BAB I
PENDAHULUAN
1
2
Gambar 1.4 Pompa Ulir (Screw Pump) Gambar 1.5 Rotary peristaltic pump
4
a. Kapasitas :
b. Tekanan Discharge :
d. Posisi Poros :
• Poros tegak
• Poros mendatar
e. Jumlah Suction :
• Single Suction
• Double Suction
• Radial flow
• Axial flow
• Mixed fllow
5
3. Jet Pumps, Sifat dari jets pump adalah sebagai pendorong untuk
mengangkat cairan dari tempat yang sangat dalam. Perubahan tekanan dari
nozzle yang disebabkan oleh aliran media yang digunakan untuk membawa
cairan tersebut ke atas (prinsip ejector). Media yang digunakan dapat berupa
cairan maupun gas. Pompa ini tidak mempunyai bagian yang bergerak dan
konstruksinya sangat sederhana. Keefektifan dan efisiensi pompa ini sangat
terbatas.
4. Air lift Pumps (Mammoth Pumps), Prinsip kerja pompa ini hampir sama
dengan jet pump dan kapasitasnya sangat tergantung pada aksi dari campuran
antara cairan dan gas (two phase flow).
Gambar
5. Hidraulic Rams Pump, Pompa ini menggunakan energi kinetik dari aliran
fluida yang menekan bandul/pegas pada suatu kolom dan energi tersebut
disimpan dan kemudian melawan kembali sehingga terjadi aliran fluida secara
terus menerus tanpa bantuan tenaga dari luar.
6. Elevator Pump, Sifat dari pompa ini mengangkat cairan ke tempat yang
lebih tinggi dengan menggunakan roda timbah,archimedean screw dan
peralatan sejenis. Ini dapat digunakan untuk zat cair yang mengandung slurry
seperti pasir, lumpur dan lainnya.
7.Electromagnetic Pumps, Cara kerja pompa ini adalah tergantung dari kerja
langsung sebuah medan magnet ferromagnetic yang dialirkan, oleh karena itu
penggunaan dari pompa ini sangat terbatas khususnya pada pemompaan
cairan metal.
7
Dari gambar di atas maka yang perlu diperhatikan dalam menentukan unit
pompa adalah sebagai berikut :
a. Pada saat hanya satu unit pompa yang bekerja maka titik kerja pompa akan
berubah kapasitasnya akan meningkat dan headnya akan menurun tidak
sama dengan pada saat dua unit pompa bekerja. Oleh sebab itu kita harus
menentukan pompa yang dapat di rekomendasikan dan di jamin oleh pabrik
pompa untuk bekerja pada titik -titik kerja sesuai dengan sistim kurva dan
kurva pompa.
Bahwa dengan penambahan satu unit pompa yang sejenis dan mempunyai
data teknis yang sama maka hasil operasi pararel dari dua unit pompa
tersebut tidak akan mencapai dua kali kapasitas yang di capai oleh satu unit
pompa beroperasi terutama untuk pompa yang mempunyai sistim kurva
landai. Biasanya untuk pompa yang mempunyai sistim kurva landai tidak di
rekomendasikan untuk beroperasi pararel.
1. Kapasitas
Kapasitas pompa adalah kemampuan pompa mengalirkan volume fluida
dalam waktu tertentu dengan satuan : m3/jam, m3/detik, liter/detik, USGPM
(Gallon/menit, 1 Gallon = 231 inc3) dan sebagainya. Kapasitas tergantung
pada jenis, ukuran dan sumber penggerak pompa itu sendiri. Kebocoran
cairan/fluida pada packing perapat poros atau air balik maupun gesekan
tidak diperhitungkan sebagai kapasitas pompa, karena itu maka sering
menggunakan istilah efisiensi volumetrik.
10
2. Motor Diesel yang sering digunakan dengan putaran 580 sampai 3500 rpm.
3. Mesin Uap dengan kecepatan putar relatif rendah
4. Turbin Uap dengan kecepatan relatif tinggi sekitar 1750 sampai 8000 rpm.
Daya yang harus tersedia oleh penggerak mula harus mencukupi/lebih besar
dari daya yang di butuhkan oleh pompa. Daya yang di butuhkan oleh pompa
sebagai berikut :
12
BAB II
POMPA TORAK
13
14
Pompa tipe ini mempunyai tekanan kerja tinggi sesuai dengan tenaga
penggeraknya. Kerja piston hanya pada satu sisi sehingga disebut kerja
tunggal. Operasi pompa ini dapat dilakukan secara manual maupun
menggunakan tenaga penggerak mula.
Sesuai konstruksinya, kecepatan gerak piston setiap saat berubah mulai dari
nol – cepat – nol dan seterusnya sehingga aliran fluida keluar pompa tidak
merata. Dalam satu cicles operasi terjadi satu kali langkah isap dan satu kali
langkah tekan sehingga volume fluida yang dialirkan pompa dapat dihitung
dengan rumus :
Volume V = π4 D 2 x S (m3)
Bila pompa digerakkan oleh mesin penggerak mula yang mempunyai jumlah
putaran “n” maka kapasitas fluida yang dihasilkan adalah :
(m3/detik)
Karena adanya kebocoran, gesekan, sudut mati dan kavitasi maka timbul
kerugian volume, jadi kapasitas sesungguhnya disebut kapasitas efektif adalah:
(m3/detik)
Tipe pompa ini juga termasuk pompa yang mempunya tekanan kerja tinggi
sesuai dengan mesin penggeraknya. Dalam operasinya, setiap langkah piston
melakukan pengisapan dan penekanan fluida. Pada langkah mundur, sisi
bagian kiri piston menekan fluida ke outlet dan sisi bagian kanan mengisap
fluida dari inlet dan begitu pula sebaliknya pada langkah piston maju. Karena
kedua sisi piston bekerja secara bersama maka disebut pompa kerja ganda
yang menghasilkan aliran fluida merata dengan kapasitas yang lebih besar.
Dalam satu cicles operasi, volume fluida yang dialirkan ke outlet adalah :
2
Volume langkah maju V = π4 .D xS (m3)
V = π4 .D x S − π4 .d x S
2 2
Volume langkah mundur (m3)
Bila pompa digerakkan oleh mesin yang mempunyai putaran “n”, maka
kapasitas pompa adalah :
Q = π4 (2 D 2 − d 2 ) x S x n (m 3/menit) atau
3. Pompa Diferensial
Pompa diferensial ini merupakan gabungan antara pompa kerja tunggal dan
kerja ganda dimana aliran fluida lebih stabil tapi kapasitasnya sama dengan
pompa kerja tunggal. Pada saat operasi, ruang kanan dan kiri piston penuh
berisi fluida. Prinsip kerja dari pompa ini dapat diuraikan sebagai berikut :
Vtkn = π4 .D x S − π4 .d x S
2 2
keluar (m3)
2
b. Volume keluar Pompa Vtkr = Vt – Vkn = π4 .d xS (m3)
Dalam satu cicles gerak piston, volume fluida yang keluar pompa adalah :
V = Vtkn + Vtkr = π4 .D x S − π4 .d x S + π4 .d xS
2 2 2
π
V = .D 2 xS (m3), Bila terjadi jumlah cicles atau putaran mesin
4
penggerak adalah “n” maka Kapasitas Pompa Diferesnsial sama dengan
Kapasitas Pompa torak kerja tunggal yaitu sebesar :
Kapasitas langkah maju berbeda dengan kapasitas langkah mundur, ini akan
menyebabkan terjadi getaran pada gerak rotor secara keseluruhan yang dapat
menurunkan usia pemakaian pompa. Untuk mencegah hal ini maka diusahakan
kapasitas maju dan mundur harus sama dengan jalan menghitung
perbandingan diameter piston dan batangnya sebagai berikut :
Vtkn = Vtkr → π
4 .D 2 x S − π4 .d 2 x S 2
= π4 .d xS
π
4 .D 2 xS = π4 .d 2 xS + π4 .d 2 xS
D 2 = 2.d 2
19
Sebuah pompa mempunyai ukuran diameter plunger 140 mm, diameter batang
plunger 80 mm dan langkah 200 mm berosilasi dua kali setiap detik. Randemen
volumetrik 90 %. Tentukanlah kapasitas efektif (m3/menit) bila menggunakan :
. Pompa Torak Kerja Tunggal
. Pompa Torak Kerja Ganda
. Pompa Torak Diferensia langkah maju dan langkah mundur
Penyelesaian
a. Kapasitas Pompa Kerja Tunggal (Qkt)
3,14.1, 4 2.2.120
Qkt = = 240 Ltr/det
2
3,14.0 ,82 2.120
Qmundur = π .d . S .n = = 2,009 ltr/det = 7,235 m3/jam
240 240
20
( N/m2 )
Head isap pada pompa torak mengikuti teori Boyle-Gay Lussac dan
Toricelli. Teori Boyle-Gay Lussac berhubungan dengan penampang dan
dengan letak pemasangan pompa dan tekanan udara sekitarnya yang secara
umum dapat dijelaskan seperti pada Gambar 2.5.
Tekanan udara normal sebanding dengan76 mmHg, bila air raksa diganti air
maka tinggi air Ha = 10,336 meter. Posisi ketinggian pemasangan pompa
sangat berpengaruh terhadap head isap atau tekanan awal dalam pompa. Bila
pompa diletakkan pada ketinggian I , II atau III dari permukaan air maka :
21
hl adalah jumlah kerugian tinggi tekan akibat adanya belokan, orifice, gesekan
turbulen, katup maupun tekanan penguapan karena perubahan tempratur.
Pemasangan pompa pada posisi III lebih dari 10 meter dari permukaan air,
maka Hi3 berharga minus artinya menurut Toricelli air tidak dapat naik sehingga
pompa tidak dapat mengisap atau tidak berfungsi sebagaimana mestinya.
Kerugian tekanan akibat penguapan dapat dilihat pada Tabel 2.1
22
Contoh lain dalam pemasangan pompa boiler, suhu air dari ekonomiser 60 oC
dan hambatan-hambatan lain 2,5 mka, tentukan ketinggian (Hz) pompa dari
permukaan sumber fluidanya ?
o
Kerugian tekanan penguapan pada suhu 60 C = 2,03 mka, Jadi tinggi
pemasangan pompa maksimal Hz = 10,333 – 2,5 – 2,03 = 5,803 meter dari
permukaan sumber air.
Tinggi angkat adalah merupakan jumlah tinggi isap dan tinggi tekan.
Misalkan air dalam sumur kedalaman 6 meter dipindahkan ke reservoir ke atas
gedung tingkat lima (15 meter) dari tanah maka tinggi angkat H = Hi + Ht
sebesar 21 meter. Tinggi angkat yang dilakukan pompa harus lebih besar dari
tinggi angkat di atas karena harus melawan kerugian gesekan, belokan, orifice
dan sebagainya. Untuk mengetahui besarnya tinggi angkat pompa maka
dipasang manometer vakum pada langkah isap dan manometer tekan pada
langkah tekan.
berarti kerugian tinggi isap karena katup, gesekan dan lain-lain adalah hli =
0,84 mka.
Karena adanya faktor gesekan antara komponen pompa maka tenaga yang
dibutuhkan untuk menggerakkan pompa disebut tenaga penggerak yang
besarnya adalah :
Tenaga Penggerak Pompa ( watt )
1. Pompa torak Kerja ganda digunakan untuk mengisap air dari kedalaman 6
meter dan menekannya setinggi 42 meter dimana kerugian tinggi angkat
diperkirakan 5 mka. Diameter dan Langkah gerak plunger masing-masing
6 dan 10 inci, diameter batang plunger 3 inci. Mesin penggerak pompa
berputar pada 100 rpm. Randemen volumetrik dan mekanik masing-masing
95 dan 85 %. Hitunglah Kapasitas dan tenaga efektip pompa tersebut !
Penyelesaian :
D = 6 inci = 1,5 dm S = 10 inci = 2,5 dm d = 3 inci = 0,75 dm
n = 100 rpm, η v = 95% η m = 85% H + Hl = 53 mka
b. Tenaga teoritis
N 2870, 0
Tenaga Penggerak Pompa Np = η = 0 ,85 = 3376,5 watt
m
Penyelesaian :
Q = 270 liter/menit = 4,5 dm3/det n = 90 rpm H + Hl = 50 mka
S = 2D d = 0,7 D η v = 95% η m = 90%
2
Kapasitas Pompa = π . D .2 D . n
240
240xQ 240 x 4 , 5
Diameter Piston D = 3 2.π .n
= 3 2.3,14.90
= 1,241 dm = 125 mm
Langkah Piston S = 2D = 2x125 = 250 mm
Diameter batang Piston d = 0,7D = 0,7 x 125 = 87,5 mm
2 2
3,14.(1, 252 − 0 ,8752 ).2 , 5.90
Kapasitas Isap Qi = π .( D − d ).S .n = = 2,35 liter/det
240 240
2
3,14.0 ,8752.2 , 5.90
Kapasitas Tekan Qt = π .d S .n = = 2,25 liter/det
240 240
4, 5 x1 x 9,81x 50
Np = 0 , 95 x 0 , 90 = 2581,58 watt
Np = 2,582 Kw
26
σ t = FA ≤ σ ti z i n A ≥ σ
F
tizin
F =PxDxL A =2xtxL
27
P . D. L P. D
2xtxL ≥ σ ........ t ≥ 2.σ ... untuk mencegah ketidak rata-an,
tizin tizin
korosi dan faktor penyusutan maka harga tersebut ditambah 0,5 cm.
Keterangan :
t ; tebal dinding selinder ( Cm )
P = ρ.g. Hman : tekanan kerja pompa (Kg/cm2)
D : diameter dalam selinder ( Cm )
R1 : Jari-jari dalam selinder ( Cm )
R2 : Jari-jari luar selinder ( Cm )
σtizin : Tegangan tarik izin bahan selinder (Kg/cm2)
σtizin Besi tuang 150 – 250 (Kg/cm2)
σtizin Baja tuang 350 – 550 (Kg/cm2)
F = A x P = π4 .D .ρ .g .H t
2
Gaya dorong (N)
Gaya ini menimbulkan tegangan tekan pada batang piston yang besarnya :
Untuk menjaga supaya batang piston tidak bengkok / buckling, maka gaya
dorong yang terjadi harus lebih kecil dari gaya buckling yang besarnya
28
Keterangan :
L : panjang batang piston ( cm )
E : modulus elastis bahan Besi-Baja Tuang (20 – 22).105 (Kg/cm2)
F : gaya dorong piston ( Kgf )
v : vaktor keamanan untuk gaya bolak-balik (4 – 8 )
I = A.y2 momen inertia (cm4 )
y : radius of gyration (jari-jari gyrasi) yang harganya adalah :
y= I
A
untuk benda bulat π
I = 64 .d 4 dan A = π4 .d 2
d
Jadi, jari-jari girasi y = 4
Contoh
Pompa Diferensial mempunyai randemen hidraulis 85 %, volumetrik 95 % dan
mekanik 90 % digunakan untuk memindahkan air 19 liter/det dari reservoir ke
gedung lantai 12 yang tingginya 42,5 m. Langkah piston dua kali diameternya
dan panjang batang piston 750 mm. Putaran mesin uap sebagai penggerak
pompa 90 rpm. Bahan komponen pompa dari baja tuang. Hitunglah :
a. Diameter dalam selinder ( mm )
b. Tebal selinder ( mm )
c. Diameter batang torak ( mm )
d. Kapasitas langkah isap dan tekan (liter/det)
e. Tenaga yang dibutuhkan ( Kw )
Penyelesaian
29
240.Q
D= 3 2.π .n.η v
= 3 240.19
2.3,14.90.0 ,95 = 2,04 dm = 204 mm
Menurut Bach
350+ 0 , 4.5
R2 = 10,2 350−1, 3.5
= 10,33 cm
F = AxP = π
4
D 2 .P = 0,785 x 20,4 2
x 5 = 1633,43 (Kgf)
d≥ 4.1633, 43
3,14.350
≥ 2,44 Cm
N = Q x ρ x g x Ht watt
N = 20 x 1 x 10 x 50 = 10000 watt
BAB III
POMPA SENTRIFUGAL
11.Seal Flushing Pipe adalah pipa penghubung antara outlet dan ruang operasi
yang berfungsi untuk pelepas tekanan fluida yang berlebihan antara kedua
ruang tersebut.
12.Bearing Bracket adalah rumah tempat pemasangan bearing aksial / radial
13.Bearing Cover adalah tutup bearing yang berfungsi untuk menahan dan
menutup bearing supaya bearing tetap pada posisi dan bebas dari debu
14.Bearing Bracket Support berfungsi sebagai pendukung rumah bearing
15.Oil Chamber berfungsi sebagai wadah dan tempat pembuangan minyak
pelumas antara poros dan bearing
16.Oil / splash seal biasanya dipasang pada ujung poros guna mencegah
kebocoran oli pelumas bearing melalui poros yang sedang berputar
17.Shaft Protection Sleeve berfungsi untuk melindungi poros dari erosi keausan
maupun untuk mencegah gerak aksial yang akan terjadi
18. Mechanic Seal berfungsi untuk mencegah kebocoran fluida melalui poros
Poros dan Impeller pada pompa sentrifugal didukung dengan bantalan pada
kedua ujung porosnya ataupun hanya salah satu ujungnya saja. Pada
pemasangan satu bantalan menghemat satu seal tetapi akan terjadi
peningkatan dari lendutan/defleksi pada poros, sedangkan lainnya sama.
Untuk meningkatkan kapasitas dapat di buat impeller dengan double suction,
ini juga berguna untuk menyetimbangkan gaya axial yang terjadi. Untuk
memenuhi kebutuhan akan total head yang tinggi maka dapat di konstruksikan
dengan pemasangan inpeller lebih dari satu atau jamak (multi-stage). Untuk
membantu menghilangkan gaya axial dari impeller jamak tersebut maka dapat
dilakukan pemasangan impeller dengan posisi berlawanan (back to back).
angkat fluida pada pompa sentrifugal merupakan fungsi kuadrat dari kecepatan
putar impelernya. Tinggi angkat ini berkaitan langsung dan sebanding dengan
dengan tekanan pompa yaitu :
Contoh
Pompa sentrifugal mempunyai diameter impeler 300 mm berputar pada 1200
rpm, tentukanlah tinggi angkat dan tekanan impelernya bila randemen hidraulis
80 % dan massa jenis air yang dipindahkan 1 Kg/liter ?
Penyelesaian
D = 300 mm = 0,3 m n = 1200 rpm ηh = 0,8 ρ = 1 Kg/liter = 1000 Kg/m3
Kecepatan keliling sudu V = π.D.n / 60 = 3,14 x 0,3 x 1200 / 60 = 18,84 m/det
bergerak menelusuri sisi sudu dan keluar dengan kecepatan relatif ω2 dengan
arah θ2 . Karena adanya gesekan antara fluida dan sisi sudu maka harga ω2
K a pasitas
(Q )
Kecepatan fluida masuk sudu V1 = Ai
(m/det)
Kecepatan keliling sudu bagian luar mempunyai batasan sesuai dengan bahan
yang digunakan antara lain adalah sebagai berikut :
U2 = 35 meter/detik untuk Besituang Kelabu
U2 = 60 meter/detik untuk Perunggu Tuang
U2 = 70 meter/detik untuk Logam ringan
U2 = 80 meter/detik untuk Baja tuang
38
T = t
m
( R2V2u − R1V1u )
Torsi ini dihasilkan oleh tenaga penggerak yang besarnya adalah :
Tenaga Pompa N = T x ω dimana kecepatan keliling U = R x ω
N = ω x mt ( R2V2u − R1V1u )
N= t
m
(U 2V2u − U 1V1u )
.
jika ruas kiri dan kanan dibagi m= m
t
massa setiap detik, maka diperoleh
Kerja spesifik berkaitan langsung dengan tinggi angkat pompa yang harganya
menurut Euler adalah Y= g.H
Dari persamaan Euler tersebut dapat dijelaskan bahwa tinggi angkat berlaku
untuk semua jenis fluida tanpa tergantung pada kerapatan/massa jenis. Bila
39
memperhitungkan massa jenis setiap fluida maka tinggi angkat ini berubah
menjadi tekanan yang besarnya dapat dirumuskan sebagai berikut :
Tekanan Pompa P=ρ.g.H (Pa) 1 bar = 10.000 Pa
Keterangan,
Y : kerja spesifik (Nm/kg) U1/2 : kecepatan keliling dalam/luar sudu m/det
H : tinggi angkat ( mka ) V1/2 : kecepatan fluida masuk/keluar sudu m/det
P : tekanan pompa (Pa) ρ : massa jenis fluida (kg/m3)
g ; gravitasi bumi (m/det2)
1. Efisiensi Hidraulis ηh = H
Hm a n x1 0 %0
2. Efisiensi Volumetrik η v= Qe
Q x1 0 0%
3. Efisiensi Mekanis ηm = N
Np x1 0 %
0
4. Efisiensi Pompa η p = ηh xηv xηm x100 %
Harga Efisiensi hidraulis dan mekanik tergantung pada kecepatan putar spesifik
(nq) adalah kecepatan spesifik yaitu kecepatan putar yang dibutuhkan untuk
menghasilkan tinggi angkat Hq = 1 meter dengan kapasitas Q = 1 m3/det
Harga (nq) ini berpengaruh terhadap pemilihan bentuk impeler yang
digunakan apakah impeler tekanan tinggi atau rendah.
Contoh
Sebuah pompa sentrifugal mempunyai kapasitas efektif
126 m3/jam dengan putaran 1450 rpm dan Randemen Volu
metrik 95 %. Dari hasil pengukuran impelernya terdapat
data seperti gambar disamping
Penyelesaian
Qe = 126 m3/jam = 0,035 m3/det D1 =100 mm = 0,10 m b1 = 30 mm = 0,03 m
n = 1450 rpm ηv = 0,95 D2 =220 mm = 0,22 m b2 =12 mm = 0,012m
π . D2 .n 3,14.0 , 22.1450
Kecep. Keliling sudu bagian luar U2 = = = 16,94 m/det
60 60
Kapasitas pompa Q= Qe
ηv
0 , 035
= 0 ,95 = 0,037 m3/detik
Bila sudut masuk α1 = 900 maka V1u = V1 . Cos 900 = 0,00 m/det
Kecepatan Relatif masuk sudu ω1 = U 1 2 + V1 2
7,59 2 +0,65 2
ω1 = = 7,62 m/det
V1
Sudut masuk relatif θ1 = arctg U1 = a rctg70,,65 59 = 4,90
0 , 037
Putaran spesifik = 4 18 ,854 3
x 1450 = 30,83 rpm
Jika nq = 30,83 rpm dan Q = 0,037 m3/det , maka dari Tabel 2.2 dan
Gambar 3.4 didapat : ηh = 0,96 dan ηm = 78 %
ini maka dapat ditentukan tenaga pompa yang mana harganya lebih kecil dari
tenaga penggeraknya. Perbandingan ke dua tenaga ini disebut Randemen
mekanik yang dapat dirumuskan sebagai berikut :
.π .2 R . n
N = F60 .1000 Kwatt, sedangkan Torsi T = F x R dari persamaan tersebut
Bahan poros dapat diambil dari Baja yang mempunyai tegangan puntir izin :
Pompa satu tingkat ringan τpi = 20 N/mm
4.Q '
Diameter luar inlet DS = D1 =
π .V 0 + DN 2
60.U 2
Diameter luar outlet D2 =
π .n
δ= t
(t − s ) untuk saluran inlet δi = 1,1 - 1,2
Fungsi sudu adalah mengarahkan aliran fluida dari arah aksial menjadi arah
radial yang tegak lurus poros. Semakin banyak sudu semakin baik arah
aliran tetapi meningkatkan faktor gesekan antara fluida dengan dinding sudu.
Jumlah sudu ini dipengaruhi oleh perbandingan diameter inlet dan outlet
maupun jumlah sudut relatif yang harganya dapat ditentukan melalui grafik
berikut ini.
46
Contoh
Rencanakanlah ukuran utama ( Diameter poros dan ukuran Impeler) pompa
sentrifugal yang dapat menghasilkan kapasitas 300 m3/jam dan tinggi angkat
total 120 meter pada putaran 1450 rpm , bahan sudu diambil dari besi tuang !
Penyelesaian :
a. Jumlah Tingkat / Impeler
Kapasitas fluida Q = 300 m3/jam = 0,083 m3/detik
Tinggi angkat bila 1 tingkat H = 120 meter
0 , 083
Kecepatan Spesifik = x1450
4 120 3
nq = 11,5 permenit
0 , 083
Kecepatan Spesifik = x1450 = 19 permenit
4 603
Np =128 Kwatt
Np
Momen puntir / Torsi T = 9,5 5.1 03 n = 9,5 5.1 03 1145280
T = 843 Nm = 843000 Nmm
4.Q '
Diameter luar inlet DS = D1 =
π .V 0 + DN 2
= 4 x 0 , 087
3,14 x 3, 5 + 0,092
= 0,1994 m = 200 mm
60.U 2
Diameter luar outlet D2 =
π .n
60 x 33
D2 = 3,14 x1450 = 0,435 m = 435 mm
U1 = 15,2 m/det
ω1 = 15,5 m/det
= 0 , 087x1,15
3,14x 0, 2 x 4
b1 = 0,0398 m = 40 mm
= 0, 087x1, 05
3,14 x 0 , 435x 6 , 9
b2 = 0,0097 m = 10 mm
π xD2
Jarak sudu outlet to = z = 3,14x 435
7
= 195 mm
BAB IV
KATUP POMPA
Q1 = Q2 → Q1 = A1 x C1 = π
d 2 x C1
4
Q2 = A2 x C2 = π.d .h.C 2
Untuk menjaga kesetabilan aliran guna mencegah getaran maka diharapkan
kecepatan fluida C1 = C2, jadi dengan mensubstitusikan ke dua persamaan
tersebut didapat : π4 d 2 x C1 = π.d .h.C 2 harga tinggi angkat katup (hki) adalah :
Contoh
Pompa torak berputar pada 120 rpm mempunyai langkah S = 2 D dan
diameter torak 100 mm. Kecepatan fluida pada celah katup 1,5 m/det.
Tentukanlah kecepatan maksimum torak dan diameter serta tinggi angkat
katup!
Penyelesaian :
n = 120 rpm D = 100 mm S = 200 mm C2 = 1,5 m/det
π
4 .0,12 x1,2 56= 3,1 4.d .0,2.d .1,5
Diameter katup d= 0, 01
0 , 9 42
= 0,103 m dibulatkan 105 mm
hx = hkt. Sin α
[d
π
4 h
2 2
]
− π4 d b Ct = π4 .d 2 .C1 untuk menjaga kesetabilan aliran fluida maka
diupayakan Ct = C1 sehingga dh2 – db2 = d2, jadi harga diameter luar dudukan
dudukan katup
Contoh
Sebuah pompa dengan putaran pompa penggerak 120 rpm. Perbandingan
langkah dengan diameter piston 2,4. Kecepatan piston maksimum sama
dengan kecepatan fluida melalui celah katup yaitu sebesar 1,5 m/det.
Hitunglah a. Diameter dan langkah piston !
b. Tinggi angkat katup bila diameter tusuk dt = 156 mm
c. Diameter luar dan dalam katup cincin bila s = 3 mm
Penyelesaian
n = 120 rpm S = 2,4 D Cpm = C2 = 1,5 m/det a = 2 hki
C pm = π . S .n
60
→ S=
60 xC pm
π .n = 60 x1, 5
3,14 x120
D 2 xC pm 0 ,12 x1, 5
hkt = 8.d t .C 2 = 8.0 ,156 .1, 5
= 0,008 m = 8 mm
Dengan prinsip yang sama seperti katup cincin tunggal maka aliran fluida pada
cincin majemuk dapat digunakan persamaan :
π
4 D 2 .C p m = 2.π .hk .C 2 .Σ d t
Contoh
Sebuah pompa torak mempunyai diameter piston 200 mm dan langkahnya 360
mm berputar pada 120 rpm. Kecepatan fluida melalui celah C2 = 1,5 m/det dan
harga a = 2,25 hk, s = 2,5 mm dan tinggi angkat katup diambil 8 mm.
Hitunglah a. Kecepatan piston maksimum
57
C pm = π . S .n
60
= 3,1 4.0 ,36.12 0
60 = 2,26 m/det
3,1 4
4 .0,2 2.2,2 6 = 2.3,1 4.0,0 0 8.1,5.Σ d t 0,071 = 0,0754 x Σd t
Σd t = d1 + d 2 + d 3
Σ dt = 0, 0 7 1
0,0 7 5 4 = 0,9 4 2m e te r= 942 mm
Dtn = dt1 + 2(n-1).b → b= 2(a+s) = 2(18 + 2,5) = 41 mm
dt1 = dt1
dt2 = dt1 + 2(2-1).41 = dt1 + 82
dt3 = dt1 + 2(3-1).41 = dt1 + 164
942 = dt1 + dt1 + 82 + dt1 + 164 = 3. dt1 + 246
d t1 = 9 4 2− 2 4 6
3 = 232 mm
Katup ini berbentuk bola dengan bidang sentuh yang relatif kecil, karena itu
maka biasanya digunakan untuk fluida yang viskositas/kekentalannya tinggi.
Data empiris V isap = 0,8 – 1,0 m/det → hvi = 0,033 – 0,051 m/det
V tekan = 1,0 – 2,0 m/det → hvt = 0,051 – 0,100 m/det
hg = z. hv → hg = z .V 2
2. g
Pada saat piston bergerak kekanan, posisi engkol di titik A maka percepatan
= 0 dan pada saat berada dititik B maka percepatannya dapat dihitung
dengan diferensial sebagai berikut :
Jarak tempuh X = R Cos α → α = ω.t maka
Kecepatan V = dx/dt = - R. ω . Sin ω.t
Percepatan a = dv/dt = - R. ω2 . Cos ω.t → Cos ω.t = 1 maksimum,
jadi
Percepatan fluida dalam selinder maksimum amaks = R . ω2
hi . Ai . ρ .a imaks
m = hi. Ai. ρ → a = aimak → ha = Ai . ρ . g
hi
Jadi kerugian hambatan karena percepatan ha = g
.aimaks
61
Keterangan
ha : kerugian hambatan karena percepatan (m)
hi : tinggi isap/jarak sumbu pompa ke permukaan fluida (m)
ρ : massa jenis fluida (Kg/m3)
aimaks : percepatan aliran fluida pada saluran isap (m/det2)
A : luas penampang piston ( m2 )
Ai : luas saluran isap ( m2 )
Contoh
1. Sebuah pompa berkapasitas 30 m3/jam, diameter saluran isap 120 mm dan
panjang pipa isap 15 m menggunakan 3 buah elbow 90o dan satu saringan
yang faktor hambatannya zs = 2 , koefisien gesek λ = 0,024. Hitunglah :
kecepatan fluida, kerugian hambatan karena kecepatan dan gesekan !
Penyelesaian
4.Q
a. Kecepatan pada saluran isap V1 = π .d 2 = 4.30
3,14 .0 ,12 2.3600
= 0,74 m/det
V12 0 , 742
b. Kerugian hambatan karena kecepatan hv = 2. g = 2.9 ,81 = 0,028 mka
hi 0 ,8
c. Kerugian karena percepatan ha = g
.aimaks = 9,81 .24,35
ha = 1,99 mka
Pb . Ak = Pa . Ak + Wk + Wp + Fp + m . A
i
A
.R.ω 2
BAB V
KOMPRESOR
64
e.Traps Pengeluaran Kadar Air: Trap pengeluaran kadar air diguakan untuk
membuang kadar air dalam udara tekan. Trap tersebut menyerupai steam
traps. Berbagai jenis trap yang digunakan adalah kran pengeluaran manual,
klep pengeluaran otomatis atau yang berdasarkan waktu dll.
Salah satu tipe kompresor adalah kompresor torak seperti Gambar 5.2.
Bila switch di tekan on maka motor Listrik hidup dan memutar poros engkol
yang diujungnya dilengkapi dengan eccentric bearing. Gerak putar eccentric
bearing akan diteruskan oleh conecting rod membuat piston diafragma
bergerak naik turun. Pada saat piston bergerak turun (langkah isap) maka
tekanan dalam ruang selinder turun menyebabkan udara masuk melalui air
filter- inlet port – inlet valve ke dalam ruang selinder. Pada saat piston bergerak
ke atas (Langkah kompressi) tekanan meningkat membuat discharge valve dan
66
port terbuka sehingga udara mengalir melalui discharge tube menuju dan
masuk ke dalam air storage tank.
Check Valve berfungsi untuk mengatur aliran udara dari dalam selinder
kedalam tangki atau dapat langsung digunakan ke luar sesuai kebutuhan.
Safety Valve berfungsi untuk menjaga dan melepas tekanan lebih yang terjadi
di dalam tanki. Disamping melepas tekanan lebih juga berfungsi untuk
menekan tombol menjadi off sehingga motor listrik mati. Regulator (Pressure
Adjustable) berfungsi untuk mengatur tekanan udara yang dapat dikeluarkan
dari dalam tanki. Pressure Gauge berfungsi untuk menunjukkan tekanan udara
yang sedang dialirkan keluar melalui pipa penghubung. Compressed air
supply berfungsi sebagai pipa/selang untuk menyalurkan udara bertekanan ke
tujuan sesuai kebutuhan. Fan berfungsi sebagai pendingin dengan jalan
meniup udara ke sekeliling dinding kompresor. Air Filter berfungsi untuk
menyaring udara supaya udara yang masuk ke dalam selinder bebas dari debu
atau kotoran. Cooling Fins berfungsi sebagai sirip pendingin kepala
kompresor. Motor and Body Hausing berfungsi sebagai dudukan dan
pelindung komponen kompresor dan motor prnggerak.
2. Kompresor Dinamis
Kompresor udara sentrifugal merupakan kompresor dinamis, yang
tergantung pada transfer dari energi putar impeller ke udara. Rotor
melakukan pekerjaan ini dengan mengubah energi kinetik menjadi tekanan
udara. Kompresor udara sentrifugal adalah kompresor yang dirancang bebas
minyak pelumas. Gir yang dilumasi minyak pelumas terpisah dari udara
dengan pemisah yang menggunakan sil pada poros dan ventilasi atmosferis.
Kompresor ini mempunyai karakteristik berbeda dengan mesin
reciprocating. Mesin sentrifugal lebih sesuai diterapkan untuk kapasitas
besar diatas 12,000 cfm.
71
Beberapa kriteria seleksi untuk berbagai jenis kompresor terlihat pada tabel
dibawah ini.
m3/menit
74
Efisiensi Volumetrik
N th = P1.Q .( n
a n −1 {
)( P2
P1 )
n−1
n
}
− 1 3600
10.000
.75
dimana
( Hp )
( Kw )
b. Tenaga Indikator yang didapat dari hasil pengukuran terhadap proses kerja
kompresor untuk menghasilkan Qa dari tekanan P1 menjadi P2 dalam
selang waktu tertentu ( Ni). Untuk keperluan ini maka diperlukan Lembaran
kerja yang berisikan data-data kompresor seperti pada Tabel 3.
a. Efisiensi Volumetrik
Semua harga efisiensi tersebut akan berbeda pada kondisi yang berbeda
seperti suhu lingkungan, ketinggian, kerapatan maupun tekanan udara sekitar.
Kebocoran dapat berasal dari berbagai bagian dari sistim, tetapi area
permasalahan yang paling umum adalah:
a Kopling, pipa, tabung, dan sambungan
b Pengatur tekanan
c Traps kondensat terbuka dan kran untuk mematikan
d Sambungan pipa, pemutus, dan sil karet.
Laju kebocoran yang diidentifikasikan dalam feet kubik per menit (cfm) juga
berbanding lurus terhadap kuadrat diameter orifice yang mana nilainya dapat
dilihat pada tabel berikut ini.
Persentasi Kebocoran
82
Contoh
Dalam uji kebocoran suatu kompresor, teramati hasil-hasil sebagai berikut
2. Meminimalkan Kebocoran
Sebagimana telah dijelaskan sebelumnya, kebocoran udara tekan akan
menimbulkan pemborosan daya. Kebocoran udara hampir sangat tidak
mungkin terlihat, karena itu untuk mendeteksi kebocoran diperlukan alat
yang salah satu adalah akustik ultrasonik, yang dapat mengenali suara
desisan berfrekuensi tinggi yang ditimbulkan karena adanya kebocoran
udara.
Kebocoran seringkali terjadi pada sambungan dan pertemuan antara
komponen. Menghentikan kebocoran dapat dilakukan dengan sangat
sederhana seperti mengencangkan sambungan atau sangat rumit dengan
penggantian alat yang tidak berfungsi seperti kopling, sambungan, bagian
pipa, selang, penguras, dan traps. Dalam banyak kasus, kebocoran
83
DAFTAR PUSTAKA
4. Karassik, Igor J.; Messina, Joseph P.; Cooper, Paul; Heald, Charles C.
Pump Handbook (3rd ed.). New York: McGraw-Hill. (2001).
ISBN 9781591243618.
5. ksbforblog.blogspot.com/2009/04/pemilihan-pompa-sentrifugal.html
9Agustus 2010
6. McKane, A. and Medaris, B. The Compressed Air Challenge – Making a
difference for US industry. 2003.
http://eetd.lbl.gov/ea/indpart/publications/lbnl_52771.pdf
7. UNEP (Year 2006), Peralatan Energi Thermis: Kompresor dan Sistim Udara
Tekan. Pedoman Efisiensi Energi untuk Industri di Asia
www.energyefficiencyasia.org @ UNEP
86