5. Dapat memahami pengertian head, debit, dan daya pompa
6. Dapat memahami pengertian putaran spesifik
7. Dapat menjelaskan spesifikasi dan data untuk pemilihan pompa

1.1 Pengertian dan fungsi pompa


Pompa merupakan peralatan utama maupun sebagai pendukung utama yang
sangat penting dalam dunia industri. Pemakaian pompa yang pada awalnya
hanya terbatas pada penyediaan air untuk keperluan sehari-hari, tetapi seiring
dengan berkembangnya teknologi di industri saat ini, pompa banyak digunakan
untuk kebutuhan di berbagai sektor industri terutama di industri proses, industri
kimia, industri tekstil, industri minyak, industri pembangkitan tenaga listrik,
irigasi, perusahaan air bersih, untuk pelayanan gedung dan lain-lain.
Pompa berfungsi mengkonversikan energi mekanis poros dari penggerak mula
menjadi energi potensial atau tekanan fluida (zat) cair. Pompa digunakan untuk
mengangkat zat cair dari tempat yang lebih rendah ke tempat yang lebih tinggi
atau mengalirkan cairan ke tempat yang menghasilkan tekanan atau ketinggian
tertentu, dimana tidak dimungkinkannya cairan tersebut mengalir secara alami.
Pompa juga dapat digunakan untuk mensirkulasikan cairan, misalnya air
pendingin atau pelumas yang melewati mesin-mesin dan peralatan.
Penggunaan pompa yang demikian luas dengan berbagai macam jenis dan
bentuknya, memerlukan pengetahuan yang cukup tentang berbagai penerapan
dan pemilihan jenis atau tipe pompa yang tepat sesuai dengan kebutuhan,
kondisi dan lingkungan operasi yang dilayaninya. Pengetahuan yang diperlukan
tersebut mulai dari tujuan penggunaannya, jenis dan sifat zat cair yang
dipompakan, keadaan lingkungan, karakteristik head dan kapasitasnya,
pemilihan penggeraknya, bahkan sampai pada konstruksi, pemasangan/instalasi
dan perawatannya.
1.2 Klasifikasi Pompa
Pompa bekerja karena adanya perbedaan tekanan antara sisi masuk dan sisi
keluar oleh elemen bergerak pada pompa seperti piston, plunyer, lobe, impeler
dan lain-lain. Berdasarkan kepada mekanisme konversi energinya, pompa secara
umum diklasifikasikan menjadi dua kelompok seperti ditunjukkan pada Gambar
I.1, yaitu:
1. Pompa tekanan statik atau pompa perpindahan positip (positive displacement
pump)
2. Pompa tekanan dinamik atau pompa dinamik (dynamic pump)
Pada prinsipnya, cairan apapun dapat ditangani oleh berbagai jenis pompa.
Pompa sentrifugal biasanya yang paling ekonomis diikuti oleh pompa rotari dan
bolak-balik/resiprok. Meskipun pompa perpindahan positif biasanya lebih
efisien daripada pompa sentrifugal, namun keuntungan efisiensi yang lebih
tinggi tersebut cenderung diimbangi dengan meningkatnya biaya perawatan.

Gambar I.1 Klasifikasi pompa

1.2.1 Pompa perpindahan positip


Pompa perpindahan positip (positive displacement pump) sering disebut juga
dengan pompa tekanan statik adalah pompa yang mengalirkan zat cair dengan
kapasitas atau debit tetap terhadap perubahan/variasi tekanan atau head, dan
fluida berpindah karena menerima dorongan/desakan. Pompa perpindahan
positip umumnya terdiri dari rumah pompa yang diam dan mempunyai elemen
yang bergerak seperti roda gigi, baling-baling, piston, plunyer, membran,
ulir/sekrup dan lain-lain. Contoh jenis pompa perpindahan positip diperlihatkan
pada Gambar I.2.

Pompa dan Kompresor 3


Pompa perpindahan positif dikenal dengan caranya beroperasi dimana cairan
diambil dari salah satu ujung dan pada ujung lainnya dialirkan secara positif
untuk setiap putarannya. Pompa perpindahan positif digunakan secara luas untuk
pemompaan fluida selain air, biasanya fluida kental. Pompa perpindahan positif
selanjutnya dapat digolongkan berdasarkan cara perpindahannya, yaitu pompa
bolak-balik atau resiprok (reciprocating) dan pompa rotari.

Pompa bolak-balik atau resiprok (reciprocating pump)


Pompa bolak-balik atau resiprok adalah pompa yang mengubah energi mekanis
poros dari penggerak pompa menjadi energi aliran dari zat cair yang
dipindahkan dengan menggunakan elemen yang bergerak bolak-balik dalam
silinder. Pompa bolak-balik umumnya digunakan untuk pemompaan cairan
kental dan sumur minyak. Termasuk jenis ini adalah pompa torak/piston, pompa
plunyer dan pompa diafragma/membran (Gambar I.2.a, b dan c).

Gambar I.2 Pompa perpindahan positip

Kelebihan pompa bolak-balik :


- Tekanan yang dihasilkan tinggi, karena hanya dibatasi oleh tenaga dari unit
pompa dan bagian dari unit pompa.
- Tekanan yang dihasilkan tidak tergantung kapasitasnya.
- Pompa dapat bekerja dengan pengisapan kering
- Menghasilkan tekanan tertentu pada setiap putaran atau langkah permenit

Kelemahan pompa bolak-balik:


- Gaya inersia yang timbul karena gerak bolak–balik dari piston mengakibatkan
gerakan yang tidak mantap dari cairan di dalam pipa isap dan pipa tekan.

Pompa dan Kompresor 4


- Kerja pompa membutuhkan katup–katup, sehingga dari segi ekonomi kurang
baik.
- Membutuhkan dimensi yang besar untuk mendapatkan kapasitas yang tinggi.
- Bekerja tidak maksimal apabila digunakan untuk cairan yang bercampur zat
padat
Sedangkan pompa diafragma atau membran (Gambar I.2.c) adalah pompa yang
komponen utamanya berupa membran yang fleksibel sebagai elemen pemindah
positif. Pompa ini umumnya untuk kapasitas kecil, dipakai untuk aliran jernih
atau yang mengandung padatan misalnya bubur kertas kental, air selokan bahkan
campuran air dan pasir. Pompa jenis ini kemungkinan tersumbatnya kecil dan
tahan terhadap korosi oleh bahan-bahan kimia yang dipompanya, dikarenakan
bagian yang berhubungan langsung dengan fluida adalah diafragma.
Kelebihan pompa diafragma:
- Pemeliharaan mudah dan murah
- Dapat memompakan zat cair yang mengandung lumpur
- Apabila bekerja tanpa beban tidak terlalu merusak pompa
- Tidak memerlukan perapat mekanis (mechanical seal).

Kekurangan pompa diafragma antara lain :


- Aliran yang dihasilkan berdenyut
- Besar kapasitas sangat bergantung pada ukuran besar kecilnya pompa
- Kapasitas rendah (bila dibandingkan dengan pompa sentrifugal)
- Efesiansi rendah pada kapasitas tinggi.

Pompa rotari
Pompa rotari merupakan pompa dimana energi dari mesin penggerak
ditransmisikan dengan menggunakan elemen yang berputar di dalam rumah
pompa (casing). Pompa-pompa tersebut digunakan untuk layanan khusus
dengan kondisi khusus yang ada di lokasi industri. Pada seluruh pompa jenis
perpindahan positif termasuk pompa rotari, jika pipa pengantarnya tersumbat,
tekanan akan naik ke nilai yang sangat tinggi dimana hal ini dapat merusak
pompa.
Termasuk dalam jenis pompa rotari adalah:
a. Pompa roda gigi (gear pump), Gambar I.2.d
Pompa roda gigi adalah pompa yang rotornya berupa roda gigi
b. Pompa ulir/sekrup (screw pump), Gambar I.2.e.
Pompa ulir merupakan pompa yang rotornya berupa ulir/skrup
c. Pompa vane (vane pump), Gambar I.2.f.
Pompa vane adalah pompa yang impelling elementnya berupa baling-baling
(vane) yang dapat bergerak bebas pada slot dalam rotornya. Pemasangan
rotor dibuat eksentrik terhadap permukaan dalam casing.
d. Pompa lobe (lobe pump), Gambar I.2 g.
Pompa ini mirip dengan pompa roda gigi dalam hal aksinya dan mempunyai
duarotor atau lebih dengan dua, tiga atau empat cuping atau lebih pada
masing-masing rotor.

Pompa dan Kompresor 5


Karakteristik pompa rotari:
- Ukuran keseluruhan lebih kecil sehingga lebih ringan
- Aliran zat cair yang dihasilkan uniform
- Dapat bekerja dengan putaran tinggi sehingga dapat dihubungkan dengan
tenaga penggeraknya
- Tekanan yang dihasilkan dapat cukup tingi
- Dapat bekerja pada pengisapan kering
- Dapat dipasang/bekerja dengan berbagai posisi.

1.2.2 Pompa tekanan dinamik


Pompa tekanan dinamik adalah pompa yang mengalirkan zat cair dengan
kapasitas atau debit bervariasi bergantung pada tekanan atau head, dan fluida
berpindah karena kecepatan/perubahan aliran. Pompa jenis ini menambahkan
energi fluida dengan menaikkan kecepatannya, yang selanjutnya mengubahnya
menjadi energi tekan dengan melewatkannya pada sebuah saluran yang meluas.
Pompa ini terbagi menjadi beberapa jenis, yaitu jenis yang berputar
(sentrifugal): pompa radial, pompa aksial, pompa aliran campur (mixed flow),
dan jenis yang tak berputar seperti pompa jet dan pompa hidram. Contoh pompa
tekanan dinamis seperti ditunjukkan pada Gambar I.3.

Pompa sentrifugal
Pompa sentrifugal dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
a. Klasifikasi menurut arah aliran:
1) Pompa aliran radial (sentrifugal), Gambar I. 3 a, b.
Pompa aliran radial merupakan pompa yang arah aliran fluida zat cair saat
keluar dari impeler tegak lurus dengan poros pompa.
2) Pompa aliran aksial, Gambar I.3.c.
Pompa aliran aksial merupakan pompa yang arah aliran fluida saat keluar
dari impeler bergerak sepanjang permukaan silinder searah poros pompa.
3) Pompa aliran campur, Gambar I.3.d.
Pompa aliran campur merupakan yang mana fluida saat keluar dari impeler
bergerak sepanjang permukaan kerucut sehingga komponen kecepatannya
berarah radial dan aksial

Pompa dan Kompresor 6


Gambar I.3 Pompa tekanan dinamik

Pompa dan Kompresor 7


b. Klasifikasi menurut impeler:
1) Impeler tertutup, Gambar I.4.a
Impeler tertutup merupakan impeler yang sudu-sudunya ditutup oleh dua
buah dinding baik dibelakang maupun di depan sudu, pompa jenis ini cocok
untuk fluida dengan sedikit sekali kotoran.
2) Impeler setengah terbuka, Gambar I.4.b.
Impeler jenis ini terbuka dibagian muka namun tertutup dibagian
belakangnya. Pompa jenis ini digunakan untuk cairan yang mengandung
sidikit kotoran.
3) Impeler terbuka, Gambar I.4.c.
Impeler ini terbuka di bagian depan maupun bagian belakangnya. Pompa ini
digunakan untuk pemompaan fluida yang mengandung kotoran cukup tinggi.

Gambar I.4 Bentuk impeler pompa

c. Klasifikasi menurut bentuk rumah:


1) Pompa volut, Gambar I.3.a.
Pompa volut merupakan pompa yang bentuk rumah (casing)nya seperti
rumah keong dengan tujuan untuk mengubah energi kinetic menjadi energi
tekan fluida
2) Pompa diffuser, Gambar I.3.b.
Pompa difuser adalah pompa yang menggunakan difuser sebagai pengganti
rumah keong.
3) Pompa aliran campur jenis volut, Gambar I.3.c.
Pompa ini merupakan pompa yang menggunakan impeler jenis campur serta
sebuah rumah volut.

Pompa dan Kompresor 8


d. Klasifikasi menurut jumlah tingkat:
1) Pompa satu tingkat, Gambar I.5.a.
Pompa satu tingkat hanya mempunyai satu impeler sehingga head total yang
dihasilkannya relatif rendah.
2) Pompa bertingkat banyak, Gambar I.5.b.
Pompa bertingkat banyak memiliki beberapa impeler yang disusun secara
berderet pada satu poros, sehingga zat cair yang keluar dari impeler yang
pertama dimasukkan ke impeler yang kedua hingga impeler tingkat terakhir,
dengan demikian head total yang dihasilkannya pun relatif tinggi yang
merupakan penjumlahan head dari masing-masing impeler.

Gambar I.5 Pompa sentrifugal

e. Klasifikasi menurut posisi/letak poros:


1) Poros mendatar/horisontal (Gambar I.6)
2) Poros tegak/vertikal (Gambar I.7)

Gambar I.6 Pompa datar/horisontal

Pompa dan Kompresor 9


Gambar I.7 Pompa tegak/vertikal

f. Klasifikasi menurut sisi masuk impeler:


1) Pompa isapan tunggal, Gambar I.5.a.
Pompa isapan tunggal merupakan pompa yang hanya menggunakan satu sisi
sebagai, akibat dari hal ini adalah timbulnya gaya aksial ke arah sisi hisap
pompa karena fluida masuk pada satu sisi impeler saja, sedangkan tekanan
yang bekerja pada masing-masing tidak sama. Gaya ini dapat ditahan oleh
bantalan aksial pada pompa ukuran kecil, untuk pompa ukuran besar dipakai
cara tertentu untuk mengatasi masalah gaya ini.
2) Pompa isapan ganda, Gambar I.8.
Pompa isapan ganda menggunakan dua sisi sebagai tempat isapan, pada
pompa jenis ini gaya aksial yang timbul dapat dinetralkan karena pompa
memasukkan zat cair dari dua sisi impeler sehingga gaya aksial yang timbul
saling meniadakan. Pompa isapan ganda juga bertujuan untuk meningkatkan
kapasitas/debit aliran.

.
Gambar I.8 Pompa volut jenis isapan ganda

Pompa dan Kompresor 10


e. Klasifikasi Menurut Belahan Rumah
1) Pompa jenis belahan mendatar, Gambar I.9.
Pompa jenis ini mempunyai rumah yang dapat dibelah menjadi bagian
bawah dan bagian atas oleh bidang mendatar yang melalui sumbu poros. Jadi
bagian yang berputar dapat diangkat setelah rumah belahan atas dibuka.
Karena nosel isap dan nosel keluar keduanya terpasang pada rumah belahan
bawah, maka pada waktu pompa dibuka, pipa isap dan pipa keluar tidak
perlu dilepaskan. Dengan demikian pembongkaran dapat dilakukan Iebih
mudah. Pompa jenis rumah terbelah sering dipakai pada pompa berukuran
menengah dan besar dengan poros mendatar.

Gambar I.9 Pompa jenis belah mendatar

2) Pompa jenis belahan radial, Gambar I.10.


Rumah pompa jenis mi terbagi oleh sebuah bidang yang tegak lurus poros,
seperti diperlihatkan dalam. Pompa mi mempunyai konstruksi yang relatip
sederhana serta menguntungkan sebagai bejana bertekanan karena bidang
belahan tidak mudah bocor. Sebab itu konstruksi seperti mi sering dipakai
untuk pompa-pompa kecil dengan poros mendatar. Jenis mi juga sesuai
untuk pompa berporos tegak di mana bagianbagian yang berputar dapat
dibongkar ke atas sepanjang poros.
3) Pompa jenis berderet, Gambar I.11
Jenis mi terdapat pada pompa bertingkat banyak yang di mana rumah pompa
terbagi oleh bidang-bidang tegak lurus poros sesuai dengan jumlah tingkat
yang ada. Pompa jenis ini pada dasarnya mirip jenis belahan radial yang
tidak mudah bocor oleh tekanan dan dalam. Selain itu, masing-masing
tingkat biasanya dibuat dengan bentuk dan ukuran yang sama sehingga dapat
disusun dalam jumlah yang sesuai untuk mendapatkan head total pompa
yang dikehendaki.

Pompa dan Kompresor 11


Gambar I.10 Pompa jenis belah radial

Gambar I.11 Pompa jenis berderet

1.3 Sifat fluida zat cair


Sifat-sifat fluida zat cair yang perlu diperhatikan pada sistem aliran :
a. Viskositas fluida
Fluida atau zat cair yang bergerak akan mengalami tahanan atau geseran (friksi)
pedalaman, akibat variasi kecepatan dalam fluida atau adanya kecepatan relatif
diantara lapisan fluida yang berdekatan. Sifat friksi pedalaman fluida disebut
viskositas ( ).
Viskositas dipengaruhi oleh suhu (temperatur).Viskositas akan menurun dengan
kenaikan suhu, dan sebaliknya akan naik dengan turunnya suhu. Koefisien
viskositas , sering juga disebut dengan viskositas dinamik untuk
membedakannya dengan viskositas kinematik , yang didefinisikan sebagai: 
=  /  , dimana  adalah massa jenis. Semakin besar viskositas, friksi dalam
aliran pipa dan jumlah daya yang diperlukan oleh pompa akan meningkat,
sedangkan head, debit/kapasitas, dan efisiensi pompa akan berkurang.
Viskositas biasanya ditentukan dengan suatu alat yang disebut viskometer.
Beberapa jenis viskometer antara lain viskometer Redwood, viskometer Stoke,
dan viskometer tabung U.

Pompa dan Kompresor 12


b. Tekanan
Tekanan secara umum dapat didefinisikan sebagai gaya persatuan luas. Tekanan
bekerja pada permukaan fluida dalam arah normalnya. Fluida tidak mempunyai
tegangan normal tarik, hanya kompresi dan disebut sebagai tekanan. Pada suatu
titik dalam fluida yang diam, tekanan dalam semua arah adalah sama.

Ada beberapa istilah yang berhubungan dengan tekanan seperti tekanan


atmosfer, tekanan terukur (gauge), tekanan vakum, tekanan absolut, dan tekanan
absolut nol (tekanan hampa). Hubungan antara tekanan tersebut dapat
ditunjukkan dengan diagram pada Gambar I.12.

Gambar I.12 Diagram tekanan

Tekanan absolut (P abs) = P atm + Pg


= P atm – Pv
Misalkan P atm = 1 bar dan tekanan terukur positipnya adalah 350 kPa, maka
P abs = 100 kPa + 350 kPa = 450 kPa.
Jika P atm = 1 bar dan tekanan vakumnya = 5,5 psig, maka P abs = 9 psia.

c. Massa jenis, berat jenis, volume jenis, gravitasi jenis


M  kg lb (m) 
Masa jenis (  )   .  M = massa, V = volume
V  m 3 ft 3 

N kg N
Berat jenis   SI :  g  3  Air:  1000 3 , dan  9810 3
m  m m
lbm lbf
Sistem British Air ,   62,4 , dan  62,4
ft 3 ft 3

Pompa dan Kompresor 13


1  ft 3 
Volume jenis (v)  m3 / kg,
  lbm 

Gravitasi jenis (specific gravity, disingkat sp gr atau s.g )


 zat
Sp.gr 
p H 2O
Contoh : minyak mempunyai harga Sp.gr = 0,9, maka :

Massa jenis minyak ( ) = (0,9)(1000) [kg/m3] = 900 [kg/m3]


Volume jenis minyak (v) = 1/=(1/900) [m3/kg] = 0,001 [m3/kg]
Berat jenis minyak ( ) =  g=(900)(9,81) [N/m3] = 8829 [N/m3]

1.4 Head dan kapasitas fluida


Head atau tinggi tekan dan kapasitas atau debit aliran merupakan besaran utama
dalam pompa. Persyaratan utama sebuah pompa adalah bahwa pompa dapat
mengalirkan jumlah cairan yang sesuai ke tinggi tekan yang ada pada sistem
pompa.
Head
Tekanan suatu fluida cair P dapat diasumsikan sebagai tekanan pada suatu
kolom vertikal berisi fluida dimana karena pengaruh beratnya memberikan
tekanan yang sebanding dengan tekanan di semua titik. Tinggi kolom ini disebut
head statis, H dan dinyatakan dalam satuan meter (m) atau feet (ft). Head statis
pada suatu tekanan tertentu bergantung pada berat fluida menurut rumus berikut
:
P
H =
γ

P
atau H=
ρg
dimana ρ massa jenis, γ berat jenis dan g gravitasi.
Sebuah pompa sentrifugal menciptakan kecepatan fluida. Energi kecepatan ini
kemudian ditransformasikan ke energi tekanan saat fluida lepas dari pompa.
Oleh karenanya, head yang tercipta bisa dikatakan sebanding dengan energi
kecepatan impeler. Hubungan ini dinyatakan pada persamaan berikut:

Pompa dan Kompresor 14


dimana;
H = head total
v = Kecepatan impeler

Head sebuah pompa dapat diperkirakan dengan menghitung kecepatan impeler


dan memasukkannya pada rumus di atas. Itulah sebabnya mengapa dalam
pompa selalu mendasarkan pada pemahaman head fluida dan bukan pada
tekanan.

Kapasitas
Kapasitas atau debit (Q) dalam satuan SI dinyatakan dalam m3/s dan dalam
satuan British adalah gallon per menit (gpm) atau cubic feet per menit (cfm).
Karena cairan tidak dapat dimampatkan, ada hubungan langsung antara debit
pompa dan kecepatan aliran. Hubungan tersebut terlihat sebagai berikut:

Q = A. V
Q = (π/4. D2). V

dimana :
Q = kapasitas/debit aliran
A = luas penampang pipa
V = kecepatan aliran
D = diameter pipa

1.5 Sistem aliran fluida


Dalam sistem aliran fluida pada sistem pompa dan pipa ada beberapa persamaan
yang umum digunakan:
1) Persamaan kontinuitas sepanjang aliran titik 1 dan 2:

Q = V . A = V1.A1 = V2.A2 = tetap

di mana Q = kapasitas/debit aliran, V = kecepatan aliran fluida dan A = luas


penampang pipa

2) Persamaan energi aliran (Persamaan Birnoulli) antara dua titik permukaan


fluida,

P1/ + Z1 + V12/2g + Hp = P2/ + Z2 + V22/2g + HL

dimana : P = tekanan, Z = ketinggian,  = ρg = berat jenis, g = gravitasi,


Hp = head pompa dan HL = rugi head pipa.

Pompa dan Kompresor 15


Rugi head pipa:

HL = Hf + Hm
Hf = rugi gesek pipa (rugi mayor)
Hm = rugi komponen perpipaan (rugi minor) seperti belokan, katup, dll.

Persamaan Darcy:

HL = (f.L/d +  K) V2/2g
Hf = (f.L/d) V2/2g

dimana f = koefisien gesek pipa, L = panjang pipa, D = diameter pipa’

Untuk aliran laminar, Re < 2300,


f = 64/Re

Untuk aliran turbulen, Re > 2300, Formula Darcy :


f = 0,020 + 0,0005/D. D = diameter pipa (m)

Kerugian minor:

Hm = K. V2/2g , K= fitting factor.

3) Persamaan Head Pompa (Hp)

Hp = (P2- P1)/ + (Z2- Z1) + (V22 - V12)/2g + HL

Jika P1= P2 dan V1 = V2, maka:

Hp = (Z2- Z1) + HL = Hs + HL, Hs = head statik

4) Perhitungan daya pompa (Np)


Dalam satuan SI:

Np = ρg QHp/p

dimana Np[W], Q[m3/s], Hp[m], p = efisiensi pompa

atau Np = 9,81QHp/p , dan Np dalam satuan kW

Dalam satuan Metrik (Teknik):

Np = 0,163QHp/p , dimana Np [kW], Q[m3/menit], Hp[m]

Pompa dan Kompresor 16


1.6 Putaran spesifik pompa
Putaran spesifik (ns) adalah besaran yang dapat digunakan untuk pemilihan jenis
pompa, dan harganya dapat ditentukan sesuai persamaan:

dimana n = putaran pompa (rpm), Q = kapasitas/debit aliran (m3/menit), H =


head total (m), dan n, Q, dan H adalah harga-harga pada titik efisiensi
maksimum pompa.
Dari persamaan tersebut dapat disimpulkan bahwa pompa dengan head total
yang tinggi dan kapasitas aliran yang kecil cenderung mempunyai harga ns
yang kecil. Sebaliknya dengan head total yang rendah dan kapasitas aliran yang
besar, harga ns pompa akan menjadi besar. Selanjutnya, apabila kapasitas aliran
dan head total tetap sama, harga ns akan berubah jika putaran n berubah. Dalam
hal ini ns akan bertambah besar jika putaran n menjadi lebih tinggi.
Gambar I.13 memperlihatkan harga ns dalam hubungannya dengan bentuk
impeler yang bersangkutan. Di sini juga diperlihatkan jenis pompa yang sesuai
dengan harga ns yang ada. Jika harga ns kecil, impeler akan berjenis sentrifugal
(atau radial). Lebar saluran di dalam impeler akan bertambah besar jika harga ns
bertambah besar. Bila ns bertambah lebih lanjut, maka akan dicapai bentuk
aliran campur. Di sini aliran melalui impeler akan mempunyai arah diagonal
(menyudut) terhadap sumbu poros. Jika ns diperbesar lagi maka aliran akan
berarah aksial atau sejajar dengan sumbu poros.

Gambar I.13 ns dan bentuk impeler

Pompa dan Kompresor 17


Dalam menghitung ns, untuk pompa sentrifugal jenis isapan ganda (double
suction) harus dipakai harga Q/2 sebagai ganti Q dalam persamaan, karena
kapasitas aliran yang melalui sebelah impeler adalah setengah dan kapasitas
aliran keseluruhan. Adapun untuk pompa bertingkat banyak, head H yang
dipakai dalam perhitungan ns adalah head per tingkat dan pompa tersebut.

1.7 Spesifikasi dan pemilihan pompa


Dalam memilih suatu pompa untuk suatu kebutuhan, terlebih dahulu harus
diketahui head dan kapasitas/debit aliran yang diperlukan. Selain itu, agar
pompa dapat bekerja dengan baik, perlu ditaksir berapa tekanan minimum yang
teresedia pada sisi masuk/isap pompa yang terpasang pada instalasinya. Atas
dasar tekanan isap ini maka putaran pompa dapat ditentukan. Contoh data yang
umumnya diperlukan untuk memilih pompa disajikan pada Tabel I.1.
Dalam merencanakan instalasi suatu pompa, persyaratan khusus sering
dijumpai. Jenis-jenis pompa yang harus dipertimbangkan terlebih dahulu untuk
berbagai kondisi instalasi antara lain sebagai berikut:
(1) Ruangan terbatas : pompa tegak
(2) Sumur dalam : pompa tegak jenis sumur dalam (submersible)
(3) Fluktuasi permukaan air isap : pompa tegak
(4) Ruang dapat terendam : pompa tegak
(5) Air limbah/lumpur : pompa volut(sentrifugal, diffuser)
(6) Mencegah pengotoran : pompa volut(sentrifugal, diffuser) mendatar atau
pompa tegak dengan pelumas air.

Pompa dan Kompresor 18


Tabel I-1 Spesifikasi pompa

1.8 Soal-soal
1. Jelaskan pengertian dan fungsi pompa
2. Klasifikasikan semua jenis pompa
3. Apa yang dimaksud dengan pompa tekanan statik atau pompa perpindahan
positip?
4. Apa yang dimaksud dengan pompa tekanan dinamik atau pompa dinamik?
5. Jelaskan perbedaan prinsip utama antara pompa tekanan statik dan pompa
tekanan dinamik
6. Gambarkan diagram instalasi sistem pompa dan pipa
7. a. Jelaskan singkat apa yang dimaksud dengan rugi head mayor dan rugi head
minor pada aliran fluida dalam perpipaan.
b. Tuliskan persamaan rugi head menurut Darcy. Sebutkan arti notasi dan
satuan yang digunakan dalam satuan SI
8. Tuliskan persamaan untuk menentukan rugi head pipa, head pompa dan daya

Pompa dan Kompresor 19


pompa, dan sebutkan arti notasi besaran dan satuan yang digunakan.pada
suatu sistem aliran fluida dengan pompa.
9. Sebuah instalasi pompa dan pipa seperti gambar di bawah. L= 120 m, d pipa
= 4 inci, Q = (600 + 50 A) liter/menit, p= 0,85, Koefisien gesek pipa(f) =
0,02. Hitung : Rugi head pipa (HL), head pompa (Hp)dan daya pompa (Np)

K= 4.5
K= 1,5
K= 1
K= 1,5
K= 2,5
K= 1,5 K= 1,5
Pom pa
K= 1,5 K= 1,5

K= 1

10. Apa yang dimaksuddengan putaran spesifik? Tuliskan persamaan untuk


menghitung putaran spesifik dan jelaskan arti notasi yang digunakan.

Pompa dan Kompresor 20

Anda mungkin juga menyukai