BAB I
PENDAHULUAN
1
2
Gambar 1.4 Pompa Ulir (Screw Pump) Gambar 1.5 Rotary peristaltic pump
4
a. Kapasitas :
b. Tekanan D i s c h a r g e :
d. Posisi Poros :
•
Poros tegak
• Poros mendatar
e. Jumlah S u c ti o n :
• Single Suction
• Double Suction
• Radial flow
• Axial flow
• Mixed fllow
5
3.J e t Pumps, Sifat dari jets pump adalah sebagai pendorong untuk
mengangkat cairan dari tempat yang sangat dalam. Perubahan tekanan dari
nozzle yang disebabkan oleh aliran media yang digunakan untuk membawa
cairan tersebut ke atas (prinsip ejector). Media yang digunakan dapat berupa
cairan maupun gas. Pompa ini tidak mempunyai bagian yang bergerak dan
konstruksinya sangat sederhana. Keefektifan dan efisiensi pompa ini sangat
terbatas.
4.Air lift Pumps (Mammoth P u m p s ) , Prinsip kerja pompa ini hampir sama
dengan jet pump dan kapasitasnya sangat tergantung pada aksi dari campuran
antara cairan dan gas (two phase flow).
Gambar
7. Electrom agneti c P u m p s , Cara kerja pompa ini adalah tergantung dari kerja
langsung sebuah medan magnet ferromagnetic yang dialirkan, oleh karena itu
penggunaan dari pompa ini sangat terbatas khususnya pada pemompaan
cairan metal.
7
tipe, jenis, ukuran dan data teknis yang sama. Contoh yang sering di temukan
adalah Pemasangan pompa pararel dengan kapasitas paruh, dan penambahan
satu unit pompa untuk menambah kapasitas karena peningkatan kebutuhan
akan cat cair. Pemasangan pompa pararel dengan kapasitas paruh (pararel
dengan dua unit pompa menghasilkan kurva hubungan head dan kapasitas
sebagai berikut :
Dari gambar di atas maka yang perlu diperhatikan dalam menentukan unit
pompa adalah sebagai berikut :
a. Pada saat hanya satu unit pompa yang bekerja maka titik kerja pompa akan
berubah kapasitasnya akan meningkat dan headnya akan menurun
tidak
sama dengan pada saat dua unit pompa bekerja. Oleh sebab itu kita harus
menentukan pompa yang dapat di rekomendasikan dan di jamin oleh pabrik
pompa untuk bekerja pada titik -titik kerja sesuai dengan sistim kurva dan
kurva pompa.
Bahwa dengan penambahan satu unit pompa yang sejenis dan mempunyai
data teknis yang sama maka hasil operasi pararel dari dua unit pompa
tersebut tidak akan mencapai dua kali kapasitas yang di capai oleh satu unit
pompa beroperasi terutama untuk pompa yang mempunyai sistim kurva
landai. Biasanya untuk pompa yang mempunyai sistim kurva landai tidak di
rekomendasikan untuk beroperasi
pararel.
lebih karena head sama biaya lebih murah dan konstruksi lebih sederhana.
1. Kapasitas
Kapasitas pompa adalah kemampuan pompa mengalirkan
volume fluida dalam waktu tertentu dengan satuan : m 3 /jam, m 3 /detik,
liter/detik, USGPM (Gallon/menit, 1 Gallon = 231 inc 3 ) dan sebagainya.
Kapasitas tergantung pada jenis, ukuran dan sumber penggerak pompa
itu sendiri. Kebocoran cairan/fluida pada packing perapat poros atau air
balik maupun gesekan tidak diperhitungkan sebagai kapasitas pompa,
karena itu maka sering menggunakan istilah efisiensi volumetrik.
10
mka (meter kolom air), Kedokteran mmHg, udara bebas bars atau atm,
(barometer atau atmosphir) udara tertutup kg/cm 2 atau Psi (1 kg/cm 2 ±12,5
Psi), dan standar ISO menggunakan Pascal (1 Pa = 1 N/m2).
Head yang dibutuhkan untuk memindahkan fluida sebanding dengan jarak
ketinggian dan massa jenis fluida tersebut.
2. Motor Diesel yang sering digunakan dengan putaran 580 sampai 3500 rpm.
3. Mesin Uap dengan kecepatan putar relatif rendah
4. Turbin Uap dengan kecepatan relatif tinggi sekitar 1750 sampai 8000 rpm.
Daya yang harus tersedia oleh penggerak mula harus mencukupi/lebih besar
dari daya yang di butuhkan oleh pompa. Daya yang di butuhkan oleh pompa
sebagai berikut :
12
BAB II
POMPA TORAK
9. Katup Isap berfungsi untuk mengatur pemasukan dan penutupan fluida pada
saat piston langkah isap.
10. Katup buang berfungsi untuk mencegah kembalinya fluida dari ruang outlet
ke dalam ruang selinder pada saat piston langkah tekan.
13
14
bagian kiri piston masuk ke ruang outlet dan keluar melalui pipa penyalur.
- Katup isap kiri tertutup rapat, tekanan ruang selinder kanan menurun se-
hingga terjadi isapan membuat katup isap terbuka dan fluida masuk ke-
ruang selinder bagian kanan piston.
Piston bergerak maju/ kekanan,
- Katup tekan kiri tertutup rapat, tekanan ruang kanan meningkat membuat
katup tekan kanan terbuka sehingga fluida mengalir ke ruang outlet dan
keluar pompa melalui pipa penyalur.
- Katup isap kanan tertutup rapat, tekanan ruang selinder kiri menurun se-
hingga terjadi isapan membuat katup isap kiri terbuka dan fluida masuk ke-
ruang selinder bagian kiri piston, dan selanjutnya kembali piston bergerak
mundur – maju secara berkelanjutan.
Pompa tipe ini mempunyai tekanan kerja tinggi sesuai dengan tenaga
penggeraknya. Kerja piston hanya pada satu sisi sehingga disebut
kerja
Sesuai konstruksinya, kecepatan gerak piston setiap saat berubah mulai dari
nol – cepat – nol dan seterusnya sehingga aliran fluida keluar pompa tidak
merata. Dalam satu cicles operasi terjadi satu kali langkah isap dan satu kali
langkah tekan sehingga volume fluida yang dialirkan pompa dapat dihitung
dengan rumus :
Volume V = π
4
D 2 xS (m3)
Bila pompa digerakkan oleh mesin penggerak mula yang mempunyai jumlah
putaran “n” maka kapasitas fluida yang dihasilkan adalah :
Kapasitas Q = π
4
D 2 xSxn (m3/menit) atau
(m3/detik)
Karena adanya kebocoran, gesekan, sudut mati dan kavitasi maka timbul
kerugian volume, jadi kapasitas sesungguhnya disebut kapasitas efektif adalah:
(m3/detik)
Tipe pompa ini juga termasuk pompa yang mempunya tekanan kerja tinggi
sesuai dengan mesin penggeraknya. Dalam operasinya, setiap langkah piston
melakukan pengisapan dan penekanan fluida. Pada langkah mundur, sisi
bagian kiri piston menekan fluida ke outlet dan sisi bagian kanan mengisap
fluida dari inlet dan begitu pula sebaliknya pada langkah piston maju. Karena
kedua sisi piston bekerja secara bersama maka disebut pompa kerja ganda
yang menghasilkan aliran fluida merata dengan kapasitas yang lebih besar.
Dalam satu cicles operasi, volume fluida yang dialirkan ke outlet adalah :
Bila pompa digerakkan oleh mesin yang mempunyai putaran “n”, maka
kapasitas pompa adalah :
Q = 4 (2D 2 π
− d 2) (m 3/menit) atau
xSxn
(m3/det) dan (m3/detik)
17
3. Pompa Diferensial
Pompa diferensial ini merupakan gabungan antara pompa kerja tunggal dan
kerja ganda dimana aliran fluida lebih stabil tapi kapasitasnya sama dengan
pompa kerja tunggal. Pada saat operasi, ruang kanan dan kiri piston penuh
berisi fluida. Prinsip kerja dari pompa ini dapat diuraikan sebagai berikut :
(m3)
b. Volume keluar Pompa Vtkr = Vt – Vkn = 4π .d 2 xS
18
Dalam satu cicles gerak piston, volume fluida yang keluar pompa adalah :
Kapasitas langkah maju berbeda dengan kapasitas langkah mundur, ini akan
menyebabkan terjadi getaran pada gerak rotor secara keseluruhan yang dapat
menurunkan usia pemakaian pompa. Untuk mencegah hal ini maka diusahakan
kapasitas maju dan mundur harus sama dengan jalan menghitung
perbandingan diameter piston dan batangnya sebagai berikut :
Vtkn = Vtkr →
π
.D 2 xS −
π
.d 2 xS π
.d 2 xS
4
=
4 4
2
π
. D xS = π
.d 2 xS +
π
.d 2 xS
4 4 4
D 2 = 2.d 2
Sebuah pompa mempunyai ukuran diameter plunger 140 mm, diameter batang
plunger 80 mm dan langkah 200 mm berosilasi dua kali setiap detik. Randemen
volumetrik 90 %. Tentukanlah kapasitas efektif (m3/menit) bila menggunakan :
. Pompa Torak Kerja Tunggal
. Pompa Torak Kerja Ganda
. Pompa Torak Diferensia langkah maju dan langkah mundur
Penyelesaian
a. Kapasitas Pompa Kerja Tunggal (Qkt)
2
Qmundur = π .d .S .n = 3,14.0,8 2 2.120
= 2,009 ltr/det = 7,235 m3 /jam
240 240
( N/m 2 )
Head isap pada pompa torak mengikuti teori Boyle-Gay Lussac dan
Toricelli. Teori Boyle-Gay Lussac berhubungan dengan
penampang dan
Po.Vo Ps.Vs
langkah gerak plunger yaitu :
To
= Ts
sedangkan menurut Toricelli
terkait dengan letak pemasangan pompa dan tekanan udara sekitarnya yang
hl adalah jumlah kerugian tinggi tekan akibat adanya belokan, orifice, gesekan
turbulen, katup maupun tekanan penguapan karena perubahan tempratur.
21
Pemasangan pompa pada posisi III lebih dari 10 meter dari permukaan air,
maka Hi3 berharga minus artinya menurut Toricelli air tidak dapat naik sehingga
pompa tidak dapat mengisap atau tidak berfungsi sebagaimana mestinya.
Kerugian tekanan akibat penguapan dapat dilihat pada Tabel 2.1
Contoh lain dalam pemasangan pompa boiler, suhu air dari ekonomiser 60 o C
dan hambatan-hambatan lain 2,5 mka, tentukan ketinggian (Hz) pompa dari
permukaan sumber fluidanya ?
Kerugian tekanan penguapan pada suhu 60 o
C = 2,03 mka, Jadi tinggi
pemasangan pompa maksimal Hz = 10,333 – 2,5 – 2,03 = 5,803 meter dari
Tinggi angkat adalah merupakan jumlah tinggi isap dan tinggi tekan.
Misalkan air dalam sumur kedalaman 6 meter dipindahkan ke reservoir ke atas
gedung tingkat lima (15 meter) dari tanah maka tinggi angkat H = Hi + Ht
sebesar 21 meter. Tinggi angkat yang dilakukan pompa harus lebih besar dari
tinggi angkat di atas karena harus melawan kerugian gesekan, belokan, orifice
dan sebagainya. Untuk mengetahui besarnya tinggi angkat pompa maka
dipasang manometer vakum pada langkah isap dan manometer tekan pada
langkah tekan.
kerugian tinggi isap karena katup, gesekan dan lain-lain adalah hli = 0,84 mka.
122
Manometer tekan menunjukkan 122 CmHg, H = x10 mka =16,05 mka,
tman
76
Berarti kerugian tinggi tekan karena hambatan dan sebagainya hlt = 1,05 mka.
Perbandingan anatara tinggi angkat dan tinggi angkat manometer disebut
Randemen/efisiensi hidrolis yang besarnya adalah :
dimana, η (%)
h : Randemen / Efisiensi
(m)
hidraulis H = Hi + Ht
(m)
tinggi angkat total (m)
Hi
Hman= :Hmi
Tinggi isap +(tinggi
+ Hmt dari air
Hl tinggi ke sumbu
angkat pompa)
total pompa (m)
Ht
Hmi : :Tinggi
Tinggimanometer
tekan (dari isap
sumbu pompa
(tinggi isapkepompa) (m)
reservoir)
Hmt : Tinggi manometer tekan (tinggi tekan pompa) (m)
Karena adanya faktor gesekan antara komponen pompa maka tenaga yang
dibutuhkan untuk menggerakkan pompa disebut tenaga penggerak yang
besarnya adalah :
Tenaga Penggerak Pompa ( watt )
1. Pompa torak Kerja ganda digunakan untuk mengisap air dari kedalaman 6
meter dan menekannya setinggi 42 meter dimana kerugian tinggi angkat
diperkirakan 5 mka. Diameter dan Langkah gerak plunger masing-
masing 6 dan 10 inci, diameter batang plunger 3 inci. Mesin penggerak
pompa berputar pada 100 rpm. Randemen volumetrik dan mekanik masing-
masing 95 dan 85 %. Hitunglah Kapasitas dan tenaga efektip pompa
tersebut ! Penyelesaian :
D = 6 inci = 1,5 dm S = 10 inci = 2,5 dm d = 3 inci = 0,75 dm
=
240
N 2870 ,0
Tenaga Penggerak Pompa Np = η m = 0,85
= 3376,5 watt
Penyelesaian :
Q = 270 liter/menit = 4,5 dm3 /det n = 90 rpm H + Hl = 50 mka
2
Kapasitas Pompa = π .D .2
D.n
240
240 xQ 240 x 4,5
Diameter Piston = 1,241 dm = 125 mm
D= 3 2.π .n = 3 2.3,14.90
π .( D 2 − d
Kapasitas Isap Qi = 3,14.(1,252 −0,8752 ).2,5.90
= 2,35 liter/det
2
).S .n 240
=
240
3,14.0,875 2 .2,5.90
2
= = 2,25 liter/det
Kapasitas Tekan Qt = π .d 240
S.
n
c. Tenaga Penggerak Pompa240
Q . ρ .g .( H + Hl
Tenaga Penggerak Pompa Np = ) η v .η m
b. Pompa Kerja Ganda dimana d = (0,4 – 0,7) D, Bila diambil d = 0,5D maka
harga diameter piston dapat ditentukan :
F F
σ t = A ≤ σ tizin A ≥
σ tizin
F =PxDxL A =2xtxL
P.D.L P.D
2xtxL ≥ σ
........ t ≥ 2.σ ... untuk mencegah ketidak rata-an,
tizin
tizin
korosi dan faktor penyusutan maka harga tersebut ditambah 0,5 cm.
Keterangan :
(Kg/cm2 )
σ tizin : Tegangan tarik izin bahan selinder
(Kg/cm2 )
σ tizin Besi tuang 150 – 250
(Kg/cm 2 )
σ tizin Baja tuang 350 – 550
(4 N ) t
Gaya ini menimbulkan tegangan tekan pada batang piston yang besarnya :
F π
Tegangan tekan σ ≤σ a= 2 dengan mensub-
=
d a tiz 4 d
in
stitusikan ke dua persamaan tersebut maka diperoleh ukuran diameter
:
Untuk menjaga supaya batang piston tidak bengkok / buckling, maka gaya
dorong yang terjadi harus lebih kecil dari gaya buckling yang besarnya
π 2 .E .I
menurut Euler adalah : Fb = 2
≥F
v .L
Keterangan :
L : panjang batang piston ( cm )
E : modulus elastis bahan Besi-Baja Tuang (20 – (Kg/cm2 )
22).10 5 F : gaya dorong piston ( Kgf )
v : vaktor keamanan untuk gaya bolak-balik (4 – 8 )
y= I
untuk benda bulat I= π
.d 4 dan A = π
.d 2
A 64 4
d
Jadi, jari-jari girasi y = 4
Contoh
Pompa Diferensial mempunyai randemen hidraulis 85 %, volumetrik 95 % dan
mekanik 90 % digunakan untuk memindahkan air 19 liter/det dari reservoir ke
gedung lantai 12 yang tingginya 42,5 m. Langkah piston dua kali diameternya
dan panjang batang piston 750 mm. Putaran mesin uap sebagai penggerak
pompa 90 rpm. Bahan komponen pompa dari baja tuang. Hitunglah :
a. Diameter dalam selinder ( mm )
b. Tebal selinder ( mm )
Penyelesaian
240.Q 240.19
D = 3 2.π .n.η v
=
2.3,14.90.0,95
= 2,04 dm = 204 mm
3
Diameter torak = diameter dalam selinder D = 204 mm
ρ . g . ηH = 1000 x 10 x 42,5/0,85
P = ρ.g.H = h
Menurut Bach
350+0,4.5
R 2 = 10,2 = 10,33 cm
350−1,3.5
T = 10,33 – 10,2
= 0,13 cm = 1,3
mm
Dari ke dua perhitungan di atas lebih aman menggunakan t = 7 mm
4.1633,43
d ≥ 3,14.350
≥ 2,44 Cm
2
π .( D − d 3,14.(2,042 −1,452 ).4,08.90
Kapasitas Isap b Qi = = = 9,9 lit/det
2
).S .n 240
2 240
π .d S .n 3,14.1,452.4,08.90
Kapasitas Tekan Qt = = = 10,1 liter/det
240 240
N = Q x ρ x g x Ht watt
N = 20 x 1 x 10 x 50 = 10000 watt
BAB III
POMPA SENTRIFUGAL
31
32
3. Impeler Nut ( Mur Sudu) berfungsi untuk mengikat impeler pada ujung poros
4. Key (Pasak) berfungsi untuk mengunci impeler pada poros
5. Radial bearing berfungsi untuk menahan gaya radial yang timbul akibat
adanya berat rotor dan memperkecil gaya gesekan sehingga memperlancar
gerak putar rotor itu sendiri
6. Thrust bearing berfungsi untuk menahan gaya aksial yang ditimbulkan oleh
penguraian gaya sentrifugal pada kelengkungan konstruksi impeler dan juga
memkecil gaya gesek pada poros
dinamis
2. Inlet / Suction berfungsi sebagai saluran masuk/isap fluida ke dalam
pompa
3. Outlet / Discharge berfungsi sebagai saluran keluar/tekan fluida
10. Botton Feet (Landasan Kaki) merupakan dudukan rumah pompa berfungsi
sebagai tempat pemasangan pompa pada fondasinya
33
11. Seal Flushing Pipe adalah pipa penghubung antara outlet dan ruang operasi
yang berfungsi untuk pelepas tekanan fluida yang berlebihan antara kedua
ruang tersebut.
12. Bearing Bracket adalah rumah tempat pemasangan bearing aksial / radial
13. Bearing Cover adalah tutup bearing yang berfungsi untuk menahan dan
menutup bearing supaya bearing tetap pada posisi dan bebas dari debu
18. Mechanic Seal berfungsi untuk mencegah kebocoran fluida melalui poros
otomatis akan terjadi isapan fluida melalui saluran inlet. Peristiwa ini
akan terus berlangsung selama motor penggerak pompa dihidupkan
sehingga terjadi
aliran paksa terhadap fluida mulai dari reservoir sampai keluar
pompa.
Poros dan Impeller pada pompa sentrifugal didukung dengan bantalan pada
kedua ujung porosnya ataupun hanya salah satu ujungnya saja. Pada
pemasangan satu bantalan menghemat satu seal tetapi akan terjadi
peningkatan dari lendutan/defleksi pada poros, sedangkan lainnya sama.
angkat fluida pada pompa sentrifugal merupakan fungsi kuadrat dari kecepatan
putar impelernya. Tinggi angkat ini berkaitan langsung dan sebanding dengan
dengan tekanan pompa yaitu :
Contoh
Pompa sentrifugal mempunyai diameter impeler 300 mm berputar pada 1200
rpm, tentukanlah tinggi angkat dan tekanan impelernya bila randemen hidraulis
80 % dan massa jenis air yang dipindahkan 1 Kg/liter ?
Penyelesaian
relatif ini merupakan resultan dari kecepatan V 1 fluida mengalir ke dalam sudu
menelusuri sisi sudu dan keluar dengan kecepatan relatif ω 2 dengan arah θ 2 .
dirumuskan 2 = ϕ 1 . ω1 .
: ωgesekan Gabungan atau resultan antara ω2 dan U2
Karena adanya antara fluida dan sisi sudu maka harga ω 2 dapat
menghasilkan kecepatan V 2 fluida keluar sudu.
Kapasitas (Q)
Kecepatan fluida masuk sudu V1 = Ai
(m/det)
Arah / sudut masuk fluida secara teoritis α1 = 90 0 tapi karena ada faktor
= 25 – 320 0
θα2 2 = 10 - 25 Pompa tanpa saluran pengarah ( 1 tingkat )
π .D 2 .n
Kecepatan keliling sudu bagian luar U2 = (m/det)
60
Kecepatan keliling sudu bagian luar mempunyai batasan sesuai dengan bahan
yang digunakan antara lain adalah sebagai berikut :
U2 = 35 meter/detik untuk Besituang
Kelabu U2 = 60 meter/detik untuk Perunggu
Tuang
U 2 = 70 untuk Logam ringan
meter/detik U 2 untuk Baja tuang
= 80 meter/detik
V 2 x = V 2 u = V 2 . Cos α
2
38
dt
T =
m
t
(R V
2 2u
− R 1V 1u )
Kerja spesifik berkaitan langsung dengan tinggi angkat pompa yang harganya
menurut Euler adalah Y= g.H
Dari persamaan Euler tersebut dapat dijelaskan bahwa tinggi angkat berlaku
untuk semua jenis fluida tanpa tergantung pada kerapatan/massa jenis. Bila
memperhitungkan massa jenis setiap fluida maka tinggi angkat ini berubah
menjadi tekanan yang besarnya dapat dirumuskan sebagai berikut :
Tekanan Pompa P=ρ.g.H (Pa) 1 bar = 10.000 Pa
Keterangan,
Y : kerja spesifik (Nm/kg) U 1 / 2 : kecepatan keliling dalam/luar sudu m/det
H : tinggi angkat ( mka ) V1/2 : kecepatan fluida masuk/keluar sudu m/det
P : tekanan pompa (Pa) ρ : massa jenis fluida
(kg/m3 ) g ; gravitasi bumi
(m/det2)
39
2. Efisiensi Volumetrik η =
Qe
x100%
v Q
N
3. Efisiensi Mekanis ηm =
Np
x100
%
4. Efisiensi Pompa η p = η h x η v x η m x100%
Harga Efisiensi hidraulis dan mekanik tergantung pada kecepatan putar spesifik
(nq) adalah kecepatan spesifik yaitu kecepatan putar yang dibutuhkan untuk
menghasilkan tinggi angkat Hq = 1 meter dengan kapasitas Q = 1 m3/det
Harga (nq) ini berpengaruh terhadap pemilihan bentuk impeler yang
digunakan apakah impeler tekanan tinggi atau rendah.
Contoh
Sebuah pompa sentrifugal mempunyai kapasitas efektif
126 m3/jam dengan putaran 1450 rpm dan Randemen Volu
metrik 95 %. Dari hasil pengukuran impelernya terdapat
data seperti gambar disamping
Penyelesaian
Qe = 126 m3/jam = 0,035 m3/det D 1 =100 mm = 0,10 m b 1 = 30 mm = 0,03 m
π .D 2 .n 3,14.0,22.1450
Kecep. Keliling sudu bagian luar U2 = = = 16,94 m/det
60 60
Qe 0,035 3
Kapasitas pompa Q = ηv = 0,95 = 0,037 m /detik
2 2 0
Kecepatan fluida keluar sudu V 2 = ω2 + U 2 − 2. ω 2 .U 2 Cos30
U 2 2 +V 22 −ω 22
Sudut fluida keluar sudu α 2 = arcCos 2.U 2 .V2
α 2 = arcC os ( 2
16,94 + 11,27 − 7,24
2.16,94.11,27
2 2
)
dapat diterima karena
0
0
Bila sudut α 2 = 18,75 = V 2 . Cos 18,75 = 11,75 x 0,9469
V2u
maka = 11,13 m/det
V2u
42
188,54
Y
Tinggi angkat H= = 10 = 18,854 meter
g
0,037
Putaran spesifik = x 1450 = 30,83 rpm
4 18,854 3
Jika nq = 30,83 rpm dan Q = 0,037 m3/det , maka dari Tabel 2.2 dan
N = 6975,98 watt
N 6975,98
Tenaga Penggerak Pompa Np = η h .ηm = 0,96.0,78
( watt )
F .π .2R.n
N = 60.1000 Kwatt, sedangkan Torsi T = F x R dari persamaan tersebut
Bahan poros dapat diambil dari Baja yang mempunyai tegangan puntir izin :
Banyak tipe sudu yang dijumpai dilapangan, tapi secara umum dapat dibagi
tiga yaitu tipe terbuka, semi terbuka dan tipe tertutup yang masing-masing
mempunyai kekurangan dan kelebihan sesuai dengan kebutuhannya.
60 . U
Diameter luar outlet D2 = 2
π .n
Vo : kecepatan aliran fluida masuk mulut/ inlet pompa yang harganya dapat
diperoleh dari Grafik Kapasitas dan Putaran pada Gambar 3.8
Harga U 2 tergantung pada bahan impeler , lihat penjelasan pada poin 2.4
45
Ukuran lubang saluran sudu (t) dibatasi oleh dinding yang tebalnya (s) :
s = (2 – 10) mm untuk Besi tuang
s = (3 - 6 ) mm untuk Logam non Ferro
Karena hal tersebut maka terjadi penyempitan yang menimbulkan
peningkatan kecepatan masuk sudu. Faktor penyempitan dapat ditentukan:
t
δ = (t − s) untuk saluran inlet δ i = 1,1 - 1,2
saluran outlet
δ o = 1,03 – 1,08
V 2m
Kecepatan fluida masuk sudu V 1 = δ i x Vo dan V2 = δ o
Fungsi sudu adalah mengarahkan aliran fluida dari arah aksial menjadi arah
radial yang tegak lurus poros. Semakin banyak sudu semakin baik arah
aliran tetapi meningkatkan faktor gesekan antara fluida dengan dinding sudu.
Jumlah sudu ini dipengaruhi oleh perbandingan diameter inlet dan outlet
maupun jumlah sudut relatif yang harganya dapat ditentukan melalui grafik
berikut ini.
46
Contoh
Rencanakanlah ukuran utama ( Diameter poros dan ukuran Impeler) pompa
sentrifugal yang dapat menghasilkan kapasitas 300 m 3 /jam dan tinggi angkat
total 120 meter pada putaran 1450 rpm , bahan sudu diambil dari besi tuang !
Penyelesaian :
a. Jumlah Tingkat / Impeler
Kapasitas fluida Q = 300 m 3 /jam = 0,083 m3 /detik
nq
= 11,5 permenit
0,083
Kecepatan Spesifik = x1450 = 19 permenit
4
603
ρ .g . H . 1000.9,81.120.0.083
Tenaga penggerak pompa = Q =
1000. η m 1000.0,77
Np = 128Kwatt
N
Momen puntir / Torsi T = 9,55.10 3 n
p
=
128
9,55.10 3 1450
T = 843Nm = 843000Nmm
Diameter poros
bertingkat ringan τ pi = 15
d ≥ 3 5,1x843000
15 = 66 m m
= 0,1994 m = 200 mm
48
60 . U
Diameter luar outlet D2 = 2
π .n
60 x33
D2 = 3,14 x1450 = 0,435 m = 435 mm
60 60
U 1 = 15,2 m/det
2 2
Kecepatan Relatif masuk sudu ω 1 = U + V
1 = 15,2 2 + 42
1
ω 1 = 15,5 m/det
Sudut masuk relatif θ 1 = arctg U V1
arctg 4
15,2 = 14,7 0 →
1
= 150
Kecepatan Relatif keluar sudu ω2 ϕ1
= ϕ 1 . ω1
= 0,95 – 0,98
ω 2 = 0,95 . 15,5 = 14,7
m/det
Sudut Relatif keluar sudu
θ2 = 25 – 320 diambil 280
0,087 x1,15
=
3,14 x 0 , 2 x 4
b1
= 0,0398 m =
40 mm
0,087 x1,05
Lebar saluran outlet = 3,14 x0,435x6,9
b2 = 0,0097 m = 10 mm
H 1s =
( U 2V2u −U1 .V1u )
=
(33x 24− 0) = 80,7meter
g
Karena dari awal sudah ditentukan pompa sentrifugal 2 tingkat atau 2
9,81
impeler maka tinggi angkat total 2 x 80,7 meter = 161,4 meter
berarti cukup memenuhi sebab > 120 meter walaupun sedikit boros.
BAB IV
KATUP POMPA
Setiap jenis pompa mempunyai tipe katup yang berbeda, bila ditinjau
dari fungsinya maka katup dapat dibagi dua yaitu :
a. Katup Isap, terbuka secara otomatis pada langkah isap yang berfungsi untuk
mengatur pemasukan fluida ke dalam pompa dan akan tertutup pada
langkah tekan guna mencegah kembalinya fluida ke posisi semula.
b. Katup tekan, terbuka secara otomatis pada langkah tekan untuk
mengatur pengeluaran fluida dari pompa ke arah outlet dan akan tertutup
pada langkah isap guna mencegah kembalinya fluida ke dalam pompa,
Bila ditinjau dari bentuk dasar geometrisnya maka katup dapat dibagi menjadi
Q1 = Q 2 → Q1 = A1 x C1 = 4π d 2 x C1
Q2 = A2 x C 2 = π .d.h.C2
52
C pm
: kecepatan piston maksimum (m/det)
Contoh
53
Penyelesaian :
n = 120 rpm D = 100 mm S = 200 mm C 2 = 1,5 m/det
= π .S .n
a. Kecepatan piston maksimum C pm 60 =
3,14.0,2.120
60 = 1,256 m/det
π 2
=
4
.0,1 x1,256 3,14.d.0,2.d.1,5
Diameter katup d =
0,01
0,942
= 0,103 m dibulatkan 105 mm
dudukan katup
Contoh
Sebuah pompa dengan putaran pompa penggerak 120 rpm. Perbandingan
Penyelesaian
n = 120 rpm S = 2,4 D C p m = C 2 = 1,5 m/det a = 2 hki
C pm =
π .S .n →
S=
60xCpm 60x1,5
= 3,14x120
π .n
60
Langkah Piston S = 0,239 meter dibulatkan 240 mm
Diameter Piston D = S : 2,4 = 240 : 2,4 =
100 mm
b. Tinggi angkat Katup
D2 xC
pm 0,12 x1,5
= 8.dt .C 2 = 8.0,156.1,5 = 0,008 m = 8 mm
hkt
Dengan prinsip yang sama seperti katup cincin tunggal maka aliran fluida pada
dtn
= dt1 + 2(n – 1).b 30≤ b ≤ 70 dan diameter tusuk terkecil
b = 2(a + s) dt1 ≤ 70 mm
din
= dtn –a – 2s a = 2,25 hk
din
= dtn –a – 2s hk ≤ 10 mm Kapasitas
kecil
dln = dtn + a + 2s hk = (10 – 15) mm Kapasitas
besar
Contoh
Sebuah pompa torak mempunyai diameter piston 200 mm dan langkahnya 360
mm berputar pada 120 rpm. Kecepatan fluida melalui celah C 2 = 1,5 m/det dan
harga a = 2,25 hk, s = 2,5 mm dan tinggi angkat katup diambil 8 mm.
Hitunglah a. Kecepatan piston maksimum
b. Diameter tusuk jika jumlah cincin 3 buah
π .S . 3,14.0,36.120
= n 60 = 60 = 2,26 m/det
C pm
b. Diameter tusuk katup π D 2 .C =
4
2.π .h . C . Σ d t
pm k
2
3,14
.0,2 2 .2,26 = 2.3,14.0,008.1,5.Σd
4 t 0,071 = 0,0754 x Σd t
Σd Σdt = d1 d2
0,071
= + +
t 0,0754 = 0,942meter = 942 mm 3
dt1 = dt1
Katup ini berbentuk bola dengan bidang sentuh yang relatif kecil, karena itu
maka biasanya digunakan untuk fluida yang viskositas/kekentalannya tinggi.
pompa, Jenis-jenis hambatan ini dapat dipelajari dari mekanika fluida yang
mana diantaranya dapat diuraikan secara singkat berikut ini.
z.V
hg
2
hg = z. hv →
= 2.g
λ .l → λ = 0,02 + 0,018
Pada saat piston bergerak kekanan, posisi engkol di titik A maka percepatan
= 0 dan pada saat berada dititik B maka percepatannya dapat dihitung
dengan diferensial sebagai berikut :
→ α = ω.t
Jarak tempuh X = R Cos α maka
Kecepatan V = dx/dt = - R. ω . Sin ω.t
maksimum, jadi
Percepatan a = dv/dt = - R. ω . Cos ω.t
2 → Cos ω.t = 1
Percepatan fluida dalam selinder maksimum
amaks = R . ω 2
→ a = a imak → ha = hi . Ai . ρ .aimaks
m = h i. A.i ρ A i . ρ .g
hi
Jadi kerugian hambatan karena percepatan ha =
g
.aimaks
Keterangan
61
4.Q 4.30
a. Kecepatan pada saluran isap V 1 =
Penyelesaian =
π .d 2
3,14.0,122.3600 = 0,74
m/det
2 0,74 2
b. Kerugian hambatan karena kecepatan h = V1
= = 0,028 mka
v 2. g 2.9,81
= 24,35
a 1maks
m/det2
hi 0,8
c. Kerugian karena percepatan ha =
g
.aimaks =
9,81
.24,35
ha = 1,99 mka
Pb . Ak = P a . Ak + Wk + W p + Fp + A
Ai
.R.ω 2
m.
3. Tentukan perbandingan tinggi angkat katup cincin tunggal dan ganda bila
ukuran a, b dan dt1 sama !
4. Jelaskan faktor-faktor hambatan pada pompa !
5. Diameter dan Langkah torak masing-masing 120 mm dan 280 mm
berputar pada 120rpm menggunakan katup cakra datar. Kecepatan
fluida pada celah katup 1,5 m/det. Tentukanlah diameter dan tinggi
angkat katup!
6. Sebuah pompa berputar pada 160 rpm menggunakan katup cincin
tunggal. Perbandingan langkah dengan diameter piston S = 2,2 D.
Kecepatan piston maksimum sama dengan kecepatan fluida melalui
celah katup yaitu sebesar 1,5 m/det.
Hitunglah a. Diameter dan langkah piston !
b. Diameter tusuk bila tinggi angkat katup 7,8 mm !
c. Diameter luar dan dalam katup cincin bila s = 2,5 mm
7. Pompa plunyer digunakan untuk menaikkan air 30 m3/det. Diameter
dan panjang pipa isap masing-masing 120 mm dan 30 meter. Koefisien
d/R =
gesek λ = 0,025 dan hambatan saringan z s = 2. 1,2
Hitunglah : a. Kecepatan aliran fluida (m/det)
(mka)
b. Kerugian tekanan karena
kecepatan (mka)
BAB V
KOMPRESOR
traps. Berbagai jenis trap yang digunakan adalah kran pengeluaran manual,
klep pengeluaran otomatis atau yang berdasarkan waktu dll.
Salah satu tipe kompresor adalah kompresor torak seperti Gambar 5.2.
Bila switch di tekan on maka motor Listrik hidup dan memutar poros engkol
yang diujungnya dilengkapi dengan eccentric bearing. Gerak putar eccentric
bearing akan diteruskan oleh conecti ng rod membuat piston diafragma
bergerak naik turun. Pada saat piston bergerak turun (langkah isap) maka
tekanan dalam ruang selinder turun menyebabkan udara masuk melalui air
filter- inlet port – inlet valve ke dalam ruang selinder. Pada saat piston bergerak
ke atas (Langkah kompressi) tekanan meningkat membuat discharge valve dan
port terbuka sehingga udara mengalir melalui discharge tube menuju dan
masuk ke dalam air storage tank.
66
Safety Valve berfungsi untuk menjaga dan melepas tekanan lebih yang terjadi
di dalam tanki. Disamping melepas tekanan lebih juga berfungsi untuk
menekan tombol menjadi off sehingga motor listrik mati. Regulator (Pressure
Adjustable) berfungsi untuk mengatur tekanan udara yang dapat dikeluarkan
dari dalam tanki. Pressure G a u g e berfungsi untuk menunjukkan tekanan udara
yang sedang dialirkan keluar melalui pipa penghubung. C o m p r e s s e d air
supply berfungsi sebagai pipa/s elang untuk menyalurkan udara bertekanan ke
tujuan sesuai kebutuhan. Fan berfungsi sebagai pendingin dengan jalan
meniup udara ke sekeliling dinding kompresor. A i r Filter berfungsi untuk
menyaring udara supaya udara yang masuk ke dalam selinder bebas dari debu
atau kotoran. Cooling Fins berfungsi sebagai sirip pendingin kepala
kompresor. Motor and B o d y Hausing berfungsi sebagai dudukan dan
pelindung komponen kompresor dan motor prnggerak.
2. Kompres or Dinamis
Kompresor udara sentrifugal merupakan kompresor dinamis, yang
tergantung pada transfer dari energi putar impeller ke udara. Rotor
melakukan pekerjaan ini dengan mengubah energi kinetik menjadi tekanan
udara. Kompresor udara sentrifugal adalah kompresor yang dirancang bebas
minyak pelumas. Gir yang dilumasi minyak pelumas terpisah dari udara
dengan pemisah yang menggunakan sil pada poros dan ventilasi atmosferis.
Kompresor ini mempunyai karakteristik berbeda dengan mesin
reciprocati ng. Mesin sentrifugal lebih sesuai diterapkan untuk kapasitas
besar diatas 12,000 cfm.
71
Beberapa kriteria seleksi untuk berbagai jenis kompresor terlihat pada tabel
dibawah ini.
pipa saluran. Pastikan bahwa jalur water trap ditutup rapat sekali lagi untuk
memulai pengujian.
- Mulai nyalakan kompresor dan aktifkan stopwatch.
- Catat waktu yang digunakan untuk mencapai tekanan operasi normal P2
m 3 /menit
Efisiensi Volumetrik
)( )
n−1
P .Q .(
P2 10.000
N = n n
− 3600.75
dimana
th 1 a n 1
−
1P 1
( Hp )
( Kw )
b. Tenaga Indikator yang didapat dari hasil pengukuran terhadap proses kerja
kompresor untuk menghasilkan Q a dari tekanan P 1 menjadi P 2 dalam
selang waktu tertentu ( Ni). Untuk keperluan ini maka diperlukan Lembaran
kerja yang berisikan data-data kompresor seperti pada Tabel 3.
a. Efisiensi Volumetrik
N th
b. Efisiensi Thermal η th = Ni
x100%
Ni
c. Efisiensi Mekanik η m =
Np
x100%
Untuk kapasitas yang sama, sebuah kompresor memakai lebih banyak daya
pada tekanan yang lebih tinggi. Kompresor tidak boleh beroperasi diatas
tekanan operasi optimumnya sebab bukan hanya akan memboroskan energi,
tetapi juga akan mengakibatkan pemakaian yang berlebihan dan
membahayakan keamanan kerja. Penurunan tekanan pengiriman akan
menghemat daya. Jika satu titik pengguna atau kelompok kecil pengguna
memerlukan tekanan yang lebih besar daripada plant lainnya, perlu
dipertimbangkan untuk mengoperasikan sistim tersendiri atau menambahkan
paket peng uat/bo o s ter pada titik pengguna, sehingga dapat menjaga sistim
yang lebih besar beroperasi pada tekanan yang lebih rendah. Pengoperasian
sebuah kompresor pada tekanan 120 P S I G dibandingkan 100 P S I G
misalnya, memerlukan energi 10 persen lebih besar dan juga meningkatkan
79
Kebocoran dapat berasal dari berbagai bagian dari sistim, tetapi area
permasalahan yang paling umum adalah:
a Kopling, pipa, tabung, dan sambungan
b Pengatur tekanan
c Traps kondensat terbuka dan kran untuk mematikan
d Sambungan pipa, pemutus, dan sil karet.
Laju kebocoran yang diidentifikasikan dalam feet kubik per menit (cfm) juga
berbanding lurus terhadap kuadrat diameter orifice yang mana nilainya dapat
dilihat pada tabel berikut ini.
Persentasi Kebocoran
82
Contoh
Dalam uji kebocoran suatu kompresor, teramati hasil-hasil sebagai berikut
2. Meminimalkan Kebocoran
DAFTAR PUSTAKA
4. Karassik, Igor J.; Messina, Joseph P.; Cooper, Paul; Heald, Charles C.
Pump Handbook (3rd ed.). New York: McGraw-Hill. (2001).
ISBN 9781591243618.
5. ksbforblog.blogspot.com/2009/04/pemilihan-pompa-sentrifugal.html
9Agustus 2010
6. McKane, A. and Medaris, B. The Compressed Air Challenge –
Making a
difference for US industry. 2003.
http://eetd.lbl.gov/ea/indpart/publications/lbnl_52771.pdf
7. UNEP (Year 2006), Peralatan Energi Thermis: Kompresor dan Sistim Udara
Tekan. Pedoman Efisiensi Energi untuk Industri di Asia
www.energyefficiencyasia.org @ UNEP
86